Penerapan Haccp [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENERAPAN HACCP Desti Ambar Wati, S.Gz., M.Gz A. Identifikasi Penggunaan Produk Tabel 1.1



Tabel Identifikasi Penggunaan Produk



Nama produk Komposisi



Daging bumbu rujak Daging sapi, daun salam, lengkuas, tomat, kunyit, sereh, garam, bawang merah, bawang putih, kemiri, air Disajikan dengan menggunakan piring saji dan didistribusikan ke pasien dengan menggunakan trolly Menggunakan piring saji yang ditutup dengan plastik wrap Pasien kelas VVIP/VIP A, VIP B dan kelas I Langsung dikonsumsi oleh pasien



Cara distribusi Pengemasan Konsumen tujuan Cara penyiapan konsumsi B. Penyusunan Skema Proses



Gudang penyimpanan



Penerimaan bahan



Bawang merah



Daun jeruk



Bawang putih



Daun salam



Kemiri



Lengkuas



Kunyit



Serai



Daging sapi



pencucian Tomat



Pencucian



Pencucian Penghalusan



Penumisan



Pemasakan



1



Daging bumbu rujak



Penyajian



C. Verifikasi Bagan Alir Proses Bawang merah



Kemiri



Daun jeruk



Daun salam



Bawang putih



Kunyit



Lengkuas



Serai



Daging sapi Tomat Air



Dicuci Dihaluskan Dicuci



Air



Dicuci



Ditumis Minyak goreng Gula



Air



Di presto (1/2 jam)



Masukkan wajan



Garam Dipanaskan kembali



Di pindahkan ke wadah setelah matang Pemorsian



Pemorsian



Distribusi 3



Keterangan : : Tercemar dari permukaan/peralatan : Tercemar oleh penjamah : Bakteri tidak hidup : Kemungkinan bakteri masih hidup : Bahan baku yang mungkin tercemar : Arah aliran : Tahapan proses



D. Analisa Bahaya Penerapan Sistem HACCP Formulir 1 – Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya Nama Produk



Tabel 1.2



: Daging Bumbu Rujak



Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya



Bahan Mentah / Bahaya Ingredient / (B/ M / K Bahan Tambahan / F) Daging Sapi M



K



Jenis Bahaya



Cara Pencegahan



M : E. Colli, salmonella Dublin



-



Dipanaskan pada suhu 75°C selama 30 menit



K : formalin



-



Memilih daging yang berwarna merah cerah Apabila ditekan tidak keluar lendir atau air Tidak berbau menyengat.



F



Lengkuas



F



F : kotoran yang menempel pada daging F : rusak, kering, kotoran



-



Pemilihan daging sapi yang sesuai spesifikasi



-



Pemilihan lengkuas yang sesuai dengan ketentuan spesifikasi Segar Tidak kering Dibersihkan pada air mengalir



-



4



5



Bawang Merah



Bawang Putih



Kemiri



B



B : hewan pengerat



-



F



F : kotoran berupa tanah



-



Dikupas Dibersihkan Ditempatkan dalam wadah plastik yang bersih.



K B



K : pestisida M : hewan pengerat



-



Dicuci dengan air mengalir Pemilihan bawang merah yang sesuai dengan ketentuan spesifikasi



F



F : kotoran berupa tanah



-



Dikupas Dibersihkan Ditempatkan dalam wadah plastik yang bersih.



K B



K : pestisida B : kutu



-



Dicuci dengan air mengalir Pemilihan kemiri yang sesuai dengan ketentuan spesifikasi Bulat Bersih dari kutu Disimpan di tempat yang bersih. Pemilihan kunyit yang sesuai dengan ketentuan spesifikasi Tanpa dikupas Dimasukkan dalam plastic Disimpan di tempat yang bersih. Penyimpanan ditempat yang kering bersih Penyimpanan ditempat kedap udara Tidak terkena sinar matahari dan panas agar tidak menguap dan tetap kering.



