Pendahuluan - Drainase Gatsu PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1



LATAR BELAKANG



Salah satu masalah perkotaan yang dirasakan sangat mendesak untuk ditangani adalah masalah banjir. Dimana frekwensi terjadinya banjir setempat dibeberapa wilayah Kota Medan sedemikian tinggi. Banjir sebagai sebuah permasalahan perkotaan mempunyai banyak efek permasalahan yang sangat merugikan, seperti permasalahan kesehatan, kerusakan prasarana dan sarana umum, terhentinya kegiatan ekonomi, sampai lumpuhnya pelayanan umum. Untuk itu, penanganan permasalahan banjir harus dilaksanakan segera. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terus berusaha untuk memberikan bantuan teknis, perencanaan teknis maupun pelaksanaan kegiatan fisik di wilayah Kabupaten/ Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Salah satunya adalah penanggulangan masalah banjir melalui pelaksanaan proyek fisik maupun penyusunan Masterplan atau Detail Engineering Desaign (DED) Drainase. Pemerintah Provinsi Sumatera melalui Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang sebagai dinas/ instansi teknis yang menangani masalah lingkungan permukiman baik masalah sanitasi, persampahan maupun banjir akan melaksanakan kegiatan pekerjaan Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jalan Gatot Subroto Kota Medan, untuk Tahun Anggaran 2017. Kegiatan ini merupakan pekerjaan yang sangat mendesak mengingat di Kawasan permukiman Jalan Gatot Subroto Kota Medanadalah langganan luapan air/ banjir yang setiap tahun terjadi. Dengan adanya kegiatan Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jalan Gatot Subroto Kota Medan ini, hasilnya dapat dilaksanakan dalam rangka penanggulangan genangan air dan banjir yang diakibatkan oleh meluapnya saluran drainase di kawasan permukimanJalan Gatot Subroto Kota Medan.



1.2



MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN.



MAKSUD : Maksud dari pekerjaan Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jalan Gatot Subroto Kota Medan ini adalah melakukan usaha penanganan banjir melalui penyusunan DED untuk mendukung penataan lingkungan permukiman. TUJUAN



: Tujuan dari Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jalan Gatot Subroto Kota Medan ini adalah : - Untuk meningkatkan derajat kesehatan lingkungan, bebas genangan, bau yang tidak sedap dan mengurangi kemungkinan adanya banjir.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



1.1



LAPORAN PENDAHULUAN



- Ikut membantu pelestarian lingkungan khususnya konservasi air tanah. - Menyiapkan DED pada sistem drainase primer di kawasan Jalan Gatot Subroto - Kota Medan yang sesuai dengan kondisi wilayah, kebutuhan dan kearifan masyarakat lokal dengan teknologi ramah lingkungan. SASARAN : Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jalan Gatot Subroto Kota Medan ini adalah : - Mendapatkan hasil perencanaan yang akurat dan terukur sesuai standart dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. - Tersedianya Desaign Engineering Detail drainase primer di Kawasan Jalan Gatot Subroto Kota Medan. - Terlaksananya proses perencanaan yang berwawasan lingkungan serta sesuai dengan perkembangan pembangunan wilayah, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan drainase dapat tepat mutu/kualitas, tepat kuantitas/volume, tepat administrasi dan tepat biaya. - Diperolehnya RKS, RAB dan spesifikasi teknis dalam pelaksanaan pembangunan drainase primer tersebut. - Tersedianya dokumen tender yang dibutuhkan dalam proses lelang.



1.3



RUANG LINGKUP KEGIATAN



Lingkup Kegiatan meliputi 1. Kegiatan A : Pekerjaan Pendahuluan; 2. Kegiatan B : Survei dan Investigasi Lapangan 3. Kegiatan C : Analisa Hidrologi 4. Kegiatan D : Detail Desain Drainase 5. Kegiatan E : Penyusunan Laporan dan Diskusi Kegiatan A : Pekerjaan Pendahuluan Kami akan mendeskripsikan secara komprehensif tentang pekerjaan pendahuluan ini sehingga dapat dirumuskan metodologi pekerjaan yang memiliki arah dan tujuan yang tepat. Guna menyikapi tentang hal tersebut, maka akan melakukan mobilisasi personil setelah dikeluarkannya SPMK, hal ini untuk menghindari terbuangnya waktu pelaksanaan dalam kegiatan ini. Adapun kegiatan pekerjaan pendahuluan ini meliputi : a. Persiapan/Administrasi dan Program Kerja; b. Pengumpulan data sekunder c. Orientasi lapangan & survei pendahuluan d. Desk Studi/ Kajian e. Penyusunan Laporan Pendahuluan Kegiatan B : Survei dan Inventarisasi Lapangan Pekerjaan survei topografi sangat membutuhkan ketelitian dalam proses survei dan pengolahan data. Banyak kasus terjadinya kegagalan suatu pekerjaan drainase akibat



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



1.2



LAPORAN PENDAHULUAN



ketidaktelitian dalam proses survei topografi sehingga penyaluran air yang dilakukan tidak mencapai hasil yang maksimal. Pada proses inventarisasi ini, Kami akan menggunakan drone sabagai alat bantu survei inventarisasi selain kegiatan walktrough sehingga menghemat waktu. Dalam melakukan survei inventarisasi ini, kami akan melibatkan unsur masyrakat yang berdampak langsung pada kegiatan Detail Desain Drainase sehingga didapat data yang valid sesuai kebutuhan. Adapun kegiatan survei dan investigasi lapangan, meliputi : 1. Survei Topografi a. Penentuan Titik Referensi b. Pemasangan Patok BM atau CP c. Pengukuran Trase Saluran d. Penggambaran Trase Saluran 2. Inventarisasi Saluran Drainase a. Inventarisasi saluran drainase dan bangunan yang ada b. Penggambaran saluran drainase dan bangunan yang ada Kegiatan C : Analisa Hidrologi Prinsip dalam analisis hidrologi, data yang digunakan haruslah valid dan bersumber dari instansi yang dapat dipercaya dalam hal penerbitan data. Hal ini dikarenakan, data hidrologi akan sangat menentukan hasil pekerjaan desain nantinya, oleh karena itu ketelitian dalam analisis hidrologi akan menjadi perhatian khusus bagi konsultan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Adapun kegiatan analisa hidrologi, meliputi : a. Menentukan daerah tangkapan air beserta luasnya; b. Mengumpulkan data curah hujan dari stasiun yang terkait dengan daerah pengaliran dengan data minimal 10 tahun; c. Menghitung debit rencana saluran drainase dengan minimal 3 metode untuk periode ulang Q2; Q5; Q10; Q25 (sesuai dengan tipologi kota) Kegiatan E : Detail Desain Drainase Detail desain untuk kegiatan ini dilakukan setelah dilaksanakan survey lapangan, adapun penyusunan rencana teknis, meliputi : a. Analisa hidrolika saluran drainase b. Analisa struktur saluran drainase c. Penggambaran desain saluran drainase d. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan pembuatan RKS. Kegiatan E : Pembuatan Laporan dan Diskusi Konsultan wajib menyerahkan laporan hasil pekerjaan yang telah didiskusikan kepada pihak direksi. Konsultan mengadakan diskusi dengan direksi, dan melaksanakan presentasi dihadapan direksi dan tim teknis. Konsultan bersedia hadir jika dipanggil/ diundang oleh pihak pengguna. Konsultan bertanggung jawab penuh atas mutu data/perencanaan yang dihasilkan. Apabila data ternyata tidak sah, tidak realistis dan atau kurang memadai, kurang memuaskan menurut direksi maka konsultan wajib memperbaikinya. Sesuai dengan KAK, konsultan akan membuat Laporan dan Dokumentasi selama pekerjaan ini berlangsungdan dalam tiap item kegiatan. Laporan-laporan ini akan diserahkan kepada



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



1.3



LAPORAN PENDAHULUAN



Pihak Pemberi Kerja sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam KAK. Adapun jenis Laporan yang harus diserahkan adalah sebagai berikut : Laporan-laporan yang harus diserahkan adalah : a. Laporan Pendahuluan b. Laporan Survey c. Laporan Antara d. Laporan Draft Akhir e. Laporan Akhir f. Laporan BOQ & RAB g. Album Gambar Desain h. Pembuatan Dokumen Tender i. Laporan Bahan Presentasi (Diskusi)



1.4



LOKASI PEKERJAAN



Lokasi pekerjaan terletak pada perbatasan Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang di Jalan Gatot Subroto.



Gambar 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



1.4



LAPORAN PENDAHULUAN



BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI



2.1



UMUM



Letak Kota Medan memang strategis, kota ini dilalui Sungai Deli dan Sungai Babura. Daerah aliran Sungai Deli yang mencakup hampir seluruh Kota Medan terutama daerah yang terbangun (built up area), membentang mulai dari pantai selat Malaka sampai dengan dataran tinggi Bukit Barisan. Panjang aliran daerah aliran Sungai Deli sekitar 82 km, dan pada bagian yang terlebar adalah kira-kira 42 km, sedangkan bagian tersempit 40 km. Luas total Sungai Deli adalah 37.500 ha, dan sepanjang 25 km dari pantai adalah merupakan dataran rendah, selanjutnya menjadi daerah yang berbukit-bukit sepanjang 57 km dan akhirnya menjadi terjal disertai dengan adanya jurang dan tebing secara bergantiganti. Luas daerah aliran Sungai Deli sebesar 354,18 km2. Berbatasan dengan daerah aliran Sungai Deli ini adalah daerah aliran sungai Belawan di sebelah Barat dan daerah aliran sungai Percut di sebelah Timur.



2.2



KONDISI GEOGRAFIS



Secara geografis Kota Medan terletak pada 3 0 27’ – 30 47’ Lintang Utara dan 980 35’ – 980 44’ Bujur Timur. Kota Medan terletak di Pantai Timur Sumatera Utara dengan topografi cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Pada umumnya tahun-tahun genap di Kota Medan lebih banyak curah hujan dibanding dengan tahun-tahun ganjil. Hal inilah yang menyebabkan pada tahun-tahun genap sering terjadi banjir sedangkan pada tahun-tahun ganjil air dari sumur penduduk banyak yang kering. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km 2) atau 3,6% dari keseluruhan luas wilayah Propinsi Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan Kota/Kabupaten lainnya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil. Kota ini merupakan Pusat Pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting yaitu sungai Babura dan Sungai Deli. Wilayah Kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang yaitu di sebelah Barat, Timur dan Selatan. Sepanjang wilayah utaranya langsung berhadapan dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu lintas laut paling sibuk (padat) di dunia.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



2-1



LAPORAN PENDAHULUAN



Sebagian dari wilayah Kota Medan berada pada ketinggian 2,5 - 5,0 meter dengan tanah rawa yang ditumbuhi pohon nipah dan merupakan muka dari sungai - sungai yang ada di Kota Medan yaitu Sungai Belawan, Sungai Deli, Sungai Babura, Sungai Denai, Sungai Sikambing, Sungai Putih dan Sungai Kera. Di samping itu sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Kota Medan memiliki posisi yang strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun perdagangan luar negeri (ekspor–impor). Posisi geografis Kota Medan yang strategis ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 (dua) kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini. Wilayah Kota Medan terbagi atas 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Sebagai pusat pemerintahan maka seluruh kelurahan yang ada di Kota Medan berwajahkan perkotaan. Hampir seluruh wilayah Kota Medan diperuntukkan bagi permukiman penduduk, gedung perkantoran, industri dan gedung pertokoan. Beberapa bangunan penting pemerintahan terletak pada bagian tengah wilayah Kota Medan. Dari kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Medan, kecamatan yang memiliki wilayah paling luas adalah Medan Labuhan dengan luas 36,67 Km 2 atau mencapai 13.83% wilayah Kota Medan, disusul dengan Kecamatan Medan Belawan (26.25 Km 2 atau mencapai 9.90% luas Kota Medan) dan Medan Marelan (23.82 Km 2 atau mencapai 8.99% luas Kota), sedangkan kecamatan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Medan Maimun seluas 2,98 Km 2 (1,99%), Medan Perjuangan 4,09 Km 2 (2.93%) dan Medan Barat 5.33 Km 2 (2.57%). Tiap kecamatan tersebut memiliki kondisi dan potensi yang berlainan satu sama lain. Di kecamatan Medan Belawan terdapat pelabuhan Belawan, oleh sebab itu kecamatan Medan Belawan difungsikan sebagai daerah pelabuhan dan rekreasi maritim. Kecamatan Medan Deli yang penduduknya padat dan merupakan pusat aktivitas masyarakat difungsikan sebagai daerah perkantoran, perdagangan dan juga pemukiman. Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan persebaran penduduk tercapai dengan optimal. Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya. Jumlah penduduk Kota Medan terus bertambah dengan tingkat pertumbuhan yang fluktuatif. Perubahan ini dipengaruhi oleh faktor, kelahiran, kematian dan migrasi. Pertumbuhan penduduk Kota Medan selalu menunjukkan nilai yang positif, karena angka kelahiran lebih besar dibandingkan kematian, ditambah urbanisasi. Selama periode 2010-2015, penduduk Kota Medan mengalami peningkatan sebesar 5,39 % yaitu dari 2.097.610 jiwa di tahun 2010 menjadi 2.210.624 di tahun 2015. Rata-rata kepadatan penduduk adalah 10.803 jiwa / km², penduduk yang paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Kecamatan Medan Marelan dan Medan Helvetia. Jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Baru dan Medan Maimun. Tingkat Kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area dan Medan Tembung.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



2-2



LAPORAN PENDAHULUAN



Tabel 2.1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan penduduk Kota Medan No



Kecamatan



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21



Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan Jumlah



Laki-Laki



Perempuan



Jumlah



Luas (km²)



Kepadatan Penduduk (Jiwa/km²) 3,388 7,971 10,291 15,463 19,792 15,995 19,416 5,930 7,571 6,688 7,168 11,047 9,988 14,840 14,675 25,844 17,745 7,201 2,916 5,316 3,684



34,153 57,495 57,127 69,746 53,866 41,298 28,212 26,389 20,822 42,434 54,452 71,713 32,795 38,513 56,201 51,752 70,628 75,246 53,522 64,183 48,908



35,919 58,725 58,029 70,194 55,386 42,994 29,646 27,038 23,394 43,244 56,216 73,662 35,325 40,585 57,673 53,950 71,158 74,830 53,399 62,436 47,791



70,073 116,220 115,156 139,939 109,253 84,292 57,859 53,427 44,216 85,678 110,667 145,376 68,120 79,098 113,874 105,702 141,786 150,076 106,922 126,619 96,700



20,68 14,58 11,19 9,05 5,52 5,27 2,98 9,01 5,84 12,81 15,44 13,16 6,82 5,33 7,76 4,09 7,99 20,84 36,67 23,82 26,25



1,049,457



1,071,596



2,121,053



265.10



Sumber : Kota Medan Dalam Angka Tahun 2016



2.3



IKLIM



Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut stasiun Polonia pada tahun 2009 berkisar antara 20,8 0C – 24,4 0C dan suhu maksimum berkisar antara 35,5 0C – 36,5 0C serta menurut stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 21,0 0C – 23,6 0C dan suhu maksimumnya berkisar antara 32,6 0C – 34,2 0C. Kotamadya Medan termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim. Selanjutnya kelembaban udara di wilayah Kota Medan berkisar anatara 76 % - 83,0 % dan kecepatan angin rata-rata sebesar 1,73 m/det sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 115,48 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2009 rata-rata per bulan 45,47 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali perbulannya 182 mm dan pada Stasiun Polonia per bulannya 228,6 mm.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



