Pencegahan Dan Penatalaksanaan Penyakit Pada Geriatri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Penyakit Mukosa Rongga Mulu



Pencegahan kanker pada rongga mulut dapat dilakukan dengan cara menghindari faktor risiko (seperti merokok dan minum alkohol). Deteksi dini dilakukan melalui pemeriksaan ekstraoral dan intraoral. Pada pasien lanjut usia yang kehilangan gigi akan meningkatkan prognosis dan mengurangi kelahiran dan kematian yang berhubungan dengan kanker dan penanganannya. Kanker rongga mulut diobati dengan cara pembedahan, kemoterapi, radioterapi. manajemen dental yang komprehensif sebelum, selama, dan setelah perawatan sangat penting untuk mencegah komplikasi. Obat topikal paliatif seperti analgesik akan membantu , dan pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi bakteri sekunder harus dipertimbangkan untuk pasien yang immunocompromised. Bagi pasien yang menderita oral vesoculobullous dan penyakit erosif, terapi tergantung pada keparahan kondisi dan dapat diberikan steroid topikal ringan sampai steroid sistemik, dengan atau tanpa agen imunosupresan. Jika digunakan dosis steroid tinggi, dokter gigi harus konsultasi dengan dokter yang merawat pasien, terutama untuk pasien yang lanjut usia yang memiliki masalah komplikasi medis seperti diabetes, jantung koroner, hipertensi, osteoporosis, atau depresi.



2. Penyakit Infeksius



Pencegahan kandidiasis dilakukan dengan memeriksa keadaan rongga mulut dengan detail dan memeriksa kebersihan gigi tiruan, penggunaan antibiotik yang tepat, immunosupresan dan menghilankan faktor penyebab lokal dan sistemik (contoh: hiperfungsi saliva, diabetes, atau immunodeficiency) dan dibutuhkan manajemen yang komprehensif dari



penyakit infeksius. Pencegahan untuk penyebaran lesi virus pada pasien geriatri dapat dilakukan dengan menghindari orang-orang yang terkena infeksi aktif dimana lesi herpes simplex dan herpes zoster dapat dihindari. Deteksi dini dapat mengurangi morbiditas pada pasien geriatrik. Pada pasien dewasa immunocompromised biasanya rentan terkena infeksi herpes sehingga memerlukan pengobatan antivirus. Pasien dengan insufisiensi ginjal harus menerima dosis antivirus (acyclovir, valacyclovir, famciclovir) dan perawatan untuk pasien geriatrik yang memiliki postherpetic neuralgia



membutuhkan



analgesik,



trycyclic,



antidepressants



dan



kadang-kadang



membutuhkan steroid. Penanganan kandidiasis oral biasanya melihat hasilnya dengan krim antijamur, obat kumur dan lozenges, tapi untuk infeksi yang persisten membutuhkan antijamur sistemik. Gigi tiruan sering menjadi sumber infeksi jamur dan membutuhkan terapi antijamur dengan merendam gigi tiruan dalam 1% sodium hypochlorite selama 10-15 menit dan menggunakan krim antijamur.



3. Kelainan Dental



Karies gigi pada lanjut usia dapat dicegah dengan perawatan oral hygiene yang rutin, seperti menyikat gigi dan penggunaan floss setelah makan. Penggunaan pasta gigi dan obat kumur yang mengandung fluoride dapat membantu dalam remineralisasi dan mencegah terbentuknya karies. Konsumsi air yang mengandung fluoride juga ditunjukkan untuk mengurangi risiko kehilangan gigi dan karies. Secara tradisional, fluoride direkomendasikan



untuk pencegahan karies koronal, namun kini terdapat bukti bahwa fluorida juga efektif dalam remineralisasi dentin. Dalam melakukan pencegahan dan pengobatan karies dini memerlukan kunjungan ke dokter gigi secara teratur dengan memberikan profilaksis dan pemeriksaan yang rutin. Karena produksi asam bakteri yang menyebabkan kerusakan gigi akibat asupan makanan sehingga penting untuk memantau frekuensi makan dan ngemil, dimana harus mengurangi makanan kaya karbohidrat dan konsumsi minuman yang mengandung gula. Teknik enamel-bonding dan dentin-bonding dapat membantu dalam restorasi gigi yang rusak akibat karies, abrasi, erosi, dan erosi. Sedangkan cosmetic dentistry juga telah membuat kemajuan dimana memiliki dampak untuk orang tua, contohnya seperti prosedur restoratif konservatif dan estetik yang memiliki potensi untuk mengembalikan tanda-tanda penuaan gigi, sehingga membuat pasien tampak lebih muda. Disfungsi kelenjar saliva merupakan faktor predisposisi karies gigi yang paling umum, sehingga deteksi dan manajemen dini penting untuk menghindari prosedur restoratif yang luas, abses dentoalveolar, dan ekstraksi gigi. Pasien yang memiliki kondisi medis yang menyebabkan hipofungsi saliva (misalnya Sjögren’s sindrom, diabetes, iradiasi kepala dan leher, penyakit Alzheimer) harus dipantau lebih lanjut jika terdapat lesi karies baru dan berulang. Selain itu untuk pasien yang mengonsumsi obat yang memiliki hubungan dengan hipofungsi saliva (misalnya, antidepresan, antihipertensi, anti-psikotik) harus di recall lebih sering ke dokter gigi. Pasien yang lebih tua dengan hipofungsi saliva membutuhkan perawatan oral hygiene yang ketat dengan penambahan dengan pemberian gel fluoride dan obat kumur.



