Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM Oleh: Tresnane Suandti Sekarani, Nurkholisa Fajriah, Kiki Utari



Pendahuluan Saat ini pendidikan dipandang sebagai suatu fungsi yang melekat dengan kehidupan. Memperoleh pendidikan sudah merupakan suatu keharusan dan kebutuhan dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan bangsa. Pendidikan telah dipandang sebagai suatu investasi dalam pembangunan sumber daya manusia yang amat diperlukan dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Pendidikan makin banyak memerlukan berbagai keahlian professional dalam manajemennya serta memerlukan berbagai keahlian dalam memecahkan masalahnya. Dalam sistem pendidikan, dapat dipahami bahwa dalam beberapa komponen sub sistem pendidikan, yaitu kepemimpinan, manajemen, kurikulum, budaya, proses pembelajaran dan komponen di dalamnya saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki unsur-unsur, yaitu tujuan sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas. Setiap sistem pendidikan ini saling mempengaruhi. Dari uraian diatas yang akan menjadi fokus pembicaraan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: apakah itu pengertian sistem, apa yang dimaksud dengan pendidikan sebagai sistem, apa komponen-komponen dari sistem pendidikan, adakah hubungan antar komponen dalam pendidikan, tantangan apa yang dihadapi sistem pendidikan saat ini.



Pembahasan I. Pengertian sistem Pengertian sistem menurut ahli adalah: a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10) b. Sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dan fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai satu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara effektif dan efisien (Jhon McManamaa,1972) c. Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsusr-unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak secara acak yang salaing



membantu untuk mencapi suatu hasil (Product). Contoh tubuh manusia merupakan satu jaringan daging, otak, urat-urat, dll yang komponen mempunyai fungsi masing-masing yang satu dengan yang lain satu sama lain saling berkaitan sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Menurut Zahara Idris,1987)  d. Sistem adalah sejumlah satuan yang berhubungan satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kesatuan yang biasanya berusaha mencapai tujuan tertentu. Pada bagian yang sama Bachtiar menambahkan bahwa sistem adalah seperangkat ide atau gagasan, asas, metode, dan prosedur yang disajikan sebagai suatu tatanan yang teratur. (Menurut Bachtiar,1988) Ciri-ciri umum dari sistem yaitu: (a) sistem merupakan suatu kesatuan yang berstruktur, (b) kesatuan terdiri dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh, (c) masing-masing komponen memiliki fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi struktur untuk mencapai tujuan sistem. Suatu sistem didalamnya mengandung hal-hal sebagai berikut: (a) adanya suatu kesatuan organis, (b) adanya komponen-komponen yang membentuk kesatuan organis, (c) adanya hubungan keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, (d) adanya gerak atau dinamika, (d) adanya tujuan yang ingin dicapai. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sehimpunan bagan atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu kesatuan. II. Pendidikan Sebagai Sistem Sistem pendidikan pada hakikatnya adalah seperangkat sarana yang dipolakan untuk membudayakan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat mengalami perubahan-perubahan bentuk dan model sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat dalam rangka mengejar cita-cita hidup yang sejahtera lahir maupun batin.  Pendidikan sebagai suatu sistem dapat ditinjau dari dua hal: (a) Pendidikan secara mikro lebih menekankan pada unsur pendidik dan peserta didik. Polanya lebih merupakan sebagai upaya mencerdaskan peserta didik melalui proses interaksi dan komunikasi, yaitu ada pesan (message) yang akan disampaikan dalam bentuk bahan belajar. Kemudian fungsi pendidik lebih merupakan sebagai pengirim pesan (senders) melalui kegiatan pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas. (b) Sistem pendidikan secara makro adalah sistem pendidikan menyangkut berbagai hal atau komponen. Komponen sistem pendidikan makro yaitu: (i) Masukan (input) berupa sistem nilai dan pengetahuan, sumber daya manusia, masukan instrumental berupa kurikulum, silabus dsb, masukan sarana termasuk di dalamnya fasilitas dan sarana pendidikan yang harus disiapkan. Contoh unsur input (masukan) adalah peserta