2-3



LAPORAN PENDAHULUAN



2.4



DRAINASE DI JALAN GATOT SUBROTO



Kota Medan yang menyandang status sebagai pusat pemerintahan, pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara menuntut kota ini untuk terus berkembang. Seiring dengan itu tentunya dibutuhkan dukungan sarana-prasarana infrastruktur yang memadai. Pertumbuhan kota dan perkembangan industri menimbulkan dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi sehingga berpengaruh besar terhadap sistem drainase perkotaan. Kajian ini yang akan dibahas kondisi dari saluran drainase yang terdapat di ruas Jalan Gatot Subroto. Genangan yang terjadi di kawasan jalan tersebut sangatlah dipengaruhi oleh kondisi dari kapasitas saluran drainase. Beberapa dari titik-titik genangan yang ada merupakan daerah cekungan sehingga sulit untuk mengalirkannya dengan konsep drainase sederhana, dengan tingkat kesulitan yang tinggi biasanya menelan biaya yang relatif cukup besar. Masyarakat masih menganggap bahwa badan air merupakan tempat pembuangan sampah, sampah dibuang sembarangan di jalan dan kemudian dibawa air hujan masuk ke saluran, air menjadi kotor dan saluran menjadi penuh sampah, tersumbat dan meluap pada musim hujan. Penyerobotan lahan umum, bantaran sungai, saluran drainase jalan raya, bangunan liar untuk tempat tinggal maupun kios jualan, mengakibatkan penampang sungai/ saluran berkurang, bukaan/ lubang di sisi-sisi jalan yang berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan yang berada sepanjang jalan menuju ke saluran (Street Inlet) yang tidak terawat dengan baik sehingga menyulitkan air untuk mengalir dari jalan menuju saluran yang ada. Secara khusus penyebab terjadinya banjir/ genangan periodik maupun genangan permanen pada sistem drainase Kota Medan adalah kurangnya saluran induk yang melayani sistem drainase makro Kota Medan, sedangkan saluran-saluran induk yang ada sekarang ini beberapa diantaranya dalam kondisi yang terlalu dangkal sehingga sulit untuk menarik air dari daerah sekitarnya. Permasalahan yang terjadi pada sistim drainase di Jalan Gatot Subroto yaitu setiap tahunnya selalu tergenang air, khususnya pada musim penghujan. Pada sejumlah saluran drainase, baik yang ada dalam lingkungan rumah penduduk maupun saluran induk begitu hujan besar terjadi air meluap keluar dan menggenangi ruas jalan. Faktor yang mempengaruhi daya tampung air tersebut, salah satunya adalah banyak saluran yang sudah menebal endapan lumpurnya, ada juga saluran yang sudah tertimbun dengan sampah sehingga air tidak leluasa mengalir dan saluran drainase yang rusak atau tidak berfungsi lagi. Hal ini banyak terlihat pada daerah pemukiman penduduk khususnya baik karena beban material lainnya diatasnya dan ada juga disebabkan karena disengaja, seperti pintu masuk ke rumah atau pertokoan penduduk.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



2-4



LAPORAN PENDAHULUAN



BAB 3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI



3.1



UMUM



Kebijakan pembangunan infrastruktur berbasis masyarakat sebagai penerima langsung dari manfaat (benefeciaries) termasuk untuk pekerjaaan DED Drainase, akan lebih efektif dan berhasil apabila dilaksanakan dengan pendekatan dari bawah (bottom up approach) yang dilakukan melalui proses keterlibatan masyarakat (partisipatif) dengan cara mendengar aspirasi masyarakat dengan komunikasi yang dialogis dalam forum sekurang-kurangnya adalah “public consultation meeting”. Hal perlu ini dilakukan sebagai upaya untuk menempatkan masyarakat sebagai salah satu pihak pengambil keputusan karena mereka adalah penerima manfaat langsung dari hasil pembangunan drainase tersebut. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kami melakukan pendekatan umum maupun teknis, dengan tujuan agar dalam pelaksanaan pekerjaan memiliki dasar pemikiran atau pertimbangan dalam melakukan kegiatan untuk setiap item pekerjaan sesuai dengan standar-standar dan spesifikasi yang berlaku. Yang lebih ditekankan dalam pendekatan kerja ini yaitu prosedur dan langkah kerja dalam melaksanakan pekerjaan. Metodologi kerja merupakan strategi yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan urut dan sistematis. Dengan adanya metodologi pelaksanaan pekerjaan ini, maka diharapkan selama proses kegiatan yang dilakukan oleh Konsultan tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang bersifat non teknis maupun teknis, hal ini dikarenakan dalam metodologi sudah disusun secara urut pekerjaan yang akan dilaksanakan dan dibuat langkah kerja dan strategi dengan mempertimbangkan permasalahan-permasalahan yang mungkin akan terjadi. Sehubungan dengan pendekatan dan metodologi kerja ini maka dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jalan Gatot Subroto Kota Medan di Jalan Gatot Subroto Kota Medan, maka kami menyajikan Konsep Pendekatan dan Metodologi Kerja yang diuraikan dalam bab ini. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut perlu dibuat suatu penelitian tentang hal-hal apa yang menjadi penyebab terjadinya banjir dan banjir terjadi karena beberapa faktor antara lain:  Berkurangnya daerah resapan air yang diakibatkan oleh perubahan tata guna lahan dan kurang memperhatikan disekelilingnya.  Kurang perawatan terhadap sarana-sarana drainase yang ada.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-5



LAPORAN PENDAHULUAN



 Kurang kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya, hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari seperti membuang sampah rumah tangga dan sebagainya ke dalam saluran drainase.  Atau hal-hal lain yang dapat menghalangi kelancaran saluran drainase. Drainase biasanya merupakan salah satu aspek yang sering dianggap remeh dan bahkan sering dilupakan dalam pembangunan. Bila hal ini terjadi dalam pengembangan wilayah perkotaan, akan membawa kerugian yang cukup besar akibat genangan. Dalam suatu wilayah perkotaan yang telah tumbuh alamiah dimana masyarakat/pemerintah setempat lupa merencanakan sistem drainase, ataupun perkembangan kota yang tidak mengindahkan jaringan drainase yang ada, akan timbul masalah yang kompleks bila diinginkan pembangunan jaringan drainase. Hal tersebut berkenaan dengan lahan yang tersedia dan padatnya pemukiman penduduk di Kota Medan dan wilayah Kota di Kabupaten Deli Serdang yang mempunyai permasalahan seperti tersebut di atas. Indikasi permasalahan yang ada; pertama, tidak cukupnya kapasitas saluran drainase kota yang ada karena berbagai macam sebab; kedua, belum adanya saluran drainase.



3.2



TAHAPAN KEGIATAN PEKERJAAN



3.2.1 Pekerjaan Persiapan Dalam tahapan ini Konsultan melakukan konsolidasi internal maupun koordinasi dengan Pemberi Kerja serta instansi lain terkait dalam rangka persiapan dan rencana kegiatan selanjutnya. Kegiatan administratif merupakan pokok dari kegiatan ini, selain orientasi lapangan secara umum untuk dapat lebih mendalami dan memahami kondisi lapangan dan rencana penerapan Pendekatan dan Metodologi Kerja untuk menyelesainakn pekerjaan ini dengan baik. Juga dilakukan pengumpulan data dan referensi dari studi-studi terdahulu yang terkait,dengan melakukan penelaahan terhadap studi terdahulu untuk konsistensi dan keselarasan dengan rencana-rencana sebelumnya. Data dan informasi yang diperlukan untuk DED Drainase adalah sebagai berikut : 1. Data klimatologi yang terdiri dari data hujan, angin, kelembaban dan temperatur dari stasiun klimatologi atau badan meteorologi dan geofisika terdekat. 2. Data kondisi aliran terdiri dari data tinggi muka air, debit sugai, laju sedimentasi, pengaruh air balik, peil banjir. 3. Data kondisi daerah terdiri dari: karakteristik daerah aliran dan data genangan. 4. Data sistem drainase yang ada yaitu: hasil rencana induk dan studi kelayakan, data kondisi saluran dan data kuantitatif banjir yaitu genangan berikut permasalahannya. 5. Data peta yang terdiri peta dasar (peta daerah kerja) peta sistem drainase dan sistem jaringan yang ada, peta tata guna lahan, peta topografi yang disesuaikan dengan tipelogi kota dengan skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000. 6. Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju pertumbuhan, penyebaran dan data kepadatan bangunan.



3.2.2 Pekerjaan Survey Topografi Dalam tahapan ini, konsultan akan inventarisasi kondisi saluran drainase Jalan Gatot Subroto dan sekitar di Kota Medan, sekaligus melakukan pertemuan konsultasi public dan sebagai antisipasi terhadap permasalahan yang mungkin akan timbul kembali. Pekerjaan ini meliputi inventarisasi saluran drainase, bangunan-bangunan dan survey topografi.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-6



LAPORAN PENDAHULUAN



3.2.3 Analisa Hidrologi Kajian analisa hidrologi terkait dengan pekerjaan DED Drainase adalah :  Pemeriksaan data curah hujan  Analisa curah hujan kawasan  Analisis data frekuensi curah hujan  Analisis debit banjir rencana



3.2.4 Analisis Data dan Detail Desain  Melakukan kajian berdasarkan data-data hasil survey dan merumuskan hasil kajian melalui tahapan detail desain drainase di Jalan Gatot Subroto.  Melakukan perencanaan hidrolika dengan bentuk saluran drainase umumnya yakni trapesium atau segiempat.  Membuat gambar teknis rencana drainase.



3.2.5 Penyiapan Dokumen Tender dan Rencana Anggaran Biaya  Membuat spesifikasi teknis yang meliputi batasan/kriteria yang harus dipenuhi untuk mencapai kualitas pekerjaan yang disyaratkan dan peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi;  Menyusun rencana anggaran biaya pelaksanaan konstruksi yang meliputi perhitungan volume pekerjaan dan perhitungan harga satuan pekerjaan dan peralatan.



3.2.6 Pelaporan dan Diskusi Sesuai dengan KAK, Konsultan akan membuat Laporan dan Dokumentasi selama pekerjaan ini berlangsung dan dalam tiap item kegiatan. Laporan-laporan ini akan diserahkan ke Pihak Pemberi Kerja sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam KAK. Adapun jenis Laporan dan Dokumen yang harus diserahkan adalah sebagai berikut :  Laporan Pendahuluan  Laporan Survey  Laporan Antara  Laporan Draft Akhir  Laporan Akhir  Laporan BOQ & RAB  Album Gambar Desain  Pembuatan Dokumen Tender  Laporan Bahan Presentasi (Diskusi)



3.3



METODOLOGI PENYELESAIAN PEKERJAAN



Dalam melaksanakan pekerjaan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto ini, konsultan membagi menjadi beberapa tahapan kegiatan. Tujuannya adalah supaya kegiatan terstruktur, terkoordinasi dan mendapatkan



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-7



LAPORAN PENDAHULUAN



hasil optimal seperti yang direncanakan. Tahapan-tahapan kegiatan dalam menyelesaikan pekerjaan ini disajikan pada gambar berikut ini.



Gambar 3.1. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-8



LAPORAN PENDAHULUAN



3.3.1 Pekerjaan Persiapan 3.3.1.1 Persiapan / administrasi, mobilisasi Tahapan ini bertujuan untuk mempersiapkan segala kebutuhan baik personel, peralatan maupun administrasi yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan berikutnya. Hal-hal yang dilakukan dalam tahapan ini adalah :  Mobilisasi personil dan peralatan  Konsolidasi Tim  Administrasi & Perijinan 3.3.1.2 Pengumpulan data sekunder Langkah-langkah yang ditempuh untuk mendapatkan data dan informasi adalah sebagai berikut :  Mencari, mengumpulkan, menginventarisasi dan mengelompokkan data sehingga susunannya akan lebih praktis, sederhana dan mudah diinterpretasikan.  Mencatat kekurangan data yang dibutuhkan dan mencocokkan, mengevaluasi, menguji data baik di studio atau dilapangan yang berupa tabel/daftar, diagram dan peta.  Mengolah dan menganalisis data yang telah tersusun. Data-data sekunder yang dikumpukan meliputi :  Studi-studi terdahulu yang terkait dengan pekerjaan saat ini, yang akan diperoleh dari Pihak Pemberi Kerja atau Instansi lain yang terkait  Peta sistem drainase dan sistem jaringan  DEM / peta topografi / peta situasi / peta dasar  Data kondisi daerah dan kependudukan  Tata guna lahan  Lay out sistem drainase (jika ada)  Referensi dan standar yang akan digunakan dalam pekerjaan ini 3.3.1.3 Orientasi lapangan Orientasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk dapat lebih mengetahui, mendalami kondisi lapangan dalam kaitan dengan penerapan pendekatan dan metodologi serta kemungkinan-kemungkinan hambatan yang akan dihadapi dalam penerapan metode tersebut. Orientasi lapangan dilakukan oleh Ketua Tim dan Tenaga Ahli Irigasi/Desain ke lokasi, daerah layanan sistem jaringan drainase. 3.3.1.4 Menyusun program kerja Program kerja yang mantab diperlukan dalam mengoptimalkan seluruh rencana kegiatan.Program kerja disusun secara detail setelah orientasi lapangan, dan digunakan sebagai acuan secara menyeluruh dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Program kerja juga akan digunakan sebagai masukan dalam menyusun Laporan Pendahuluan.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-9



LAPORAN PENDAHULUAN



3.3.2 Survey Topografi Pengukuran situasi dengan poligon tertutup untuk menggambarkan posisi saluran dengan ketentuan sebagai berikut:  Pengukuran yang dilaksanakan harus dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang keadaan medan lapangan yang diukur dan sesuai dengan keperluan perencanaan saluran drainase.  Pengukuran saluran meliputi pengukuran profil memanjang dan profil melintang dan pengukuran peta situasi. Pengukuran profil melintang dilaksanakan pada jalur lurus setiap 50 m, dan kurang dari 50 m untuk jalur belokan atau daerah padat.  Toleransi kesalahan pengukuran levelling maksimum 7Фd (mm), dengan d adalah jarak yang diukur dalam Km.  Toleransi kesalahan penutupan sudut poligon sebesar maksimal 10Фn (detik), dengan n adalah jumlah titik poligon. Pengukuran menggunakan suatu titik acuan ketinggian dan koordinat tertentu yang terikat dengan titik triangulasi yang ada, bila titik triangulasi tidak ada, dapat dipakai titik acuan yang ada yang telah mendapat ketetapan dari Pemda setempat.Tata laksana kegiatan survai pengukuran topografi mengacu pada Kriteria Perencanaan (KP) bagian Pengukuran topografi, Le Groupe AFH International Inc., dan WER Agra, Ltd. (1993) dengan berdasarkan teori dari Rais (1979). Analisis geodesi dilaksanakan untuk mendapatkan besaran yang definitif berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dan selanjutnya hasil perhitungan ini akan digunakan sebagai bahan pelaksanaan pekerjaan penggambaran. Ada 2 Methode yang bisa dilakukan dalam Survey pengukuran adalah : 1. Methode Pengukuran Teristris Konvensional. Alat yang digunakan adalah Theodolit atau EDM (Electronic Distance Measuring) & Water Pass, dengan sistem pengukuran seperti yang biasa dilaksanakan (Poligoon, Situasi, Waterpassing) dan yang terbaru dapat menggunakan Total Station, dimana tidak diperlukan lagi perhitungan dan penggambaran secara manual karena semua sudah terintegrasi dalam alat total station dan prosesingnya menggunakan software yang compatible dengan alat tersebut. Penggambaran langsung menggunakan computer dengan format digital. 2. Methode Pengukuran GPS Geodetic & GIS Ini adalah methode pengukuran terbaru dengan akurasi sangat tinggi dan merupakan pengembangan dari Total Station yang terintegrasi dengan Satelit Navigasi. Pada kegiatan survai topografi Konsultan minimal akan mengacu pada :  PT - 02 Pengukuran Topografi, Standar Perencanaan Irigasi, Ditjen Air 1986.  SNI 19-6724, 2002 Tata Cara Pengukuran Kontrol Horizontal dan SNI 19-6988, 2004 Tata Cara Pengukuran Kontrol Vertikal. Dalam bagian ini kegiatan-kegiatan, tahapan dan metode pelaksanaan untuk Survai Topografi diuraikan secara mendalam, dan pokok-pokok pekerjaan yang akan dilakukan secara berurutan adalah sebagai berikut : a. Pengecekan Kondisi dan Kalibrasi Peralatan Kegiatan ini bertujuan agar peralatan yang akan digunakan dalam survai topografi dalam keadaan bagus dan dapat diterima toleransi kesalahannya. Semua peralatan yang akan digunakan harus dikalibrasi dan mendapat persetujuan dari Pemberi Kerja.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-10



LAPORAN PENDAHULUAN



b. Penentuan titik referensi Kegiatan ini gunannya adalah untuk menentukan acuan/referensi utama yang akan digunakan dalam pelaksanaan pengukuran. Referensi biasanya dengan menggunakan system UTM, yang dalam hal ini di Indonesia secara umum digunakan TITIK TTG (Titik Tetap Geodesi) yang mempunyain system koordinat dan elevasi secara Nasional. Penentuan Titik Referensi ini harus mendapat persetujuan dari Pemberi Kerja.



