4 0 2 MB
PENATAAN DAN PENGADMINISTRASIAN ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM FISIKA SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN KAB.KUANTAN SINGINGI-RIAU
A. Penataan Alat Laboratorium Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan erat dengan keteraturan
maupun
dalam penyimpanan (storing)
kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance). Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur, indah dipandang (estetis), mudah dan aman dalam pengambilan dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan lain,
terpelihara identitas dan presisi alat, serta
terkontrol jumlahnya dari kehilangan. Untuk memahami tentang penataan peralatan laboratorium dengan baik diharapkan anda terlebih dahulu mempelajari bagian Pengenalan dan Penggunaan Alat laboratorium. Dalam bagian ini hanya diperkenalkan beberapa contoh alat secara terbatas untuk kepentingan pembahasan tentang penataannya. Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum lab maupun peralatan.
Beberapa
contoh
penataan
fasilitas
umum
lab
sudah
dikemukakan sebelumnya, pada bagian ini pembahasan akan difokuskan pada penataan alat. Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah : 1. Fungsi alat, apakah
sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai
penyimpan bahan kimia saja
Juhernaidi,S.Pd
1
2. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian 3. Keperangkatan 4. Nilai/ harga alat 5. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya 6. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan 7. Bahan dasar penyusun alat, dan 8. Bentuk dan ukuran alat 9. Bobot / berat alat Pada praktisnya untuk melakukan penataan / penyimpanan alat tidak dapat digunakan secara mutlak menurut fungsinya saja atau menurut kecanggihan dan sifatnya saja. Cara terbaik disarankan mengkombinasikan di antara aspek-aspek tersebut. Ketidak mutlakan dalam menerapkan aspek di atas dalam menentukan penataan alat sangat nampak sekali dalam mata pelajaran sains lainnya seperti fisika dan biologi. Dalam lab fisika penataan alat seringkali dikelompokkan atas dasar jenis percobaan seperti alat-alat untuk percobaan listrik, magnet, optik, panas, cahaya dst. Demikian untuk alat-alat biologi dikelompokkan secara khas pula seperti penataan untuk alat-alat genetika, ekologi, fisiologi juga ada model, awetan, gambar dst. Kembali pada sembilan aspek di atas, suatu alat ada yang memiliki satu fungsi dan yang multi fungsi. Misalnya buret hanya dapat digunakan untuk mengukur volume zat cair saja, sedangkan pH meter dapat digunakan untuk mengukur pH dan juga mV, demikian juga multimeter (AVO-meter) dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (mA, A), tegangan listrik (mV, V), dan tahan listrik (ohm). Tentu kalau penyimpanan alat mengacu atas dasar fungsi alat, maka akan diperoleh jumlah kelompok alat yang relatif banyak sesuai konsep-konsep kimia yang harus dipelajari. Oleh karena itu pengelompokkan berdasarkan fungsi alat cukup kita bagi menjadi alat yang berfungsi sebagai alat ukur dan alat bukan alat ukur. Tentunya penyimpanan alat ukur harus ditempatkan pada wadah/tempat khusus yang dapat menjaga keamanan komponen alat yang memberi informasi kuantitas dan ketelitian pengukuran.
Juhernaidi,S.Pd
2
C. Pengadministrasian Fasilitas dan Aktifitas Laboratorium Pengadministrasian laboratorium
dimaksudkan adalah suatu proses
pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktifitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis. Sistem pengadministrasian yang baik merupakan
kunci
dalam
meningkatkan
kelancaran
berbagai
aspek
pengelolaan laboratorium. Misalnya dalam merencanakan pengadaan alat dan bahan, mengendalikan efisiensi penggunaan budget, memperlancar pelaksanaan praktikum, penyusunan laporan yang objektif, maupun dalam mengawasi dan melindungi kekayaan laboratorium. Mengingat laboratorium merupakan
investasi
sektor
pendidikan
yang
relatif
mahal,
sudah
sewajarnya sistem pengadministrasiannya harus dikelola dengan penuh tanggung jawab. Laboratorium sains di persekolahan, tentu akan memiliki kelengkapan yang berbeda apabila dibandingkan dengan
laboratorium di industri ataupun
lembaga penelitian. Perbedaan tersebut sangat rasional karena ketiga lembaga tersebut mempunyai misi yang berbeda. Namun apabila ditinjau dari sudut pengadministrasian ketiganya memiliki
komponen yang mirip
yaitu adanya : 1. Bangunan/Ruangan laboratorium 2. Fasilitas umum laboratorium 3. Peralatan dan bahan 4. Ketenagaan laboratorium 5. Kegiatan laboratorium
Tugas pengadministrasian adalah merekam/menginventarisir komponenkomponen laboratorium tersebut. Adapun alat/instrumen yang digunakan untuk merekam komponen laboratorium tersebut dalam Buku ini dinamakan format administrasi laboratorium. Format administrasi yang diperlukan diantaranya terdiri dari :
Juhernaidi,S.Pd
3
Format A : Data ruangan laboratorium Format B1 : Kartu barang Format B2 : Daftar barang Format B3 : Daftar penerimaan / pengeluaran barang Format B4 : Daftar usulan/ permintaan barang Format C1 : Kartu alat Format C2 : Daftar alat Format C3 : Daftar penerimaan / pengeluaran alat Format C4 : Daftar usulan / permintaan alat Format C5 : Daftar usulan / permintaan alat dari mata praktikum Format C6: Daftar usulan / permintaan alat dari tiap laboratorium Format D5 : Daftar usulan / permintaan Alat dari mata praktikum Format D6 : Daftar usulan / permintaan alat dari tiap laboratorium Format E : Data ketenagaan Format F : Agenda kegiatan lab
Dalam pembahasan pengadministrasian selanjutnya akan digunakan istilah barang untuk menyatakan benda yang merupakan fasilitas umum lab dan akan digunakan istilah alat untuk menyatakan bahan fisika. Pengadministrasian laboratorium seringkali dilakukan secara manual dengan
menggunakan
berbagai
format
yang
dinyatakan
di
atas.
