Pendederan Ikan Lele Laporan PKL 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEKNIK PENDEDERAN IKAN LELE MUTIARA (Clarias Gariepinus) DI POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT



LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) I



OLEH : ELSA TIARA DIVA SITUMORANG NIT. 19.3.12.101



USAHA BUDIDAYA IKAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PARIAMAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN



TEKNIK PENDEDERAN IKAN LELE MUTIARA (clarias gariepinus) DI POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANANPARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT



Oleh : Elsa Tiara Diva Situmorang 19.3.12.101



USAHA BUDIDAYA PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PARIAMAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2021



PERNYATAAN MENGENAI PKL DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan praktik kerja lapangan dengan judul “ Teknik Pendederan Ikan Lele Mutiara di Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dab belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari prnulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir laporan ini.



Pariaman, Juli 2021 Elsa Tiara Diva Situmorang 19.3.12.101



LEMBAR PENGESAHAN



Judul Nama Nit Prodi



: : : :



Teknik Pendederan Ikan Lele Mutiara Elsa Tiara Diva Situmorang 19.3.12.101 Usaha Budidaya Ikan B



Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing 1



Dosen Pembimbing 2



Hamdani,S.St.Pi.,M.Tr.Pi



Gusti Ayu Wulandari, S.Pi,M.Si



NIP : 19791003 200801 1 010



NIP : 19930822 201903 2 001 Diketahui Oleh :



Koordinator Politeknik KP Pariaman



Ketua Program Studi Usaha Budidaya Ikan



Dra.Ani Leilani,M.S.i



Hamdani,S.St.Pi.,M.Tr.Pi



NIP : 19641217 199003 2 003



NIP : 19791003 200801 1 010



KATA PENGANTAR Segala Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya proposal praktik kerja lapang (PKL) I yang berjudul “Pendederan Ikan Lele Mutiara (clarias Gariepinus)”di Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman provinsi Sumatera Barat ini dapat diselesaikan sesuai dengan target dan waktu yang telah direncanakan.Proses persiapan pelaksanaan, dan penyusunan proposal ini telah melibatkan konstribusi pemmikiran dan saran konstruktif banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan pengharaan dan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Ani Leilani, M.Si selaku Koordinator Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman 2. Bapak Hamdani,S.St.Pi,M.Tr.Pi selaku Ketua Program Studi Usaha Budidaya Ikan dan selaku komisi Pembimbing 1 yang memberikan arahan dalam menyusun laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) I 3. Ibu Gusti Ayu Wulandari,S.Pi,M.Si selaku Dosen Pendamping 4. Ibu Syofriani,S.St.Pi, M.Si selaku Pembimbing di Lapangan yang telah memberikan izin melakukan praktik kerja lapang. 5. Ibu Sintia Rahma S.Pi selaku Pembimbing lapangan Penulis menyadari bahwa proposal Praktik Kerja Lapang (PKL) I ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laoran ini memberikan infornasi dan manfaat bagi semua pihak.



Pariaman, Juli 2021 Elsa Tiara Diva Situmorang



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR



i



DAFTAR ISI



ii



DAFTAR TABEL



iii



DAFTAR GAMBAR



iv



DAFTAR LAMPIRAN



v



1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang



1



1.2.Tujaun



1



2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Ikan Lele Mutiara (clarias Gariepinus)



2



2.1.1. Klasifikasi



2



2.1.2. Morfologi



2



2.2.Kualitas air



4



2.3.Makan dan kebiasaan Makan



6



2.3.1. Pakan buatan



6



2.4.Wadah pemeliharaan



7



2.5.Habitat dan siklus hidup lele



7



3. METODE PRAKTIK 3.1.Waktu dan tempat



8



3.2.Alat dan bahan



8



3.2.1. Alat



8



3.2.2. Bahan



9



3.3.Prosedur kerja



9



3.3.1. Metode praktik



9



3.3.2. Metode kerja



10



3.3.3. Metode pengumpulan data



10



1. Data primer



10



2. Data sekunder



11



3.4.Analisis data



11



3.5.Jadwal praktik



12



4. TINJAUAN UMUM LOKASI PRAKTIK 4.1.Lokasi Praktik 4.2.Jenis usaha



13 13



ii



4.3.Struktur organisasi



14



4.4.Sarana dan prasarana



14



4.4.1. Sarana



14



4.4.2. Prasarana



15



5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.Pendederan



16



5.1.1. Pendederan (PI)



16



5.1.2. Pendederan (PII)



17



5.2.Persiapan wadah pendederan



17



5.3.Pengisian air



18



5.4.Pelepasan larva



19



5.5.Pemberian pakan



19



5.6.Pergantian air



21



5.7.Penyortiran



21



5.8.Panen



22



5.9.Pemeliharaan larva



22



5.10. Pengendalian hama dan penyakit



23



6. SIMPULAN DAN SARAN 6.1.Simpulan



24



6.2.Saran



24



DAFTAR PUSTAKA



25



LAMPIRAN



27



iii



DAFTAR TABEL



Tabel 1Parameter Kualitas Air ........................................................................................ 6 Tabel 2 Alat dan Bahan ................................................................................................... 9 Tabel 3 Bahan Yang Digunakan .................................................................................... 11 Tabel 4 Rangkaian Pengambilan Data Primer ................................................................ 12 Tabel 5 Rangkaian Pengambiln Data Sekunder .............................................................. 13 Tabel 6 Jadwal Praktik .................................................................................................. 15 Tabel 7 Prasarana .......................................................................................................... 18 Tabel 8 Kandungan PF 0 ............................................................................................... 24 Tabel 9 Kandungan Nutrisi PF 500................................................................................ 24 Tabel 10 Kandungan Nutrisi PF 1000 ............................................................................ 25



iv



DAFTAR GAMBAR Gambar 1Ikan Lele Mutiara ............................................................................................ 2 Gambar 2 Ikan Lele Dumbo ............................................................................................ 3 Gambar 3 Ikan Lele Sangkuriang .................................................................................... 4 Gambar 4 Ikan Lele Phyton ............................................................................................. 4 Gambar 5 Ikan Lele Masamo .......................................................................................... 5 Gambar 6 Ikan Lele Mutiara............................................................................................ 5 Gambar 7 Ikan Lele Mandalika ....................................................................................... 5 Gambar 8 Politeknik Kp Pariaman ................................................................................ 16 Gambar 9 Ukuran Larva 2-4 cm .................................................................................... 20 gambar 10Larva Ukuran 1-2 cm .................................................................................... 20 Gambar 11 Ukuran Larva 3-5 Cm ................................................................................. 21 Gambar 12 Ukuran Larva 7-8 Cm ................................................................................. 21 Gambar 13 Bak Fiberglas .............................................................................................. 22 Gambar 14 Pencucian Bak Fiberglass ............................................................................ 22 Gambar 15Pemindahan Larva Dari Bak Pemijahan ....................................................... 23 Gambar 16 Pakan Buatan PF 0 ...................................................................................... 24 Gambar 17 Pakan Buatan PF 500 .................................................................................. 25 Gambar 18 Pakan Buatan PF 1000 ................................................................................ 25 Gambar 19 Pergantian Air ............................................................................................. 26 Gambar 20 Penyortiran ................................................................................................. 26 Gambar 21 Panen .......................................................................................................... 27 Gambar 22 Pencucian Waring ....................................................................................... 28 Gambar 23 Aerator........................................................................................................ 28