Gambar 3.2. Contoh Titik Ikat Referensi Nasional c. Pengikatan dengan Titik Referensi Titik tetap (BM/CP) akan dipasang di lokasi pekerjaan, kemudian dilakukan pengikatan dengan titik referensi utama agar pengukuran topografi di lokasi pekerjaan satu system dengan referensi utama. Biasanya jarak antara Titik Referensi Utama dan lokasi pekerjaan sangat jauh, sehingga diperlukan kecermatan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Karena keakuratan pada saat pengikatan ini sangat menentukan tahapan survai topografi selanjutnya. Dalam hal pengikatan ini Konsultan menggunakan peralatan canggih yang dipandu oleh satelit, yaitu menggunakan GPS GEODETICT/ TRIMBLE.



Gambar 3.3. Pengikatan dengan GPS Geodetik (Tipe Stratus / Sokia) d. Pembuatan Kerangka Poligon Setelah titik-titik tetap dilokasi proyek terikat dengan referensi utama, maka dipasang titiktitik tetap lagi (BM/CP), sebagai kerangka polygon di lokasi pekerjaan. Hal ini untuk mengeliminir kesalahan pengukuran pada daerah yang luas. Pembuatan kerangka polygon dilakukan dengan GPS GEODETICT / TRIMBLE dan TOTAL STASION. e. Pengukuran Potongan Memanjang dan Melintang Pengukuran ini berdasar pada titik-titk tetap kerangka polygon. Spesifikasi pengukuran potongan melintang dan memanjang ini akan mengacu pada KAK, sedangkan peralatan yang digunakan adalah WP dan TOTAL STATION.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-11



LAPORAN PENDAHULUAN



f. Pengukuran Situasi Detail Pelaksanaan juga mengacu pada titik-titik tetap kerangka polygon yang sudah terpasang. Tujuan untuk mendapatkan titik yang dapat mewakili situasi (X,Y,Z) pada lokasi pekerjaan. Spesifikasi pengukuran situasi detail mengacu pada KAK dan dalam pelaksanaannya menggunakan alat TOTAL STATION.



Gambar 3.4. Pengukuran dengan Total Station Laser (Tanpa prisma) g. Pengolahan Data Pengukuran Semua peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sudah terintegrasi dengan program computer, sehingga dalam pengolahan data akan lebih akurat dan cepat. Peralatan di sambung dengan computer, dan computer akan memproses seluruh data-data pengukuran. h. Penyajian Hasil Pengukuran Penyajian hasil pengukuran akan dilakukan sesuai dengan KAK, yaitu berupa Laporan Data Pengukuran dan Gambar Pengukuran Topografi. Spesifikasi yang digunakan akan mengacu pada KAK dan Standar Penggambaran yang berlaku. Bahwa kelancaran pekerjaan ini sangat tergantung pada Survai & Investigasi Lapangan, sehingga peralatan dan metode yang akan diterapkan benar-benar menjadi dasar pertimbangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Adapun keluaran kegiatan survai topografi ini adalah berupa :  Potongan memanjang dan melintang saluran drainase.  Deskripsi BM & CP  Print out running hasil pengukuran (Buku Ukur)



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-12



LAPORAN PENDAHULUAN



MOBILISASI



PEMERIKSAAN & KALIBRASI ALAT



PENENTUAN TITIK REFERENSI (NASIONAL) Pengecekan kondisi Titik Referensi Diskripsi Titik Referensi (X, Y, Z)



PEMASANGAN BM & CP Lokasi dan spesifikasi sesuai dengan KAK PENGIKATAN BM & CP LAPANGAN DENGAN TITIK REFERENSI (NASIONAL) Alat yang digunakan, minimal sepasang GPS Geodetik Trimble, dengan lama proses minimal 1 jam PEMBUATAN KERANGKA POLIGON Alat yang digunakan Total Station Laser SET 5FS, SET 3C, GPS-GEODETIC.



PENGUKURAN SITUASI DETAIL Alat yang digunakan Total Station Laser SET 5FS, SET 3C, GPS-GEODETIC.



PENGUKURAN POTONGAN MELINTANG & MEMANJANG Alat yang digunakan Total Station Laser SET 5FS, SET 3C, Waterpass ATG-6



POST PROSSESSING DATA Down load semua data hasil pengukuran lapangan dengan perangkat komputer yang sudah terintegrasi dengan alat tersebut PENGGAMBARAN Hasil down load dari alat sudah interface dengan perangkat lunak AUTOCAD. Penyajian gambar dengan AUTOCAD



PENYAJIAN HASIL (HARD & SOFT COPY) Gambar Potongan Melintang & Situasi Buku Ukur (seluruh proses dan down load data lapangan) Deskipsi BM & CP



Gambar 3.5. Tahapan dan alat yang digunakan dalam Survai Topografi 3.3.2.1 Inventarisasi kondisi sistem jaringan drainase Kegiatan inventarisasi kondisi sistem jaringan drainase ini dimaksudkan untuk menggali informasi-informasi yang meliputi kondisi saluran dan bangunan eksisting. Informasi yang dimuat dalam inventarisasi ini adalah sebagai berikut :  Nomenklatur  Lokasi  Dimensi



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-13



LAPORAN PENDAHULUAN



   



Sketsa bangunan/saluran drainase Kerusakan Jenis struktur Foto dokumentasi



Sedangkan peralatan survey inventarisasi yang digunakan adalah sebagai berikut :  Peta situasi/layout (jika ada)  Blanko Survey  Hand GPS  ATK  Tustel



3.4



ANALISA HIDROLOGI



Dalam kaitannya Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto, maka diperlukan analisis hidrologi yang meliputi :  Pemeriksaan data curah hujan  Analisa curah hujan kawasan  Analisis data frekuensi curah hujan  Analisis debit banjir rencana



3.4.1 Pemeriksaan Data Curah Hujan Ketersediaan data curah hujan disuatu daerah kegiatan perencanaan sangat terbatas serta pencatatan data yang tidak continue maka dalam penentuan data yang akan digunakan untuk perhitungan dapat dipilih dari stasiun yang terdekat dengan tahun data yang continue dan data yang terbaru. Sebelum dilakukan analisa frekuensi dan pemilihan distribusi yang sesuai terhadap data hujan, supaya memperoleh hasil analisis yang baik maka data yang ada perlu penyaringan/pemeriksaan secara statistik, yaitu : pemeriksaan adanya Outlier, pemeriksaan adanya Trend, pemeriksaan Stabilitas Variance dan Mean (Stationary) dan pemeriksaan adanya Independensi 3.4.1.1 Pemeriksaan adanya outlier Outlier adalah data dengan nilai jauh berada di antara data-data yang lain, keberadaan outlier bisaanya mengganggu pemilihan jenis distribusi untuk suatu sampel data. Persamaan frekuensi untuk mendeteksi adanya outlier atas dan bawah adalah sebagai berikut :



XH  exp(X  Kn.S)



dan



XL  exp(X  Kn.S)



Dengan dua batas ambang bawah (XL) dan atas (XH), X dan S adalah masing-masing nilai rata-rata dan simpangan baku dari logaritma sampel data, harga Kn dapat dilihat pada Tabel 3.1 dimana n adalah jumlah sampel. Data yang nilainya diluar XH dan XL diklasifikasikan sebagai outlier. Outlier atas untuk analisis PMP tidak dibuang melainkan diperiksa/disaring kembali, untuk curah hujan dengan besaran 400 mm atau lebih diperiksa secara manual dengan kriteria :



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-14



LAPORAN PENDAHULUAN



 Besaran hujan di pos yang diperiksa tidak jauh berbeda dengan besaran hujan di pos terdekat data bisa diterima.  Besaran hujan di pos yang diperiksa di dalam seri data bukan yang terbesar atau terkecil data bisa diterima. Tabel 3.1. Harga Kn untuk pemeriksaan outlier Sample size n 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23



Kn 2.036 2.088 2.134 2.175 2.213 2.247 2.279 2.309 2.335 2.361 2.385 2.408 2.429 2.448



Sample size n 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37



Kn 2.467 2.486 2.502 2.519 2.534 2.549 2.563 2.577 2.591 2.604 2.616 2.628 2.390 2.650



Sample size n 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 55



Kn 2.661 2.671 2.682 2.692 2.700 2.710 2.719 2.727 2.736 2.744 2.753 2.760 2.768 2.804



Sample size n 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140



Kn 2.837 2.866 2.893 2.917 2.940 2.961 2.981 3.000 3.017 3.049 3.078 3.104 3.129



Sumber : U.S. Water Resources Council,1981



Hasil uji outlier untuk data curah hujan maksimum kawasan diperoleh nilai koefisien kemencengan (Skew Coeffisient). Menurut Water Resources Council (1981), jika:  Koefisien Skew > + 0,4, maka perlu dilakukan pemeriksaan outlier atas  Koefisien Skew < - 0,4, maka perlu dilakukan pemeriksaan outlier bawah  - 0,4 < Koefisien Skew < + 0,4, maka perlu dilakukan pemeriksaan outlier atas dan outlier bawah 3.4.1.2 Pemeriksaan adanya trend Data seri hidrologi sebelum digunakan untuk analisis, harus bebas dari adanya trend (kecenderungan), yaitu tidak ada korelasi antara urutan data dengan peningkatan (atau penurunan) besarnya nilai data tersebut. Umumnya dilakukan uji adanya trend untuk seluruh data yang ada, walaupun boleh pula dilakukan uji hanya pada periode data yang dicurigai terdapat trend. Untuk mengetahui adanya trend, digunakan metode Spearman’s rank-correlation. Metode ini didasarkan pada Spearman rank-correlation coefficient, Rsp, yang didefinisikan sebagai: 6 R sp  1 



n



 Di2 i 1 2



n  (n  1)



dan



Di  Kx i  Ky i



di mana : n : Jumlah data sampel Di : Perbedaan antara rangking variabel xi, Kxi, (data diurutkan dari kecil ke besar) dan rangking berdasarkan nomor urut data asli, Kyi. Bila ada ties, yaitu ada dua atau lebih data dengan nilai sama, maka rangking Kxi diambil sebagai nilai rata-rata.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-15



LAPORAN PENDAHULUAN



Uji statistik adanya trend, menggunakan formulasi berikut : t t  R sp



n2 1  R 2sp



Dengan demikian Seri data yang diuji tidak mengandung trend bila memenuhi : - t{, 2,5 %} < tt < t{, 97,5 %} 3.4.1.3 Pemeriksaan Stabilitas Variance dan Mean (Stationary) Sebagai tambahan dari uji adanya trend, harus dilakukan pula uji stabilitas variance dan mean untuk mengetahui apakah data stationary atau tidak. A. Pemeriksaan Stabilitas Variance Untuk melakukan pemeriksaan stabilitas variance, sampel data dibagi dua atau tiga sama besar atau hampir sama besar. Distribusi dari rasio variance sampel data yang mengikuti distribusi normal dikenal sebagai distribusi F, yaitu distribusi Fisher. Walaupun sampel data tidak mengikuti distribusi normal, uji dengan distribusi F akan memberikan indikasi yang dapat dipertanggung jawabkan tentang stabilitas dari variance. Uji statistik stabilitas variance adalah :



2 Ft  1   22



s12 s 22



Variance dikatakan stabil bila memenuhi :



F{1,  2 , 2,5 %}  Ft  F{1,  2 , 97,5 %} dimana : 1 = n1 – 1, derajad kebebasan sub sampel 1 2 = n2 – 1, derajad kebebasan sub sampel 2 n1 = Banyaknya data sub sampel 1, diambil = 10 n2 = Banyaknya data sub sampel 2, diambil = 11 F = Distribusi Fisher. B. Pemeriksaan Stabilitas Mean Pemeriksaan stabilitas mean menggunakan uji t (distribusi Student’s t). Dalam uji ini, seperti halnya uji stabilitas variance, maka data dibagi dua atau tiga sama besar, kemudian dihitung nilai rata-rata (mean)dari masing-masing sub sampel tersebut dan dibandingkan. Kesamaan nilai mean ini diuji secara statistik sebagai berikut :



tt 



x1  x 2 (n1  1) s12  (n 2  1) s 22 n1  n 2  2



 1 1       n1 n 2 



Nilai mean dari sampel dikatakan stabil bila :



t {, 2,5 %  t t  t {, 97,5 %} dimana : n = Banyaknya data



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-16



LAPORAN PENDAHULUAN



x1 = Nilai rata-rata sub sampel (dari data 1 – 10) x 2 = Nilai rata-rata sub sampel (dari data 11 – 21)



s



= Variance



3.4.1.4 Pemeriksaan Independensi Untuk melakukan pemeriksaan independensi dari seri data digunakan serial-correlation coefficient. Apabila seri data adalah acak sempurna, maka fungsi auto-correlation dari populasi akan sama dengan nol untuk semua lag kecuali nol. Untuk pemeriksaan independensi ini cukup dilakukan perhitungan digunakan serial-correlation coefficient dengan lag 1, yaitu korelasi antara data pengamatan yang berdekatan dalam seri data. Menurut Box dan Jenkins (1970), serial-correlation coefficient dengan lag 1, r1, adalah : n 1



 ( x i  x )  ( x i 1  x )



r1  i 1



n



 ( x i  x )2 i 1



Tidak ada korelasi data (data independen) bila :



{1, (1 1,96 n  2 ) /(n  1)}  r1  {(1 1,96 n  2 ) /(n  1),1}



3.4.2 Analisis Curah Hujan Kawasan Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan yang terjadi hanya pada satu tempat atau titik saja (point rainfall). Curah hujan wilayah/kawasan yang dinyatakan dalam millimeter. Mengingat curah hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space), maka untuk kawasan yang luas, satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan wilayah tersebut. Dalam hal ini diperlukan curah hujan kawasan yang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan beberapa stasiun penakar curah hujan yang ada di dalam dan atau di sekitar kawasan lokasi kegiatan perencanaan. Perhitungan curah hujan kawasan dilakukan untuk memberikan nilai curah hujan secara time series pada setiap kawasan (areal rainfall) yang dapat berupa Daerah Pengaliran Sungai (DPS) berdasarkan data curah hujan dari pospos yang ada (point rainfall). Dalam analisa hidrologi untuk menentukan besarnya curah hujan kawasan ada 3 (tiga) cara yang umum dipakai antara lain :  Cara rata-rata hitungan (aljabar)  Cara Poligon Thiessen  Cara Isohyet Perhitungan curah hujan kawasan pada studi ini akan dilakukan dengan cara Poligon Thiessen, dimana untuk cara Poligon Thiessen bobot dari setiap pos hujan berbanding dengan luas areal pengaruh pos hujan tersebut. Areal tersebut dibentuk dari poligon yang sis-sisinya adalah garis tegak lurus pada garis yang menghubungkan dua buah pos hujan. Secara teoritis curah hujan wilayah diperoleh berdasarkan persamaan :



R  C1.R1  C2.R2  C3.R3  .......... ...  Cn.Rn



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-17



LAPORAN PENDAHULUAN



dimana C1. 



Cn Rn An A Total



A1



;



A Total



C2 . 



A2 A Total



;



C3 . 



A3 A Total



;



Cn . 