Kunyit



F



F : kotoran berupa tanah, busuk



-



Garam



Ditempatkan dalam wadah plastik yang bersih. Pemilihan bawang merah yang sesuai dengan ketentuan spesifikasi



F



F : lembab, berair



-



K



K : logam berat, pemutih, boraks



-



Penyortiran sesuai dengan spesifikasi



6



Daun Jeruk



F



F : Debu, rusak



-



Daun Salam



F



F : Debu, rusak



-



Tomat



Memiliki label SNI Pemilihan daun jeruk sesuai dengan spesifikasi Disimpan di tempat yang tidak lembab agar tetap kering. Pemilihan daun jeruk sesuai dengan spesifikasi Disimpan di tempat yang tidak lembab agar tetap kering. Perebusan dengan suhu 100oC selama 5 menit



M



M : Stapphylococcus aureus



-



B



B : Ulat



-



Tidak berulat



F



F : rusak, kotor, memar, pecah



-



Pemilihan tomat yang segar Bersih Tidak memar Tidak pecah Sesuai spesifikasi



K K



K : Pestisida K : Pemutih



-



Dicuci dengan air mengalir Pemilihan gula pasir sesuai spesifikasi



B



B : semut



-



Minyak Goreng



K



K : Terjadi oksidasi sehingga menyebabkan ketengikan



-



Disimpan di tempat yang tidak terjamah oleh semut. Penyimpanan yang tepat serta penggunaan tidak lebih dari 2x



Serai



F



F : Kotor, kering



-



Jahe



F



F : kotoran berupa tanah, busuk



Gula Pasir



Air



Pemilihan serai yang sesuai dengan spesifikasi - Dimasukkan dalam plastik - Disimpan di tempat yang bersih dan kering. - Pemilihan jahe yang sesuai dengan spesifikasi. - Tanpa dikupas - Dimasukkan dalam plastik - Disimpan di tempat yang bersih dan kering. Air yang digunakan sesuai syarat kualitas air bersih menurut



7



Permenkes 416/Menkes/per/IX/1990 standar : M



M : E. Colli



K



K : mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas



F



F : berbau, keruh, berasa



nomor dengan



-



Coli pada air bersih ditetapkan sebesar 10 coli/100 ml air



-



kandungan maksimum besi 1,0 mg/L, khlorida 600 mg/L, mangan 0,5 mg/L.



-



Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25ºC



Keterangan jenis bahaya : B = biologi ; M = mikrobiologi ; K = Kimia; F = Fisik



8



Jenis Bahaya dan Cara Pencegahannya Pada Proses Pengolahan Daging Bumbu Rujak



1.3



Tabel Jenis Bahaya Proses Pengolahan dan Cara Pencegahannya



Proses Pengolahan Pencucian



Penghalusan



Bahaya (B/ M / K / F) M



Jenis Bahaya M: Staphylococcus epidermis yang terdapat di tangan petugas pencucian bahan makanan



M



M : E. Coli pada air



K



F



Cara Pencegahan -



Petugas pencucian bahan makanan harus mencuci tangan dahulu sebelum menjamah bahan makanan



Pencucian dengan air yang mengalir, pemilihan air yang sesuai syarat kualitas air bersih menurut Permenkes nomor 416/Menkes/per/IX/1990 dengan standar : -



Coli pada air bersih ditetapkan sebesar 10 coli/100 ml air.



K : mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas



-



Kandungan maksimum besi 1,0 mg/L, khlorida 600 mg/L, mangan 0,5 mg/L.



F : Air yang digunakan berbau, berasa, kotor.



-



F



F : partikel atau kotoran yang berasal dari blender



-



Secara fisik air bersih harus jernih tidak berbau tidak berasa Suhu air bersih sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25ºC. Alat penghalus bumbu (blender) yang digunakan dicuci hingga bersih.



K



K : blender yang berkarat



-



-



Dipastikan blender tidak berkarat karena dapat menjadikan kontaminasi saat proses penghalusan bumbu.



9



M



Penumisan bumbu



F



M: Staphylococcus epidermis yang terdapat di tangan petugas penjamah makanan F : kotoran, rambut



-



Petugas penghalus bumbu harus menerapkan cuci tangan sebelum menjamah bahan makanan serta penggunaan APD lengkap



-



Penggunaan peralatan untuk menumis yang steril. Pemakaian penutup kepala, celemek dan sarung tangan oleh pekerja. Petugas menggunakan APD lengkap



-



Pemrestoan



F



F : kotoran, rambut



-



M



M : Pseudomonas pada alat masak



-



-



Perebusan/pemasakan F



Pemorsian



Penggunaan alat presto yang sudah bersih dan steril. Proses pemrestoan dilakukan dengan dengan suhu 121oC Petugas pemasak menggunakan APD lengkap



F : kotoran, rambut



-



M



M: Staphylococcus epidermis yang terdapat di tangan petugas penjamah makanan



-



Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memasak.