v



LAMPIRAN lampiran 1. Jurnal Kegiatan Harian



31



vi



1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan lele (Clarias gariepinus ,Burchell 1822)merupakan spesies ikan lele yang berasal dari Afrika dan telah diperkenalkansecara luas hampir ke seluruh dunia sebagai ikan budidaya. Ikan lele Afrika tersebut telah beberapa kali diperkenalkan ke Indonesia, diawali denganikan lele Dumbo pada tahun 1985, Ikan lele Mutiara (Clarias sp) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang akan terus ditingkatkan produktifitasnya, baik pada kegiatan pembenihan maupun pembesaran. Ikan lele memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis ikan lain yaitu pertumbuhan tergolong cepat, toleran terhadap kualitas air yang kurang baik, relatif tahan terhadap penyakit dan dapat dipelihara hampir di semua wadah budidaya. Hal ini mendorong dilakukannya budidaya intensif untuk memenuhi permintaan konsumenterhadap ikan lele (Nasrudin, 2010). Pakan memegang peranan penting dalam kegiatan budidaya ikan lele Ditahap Pendederan.Kebutuhan biaya untuk pakan selama budidaya sekitar 60 - 70% dari total biaya operasional budidaya. Umumnya pembudidaya ikan lele mengandalkan pakan pabrik berupa pelet. Pelet digunakan untuk pakan ikan dengan kandungan protein sebagai nutrient utama. Protein merupakan nutrien yang sangat dibutuhkan oleh ikan untuk proses pertumbuhan terutama saat ikan pada usia benih (Hariani dan Purnomo, 2017). Pakan berkualitas baik dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan selama budidaya sehingga produksi ikan juga menjadi lebih baik. Pendederan adalah tahap pelepasan/penyebaran benih (baik tumbuhan atau ikan/udang) ke tempat pembesaran sementara. Dalam pendederan ikan/udang, larva atau ikan yang baru menetas disebar di akuarium atau kolam kecil dengan pengaturan suasana air yang ketat (baik derajat keasaman, kebersihan, suhu, kadar oksigen, dan sebagainya. Setelah hewan-hewan ini cukup besar, maka siap untuk disebar ke kolam pembesaran. Pendederan dilakukan untuk melindungi tumbuhan/hewan sewaktu kecil karena biasanya mereka rentan terhadap hama, penyakit, serta perubahan lingkungan yang ekstrem. Tujuan dilakukan pendederan secara bertahap adalah untuk menghasilkan benih-benih yang mempunyai keunggulan dari segi keseragaman umur dan ukuran, jumlah benih yang dihasilkan, serta rendahnya tingkat mortalitas pada setiap fase pertumbuhan. Selain itu pendederan ini dilakukan untuk mengantisipasi kejenuhan kolam dalam hal penyediaan lingkungan yang baik, serta penyediaan kebutuhan nutrient yang diperlukan oleh benih untuk tumbuh dan berkembang. Salah satu usaha yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tersebut adalah melakukan Praktek Kerja Lapang tentang Pendederan Ikan Lele Mutiara secara alami di Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman Provinsi Sumatera Barat. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan Praktik Kerja lapanagan adalah a. Mengtahui cara pendederan ikan lele b. Mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi dalamproses pendederan ikan lele



1



2.



TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Ikan Lele Mutiara (clarias Gariepinus) 2.1.1. Klasifikasi



Menurut (Ardyanti, 2016) klasifikasi ikan lele Mutiara, ikan lele mutiara dibentuk dari gabungan persilangan strain ikan lele Mesir, Paiton, Sangkuriang dan Dumbo yang diseleksi selama 3 generasi pada karakter pertumbuhan, klasifikasi ikan lele mutiara sebagai berikut : Kingdom : Animalia Sub Kingdo :metazoa Filum : chordata Kelas : pisces Sub kelas : teleostei Ordo : ostariophysi Sub ordo : siluroidae Famili : clariidae Genus : clarias Spesies :clarias Gariepinus(saanin (1984) dan Hilwa(2004) ) Ikan lele Mutiara merupakan strain unggul baru ikan lele Afrika hasil pemuliaan Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi yang telah ditetapkan rilisnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan PerikananNomor 77 KEPMEN-KP/2015. Ikan lele Mutiara dibentuk melalui seleksi individu pada karakter laju pertumbuhan selama tiga generasi, sehingga memiliki keunggulan utama pertumbuhan yang cepat. Sebagai strain unggul yang dibentuk melalui proses seleksi individu, selain unggul pada aspek pertumbuhan, ikan lele Mutiara diharapkan juga memiliki keunggulan-keunggulan yang lain, salah satunya adalah stabilitas karakteristik morfologisnya. 2.1.2. Morfologi



Gambar 1Ikan Lele Mutiara Ikan lele Mutiara memiliki tubuh sama dengan ikan lele pada umumnya yaitu memeiliki bentuk tubuh menyerupai belut, memiliki badan silinder memanjang dengan sirip punggung dan anal yang Panjang. Kepalanya gepeng melonjong, tersusun atas tulang tengkorak untuk membentuk pelindung kepala. Kulit diselimuti oleh lendir yang licin dan mempunyai warna hitam pekat. (Khairuman dan Amri, 2009), menyatakan bahwa ikan lele memiliki tiga buah sirip tunggal



2



yaitu sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur yang memudahkan ikan lele berenang. Mempunyai sirip berpasangan yaitu sirip dada dan sirip perut. Sirip dada dilengkapi dengan sirip keras dan runcing yaitu disebut dengan patil yang berguna sebagai senjata dan alat bantu gerak. Menurut (Mahyudin,2008), ikan lele mempunyai alat pernafasan berupa insang serta labirin sebagai alat pernapasan tambahannya. Alat pernafasan ini terletak di kepala bagian belakang, Insang pada ikan merupakan komponen penting dalam pertukaran gas, insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras dengan beberapa fillamen inssang didalamnya lele mempunyai organ arborescent, yaitu alat yang membuat lele dapat hidup di lumpur atau air yang hanya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele berwarna kehitaman atau keabuan memiliki bentuk badan yang memanjang pipih ke bawah (depressed), berkepala pipih dan memiliki empat pasang kumis yang memanjang sebagai alat peraba.( Himawan, 2014). Jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia:  Lele Dumbo Lele Dumbo merupakan jenis unggul yang kali pertama diperkenalkan ke Indonesia pada awal 1980-an. Lele Dumbo asalnya dari Afrika. Tubuhnya berwarna coklat kehitaman dan akan timbul bercak-bercak warna putih bila terkejut atau stres.Lele Dumbo bisa tumbuh bongsor dan besar. Dari ukuran tubuhnya yang besar inilah akhirnya nama Dumbo disematkan pada lele ini. Patil lele dumbo tidak beracun sehingga relatif lebih aman bila dipegang dengan tangan kosong.Selain itu ukuran sungut lele dumbo juga lebih panjang dibanding lele lokal.



Gambar 2 Ikan Lele Dumbo 



Lele Sangkuriang



Lele Sangkuriang merupakan hasil rekayasa para peneliti di Balai Besar budidaya Ikan Air Tawar (BBBAT) Sukabumi.Lele Sangkuriang merupakan varietas unggulan dari lele dumbo hasil perkawinan antara lele dumbo betina F2 (induk betina generasi kedua) dengan lele dumbo jantan F6 (induk jantan generasi ke enam) yang menghasilkan lele dumbo jantan F2-6 Selanjutnya lele dumbo jantan F2-6 dikawinkan kembali dengan lele dumbo betina F2 sehingga menghasilkan ikan lele Sangkuriang. Ciri-ciri lele Sangkuriang ini antara lain memiliki warna punggung hitam kehijauan dan bagian perutnya berwarna putih kekuningan.Lele Sangkuriang secara resmi dirilis sebagai jenis lele unggul oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 21 Juli 2004.



3



Gambar 3 Ikan Lele Sangkuriang 



Lele Phyton



Lele Phyton dikenal juga dengan nama ikan lele Paiton. Varietas ikan lele ini merupakan hasil perkawinan antara induk betina lele dari Thailand F2 dengan induk jantan lele dumbo F6.Ikan ini pertama kali dikembangkan pada tahun 2004 oleh sekelompok pembudidaya ikan lele di Kabupaten Pandeglang, Banten.Lele Phyton mempunyai ciri warna dan bentuk kepala yang hampir menyerupai bentuk kepala ular piton.Ciri-ciri lainnya, lele Phyton memiliki ukuran mulut relatif kecil dan kepala pipih memanjang dengan warna yang cerah.Beberapa keunggulan lele Phyton adalah mudah beradaptasi dan juga memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, dapat dibudidayakan di segala cuaca, iklim, maupun suhu baik itu dingin atau panas.Selain itu, tingkat kelangsungan hidup (survival rate) lebih dari 90 persen.