An A Total



: Koefisien Pemberat : Curah hujan harian maksimum stasiun n (mm) : Luas DPS pengaruh stasiun n (km 2) : Luas total daerah (DPS) (km 2)



3.4.3 Analisa Frekuensi Curah Hujan Analisis frekuensi data curah hujan rencana dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa distribusi probabilitas yang banyak digunakan dalam Hidrologi, yaitu :  Distibusi Normal,  Distribusi Gumbel Tipe I,  Distribusi Pearson III, dan  Distribusi Log Pearson III. Kala ulang (return periode) didefinisikan sebagai waktu hipotik di mana hujan atau debit dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka waktu tersebut. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data yang tersedia untuk memperoleh probabilitas besaran hujan atau debit di masa yang akan datang. Probabilitas hujan harian maksimum yang dianalisis untuk tahun ke-2, ke-5, ke-10 dan ke-20. Untuk memperkirakan besarnya debit banjir dengan kala ulang tertentu, terlebih dahulu datadata hujan didekatkan dengan suatu sebaran distribusi, agar dalam memperkirakan besarnya debit banjir tidak sampai jauh melenceng dari kenyataan banjir yang terjadi. Adapun rumus-rumus yang dipakai dalam penentuan distribusi tersebut antara lain :



S



Cv 



 ( x  x )2 n 1



S x



= Standar Deviasi



= Koefisien Keragaman n



 ( x i  x )3



n. Cs 



i 1



(n  1)(n  2)S 3 n2



Ck 



= Koefisien Kepencengan



n



 ( x i  x)4 i 1



(n  1)(n  2)(n  3)S 4



= Koefisien Kurtosis



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-18



LAPORAN PENDAHULUAN



3.4.4 Distribusi Normal Persamaan Fungsi Kerapatan Probabilitas (Probability Density Function, PDF) Normal adalah:



p(x) 



-



1  2



x -  2 2



e



2



Dimana  dan  adalah parameter dari Distribusi Normal. Dari analisis penentuan paramater Distribusi Normal, diperoleh nilai  adalah nilai rata-rata dan  adalah nilai simpangan baku dari populasi, yang masing-masing dapat didekati dengan nilai-nilai dari sample data. –



Dengan subtitusi , akan diperoleh Distribusi Normal Standar dengan  = 0 dan  = 1. Persamaan Fungsi Kerapatan Probabilitas Normal Standar adalah:



P(t) 



t2 1 e 2 -



2



Persamaan Fungsi Distribusi Komulatif (Cumulative Distribution Function, CDF) Normal Standar adalah : 1



P(t) 







1



2 -



t2 2 dt







e



dimana : t



=



x  



= = =



x- , standard normal deviate  Variabel acak kontinyu Nilai rata-rata dari x Nilai simpangan baku (standar deviasi) dari x.



Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan bantuan tabel luas di bawah kurva distribusi normal yang banyak terdapat di buku-buku matematika. Untuk menghitung variabel acak x dengan periode ulang tertentu, digunakan rumus umum yang dikemukakan oleh Ven Te Chow (1951) sebagai berikut :



X T  X  Kσ dimana : XT = Variabel acak dengan periode ulang T tahun X  K



= Nilai rata-rata dari sampel variabel acak X = Nilai simpangan baku dari sampel variabel acak X = Faktor frekuensi, tergantung dari jenis distribusi dan periode ulang T



Untuk distribusi normal, nilai K sama dengan t (standard normal deviate). seperti yang disajikan pada tabel dibawah ini.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-19



LAPORAN PENDAHULUAN



Tabel 3.2. Nilai Variabel Reduksi Gauss T (Tahun) 1.001 1.005 1.01 1.05 1.11 1.25 1.33 1.43 1.67 2.00 2.50



Peluang



K



0.999 0.995 0.990 0.950 0.900 0.800 0.750 0.700 0.600 0.500 0.400



-3.091 -2.578 -2.330 -1.668 -1.287 -0.842 -0.680 -0.522 -0.250 0.000 0.253



T (Tahun) 3.33 4.00 5.00 10.00 20.00 50.00 100.00 200.00 500.00 1000.00



Peluang



K



0.300 0.250 0.200 0.100 0.050 0.020 0.010 0.005 0.002 0.001



0.524 0.674 0.842 1.282 1.645 2.054 2.326 2.576 2.878 3.090



Sumber : Bonnier, 1980



3.4.5 Distribusi Gumbel Tipe I Distribusi Tipe I Gumbel atau disebut juga dengan distribusi ekstrem tipe I (extreme type I distribution) umumnya digunakan untuk analisis data maksimum, misal untuk analisis frekuensi banjir Persamaan PDF dari Distribusi Gumbel Tipe I adalah :  ( x  )



p( x)   e   ( x )  e



sedangkan persamaan CDF (Cumulative Distribution Function) adalah :



p( x )  e  e



 ( x  )



Distribusi ini mempunyai 2 parameter, yaitu :  = Parameter konsentrasi  = Ukuran gejala pusat Karakteristik dari distribusi ini adalah :  Koefisien skew / kepencengan (g) = 1,139  Koefisien Kurtosis = 5,400 Persamaan garis lurus model Matematik Distribusi Gumbel tipe I yang ditentukan dengan menggunakan metode momen adalah :



1,2825      0,45 







Faktor frekuensi K untuk distribusi Gumbel Tipe I adalah : K



( YT  Yn ) Sn



 T  1 X T   ln (  ln    T 



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-20



LAPORAN PENDAHULUAN



Dengan memasukkan persamaan diatas ke dalam persamaan praktis dibawah ini maka akan diperoleh :



X T  X  K.S XT  X 



 S  T  1     ln (  ln     Yn   Sn    T  



di mana : XT = Reduced variabel X T = Periode ulang (tahun) Yn = Nilai rata-rata dari reduced variabel Y, merupakan fungsi dari jumlah data n Sn = Simpangan baku dari reduced variabel Y, merupakan fungsi dari jumlah data n Tabel 3.3. Hubungan Reduksi Variat Rata-Rata (Yn) dan Deviasi Standar (Sn) dengan Jumlah Data (n) n



Yn



Sn



n



Yn



Sn



n



Yn



Sn



5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28



0.4588 0.4690 0.4774 0.4843 0.4902 0.4952 0.4996 0.5035 0.5070 0.5100 0.5128 0.5157 0.5181 0.5202 0.5220 0.5236 0.5252 0.5268 0.5283 0.5296 0.5309 0.5320 0.5332 0.5343



0.7928 0.8388 0.8749 0.9043 0.9288 0.9496 0.9676 0.9833 0.9971 1.0095 1.0206 1.0316 1.0411 0.0493 1.0565 1.0628 1.0696 1.0754 1.0811 1.0864 1.0915 1.0961 1.1004 1.1047



29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52



0.5353 0.5362 0.5371 0.5380 0.5388 0.5396 0.5402 0.5410 0.5418 0.5424 0.5430 0.5436 0.5442 0.5448 0.5453 0.5458 0.5463 0.5468 0.5473 0.5477 0.5481 0.5485 0.5489 0.5493



1.1086 1.1124 1.1159 1.1193 1.1226 1.1255 1.1285 1.1313 1.1339 1.1363 1.1388 1.1413 1.1436 1.1458 1.1480 1.1499 1.1519 1.1538 1.1557 1.1574 1.1590 1.1607 1.1623 1.1638



53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75



0.5497 0.5501 0.5504 0.5508 0.5511 0.5515 0.5518 0.5521 0.5524 0.5527 0.5530 0.5533 0.5535 0.5538 0.5540 0.5543 0.5545 0.5548 0.5550 0.5552 0.5555 0.5557 0.5559



1.1658 1.1667 1.1681 1.1696 1.1708 1.1721 1.1734 1.1747 1.1759 1.1770 1.1782 1.1793 1.1803 1.1814 1.1824 1.1834 1.1844 1.1854 1.1863 1.1873 1.1881 1.1890 1.1898



Sumber : Soewarno, 1995, Hidrologi



3.4.6 Distribusi Pearson III Persamaan PDF dari Distribusi Pearson III adalah :



1 x p( x )     ()   



 1  



e 



x 







 



Distribusi ini mempunyai tiga paramater, yaitu ,  dan , sedangkan (  ) adalah fungsi gamma. Penentuan parameter distribusi dengan metoda momen menghasilkan :



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-21



LAPORAN PENDAHULUAN



2



2 ;     ;          g 



Faktor frekuensi K distribusi Pearson III adalah:



K  t  ( t 2  1)



2



3



4



g 1 3 1 g  g  g  g  ( t  6 t )    ( t 2  1)    t      6 3 36 6 6 6



5



dimana : p(x) = peluang dari variat X t = Standard normal deviate, tergantung oleh periode ulang T g = Koefisien skew Untuk mendapatkan curah hujan rancangan persamaan diatas dimasukkan kedalam persamaan dibawah ini : XT  X  K.S



3.4.7 Distribusi Log Pearson III Distribusi Log Pearson III banyak digunakan dalam analisis hidrologi, terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum) dengan nilai ekstrem. Bentuk distribusi Log Pearson tipe III merupakan hasil transformasi dari distribusi Pearson tipe III dengan menggantikan variat menjadi nilai logaritmik. Tahapan untuk menghitung curah hujan rancangan maksimum dengan metode Log Pearson III adalah sebagai berikut (CD. Soemarto, l987:243) : 1 Data hujan harian maksimum diubah dalam bentuk logaritma. 2 Dihitung harga rata-rata logaritma dengan persamaan :



log x =



1 n



n



 Log x



i



i1



Dihitung harga simpangan baku dengan persamaan : n



 Llogx



 Log x 



2



i



i1



S =



n 1



Dihitung harga koefisien kepencengan dengan persamaan :



Cs 



 Log X  Log X



3



n



n  1 * n  2 * S3



Hitung nilai curah hujan rancangan dengan periode ulang tertentu dengan persamaan : Log X T  Logx  G. S



dengan : Log XT = curah hujan rancangan kala ulang T tahun.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-22



LAPORAN PENDAHULUAN



Log x = rerata logaritma. S = standar deviasi. G = konstanta yang didapatkan dengan menghubungkan nilai Cs dan kala ulang. 3 Dihitung antilog dari XT untuk mendapatkan curah hujan rancangan maksimum. 4 Harga G pada Distribusi Log Pearson III (Cs Positif) 5 Harga G Pada Distribusi Log Pearson III (Cs Negatif) Tabel 3.4. Harga G pada distribusi Log Pearson III (Cs positif) Kala Ulang 1.0101