Mengingat Jumlah barang, alat dan bahan yang ada di lab cukup banyak, maka
pengerjaan
pengadministrasian
harus
dilakukan
dengan
menggunakan program aplikasi komputer. Biasanya ada software khusus yang dapat digunakan untuk menangani sistem pengadministrasian lab, jika tidak diharapkan anda sudah terampil menggunakan aplikasi word processor under windows seperti Microsoft Excel,
Professional File, atau
Data base (Dbase).
Juhernaidi,S.Pd
4
1. Pengadministrasian Ruangan Laboratorium Ruangan-ruangan laboratorium yang hendaknya diadministrasikan di antaranya adalah :
Ruangan praktikum Ruangan persiapan Ruangan alat / gudang alat Ruangan zat / gudang zat Ruangan timbang Ruangan instrumen Ruangan staf (pengelola lab) Ruangan bengkel mekanik / logam WC., dsb.
Setiap laboratorium harus memiliki denah yang menggambarkan keadaan macam ruangan yang ada, jaringan listrik, jaringan air, dan jaringan gas. Ruangan-ruangan tersebut di atas harus tercatat namanya, ukuran, dan kapitasnya dalam Format A. Untuk keperluan pengembangan laboratorium, rambu-rambu tentang beberapa ukuran ruangan adalah sebagai berikut :
Juhernaidi,S.Pd
Ruangan praktikum Ruangan alat / gudang alat Ruangan persiapan Ruangan instrumen Ruangan staf (pengelola lab) Ruangan bengkel mekanik /logam WC., dsb.
: + 2,5 m2/orang praktikum : + 20% dari R.praktikum : + 20 % dari R. : +15% dari R.praktikum : +20% dari R.Praktikum : +20 % dari R.praktikum : +20% dari R.praktikum
5
Bentuk Format A ditunjukkan sebagai berikut : FORMAT A DATA RUANGAN LABORATORIUM NAMA SEKOLAH
: __________________
Laboratorium : _______________________ Luas (m2) dan Kapasitas Lab
Jenis Ruangan Lab
Mengetahui Kepala Sekolah,
Luas Seharusnya (m2)
Kepala Lab,
(__________________)
2.
Luas Yang ada (m2)
Rincian Usul Pengembangan
KetuaLab _________
(_______________)
(__________________)
Pengadministrasian fasilitas umum laboratorium Fasilitas umum laboratoium dimaksudkan adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan laboratorium. Barang-barang yang termasuk ke dalam kategori ini adalah : Meja tulis Lemari alat/bahan Saklar listrik Bak cuci Meja praktikum Tangki gas
Juhernaidi,S.Pd
Meja demonstrasi
Instalasi air Barometer Meja tik/komputer OHP Instalasi gas
6
Perlengkapan P3K Instalasi listrik Telpon/alat komunikasi lainnya Lemari asap Termometer ruangan Papan tulis Barometer ruangan Papan pengumuman Kursi/bangku Lampu
Alat penangkal kebakaran Blower Kran air/gas
Jam dinding Lemari es Perkakas bengkel Penuntun Praktikum Rak alat/zat Hand book
Peralatan standar bengkel sederhana antara lain :
Gergaji kayu Gergaji besi Gergaji triplek Bor listrik (tangan) Bor engkol (tangan) Mata bor kayu Mata bor logam Obeng biasa (set) Obeng kembang (set) Palu besi (set) Palu karet/plastik Kikir besi (set) Kikir kayu (set) Tang biasa Tang mulut panjang Kakatua/gegep
Pisau/cutter Golok Kapak Kunci Inggris Kunci ring (set) Kunci pas (set) kunci L (set) Gunting seng Gunting kain/kertas Gunting kain/kertas Ketam Ampelas listrik Mistar panjang besi Mistar siku-siku besi Mistar segitiga besi Potlot kerja kayu
Untuk mengadministrasikan fasilitas umum laboratorium tersebut digunakan 4 macam format yaitu Format B1, B2, B3 dan B4. Format B1 disebut kartu barang. Kartu ini digunakan oleh petugas di setiap laboratorium. Jika suatu sekolah memiliki beberapa jenis lab, maka untuk barang sejenis nomor kartu di setiap lab harus sama, juga kartu ini hanya digunakan untuk satu macam barang. Pada bagian atas kartu barang tertera abjad dari A sampai Z untuk memberi label nama awal dari suaru barang. Misalnya Barometer, dan Blower. Kedua barang tersebut diawali dengan huruf B, maka
Juhernaidi,S.Pd
7
huruf-huruf lainnya dari C s.d. Z harus dihilangkan dengan cara mengguntingnya. Karena secara alfabetis urutan kata Barometer (Ba) lebih dahulu dari kata Blower (Bl), maka nomor kartu untuk Barometer harus lebih rendah dari nomor kartu untuk Blower, misalnya Barometer nomor B1 dan Blower nomor B2. Informasi lain yang harus diisi pada kartu barang adalah nama barang, golongan, nomor induk barang, lokasi penyimpanan, spesifikasi (merk, ukuran, pabrik, kode barang), mutasi barang, dan riwayat barang. Nama barang diisi dengan nama yang lazim digunakan misalnya barometer. Golongan barang dimaksudkan apakah barang tersebut termasuk perkakas, barang optik, barang elektronik, perabot, dsb. Kode barang disesuaikan dengan kode yang diberikan oleh pabrik atau buku katalog. Nomor induk adalah nomor pada buku induk/daftar barang. Lokasi penyimpanan diisi dengan R_ / L_ / Rk_ / Tk_ . R, L, Rk dan Tk menyatakan Ruangan, Lantai, Rak, dan Tingkat. Tanggal diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun saat penerimaan barang atau pengeluaran barang.