Gambar 4 Ikan Lele Phyton 



Lele Masamo



Lele Masamo diproduksi dan diperkenalkan pertama kali oleh pabrik pakan ikan PT. Matahari Sakti di Mojokerto, Jawa Timur.Lele Masamo merupakan hasil pengumpulan sifat berbagai plasna nutfah lele dari berbagai negara.Diantaranya adalah lele Dumbo dan Clarias macrochephalus (bighead catfish) yang merupakan lele Afrika yang dikembangkan di ThailandLele Masamo memiliki ciri-ciri ukuran tubuh lebih lonjong, menyerupai sepatu pantofel model lama.Sirip (patil) lebih panjang, badan lebih panjang dan berwarna kehitaman. Ciri khas lainnya, ketika Lele Masamo stres akan muncul warna keputihan atau keabuabuan. Ciri lainnya, lele Masamo memiliki tonjolan di tengkuk kepala serta bentuk kepala yang lebih runcing.



4



Gambar 5 Ikan Lele Masamo







Lele Mutiara



Lele Mutiara yang diproduksi oleh para peneliti di Balai penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat.Lele ini dirilis pada 27 Oktober 2014, namun baru dilepas secara resmi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 14 Juli 2015.Lele Mutiara merupakan hasil persilangan dari varietas lele Mesir, Paiton, Sangkuriang dan Dumbo yang diseleksi selama tiga generasi pada karakter pertumbuhan. Lele Mutiara memiliki banyak keunggulan seperti laju pertumbuhan yang tinggi sampai 40 persen (cepat tumbuh), produktivitas panen tinggi, keseragaman ukuran tinggi, pemeliharaan singkat, irit dalam penggunaan pakan (FCR 0,6 hingga 1,0), toleransi terhadap lingkungan tinggi dan daya tahan terhadap penyakit juga tinggi.



Gambar 6 Ikan Lele Mutiara 



Lele Mandalika



Lele Mandalika merupakan hasil persilangan ikan lele Sangkuriang betina dengan lele Masamo jantan.Kementerian Kelautan dan Perikanan telah merilis benih sebar Lela Mandalika pada 22 Juli 2014.Benih sebar Lele mandalika ini merupakan hasil hibridisasi yang dilakukan oleh Instalasi Balai Benih Ikan Batu Kumbung, Balai Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tengara Barat.



Gambar 7 Ikan Lele Mandalika



5



2.2.



Kualitas air Pemeliharaan kualitas air benih dalam Pendederan Ikan Lele Mutiara di kolam ikan lele tidak memerlukan kualitas air yang jernih atau mengalir seperti ikan ikan lainnya. Meskipun demikian, para ahli perikanan menyebutkan syarat dari kualitas air, baik secara kimia maupun fisika yang harus dipenuhi jika ingin sukses membudidayakan lele. Kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele tersebut sebagai berikut. Suhu air optimum dalam pemeliharaan ikan lele secara intensif adalah 25 – 30 oC. suhu untuk pertumbuhan benih ikan lele 26– 30oC (Himawa, 2014). Keasaman atau pH yang baik bagi ikan lele adalah 6,5 – 9, pH yang kurang dari 5 sangat buruk bagi lele mutiara, karena bisa menyebabkan penggumpalan lendir pada insang, 12 sedangkan pH 9 ke atas akan menyebabkan berkurangnya nafsu makan lele mutiara (Himawan, 2014).Kandungan oksigen terlarut merupakan faktor penting bagi kehhidupan ikan, karena oksigen dibutuhkan untuk respirasi, proses pembakaran makanan untuk melakukan aktivitas berenang (Gusrina, 2008). Dalam Pendederan, termasuk lele Mutiara, salah satu hal penting adalah menyiapkan media. media berupa air tempat hidup ikan haruslah berada pada kondisi yang baik. Artinya, kolam memenuhi syarat untuk hidup ikan tersebut.Salah satu hal yang penyebab ikan terkena penyakit adalah kondisi air di kolam yang kurang layak. Penyakit bisa muncul karena kualitas kolam yang kurang memenuhi syarat seperti, pH yang kurang sesuai, suhunya terlalu tinggi, kandungan amoniaknya besar, dan lain-lain. Media yang bagus untuk lele sebaiknya parameter kualitas air pada posisi optimum. Yaitu: Tabel 1Parameter Kualitas Air Parameter Oksigen terlarut



Nilai Lebihh dari 3 ppm



Ph



6, 5-8



Amonia



Kurang dari 0,05 ppm



Suhu



20-30 C



KH (CaC03)



20 ppm



Dari 6 parameter air yang paling penting adalah pH, yang berguna untuk mendeteksi potensi produktifitas kolam. pH air yang agak basa dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat diasimilasikan oleh tumbuhan (garam, amonia dan nitrat).Bila pH dibawah 7 atau diatas 8, bisa mengganggu proses kehidupan benih lele.Naik turunya pH dalam media ikan lele pada kondisi tidak optimum sangat mengganggu pada kehidupan ikan lele khususnya fase pra larva dan larva. Untuk itu, pembudidaya wajib mempunyai pH tester agar kualitas air dapat terdeteksi sejak dini. Alat untuk mengukur pH, tersedia di pasaran, mulai dari kertas lakmus sampai pH meter dengan jarum penunjuk yang sangat praktis digunakan. Jika ikan cepat stres dan terkena bermacam penyakit, segera lakukan pemeriksaan pada kolam dan pergantian air dengan memperhatikan dengan hal-hal diatas. 6



Makan dan Kebiasaan Makan Ikan lele termasuk dalam golongan pemakan segala omnivora, tetapi cenderung pemakan daging karnivora. Selain bersifat karnivorus, ikan lele juga makan sisa-sisa benda yang membusuk. Ikan lele dapat menyesuaikan diri untuk memakan pakan buatan(Madinawati, 2011). Ikan lele memakan pakan alami yaitu cacing . Lele mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam. Berdasarkan jenis pakannya lele digolongkan sebagai ikan yang bersifat karnivora (pemakan daging). Pada habitat aslinya, lele memakan cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik, serangga air, kutu air. Karena bersifat karnivora pakan yang baik untuk ikan lele adalah pakan tambahan yang mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati, pertumbuhan akan lambat. Lele bersifat kanibalisme, yaitu suka memakan jenis sendiri(Djokosetiyanto D, 2012). Pada pendederan lele sudah mulai diberi pelet tepung setelah 12 hari makan cacing sutera setelah pemijahan. Pemberian pf 0 disesuaikan dengan size larva nya, biasanya larva ukuran 1-2 cm sudah bisa diberi pakan tepung. Dilihat terlebih dahulu apakah larva sudah dapat memakan pf 0 dengan melihat pergerakan lincah larva memakan. Apabila larva tidak memberi pergerakan pada pelet pf 0 yang baru diberi. Ada baiknya jika menunggu beberapa hari lagi untuk diberi pakan pf 0. 2.3.



2.3.1. Pakan buatan Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan pertimbangan kebutuhannya. Pembuatan pakan didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrient ikan, kualitas bahan baku, dan nilai ekonomisnya. Penggunaan pakan buatan dapat memperoleh banyak keuntungan, antara lain dapat meningkatkan produksi melalui metode padat penebaran yang tinggi dengan waktu pemeliharaan yang lebih pendek serta dapat memanfaatkan limbah industri pangan yang bisa digunakan sebagai pakan campuran. Salah satu pakan ikan buatan yang paling banyak dijumpai di pasaran adalah pelet (Suharyanto dan Andi, 2009).Pelet adalah bentuk makanan buatan yang dibuat dari beberapa macam bahan yang kita ramu dan kita jadikan adonan, kemudian kita cetak hingga menjadi batangan atau bulatan kecil-kecil. Ukurannya berkisar antara 1-2 cm. Jadi pelet tidak berupa tepung, tidak berupa butiran, dan tidak pula berupa larutan (Setyono, 2012). Wadah pemeliharaan Wadah Pendederan Lele Mutiara Terdiri dari Bak Semen, Terpal, Kolam Tanah, Bak Fiberglass. Untuk pendederan diHatchery Air Tawar Politeknik KP Pariaman wadah yang digunakan adalah bak Fiber Bulat untuk larva ukuran 1-2 cm dan bak beton dengan waring untuk ukuran 3-5cm – 7-8 cm. Pemeliharaan larva di bak Fiberglass dengan Memperhatikan Suhu Air tidak terlalu dingin agar ikan tidak mati massal. Kemudian memperhatian jumlah pakan yang diberi tidak berlebihan sehingga tidak menyebabkan amonia dan keracunan larva. Kemudian air bak fiber diganti sekali seminggu (tergantung pemberian pakan) apabila banyak pakan yang mengendap sehingga air cepat keruh maka pergantian air bisa lebih cepat. 2.4.



