13 0 2 MB
PENERAPAN SNI PRODUK PANGAN
HACCP
Direktorat Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian
PENERAPAN HACCP PADA PRODUKSI PANGAN
1
SMKP dan SNI HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) GMP (Good Manufacturing Practices) / CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik)
Hazard Analysis Critical Control Point
• Sejarah penerapan sistem HACCP ini secara runut sebagaimana tertera di bawah ini : Tahun 1968;
Tahun 1970; Tahun 1980; Tahun 1987; Tahun 1993; Tahun 1994;
Berawal dari pengembangan pangan untuk program antariksa pada Badan Antariksa Amerika (NASA) Diterapkan pada makanan kaleng dengan kadar asam tinggi Diterapkan pada produk pangan ritel di AS Diperkenalkan ke semua Industri Pangan sistem HACCP mulai diadopsi oleh WHO sistem HACCP wajib diterapkan pada seluruh industri pangan di AS Tahun 1998; sistem HACCP diterapkan pada Badan Standardisasi Nasional dengan nomor SNI CAC/RCP 1:2011 Hingga kini Indonesia belum mewajibkan sistem HACCP ini pada semua level industri pangan
3
Hazard Analysis Critical Control Point • HACCP adalah suatu sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi. • HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.
SISTEM JAMINAN MUTU KEAMANAN PANGAN/PRODUK •
Mendasarkan pada kesadaran bahwa bahaya dapat timbul pada setiap titik atau tahap produksi
•
Namun dapat dilakukan pencegahan melalui pengendalian titik-titik kritis
4
Hazard Analysis Critical Control Point Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tututan konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh karena itu dengan diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya saing kompetitif. Pada beberapa negara penerapan HACCP ini bersifat sukarela
dan
banyak
industri
pangan
yang
telah
menerapkannya. Disamping karena meningkatnya kesadaran masyarakat baik
produsen
dan
konsumen
dalam
negeri
akan
keamanan pangan, penerapan HACCP di industri pangan banyak dipicu oleh permintaan konsumen terutama dari negara pengimpor. 5
Hazard Analysis Critical Control Point Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh suatu industri pangan dengan penerapan sistem HACCP antara lain: Meningkatkan keamanan pangan pada produk makanan yang dihasilkan, Meningkatkan kepuasan konsumen sehingga keluhan konsumen akan berkurang, Memperbaiki fungsi pengendalian dengan pendekatan jaminan mutu yang bersifat preventif ,
Mengurangi limbah dan kerusakan produk atau waste . 6
Hazard Analysis Critical Control Point
•
Spesifik untuk setiap jenis produk, lini proses dan pabrik
•
Prerequisite : GMP dan SSOP
•
Memerlukan komitmen yang kuat dari manajemen untuk menyediakan pangan yang aman, bermutu dan bergizi Industri/Pabrik yang hanya memiliki dokumen HACCP, BELUM mengimplemtasikan HACCP
7
Hazard Analysis Critical Control Point
Konsep HACCP menurut Codex Alimentarius Commision (CAC) terdiri dari 12 Langkah Penerapan, dimana 7 Prinsip HACCP tercakup pula di dalamnya. Indonesia mengadopsi sistem HACCP versi CAC tersebut dan menuangkannya dalam acuan SNI 01-4852-1998 tentang Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik-Titik Kritis (HACCP).
7 PRINSIP HACCP tersebut meliputi : 1. Identifikasi bahaya 2. Penetapan CCP 3. Penetapan batas / limit kritis 4. Pemantauan CCP 5. Tindakan koreksi terhadap penyimpangan 6. Verifikasi 7. Dokumentasi
8
Langkah dan Prinsip HACCP
Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik Contoh Daftar dokumen/rekaman 1. Denah tempat produksi * 2. SOP Cuci tangan 3. Deskripsi bahan baku (spesifikasi)* dan pemasok * 4. Diagram alur proses produksi * 5. Persyaratan produk akhir * 6. Kode ketertelusuran produk * 7. SOP Penyimpanan produk akhir 8. Informasi kemasan dan label 9. Laporan hasil uji (air produksi, produk akhir, bahan baku utama jika perlu) 10. SDM (Rekam Medis, Peraturan karyawan di ruang produksi, Jadwal dan rekaman pelatihan*, CV/Biodata karyawan) 11. Jadwal piket kebersihan fasilitas produksi dan pengecekannya 12. SOP Pengendalian hama 13. SOP Penarikan Produk * 14. SOP Penanganan Keluhan Pelanggan * Dokumen u/ Persyaratan Program Dasar HACCP
Dokumen dan Rekaman HACCP 1. Identifikasi dan penandaan, traceabilty penetapan metoda yang cocok untuk identifikasi produk agar mudah dilacak apabila diperlukan; 2. Contoh dokumen yang diperlukan : Rencana HACCP (PPD, Daftar Tim), analisis bahaya, penentuan titik kendali kritis (CCP) dan batas kritis; 3. Contoh rekaman yang diperlukan : Pemantauan titik kendali kritis (CCP), bukti tindakan koreksi, bukti pelaksanaan verifikasi.