Di bagian sebelahnya, kartu
barang tersebut memuat informasi tentang riwayat barang yang memberi
keterangan
tentang
pelaksanaan
pemeliharaan
atau
perbaikan dari barang tersebut dengan format sbb.
No.
Tgl
Juhernaidi,S.Pd
Tgl Pemeliharaan/ Perbaikan
Dikerjakan Oleh
Biaya
Sumber Dana
No & Tanggal SPK / Kontrak
Berita Acara
Pemeriksa / Penanggungjawab Nama
Tgl
Ket.
Keadaan
8
Format B2 disebut daftar barang atau buku induk. Daftar barang merupakan rekapitulasi dari format B1 (Kartu barang). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian dan mendistribusikan daftar barang adalah sebagai berikut : Nomor urut, Nomor induk, kode barang, spesifikasi, dan jumlah barang yang diisikan dalam Format B2 (daftar barang) disalin kembali dari format B1 (kartu barang). Jangan sekali-kali menghilangkan nama barang pada Format B2 sekalipun jumlah persediaan yang tercantum dalam Format B1 tidak ada. Karena akan menyulitkan pelacakan barang tersebut di masa mendatang. Buatlah daftar barang beberapa rangkap untuk laporan periodik
(awal
semester/tahun)
kepada
Ketua
Lab/Kepala
Lab/Pimpinan Sekolah, dan simpan 1 hingga 2 eksemplar untuk dokumen. Jika pada suatu saat anda akan merubah/memperbaiki daftar
barang
karena
memang
ada
perubahan
data,
cara
memperbaikinya adalah : Tutupi kolom jumlah pada barang dengan kertas, kemudian fotocopy 1 eks Hasil fotocopy kemudian dipakai untuk mencatat data baru
Juhernaidi,S.Pd
9
Bentuk format B1 dan Format B2 UNTUK ADMINITRASI BARANG. A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
S T U V W X Y Z
FORMAT B1 KARTU BARANG LABORATORIUM NAMA SEKOLAH
: __________________ Nomor Kartu : ________ Golongan Barang : ________ Nomor Induk : ________
Spesifikasi Nama Barang Merk Ukuran Pabrik Kode Barang
: ___________ : ___________ : ___________ : ___________ : ___________
Lokasi Penyimpanan :_____________ Tanggal
Juhernaidi,S.Pd
Masuk Baik Rusak
Keadaan Keluar Baik Rusak
Persediaan Baik Rusak
Paraf petugas
Keterangan
10
FORMAT B2 DAFTAR BARANG LABORATORIUM NAMA SEKOLAH
No. Urut
No. Induk
No. Kode
Nama Barang
Merk
: __________________
Spesifikasi Ukuran
Pabrik
Jumlah Baik Rusak
Keterangan
................., ................200.. Mengetahui Kepala Sekolah,
Kepala/Ketua Lab ____
(_________________)
PetugasLab,
(___________________) (__________________)
Format B3 disebut Daftar Penerimaan/Pengeluaran Barang. Bagi yang bekerja di sekolah barang-barang yang diterima di koordinir oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana. Pada waktu penerimaan sudah disertai daftar barang atau faktur barang. Karena itu tidak perlu lagi menggunakan Format B3 sebagai penerimaan. Langsung saja daftar tersebut didokumentasikan ke dalam file khusus dan klasifikasikan berdasarkan sumber pendanaannya. Format B3 bagi petugas hanya berfungsi sebagai daftar pengeluaran barang yang
Juhernaidi,S.Pd
11
didistribusikan
ke masing-masing
laboratorium
sesuai dengan
usulannya yang tertuang dalam Format B4. Format B3 bagi teknisi yang bekerja di lab berfungsi sebagai alat penerimaan barang atau alat pengeluaran/peminjaman yang sifatnya tentatif. Bentuk format B3 dapat dilihat seperti berikut. FORMAT B3 DAFTAR PENERIMAAN / PENGELUARAN BARANG LABORATORIUM NAMA SEKOLAH
No. Urut
No. Induk
No. Kode
Nama Barang
Merk
: __________________
Spesifikasi Ukuran
Pabrik
Jumlah Baik Rusak
Keterangan
................., ................200.. Yang menyerahkan, ( Sebagai .........................)
(_________________)
Juhernaidi,S.Pd
Penerima, (Sebagai .......................)