7



Habitat dan Siklus Hidup Lele Habitat atau lingkungan hidup ikan lele adalah semua perairan tawar, meliputi sungai dengan aliran yang tidak terlalu deras atau perairan yang tenang seperti waduk, danau, telaga, rawa dan genangan air seperti kolam. Ikan lele tahan hidup di perairan yang mengandung sedikit oksigen dan relatif tahan terhadap pencemaran bahan- bahan organik(Iqbal, 2011). Ikan lele mutiara merupakan spesies ikan lele yang telah dibudidayakan secara luas hampir di seluruh dunia. Di Indonesia, budidaya ikan lele Afrika telah dimulai sejak tahun 1985 dan saat ini telah menjadi salah satu komoditas perikanan budidaya yang populer. Ikan lele Afrika digunakan dalam kegiatan budidaya di Indonesia melalui proses introduksi, baik secara langsung dari negaranegara Afrika maupun melalui negara lain (Iswanto et al., 2016). 2.5.



2.6.



Pengendalian Hama dan Penyakit Dipoliteknik Kelautan dan Perikanan, pada hatcery air tawar hama yang sering terjadi pada pendederan ikan lele mutiara di pendederan II adalah katak, siput, linsang, ular, sero, musang air,burung. dan ikan Nila. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam. Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor.Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vit



8



3.



METODE PRAKTIK



3.1.Waktu dan Tempat Kota Pariaman merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Padang Pariaman, yang terbentuk dengan berlakunya Undang-undang No. 12 Tahun 2002. Secara geografis, Kota Pariaman terletak dipantai barat pulau Sumatera dan berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia. Pada sisi utara, selatan dan timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Padang Pariaman dan di sebelah barat dengan Samudera Indonesia.Secara astronomis, Kota Pariaman terletak antara 00° 33‘ 00 “ – 00° 40‘ 43“ Lintang Selatan dan 100° 04‘ 46“ –100° 10‘ 55“ Bujur Timur. Tercatat memiliki luas wilayah 73,36 km2, dengan panjang garis pantai 12,00 km. Luas daratan kota ini setara dengan 0,17% dari luas daratan wilayah Provinsi Sumatera Barat, dengan 6 buah pulau-pulau kecil; Pulau Bando, Pulau Gosong, Pulau Ujung, Pulau Tangah, Pulau Angso Duo dan Pulau Kasiak. Panjang pantai lebih kurang 12,7 km. Kota Pariaman juga memiliki kawasan pesisir yang terbentang dengan potensi perikanan dan pariwisata yang bernilai tinggi. Dengan berkembangnya kegiatan perdagangan dan pariwisata, maka posisi Kota Pariaman sebagai pusat perdagangan hasil pertanian dan pariwisata pantai, akan menjadi semakin penting.Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang 1 tentang “ Teknik Pendederan Ikan Lele Mutiara” dilaksanakan pada tanggal 02 Juni sampai 30 Juni 2021. Pelaksanaan PKL bertempat di Kampus Politeknik Kelautan Dan Perikanan Pariaman Provinsi Sumatera Barat. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Berdasarkan kegiatan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) I Di Kampus Politeknik Kp Pariaman, Provinsi Sumatera Barat Alat merupakan barang yang digunakan dalam menunjang proses kegiatan produksi Pendederan Ikan Lele Mutiara dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Alat dan Bahan No . 1.



Alat Kamera Hp



Ukuran 12 mp



Kegunaan Alat dokumetasi



2.



Buku & pulpen



-



Mencatat hasil wawancara



3.



Serokan larva



15 cm x 6 cm



Menyaring larva



9



Gambar



4.



Bak fiberglass



D 150 x 70 cm



Tempat pendederan



5.



Waring



1,5 x 2 x 0,6 cm



Tempat pendederan



6.



Ember sortir



Diameter 41 cm



Alat sortir benih



7.



Steroform



68 x 39 x 22 cm



Wadah meletakkan benih



8.



Selang



10 m



Penyiponan



9.



Baskom merah



40x 31x12 cm



Penyaringan



10.



Ember panjang



10 m



Wadah panen



11.



Sikat



1 buah



Membersihkan bak



12.



Selang aerasi



10 m



Oksigen larva



10



3.2.2. Bahan Bahan merupakan sesuatu yang diperlukan dalam menunjang proses pendederan ikan lele mutiara.Bahan-bahan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3 . Tabel 3 Bahan Yang Digunakan No. 1. 2. 3.



Bahan Pf 0 Pf 500 Pf 1000



Volume 3 kg 10 kg 15 kg



Kegunaan Pakan larva Pakan benih Pakan benih



3.3.Prosedur Kerja Praktek Kerja Lapangan (PKL) 1 dilakukan di Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman. Prosedur untuk melakukan praktik di Politeknik kelautan dan perikanan ini adalah : 1. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing di kampus 2. Melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan hatcery air tawar di Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman provinsi Sumatera Barat 3. Melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) 4. Menyusun laporan hasil praktik 5. Konsultasi laporan praktik kepada dosen pembimbing 3.3.1. Metode Praktik Adapun metode yang digunakan dalam Praktik Kerja Industri adalah : a. Metode Partisifatif Metode survai dilakukan melalui pengamatan dan kegiatan langsung di lapangan serta mewawancarai pembimbing dan pelaksana teknis di lapangan diluar jam kerja atau pada waktu senggang baik dengan teknisi atau karyawan yang dianggap berkompeten yang memberikan arahan sehingga dapat meningkatkan wawasan dan keterampilan Taruna/i dalam menerapkan ilmu yang didapat di Politeknik Kp Pariaman. b. Metode eksperimen Dimana taruna melakukan pencobaan mengamati prosesnya dan menuliskan hasilnya, kemudian hasil penamatannya dituliskan kelaporan. c. Metode Studi Pustaka Metode pustaka ini dengan cara membaca bukubuku,artikel,majalah,internet, jurnal ilmiah literatur-literatur yang berhubungan dengan pembenihan lele Mutiara. 3.3.2. Metode Kerja Metode kerja yang dilakukan dalam kegiatan PKL yaitu : 1. Persiapan wadah pendederan 2. Pengisian air 3. Pelepasan benih 4. Pemberian pakan 5. Pergantian air 6. Penyortiran



11



3.3.3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data pada Praktik Kerja Lapang (PKL) dilakukan dengan dua macam cara, yaitu pengambilan data primer dan data sekunder.Metode dilakukan yaitu metode observasif, yaitu pengamatan langsung dilapangan, melihat dari dekat, dan ikut andil dalam melaksanakan kegiatan Pendederan Ikan Lele Mutiara di Lokasi Praktek Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman. A. 1.



Jenis Data Data primer Menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) pengertian data primer adalah: “Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat melalui wawancara, jejak dan lain-lain”. Metode pengumpulan data yang telah digunakan dalam Praktik Kerja Lapang I ini adalah melakukan pengamatan dan pengukuran serta mengikuti semua kegiatan tentang pembenihan ikan lele mutiara di Poliyteknik KP Pariaman. Data primer diperoleh dari hasil praktek meliputi Persiapan wadah,pemeliharaan induk,seleksi induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva, pendederan , pengeloaan pakan,pengelolaan kualitas air, dan pengamatan pertumbuhan. Rangkaian pengambilan data primer dapat dilihat dari tabel. 4



Tabel 4 Rangkaian Pengambilan Data Primer No. 1.