1.0526



1.1111



1.25



Cs



2



5



10



25



50



100



200



1000



Kemungkinan Terjadinya Banjir (%) 99.00



95.00



90.00



80.00



50.00



20.00



10.00



4.00



2.00



1.00



0.50



0.10



0.0



-2.326



-1.645



-1.282



0.1



-2.252



-1.616



-1.270



-0.842



0.000



0.842



1.282



1.751



2.054



2.326



2.576



3.090



-0.846



-0.017



0.836



1.292



1.785



2.107



2.400



2.670



0.2



-2.175



-1.586



3.235



-1.258



-0.850



-0.033



0.830



1.301



1.818



2.159



2.472



2.763



3.380



0.3



-2.104



0.4



-2.029



-1.555



-1.245



-0.853



-0.050



0.824



1.309



1.849



2.211



2.544



2.856



3.525



-1.524



-1.231



-0.855



-0.066



0.816



1.317



1.880



2.261



2.615



2.949



0.5



3.670



-1.955



-1.491



-1.216



-0.856



-0.083



0.808



1.323



1.910



2.311



2.686



3.041



3.815



0.6



-1.880



-1.458



-1.200



-0.857



-0.099



0.800



1.328



1.939



2.359



2.755



3.132



3.960



0.7



-1.806



-1.423



-1.183



-0.857



-0.116



0.790



1.333



1.967



2.407



2.824



3.223



4.105



0.8



-1.733



-1.388



-1.166



-0.856



-0.132



0.780



1.336



1.993



2.453



2.891



3.312



4.250



0.9



-1.660



-1.353



-1.147



-0.854



-0.148



0.769



1.339



2.018



2.498



2.957



3.401



4.395



1.0



-1.588



-1.317



-1.128



-0.852



-0.164



0.758



1.340



2.043



2.542



3.022



3.489



4.540



1.1



-1.518



-1.280



-1.107



-0.848



-0.180



0.745



1.341



2.006



2.585



3.087



3.575



4.680



1.2



-1.449



-1.243



-1.086



-0.844



-0.195



0.732



1.340



2.087



2.626



3.149



3.661



4.820



1.3



-1.388



-1.206



-1.064



-0.838



-0.210



0.719



1.339



2.108



2.666



3.211



3.745



4.965



1.4



-1.318



-1.163



-1.041



-0.832



-0.225



0.705



1.337



2.128



2.706



3.271



3.828



5.110



1.5



-1.256



-1.131



-1.018



-0.825



-0.240



0.690



1.333



2.146



2.743



3.330



3.910



5.250



1.6



-1.197



-1.093



-0.994



-0.817



-0.254



0.675



1.329



2.163



2.780



3.388



3.990



5.390



1.7



-1.140



-1.056



-0.970



-0.808



-0.268



0.660



1.324



2.179



2.815



3.444



4.069



5.525



1.8



-1.087



-1.020



-0.945



-0.799



-0.282



0.643



1.318



2.193



2.848



3.499



4.147



5.660



1.9



-1.037



-0.984



-0.920



-0.788



-0.294



0.627



1.310



2.207



2.881



3.553



4.223



5.785



2.0



-0.990



-0.949



-0.895



-0.777



-0.307



0.609



1.302



2.219



2.912



3.605



4.298



5.910



2.1



-0.946



-0.914



-0.869



-0.765



-0.319



0.592



1.294



2.230



2.942



3.656



4.372



6.055



2.2



-0.905



-0.882



-0.844



-0.752



-0.330



0.574



1.284



2.240



2.970



3.705



4.454



6.200



2.3



-0.867



-0.850



-0.819



-0.739



-0.341



0.555



1.274



2.248



2.997



3.753



4.515



6.333



2.4



-0.832



-0.819



-0.795



-0.725



-0.351



0.537



1.262



2.256



3.023



3.800



4.584



6.467



2.5



-0.799



-0.790



-0.771



-0.711



-0.360



0.518



1.250



2.262



3.048



3.845



3.652



6.600



2.6



-0.769



-0.762



-0.747



-0.696



-0.368



0.499



1.238



2.267



3.071



3.889



4.718



6.730



2.7



-0.740



-0.736



-0.724



-0.681



-0.376



0.479



1.224



2.272



3.097



3.932



4.783



6.860



2.8



-0.714



-0.711



-0.702



-0.666



-0.384



0.460



1.210



2.275



3.114



3.973



4.847



6.990



2.9



-0.690



-0.688



-0.681



-0.651



-0.390



0.440



1.195



2.277



3.134



4.013



4.909



7.120



3.0



-0.667



-0.665



-0.660



-0.636



-0.396



0.420



1.180



2.278



3.152



4.051



4.970



7.250



Sumber : Hidrologi Teknik CD. Soemarto



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-23



LAPORAN PENDAHULUAN



Tabel 3.5. Harga G pada distribusi Log Pearson (Cs negatif) Kala Ulang 1.0101



1.0526



1.1111



1.25



2



5



10



25



50



100



200



1000



Cs Kemungkinan Terjadinya Banjir (%) 99.00



95.00



90.00



80.00



50.00



20.00



10.00



4.00



2.00



1.00



0.50



0.10



-0.0



-2.326



-1.645



-1.282



-0.842



0.000



0.842



1.282



1.751



2.054



2.326



2.576



3.090



-0.1



-2.400



-1.673



-1.292



-0.836



0.017



0.846



1.270



1.716



2.000



2.252



2.482



2.950



-0.2



-2.472



-1.700



-1.301



-0.830



0.033



0.850



1.258



1.680



1.945



2.178



2.388



2.810



-0.3



-2.544



-1.726



-1.309



-0.824



0.050



0.853



1.245



1.643



1.890



2.104



2.294



2.675



-0.4



-2.615



-1.750



-1.317



-0.816



0.066



0.855



1.231



1.606



1.834



2.029



2.201



2.540



-0.5



-2.686



-1.774



-1.323



-0.808



0.083



0.856



1.216



1.567



1.777



1.955



2.108



2.400



-0.6



-2.755



-1.797



-1.328



-0.800



0.099



0.857



1.200



1.528



1.720



1.880



2.016



2.275



-0.7



-2.824



-1.819



-1.333



-0.790



0.116



0.857



1.183



1.488



1.663



1.806



1.926



2.150



-0.8



-2.891



-1.839



-1.336



-0.780



0.132



0.856



1.166



1.448



1.606



1.733



1.837



2.035



-0.9



-2.957



-1.858



-1.339



-0.769



0.148



0.854



1.147



1.407



1.549



1.660



1.749



1.910



-1.0



-3.022



-1.877



-1.340



-0.758



0.164



0.852



1.128



1.366



1.492



1.588



1.664



1.800



-1.1



-3.087



-1.894



-1.341



-0.745



0.180



0.848



1.107



1.324



1.435



1.518



1.581



1.713



-1.2



-3.149



-1.190



-1.340



-0.732



0.195



0.844



1.086



1.282



1.379



1.449



1.501



1.625



-1.3



-3.211



-1.925



-1.339



-0.719



0.210



0.838



1.064



1.240



1.324



1.383



1.424



1.545



-1.4



-3.271



-1.938



-1.337



-0.705



0.225



0.832



1.041



1.198



1.270



1.318



1.351



1.465



-1.5



-3.330



-1.951



-1.333



-0.690



0.240



0.825



1.018



1.157



1.217



1.318



1.351



1.373



-1.6



-3.388



-1.962



-1.329



-0.875



0.254



0.817



0.994



1.116



1.166



1.197



1.216



1.280



-1.7



-3.444



-1.972



-1.324



-0.660



0.268



0.808



0.970



1.075



1.116



1.140



1.155



1.205



-1.8



-3.499



-1.981



-1.318



-0.643



0.282



0.799



0.945



1.035



1.069



1.087



1.097



1.130



-1.9



-3.553



-1.989



-1.310



-0.627



0.294



0.788



0.920



0.996



1.023



1.037



1.044



1.065



-2.0



-3.605



-1.996



-1.302



-0.609



0.307



0.777



0.895



0.959



0.980



0.990



0.995



1.000



-2.1



-3.656



-2.001



-1.294



-0.592



0.319



0.765



0.869



0.923



0.939



0.946



0.949



0.955



-2.2



-3.705



-2.006



-1.284



-0.574



0.330



0.752



0.844



0.888



0.900



0.905



0.907



0.910



-2.3



-3.753



-2.009



-1.274



-0.555



0.341



0.739



0.819



0.855



0.864



0.867



0.869



0.874



-2.4



-3.800



-2.011



-1.262



-0.537



0.351



0.725



0.795



0.823



0.830



0.832



0.833



0.838



-2.5



-3.845



-2.012



-1.290



-0.518



0.360



0.711



0.771



0.793



0.798



0.799



0.800



0.802



-2.6



-3.889



-2.013



-1.238



-0.499



0.368



0.696



0.747



0.764



0.768



0.769



0.769



0.775



-2.7



-3.932



-2.012



-1.224



-0.479



0.376



0.681



0.724



0.738



0.740



0.740



0.741



0.748



-2.8



-3.973



-2.010



-1.210



-0.460



0.384



0.666



0.702



0.712



0.714



0.714



0.714



0.722



-2.9



-4.013



-2.007



-1.195



-0.440



0.330



0.651



0.681



0.683



0.689



0.690



0.690



0.695



-3.0



-4.051



-2.003



-1.180



-0.420



0.390



0.636



0.660



0.666



0.666



0.667



0.667



0.668



Sumber : Hidrologi Teknik CD. Soemarto



3.5



UJI KESESUAIN PEMILIHAN DISTRIBUSI



Untuk menentukan kecocokan (the gooodness of fit) distribusi frekuensi empiris dari sampel data terhadap fungsi distribusi frekuensi teoritis yang diperkirakan dapat menggambarkan/mewakili distribusi empiris tersebut, diperlukan pengujian secara statistik Pemeriksaan uji kesesuaian distribusi bertujuan untuk : 1 Mengetahui kesesuaian data tersebut benar sesuai dengan agihan teoritis yang dipakai. 2 Mengetahui apakah hipotesa tersebut dapat digunakan atau tidak untuk perhitungan selanjutnya.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-24



LAPORAN PENDAHULUAN



Terdapat dua cara pengujian yakni :  uji Smirnov Kolmogorov dan  Chi-Square.



3.5.1 Uji Smirnov Kolmogorov Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui simpangan horisontal terbesar sebaran teoritis dan sebaran empiris. Simpangan horisontal ini dinyatakan dengan ∆maks. Bila ∆maks < ∆Cr (didapat dari tabel) untuk derajat nyata tertentu, disimpulkan hipotesa distribusi dapat diterima. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut : 1 Data curah hujan harian maksimum diurutkan dari terkecil ke terbesar. 2 Menghitung persamaan empiris dengan persamaan Weibull (Sri Harto, 1983:179): P



m x100% n 1



dengan : P = peluang (%). m = nomor urut data. n = jumlah data. 3 Mancari nilai G : G



Logx i  Logx  S



4 Mencari harga G melalui Tabel Distribusi Log Person III. 5 Menghitung nilai P(x) : P(x)  100  Pr



6 Menghitung selisih Sn(x) dan P(x). ∆maks = Sn(x)  P(x) dengan : ∆maks = Sn(x) = P(x) = ∆cr =



selisih antara peluang teoritis dengan peluang empiris. kemungkinan variate agihan empiris. kemungkinan variate agihan teoritis. nilai kritis dari tabel ( α = 5%).



7 Bandingkan perbedaan terbesar dan perhitungan selisih terbesar (∆maks) dengan ∆Cr dari tabel Smirnov Kolmogorov. Jika harga ∆maks < ∆Cr maka penyimpangan masih dalam batas ijin, yang berarti distribusi curah hujan pengamatan sesuai dengan model distribusi teoritis. 8 Nilai kritis (cr) dari Smirnov-Kolmogorov, disajikan pada tabel dibawah ini.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-25



LAPORAN PENDAHULUAN



Tabel 3.6. Nilai kritis (cr) dari Smirnov-Kolmogorof Kerajat Kepercayaan ()



Jumlah Data (n)



0.20



0.10



0.05



0.01



5 10 15 20 25 30 35 40 45 50



0.45 0.32 0.27 0.23 0.21 0.19 0.18 0.17 0.16 0.15



0.51 0.37 0.30 0.26 0.24 0.22 0.20 0.19 0.18 0.17



0.56 0.41 0.34 0.29 0.27 0.24 0.23 0.21 0.20 0.19



0.67 0.49 0.40 0.36 0.32 0.29 0.27 0.25 0.24 0.23



n > 50



1.07/n



1.22/n



1.36/n



1.63/n



Sumber : Hidrologi, Soewarno, 1995, hal 199.



3.5.2 Uji Chi-Square Uji Chi-Kuadrat digunakan untuk mengetahui simpangan secara vertikal antara distribusi empiris dan distribusi teoritis. Perhitungan pengujiannya menggunakan persamaanpersamaan sebagai berikut (Shahin, 1976:197) : 1. Menghitung frekuensi nilai yang diharapkan (Log Xi) dan frekuensi nilai yang diamati (Log XT) dari data curah hujan. 2. Menghitung selisih nilai frekuensi, lalu dikuadratkan. 3. Hasil dari (2) di bagi dengan log XT kemudian menjumlahkannya dari setiap titik sehingga didapatkan nilai kai kuadrat hitung (X2hitung).



 LogX i  LogX T   LogX T i1  n



2 X hitung







  



2



dengan : X2hitung = nilai kai kuadrat. Log Xi = nilai frekuensi yang diharapkan. Log XT = nilai frekuensi yang diamati. 4. Mencari nilai X2 kritis (X²cr) dalam tabel. Tabel 3.7. Nilai (X2cr) dari chi-kuadrat  Derajat Signifikan



dk 1 2 3 4 5 6 7



0.950



0.800



0.500



0.200



0.050



0.001



0.004 0.103 0.352 0.711 1.145 1.635 2.167



0.064 0.446 1.005 1.649 2.343 3.070 3.822



0.455 1.386 2.366 3.357 4.351 5.348 6.346



1.642 3.219 4.642 5.989 7.289 8.558 9.803



3.841 5.991 7.815 9.488 11.070 12.592 14.067



10.827 13.815 16.268 18.465 20.517 22.457 24.322



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-26



LAPORAN PENDAHULUAN



 Derajat Signifikan



dk 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30



0.950



0.800



0.500



0.200



0.050



0.001



2.733 3.325 3.940 4.575 5.226 5.892 6.571 7.962 7.962 8.672 9.390 10.117 10.851 11.501 12.338 13.910 13.848 14.611 15.379 16.151 16.928 17.708 18.493



4.594 5.380 6.179 6.989 7.807 8.634 9.467 10.307 11.152 12.002 12.857 13.716 14.578 15.445 16.314 17.187 18.062 18.940 19.820 20.703 21.588 22.475 23.364



7.344 8.343 9.342 10.341 11.340 12.340 13.339 14.339 15.338 16.338 17.338 18.338 19.377 20.377 21.337 22.337 23.377 24.337 25.336 26.336 27.336 28.336 29.336



11.030 12.242 13.442 14.631 15.812 16.985 18.151 19.311 20.465 21.615 22.760 23.900 25.038 26.171 27.301 28.429 29.553 30.675 31.795 32.912 34.027 35.139 36.250



15.507 16.919 18.307 19.975 21.026 22.362 23.685 24.996 26.296 27.587 28.869 30.144 31.410 32.671 33.924 35.175 36.415 37.652 38.885 40.113 41.337 42.557 43.773



26.125 27.877 29.588 31.264 32.909 34.528 36.123 37.697 39.252 40.790 42.312 43.820 45.315 46.797 48.268 49.728 51.179 52.620 54.052 55.476 56.893 58.302 59.703



Sumber : Hidrologi, Soewarno, 1995



5. Menghitung derajat kebebasan. Dk = K – (h + 1) dengan : K = banyaknya kelas = 1 + 3,322 Log n h = parameter (untuk chi square = 2). 6. Membandingkan besarnya nilai X2hitung dan X2kritis, bila X2kritis > X2hitung, maka analisa data dapat diterima.



3.6



DEBIT BANJIR RANCANGAN



Analisis debit banjir rencana saluran drainase adalah bertujuan untuk mengetahui debit banjir rencana saluran primer di Jalan Gatot Subroto. Sedangkan analisis dimensi saluran drainase adalah perencanaan penampang saluran primer di Jalan Gatot Subroto, sehingga didapatkan dimensi saluran (lebar dan tinggi saluran) serta slope minimum saluran. Debit rencana sangat penting dalam perencanaan sistem drainase, apabila dalam menentukan debit rencana, maka sistem drainase yang digunakan tidak akan berfungsi dengan semestinya. Debit aliran adalah yang akan digunakan untuk menghitung dimensi saluran, didapat dari debit yang berasal dari limpasan air hujan dan debit air buangan limbah rumah tangga dengan rumus :



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-27



LAPORAN PENDAHULUAN



QTotal = QAir Hujan + QAir Kotor Dimana : QAir Hujan = Debit air hujan (limpasan) (m 3/det) QAir Kotor = Debit limbah buangan rumah tangga



3.6.1 Debit Air Limbah Buangan Debit Air Limbah Buangan adalah semua cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia maupun yang mengandung sisa-sisa proses industri. Air Buangan dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :  Air Kotor



: Air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet dan air buangan yang mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plambing.



 Air Bekas



: Air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya seperti bak mandi, baik cuci tangan, bak dapur dan lain-lain.



 Air Hujan



: Air buangan yang berasal dari atap bangunan, halaman dan sebagainya.



 Air Buangan Khusus : Air buangan yang mengandung gas, racun atau bahan-bahan berbahaya seperti berasal dari pabrik, air buangan laboratorium, tempat pengobatan, tempat pemeriksaan di rumah sakit, rumah pemotongan hewan, air buangan yang bersifat radioaktif yang dibuang dari pusat Listrik Tenaga Nuklir. Debit air limbah rumah tangga didapat dari 60% - 70% suplai air bersih setiap orang, diambil debit limbah rumah tangga 70% dan sisanya dipakai pada proses industri, penyiraman kebun-kebun dan lain-lain. Debit air kotor ini dapat dihitung menggunakan rumus. Besarnya air limbah buangan dipengaruhi oleh :  Asumsi jumlah orang setiap rumah 6 orang  Asumsi kebutuhan air bersih rata-rata tiap orang untuk perumahan 100 – 200 l/orang/hari sebesar 150 l/org/hari  Asumsi kebutuhan air bersih rata-rata tiap orang untuk sarana ibadah (masjid) sebesar 20 l/orang/hari  Faktor puncak (Fp) diperoleh berdasarkan jumlah penduduk yang ada disekitar jalan Gatot Subroto Air limbah rumah tangga didapat berdasarkan kebutuhan air bersih dan diambil 70%, sisanya dipakai pada proses industri, penyiraman kebun, dan lain-lain. Qrerata  70%.(Konsumsi Air Bersih Orang).(Jumlah Penduduk) .Fp  liter/hari Q air kotor 



Q rerata (liter / hari) (m3 / det ik ) (1000 m3/detik). (24 jam.60 menit.60 detik).det ik/hari



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-28



LAPORAN PENDAHULUAN



Tabel 3.8. Konsumsi air bersih No



Sumber



1 2 3



Rumah Pondok Kantin



4 5 6



Perkemahan Penjual minuman buah Buffet (Coffee Shop)



7 8



Perkemahan anak-anak Tempat perkumpulan



9 10 11 12 13



Ruang Makan Asrama / perumahan Hotel Tempat cuci otomatis Toko



14



Kolam renang



15 16



Gedung bioskop Pusat keramaian



Jumlah aliran (l/unit/orang



Satuan Orang Orang Pengunjung Pekerja Orang Tempat duduk Pengunjung Pekerja Pekerja Pekerja Orang Pengunjung Orang Orang Mesin Pengunjung Pekerja Pengunjung Pekerja Tempat duduk Pengunjung



Antara



Rerata



200 – 280 130 – 190 4 – 10 30 – 50 80 – 150 50 – 100 15 – 30 30 – 50 250 – 500 40 – 60 40 – 60 15 – 40 100 – 200 150 – 240 1800 – 2600 5 – 20 30 – 50 20 – 50 30 – 20 10 – 15 15 – 30



220 160 6 40 120 75 20 40 400 50 50 30 150 200 2200 10 40 40 40 10 20



Sumber : Gunadarma, 2011



3.6.2 Debit Air Hujan (Limpasan) Debit air hujan (limpasan) adalah volume aliran yang terjadi di permukaan tanah yang disebabkan oleh turunnya hujan dan terkumpulnya membentuk suatu aliran. Aliran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi yaitu jenis permukaan tanah, luas daerah limpasan, dan intensitas curah hujan. Debit air hujan ini dapat dihitung dengan menggunakan metode rasional atau metoda rasional yang telah dimodifikasi atau hidrograf satuan untuk daerah perkotaan. 3.6.2.1 Metode Rasional Metode Rasional adalah Metode untuk menghitung debit banjir maksimum dari curah hujan. Metode ini dapat menggambarkan hubungan antara debit limpasan dengan besar curah hujan secara praktis berlaku untuk luas DAS tidak lebih dari 300 ha. Metode rasional menggunakan persamaan adalah sebagai berikut :



Qp  0,00278 . C . I . A Dengan



Ceq 



( A1.C1)  ( A 2.C2)  ( A3.C3)  ...( An.Cn )







n i1



Dimana : Qp



Ai



= debit puncak banjir (m3/det)



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-29



LAPORAN PENDAHULUAN



I Ceq C1,C2,C3,…Cn A1,A2,A3,…An



= = = =



intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam) koefisien limpasan equavalen koefisien limpasan masing-masing sub-DPSal. luas sub-DPSal (ha)



3.6.2.2 Metode Rasional Modifikasi Untuk luas DAS lebih dari 300 ha, digunakan Metode Rasional Modifikasi yang merupakan pengembangan dari Metode Rasional untuk intensitas curah hujan yang lebih lama dari waktu konsentrasi. Metode ini telah dikembangkan sehingga konsep Metode Rasional Modifikasi ini dapat menghasilkan Hidrograf untuk memperhitungkan Koefisien Limpasan, Koefisien Tampungan, Intensitas Hujan dan Luas Daerah Aliran dalam menghitung Debit Limpasan. Metode rasional modifikasi menggunakan persamaan sebagai berikut :



Qp  0,00278 . Cs . C . I . A Dengan



Cs 



2.tc 2.tc  td



Dimana : Qp = debit puncak banjir (m3/det) C = koefisien limpasan I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam) A = luas daerah pengaliran saluran / DPSal (ha) Cs = koefisien tampungan (storage coeficient) = waktu konsentrasi (menit) tc = waktu pengaliran air yang mengalir di dalam saluran sampai titik yang ditinjau td (menit).