Laporan Audit Internal
Laporan Hasil Uji Produk
Sertifikat Kalibrasi Alat Ukur
7 PRINSIP HACCP
1. Identifikasi BAHAYA Identifikasi Bahaya amat penting untuk dilakukan terhadap bahan baku, komposisi, setiap tahapan proses produksi, penyimpanan produk, dan distribusi, hingga tahap penggunaan oleh konsumen. Tujuan Identifikasi Bahaya adalah untuk mengenali bahaya-bahaya apa saja yang mungkin terjadi dalam suatu proses pengolahan sejak awal hingga ke tangan konsumen. Bahaya (hazard) adalah suatu kemungkinan terjadinya masalah atau resiko secara fisik, kimia dan biologi dalam suatu produk pangan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia.
12
1. Identifikasi BAHAYA BIOLOGIS • Bakteri patogen • Kapang dan racunnya • Berbagai virus • Protozoa KIMIAWI • Pencemaran (logam berat….) • Produk beracun (pestisida, asam …..) • Residuobat-obatan untuk hewan dan pestisida FISIK • Gelas beling, serpihan logam dari mesin dan peralatan • Benda asing (pasir, kerikil, logam, kayu ……)
13
Contoh BAHAYA Biologis Bahan Pangan Daging dan produk daging
Salmonella S. aureus Y. enterocolitica C. perfringens C. botulinum
E. coli patogenik L. monocytogenes Virus enteric Parasit
Susu dan produk susu
Mycobacterium Brucella Salmonella L. monocytogenes E. coli
S. aureus Bacillus sp. Clostridium sp. Virus
Unggas dan produk unggas
Salmonella Campylobacter C. perfringens
S. aureus Y. Enterocolitica L. monocytogenes
Produk hasil kerang, udang)
V. cholerae V. parahaemolyticus C. botulinum
L. monocytogenes Parasit Virus (utama Hepatitis A)
Salmonella Shigella V. cholerae L. monocytogenes
Virus Hepatitis A& enteric Parasit
Sayur-sayuran
14
Organisme Patogen
laut
(ikan,
Contoh BAHAYA Kimia Mikotoksin
15
Mikroba penghasil
Makanan yang tercemar
Aflatoksin
Aspergillus flavus
Jagung, kacang tanah, biji kapas, kopra, beras, susu, kacang-kacangan lain.
Patulin
Penicillium claviforme
Apel, anggur, buah-buahan
Okratoksin A
Aspergillus ochraceus
Gandum, jagung, barlei, kacang tanah, biji-bijian
Zearalenon
Fusarium sp.
Jagung, barlei, sorghum, wijen, minyak jagung, pati
Fumonisin
Fusarium moniliforme
Jagung, barlei, sorghum, wijen, minyak jagung, pati
Botulinin
Clostridium botulinum
Makanan kaleng, daging, ikan & sea food, telur, sayuran
Asam bongkrek
Pseudomonas cocovenenans
Bungkil ampas kelapa, tempe bongkrek
Contoh BAHAYA Kimiawi Toksikan
16
Sumber
Makanan yang tercemar
Ciguatera
Dinoflagelat
Berbagai ikan tropis
Toksin kerang : paralitik, neirutoksin, diareik, amnesik
Berbagai dinoflagelat
Kerang
Alkaloid pirolizidin
Berbagai tanaman beracun
Serealia, madu
Histamin
Bakteri pembusuk
Ikan, keju
HCN
Singkong, gadung
Asam jengkolat
Jengkol
Mimosin
Petai china/lamtoro
Solanin
Kentang
Eteris
Cabe
Contoh Prosedur Pengendalian Bahaya Bahaya
18
Pengendalian
Fisik
• Benda asing pada bahan baku inspeksi pada saat penerimaan • Benda asing pada bahan pengemas lakukan inspeksi pada penerimaan • Benda asing yang masuk pada proses pengolahan pengecekan secara visual, pemeriksaan produk