Jenis Kelayakan lokasi



Data Yang Diamati Sumber air,listrik,lokasi,transportasi



2. 3. 4. 5. 6.



Persiapan wadah Persiapan media Pengeloaan media Pengelolaan kualitas air Pengelolaan pakan



7.



Panen



Alat, bahan, waktu, cara Sumber,alat,bahan, dan waktu Alat,bahan, metode Parameter kualitas air, alat ukur, waktu pengambilan Jenis pakan, waktu pemberian, carapemberian Alat,cara, ukuran biota,jumlah biota,



perlakuan sebelum



12











Partisipasi Aktif Partisipasi aktif dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan pembenihan ikan lele Mutiara (Clarias gariepinus)diPoliteknik Kp Pariaman. Partisipasi aktif adalah keterlibatan secara langsung dan aktif pada suatu kegiatan di lapangan. Kegiatan partisipasi aktif ini dapat digunakan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai pembenihan ikan lele Mutiara(Clarias gariepinus). Dokumentasi Dokumentasi yang dilakukan dalam Praktik Kerja Lapang I ini adalah dengan cara terlibat secara langsung ke lapangan dan mengambil data atau gambar yang diperlukan dengan cara dokumentasi seluruh kegiatankegiatan yang ada di lapangan.



2.



Data Sekunder Data Sekunder menurut Sugiyono (2016: 225) data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Sumber data sekunder merupakan sumber data pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang diperlukan data primer. Data sekunder yaitu yang diperoleh dari buku atau data yang disajikan oleh orang lain seperti diinternet, buku, jurnal ilmiah yang berfungsi sebagai data tambahan informasi untuk melengkapi data primer. Data sekunder juga bisa didapatkan dari arsip perusahaan jika ada. Data sekunder yang akan diambil saat praktik lapang I yaitu meliputi kelayakan lokasi budidaya, pengelolaan kualitas air, dan panen. Rarngkaian pengambilan data sekunder dapat dilihat pada tabel Tabel.5 Tabel 5 Rangkaian Pengambiln Data Sekunder No. 1.



Jenis Kelayakan lokasi



2.



Pengeloaan kualitas air Panen



3.



Data yang diamati Keadaan umum lokasi denah,lokasi menurut SNI Persyaratan kualitas air yang baik menurut SNI Data Hasil produksi setiap tahun, dan data hasil produksi persiklus



3.4.Analisa Data Menurut Sugiyono (2010: 335), yang dimaksud dengan teknik analisis data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unitunit,melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam Pendedera Ikan Lele Mutiara adalah dengan menggunakan:  Analisis kualitatif



13



merupakan prosedur kerja yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2007). Taruna menggunakan analisis data berupa data angket yang digunakan untuk wawancara kepada Pembimbing Lapangan Pembenihan lele mutiara (Clarias gariepinus) dan karyawan Hatcery air tawar.  Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan Taruna untuk mendeskripsikansegala kegiatan yang ada terkait metode pemijahan yang biasa dilakukan oleh pembimbing lapangan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) dan karyawan Hatcery air tawar.



14



3.5.Jadwal Praktik Jadwal praktik kerja lapang I di Politeknik Kp Pariaman padaPendederan Ikan Lele Mutiara dapat dilihat pada tabel 6.



Tabel 6 Jadwal Praktik No.



KEGIATAN



MINGGU 1



1.



Pencucian Bak Pendederan



2. 3.



Pemindahan Larva dari bak pemijahan ke bak fiberglass Pemberian cacing sutera



4.



Pemberian pf 0



5.



Pemindahan larva kekolam waring



6.



Pemberian pf 500



7.



Pemberian pf 1000



8.



Penyortiran



15



2



3



4



4.



TINJAUAN UMUM LOKASI PRAKTIK



4.1. Lokasi Praktik Lokasi praktik kerja lapang I berada di Politeknik Kp PariamanJalan Simpang Toboh Kecamatan V Koto Kampung Dalam,Padang Birik-Birik, Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat 25562. Politeknik kelautan dan perikanan pariaman berdiri pada Tahun 1986 Dengan luas lahan 204.900 m²adalah Salah satu perguruan tinggi dibawah naungan Kementrian KKP, yang mana sebelum menjadi Politeknik adalah Sekolah yang setara dengan SMA/SMK Yaitu SUPM (Sekolah Usaha Perikanan Menengah).Poltek KP Pariaman telah memiliki sejumlah sarana dan prasarana untuk mendukung proses pembelajaran, diantaranya simulator navigasi, laboratorium alat tangkap, kapal latih 40 GT, ruang menjangka peta, fire ground, ruang navigasi, workshop lab pengolahan, workshop pengolahan modern, lab mikrobiologi, dan masih banyak lagi.



Gambar 8 Politeknik Kp Pariaman 4.2.Jenis Usaha Berbagai jenis usaha ada di Politeknik Kelautan Dan Perikanan Pariaman, seperti usaha tambak udang, pembesaran ikan lele sistem bioflok, pembenihan ikan lele, pembesaran ikan nila, pembenihan dan pembesaran ikan hias, pengolahan hasil penangkapan maupun pengolahan hasil budidaya perikanan. Dan jenis usaha yang akan dijalankan untuk memanfaatkan sarana yang telah tersedia di Politeknik Kelautan Dan Perikanan Pariaman, yaitu Pembenihan Ikan Lele Mutiara (Clarias Gariepinus) . Perencanaan jenis usaha ini dilakukan karena memanfaatkan lokasi yang telah tersedia dan sebagai potensi peluang membuka usaha budidaya perikanan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar serta membuka peluang kerja.



16



4.3.Struktur Organisasi Dra. Ani Leilani,M.S.i Koordiantor Politeknik KP Pariaman Harisjon, S.Pi., M.Si Wakil Koordinator



Syofriani,S.St.Pi,



Ir. Nazran,MM



Penanggung jawab



Penanggung jawab



Penanggung jawab



hatchery air tawar



Hatchery air payau



Hatchery Air Laut



Sintia Rahma S.Pi



Mezy dayuni S.Pi



Pembimbing lapangan



Pembimbing lapangan



Harminto , S.St.Pi



Agus Pembimbing Lapangan



4.4.Sarana dan Prasarana 4.4.1. Sarana Sarana yang ada di politeknik kelautan dan perikanan pariaman yaitu ada beberapa kolam untuk kegiatan budidaya berbagai macam jenis komoditas ikan budidaya, baik budidaya air tawar dan air laut. Untuk budidaya air tawar terdapat beberapa komoditas yaitu ikan lele, nila, patin dan ikan mas. Sedangkan komoditas air laut antara lain udang vannamei dan ikan nemo. Kolam tersebut hampir seluruhnya berbentuk persegi panjang dengan konstruksi tanah yang dilapisi terpal dan ada pula konstruksi beton dengan dasar kolam tanah dan ada beberapa kolam dengan dasar kolam terpal.Luas lahan untuk budidaya berbeda-beda tergantung spesies yang dibudidayakan. Sistem budidaya yang digunakan juga berbeda-beda tergantung spesiesnya, ada yang menggunakan kolam terpal, biflok, kolam tanah dan lain-lain. Untuk kolam pembesaran ikan lele kolam tanah berbentuk persegi panjang dan memiliki luas 23x17 m dengan dasar tanah berlumpur serta dengan pematang terbuat dari beton/semen. Untuk sumber air yang ada di politeknik kelautan dan perikanan pariaman yaitu tandon, sungai, dan air laut. Untuk komoditas air tawar digunakan tandon, sungai dan air kran, sedangkan untuk komoditas air laut, air yang digunakan langsung dari laut menggunakan pompa dan ditampung langsung ke petak tambak.



17



4.4.2. Prasarana Adapun prasarana yang tersedia di politeknik kelautan dan perikananpariaman terdapat pada tabel.7 dibawah Tabel 7 Prasarana



No. 1.



Prasarana Gerbang



Jumlah 1



3.



Aula



1



6.



Parkir



1



11.



Ruang makan



1



12.



Hatchery ikan hias



1



13.