3.6.3 Koefisien Limpasan Koefisien Limpasan adalah perbandingan antara jumlah air yang mengalir disuatu daerah akibat turunnya hujan dengan jumlah air hujan yang turun di daerah tersebut. Besarnya koefisien limpasan berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan pengaruh pemanfaatan lahan dan aliran sungai. Koefisien limpasan (run off) ditentukan berdasarkan tata guna lahan daerah tanggapan. Nilai koefisien limpasan disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 3.9. Nilai koefisien limpasan (C) Kondisi daerah A. Perdagangan 1. Daerah kota 1. Daerah dekat kota B. Permukiman 1. Rumah tinggal terpencar 2. Komplek perumahan 3. Permukiman (suburban) 4. Apartemen C. Industri 1. Industri ringan



C 0,70 – 0,95 0,50 – 0,70 0,30 – 0,50 0,40 – 0,60 0,25 – 0,40 0,50 – 0,70 0,50 – 0,80



Sifat Permukaan Tanah A. Jalan 1. Aspalt 2. Beton 3. Batu bata 4. Batu kerikitl 5. Jalan raya dan trotoar B. Atap C. Lapangan rumput, tanah berpasir 1. Kemiringan 2% 2. Rata-rata 2 – 7%



C 0,70 – 0,95 0,80 – 0,95 0,70 – 0,85 0,15 – 0,35 0,70 – 0,85 0,75 – 0,95 0,05 – 0,10 0,10 – 0,15



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-30



LAPORAN PENDAHULUAN



Kondisi daerah D. E. F. G.



2. Industri berat Taman, kuburan Lapangan bermain Daerah halaman KA Daerah tidak terawat



C



Sifat Permukaan Tanah



C



0,60 – 0,90 0,10 – 0,25 0,10 – 0,25 0,20 – 0,40 0,10 – 0,30



3. Curam (7%) D. Lapangan rumput, tanah keras 1. Kemiringan 2% 2. Rata-rata 2 – 7% 3. Curam (7%)



0,15 – 0,20 0,13 – 0,17 0,18 – 0,22 0,25 – 0,35



Sumber : Urban Drainage Guidelines and Technical Design Standars, Dep. PU, Jakarta 1994



3.6.4 Intensitas Curah Hujan Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satu kurun waktu air hujan terkonsentrasi. (Sumber : Wesli 2008). Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan meliputi daerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit. (Sumber : Suroso 2006) Biasanya dalam perencanaan bangunan pengairan (misalnya drainase), debit rencana sangat diperlukan untuk mengetahui kapasitas yang seharusnya dapat ditampung oleh sebuah drainase, agar semua debit air dapat ditampung dan teralirkan. Rumus yang biasa digunakan dalam perhitungan intensitas curah hujan dengan persamaan dari Mononobe, dinyatakan dalam satuan mm/jam, yakni sebagai berikut :



I



R24  24    24  tc 



2/3



Dimana : I = Intensitas curah hujan (mm/jam) R24 = Curah hujan rencana harian maksimum tahunan untuk kala ulang T tahun (mm) = Waktu konsentrasi (jam) tc 3.6.4.1 Waktu Konsentrasi (tc) Waktu Konsentrasi adalah waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir dari suatu titik yang paling jauh ke suatu titik tertentu yang ditinjau pada suatu daerah pengaliran. Untuk menghitung Waktu Konsentrasi dipakai persamaan Kirpich (Subarkah, 1980:50) adalah sebagai berikut :



tc  0,0195 .L0,77 .S 0,385 Dimana : td  to



L V



2 nd   dan to   .3,28.Lo. S 3



atau



tc  to  td



0,167



= Waktu pengaliran air yang mengalir diatas permukaan tanah menuju saluran (inlet time) (menit)



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-31



LAPORAN PENDAHULUAN



= Waktu pengaliran air yang mengalir di dalam saluran sampai titik yang ditinjau (conduit time) (menit) = Panjang saluran dari titik terjauh sampai dengan titik yang ditinjau (meter) = Jarak titik terjauh ke fasilitas drainase (m) = Kecepatan air di dalam saluran (meter/menit) = Kemiringan dasar saluran. = Angka kekasaran permukaan lahan



td



L Lo V S nd



Tabel 3.10. Angka kekasaran permukaan lahan No.



Tata Guna Lahan



nd



1 2 3 4



Lapisan semen dan aspal beton Kedap air Timbunan tanah Tanaman pangan / tegalan dengan sedikit rumput pada tahan gundul Yang kasar dan lunak Padang rumput Tanah gundul yang kasar dengan runtuhan dedaunan Hutan dan sejumlah semak belukar



0,013 0,020 0,100



5 6 7



0,200 0,400 0,600 0,800



Sumber : I made kamiana 2011



3.7



KRITERIA PERENCANAAN HIDROLIKA



Debit aliran yang sama dengan debit akibat hujan, harus dialirkan pada saluran untuk drainase muka tanah (surface drainage), adapun Kriteria perencanaan hidrolika ditentukan sebagai berikut : 1. Bentuk saluran drainase umumnya: trapesium, segiempat, lingkaran, dan segitiga. Bentuk dan rumusnya adalah sebagai berikut: Rumus Luas Profil Basah  Luas profil basah berbentuk lingkaran.



Gambar 3.6. Profil Basah Berbentuk Lingkaran a



r sin (



)



dimana : a = tinggi air (dalam m).



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-32



LAPORAN PENDAHULUAN



Ф = sudut ketinggian air (dalam radial) = y r = jari-jari lingkaran (dalam m). (



A = luas profil basah (dalam m2) = 1 2



)



P = keliling basah (dalam m) = r  = Penjelasan : R = A/P = jari-jari hidrolis (dalam m). atau



1 2 . r y  sin y  2 1    A  . r2  sin   0 2  180   P r.  r. 180 0 A



Jika dihitung dengan bagian radial (3600 = 2.π bagian radial). atau



 



1 2 p A 2 .r 1800  sin  R   P r sinp180 0



Kecepatan rata-rata yang paling besar (Vmaks), jika luas profil basah, A, mempunyai harga jari-jari hidrolis, R yang terbesar. Dengan perkataan lain, kecepatan aliran terbesar akan ada jika:



R



1  180 0  1  sin    sin   1   r 1   2    2  



Setelah dihitung terdapat Ψ = 2570 30’, sedangkan sin 257,50 = – sin 770 30’ jadi:



Rmaks 



1  sin   1  sin 257,50   atau   1  r  2    2  257,50 



Rmaks 



1 1 r 1  0,222 x 0,976   r x 1,22 2 2



Untuk pipa yang terisi air penuh, jari-jari hidrolis,



Rp 



Ap r 2 1   r Pp 2r 2



1  1 Rmaks   r x 1,22  r  Rp  1,22Rp 2  2 dR dR 1  cos   sin    0, jadi  r   cos   sin   0 d  2 2 Kecepatan rata-rata pada pipa terisi air penuh



Vp  KR p2 / 3 S1/ 2 , danVmaks  KRmaks 



2/3



S1/ 2



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-33



LAPORAN PENDAHULUAN



K1,22Rp 



2/3



S1/ 2  1,14KR p2 / 3 S1/ 2 atau Vmaks  1,14 Vp



Aliran atau debit terbesar (Q) terjadi apabila dQ dψ Q terbesar akan terdapat, jika terdapat ф



0, ini berarti bahwa :



3080 9’ (hasil hitungan).



Untuk menghitung Qmaks dapat dilakukan perhitungan dengan Qmaks = A x V. Debit Q yang terbesar bukan karena Amaks atau Vmaks, akan tetapi A x V yang terbesar hasilnya yang menentukan. Pada pipa yang terisi penuh air, banyaknya aliran atau debit: Qmaks = 1,077 Q p atau ∞ 1,08 Qp  Luas profil basah berbentuk trapesium



Gambar 3.7. Profil Saluran Drainase Berbentuk Trapesium Luas profil basah berbentuk trapesium dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:



A



B  T  . h



2 Dimana : A = luas profil basah (m2). B = lebar dasar saluran (m). h = tinggi air di dalam saluran (m). T = (B + m h + t h) = lebar atas muka air. m = kemiringan talud kanan. t = kemiringan talud kiri.  Luas profil basah berbentuk segiempat



: Gambar 3.8. Profil Basah Berbentuk Segiempat Luas profil basah berbentuk segiempat dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:



A  B.h Dimana : A = luas profil basah (m2). B = lebar dasar saluran (m). h = tinggi air di dalam saluran (m).



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-34



LAPORAN PENDAHULUAN



T = B. m = 0 (nol) dan t = 0 (nol) 2. Kecepatan saluran rata-rata dihitung dengan rumus Chezy, Manning dan Strickler. Rumusnya adalah sebagai berikut : a. Rumus Chezy



V  C. R .I Dimana : V = kecepatan aliran dalam m/dt C = koefisien Chezy; R = jari-jari hidrolis dalam m; A = profil basah saluran dalam m2; P = keliling basah dalam m; I = kemiringan dasar saluran. Beberapa ahli telah mengusulkan beberapa bentuk koefisien Chezy dari rumus umum V = C ,antara lain : Bazin, Manning dan Strickler. b. Rumus Bazin Bazin mengusulkan rumus berikut ini :



C



87 1



gB R



dengan gB adalah koefisien yang tergantung pada kekasaran dinding. Nilai gB untuk beberapa jenis dinding saluran dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini. Tabel 3.11. Koefisien Kekasaran Bazin Jenis Dinding



gB



Dinding sangat halus (semen)



0,06



Dinding halus (papan, batu bata)



0,16



Dinding batu pecah



0,46



Dinding tanah sangat teratur



0,85



Saluran tanah dengan kondisi biasa



1,30



Saluran tanah dengan dasar batu pecah dan tebing rumput



1,75



Sumber : “Standar SK SNI M-18-1989-F, Metode Perhitungan Debit Banjir”



c. Rumus Manning Seorang ahli dari Islandia, Robert Manning mengusulkan rumus berikut ini :



C



i 2/3 R n



Dengan koefisien tersebut maka rumus kecepatan aliran menjadi :



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-35



LAPORAN PENDAHULUAN



V



1 2 / 3 1/ 2 . R . I , rumus ini dikenal dengan rumus Manning n



Dimana : n = koefisien Manning dapat dilihat dalam Tabel 8; R = jari-jari hidrolis dalam m; A = profil basah saluran dalam m2; P = keliling basah dalam m; I = kemiringan dasar saluran Tabel 3.12. Koefisien Kekasaran Bazin Koefisien Manning, n



Bahan Besi tuang dilapis Kaca Saluran Beton Bata dilapis mortar Pasangan batu disemen Saluran tanah bersih Saluran tanah Saluran dengan dasar batu dan tebing rumput Saluran pada galian batu padas



0,014 0,010 0,013 0,015 0,025 0,022 0,030 0,040 0,040



Sumber : “Hidraulika”, Prof.Dr.Ir. Bambang Triatmodjo,CES,DEA



d. Rumus Strickler Strickler mencari hubungan antara nilai koefisien n dari rumus Manning sebagai fungsi dari dimensi material yang membentuk dinding saluran. Untuk dinding saluran dari material yang tidak koheren, koefisien Strickler, ks diberikan oleh rumus :



ks 



1 , sehingga rumus kecepatan aliran menjadi : n



V  ks . R 2 / 3 . I1/ 2 3. Apabila di dalam saluran existing terdapat nilai kekasaran dinding atau koefisien Manning yang berbeda satu dengan lainnya, maka dicari nilai kekasaran dinding equivalen (neq). a. Rumus Kekasaran Dinding Equivalen (n)



Gambar 3.9. Penampang Profil Basah Majemuk



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-36



LAPORAN PENDAHULUAN



Bentuk profil saluran seperti dalam gambar di atas maka untuk mencari nilai kekasaran dinding equivalen digunakan rumus:



 n n







2/3 3/2 Pi i 2/3



P Diman : n = nilai kekasaran dinding equivalen. Pt = total keliling basah dalam m. ni = kekasaran dinding pada sub-profil basah i. Pi = panjang keliling basah pada sub-profil basah i b. Rumus Aliran (Q) Untuk menghitung debit profil majemuk existing pada saluran drainase perkotaan digunakan rumus kontinuitas dengan mengalikan luas profil ba- sah dengan kecepatan rata-rata menggunakan rumus Manning dan koefisen kekasaran equivalen (n eq). Rumus alirannya adalah sebagai berikut:



Qt  A t .



1 2 / 3 1/ 2 Rt . S n eq



Dimana : Qt = total dalam m3/dt At = luas profl basah total dari masing-masing sub-profl basah dalam m2 Rt = total jari-jari hidraulis dari masing-masing sub-profil basah dalam m. S = kemiringan rata-rata dasar saluran. neq = kekasaran dinding equivalen yang nilainya dinyatakan dalam persamaan:



A t . R t  n 1 . A i . R i2 / 3 i1 n t 2/3



n eq 







4. Aliran kritis, sub-kritis dan super-kritis dinyatakan dengan bilangan Froude. Aliran kritis apabila Froude number, Fr = 1; aliran sub-kritis apabila Froude number < 1 dan aliran super-kritis apabila Froude number >1. Froude number, Fr 



V gD



Dimana : V = kecepatan aliran dalam m/dt √gD = cepat rambat gelombang dalam m/dt D = A/T=kedalaman hidroulis dalam m A = luas profil basah dalam m2 T = lebar muka air dari tampang saluran 5. Saluran drainase yang terpengaruh oleh pengempangan (back water effect) dapat diperhitungkan dengan Standard Step atau Direct Step Method.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-37



LAPORAN PENDAHULUAN



Gambar 3.10. Energy of Open Channel Flow Energi spesifik, E  y 



V2 2.g



a. Direct Step Method Persamaan metode ini adalah sebagai berikut :



E  S0  S t x Dimana : x = ∆x =panjang luas saluran antara profil 1 dan profil 2 dalam m; Hukum Bernoulli :



V12 V2  Z 2  y 2  2  hr 2g 2g Z1  Z 2  S 0 x



Z1  y 1 



hL  S w x Maka :







 



y 2  2yg  y 1  V12 V22 S 0 x  y 1   y2   S1x  x  2g 2g S0  S f atau x  x 



y 2g







E 2  E1 S0  S f



Kedalaman Normal  Saluran Segiempat



1 1  B. y   Q  A . R 2 / 3 . S1/ 2  B . y . .  n n  B  2y 



2/3



S1/ 2



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-38



LAPORAN PENDAHULUAN



 Saluran Trapesium



1 1  B  2m . y n  . y n Q  A . R 2 / 3 . S1/ 2  y n B  m . y n   n n  B  2y 1  m 2 n 



   



2/3



S1/ 2



Kedalaman Kritis



yc  s



Q 2 B  2m . y c  g . B  m . y c 



 Frictian Slope



Sf 



n2 v 2 R4/3



b. Standard Step Method Pada Gambar di atas memperlihatkan potongan ruas saluran 1 dan 2, persamaan total head potongan 1 dan 2 adalah sebagai berikut :



S 0 x  y 1  a1



v 12 v2  y 2  a 2 2  S f x 2g 2g



Bila : a1, a2 = koefisien energi pada potongan 1 dan potongan 2. Elevasi muka air di atas datum pada potongan 1 dan potongan 2, persamaannya adalah sebagai berikut :



Z1  S 0 x  y 1  z 2 Z2  y 2  z2 Friction loss : h f  S f x 



1 S f1  S f 2 x 2



dimana : Sf1, Sf2 = kemiringan friksi (friction slope) pada potongan 1 dan potongan 2 :



Sf 



n2 . v 2 (metric) R 4/3



dimana :



Sf = kemiringan friksi rata-rata pada potongan 1 dan potongan 2; v = kecepatan rata-rata pada potongan 1 dan potongan 2;



R = Jari-jari hidraulis rata-rata pada potongan 1 dan potongan 2 Persamaan total head menjadi :



Z1  a1



V12 V2  Z 2  a1 2  h1  h0 2g 2g



h0 = eddy loss Eddy loss sangat tergantung dari perubahan velocity head (velocity head change) dan biasanya ho = dalam perhitungan. Total head pada penampang 1 dan penampang 2 menjadi :



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-39



LAPORAN PENDAHULUAN



H1  Z1  a1



V12 2g



H 2  Z 2  a1



V22 2g



Maka persamaan total menjadi :



H1  H2  hf  h0 6. Penampang saluran terbaik atau penampang saluran ekonomis adalah penampang saluran yang mempunyai keliling basah minimum akan memberikan daya tampung maksimum kepada penampang saluran. a. Bentuk Trapesium Untuk saluran ekonomis berbentuk trapesium seperti dalam Gambar, dengan lebar dasar B, kedalaman y, dan kemiringan tebing tga=1/m, sehingga sudut a=600. Luas Profil Basah, A = y (B + m.y); T = lebar muka air



Gambar 3.11. Saluran Ekonomis Berbentuk Trapesium Parameter atau geometric elements dari saluran ekonomis berbentuk trapesium seperti terlihat dalam Tabel 3.13. b. Bentuk Segiempat Saluran dengan bentuk segiempat biasanya digunakan untuk saluran yang terbuat dari pasangan batu atau beton seperti terlihat dalam Gambar 3-7. Luas Tampang Basah Keliling Basah Lebar



: A = By : P = B+2y : B = 2y



Gambar 3.12. Saluran Ekonomis Berbentuk Segiempat



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-40



LAPORAN PENDAHULUAN



c. Bentuk Setengah Lingkaran Dari semua bentuk tampang lintang yang ada, bentuk setengah lingkaran mempunyai keliling basah terkecil untuk luas tampang tertentu.