M



M : Pseudomonas pada alat masak



-



F



F : Kotoran, rambut



-



Penggunaan peralatan masak yang bersih dan steril saat proses pemasakan. Petugas pemorsian menggunakan APD secara lengkap (masker, penutup kepala, sarung tangan, celemek).-



M



M : Pseudomonas



-



Penggunaan peralatan yang sudah bersih, steril dan kering saat proses pemorsian serta diusahakan makanan



10



selalu ditutup hingga makanan siap di kemas. M



Distribusi



F



M: Staphylococcus epidermis yang terdapat di tangan petugas pemorsian makanan F : kotoran



-



Petugas pemorsian harus menerapkan cuci tangan sebelum menjamah bahan makanan



Pendistribusian menggunakan alat yang bersih.



Keterangan : B = bahaya biologi ; M = Mikrobiologi; K = Kimia; F = Fisik



11



Penerapan Sistem HACCP Formulir 2 – Analisis Resiko Bahaya Nama Produk : Daging Bumbu Rujak



1.4 Tabel Analisis Resiko Bahaya



Risiko (R)



Bahaya Keakutan (K)



1000



1000



Bawang Merah



10



Bawang Putih



Produk / Bahan Mentah / Ingredient / Bahan Tambahan Daging sapi



RxK



Signifikan



1.000.000



signifikan tinggi



10



100



signifikan rendah



10



10



100



signifikan rendah



Kemiri



10



10



100



signifikan rendah



Kunyit



10



10



100



signifikan rendah



Jahe



10



10



100



signifikan rendah



Tomat



1000



10



10.000



signifikan sedang



Serai



10



10



100



signifikan rendah



Lengkuas



10



10



100



signifikan rendah



Daun salam



10



10



100



signifikan rendah



Minyak goreng



10



10



100



signifikan rendah



Daun jeruk



10



10



100



signifikan rendah



Garam



10



10



100



signifikan rendah



Gula Pasir



10



10



100



signifikan rendah



1000



1000



1.000.000



signifikan tinggi



Air



Keterangan : 



100 – 1.000



= signifikan rendah







10.000



= signifikan sedang







100.000 – 1.000.000



= signifikan tinggi



12



F. Penetapan Critical Control Point Pada Bahan Makanan a. Daging sapi P1. Apakah bahan mentah Daging mungkin mengandung bahan berbahaya ? (M : E. Colli, Salmonella Dublin, K : formalin, F : kotoran yang menempel pada daging) YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA



Bukan CCP



b. Lengkuas P1. Apakah bahan mentah lengkuas mungkin mengandung bahan berbahaya ? (F : busuk, rusak, kering, kotoran)



YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA



Bukan CCP



c. Bawang Merah P1. Apakah bahan mentah bawang merah mungkin mengandung bahan berbahaya ? (M : hewan pengerat, K : pestisida, F : kotoran berupa tanah) YA YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA



Bukan CCP



13



d. Bawang Putih P1. Apakah bahan mentah bawang merah mungkin mengandung bahan berbahaya ? (M : hewan pengerat, K : pestisida, F : kotoran berupa tanah)



YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA



Bukan CCP



e. Kemiri P1. Apakah bahan mentah Kemiri mungkin mengandung bahan berbahaya ? (B : kutu)



YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA



Bukan CCP



f. Kunyit P1. Apakah bahan mentah Kunyit mungkin mengandung bahan berbahaya ? (F : kotoran berupa tanah)



YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA



Bukan CCP



14



g. Jahe P1. Apakah bahan mentah Jahe mungkin mengandung bahan berbahaya ? (F : kotoran berupa tanah)



YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA



Bukan CCP



h. Garam P1. Apakah bahan mentah Garam mungkin mengandung bahan berbahaya ? (F : lembab dan berair, K : logam berat, pemutih, boraks)



YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA



Bukan CCP



i. Tomat P1. Apakah bahan mentah Tomat mungkin mengandung bahan berbahaya ? (M : Stapphylococcus aureus, B : Ulat, K : Pestisida, F : memar, pecah, rusak, kotor) YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA



Bukan CCP



15



i.



Serai



P1. Apakah bahan mentah Serai mungkin mengandung bahan berbahaya ? (F : kotor, kering)



YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA j.