(__________________)
12
Format B4 disebut daftar usulan barang. Usulan barang dapat berupa perbaikan/rehabilitasi atau pengadaan baru. Mekanisme kerja pengusulan barang dilakukan oleh Ketua Lab berdasarkan kebutuhan yang diajukan oleh para Pembimbing Praktikum kepada Kepala Lab, sedangkan pengisian Format B4 ini dilakukan oleh Teknisi lab. Alur selanjutnya
Kepala
Lab
melaporkan
kepada
Wakil
Kepala
Sekolah/Kepala Sekolah. Perusahaan yang menangani pengadaan barang langsung mengirim barang tersebut ke sekolah. Sedikit berbeda
dengan
format-format
sebelumnya,
pada
format
ini
disamping tercantum jenis dan jumlah barang yang diperlukan harus juga dicantumkan kuantitas barang tiap kemasan, termasuk juga harganya. Oleh karena itu untuk memudahkan perencanaan, setiap laboratorium minimal di sekolah harus memiliki katalog barang, alat, maupun katalog zat. Dalam pengusulan, spesifikasi barang/alat/zat mempunyai fungsi yang sangat penting, karena apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan pangajuan, pemesan mempunyai dasar yang kuat untuk menolak barang tersebut. Format B4 ditunjukkan seperti di bawah ini
Juhernaidi,S.Pd
13
FORMAT B4 DAFTAR USULAN PERBAIKAN / PENGADAAN BARANG LABORATORIUM NAMA SEKOLAH
No. Urut
No. Induk
No. Kode
Nama Barang
: __________________
Spesifikasi Merk
Ukuran
Jumlah
Pabrik
..................., Mengetahui Kepala Sekolah,
(_______________)
Juhernaidi,S.Pd
Kepala Lab,
(_______________)
Harga Satuan /Kemasan (Rp)
Harga Total (Rp)
........................200..
Ketua Lab ______
(__________________)
14
3. Pengadministrasian alat laboratorium Alat laboratorium dimaksudkan adalah alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan praktikum atau penelitian kimia. Alat laboratorium dikelompokkan sesuai dengan bahasan penataan alat. Untuk praktisnya alat-alat dikelompokkan ke dalam : Alat listrik : Ampermeter Power supply Voltmeter, dll. Alat logam : Kaki tiga Penjepit/klem tiga jari Statif, dll.
Untuk mengadministrasikan peralatan lab digunakan Format C1 (Kartu Alat), C2 (Daftar Alat), C3 (Daftar Penerimaan/Pengeluaran Alat), C4 (Daftar Usulan perbaikan/pengadaan alat), C5 (Daftar usulan alat dari mata praktikum), dan C6 (Daftar usulan alat dari tiap laboratorium). Teknis pengadministrasian alat pada format C mirip dengan pengisian format B, akan tetapi pada pengisian format C dituntut kemampuan mengenal alat yang relatif banyak. Berbeda dengan sistem penataan alat yang mempertimbangkan sifat dan fungsi alat, pada teknis pengadministrasian lebih menekankan urutan (sequence) alfabetis berdasarkan nama awal (initial) alat. Kartu alat dengan Format C1 berfungsi untuk mencatat data untuk masing-masing alat. Suatu alat yang memiliki empat macam ukuran misalnya gelas kimia 100 mL, 250 mL, 500 mL, dan 1000 mL, maka kartu alat yang diperlukan adalah empat buah. Informasi yang harus
Juhernaidi,S.Pd
15
dicantumkan dalam kartu alat ini adalah nomor kartu, golongan alat, nomor induk, spesifikasi (nama alat, merk, ukuran, pabrik, kode alat), lokasi penyimpanan, tanggal masuk dan dikeluarkan, dan jumlah alat yang tersedia. Khusus untuk alat-alat canggih dan alat keperangkatan harus dibuatkan secara tersendiri karena spesifikasinya lebih banyak lagi dari apa yang tercantum dalam Format C2 ini. Kartu alat
tersebut sebaiknya dicetak pada kertas karton manila.
Dengan kertas itu akan lebih efisien karena dapat dipakai mencaat data 5-10 tahun. Keuntungan lain yaitu
kartu tersebut dapat dijadikan
sumber informasi primer, juga pengisiannya dapat dilakukan oleh setiap orang seperti tenaga teknisi atau laboran secara manual. Akan tetapi sebaiknya dizaman teknologi modern ini pembuatan kartu alat dilakukan secara komputerisasi (penyusunan database) dengan melatih tenaga teknisi atau laboran. Keuntungan melalui komputerisasi diantaranya
dapat
melakukan
penyortiran
(mengurutkan
secara
alfabetis) alat secara cepat. Jika alat sudah tersusun secara alfabetis maka kita dapat menetapkan penomoran alat dengan mudah. Sedang keuntungan
lain
kita
dapat
melayani
dengan
cepat
atas
permintaan/pengusulan alat yang seringkali bentuk formatnya sudah ditentukan. Jika di suatu lembaga/sekolah memiliki gudang pusat alat, maka mekanisme pelaksanaan inventarisasi alat sebaiknya dilakukan dari gudang pusat terlebih dahulu, kemudian inventarisasi alat yang ada di setiap laboratorium mengacu pada bentuk inventarisasi di gudang pusat. Bentuk format C1 ditunjukkan sebagai berikut.