didik. (ii) Proses (process) yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar atau proses pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam komponen proses ini termasuk di dalamnya telaah kegiatan belajar dengan segala dinamika dan unsur yang mempengaruhinya, serta telaah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pendidik dalam kerangka memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk terjadinya proses pembelajaran. Contoh unsur proses adalah pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan lainlain. (iii) Keluaran (output) yaitu hasil yang diperoleh pendidikan bukan hanya terbentuknya pribadi lulusan/peserta didik yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dengan yang diharapkan dalam tujuan yang ingin dicapai. Namun juga keluaran pendidikan yang mencakup segala hal yang dihasilkan oleh garapan pendidikan berupa: kemampuan peserta didik (human behavior), produk jasa (services) dalam pendidikan seperti hasil penelitian, produk barang berupa karya intelektual ataupun karya yang sifatnya fisik material. Contoh unsur keluaran (output) adalah hasil belajar, lulusan. III. Komponen-Komponen dalam Sistem Pendidikan A. Input Pada Sistem Pendidikan Input pada sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu input mentah (raw input), input alat (instrumental input), dan input lingkungan (environmental input). Masukan mentah (raw input) akan diproses menjadi tamatan (output) dan input pokok dalam sistem pendidikan adalah: (a) Dasar Pendidikan, pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan anak didik dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan dengan senantiasa didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang kemudian disebut sebagai dasar pendidikan. (b) Tujuan Pendidikan adalah sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi penting di antara komponen-komponen pendidikan lainnya. Dapat dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan tujuan pendidikan diharapkan terbentuknya manusia yang utuh dengan memperhatikan aspek jasmani dan rohani, aspek diri (individualitas) dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, serta segi serba keterhubungan manusia dengan dirinya (konsentris), dengan lingkungan sosial dan alamnya (horizontal), dan dengan Tuhannya (vertikal). (c) Anak didik (Peserta Didik), Peserta didik fungsinya adalah sebagai objek sekaligus sebagai subjek pendidikan. Sebagai objek peserta didik tersebut menerima perlakuanperlakuan tertentu, tetapi dalam pandangan pendidikan modern, peserta didik lebih dekat dikatakan sebagai subjek atau pelaksana pendidikan. Peserta didik berstatus sebagai subjek pendidikan karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya dan ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus-menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik adalah: (a) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan



insan yang unik. (b) Individu yang sedang berkembang. (c) Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. (d) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. B. Proses Pada Sistem Pendidikan Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut satu sama lain saling bergantung. Adapun komponen-komponen yang saling berkesinambungan pada proses pendidikan adalah sebagai berikut: (a) Pendidik dan Non Pendidik, Berfungsi sebagai pembimbing pengaruh, untuk menumbuhkan aktifitas peserta didik dan sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan. Pendidik ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing. Pendidik berbeda dengan pengajar sebab pengajar berkewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid, sedangkan pendidik tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran, tetapi juga membentuk kepribadian anak-anak didiknya. Non pendidik yang sering disebut sebagai tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, BAB 1 Ketentuan Umum). Atau bisa juga diartikan sebagai tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (UU No.20 Tahun 2003, Pasal 39 ayat (1)). (b) Kurikulum (Materi Pendidikan) Materi pendidikan yang sering juga disebut dengan istilah kurikulum karena kurikulum menunjukkan makna pada materi yang disusun secara sistematika guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hubungan salah satu komponen pendidikan, yaitu kurikulum dengan anak didik adalah sebagai berikut: (i) Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak. (ii) Isi kurikulum hendaknya mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan anak dalam pengalamannya sekarang dan berguna untuk menghadapi kebutuhannya pada masa yang akan datang. (iii) Anak hendaknya didorong untuk belajar, karena kegiatannya sendiri dan tidak sekadar menerima pasif apa yang dilakukan oleh guru. (iv) Materi yang dipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan anak sesuai dengan taraf perkembangannya dan bukan menurut keputusan orang dewasa tentang minat mereka. (c) Alat Pendidikan Maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berfungsi untuk mempermudah atau mempercepat tercapainya tujuan pendidikan.



