Penentuan Umur Ikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Asiten : Imelda Sofia L. Gultom Hari/ Sesi/ Kelompok : Jumat/II/6



LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN PENENTUAN UMUR IKAN



OLEH: MAYA FITRI ZULY 1504115214 TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN



LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU 2016



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Biologi Perikanan dengan judul “Penentuan Umur Ikan” tepat pada waktunya. Laporan praktikum ini disusun berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum yang dilakukan pada hari Jumat, 17 November 2016 di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Laporan ini di buat untuk melengkapi rangkaian pelaksanaan praktikum Biologi Perikanan yang telah dilaksanakan dan juga sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan, materi dan cara penulisan kata-kata masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sehingga berguna bagi kita semua. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi kita semua. Pekanbaru, 18 November 2015



Maya Fitri Zuly



DAFTAR ISI



Isi



Halaman



KATA PENGANTAR. ............................................................................



i



DAFTAR ISI. ...........................................................................................



ii



DAFTAR GAMBAR. ..............................................................................



iii



DAFTAR LAMPIRAN. ..........................................................................



iv



I.



PENDAHULUAN . ..........................................................................



1



1.1. Latar Belakang. . ......................................................................... 1.2. Tujuan dan Manfaat. ...................................................................



1 2



II. TINJAUAN PUSTAKA. .................................................................



3



III. BAHAN DAN METODE. ...............................................................



5



3.1. Waktu dan Tempat...................................................................... 3.2. Bahan dan Alat. .......................................................................... 3.3. Metode Praktikum. ..................................................................... 3.4. Prosedur Praktikum. ...................................................................



5 5 5 5



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. .......................................................



7



4.1. Hasil. ........................................................................................... 4.2. Pembahasan. ...............................................................................



7 8



V. KESIMPULAN DAN SARAN. .......................................................



9



5.1. Kesimpulan. ................................................................................ 5.2. Saran. ..........................................................................................



9 9



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



DAFTAR GAMBAR



Gambar



Halaman



1. Morfologi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)…………………



7



2. Otolith Ikan Tambakan (Helostoma temminckii).……………… ........



7



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan pada waktu praktikum ....................



Halaman 13



I. PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan ikan yaitu sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh, bermain, bereproduksi dan akhirnya mengalami kematian secara alami atau oleh karena faktor lain. Ikan merupakan organisme tingkat tinggi yang memiliki nilai ekonomis dan ekologi penting. Mengingat pentingnya keberadaan ikan dalam suatu ekosistem, maka diperlukan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi salah satu diantara adalah penentuan umur ikan. Individu ikan ada yang berumur panjang dan ada yang berumur pendek. Ikan-ikan yang memiliki umur panjang cendrung sebagai ikan yang primitif, pergerakan lambat, sebagai penghuni dasar suatu perairan dan memiliki alat pernafasan tambahan dan tahan terhadap pertumbuhan ekstrim dari oksigen terlarut, suhu dan salinitas. Metode penentuan umur dengan memperhatikan



tanda-tanda tahunan



(Annulus) atau harian (Sikulus) pada bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan pada daerah subtropics (4 musim). Karena ikan-ikan yang hidup didaerah subteropis sangat terpengaruh oleh suhu lingkungannya, dimana pada musim dingin pertumbuhan ikan hampir terhenti ataupun lambat sana sekali. Sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan pada sisik, Vertebrae, tulang overculum, duri sirip dan tulang otolith yang menyebabkan terbentuk susunan sirkulasi yang sangat rapat dan akhirnya membentuk Annulus. Dengan mengetahui umur ikan dan komposisi jumlahnya yang ada atau berhasil hidup dapat diketahui



keberhasilan atau kegagalan reproduksi, dan bila umur ikan diketahui dengan tepat maka analisa pertumbuhan ikan dapat dilakukan dengan baik (Effendie dalam Pulungan, 2006). 1.2 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari pelaksanaan pratikum ini adalah untuk menentukan umur suatu spesies ikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu jenis ikan melalui tulang otolith. Sedangkan manfaat dari pratikum ini adalah untuk mengetahui umur ikan berdasarkan pengamatan tulang otolith dan untuk mengenal lebih jauh tentang bagaimana menentukan umur suatu ikan baik melalui sisik, tulang vertebrate, tulang operculum, pangkal duri sirip dada dan tulang otholit.