Gambar 3.13. Saluran Ekonomis Bentuk 1/2 Lingkaran Dalam hal ini, r = y, A = ½.p.y2; dan R = y/2 Parameter atau geometric elements dari saluran ekonomis berbentuk setengah lingkaran seperti yang disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 3.13. Penampang Melintang Ekonomis Untuk Saluran Trapesium, Segi Empat dan Setengah Lingkaran Penampang Melintang Saluran



Luas Penampang Basah (A)



Keliling Basah (P)



Jari-Jari Hidraulis (R)



Lebar Atas Muka Air (T)



Kedalaman Hidraulis (D)



Section Factor (Z)



1



2



3



4



5



6



7



Trapesium



y2 3



2y 3



Segi Empat



2y 2



4y



1 2



2y



y



2y 2,5



p / 2y 2



py



1/ 2y



2y



p / 4y



p / 4y 2,5



Setengah Lingkaran



1 2



y



4 3



y 3



3 4



y



3 2



y 2,5



Sumber : “Urban Drainage Guidelines And Technical Design Standards”, CIDA, Nopember 1994



Keterangan :



R = A/P



D = A/T



Z√



7. Ruang bebas saluran (freeboard) berkisar antara 0,30 sampai dengan 1,20 m tergantung dari dalam dan lebarnya saluran, atau dengan menggunakan rumus seperti berikut ini :



Fr  C f . y Dimana : Fr = ruang bebas (m) y = kedalaman aliran rencana (m) Cf = koefisien yang bervariasi dari 1,5 pada Q = 60 m3/dt sampai dengan 2,5 untuk Q = 85 m3/dt 8. Kecepatan minimum yang diizinkan adalah kecepatan yang paling rendah yang akan mencegah pengendapan dan tidak menyebabkan berkembangnya tanaman-tanaman air. Kecepatan maksimum ditentukan oleh kekasaran dinding dan dasar. Untuk saluran tanah V = 0,7 m/dt, pasangan batu kali V = 2 m/dt dan pasangan beton V = 3 m/dt. Kecepatan maksimum dan minimum saluran juga ditentukan oleh kemiringan talud saluran, seperti yang disajikan pada tabel-tabel di bawah ini.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-41



LAPORAN PENDAHULUAN



Tabel 3.14. Jenis Saluran Terbuka Jenis Saluran



Saluran Tanah (yang tidak dilapisi



Kecepatan Max. dan Min. yang Diizinkan



Ruang Bebas



Min. F  cy USBR Q (m3/det) < 0,5 0,5 – 1,5 1,5 – 5,0 5,0 – 10,0 10,0 – 15,0 > 15,0



F (m) 0,40 0,50 0,60 0,75 0,85 1,00



Kemiringan Talud



Min. V = 0,60 m/dt. Merujuk kepada kec. Maks. yang diizinkan



Material tanah pada galian



Kemiringan talud



Batu/Rock Tanah keras Lempung keras Pasir lempung Pasir lumpur Tanah lembek



1H : 0,25V 1H:1H to 1H:2V 1H:1V to 1H:2V 1H:1,5H to 1H:2,5V 1H:2V to 1H:3V 1H:3H to 1H:4H



Tanah yang Dipadatkan Kedalaman air + Ruang Bebas, D, (m) Df ≤ 1,0 1,0 < D < 2,0 Df > 2,0



Yang Dilapisi Beton



Pasangan Batu Kali



Min. F  cy USBR Q (m3/det) 0,5 – 1,5 1,5 – 5,0 5,0 – 10,0 10,0 – 15,0 > 15,0



F (m) 0,20 0,25 0,30 0,40 0,50



Sama dengan beton



Min. V = 0,6 – 1,0 m/det. Max. V = 3,0 m/det 0,40



Kedalaman air, y (m) < 0,4 m 0,4 < y ≤ 0,75



Min. Kemiringan Talud 1V:1H 1V:1,5H 1V:2H Min. Kemiringan talud Vertikal 1:1



1,00 Min. V = 0,60 m/dt. Max. V = 2,0 m/dt.



Sumber : “Urban Drainage Guidelines And Technical Design Standards”, CIDA, Nopember 1994



Tabel 3.15. Kecepatan Maksimum yang Diizinkan atas Rekomendasi Fortie dan Scoby (1926) untuk Straight Channel of Small Slope and After Aging Material



n



Air Bersih, V (m/det)



Air yang membawa Lumpur Koloid, V (m/det)



Pasir halus/baik (noncolloidal) Pasir lempung (noncolloidal) Lumpur lempung Lumpur alluvial (noncolloidal) Lempung keras ordinary Abu vulkanik Lempung keras (vert colloidal) Lumpur alluvial (colloidal) Shales and Hardpans Kerikil halus Graded Loam to Cobbles (bila colloidal) Graded Silt to Cobbles (bila colloidal) Kerikil kasar (noncolloidal) Cobbles and Shingles



0,020 0,020 0,020 0,020 0,020 0,020 0,025 0,025 0,025 0,020 0,030 0,030 0,025 0,035



0,457 0,533 0,610 0,610 0,762 0,762 1,140 1.140 1,830 0,762 1,140 1,220 1,220 1,520



0,762 0,762 0,914 1,070 1,070 1,070 1,520 1,520 1,830 1,520 1,520 1,680 1,830 1,680



Sumber : “Urban Drainage Guidelines And Technical Design Standards”, CIDA, Nopember 1994



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-42



LAPORAN PENDAHULUAN



9. Saluran dengan berbagai lapisan adalah saluran yang dilapis dengan beton, batu kali dan lapisan lainnya sedangkan dasar saluran dari tanah. Dengan mengguna- kan rumus Manning dan koefisien kekasaran yang tepat untuk masing-masing dinding saluran, debit dari tiap sub-penampang dapat dihitung sebagai berikut : Q  Q1  Q2  Q3



Dimana : Q1, Q2, dan Q3 = debit dari masing-masing sub-penampang melintang 1, 2 dan 3 Subtitusikan Q1, Q2, dan Q3 ke dalam persamaan Manning, maka diperoleh debit total menjadi : Q



1 1 1 .A 1.R12 / 3 .S1/ 2  .A 2 .R 22 / 3 .S10/ 2  .A 3 .R 32 / 3 .S10/ 2 n1 n2 n3



Gambar 3.14. Profil Melintang Saluran Ganda



3.8



PENGGAMBARAN DETAIL DESIGN DAN PENYAJIANNYA



Dalam penggambaran seluruh hasil detail design akan digunakan autocad 2009, sehingga hasil gambar desail nantinya akan berupa format digital yang akan diserahkan dalam bentuk soft copy dan hard copy. Ketentuan tentang gambar diuraikan sebagai berikut.  Penggambaran menggunakan simbol, garis, dan arsiran yang jelas, dan dapat dipahami oleh kontraktor dan atau pengawas.  Setiap bagian dari saluran atau bangunan ditampakkan dengan detail.  Potongan melintang selalu digambar berurutan dari sudut kiri atas gambar ke bawah, selanjutnya deretan tengah, dan deretan kanan dipakai dari atas ke bawah.  Gambar potongan melintang hanya menunjukkan satu ruas saluran tidak dicampur dengan gambar bangunan.  Garis tengah saluran berada dalam 1 garis lurus vertikal.  Blok judul dipakai dalam semua gambar dan terletak di sudut kanan bawah sesuai Kriteria Perencanaan 07.  Gambar mempunyai skala dengan dimensi dalam meter, centimeter atau milimeter tergantung pada apa yang akan ditunjukkan dalam gambar.  Lembar standar memakai ukuran kertas A3.  Skala gambar disajikan dalam tabel berikut ini.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-43



LAPORAN PENDAHULUAN



Tabel 3.16. Skala Gambar No



Tipe Gambar



Skala



1



Peta situasi



1 : 2.000



2



Potongan long  horisontal  vertikal



1 : 2.000 1 : 100



3



4



5



Potongan cross  horisontal  vertikal



1 : 200 atau 1 : 100



Gambar Saluran  long section  cross section



1 : 2000, 1 : 100 1 : 100



Gambar Bangunan  denah  potongan  detail



1 : 50; 1 : 100; 1 : 200 1 : 50; 1 : 100 1 : 10; 1 : 20



Sesuai dengan kerangka acuan kerja, akan dilakukan penggambaran dengan mempergunakan program-program komputer, sehingga akan menghasilkan gambar peta digital yang lebih baik, tepat dan akurat. Adapun langkah-langkah penggambaran secara digital dapat di uraikan sebagai berikut : a. Penggambaran profil melintang dilakukan dengan langkah-langkah  Membuat data profil melintang dengan menggunakan spreadsheet Microsoft Excell.  Membuat database STA dengan menggunakan spreadsheet Microsoft Excell.  Membuat project baru dengan menggunakan software AutoCad Land Development untuk menggambarkan profil melintangnya, dan setting gambar profil melintang yang akan dibuat.  Membuat alignment yaitu garis sepanjang STA yang memuat profil melintang, misalnya STA 13 + 000 adalah garis sepanjang 13 km.  Memanggil database profil melintang, dan data base STA dengan menggunakan software X-section yaitu transfer data dari sitem software Microsoft Excell ke sistem software AutoCad Land Development.  Memanggil data base export, data base ke software AutoCad Land Development dengan jarak profil melintang pada program software AutoCad Land Development.  Editing profil melintang, dan menambahkan kop peta/gambar.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-44



LAPORAN PENDAHULUAN



Data cross section Proses X section Data STA Editing gambar File baru/project AutoCad LD set up



Alignment untuk menempatkan cross section



Gambar 3.15. Bagan Alir Penggambaran Cross Setion b. Penggambaran situasi dilakukan dengan langkah-langkah  Membuatproject baru dengan menggunakan software AutoCad Land Development.  Insert data poligon, dan data profil melintang.  Melakukan proses kontour di software AutoCad Land Development dengan menu terrain untuk membuat surface, edit surface, selanjutnyan setting, membuat, dan mencantumkan label kontour.  Editing gambar/peta situasi, dan pembenahan kop peta. Data poligon dan situasi Plotting data ke AutoCad LD



Proses kontour terrain



Data profil melintang Editing gambar File baru/project AutoCad LD set up



Gambar 3.16. Bagan Alir Penggambaran Situasi c. Penggambaran long section dilakukan dengan langkah-langkah  Membuat data base dengan menggunakan spreadsheet Microsoft Excell berisi No.STA, jarak, elevasi tanggul kiri, elevasi tanggul kanan, dan elevasi as sungai.  Membuat project baru dengan menggunakan software AutoCad Land Development.  Memanggil database profil melintang, dan data base STA dengan menggunakan software X-section yaitu transfer data dari sitem software Microsoft Excell ke sistem software AutoCad Land Development.  Memanggil database, selanjutnya meng-export database ke software AutoCad Land Development sepanjang long section pada program software AutoCad Land Development.  Editing profil melintang, dan menambahkan kop peta/gambar.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-45



LAPORAN PENDAHULUAN



Data long section Proses X section Data STA Editing gambar File baru/project AutoCad LD set up



Alignment untuk menempatkan long section



Gambar 3.17. Bagan Alir Penggambaran Long Section



3.9



PERHITUNGAN BILL OF QUANTITY



Setelah sebagian atau seluruh tahap pelaksanaan desain selesai, dilakukan perhitungan volume pekerjaan dan rancangan anggaran biaya (RAB). Pelaksanaan perhitungan pekerjaan dapat dilakukan dengan sistem manual atau komputerisasi. Hal ini akan ditinjau kembali setelah gambar desain selesai.  Perhitungan volume pekerjaan akan digunakan methode koordinat terkomputerisasi untuk menghilangkan kesalahan akibat efek pengukuran dimensi model ruler (pakai penggaris).  Selanjutnya akan ditabulasi dan direkap sesuai dengan sub jenis pekerjaan.  Hasil perhitungan Volume dipisah-pisahkan sesuai dengan zona pemaketan. Kuantitas dihitung dari gambar desain final dengan metode pengukuran bersih seperti yang dijelaskan pada pedoman prosedur desain dan pengukuran. Daftar kuantitas pekerjaan terinci atau dikenal dengan bill of quantity, menguraikan volume masing–masing bangunan, disusun, dan diserahkan ke pemilik pekerjaan untuk pemeriksaan bersama antara pemilik pekerjaan, dan kontraktor pelaksana pada saat realisasi konstruksi.



3.9.1 Rencana anggaran biaya pelaksanaan Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan biaya konstruksi berdasarkan gambar dan spesifikasi pekerjaan yang akan dibangun. Untuk menghitung RAB diperlukan data-data  Gambar rencana konstruksi / struktur  Spesifikasi Teknis  Volume pekerjaan  Daftar harga bahan dan upah  Analisa harga satuan  Metode pelaksanaan / Metode kerja Acuan untuk melakukan analisa harga satuan :  Analisa BOW; Analisa harga satuan ini berasal dari penelitian zaman Belanda, untuk saat sekarang sudah jarang digunakan, karena sering terjadi pembengkakan di sector tenaga.  Standar Nasional Indonesia (SNI); dikeluarkan resmi secara berkala oleh Badan Standarisasi Nasional setiap tahun berjalan.  Standar Perusahaan; pada perusahaan tertentu menerbitkan analisa harga satuan tersendiri sebagai pedoman bagi perusahaan tersebut.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-46



LAPORAN PENDAHULUAN



 Pengamatan dan Penelitian Langsung di Lapangan; cara ini membutuhkan banyak waktu, tapi hasilnya akan mendekati ketepatan karena diambil langsung dari pengalaman di lapangan, caranya dengan meneliti kebutuhan bahan, waktu dan tenaga pada suatu pekerjaan yang sedang dilaksanakan.  Standar Harga Satuan; harga satuan ini dikeluarga tiap daerah Kabupaten / Kota atau Propinsi.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



3-47



LAPORAN PENDAHULUAN



BAB 4 PENGUMPULAN DATA DAN SURVEY PENDAHULUAN



4.1



TINJAUAN UMUM KONDISI DRAINASE DI JALAN GATOT SUBROTO



Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Propinsi Sumatera Utara dengan topografi miring ke arah Utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5 – 37,5 m di atas permukaan laut. Sepanjang drainase yang ada di jalan Gatot Subroto terdapat dua Daerah Aliran Sungai yaitu Daerah Aliran Sungai Belawan dan Daerah Aliran Sungai Deli. Oleh karena itu dalam studi ini yang akan dibahas kondisi dari saluran drainase yang terdapat di ruas jalan tersebut. Genangan yang terjadi di kawasan jalan tersebut sangatlah dipengaruhi oleh kondisi dari kapasitas saluran drainase. Beberapa dari titik-titik genangan yang ada merupakan daerah cekungan sehingga sulit untuk mengalirkannya dengan konsep drainase sederhana, dengan tingkat kesulitan yang tinggi biasanya menelan biaya yang relatif cukup besar, masyarakat masih menganggap bahwa badan air merupakan tempat pembuangan sampah, sampah dibuang sembarangan di jalan dan kemudian dibawa air hujan masuk ke saluran, air menjadi kotor dan saluran menjadi penuh sampah, tersumbat dan meluap pada musim hujan, penyerobotan lahan umum, bantaran sungai, saluran drainase jalan raya, bangunan liar untuk tempat tinggal maupun kios jualan, mengakibatkan penampang sungai/ saluran berkurang, bukaan/ lubang di sisi-sisi jalan yang berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan yang berada sepanjang jalan menuju ke saluran (Street Inlet) yang tidak terawat dengan baik sehingga menyulitkan air untuk mengalir dari jalan menuju saluran yang ada. Secara khusus penyebab terjadinya banjir/ genangan periodik maupun genangan permanen pada sistem drainase Kota Medan adalah kurangnya saluran induk yang melayani sistem drainase makro Kota Medan, sedangkan saluran-saluran induk yang ada sekarang ini beberapa diantaranya dalam kondisi yang terlalu dangkal sehingga sulit untuk menarik air dari daerah sekitarnya.