Bukan CCP



Daun salam



P1. Apakah bahan mentah Daun salam mungkin mengandung bahan berbahaya ? (F : debu, kotor)



YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA YA



Bukan CCP



k. Gula Pasir P1. Apakah bahan mentah Gula jawa mungkin mengandung bahan berbahaya ? (B : Semut)



YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA



Bukan CCP



16



l.



Minyak goreng



P1. Apakah bahan mentah Minyak goreng mungkin mengandung bahan berbahaya ? (K : oksidasi, F : bau tengik)



YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA



Bukan CCP



m. Air P1. Apakah bahan mentah Air mungkin mengandung bahan berbahaya ? (M : E. Colli, K : mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas, F : berbau, keruh, berasa)



YA P2. Penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi) dapat menghilangkan dan mengurangi bahaya ?



YA



Bukan CCP



17



G. Penetapan CCP Pada Proses Pengolahan a. Pencucian P1. Apakah tahap pencucian ini khusus ditujukan untuk menghilangkan / mengurangi bahaya sampai batas aman ?



TIDAK P2. Apakah kontaminasi bahaya dapat terjadi / meningkat sampai melebihi bahaya ?



YA P3. Apakah tahapan proses selanjutnya dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai batas aman ?



YA



Bukan CCP



b. Penghalusan P1. Apakah tahap penghalusan ini khusus ditujukan untuk menghilangkan / mengurangi bahaya sampai batas aman ?



TIDAK P2. Apakah kontaminasi bahaya dapat terjadi / meningkat sampai melebihi bahaya ?



YA P3. Apakah tahapan proses selanjutnya dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai batas aman ?



YA



Bukan CCP



18



c. Penumisan Bumbu P1. Apakah tahap penumisan ini khusus ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai batas aman ?



YA



CCP



d. Pemrestoan P1. Apakah tahap pemrestoan ini khusus ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai batas aman ?



YA



CCP



e. Pemasakan / Pengolahan P1. Apakah tahap pemasakan / pengolahan ini khusus ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai batas aman ?



YA



CCP



f. Pemorsian P1. Apakah tahap pemorsian ini khusus ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai batas aman ?



TIDAK P2. Apakah kontaminasi bahaya dapat terjadi / meningkat sampai melebihi batas ?



YA P1. Apakah tahap proses selanjutnya dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai batas aman ?



TIDAK



CCP



19



g. Distribusi P1. Apakah tahap distribusi ini khusus ditujukan untuk menghilangkan atau atau mengurangi mengurangi bahaya bahaya sampai sampai batas batas aman aman ??



TIDAK P2. Apakah kontaminasi bahaya dapat terjadi / meningkat sampai melebihi batas ?



YA P3. Apakah tahap proses selanjutnya dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai batas aman ?



TIDAK



CCP



Penetapan Batas Kritis Untuk Setiap CCP 1.5 Tabel Penetapan Batas Kritis Untuk Setiap CCP CCP Penumisan bumbu



Parameter Kritis Kebersihan alat untuk menumis bumbu, hygiene dan sanitasi Suhu pemrestoan (121oC), kebersihan alat, waktu pemasakan (30 menit), Pemrestoan hygiene dan sanitasi Perebusan / Suhu perebusan/pemasakan, kebersihan alat, waktu pemasakan, hygiene pemasakan dan sanitasi Pemorsian Kebersihan alat makan pasien, hygiene dan sanitasi Kebersihan alat pengangkut, kebersihan makan pasien, hygiene dan Distribusi sanitasi CCP yang terjadi melebihi batas kritis menunjukkan : 1) Terjadinya bahaya bagi kesehatan 2) Kemungkinan bahaya dapat meningkat atau berkembang 3) Menunjukkan bahwa produk yang telah diolah pada kondisi yang tidak aman bagi konsumen 4) Menunjukkan mutu bahan mentah yang dapat mempengaruhi keamanan produk akhir.