(d) Prasarana dan Sarana Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung digunakan dalam proses pendidikan sedangkan sarana pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Prasarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan, kelengkapan, dan bendabenda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan dan sarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu sarana pendidikan untuk “memudahkan penyampaian (mempelajari) materi pelajaran”, sedangkan prasarana pendidikan untuk “memudahkan penyelenggaraan pendidikan”. (e) Administrasi Administrasi pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam administrasi pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu: penyusunan anggaran, pembukuan, dan pemeriksaan. (f) Anggaran Anggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu rencana terperinci. Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa anggaran adalah rencana yang disusun secara terorganisasi untuk menerima dan mengeluarkan dana bagi suatu periode tertentu. C. Enviromental Pada Sistem Pendidikan Proses pendidikan selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang mempengaruhi proses pendidikan, yaitu: (a) Lingkungan keluarga. (b) Lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan. (c) Lingkungan masyarakat. (d) Lingkungan keagamaan, yaitu nilainilai agama yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan. (e) Lingkungan sosial budaya, yaitu nilai-nilai sosial dan budaya yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan. (f) Lingkungan alam, baik keadaan iklim maupun geografisnya. (g) Lingkungan ekonomi, yaitu kondisi ekonomi yang ada di sekitar lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar. (h) Lingkungan keamanan, baik keamanan di sekitar lembaga pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan. (i) Lingkungan politik, yaitu keadaan politik yang terjadi pada daerah di mana lembaga pendidikan tersebut berdiri atau melaksanakan pendidikan. D. Output Pada sistem Pendidikan Output pada sistem pendidikan adalah hasil keluaran dari proses yang terjadi di dalam sistem pendidikan. Adapun output pada sistem pendidikan adalah: (a) Lulusan (Tamatan) Lulusan pendidikan adalah hasil dari proses pendidikan agar sesuai dengan



tujuan pendidikan tersebut. Diharapkan lulusan yang dihasilkan dapat memberikan nilai-nilai kehidupan bagi dirinya, lingkungan, dan Tuhannya. Setidaknya, lulusan tersebut dapat mentransformasikan (mengembangkan dan melestarikan) budaya yang ada di lingkungan, kepribadiannya dapat terbentuk dengan baik, menjadi warga negara yang baik yang didasarkan atas landasanlandasan pendidikan, serta mampu bersaing di dunia kerja. Jika proses yang terjadi di dalam komponen-komponen pendidikan yang sudah dijelaskan di atas berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan maka hasil lulusan tersebut pun akan baik. Oleh sebab itu, proses berkesinambungan dari komponen-komponen pendidikan menentukan hasil nyata dari pendidikan tersebut yang didasarkan kepada tujuan dan dasar pendidikan. (b) Putus Sekolah Kadang kala proses komponen-komponen pendidikan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebab adanya hambatan yang ada pada komponen-komponen tersebut sehingga peserta didik yang menjadi input dalam sistem pendidikan akan berhenti untuk melangsungkan pendidikannya (putus sekolah). Dengan kata lain, putus sekolah disebabkan oleh berbagai macam faktor hambatan pendidikan, baik dari diri peserta didik, proses pendidikan yang terjadi, maupun lingkungan sekitar pendidikan. Komponen-komponen pendidikan yang telah dijelaskan berinteraksi secara berkesinambungan saling melengkapi dalam sebuah proses pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan. IV. Hubungan antar Komponen dalam Sistem Pendidikan. Agar terlaksana masing-masing fungsi yang menunjang usaha pencapaian tujuan, di dalam suatu sistem diperlukan bagian-bagian yang akan melaksanakan fungsi tersebut. Bagian suatu sistem yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan sistem disebut komponen. Dengan demikian, jelaslah bahwa sistem itu terdiri atas komponen-komponen dan masing-masing komponen itu mempunyai fungsi khusus. Semua komponen dalam sistem pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama lain. Misalnya dalam proses pembelajaran di sajikan penyampaian pesan melalui media, maka diperlukan adanya aliran listrik untuk membantu memberikan sinar. Jika aliran listrik tidak berfungsi, akan menimbulkan kesulitan bagi guru dalam melangsungkan pembelajaran. Dengan dasar inilah, pendekatan sistem dalam pembelajaran memerlukan hubungan antara komponen yang satu dengan lainnya. Penggabungan yang menimbulkan keterpaduan yang menyatakan bahwa suatu keseluruhan itu mempunyai nilai atau kemampuan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jumlah bagian-bagian. Dalam kaitan dengan kegiatan pembelajaran, para guru sebaiknya berusaha menjalin keterpaduan antara sesama guru, antar guru dengan siswa, atau antar materi, guru, media, dan siswa. Sebab apalah artinya materi yang disiapkan kalau tidak ada siswa yang menerima.



