Penerapan Metode Taguchi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENERAPAN METODE TAGUCHI, KONSEP JURAN, KONSEP DEMING, DAN KONSEP KAIZEN DALAM INDUSTRI SELAI NANAS



Disusun Oleh : NAMA



:



CANDRA WINDU



NIM KELAS



: :



KURNIAWAN H3112017 THP A



PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014



BAB I PENDAHULUAN Saat ini dunia mengalami ketidakstabilan perekonomian dan semakin pesatnya persaingan dalam dunia industri, maka menjadi keharusan bagi suatu perusahaan ataupun usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan kualitas produk agar dapat tetap bersaing dan bertahan di dunia industri serta produk yang di pasarkan dapat memenuhi sepesifikasi yang dikehendaki konsumen dipasaran. Untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan jasa yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perlu dilakukan pengendalian kualitas atas aktivitas proses yang dijalani. Dari pengendalian kualitas yang berdasarkan inspeksi dengan penerimaan produk yang memenuhi syarat dan penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga banyak bahan, tenaga, dan waktu yang terbuang muncul pemikiran untuk menciptakan sistem yang dapat mencegah timbulnya masalah mengenai kualitas agar kesalahan yang terjadi tidak terulang lagi. Menurut Vincent gaspersz, pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen melalui mana kita mengukur karakteristik kualitas dari output kemudian membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi output yang diinginkan pelanggan, serta mengambil tindakan perbaikan yang tepat apabila ditemukan perbedaan antara performansi aktual dan standar. Kualitas produk yang baik dapat ditentukan dengan cara menganalisa dan mengendalikan faktor-faktor kualitas seperti sumberdaya manusia, bahan baku serta produk yang dihasilkan demi mencapai target yang dikehendaki oleh pasar salah satunya produk selai nanas. Selai merupakan produk olahan pangan semi basah yang dibuat dengan memanaskan gula dan hancuran buah hingga mencapai kekentalan dan kadar air tertentu. pada pasar konsumen mengharapkan selai buah nanas yang kekentalan dan rasanya yang pas serta produk selai nanas terbuat dari buah nanas asli bukan bahan tambahan pangan rasa nanas. Oleh sebab itu produsen harus mampu mengiplementasikan keinginan konsumen agar keberlangsungan perusahaan tersebut terus berlanjut dan mutu produk tersebut terus meningkat. Implementasi spesifikasi kualitas melalui berbagai sistem manajemen mutu yang berkesinambungan merupakan langkah yang baik yang harus dikerjakan oleh bagian produksi sebelum melepas produknya ke pasar. Dalam melaksanakan pengendalian dan juga manajemen mutu pada industri pengolahan ikan selai nanas dapat dilakukan dengan menerapkan metode Taguchi, konsep Deming, konsep Juran, dan konsep Kaizen.



BAB II PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Taguchi Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya saat ini diangap mempunyai kualitas yang baik, mungkin pada masa mendatang diangap kurang berkualitas). Definisi kualitas menurut Taguchi adalah untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen berkaitan dengan umur produk atau jasa.Soejanto (2009 : 3). Taguchi memiliki pandangan yang berbeda mengenai kualitas, ia tidak hanya menghubungkan biaya dan kerugian dari suatu produk saat proses pembuatan produk tersebut, akan tetapi juga dihubungkan pada konsumen dan masyarakat. “Kualitas adalah kerugian setelah produk digunakan oleh masyarakat di samping kerugian yang disebabkan oleh mutu produk itu sendiri”. Dalam metodenya, Taguchi membagi faktor yang memengaruhi mutu menjadi dua bagian yaitu faktor terkontrol dan faktor tidak terkontrol (noise factors). Sedangkan tema dasar dari metode robust design ini adalah melakukan desain yang kokoh dalam proses dan produk sedemikian sehingga dapat mencegah masuknya faktor tidak terkontrol dalam proses produksi dan mencegah masuknya dampak faktor tidak terkontrol pada konsumen (Hartono, 2012). Di dalam industri pembuatan selai selalu saja ada masalah yang membuat pelanggan berpaling dari produk produk tersebut karena kurangya kualitasa yang menjadi keinginan pelangan atau dalam memproduksi selai nanas perusahhan tersebut selalu mengalami penurunan kualiatas mutu sehingga konsumen tidak mempercayai perusahaan tersebut lagi. Kualitas selai yang diharapkan pelanggan adalah kualitas selai yang berwarna buah segar, tidak terlalu encer ataupun terlalu padat dengan kadar air sekitar 65%. Spesifikasi tersebut harus dipahami oleh produsen pembuat selai nanas sehingga tidak merugikan perusahaan dan dapat menyebabkan perusahaan tersebut gulung tikar. Oleh sebab itu diperlukannya sebuah pemikiran bagaimana agar sebuah perusahaan tetap terus meningkat dan stabil dalah hal produksi dan kepercayaan konsumen yaitu metode yang harus diterapkan. Untuk memenuhi spesifikasi pelanggan tersebut hingga terciptanya kepuasan dari pelanggan terhadap produk selai nanas yang dihasilkan maka perlu dilakukan adanya manajemen dan juga pengendalian mutu agar produk atau proses yang tahan terhadap variasi dapat tercapai.