H. Penetapan Critical Limit 1.6 Tabel Penetapan Critical Limit Komponen HACCP Daging Sapi



Bahaya / hazard M : E. Colli, salmonella Dublin K : formalin



-



-



Lengkuas



F : kotoran yang menempel pada daging F : rusak, kering, kotoran



-



Pemilihan daging sapi yang sesuai spesifikasi



-



Pemilihan lengkuas yang sesuai dengan ketentuan spesifikasi Segar Tidak kering Dibersihkan pada air mengalir Ditempatkan dalam wadah plastik yang bersih. Pemilihan bawang merah yang sesuai dengan ketentuan spesifikasi



Bawang Merah



Cara Pencegahan Parameter Dipanaskan pada suhu 75°C selama Keadaan 30 menit fisik daging sapi Bersertifikat bebas formalin Berwarna merah cerah Apabila ditekan tidak keluar lendir atau air Tidak berbau menyengat.



B : hewan pengerat



-



F : kotoran berupa tanah



-



Dikupas



20



Critical Limit Bersih dari kotoran



Keadaan fisik lengkuas



Bersih, segar, tidak kering, tidak busuk.



Waktu simpan, tempat simpan,



Utuh, bersih dari kotoran



21



Bawang Putih



Kemiri



Kunyit



Garam



-



Dibersihkan keadaan fisik Ditempatkan dalam wadah plastik yang bersih.



K : pestisida M : hewan pengerat



-



F : kotoran berupa tanah



-



Dicuci dengan air mengalir Pemilihan bawang merah yang Waktu sesuai dengan ketentuan spesifikasi simpan, tempat Dikupas simpan, Dibersihkan keadaan fisik Ditempatkan dalam wadah plastik yang bersih.



K : pestisida B : kutu



-



F : kotoran berupa tanah, busuk



F : lembab, berair



-



Dicuci dengan air mengalir Pemilihan kemiri yang sesuai dengan ketentuan spesifikasi Bulat Bersih dari kutu Disimpan di tempat yang bersih. Pemilihan kunyit yang sesuai dengan ketentuan spesifikasi Tanpa dikupas Dimasukkan dalam plastic Disimpan di tempat yang bersih. Penyimpanan ditempat yang kering bersih Penyimpanan ditempat kedap udara Tidak terkena sinar matahari dan



Utuh, bersih dari kotoran



Waktu simpan, tempat simpan, keadaan fisik Keadaan fisik, tempat simpan



Bersih, tidak terdapat kutu



Keadaan fisik, waktu simpan, tempat



Tidak kotor, tidak mencair



Bersih, tidak busuk



22



panas agar tidak menguap dan tetap simpan kering. -



Daun Jeruk



K : logam berat, pemutih, boraks F : Debu, rusak



-



-



Keadaan fisik, waktu simpan, tempat simpan Pemilihan daun salam sesuai Keadaan dengan spesifikasi fisik, waktu Disimpan di tempat yang tidak simpan, lembab agar tetap kering. tempat simpan Perebusan dengan suhu 100 oC Keadaan selama 5 menit fisik, waktu simpan, tempat Tidak berulat simpan



-



Pemilihan tomat yang segar Bersih Tidak memar Tidak pecah Sesuai spesifikasi



-



Daun Salam



F : Debu, rusak



-



Tomat



M : Stapphylococcus aureus



B : Ulat



F : rusak, kotor, memar, pecah



Penyortiran sesuai dengan spesifikasi Memiliki label SNI Pemilihan daun jeruk sesuai dengan spesifikasi Disimpan di tempat yang tidak lembab agar tetap kering.



-



Bersih dari debu



Bersih dari debu



Tidak rusak dan tidak berulat



23



Gula Pasir



Minyak Goreng



K : Pestisida K : Pemutih



-



B : semut



-



K : oksidasi



-



sesuai Keadaan fisik gula, waktu simpan, Disimpan di tempat yang tidak tempat terjamah oleh semut. simpan



Tidak ada semut



Penyimpanan yang tepat serta penggunaan tidak lebih dari 2x agar tidak terjadi oksidasi sehingga menyebabkan ketengikan



Waktu dan tempat penyimpanan , keadaan fisik



Tidak bau tengik



Pemilihan serai yang sesuai dengan spesifikasi - Dimasukkan dalam plastik - Disimpan di tempat yang bersih dan kering. - Pemilihan jahe yang sesuai dengan spesifikasi. - Tanpa dikupas - Dimasukkan dalam plastik - Disimpan di tempat yang bersih dan kering. Air yang digunakan sesuai syarat kualitas



Keadaan fisik serai tempat simpan



Bersih dari kotoran dan segar



Keadaan fisik jahe, tempat simpan



Bersih, tidak busuk



Keadaan fisik air



Tidak keruh, tidak



F : ketengikan



Serai



F : Kotor, kering



Jahe



F : kotoran berupa tanah, busuk



Air



Dicuci dengan air mengalir Pemilihan gula pasir spesifikasi



-



24



air bersih menurut Permenkes nomor 416/Menkes/per/IX/1990 dengan standar : -



Coli pada air bersih ditetapkan sebesar 10 coli/100 ml air



-



kandungan maksimum besi 1,0 mg/L, khlorida 600 mg/L, mangan 0,5 mg/L.