Hatchery ikan tawar



1



14.



Hatchery ikan payau



1



15.



Tefa TPHP



1



18



Gambar



16.



Bengkel PMK



1



17.



Fishinger PTK



1



18.



Koptar



1



19



5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.Pendederan Secara garis besar kegiatan budidaya ikan lele meliputu pembenihan, pendederan, dan pembesaran, tetapi budidaya ikan lele tidak harus dilakukan secara integrated dari pembenihan, pembesaran dalam satu unit usaha (Khairuman dan amri,2002:126).Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan benih yang dilakukan untuk mmenghasilkan benih ukuran tertentu yang siiap dibesarkan dikolam pembesaran. Pendederan lele Mutiara Di Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman Provinsi Sumatera Barat dilakukan dalam 2 tahap pendederan, yaitu pendederan pertama (PI) selama 12 hari – 17 hari, pendederan kedua (PII) selama 17- 28 hari. Tujuan dilakukan pendederan secara bertahap adalah untuk menghasilkan bebih benuh yang mempunyai keunggulan dari segi keseragaman umur dan ukuran, jumlah benih yang dihasilkan , serta rendahnya tingkat mortalitas pada setiap fase pertumbuhan.selain itu pendederan ini dilakukan untuk mengantisipasi kejenuhan kolam dalam hal penyediaan kebutuhan nutrient yang diperlukan oleh benih untuk tumbuh dan berkembang. 5.1.1. Pendederan pertama (PI) Pendederan pertama adalah pemeliharaan larva hapa yaitu yang baru berumur 12 Hari sejak menetas. Hal yang harus diperhatikan dalam pendederan pertama (PI) ini adalah penyediaan makanan yang berkualitas, karena larva membutuhkan protein yang tinggi untuk pertumbuhannya kemudian juga kualitas air yang bagus sehingga larva tidak terkena hama dan suhu yang bagus agar larva tetap hidup.Larva yang sudah masuk tahap deder I sudah mulai menggunakan pakan buatan yang mengandung protein yaitu PF 0 bubuk. PF 0 diberikan 4 kali sehari, PF 0 juga bisa dibuat seperti pasta agar lebih memudahkan larva dalam mencerna.Pendederan pertama dilakukan di Bak Fiber Bulat sebanyak 12 buah. Pendederan pertama (PI) berlangsung selama 12-17 hari dengan panen ukuran 2-5 cm .



Gambar 9 Ukuran Larva 2-4 cm



gambar 10Larva Ukuran 1-2 cm



20



3.1.1. Pendederan Kedua(PII) Pendederan II merupakan kegiatan pemeliharaan benih yang berasal dari tempat pemeliharaan selama 17 - 28 hari dengan ukuran benih 2-5 cm Pada dasarnya tahapan kegiatan atau prosedur pengeloaan wadah pendederan berbeda. Pada pendederan I dilakukan di bak fiber sedangkan pada pendederan II dilakukan dibak beton dengan diberi waring.Pada pendederan ke II larva ditebar diwaringwaring sesuai ukuran masing-masing. Pemberian pakan buatan berupa Pf 500 untuk ukuran 2-5 cm. Dan PF 1000 pada ukuran 5-8 cm.Pemberian pakan dilakukan dengan dosis 4 x 1 .sedikit demi sedikit dan tidak berlebihan. Gunanya agar larva lebih cepat pertumbuhannya dan tidak mengalami mati massal karena perut larva kepenuhan.Masalah mati massal yang sering terjadi pada larva adalah perut yang penuh akibat pemberian pakan yang berlebih. Benih ukuran panen pada pendederan II yaitu 7-8 cm.



Gambar 11 Ukuran Larva 3-5 Cm



Gambar 12 Ukuran Larva 7-8 Cm 3.2. Persiapan Wadah Pendederan Di Hatcery Ikan Tawar Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman wadah pendederan ada 2 yaitu bak fiberglass bulat dan waring. Langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan wadah bak fibeglass berdiameter 150cm tinggi 70cm untuk pendederan I dan bak waring untuk pendederan II. Bak fiberglass Dibersihkan menggunakan sikat / lap agar terhindar dari lumut-lumt tang menempel di dalam bak fiberglass,Kemudian diisi air 50.Guna bak fiberlass bulat agar lebih mudah dalam melakukan pengontrolan didalam ruangan. Usahakan untuk pendederan I bak fiberglass diruangan yang tidak terlalu terbuka agar larva tidak mati karena paparan langsung sinar matahari yang panas di musim kemarau. Gambar wadah pendederan bak fiberglass dapat diliaht pada gambar 7. dan kolam



21



waring di Politeknik Kelautan dan perikanan pariaman dapat dilihat pada gambar 7



Gambar 13 Bak Fiberglas 3.3. Pengisian air Pengisian air di Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman dilakukan dalam beberapa tahapan. Pada pendederan I larva di fiberglass masih berukuran kecil, berikan air tawar setinggi 50 cm. Air yang terlalu banyak akan membuat benih ikan lele sulit untuk berenang ke atas mengambil oksigen. Jika ukuran benih sudah bertambah, Anda bisa menambahkan kedalaman air. Tetapi pada pendederan II pengisian air kolam bak beton waring dilakukan setiap hari, karena bak beton waring berada diluar ruangan yang mengakibatkan air bak beton yang selalu menyurut. Air kolam diisi dengan pompa dengan aliran air dari sungai. Pengisian air di bak fiberglass dapat dilihat pada gambar 5.



Gambar 14 Pencucian Bak Fiberglass



22



3.4. Pelepasan larva Dipoliteknik Kelautan dan Perikanan Pariaman larva ikan lele bisa dilepaskan di tempat bak pendederan fiberglass setelah berusia 12 hari. Memindahkan larva lele dari bak pemijahan menggunakan serokan larva. Di setiap bak fiberglass diusahakan Jangan terlalu padat karena akan membuat benih kekurangan oksigen dan mati.cara mengambil benih dari bak pemijahan juga harus searah dan pelan-pelan agar larva tidak stress. Pelepasan benih dari bak Pemijahan ke bak fiberglass dapat dilihat darigambar 6.



Gambar 15Pemindahan Larva Dari Bak Pemijahan 3.5. Pemberian pakan Dalam usaha budidaya ikan, pakan merupakan salah satu faktor penting. Oleh sebab itu pakan harus berkualitas dengan kuantitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan ikan untuk pertumbuhannya, pemeliharaan tubuh dan reproduksi (Jangkaru, 1974). Di Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman pemberian pakan yang digunakan adalah tepung pelet Pf 0 berprotein lebih dari 40 % untuk memberi makan larva lele yang baru dideder, Pf 0 dibuat seperti pasta yang bulat digantung dengan tali plastik Pemberian pakan lele harus dikontrol dengan baik. Sebab, pakan pelet dapat tenggelam ataupun menumpuk pada dasar kolam. Pemberian pakan buatan dalam jumlah banyak menyebabkan perut ikan gembung dan airnya cepat kotor serta menyebabkan amonia. Oleh karena itu pemberian pakan harus sedikit demi sedikit dan air harus sering diganti sebagian atau seluruhnya.Dosis Pemberian pakan pf 0 dilakukan dalam sehari 4 x 1.lama pemberian pf 0 selama kurang lebih 17 hari. 