Juhernaidi,S.Pd
16
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
S T U V W X Y Z
FORMAT C1 KARTU ALAT LABORATORIUM NAMA SEKOLAH
: __________________ Nomor Kartu : ________ Golongan Alat : ________ Nomor Induk : ________
Spesifikasi Nama Alat Merk Ukuran Pabrik Kode Alat
: ___________ : ___________ : ___________ : ___________ : ___________
Lokasi Penyimpanan :_____________ Tanggal
Juhernaidi,S.Pd
Masuk Baik Rusak
Keadaan Keluar Baik Rusak
Persediaan Baik Rusak
Paraf petugas
Keterangan
17
Daftar alat dengan Format C2 berfungsi untuk membuat rekapitulasi semua alat yang ada pada kartu alat. Informasi-informasi yang harus terliput dalam format ini adalah nomor urut, nomor induk (nomor yang sesuai pada kartu alat), nomor kode (nomor yang diambil dari katalog), nama alat, spesifikasi (merk, ukuran, pabrik) dan jumlah. Daftar alat harus ada di gudang pusat, pada pimpinan lembaga, kepala laboratorium, dan para ketua lab agar para pengambil keputusan tersebut mengetahui persis alat apa yang masih tersedia di gudang pusat, sehingga tidak terjadi disefesiensi (tidak efisien) dalam pengadaan alat baru. Bentuk format C-2 ditunjukkan sebagai berikut : FORMAT C2 DAFTAR ALAT LABORATORIUM NAMA SEKOLAH No. Urut
No. Induk
No. Kode
Nama Alat
Merk
: __________________ Spesifikasi Ukuran
Pabrik
Jumlah Baik Rusak
Keterangan
................., ................200.. Mengetahui Kepala Sekolah,
Kepala/Ketua Lab ____
(_________________)
(____________________)
Juhernaidi,S.Pd
PetugasLab, (__________________)
18
Format C3 disebut daftar Penerimaan / Pengeluaran alat. Daftar ini berfungsi untuk mencatat alat yang diterima pada saat pemesanan atau mengeluarkan alat ke masing-masing laboratorium. Di samping itu, format C3 dapat pula digunakan oleh masing-masing lab untuk mencatat alat yang dikeluarkan atau yang dikembalikan oleh peserta praktikum/pengguna lab. Informasi yang tercantum dalam format C3 ini meliputi : nomor urut, nomor induk dan nomor kode alat, nama alat, spesifikasi alat (merk, ukuran, dan pabrik), jumlah alat yang diterima / dikeluarkan, dan keterangan. Kolom keterangan dapat diisi oleh nama peminjam alat. Jika peminjam mengembalikan alat tersebut, maka data peminjaman
segera
dicoret,
diparaf
dan
dibubuhi
tanggal
pengembalian. Selanjutnya jenis dan jumlah alat (jika ada sisa) yang dikembalikan dicatat kembali pada kartu dan daftar alat. Bentuk format C3 ditunjukkan seperti di bawah ini. FORMAT C3 DAFTAR PENERIMAAN / PENGELUARAN ALAT LABORATORIUM NAMA SEKOLAH
No. Urut
No. Induk
No. Kode
Nama Alat
Merk
: __________________
Spesifikasi Ukuran
Pabrik
Jumlah Baik Rusak
Keterangan
................., ................200.. Yang menyerahkan, ( Sebagai .........................)
Penerima, (Sebagai .......................)
(_________________)
(__________________)
Juhernaidi,S.Pd
19
Format C-4 disebut Daftar usulan alat. Format ini berfungsi untuk mengusulkan alat yang dibutuhkan. Informasi-informasi yang terliput dalam format ini adalah nomor urut, nomor induk (nomor sesuai pada kartu alat), nomor kode (nomor dari katalog), nama alat, spesifikasi (merk,
ukuran,
pabrik),
jumlah
alat
yang
dibutuhkan,
harga
satuan/kemasan, dan harga total. Agar usulan dari setiap mata praktikum (percobaan) dan usulan dari setiap lab dapat dilacak kembali pada saat pendistribusian alat nantinya, maka perlu dikembangkan format baru yaitu format C5 dan C6. Pada Form C5 angka 1,2,3 ... pada kolom percobaan adalah menyatakan percobaan ke-1, ke-2, ke-3, .... dari suatu mata praktikum. Data yang harus dimasukkan pada kolom percobaan ini adalah jumlah alat yang dibutuhkan pada setiap percobaan. Pengisian kolom jumlah kebutuhan bukan merupakan jumlah dari alat yang dibutuhkan pada percobaan ke-1 s.d. ke-10, tetapi kolom ini diisi dengan jumlah alat yang paling banyak diperlukan diantara percobaan ke-1 s.d. ke-10. Misalnya pada percobaan kesatu memerlukan 5 buah beker gelas 100 ml, percobaan kedua 10 buah, ketiga 4 buah, keempat 2 buah, kelima 3 buah, keenam 5 buah, ketujuh 4 buah, kedelapan 6 buah, kesembilan 2 buah, kesepuluh 5 buah. Oleh karena percobaan kedua jumlahnya paling banyak, maka jumlah beker gelas 100 ml yang diisikan pada kolom jumlah kebutuhan adalah 10 buah. Pada Form C6 angka 1, 2, 3, ... pada kolom mata praktikum adalah menyatakan mata praktikum-mata praktikum yang akan menggunakan lab tersebut. Data yang harus dimasukkan pada kolom mata praktikum ini adalah jumlah alat yang dibutuhkan pada setiap mata praktikum. Pengisian kolom jumlah kebutuhan bukan merupakan jumlah dari alat yang dibutuhkan pada mata praktikum ke-1 s.d. ke-7, tetapi kolom ini diisi dengan jumlah alat yang paling banyak diperlukan diantara percobaan mata praktikum, karena pelaksanaan praktikum satu mata
Juhernaidi,S.Pd
20
praktikum dengan mata praktikum yang lain tidak akan dibuat jadwal yang bersamaan. Bentuk format C-4, Format C5 dan Format C6 ditunjukkan berikut ini. FORMAT C4 DAFTAR USULAN PERBAIKAN / PENGADAAN ALAT LABORATORIUM NAMA SEKOLAH
No. Urut
No. Induk
No. Kode
Nama Alat
: __________________ Spesifikasi
Merk
Ukuran
Jumlah
Pabrik
..................., Mengetahui Kepala Sekolah,
(_______________)
Juhernaidi,S.Pd
Kepala Lab,
(_______________)
Harga Satuan /Kemasan (Rp)
Harga Total (Rp)
........................200..