F : berbau, keruh, berasa



-



Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25ºC



M : Staphylococcus epidermis yang terdapat di tangan petugas pencucian bahan makanan



-



Petugas pencucian bahan makanan Air yang harus mencuci tangan dahulu digunakan dan sebelum menjamah bahan makanan hygiene pekerja



M : E. Colli



K : mengandung bahanbahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas



Pencucian



M : E. Coli pada air



Pencucian dengan air yang mengalir, pemilihan air yang sesuai syarat kualitas air bersih menurut Permenkes nomor 416/Menkes/per/IX/1990 dengan standar : -



Coli pada air bersih ditetapkan sebesar 10 coli/100 ml air.



berbau, tidak kotor, tidak berasa



Air yang digunakan tidak mengandung E. Colli, tidak mengandung bahanbahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas, tidak berbau, keruh, berasa. Pekerja menggunakan APD lengkap



25



K : mengandung bahanbahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas



F : Air yang digunakan berbau, berasa, kotor.



Penghalusan



-



Kandungan maksimum besi 1,0 mg/L, khlorida 600 mg/L, mangan 0,5 mg/L.



-



Secara fisik air bersih harus jernih tidak berbau tidak berasa Suhu air bersih sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25ºC. Alat penghalus bumbu (blender) Penjamah yang digunakan dicuci hingga makanan, bahan bersih. dasar pembuat alat, prosedur pencucian bahan Dipastikan blender tidak berkarat karena dapat menjadikan kontaminasi saat proses penghalusan bumbu.



F : partikel atau kotoran yang berasal dari blender



-



K : blender yang berkarat



-



M : Staphylococcus epidermis yang terdapat di tangan petugas penjamah makanan



-



Petugas penghalus bumbu harus menerapkan cuci tangan sebelum menjamah bahan makanan serta penggunaan APD lengkap



Petugas menggunakan APD lengkap. Pencucian bahan dengan prosedur yang tepat. peralatan yang digunakan bersih dari kotoran.



26



Penumisan bumbu



F : kotoran, rambut



-



Pemrestoan



F : kotoran, rambut



-



M : Pseudomonas pada alat masak



-



Perebusan / pemasakan



Pemorsian



F : kotoran, rambut



-



M : Staphylococcus epidermis yang terdapat di tangan petugas penjamah makanan



-



M : Pseudomonas pada alat masak



-



F : Kotoran, rambut



-



Penggunaan peralatan untuk menumis yang steril. Pemakaian penutup kepala, celemek dan sarung tangan oleh pekerja. Petugas menggunakan APD lengkap



Kebersihan alat, hygiene petugas



Alat yang digunakan bebas dari kotoran. Petugas menggunakan APD secara lengkap.



Kebersihan alat, hygiene petugas



Alat yang digunakan bebas dari kotoran. Petugas menggunakan APD secara lengkap.



Penggunaan alat presto yang sudah bersih dan steril. Proses pemrestoan dilakukan o dengan dengan suhu 121 C Petugas pemasak menggunakan Kebersihan alat, APD lengkap air yang digunakan, Petugas mencuci tangan terlebih hygiene petugas dahulu sebelum memasak.



Penggunaan peralatan masak yang bersih dan steril saat proses pemasakan. Petugas pemorsian menggunakan Kebersihan alat, APD secara lengkap (masker, hygiene petugas penutup kepala, sarung tangan, celemek).-



Alat yang digunakan bebas dari kotoran dan sisa makanan. Menggunakan air sesuai syarat air bersih. Petugas menggunakan APD



Alat pemorsian yang digunakan bersih, steril, dan kering. Petugas menggunakan APD lengkap.



27



Distribusi



M : Pseudomonas



-



Penggunaan peralatan yang sudah bersih, steril dan kering saat proses pemorsian serta diusahakan makanan selalu ditutup hingga makanan siap di kemas.