4.2



PERMASALAHAN DRAINASE DI JALAN GATOT SUBROTO



Permasalahan yang terjadi pada sistim drainase di Jalan Gatot Subroto (Kecamatan Medan Sunggal) yaitu setiap tahunnya selalu tergenang air, khususnya pada musim penghujan. Pada sejumlah saluran drainase, baik yang ada dalam lingkungan rumah penduduk maupun saluran induk begitu hujan besar terjadi air meluap keluar dan menggenangi ruas jalan. Faktor yang mempengaruhi daya tampung air tersebut, salah satunya adalah banyak saluran yang sudah menebal endapan lumpurnya, ada juga saluran yang sudah tertimbun dengan sampah sehingga air tidak leluasa mengalir dan saluran drainase yang rusak atau tidak berfungsi lagi. Hal ini banyak terlihat pada daerah pemukiman penduduk khususnya baik



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



4-1



LAPORAN PENDAHULUAN



karena beban material lainnya diatasnya dan ada juga disebabkan karena disengaja, seperti pintu masuk ke rumah atau pertokoan penduduk.



4.3



KONDISI DRAINASE DI JALAN GATOT SUBROTO



Kegiatan survey lapangan pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi awal mengenai kondisi lokasi pekerjaan yang akan digunakan untuk menyusun persiapan survey selanjutnya.



4.4



PENGUMPULAN DATA



Pengumpulan data melaksanakan pekerjaan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jalan Gatot Subroto adalah : 1. Data Primer Untuk memperoleh data primer yang berhubungan dengan jenis, bentuk dan gambaran drainase pada daerah penelitian ini, Selanjutnya waktu konsentrasi (Tc) disepanjang saluran drainase diperoleh dari hasil survey langsung ke lokasi dengan melakukan pengukuran panjang drainase, dimensi drainase mulai dari lebar drainase, tinggi drainase dan kemiringan drainase, serta arah aliran air yang mengalir dalam drainase tersebut. 2. Data Sekunder Data sekunder yang diperlukan dalam menganalisis dimensi penampang drainase diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika berupa data Curah Hujan Harian Maksimum untuk 10 Tahun ke depan di mulai dari tahun 2007 – 2017.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



4-2



LAPORAN PENDAHULUAN



BAB 5 RENCANA KERJA DAN MANAJEMEN ORGANISASI



5.1



RENCANA KERJA



Rencana kerja ini merupakan ruang lingkup kegiatan yang telah dibahas pada Bab sebelumnya, dimana kegiatan-kegiatan ini nantinya akan dilaksanakan oleh tim konsultan agar tercapainya maksud dan tujuan serta sasaran yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja. Adapun rencana kerja yang akan dilaksanakan adalah pekerjaan persiapan, pekerjaan survey topografi, pekerjaan survey hidrologi dan hidrometri, pekerjaan detail desain, rencana anggaran biaya, pembuatan laporan dan diskusi.



5.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan ini merupakan kegiatan administrasi, mobilisasi, pengumpulan data primer dan sekunder, orientasi lapangan dan penyusunan program kerja serta pembuatan laporan rencana mutu kontrak. Persiapan administrasi adalah kegiatan surat menyurat ke instansi terkait yang tujuannya untuk memperlancar kegiatan pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder, sedangkan kegiatan mobilisasi adalah kegiatan untuk mendatangkan personil dan peralatan sesuai dengan waktu pelaksanaan. Setelah kegiatan administrasi selesai dilaksanakan maka tim konsultan akan melaksanakan orientasi ke lapangan untuk menentukan bangunan dan saluran yang akan direhabilitasi. Kegiatan persiapan ini hanya melibatkan 2 orang tenaga ahli yaitu ketua tim, tenaga ahli irigasi/desain-1 yang dibantu dengan seorang administrasi dan seorang operator komputer dengan man month yang disajikan pada tabel dibawah ini : No. 1 2 4 5



Nama Personil Ir. Hendarmin Lubis Razali, ST. MT. W. Liana, A. Md Afri Malida, A. Md



Jabatan Ketua Tim Ahli Irigasi/Desain-1 Operator Komputer Administrasi



Waktu (Hari) 21 21 30 30



MM 0.70 0.70 1.00 1.00



Untuk melaksanakan kegiatan persiapan ini selama 1 bulan hanya membutuhkan peralatan komputer dan printer.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



5-1



LAPORAN PENDAHULUAN



5.1.2 Pekerjaan Survey Topografi Pengukuran survey topografi mengacu pada Kriteria Perencanaan (KP) bagian pengukuran topografi, dimana kegiatan ini adalah kegiatan survey lapangan untuk meperoleh data potongan memanjang dan melintang serta inventori bangunan sepanjang 18 Km. Hasil pengukuran topografi ini nantinya akan diikat dengan Titik Tetap Geodesi (TTG) yang paling dekat dengan lokasi kegiatan, sehingga hasil data pengukuran menggunakan system UTM yang merupakan system koordinat dan elevasi secara Nasional. Pada kegiatan ini nantinya akan dipasang 20 (dua puluh) BM dan 20 (dua puluh) CP. Pada rencana kegiatan survey topografi melibatkan ketua tim, ahli desain/irigasi, chief surveyor dan tenaga pendukung antara lain surveyor, administrasi, operator computer dan tenaga lokal yang disajikan pada tabel dibawah ini : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Nama Personil Ir. Hendarmin Lubis Razali, ST. MT. Achyar, BE Rinaldi Hasanuddin Karsono Aswanto Kasman Amri Edrison Tobe Name W. Liana, A. Md Afri Malida, A. Md



Jabatan Ketua Tim Ahli Irigasi/Desain-1 Chief Surveyor Surveyor 1 Surveyor 2 Surveyor 3 Surveyor 4 Surveyor 5 Surveyor 6 Tenaga Lokal Surveyor Operator Komputer Administrasi



Wakt (Hari) 3 3 108 108 108 108 108 108 108 2562 30 30



MM 0.10 0.10 3,60 3,60 3,60 3,60 3,60 3,60 3,60 86.40 1.00 1.00



Kegiatan pengukuran topografi selama 3.6 bulan dengan menggunakan peralatan survey topografi yakni total station, waterpass, digital kamera.



5.1.3 Pekerjaan Survey Hidrologi dan Hidrometri Pekerjaan hidrologi ini mencakup kegiatan survey hidrologi dan hidrometri, analisa hidrologi seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Survey hidrologi adalah pengumpulan data sekunder seperti studi-studi terdahulu, peta rupa bumi, data curah hujan yang diperoleh dari Badan Metreologi dan Geofisika (BMG). Sementara kegiatan survey hidrometri yakni kegiatan pengukuran debit yang langsung dilakukan di lapangan untuk memperoleh debit sesaat dengan menggunakan alat current meter. Analisa hidrologi dalam pekerjaan ini hanya sampai ke perhitungan ketersediaan air. Untuk kegiatan hidrologi ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan 26 (dua puluh enam) hari, yang melibatkan ketua tim, ahli desain 1 dan 2, dan diperbantukan oleh administrasi dan operator computer dengan man month yang disajikan pada tabel dibawah ini. No. 1 2 3 4 5



Nama Personil Ir. Hendarmin Lubis Razali, ST, MT Ir. Hermas Herorathmono W. Liana, A. Md Afri Malida, A. Md



Jabatan Ketua Tim Ahli Desain/Irigasi 1 Ahli Desain/Irigasi 2 Operator Komputer Administrasi



Waktu (Hari) 4 24 8 24 24



MM 0.13 0.80 0.27 0.80 0.80



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



5-2



LAPORAN PENDAHULUAN



Untuk kegiatan ini peralatan yang digunakan disamping peralatan computer dan printer juga dipakai peralatan untuk survey seperti kamera dan current meter serta kenderaan roda 4 dan roda 2.



5.1.4 Pekerjaan Perencanaan Detail Pekerjaan ini dilakukan setelah ada data-data primer dan data sekunder, seperti data curah hujan dan klimatologi serta telah dimulainya pekerjaan survey lapangan seperti survey hidrologi dan survey topografi. Pada kegiatan ini merupakan detail desain rehabilitasi saluran dan bangunan D.I Batang Gadis. Untuk kegiatan pekerjaan perencanaan detail melibatkan ketua tim, ahli dan asisten ahli irigasi/desain, ahli quantity dan dibantu oleh tenaga pendukung yang disajikan pada tabel dibawah ini : No. 1 2 3 4 5 6 7 8



Nama Personil Ir. Hendarmin Lubis Razali, ST, MT Ir. Hermas Herorathmono Khusnul Ismail, ST Hendra Cipta, ST, MT Hendri Afri Malida, A. Md W. Liana, A. Md



Jabatan Ketua Tim Ahli Desain/Irigasi 1 Ahli Desain/Irigasi 2 Ass. Ahli Desain / Irigasi Ahli Quantity Cad Draftman Administrasi Operator Komputer



Waktu (Hari) 152 78 118 90 72 108 96 96



MM 5.07 2,60 3.93 3.00 2.40 3.60 3.20 3.20



Kegiatan perencanaan detail ini selama 152 hari dengan menggunakan peralatan computer dan printer. Pada pekerjaan detail desain ini termasuk juga kegiatan rencana anggaran biaya, penyusunan RKS dan Spesifikasi teknis.



5.1.5 Pembuatan Laporan dan Diskusi Pembuatan laporan dilakukan sesuai dengan urutan-urutan menurut Time Schedulu yang telah disetujui (mulai dari RMK s/d laporan akhir). Kegiatan pekerjaan ini hanya menggandakan laporan saja, pembuatan laporan ini tidak melibatkan tenaga ahli dan tenaga lainnya. Rencana kerja yang disajikan diatas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram alir pekerjaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.



5.2



STRUKTUR ORGANISASI



Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan rencana kerja yang efisien dan sederhana, sehingga akan menghasilkan suatu produk kerja yang baik. Oleh karena itu dalam melaksanakan pekerjaan Detail Desain Rehabilitasi D.I Batang Gadis Kab. Mandailing Natal (Tahap I), PT. Puri Kencana Indah akan mengerahkan personilpersonilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi. Secara garis besar akan kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil, baik hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim. Dalam pelaksanaan pekerjaan Detail Desain Rehabilitasi D.I Batang Gadis Kab. Mandailing Natal (Tahap I), faktor efektifitas dan efisiensi dalam



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



5-3



LAPORAN PENDAHULUAN



hubungan kerja antara pihak Pemberi Tugas (Direksi) dan pihak konsultan perencana secara tidak langsung sangat mempengaruhi hasil akhir pekerjaan tersebut. Oleh karena itu koordinasi melalui tata laksana struktur organisasi antara Pemberi Tugas (Direksi) dan Konsultan Perencana adalah sangat penting. Hubungan kerja antara Tim Konsultan dengan Pemberi Tugas (Direksi) dalam pekerjaan ini disajikan pada Gambar 5.1



5.3



JADWAL PELAKSANAAN



Berdasarkan kerangka acuan kerja, waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan Detail Desain Rehabilitasi D.I Batang Gadis Kab. Mandailing Natal ini selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Dengan ini dijabarkan jadwal pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan alokasi waktu yang tercantum dalam kerangka acuan kerja. Jadwal pelaksanaan Detail Desain Rehabilitasi D.I Batang Gadis Kab. Mandailing Natal disajikan pada Gambar 5.2.



5.4



JADWAL PENUGASAN PERSONIL



Konsultan akan mempertimbangkan berbagai hal khususnya untuk lama penugasan setiap tenaga ahli dengan memperhatikan jangka waktu pelaksanaan yang disediakan oleh PPK Perencanaan dan Program Satker Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Adapun jadwal penugasan personil disajikan pada Gambar 5.3.



5.5



JADWAL PENGGUNAAN PERALATAN



Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan Detail Desain Rehabilitasi D.I. Batang Gadis Kab. Mandailing Natal (Tahap-1) yakni peralatan kantor dan lapangan (pengukuran topografi dan survey hidrometri) antara lain: Peralatan Kantor     



Komputer Printer Infokus Telepon Kenderaan Roda 4 dan Roda 2



Peralatan Lapangan (Untuk Pengukuran)      



Total Station (TS) Reflektorless Waterpass Peralatan pengambilan sampel sedimen Rol Meter @ 50 M Blangko Survey dan Alat-alat Tulis Kamera digital



Adapun jadwal penggunaan alat disajikan pada Gambar 5.4.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



5-4



LAPORAN PENDAHULUAN



Gambar 5.1. Hubungan Struktur Organisasi Pengguna Jasa dengan Konsultan



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



5-5



LAPORAN PENDAHULUAN



Gambar 5.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Gambar 5.3. Jadwal Penugasan Personil



Gambar 5.4. Jadwal Penggunaan Peralatan



LAPORAN PENDAHULUAN



BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN



6.1



KESIMPULAN



Berdasarkan orientasi lapangan dan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :  Permasalahan yang ada di D.I. Batang Gadis adalah tidak sampainya air ke areal irigasi di beberapa lokasi di karenakan :  Sedimentasi (seluruh saluran induk dan sekunder)  Adanya sadap liar.  Pengaturran pembagian air di pintu bangunan tidak terkontrol / rusak  Lining saluran Induk sudah berumur 22 tahun dan secara umum sudah rusak.  O & P tidak berjalan dengan baik  Besar debit andalan berkisar antara 8.05 m3/dt pada bulan Juli sampai 38.83 m3/dt pada bulan Desember.  Berdasarkan neraca air, areal irigasi pada Daerah Irigasi Batang Gadis dapat terairi seluruhnya.  Perencanaan saluran meliputi saluran induk dan sekunder di sebelah kanan.



6.2



SARAN



 Untuk menanggulangi permasalahan D.I. Batang Gadis agar air sampai ke areal irigasi adalah sbb :  Pembuatan Kantong Lumpur pada Saluran Sebelah Kanan.  Melakukan Normalisasi Saluran  Ditinjau kembali Sadap-sadap Liar yang ada (di-Legal-kan atau di tutup).  Design Profil Memanjang  Rehabilitasi Bangunan & Pintu yang rusak. O & P supaya dijalankan dengan baik.



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



6-1



LAPORAN PENDAHULUAN



LAMPIRAN-LAMPIRAN



Panjang drainase ± 7,27 km dari Jembatan simpang pinang baris sampai dengan bundaran Majestik Pekerjaan Drainase yang sedang diakukan pembangunan dari Jembatan simpang pinang baris sampi Loket simpati star (gagak hitam) sepanjang ± 2,5



Penyusunan DED Drainase Kawasan Permukiman Perbatasan Medan Deli Serdang di Jl. Gatot Subroto



a