Kimia
• Bahan kimia alami garansi dari supplier • Bahan kimia yang sengaja ditambahkan identifikasi BTP
Mikrobiologi
• • • •
Pemanasan sterilisasi, pasteurisasi Pendinginan pembekuan Pengeringan penurunan AW, oven Pengawetan penambahan BTP pengawet
Kemungkinan terjadi (P)
Penetapan Resiko (R) Berdasarkan Peluang terjadi (P) dan Keparahan (S) Keparahan/Serverity (S) L
M
H
L
LL
LM
LH
M
ML
MM
MH*
H
HL
HM*
HH*
*Risiko Tinggi = Bahaya Signifikan 19
Contoh Skala Penetapan Risiko Berdasarkan Peluang terjadi (P) dan Keparahan (S)
7 PRINSIP HACCP
2. Penetapan CCP • CCP titik, prosedur atau tahap operasional yang dapat dikendalikan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya. • Pengelompokan & Cara penetapan CCP : • CCP1 Menghilangkan atau mencegah bahaya • CCP2 Mengurangi bahaya (tidak dapat menghilangkan) • Kriteria Kunci Penetapan CCP • Titik mana yang dapat mengenali bahaya atau titik mana yang dapat menimbulkan jenjang bahaya hingga batas yang tidak dapat diterima ? • Adakah titik kendali untuk pencegahan yang dikenali pada bahaya teridentifikasi tersebut yang mungkin diterapkan ? • …….. • CCP Dessission Tree
21
22
CCP/NOT CCP P1 YES YES
23
P2 YES NO
P3 YES
P4 NO
CCP/NOT CCP CCP
Ilustrasi Sederhana Menentukan CCP
KULIT KOPI
KERI -KIL
• Di UMK Kopi bubuk ada proses sortasi biji kopi berupa 2 kali pengayakan
BIJI KOPI
Sumber gambar: https://youtu.be/xaKyXgwvEEE 24
Pengayakan 1 (Kerikil)
Pengayakan 2 (pasir) Sumber gambar: https://youtu.be/xaKyXgwvEEE
25
Sumber gambar: https://youtu.be/xaKyXgwvEEE 26
Sumber gambar: https://youtu.be/xaKyXgwvEEE 27
MENINGKAT ?
Sumber gambar: https://youtu.be/xaKyXgwvEEE 28
Sumber gambar: https://youtu.be/xaKyXgwvEEE 29
Pengayakan 1 bukan CCP
Sumber gambar: https://youtu.be/xaKyXgwvEEE 30
Sumber gambar: https://youtu.be/xaKyXgwvEEE 31
Sumber gambar: https://youtu.be/xaKyXgwvEEE 32
YES
Sumber gambar: https://youtu.be/xaKyXgwvEEE 33
Pengayakan 2 adalah CCP
Sumber gambar: https://youtu.be/xaKyXgwvEEE 34
Contoh CCP Bahaya
CCP
Bakteri pathogen tdk berspora
Pasteurisasi
Potongan metal
Metal detector
Potongan metal > 0,5 mm
Bakteri Patogen
• Pengeringan dengan oven
• Aw ≤ 0,85 untuk mengontrol pertumbuhan mikroba
• Tahap pengasaman
Allergen
35
Batas Kritis
Pelabelan
Suhu minimal 72℃ selama 15 menit
• Maksimal pH 4,6 untuk mengontrol pertumbuhan C.botulinum dalam makanan asam Label harus ada dan menyebutkan bahan baku dengan benar
7 PRINSIP HACCP
3. Penetapan BATAS/LIMIT kritis Batas kritis berupa nilai maksimum atau minimum di mana tolok ukur harus dikendalikan untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan bahaya hingga batas yang dapat diterima. Penentuan batas kritis ini biasanya dilakukan berdasarkan studi literatur, regulasi pemerintah, para ahli di bidang mikrobiologi maupun kimia, CODEX dan lain sebagainya.
36
1. 2. 3. 4. 5.