Ketua Lab ______
(__________________)
21
FORMAT C5 DAFTAR USULAN PERBAIKAN / PENGADAAN ALAT DARI MATA PRAKTIKUM NAMA SEKOLAH
: __________________
MATA PRAKTIKUM : _____________________________ No.
Nama Alat
Spesifikasi
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Jumlah Alat (KB)
Jumlah Alat (AD)
Jumlah Alat (KR)
KB = Kebutuhan, AD = Ada, KR = Kurang
................., ............................. 200 .. Penanggung Jawab Mata Praktikum, ( ____________________)
Juhernaidi,S.Pd
22
FORMAT C6 DAFTAR USULAN PERBAIKAN / PENGADAAN ALAT DARI TIAP LABORATORIUM NAMA SEKOLAH
: __________________
LABORATORIUM : _____________________________ No.
Nama Alat
Spesifikasi
1
2
Mata Praktikum 3 4 5 6
7
Jumlah Alat (KB)
Jumlah Alat (AD)
Jumlah Alat (KR)
KB = Kebutuhan, AD = Ada, KR = Kurang
................., ............................. 200 .. Ketua Lab,
(____________________)
Juhernaidi,S.Pd
23
4. Pengadministrasian alat di laboratorium Dalam sistem penataan alat yang telah dikemukan sebelumnya, alatalat fisika yang ada di laboratorium untuk keperluan praktikum atau penelitian dikelompokkan ke dalam : 5. Pengadministrasian Ketenagaan di laboratorium Ketenagaan yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium terdiri dari : Kepala /pengelola laboratorium Penanggungjawab praktikum Asisten penanggungjawab praktikum Teknisi (jika ada) Laboran /Juru lab Pengadministrasian ketenagaan laboratorium digunakan format E yang memuat informasi tentang jenis ketenagaan, jumlah, kualifikasi pendidikan, dan rincian tugas (job description). Bentuk format E ditunjukkan sebagai berikut : FORMAT E DAFTAR KETENAGAAN LABORATORIUM NAMA SEKOLAH : __________________
Nama Lab
Keadaan yang ada Nama
Jabatan Jml
Gol. Kepeg.
Pend.
Keadaan Seharusnya Jml.
Pend.
..................., Mengetahui Kepala Sekolah,
Juhernaidi,S.Pd
Kepala Lab,
Rincian Tugas
........................200..
Ketua Lab ______
24
(_______________)
(_______________)
(__________________)
6. Pengadministrasian kegiatan laboratorium Kinerja suatu lembaga biasanya ditentukan oleh frekuensi dan kualitas kegiatan yang dilakukannya. Kinerja lembaga yang baik tentu sangat ditentukan oleh seberapa jauh personel yang ada di dalamnya memfungsikan semaksimal mungkin prasarana dan sarana yang ada. Prestasi personel dan lembaga tersebut dapat dikenal oleh banyak orang
manakala
lembaga
tersebut
lembaganya melalui media informasi.
mempublikasikan
keadaan
Publikasi tersebut tidak lain
merupakan pertanggung jawaban (akuntabilitas) lembaga itu tehadap publik. Implikasi dari publikasi yang disajikan, tentunya menuntut adanya data yang tepat sesuai keadaan nyata. Data kegiatan nyata dapat
diungkapkan,
manakala
terekam/teradministrasi pengadministrasian
dengan
kegiatan
kegiatan baik.
lembaga
yang
Oleh
dilakukan
karena
khususnya
itu
kegiatan
laboratorium merupakan salah satu bagian penting dari pengelolaan lembaga/laboratorium. Di suatu lembaga mungkin saja hanya memiliki satu laboratorium mungkin juga lebih. Misalnya dalam sistem persekolahan mungkin terdapat lab kimia, fisika, dan biologi; pada lembaga lain untuk bidang kimia sendiri tersedia berbagai macam lab seperti lab kimia dasar, lab kimia anorganik, lab kimia analitik, lab kimia fisika, lab kimia instrumen, lab kimia oganik, lab biokimia dll. Dengan tidak memandang banyak dan sedikitnya jumlah lab yang ada disuatu lembaga, maka pengadminstrasian kegiatan lab merupakan qonditio
sin quanon
karena diperlukan untuk kepentingan, kemajuan dan keberlanjutan lembaga itu.
Juhernaidi,S.Pd
25
Untuk mengadministrasikan kegiatan laboratorium digunakan Format F yang memuat informasi tentang waktu kegiatan, mata kegiatan/ mata pelaajran praktikum, judul kegiatan/praktikum, pembimbing kegiatan/praktikum, jenis praktikan dan jumlahnya. Data ini sangat diperlukan
untuk
melihat
efisiensi
dan
efektifitas
penggunaan
laboratorium. Bentuk Format F ditunjukkan seprti berikut. FORMAT F AGENDA KEGIATAN LABORATORIUM NAMA SEKOLAH
Hari dan waktu Kegiatan
Mata kegiatan / Mata pelajaran
Judul Kegiatan
: __________________
Pengguna lab Status Jml peserta Peserta
Pembimb. prak.
Paraf Pembim..