PRIMA FEED (PF 0) adalah pakan larva & benih ikan kualitas terbaik. PRIMA FEED dibuat dari bahan baku kualitas premium dengan nutrisi yang efektif untuk pertumbuhan ikan lebih cepat, diproses dengan teknologi terkini dengan pengawasan mutu yang ketat sehingga kualitas pakan lebih terjamin.Kandungan pakan pelet tepung PF 0 dapat dilihat pada tabel 8. Pf 0 dihabiskan dalam pendederan I sebanyak 3 kg. Gambar bentuk pelet tepungPF 0 dapat dilihat pada gambar 16



23



Tabel 8 Kandungan PF 0 Moistur



11%



Protein



43%



Metabolizable energy



3400/ kg



Crude fiber



2,0 %



Calcium



1,5 – 2,5 %



Phosporus



1,5 – 2,0 %



Lysine



2,6 %



Gambar 16 Pakan Buatan PF 0 



PRIME FEED (PF500)



Pemberian pakan buatan Pf 500 dilakukan setelah melihat pertumbuhan benih dalam seminggu setealh 17 hari .Benih yang diberi Pf 500 adalah ukuran 2-5 cm .Nutrisi yang terkandung dalam pakan Pf 500 dapat diliaht pada tabel(SNI 014087, 2006). Pakan pellet yang diberikan untuk benih lele Mutiara dicampurkan dengan probiotik. Gambar pakan pf 500 dapat dilihat pada gambar 17. Tabel 9 Kandungan Nutrisi PF 500 Protein



39-41%



Lemak



5%



Serat kasar



4%



Abu



11%



Kadar air



10%



Kadar air



10%



24



Gambar 17 Pakan Buatan PF 500







PRIME FEED (PF 1000) Pada minggu selanjutnya benih sudah diberi pakan buatan PF 1000 dengan ukuran 5-7 cm. Kandungan nutrisi pada PF 1000 dapat diliaht pada tabel 10.Gambar PF 1000 dapat dilihat pada gambar 18. Tabel 10 Kandungan Nutrisi PF 1000 39 – 41% 5% 6% 18 % 10%



Protein Min Leman Min Sersk max Abu max Kadar air max



Gambar 18 Pakan Buatan PF 1000 3.6. Pergantian air Menurut Naas et.al ( 1992) peran penting fitoplankton sebagai penyusun air hijau adalah dalam hal membantu benih untuk mendapatkan pakan karena partikel-partikel terlarut (plankton) menyebabkan peningkatan kontras penglihatan bagi benih, sehingga mangsa dapat terdeteksi. Air hijau dapat meningkatkan peluang tertangkapnya pakan untuk menangkap pakan yang berakibat lanjut pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih. Di Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman pergantian air dilakukan sekali seminggu apabila air sudah keruh dan hitam .Puasakan larva lele semalaman sebelum air diganti, cek kondisi kesehatan ikan, dengan cara melihat kelincahan ikan, pergantian air dilakukan sebaiknya an25



tara pagi atau sore disaat matahari tidak terlalu terik, ganti air dengan air PDAM. Pergantian air dapat dilihat pada gambar 9.



Gambar 19 Pergantian Air 3.7. Penyortiran (Dinas perikanan Pamerkasan 2 march 2020)Tujuan penyortiran mencapai produksi maksimal, mencegah kanibalisme, mengontrol perkembangan bobot ikan, menjaga agar perolehan pakan seimbang dan meyeragamkan ukuran lele.Di Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman Penyortiran dilakukan untuk menyeragamkan ukuran larva ikan lele, benih lele baiknya dipuasakan semalaman agar pada penyortikan ikan tidak stress.penyortiran juga baiknya dilakukan pada saat matahari tidak terik. penyortiran dilakukan pada usia larva berumur 17 hari dengan ukuran 1-2cm. Penyortiran dapat dilihat pada gambar 10 dan gambar 11.



Gambar 20 Penyortiran



26



3.8. Panen Panen dan pascapanen menurut para ahli, antara lain: PERMENTAN No.73/Permentan/OT.140/7/2013, Panen adalah rangkaian bentuk kegiatan dalam pengambilan hasil budidaya berdasarkan umur, waktu, dan cara yang sesuai dengan sifat atau karakter produk.Panen dilakuan sesuai dengan ukuran benih yang diminta oleh pasar. Di Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman Kisaran ukuran benih lele yang diminta biasanya dari benih berumur berukuran 3-5 cm atau 7-8 cm. Agar kondisi benih tetap bagus, pemanenan dilakukan pada pagi hari saat suhu udara dan suhu air masih rendah. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam sampai mencapai sepertiga bagian dan menangkap menggunakan serokan. Selanjutnya benih disortir pada ember sortir pertama yaitu ukuran 2-3 cm kemudian sortir kedua pada ember sortir 3-5 cm dan terakhir dipindahkan ke baskom untuk ukuran 7-8cm. Selanjutnya, benih dihitung dengan cara sampling dengan menghitung pertama di cup untuk mengetahui jumlahnya awal, selanjutnya pada perhitungan berikutnya tinggal dihitung menurut jumlah awal agar benih yang dihitung tidak mengalami luka atau lecet. Benih yang akan dijual dimasukkan dalam ember panjang dan biasanya diantar memakai transportasi mobil pick up dan tidak memakai plastik. Biasanya dijual ke INS kayu tanam, sipujuk farm Padang dan, BBI Pariaman.



Gambar 21 Panen 3.9. Pemeliharaan larva Pada pendederan I larva diperhatikan suhu dan kualitas airnya. Apabila air sudah keruh dan suhu dingin maka langsung diganti air. Pemerhatian bagii pemberian pakan juga selalu diperhatikan agar air dapat terjaga kualitasnya.Pada pendederan II pemeliharaan yang diperhatikan pada waringnya. Pencucian waring filakukan sekali dua minggu ,Apabila waring terlalu banyak lumut maka ikan akan mengalami kematian. Gambar pengangkatan waring untuk icuci dapat dilihat pada gambar 22.



27



Gambar 22 Pencucian Waring Air pada kolam beton setiap harinya selalu diisi dengan air sungai dengan aliran pompa agar waring/kolam tidak kering sehingga benih tidak mati.Pada waring kolam beton Jika ada aliran air, maka tidak perlu diberi aerator, mengingat burayak lele mutiara dapat mengambil pernapasan dari udara. Tetapi pada bak fiber tidak ada aliran air maka diberi aerator Cuma tidak terlalu besar agarikan tidak gembung. Aerasi pada bak fiberglass dapat dilihat pada gambar 23.



Gambar 23 Aerator 3.10. Pengendalian Hama dan Penyakit Dipoliteknik Kelautan dan Perikanan, pada hatcery air tawar hama yang sering terjadi pada pendederan ikan lele mutiara di pendederan II adalah katak, siput, linsang, ular, sero, musang air,burung. dan ikan Nila. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam. Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor.Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin.



28



6. SIMPULAN DAN SARAN 6.1.Simpulan Dari hasil kegiatan Pendederan Ikan Lele Mutiara (clarias gariepinus) di Politeknik Kelautan dan Perikanan Pariaman Provinsi Sumatera Barat dapat dismpulkan sebagai berikut : 1. Teknik pendederan menggunakan bak fiberglass sangat efisien bagi jaman milenial bagi anak muda yang mulai merintis usaha. Karena pemeliharaan larva yang sangat mudah. Setelah pemeliharaan benih selama 30 hari benih yang dihasilkan mencapai ukuran 7-8 cm. Dari ukuran awal deder dengan ukuran 1-2 cm. 2. Larva lele sangat rentan terhadap penyakit, masalah yang sering terjadi pada pendederan yang menyebabkan kematian massal adalah terjadi penyakit jamur pada larva, perut membesar karena peberian pakan yang berlebihan, aerator yang membuat larva kembung dan terjadi kematian, stress karena sortir yang terlalu lama dan dibawah terik matahari. 6.2.Saran Dari hasil kegatan Teknik Pendederan Ikan Lele Mutiara (clarias Gariepinus) di Politeknik KP Pariaman provinsi Sumatera Barat sebagai adapun saran yang saya berikan antara lain adalah : 1. Dalam tahapan pemeliharaan larva disarankan untuk tahapan pemberian pakan teratur supaya tidak terjadi kanibalisme,karna kalau kita telat memberi pakan larva satu akan memakan larva lainnya dan otomatis jumlah larva akan berkurang. 2. Untuk penyiponan bak pemeliharaan larva dilakukan setiap kali larva diberi pakan kali supaya bak pemelihana larva tidak kotor dan larva tidak mudah terserang penyakit. 3. Harus sering disortir sesuai ukuran agar tidak adanya kanibalisme yang besar memakan yang kecil 4. Perhatikan pula cara pembudidayaannya, memberi makan, pemilihan bibit, pembuatan kolam agar hasilnya seperti yang kita harapkan.