Suhu Waktu Kelembaban (Rh) Nilai pH Kuali & Kuanti Mikroba 6. Konsetrasi garam 7. Kosentrasi pengawet
8. Klorin bebas 9. Viskositas 10. Nilai kimia 11. Cemaran 12. Kondisi fisik 13. ……..
Contoh BATAS/LIMIT kritis SNI : 7690 – Abon Ikan
37
7 PRINSIP HACCP
4. Pemantauan • Memantau CCP. • Didefinisikan sebagai suatu tahap runtun terencana dari observasi atau pengukuran untuk memeriksa apakah CCP berada dalam batas kendali dan menghasilkan suatu rekaman yang kelak dipakai saat verifikasi. • Penting bagi sistem HACCP • Bila gagal mengendalikan, maka bahaya akan meningkat
38
Contoh Pemantauan Kondisi/Konsekuensi
39
Contoh
Terjadi bahaya bagi kesehatan
Ditemukannya pecahan kaca atau tulang pd makanan & Ditemukan mikroba patogen pada makanan
Kemungkinan bahaya dapat meningkat/ berkembang
• Pemanasan yang berkurang • Suhu pendingnan yang meningkat • Sarana penyajian distribusi konsumsi
Produk diolah pada kondisi yang tidak menjamin kesehatan
• Pencatat suhu rusak • Pencatat waktu rusak
Mutu bahan mentah tidak memenuhi syarat
• Residu pestisida pada sayuran/buah • Logam berat pada ikan • Formalin, dll
7 PRINSIP HACCP
5. Tindakan KOREKSI Setiap penyimpangan yang ditemukan saat pemantauan CCPs harus telah dapat diprediksikan tindakan perbaikannya. Tindakan perbaikan prinsipnya berisi 3 aktifitas kunci : 1. Penetapan status penyimpangan; 2. Penanganan produk yang tidak sesuai; 3. Tindakan perbaikan
40
Contoh Tindakan KOREKSI Tingkat Resiko
41
Tindakan koreksi/perbaikan
Makanan beresiko tinggi
• Makanan tdk boleh diproses/diolah sebelum semua penyimpangan dikoreksi / diperbaiki. • Makanan ditahan / tdk didistribusikan dan diuji keamanannya • Jika keamanan makanan tidak memenuhi syarat, perlu dilakukan tindakan koreksi yang tepat.
Makanan beresiko Sedang
• Makanan dapat diproses/diolah, tetapi penyimpangan harus dikoreksi dalam waktu singkat • Pemantauan khusus diperlukan sampai semua penyimpangan dikoreksi
Makanan Beresiko Rendah
• Makanan dapat diolah (diteruskan), penyimpangan harus dikoreksi / diperbaiki jika waktu memungkinkan. • Pengawasan rutin harus dilakukan untuk menjamin status resiko tidak berubah menjadi resiko sedang atau tinggi.
7 PRINSIP HACCP
6. VERIFIKASI Verifikasi adalah metode, prosedur dan uji yang digunakan untuk menentukan bahwa system HACCP telah sesuai dengan rencana HACCP yang ditetapkan. Dengan verifikasi maka diharapkan bahwa kesesuaian program HACCP dapat diperiksa dan efektifitas pelaksanaan HACCP dapat dijamin. Beberapa kegiatan verifikasi misalnya: Penetapan jadwal inspeksi verifikasi yang tepat; Pemeriksaan kembali rencana HACCP; Pemeriksaan catatan CCP; Pemeriksaan catatan penyimpangan dan disposisi inspeksi visual terhadap kegiatan untuk mengamati jika CCP tidak terkendalikan; Pengambilan contoh secara acak; Catatan tertulis mengenai inspeksi verifikasi yang menentukan kesesuaian dengan rencana HACCP, atau penyimpangan dari rencana dan tindakan koreksi yang dilakukan. 42
7 PRINSIP HACCP
7. Dokumentasi HACCP Menjalankan Sistem Dokumentasi Tentang HACCP 1. Judul dan tanggal pencatatan 2. Keterangan makanan (keterangan khusus) 3. Bahan dan peralatan yang digunakan 4. Proses pengolahan yang dilakukan 5. CCP yang ditemukan 6. Batas kritis yang ditetapkan 7. Penyimpangan dari batas kritis yang terjadi 8. Tindakan koreksi / perbaikan 9. Identifikasi tenaga operator peralatan khusus
43
Hazard Analysis Critical Control Point Jika HACCP tidak diterapkan dengan benar, maka tidak akan menghasilkan jaminan keamanan yang efektif; HACCP menuntut prioritas “Food Safety” dan terintegrasi dengan sistem mutu lainnya; HACCP harus dilaksanakan oleh seluruh divisi dalam industri/ perusahaan; Umumnya lingkup HACCP terfokus pada keamanan pangan saja.
44
Hazard Analysis Critical Control Point
Rencana HACCP dapat berubah jika terjadi perubahan : Bahan Baku Tata letak Peralatan Program pembersihan/sanitasi Penerapan prosedur-prosedur baru Kelompok konsumen produk Informasi baru tentang suatu bahaya
45
46