M : Staphylococcus epidermis yang terdapat di tangan petugas pemorsian makanan. F : kotoran



-



Petugas pemorsian harus menerapkan cuci tangan sebelum menjamah bahan makanan



Pendistribusian menggunakan alat yang Kebersihan alat, bersih. waktu distribusi.



Alat distribusi dalam keadaan bersih.



I. Prosedur Pemantauan CCP 1.7 Tabel Prosedur Pemantauan CCP Proses



Penumisan Bumbu



Pemrestoan



Pengolahan / pemasakan



Pemorsian



Distribusi



Pemantauan CCP Memastikan petugas penumis bumbu menerapkan hygiene sanitasi dengan cara melakukan pemantauan penggunaan APD dan K3. Selain itu melakukan pemantauan kebersihan alat yang digunakan untuk menumis bumbu dengan cara melihat hasil pencucian alat. Memastikan petugas pemrestoan bumbu menerapkan hygiene sanitasi dengan cara melakukan pemantauan penggunaan APD dan K3. Selain itu melakukan pemantauan kebersihan alat yang digunakan untuk menumis bumbu dengan cara melihat hasil pencucian alat. Melakukan pemantauan suhu pemasakan dan waktu pemasakan. Memastikan petugas pengolahan menerapkan hygiene sanitasi dengan cara melakukan pemantauan penggunaan APD dan K3. Melakukan pemantauan kebersihan alat yang digunakan untuk memasak dengan cara melihat hasil pencucian alat Melakukan pemantauan alat yang digunakan untuk memorsikan makanan. Memastikan petugas pengolahan menerapkan hygiene sanitasi dengan cara melakukan pemantauan penggunaan APD dan K3. Memantau proses distribusi. Memastikan bahwa petugas distribusi menerapkan hygiene sanitasi dengan cara melakukan pemantauan penggunaan APD dan K3 . Melakukan pemantauan kelayakan dan kebersihan alat distribusi dan wadah makanan cara melihat hasil pencucian alat.



28



29



J. Penetapan Tindakan Koreksi dan Verifikasi Program HACCP Terhadap CCP 1.8



Penetapan Tindakan Koreksi dan Verifikasi Proses



Penumisan bumbu



Pemrestoan



Perebusan/pemasakan



Tindakan Koreksi



Prosedur Verifikasi



-



Melakukan pengecekan Review pemeriksaan penggunaan APD dan fisik, kimia dan biologi. K3 pada petugas penumis bumbu secara bertahap. Apabila belum baik maka dilakukan pembinaan.



-



Melakukan pengecekan kebersihan alat, jika belum bersih maka dilakukan pencucian ulang hingga bersih.



-



Melakukan pengecekan Review pemeriksaan penggunaan APD dan fisik, kimia dan biologi K3 pada petugas pemrestoan secara berkala jika belum baik maka dilakukan pembinaan.



-



Pengecekan kebersihan alat, jika belum bersih maka dilakukan pencucian ulang hingga bersih.



-



Melakukan pengecekan Review pemeriksaan penggunaan APD dan fisik, kimia dan biologi. K3 pada petugas pengolahan secara berkala jika belum baik maka dilakukan pembinaan.



-



Pengecekan kebersihan alat, jika belum bersih maka dilakukan pencucian ulang hingga bersih.



30



Pemorsian



Distribusi



-



Melakukan pengecekan Review pemeriksaan penggunaan APD dan fisik, kimia dan biologi. K3 pada petugas pemorsian secara berkala jika belum baik maka dilakukan pembinaan.



-



Pengecekan kebersihan alat, jika belum bersih maka dilakukan pencucian ulang hingga bersih.



-



Melakukan pengecekan Review pemeriksaan kelayakan alat, jika alat fisik, kimia dan biologi. sudah tidak baik maka perlu pengadaan kembali dengan bahan dasar yang baik.



31



LAMPIRAN



Daging telah dicuci



Pencucian bumbu



Pencucian bumbu



Proses penghalusan



Proses penghalusan



Penumisan bumbu



32



Penambahan lengkuas, daun salam dan daun jeruk



pemasakan



Daging bumbu rujak untuk diit khusus



Pemasukan daging



Daging beserta bumbu di presto



Pemasakan kembali dengan penambahan garam dan gula



33



Pemorsian