29



DAFTAR PUSTAKA Agustini. 2014. “Kualitas media budidaya dan produksi oikan lele sangkuriang (clarias sp) yang dipelihara pada sistem resirkulasi dengan kepadatan berbeda”. Bogor : Skripsi Program Studi Budidaya Peraturan Fakultas Periksa dan Ilmu Kelautan dan Institut Bogor . Aridyanti. 2016. “Manajemen Pembenihan Lele Mutiara (Clarias Sp) dengan aplikasi probiotik di unit pelaksanaan teknologi perikanan budidaya (UPTPTPB) “Kepanjen, Malang, Jawa Timur. Journal of Aquaculture and fish health vol 7. No 2. Surabaya. Arief M. 2015. “Pengaruh Pemberian Probiotik Berbeda Pada Pakan Komersial Terhadap pertumbuhan dan Efesiensi Pakan Lele Sangkuriang (clarias Sp”).Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan 6 (1) : 49-53 Aslamyah dan Fujaya. 2011. Efektivitas pakan bautan yang diperkaya ekstrak bayam dalam menstimulasikan molting Pada produksi Kepiting Bakau cangkang lunak. Jurnal Akuakultur Indonesia 10 (1), 8-15. Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hassanuddin Makassar Bambang I, 2013 “ Karakteristik morfologis dan genetis ikan lele afrika (clarias gariepinus Bunchell 1822) strain Mutiara. Jurnal riset Akuakultur Volume 10 Nomor 3. Bramasta . 2009. “Teknik Penijahan Ikan Lele Sangkuriang . Diambil Kembali Dari http://hobiikan.com/2009/01/teknik-pemijahan-lele- sangkuriang.html Clarias Gariepinus, Bunchell 1822) “ Karakteristik dan Morfologi Genetika Ikan Lele Afrika” Dharmawan. 2010 ”Usaha Pembuatan Pakan Ikan Konsumsi . Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Djokosetiyanto D. 2012. “Penambahan Kapur CaO pada media bersalinitas untuk pertumbuhan Ikan Patin (pangasius ypotalamus). Jurmal Akuakultur Indonesia. 11(2) : 168-178 Gusriani. 2008. “ Budidaya ikan jilid 2. Direktorat Panitia Sekolah Menengah Kejuruan Direkorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar menengah departemen pendidikan Nasional. Jakarta. Hariati. 2017. “ Klasifikasi Ikan Lele Mutiara” Himawa. 2008. “ Budidaya Ikan Lele Sangkuriang http://IndonesiaIndonesia.com/f/18253-budidaya-lele-sangkuriang- clariassp/11.30.23juni2012i Agriculture, New Work: CABInternasional,1997. (diakses 15 April 2016) 1:1 kolom Himawan . 2014. “ Ikan Lele berwarna kehitaman atau keabuan memiliki bentuk badan yang memanjang pipih kebawah, berkepala pipih dan memiliki empat pasang kumus memanjang sebagai alat peraba.



30



Iswanto et al., 2016. “Performa Reproduksi Ikan Lele Mutiara (clarias Gariepinus) http://ejournal-balitbang.kkp.go.od/index.php/ma. Balai Penelitian Pemuliaan Ikan. 9 hlm. Iqbal . 2011. “ Kelangsungan hidup ikan lele (clarias gariepinus)pada budidaya intensif sistem heterofik. Fakultas saingan dan Teknologi Universitas Islam Dalam Negeri Syarif Hidayatullah. Khairuman dkk. 2008. “ Buku pintar Budidaya 15 ikan konsumsi . PT agromedia Pustaka, Jakarta, Khairuman dan Amri. 2009. “ Peluang usaha dan teknik Budidaya Lele Sangkuriang PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kordi. 2010. “ Budidaya Ikan Lele Di Kolam Terpal. Andi. Yogyakartahal. 1-22 Madinawati. 2011. “ Pemberian pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan lele (clarias gariepinus). Jurnal media litbang sulteng. 4(2) : 83-8 Mahyudin. 2008. “ Panduan Lengkap agribisnis Lele. Penerbit penebar swadaya. Jakarta . Regina. 2011. “Penggunaan kuning telur ayam sebagai alternatif pakan awal bagi larva ikan kerapu (plectropomus leopardus). Balai besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol: Bali Saanin. 1984. Dan Hilang (2004). “ Taksonomi dan Kunci identitas ikan volume I dan II. Bina rupa aksara.Jakarta. Setyono. 2012.” Pembuatan pakan unit pengeloaan air tawar. Kepanjen. Malang. Suharyanto dan Andi. 2009. “Pemanfaatan limbah usus ayam sebagai bak Pembesaran rajungan (Portunus Pelagicus. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Suryati . 2002. “ Pemanfaatan lomba cair pabrik gula (LCPG) untuk pertumbuhan spirit Sp., Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya, Malang. 74 hal.



31



Lampiran 1. Jurnal Kegiatan Harian No.



Hari/Tanggal



Kegiatan



1.



Jumat, 04 Juni 2021



-



Pemijahan 1 induk lele berbanding 2:2



2.



Sabtu, 05 juni 2021



-



Mengeluarkan Induk dari bak pemijahan



3.



Minggu, 06 Juni 2021 Senin, 07 Juni 2021 Selasa, 08 Juni 2021 Rabu, 09 Juni 2021 Kamis , 10 Juni2021



-



Mengamati larva



-



Mengamati larva



-



Larva Mati, telur berwarna putih Mengeluarkankakaban



4. 5. 6. 7.



-



Membersihkan bak pemijahan dan memberiinduk lele pakan alami keong



-



Pemijahan 2 induk lele berbanding 2: 4



8.



Jumat, 11 Juni 2021



9.



Sabtu, 12 Juni 2021



-



Mengeluarkan induk dari bakPemijahan



10.



Minggu, 13 Juni 2021 Senin, 14 Juni 2021 Selasa, 15 Juni 2021 Rabu, 16 Juni 2021



-



Mengamati larva



-



Mengamati larva



-



Larva mulaimenetas



-



Mengeluarkan kakaban dari bak pemijahan



13.



Kamis, 17 Juni 2021



-



Pemberian pakanalami(cacing sutera)



14.



Jumat, 18 Juni 2021



-



Pemberian pakanalami keong pada indukan lele Pemijahan 3 induk lele berbanding3:3



11. 11. 12



-



32



15.



Sabtu, 19 Juni 2021



16.



Minggu , 20 Juni 2021



- Mengeluarkan induk dari bak pemijahan -



17. 18.



19.



Senin , 21 Juni 2021 Selasa , 22 Juni 2021 Rabu, 23 Juni 2021



-



20.



Kamis, 24 Juni 2021



-



21.



Jumat, 25 Juni 2021



-



-



22.



Sabtu,26Juni 2021



-



23.



Jumat, 27 Juni 2021



-



24.



Sabtu, 28 Juni 2021 Minggu, 29 Juni 2021



-



25.



33



-



Larva yang di bak pemijahan 2 dipindah ke Bak fiber dan pemberian cacing dibarengi Pf 0 Mengamati larva pemijahan 3 Mengeluarkan kakabna dari bak pemijahan 3 Pemberian cacing sutera Mengganti air Membersihkan bak fiber dari lumut Menyorti larva sesuai ukuram Pemindahan larva ukuran 3-5 cm ke waring Pemberian pf 0 pada bak fiber pemijahan 2 bagi ukuran 1-2 cm Pemberian pf 500 untuk ukuran 3-5 cm dan memberi cacing sutera pada bak pemijahan 3 Pemberian pf 0 untuk bak fiber pemijahan 3 Pemindahan larva dari bak pemijahan 3 ke bak fiber Pemberian pf 0 Pemberian pf 500 pada ukuran 3-5 cm Pemberian pf 500 pada kolam waring Pemberian pf 0 di bak fiber Pemberian pf 1000 untuk kolam waring Mengganti air Menyortir benih sesuai ukuran pada pemijahan 3



26.



Senin , 30 Juni 2021



34



Membersihkan bak fiber



- Memindahkan larva pemijahan 3 ukuran 3-5 cm ke waring dan memberi pakan pf 500