Demikian juga sebaliknya. Komponen adalah bagian dari sistem yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan system. Karena pendidikan di katakan sebagai sistem maka komponen-komponen pendidikan itu meliputi peserta didik, pendidik, materi pendidikan, alat dan metode, lingkungan pendidikan dan lain-lain yang menunjang usaha mencapai tujuan sistem. V. Tantangan Sistem Pendidikan Dalam dekade akhir-akhir ini semakin terasa dan nampak perubahanperubahan sosial budaya, akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang spektakuler. Setiap bangsa atau masyarakat yang ingin mempertahankan serta mengembangkan eksistensinya hendaknya senantiasa berupaya untuk menjadikan sistem pendidikan yang dimilikinya lebih dinamis atau lebih responsif terhadap perubahan-perubahan serta kecendrungan-kecendrungan yang sedang berlangsung. Hal ini berarti, kita sedang berada dalam zaman yang perubahannya terjadi secara cepat. Sistem pendidikan kita dituntut memiliki tiga kemampuan, yaitu : (a) Kemampuan mengetahui pola-pola perubahan,(b) Keemampuan untuk menyususn gambar tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh kecendrungankecendrungan yang sedang berjalan tadi, (c) Kemampuan untuk menyusun program-program penyesuain diri yang akan ditempuhnya dalam jangka waktu tertentu, misalnya jangka waktu lima tahun. Kegagalan untuk mengembangkan ketiga jenis kemampuan di atas akan mengakibatkan terperangkapnya suatu sistem pendidikan dalam rutinosme,suatu sistem menjadi beku. Ini akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi diri bangsa itu sendiri, terutama generasi mudanya sebagai penerus perjuangan dan kemajuan bangsa. Untuk menunjang pencapaian kemampuan-kemampuan sistem pendidikan di atas, daerah cakupan penelitian hendaknya diperluas tidak hanya mengurus masalah-masalah belajar mengajar saja, melainkan juga membahas masalahmasalah pendidikan dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan ekonomi,sosial,kultural,dan teknologi, baik yang bersifat nasional regional, maupun global. Penelitian pendidikan juga tidak hanya terpaku pada masalahmasalah pendidikan masa kini, tetapi juga mampu menelusuri akar-akar dari persoalan-persoalan masa kini.



Penutup Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen, yaitu: (a) raw input (sistem baru), (b) output (tamatan), (c) instrumental input (guru, kurikulum), (d) environmental input (budaya, kependudukan, politik dan keamanan). Komponen-komponen tersebut harus saling berinteraksi secara berkesinambungan saling melengkapi



dalam sebuah proses pendidikan agar dapat mencapai tujuan pendidikan.



Daftar Pustaka Idris, Zahara dan Lisma Jamal.1992.Pengantar Pendidikan.Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana. Jumali, M., Drs., Surtikanti, SH., Dra., dkk., 2008. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah Universitas Press. Hasbullah. 2003. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Amirin, Tatang M. 2003. Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta: PT. Raja Garafindo Persada. Bachtiar.1998.Makalah Pendidikan Sebagai Sistem. Diakses dari http://makalahku.blogspot.co.id/2012/08/makalah-pendidikan-sebagai-sistem.html. diakses pada tanggal 18 September 2017 McManama, Jhon.1971.Makalah Pendekatan Sistem Dalam Proses Penyelenggaran dan Pengelolaan Sekolah. Diakses dari http://fahmanurdawi.blogspot.co.id/2011/10/pendekatan-sistem-dalamproses.html?m=1. diakses pada tanggal 19November 2017 Miftahudin.2012.Makalah Pendidikan Sebagai Sistem. Diakses dari http://makalah-ku.blogspot.com/2012/08/makalah-pendidikan-sebagaisistem.html?m=1. diakses pada tanggal 19 November 2017