Keterangan
..................., ........................200. Mengetahui Kepala Sekolah, (_______________)
Juhernaidi,S.Pd
Kepala Lab, (_______________)
Ketua Lab ______ (__________________)
26
Dengan memperhatikan uraian tentang cara pengadministrasian fasilitas laboratorium di atas, cara pengadaan barang dan alat yang baru atau suku cadangnya (spare part) serta alat/bahan perlu mendapat perhatian lebih lanjut. Dalam pengadaan barang, alat dan zat, ada dua asas yang harus diperhatikan yaitu azas efektifitas dan azas efisiensi. Azas efektifitas dimaksudkan bahwa dalam pengadaan barang, alat dan bahan hendaknya memperhatikan relevansi terhadap pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan di laboratorium khususnya kegiatan praktikum. Sedangkan azas efisiensi dimaksudkan adalah adanya pengaturan dan penggunaan dana dari sumber dana yang ada secara tepat. Dalam hal ini jangan sampai terjadi penumpukan barang, alat ataupun zat tertentu tetapi tidak digunakan. Oleh karena itu
pengadaan barang, alat dan bahan harus
didasarkan atas dasar “apa yang akan digunakan?” bukan “apa yang diperlukan?”. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar kita dapat membuat rencana pengadaan barang, alat dan zat yang efektif dan efisien, diantaranya adalah :
Perangkat program pengajaran (untuk sistem persekolahan)
Perangkat instrumen administrasi
Sumber dan alokasi dana yang tersedia
Perangkat litelatur barang, alat dan zat
Perangkat personel pengelola laboratorium
Mekanisme pengadaan barang, alat dan zat
Faktor perangkat program dan alokasi dana yang akan dibahas pada bagian ini. Perangkat program pengajaran yang dimaksudkan dalam Buku ini adalah struktur kurikulum, silabi, satuan pelajaran, dan petunjuk praktikum. Dari struktur kurikulum kita dapat mengetahui mata pelajaran apa saja yang melibatkan praktikum di lab. Demikian penuntun praktikum yang baik yaitu
Juhernaidi,S.Pd
27
penuntun yang diturunkan dari silabi dan satuan pelajaran dapat dijadikan pedoman untuk menginventarisir jenis alat /bahan, tingkat kecanggihan dan ketelitian alat /bahan serta jumlah alat dan bahan yang diperlukan. Oleh karena itu petunjuk praktikum yang digunakan hendaknya telah diuji coba sehingga alat dan bahan yang diperlukan jelas kriterianya. Dan hal lain yang tidak kalah pentingnya bahwa peralatan dan zat yang akan dipesan tersedia banyak pada supplier. Setelah kita mengidentifikasi jenis dan jumlah alat /bahan dari penuntun praktikum, hendaknya dalam usulan pengadaan alat atau bahan tersebut lengkap dengan spesifikasinya. Khusus untuk pengadaan alat perlu juga mempertimbangkan beberapa persyaratan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Nilai
Nilai pedagogik Daya guna Struktur Ketelitian dan reliabitas Bahan alat Ukuran alat Bentuk alat Nilai reparasi Kepraktisan bawa/simpan Keselamatan
pedagogik
dimaksudkan
yaitu
kemampuan
suatu
alat
untuk
mempermudah penanaman konsep dan merangsang daya pikir atau mengaktifkan nalar peserta didik. Daya guna alat dimaksudkan yaitu keunggulan suatu alat dengan kemampuan multifungsi untuk dapat digunakan dalam berbagai eksperimen. Struktur alat dimaksudkan adalah tingkat kerumitan rangkaian alat dan kejelasan proses kerja. Struktur alat yang baik hendaknya tidak menyita waktu lama dalam pemasangan tetapi fakta dan proses eksperimen dapat tertunjukkan dengan jelas.
Juhernaidi,S.Pd
28
Ketelitian (accuracy) dan reliabilitas (precision) alat dimaksudkan yaitu tingkat keakuratan pengukuran dan keajegan hasil pengukuran. Alat untuk penelitian umumnya diperlukan ketelitian tinggi daripada untuk alat praktikum, akan tetapi alat yang baik untuk keperluan dua hal dimaksud harus mempunyai keajegan
pengukuran yang tinggi. Artinya hasil
pengukuran terhadap objek sejenis secara berulang harus mendapatkan hasil pengukuran yang sama. Bahan alat dimaksudkan yaitu bahan dasar suatu alat dibuat, apakah dari logam, gelas, ataukah dari plastik. Alat dengan bahan dasar logam haruslah dipilih yang tahan korosi, alat dengan bahan dasar gelas haruslah dipilih yang tahan panas seperti jenis pyrex, dsb. Ukuran (size) alat dimaksudkan yaitu besar atau kecilnya dimensi alat baik volume, berat, atau panjangnya. Untuk keperluan praktikum yang jumlah pesertanya banyak hendaknya sudah diarahkan pada penggunaan alat berskala semimikro bahkan mikro, dengan cara ini kita berupaya meningkatkan efisiensi penggunaan zat kimia dan sekaligus menurunkan timbulnya polusi zat buang. Namun untuk keperluan demonstrasi hendaknya dipilih alat berukuran besar, sehingga percobaan yang dipertunjukkan dapat diamati oleh banyak orang. Bentuk alat dimaksudkan yaitu penampilan alat maupun artistiknya. Bentuk alat yang diinginkan bergantung kepada keperluan jenis eksperimen yang akan dilakukan, misalnya bentuk termometer yang akan digunakan dalam Calorimeter harus memiliki jarak antara titik nol dan cairan raksa cukup panjang, sehinnga sewaktu termometer dimasukkan ke dalam calorimeter skala nol masih terbaca. Nilai reparasi dimaksudkan yaitu fleksibilitas mudah tidaknya suatu alat untuk direparasi jika terjadi kerusakan. Alat yang baik harus mempunyai nilai