Untuk melaksanakan perbaikan kualitas, dapat digunakan metode manajemen dan pengendalian mutu menggunakan metode Taguchi. Dalam metodenya, Taguchi membagi faktor yang memengaruhi mutu menjadi dua bagian yaitu faktor terkontrol dan faktor tidak terkontrol (noise factors) (Hartono, 2012). Dalam melakukan perbaikan kualitas, proses metode Taguchi dilakukan melalui 6 tahap yaitu identifikasi masalah, pemikiran pemecahan masalah (brainstorming sesion), perencanaan pelaksanaan, pelakasanaan, analisis, dan penyesuaian pelaksanaan. Penerapan 6 tahapan proses Taguchi dalam meningkatkan dan memperbaiki kualitas dari produk selai nanas sehingga memenuhi spesifikasi konsumen dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah Tahap awal dalam suatu pemecahan masalah adalah dengan mengetahui akar dari permasalahan tersebut. Dengan adanya identifikasi masalah secara rinci dapat membantu dalam perbaikan secara lengkap tanpa adanya ketertinggalan. Pada produksi pembuatan selai nanas yang menjadi permasalahan pokok ialah formulasi dari selai dan proses pemanasan atau pemasakan selai nanas. formulasi pembuatan selai nanas haruslah pas, karena dalam pembuatan selai nanas diperlukan dua tingkat kemasakan buah yaitu buah yang belum masak untuk memanfaatkan pektin dari buah dan diperukan juga buah masak sebagai aroma dan rasa dari selai. Jika produksi salah dalam menentukan takaran komposisi antara buah belum masak dan buah yang sudah masak maka selai yang sihasilkan tidak dapat menghasilkan selai dengan kepadatan yang diinginkan pelanggan. Selain itu proses pemasakan selai juga menentukan kualitas dari selai, suhu dalam pemasakan haruslah tepat agar gula mampu terkaramelisasi secara benar dan hasil selai yang didapatkan tidak terlalu kental atau terlalu lunak an memiliki kadar air yang sesuai keinginan pelanggan. 2. Pemikiran Pemecahan Masalah Dalam tahapan pemikiran pemecahan masalah digunakan untuk mengidentifikasi variasi yang terjadi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas produk maupun pelayanan konsumen. Mengidentifikasi variasi tersebut dapat dilakukan dengan mengidentifikasi faktor terkontrol dan juga faktor gangguan. Pada industri pengolahan selai nanas faktor yang merupakan faktor terkontrol adalah jumlah takaran bahan baku buah yang belum masak dengan bahan baku buah yang sudah masak, jumlah gula yang digunakan, pengadukan pada proses pemasakan dan suhu yang digunakan dalam proses pemasakan Sedangkan faktor gangguan pada industri pengolahan selai nanas adalah



formulasi bahan baku yang digunakan dan pengontrolan suhu yang digunakan dalam pemasakan. Tujuan dari membedakan faktor-faktor tersebut adalah dapat mengetahui pengaruhnya terhadap produk selai nanas yang dihasilkan sehingga nantinya dapat ditentukan tujuan dari pelaksanaan perbaikan dan peningkatan kualitas selai nanas. 3. Perencanaan Pelaksanaan Tujuan perencanaan pelaksanaan adalah untuk memverifikasi dugaan yang dibuat pada saat model performasi penentuan faktor dan interaksi serta merancang parameter (faktor) yang optimum hasil analisis dari hasil percobaan pada performasi yang diharapkan. Soejanto (2009 : 32). Setalah dilakukan penelitian kualitas produk dengan metode Taguchi, maka akan didapatkan kombinasi faktor yang optimum. Untuk menguji apakah produk yang didesain tersbut mampu diterima dimasyarkat, maka selanjut dilakukan pengujian dengan kuesioner. Dalam merancang dan menentukan responden kuesioner perlu ditetapkan dengan jelas sampel, teknik sampling dan responden yang akan diuji nantinya dengan tujuan data yang diperoleh dapat benar-benar mewakili populasi yang sebenarnya.Menurut Sugiyono (2010 : 62) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi bila populasi besar, maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sempel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulan akan dapat diberlakukan untuk populasi untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif. Sedangkan teknik sampling adalah adalah merupakan teknik pengambilan sampel.untuk menetukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, macam-macam teknik sampling ditunjukan pada gambar berikut ini. Untuk hal itu dilakukan lah bernagai macam percobaan tentang formulasi dari bahan baku selai nanas yang tepat dalam berbagai macam variasi formulasi dan hasilnya dari variasi produksi dapat dilihat tingkat kesukaan konsumen dengan cara uji organoleptik 4. Pelaksanaan Pelaksanaan percobaan pada hasil olahan selai nanas dilakukan dengan menganalisis faktor dengan berbagai level menggunakan pendekatan analisis statistika. Dengan menggunakan analisis statistika dapat diketahui perbedaan yang nyata antar berbagai level faktor dengan lebih teliti, selain itu dapat juga ditemukan faktor level yang paling optimal dari banyaknya variasi data pada produk olahan selai nanas.