Pencegahan karies pada pasien lansia yang berada di lembaga untuk perawatan lansia dalam jangka waktu yang panjang membutuhkan bantuan dari pengasuh setiap hari, tergantung pada tingkat ketergantungan individu. Karena gangguan ketangkasan manual dan cacat motorik lain sehingga sikat gigi elektrik dapat membantu pasien dalam menjaga oral hygiene – nya . Gel fluoride (1,0 atau 1,1% sodium fluoride atau 0,4% fluoride stannous) dan obat kumur serta obat kumur chlorhexidine 0,12% sangat direkomendasikan untuk pasien lansia. Jadwalkan dental recallyang lebih sering yang diindikasikan untuk mencegah kerusakan gigi.



4. Penyakit Periodontal



Perawatan dan pencegahan periodontal hampir sama untuk semua kelompok usia tapi mungkin memerlukan waktu lebiuh, peralatan dan recall visit yang tergantung pada keadaan fungsional dan mental setiap individu. Kesehatan periodontal dapat dijaga dengan menyikat gigi dan flossing setelah makan dan dengan jadwal kunjungan rutin untuk pemeriksaan dan pembersihan. Dalam kasus pasien geriatrik yang mempunyai masalah medis, fisik atau kebiasaan, pasien harus didampingi untuk menjaga kesehatan mulut setiap hari. Dokter gigi harus menginstruksikan mengenai teknik pembersihan gigi dan protesa. Sikat gigi elektrik, floss holders, pulsed-jet water irrigators dan 0,12% obat kumur chlorexidine antimikroba juga akan sangat membantu. Pasien dengan deformitas artritis mungkin membutuhkan modifikasi pada pegangan/batang sikat gigi. Perawatan penyakit periodontal pada pasien geriatri membutuhkan sikap dan keinginan pasien, perawatan dental dan atau periodontal sebelumnya, status kesehatan oral saat ini, perawatan oral hygiene, kondisi medis, penggunaan obat, keadaan fisik dan mental, dan tingkat dukungan caregiver jika dibutuhkan.



Untuk pasien yang lebih tua, perawatan non bedah seperti scaling dan root planing dan perawatan kesehatan gigi sehari-hari juga diindikasikan. pada pasien yang lebih tua dimana adanya resesi gingiva, keterlibatan furkasi dan jarak embrasure yang besar membuat perawatan dan pemeliharaan periodontal menjadi lebih sulit. Terapi dengan pemberian antimikroba sistemik (seperti metronidazole, tetrasiklin, clindamycin) dapat membantu, tapi dokter gigi harus memastikan obat ini bukan kontraindikasi (seperti pada pasien dengan gangguan ginjal, liver atau lambung). Usia tua bukan merupakan kontraindikasi untuk bedah periodontal walaupun dengan penyakit sistemik (penyakit jantung kongestif, diabetes) dan medikasi (antikoagulan, kortikosteroid) yang dapat menyebabkan komplikasi pada prosedur bedah. Bagaimanapun juga, efek jangka panjang dari perawatan periodontal yang bedah maupun non bedah sama pada pasien muda maupun tua dimana kontrol plak dapat meningkatkan kesuksesan. Jika penyakit periodontal disebabkan oleh kondisi sistemik dan perawatannya, maka penyakit sistemik tersebut perlu dirawat.



5. Gangguan kelenjar saliva



Untuk terapi ganggan kelenjar saliva membutuhkan diagnosis yang akurat untuk menghindari komplikasi dari infeksi oral dan pharyngeal. infeksi kelenjar saliva didiagnosis dengan kultur dan tes sensitivitas dan terapi antibiotik yang tepat. harus segera diberikan amoxillin dan asam klavulanat (klindamisin jika pasien elergi terhadap penisilin) sampai didapatkan hasil kultur dan sensitivitas. Diagnosis dan pengobatan dari obstruksi kelenjar saliva mungkin membutuhkan imaging test (radiography, sialography, technetium-99mpertechnetate scanning). Penyakit sistemik (sjorgen sindrom) harus diidentifikasi, ditangani dan