Juhernaidi,S.Pd
29
reparasi tinggi, artinya mudah direparasi. Hindarilah pembelian alat yang hanya sekali pakai. Kepraktisan bawa/simpan (portable) dimaksudkan yaitu fleksibilitas mudah tidaknya suatu alat untuk dibawa atau disimpan. Alat yang frekuensi penggunaan tinggi dan jumlah yang digunakan banyak haruslah mempunyai nilai kepraktisan bawa/simpan tinggi. Misalnya Ampermeter yang akan digunakan pada praktikum terpisah. Keselamatan (safety) dimaksudkan yaitu nilai keamanan alat bila digunakan tidak menimbulkan bahaya bagi pemakai maupun menimbulkan kerusakan bagi alat itu sendiri. Agar kriteria-kriteria di atas dapat dijadikan patokan dalam memilih suatu alat, sebaiknya setiap kriteria diberi bobot. Jumlah bobot dari seluruh kriteria itu dinamakan nilai alat. Misalnya kita akan menetapkan nilai alat Neraca dari perusahaan A dan B. Langkah pertama kita menetapkan bobot masingmasing kriteria misalnya nilai pedagogik (1,5), daya guna (1,5), struktur alat (1), ketelitian alat (1,5), bahan alat (1), ukuran alat (1), bentuk alat (0,5), nilai reparasi (1), kepraktisan bawa (0,5), dan keselamatan (0,5). Pemberian bobot
masing-masing
aspek
hendaknya
dipertimbangkan
oleh
Tim
penimbang yang kompeten tentang seluk-beluk alat yang bersangkutan. sedangkan total bobot 10 didasarkan atas kepraktisan menghitung. Misalnya nilai alat untuk Micrometer dari perusahaan A No.
Kriteria Alat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai Pedagogik Dayaguna alat Struktur alat Ketelitian alat Bahan alat Ukuran alat Bentuk alat Nilai reparasi Kepraktisan bawa Keselamatan
Juhernaidi,S.Pd
1
Rentang Nilai (x) 2 3 4 v v v v v v v v v v
Bobot (Y) 1,5 1,5 1 1,5 1 1 0,5 1 0,5 0,5 Nilai Alat
(X) x (Y) 6 6 2 3 2 3 1 3 1,5 1,5 29
30
Misalnya nilai alat untuk Micrometer dari perusahaan B No.
Kriteria Alat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai Pedagogik Dayaguna alat Struktur alat Ketelitian alat Bahan alat Ukuran alat Bentuk alat Nilai reparasi Kepraktisan bawa Keselamatan
1
Rentang Nilai (x) 2 3 4 v v V v V v V V v V
Bobot (Y) 1,5 1,5 1 1,5 1 1 0,5 1 0,5 0,5 Nilai Alat
(X) x (Y) 6 6 3 6 3 4 1,5 3 2 1,5 36
Dari sisi kualitas alat, karena nilai alat dari perusahaan B (36) dan perusahaan A (29), maka Micrometer dari perusahaan B lebih baik daripada Micrometer dari perusahaan A. Sedangkan kalau kita analisis dari sisi harga misalnya Micrometer di perusahaan A berharga Rp 250.000 sedangkan jenis Micrometer yang ada di perusahaan B adalah Rp 300.000. Jika kita menghitung harga Micrometer dengan kualitas seperti di perusahaan B berdasarkan harga dari perusahaan A, yaitu 36/29 x Rp 250.000 = Rp 310.344,827. Maka Micrometer dengan nilai alat (36) jika dibeli dari perusahaan A harganya akan mencapai Rp 310.344. Berdasarkan contoh ini, jelaslah bahwa Micrometer yang memiliki nilai alat (36) mesti dibeli dari perusahaan B. Di suatu lembaga selalu ada alokasi dana untuk pengadaan barang, alat maupun zat
tetapi kuantitasnya belum memenuhi klebutuhan yang
signifikan. Alokasi dana yang ada ini perlu dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin dengan cara
membuat rencana pengadaan alat/zat
berdasarkan skala prioritas. Hindari pengusulan yang menimbulkan penumpukan alat sejenis yang frekuensi penggunaannya rendah. Di samping itu pihak pengusul harus memberikan informasi kepada pihak yang mengatur dana bahwa jika dana yang tersedia lebih rendah dari dana yang diusulkan, maka jenis alat/zat yang diusulkan tidak boleh dipotong karena akan mengganggu rencana pelaksanaan praktikum juga mengganggu
Juhernaidi,S.Pd
31
keterlaksanaan kurikulum. Pemotongan yang lebih baik adalah mengurangi kuantitas dari masing-masing jenis alat/zat yang diusulkan, sehingga permasalahan hanya terletak pada bagaimana pembimbing praktikum menerapkan metodenya. Misalnya jika usulan semua terpenuhi maka pelaksanaan praktikum dilakukan secara individual, tetapi dengan adanya pengurangan kuantitas alat/zat pelaksanaan praktikumnya dilakukan secara berkelompok. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dalam menurunkan kuantitas usulan alat fisika. Menurunkan jumlah alat fisika haruslah sesuai dengan kemasan (packing) terkecil yang disediakan suplier.
Juhernaidi,S.Pd
32