\



II. TINJAUAN PUSTAKA



Pembacaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup menarik dalam bidang perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup secara pasti kapan suatu individu ikan itu menetas dari telur, yang dapat kita ketahui adalah berapa panjang tubuh individu ikan itu ketika tertangkap oleh nelayan. Lain halnya dengan spesies ikan yang dibudidayakan kita dapat mengetahui kapan individu ikan itu menetas dari telurnya. (Manda et al, 2006) Menurut Ricker (1971), penelitian tentang umur dari suatu individu ikan yang berasal dari perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun yang lalu. Penentuan umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya. Secara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang hidup di perairan alami. Menurut Manda et al (2006), penentuan umur secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu dengan mempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) dan harian (Sirculus) pada bagian-bagian tubuh yang keras, dengan metoda frekuensi panjang (Metoda petersen) yaitu melalui pengukuran panjang tubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan yang hidup didaerah tropis. Penentuan umur ikan yang mungkin untuk dipraktekkan saat ini adalah dengan menggunakan metode frekuensi panjang (metode petersen) yang tergantung pada sifat reproduksi dan pertumbuhan ikan.Umur merupakan salah satu penduga terbaik dalam menentukan tingkat pertumbuhan relatif pada ikan, walaupun pertumbuhan sebenarnya sangat dipengruhi oleh faktor-faktor lingkungan (Sumantadinata, K. 1985).



Bagian-bagian tubuh yang keras untuk dapat dipedomani dalam pembacaan umur individu ikan menurut Lagler (1970) dan Ricker (1971) adalah: sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan tulang otolith. Sisik kunci pada ikan bersisik cycloid terletak di atas garis linea lateralis 3 baris sisik di depan pangkal dasar sirip punggung bagian depan dan pada ikan bersisik ctenoid terletak di bawah garis linea lateralis dibelakang ujung dasar sirip dada, arah ke posterior tubuh. Pembacaan umur harian melalui tulang otolith pada larva atau anak-anak ikan untuk daerah tropis mulai berkembang dilakukan pada tahun 1980 an. Seiring dengan pertumbuhan, batu telinga di dalam sacculus menjadi bertambah besar. Pengendapan calcium di sekeliling batu telinga kurang rapat pada waktu ikan tumbuh cepat, tetapi pada waktu terjadi kelambatan pertumbuhan endapan calcium tadi semakin rapat. Dengan menentukan kerapatan letak endapan tadi yang terlihat berbeda akan dapat diketahui umur ikan tadi. Proses dan keadaan yang sama terjadi pula pada jari-jari sirip, pembacaan umur dengan menggunakan batu telinga atau jari-jari sirip keras tidak dapat secara langsung seperti tulang operculum atau tulang punggung, tetapi harus menggunakan alat tambahan yaitu kaca pembesar (Pulungan, C.P., M. Ahmad dan Y.I. Siregar, 1985). Tanda tahunan yang terdapat pada sisik dikenal dengan annulus. Otolith terbentuk dari kalsium karbonat yang mengeras di dalam saluran kanal dari sirkulasi pada tulang ikan yang menonjol, berperan membantu dalam keseimbangan dan menanggapi bunyi (Pulungan, C.P., M. Ahmad dan Y.I. Siregar, 1985)



III. BAHAN DAN METODE



3.1. Waktu dan tempat Praktikum Biologi perikanan tentang Penentuan Umur Ikan ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 12 November 2015, pukul 13.00 WIB sampai dengan selesa, bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. 3.2. Alat Dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah baki atau nampan, buku pratikum, timbangan sartorius untuk mengukur berat otolith, penggaris dan alat tulis, cawan petri, tali counter, pinset, hot plate, gunting bedah, objek glass, cover glass, mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan selama praktikum ini adalah batu asahan, crystal bon, tulang otolith ikan tambakan (Helostoma temminckii) dan air aquades. 3.3. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum. 3.4. Prosedur Pratikum Untuk melihat lingkaran pertumbuhan pada otolith yang berukuran kecil, otolith diasah dengan cara meletakkan Crystal bond. Objek glass ini dipanaskan dengan menggunakan hot plate dengan suhu sekitar 80oC sampai Crystal Bond meleleh. Otolith diletakkan pada Crystal bond dibiarkan mendingin dan mengeras. Otolish diasah secara horizontal menggunakan batu asah halus. Setelah lingkaran



tampak jelas bila diamati dibawah mikroskop, objek glas dipanaskan kembali sampai Crystal bond meleleh. Lelehan Cystal bond ini digunakan untuk menutupi otolith yang sudah diasah. Selanjutnya sampel diamati dibawah mikroskop. Pada saat proses pengasahan, batu asah harus diletakkan dalam nampan plastik dan nampan tersebut diisi air sehingga batu asah terendam. Jadi pengasahan dilakukan dalam air. Proses ini dilakukan untuk menjaga agar goresan baru asah pada otolith/ ruas tulang punggung menjadi halus/ tidak telihat. Bila batu asah tidak direndam maka permukaan otolith/ ruas tulang punggung yang diasah menjadi kasar dan lingkaran pertumbuhan tidak terlihat. Untuk mengatur posisi otolith pada objek glass digunakan jarum jahit yang diberi tangkai. Pada saat digunakan jarum harus dalam kondisi panas (dipanaskan pada hot plate atau lampu bunsen), sehingga Cystal bond tidak lengket pada jarum tersebut.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1. Hasil Adapun klasifikasi dari ikan tambakan adalah Phylum: Chordata, Kelas: Actinopterygii,



Ordo:



Perciformes,



Sub



ordo:



Anabantoidei,



Helostomatidae, Genus: Helostoma, Spesies: Helostoma temminckii.