dikendalikan. Dalam obat-obatan terkait xerostomia, mengurangi obat penyebab dan bekerja sama dengan dokter pasien merupakan solusi. Jika hal ini tidak dapat dicapai, penggantian obat xerostomia penyebab dengan obat yang sama yang memiliki lebih sedikit efek samping yang tidak diinginkan atau perubahan dosis obat. Untuk pasien yang menerima terapi radiasi pada kepala dan leher untuk kanker oropharyngeal, efektif dengan pemeliharaan kelenjar parotis kontralateral dan dapat membantu mengurangi postirradiation xerostomia. Pilocarpine dan cevimeline metpakan kontraindikasi untuk pasien dengan glaukoma, penyakit jantung kongesif, penyakit paru, dan efek samping utama dari berkeringat dan diare. Jika hanya sedikit atau tidak ada jaringan kelenjar saliva yang layak, diperlukan penggantian saliva dan frekuensi asupan minuman bebas gula. dalam keadaan kering, alat pelembab udara juga dapat membantu mengurangi keluhan xerostomia. tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah gejala disfungsi kelenjar saliva. tindakan pencegahan termasuk frekuensi dental recall, penggunaan sehari-hari fluoride, menyikat gigi dan menggunakan dental flos setelah makan dan menjaga kebersihan protesa.



6. Gangguan Penciuman dan Pengecapan



tindakan pertama untuk mengetahui gangguan penciuman dan pengecapan adalah harus mengetahui etiologinya terlebih dahulu. Masalah-masalah rongga mulut dapat menyebabkan perubahan kemosensori, termasuk infeksi mukosa rongga mulut (seperti candidiasis), gigi tiruan yang sudah tidak pas lagi dan penyakit pada gigi, infeksi dentoalveolar (seperti pemphigus), dan kebersihan lidah yang buruk. Penyakit yang menyertai harus diperhatikan dan perawatannya harus tidak mengganggu fungsi penciuman



dan pengecapan. Medikasi, kemoterapi, radioterapi, dan kondisi sistemik yang tak terhitung dapat menyebabkan kehilangan kemosensori juga, dan hal ini harus diperhatikan. Sayangnya, kebanyakan orang lanjut usia masih menderita kelainan kemosesori meskipun telah menjalani terapi rongga mulut dan pemeriksaan medis secara menyeluruh. Banyak cara untuk mengembalikan fungsi pengecapan, penciuman, dan kualitas sensori lain terhadap makanan dan minuman untuk mencegah kekurangan gizi pada setiap individu yang lanjut usia. Penguat rasa dapat mengganggu gangguan penciuman dan pengecapan. Makanan dan minuman yang asin atau manis atau yang merangsang saraf trigeminal (seperti lada hitam atau merah makanan terkarbonasi) memungkinkan menambah rasa lain saat memakannya. Tetapi, penambahan rasa manis dan asin merupakan kontraindikasi pada individu dengan kelainan medis tertentu seperti diabetes dan hipertensi. Orang usia lanjut tidak dapat merasakan penurunan penciuman yang menyertai penuaan, namun mereka dapat mengenali perbaikan rasa yang oleh karena bau yang kuat (menambahkan bumbu dapur pada makanan atau rasa pedas).



7. Kelainan mastikasi dan penelanan Kebanyakan orang lanjut usia mengalami gangguan makan dan menelan yang dapat menyebabkan gangguan nutrisi seperti dehidrasi dan malnutrisi. Maka, masalah mastikasi dan penelanan harus segera didiagnosa, dan dirawat oleh spesialis, dan dipastikan untuk stabilisasi. Status dari gigi geligi dapat memiliki pengaruh langsung terhadap mastikasi.



Itu sebabnya masalah periodontal harus dihilangkan, dan gigi tiruan lepasan harus digunakan agar dapat berfungsi secara stabil. Selama nutrisi yang adekuat dapat dipelihara pada dewasa yang tidak bergigi, kebanyakan individu menguntungkan secara fungsional, secara estetik dan secara sosial dari gigi tiruan yang stabil. Defisiensi mastikasi harus dilaksanakan oleh dokter gigi, tetapi penanganan dari dysphagia membutuhkan kombinasi dari tenaga kesehatan dental dan medis yang professional. Meningkatkan fungsi saliva pasien harus dilakukan segera sebelum atau selama waktu makan (dengan tambahan cairan atau dengan 5 mg pilocarpine atau 30 mg cevimeline HCL yang diberikan 30 menit sebelum waktu makan) mungkin dapat efektif. Orang tua harus diingatkan untuk makan dan menelan secara hati-hati dan menghindari penelanan makanan atau minuman dalam jumlah yang banyak.



8. Kehilangan Gigi Gigi tiruan lepasan bukan merupakan pilihan yang baik; maka, pencegahan dari kehilangan gigi lengkap direkomendasikan untuk semua usia. Pencegahan dan penanganan yang segera dari karies gigi dan penyakit periodontal dan pemeliharaan dari oral hygiene juga harus mendapatkan perawatan oleh ahlinya. Singkatnya, mungkin ada hubungan yang signifikan antara manifestasi sistemik dan oral dari pengeroposan tulang. Pembuatan protesa lepasan membutuhkan perhatian yang menyeluruh untuk retensi, oklusi, dan estetika. Penyesuaian gigi tiruan dan / atau reline yang diperlukan pada interval yang reguler seumur hidup pasien.