Gambar 1. Morfologi ikan tambakan (Helostoma temminckii)



Gambar 2. Otolith pada Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)



Famili:



4.2 Pembahasan 4.2.1 Penentuan Umur Ikan Untuk menentukan umur secara mendetail digunakan metode yaitu yang dikenal dengan metode otholit, karena metode ini dapat mengetahui umur harian ikan sample. Otolith ialah tulang telinga yang terdapat pada sacculus di daerah kapala dipakai untuk kesetimbangan dan penentuan umur ikan. Otholith ini juga dapat digunakan sebagai tanda tahunan pada ikan. Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan, kenyataannya suhu lingkungan sekitar tidak bigitu mempengaruhi pertumbuhan sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi tanda tahunan dari hasil susunan sirkulasi yang rapat tidak bigitu nyata bentuknya. Akan tetapi dibeberapa daerah tertentu ikan-ikan yang hidup di daerah tropis dapat memiliki tanda tahunan yang nyata. Tanda tahunan ini bisa dibaca pada ikan Gabus (Channa striata) yang terdapat di Srilangka (Kilambi. 1986) dan duri dari sirip dada “Calfish” (Chrysicthys nigrodigitatus lacepe) yang terdapat di Negeria (Ezenwa dan Ikismiju, 1981). Pengamatan ini dilakukan dengan memperhatikan posisi garis terang dan garis gelap pada Otolith ikan. Jika garis terang tampak didepan garis gelap, maka pada masa kecil ikan tersebut hidup dilingkungan yang terjaga dan besar hidup dilingkungan yang tercemar. Jika garis gelap tampak didepan garis terang, maka pada masa kecil ikan tersebut hidup dilingkungan tercemar dan pada saat besar hidup dilingkungan jernih. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa ikan Tambakan yang kami perhatikan ini pada masa kecilnya hidup dilingkungan yang terjaga dan besar hidup dilingkungan tercemar.



V.KESIMPULAN DAN SARAN



5.1. Kesimpulan Penentuan umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya. Secara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang hidup di perairan alami. penentuan umur secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu dengan mempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) dan harian (Sirculus) pada bagian-bagian tubuh yang keras, dengan metoda frekuensi panjang (Metoda petersen) yaitu melalui pengukuran panjang tubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan yang hidup didaerah tropis. Bagian-bagian tubuh yang keras untuk dapat dipedomani dalam pembacaan umur individu ikan menurut Lagler (1970) dan Ricker (1971) adalah: sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan tulang otolith. Otolith ialah tulang telinga yang terdapat pada sacculus di daerah kapala dipakai untuk kesetimbangan dan penentuan umur ikan. Otolith terbentuk dari kalsium karbonat yang mengeras di dalam saluran kanal dari sirkulasi pada tulang ikan yang menonjol. Penentuan umur ikan dengan otolith dilakukan dengan memperhatikan posisi garis terang dan garis gelap yang terdapat pada otolith. 5.2. Saran Keterbatasan jumlah alat dan bahan yang digunakan merupakan kendala terbesar saat praktikum. Semoga dikemudian hari jumlah alat dan bahan dapat diperbanyak hingga praktikum Biologi Perikanan khususnya tentang Penentuan



Umur Ikan dapat dilakukan sendiri-sendiri, bukan satu perkelompok lagi mengingat banyaknya waktu yang tersisa saat praktikum berlangsung.



DAFTAR PUSTAKA



Effendie dalam Pulungan. 2006. Penuntun Praktikum Biology Perikanan. Universitas Riau, Pekanbaru. Ezenwa, B.I.O and K. Ikusemizu. 1981. Age and Growth Determination In Catfish, (Crysichthyes nigrodigittatus, Lecepede) by Used of the Dorsal tin. J. Fisa. Biol (19) : 345-351. Kilambi, R.V. 1970. Age, Growth and Reproductive Strategy of The Snake head (Ophiocephalus striatus) from Srilangka. J. Fish. Biol. (29) : 13-22. Lagler, K.F. 1970. Freshwater Fishery Biologi. WMC Brown Comp. Dubuque, Lowa. Manda et al. 2009. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Pulungan, C.P., M. Ahmad dan Y.I. Siregar. 1985. Morphometrik Ikan Selais (Siluroidea lais) dari Perairan Kecamatan Kampar Kiri, Kampar. Pusat Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru. Ricker, W.E. 1971. Methods for Assesment of Fish Production in Freshwater. Blackwell Scientific Publication, Oxford and Edinberg. Sumantadinata, K. 1985. Pengembangan Ikan-ikan Pemeliharaan di Indonesia. Sastra Budaya. Jakarta.



LAMPIRAN



Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan pada waktu praktikum



Buku Penuntun



Serbet



Otolith



Pulpen



Nampan



Gunting Bedah



Penjepit



Batu Asahan



Crystal Bond



Mikroskop



Setrika



Objek Glass



Otolith Ikan di bawah Mikroskop