5. Analisis Pada analisis dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, yaitu meliputi pengumpulan data, perhitungan serta penyajian data yang sesuai dengan suatu percobaan yang dipilih. Setelah melaksanakan percobaan pada produk olahan selai nanas dapat ditentukan faktor level apa yang paling optimal dengan melihat data secara keseluruhan. Jika seluruh faktor tersebut memiliki hubungan yang jelas maka dapat dilakuakan pengendalian seluruh faktor yang ada ataupun dapat juga diabaikan. 6. Penyesuain Pelaksanaan Dengan banyak percobaan pada berbagai level faktor maka dapat ditentukan level faktor yang paling optimal pada proses pengolahan selai nanas. Level faktor yang paling optimal tersebut dapat dijadikan standar yang baru pada industri pengolahan selai nanas sehingga spesifikasi konsumen dan kepuasan pelanggan dapat dicapai. Level faktor optimal tersebut menghasilkan selai nanas yang bermutu baik mempunyai tekstur yang tidak terlalu lengket dan kepadatan yang tepat, memiliki aroma dan rasa murni dari buah nanas, serta memiliki kadar air yang pas yaitu 65%. B. Penerapan Konsep Juran Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang dihasilkan, didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman dan terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut (Din ISO 8402, 1986). Menurut Juran (V. Daniel Hunt, 1993:32), mutu produk adalah kecocokan penggunaan produk (fitneess for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Juran berpendapat bahwa mutu berarti kesesuaian dengan penggunaan, seperti sepatu yang dirancang untuk olahraga dan sepatu kulit yang dirancang untuk ke kantor atau ke pesta. Pendekatan Juran merupakan proses yang berorientasi pada pemenuhan harapan dari pelanggan (Wijaya, 2008). Dalam trilogi Juran (1989) bahwa manajemen mutu terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu: (a) perencanaan mutu, (b) pengendalian mutu, dan (c) peningkatan mutu. Isi pokok perencanaan mutu ialah mengientifikasi kebutuhan-kebutuhan pelanggan, menerjemahkan kebutuhan itu ke dalam program kegiatan, dan menyusun langkah-langkah dalam proses pelaksanaan program untuk menghasilkan produk yang bermutu. Penjaminan mutu dapat diselenggarakan melalui pelbagai model manajemen kendali mutu (Nurdin, 2009). Dalam industri pembuatan selai nanas spesifikasi produk selai yang dikehendaki konsumen adalah Level faktor optimal tersebut menghasilkan selai nanas yang bermutu baik mempunyai tekstur yang tidak terlalu lengket dan kepadatan yang tepat, memiliki



aroma dan rasa murni dari buah nanas, serta memiliki kadar air yang pas yaitu 65%. Untuk melaksanakan perbaikan kualitas, dapat digunakan konsep manajemen dan pengendalian mutu menggunakan pendekatan konsep Juran. Dalam konsepnya, Juran merekomendasikan suatu kerangka operasional “Trilogi Proses Mutu”, yang terdiri atas perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan mutu. Penerapan “Trilogi Proses Mutu” dalam meningkatkan dan memperbaiki kualitas dari produk selai nanas sehingga memenuhi harapan dari konsumen dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Perencanaan Mutu Perencanaan mutu adalah konsep awal dalam menentukan apa yang akan dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk mengembangkan produk yang dihasilkannya. Isi pokok perencanaan mutu ialah mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pelanggan, menerjemahkan kebutuhan itu ke dalam program kegiatan, dan menyusun langkahlangkah dalam proses pelaksanaan program untuk menghasilkan produk yang bermutu (Nurdin, 2009).



Pada produksi selai nanas konsumen mengharapkan selai dengan



kepadatan yang tepat dan rasa dan aroma yang alami dan kadar air yang sesuai. Oleh sebab itu dalam upaya memenuhi keinginan konsumen perusahaan selai nanas harus mengupayakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan akan atribut mutu oleh pelanggan tersebut seperti dalam pemilihan bahan baku pembuatan selai nanas, dalam pemilihan bahan baku buah nanas haruslah buah nanas yang belu masak dan sudah masak yang sesuai dengan formulasi yang tepat hal tersebut dapat diupayakan dengan berkerjasama dengan petani dengan produk buah dari pertanian yang baik dan sortasi bahan baku. Juga dalam penggunaan bahan baku gula perlu adanya sortasi khusus agar tidak adanya kontaminan baik biologis, kimia maupun fisik. Selain itu perlu juga diadakan perencanaan proses produksi yang matang. Dalam memproduksi selai nanas yang sesuai mutu yang diinginkan pelanggan perusahaan harus mengupayakan proses pembuatan secara tepat terutama pada proses pemasakn selai nanas yang menjadi CCP dalam pembuatan selai nanas. Dalam pemasakan selai nanas semua bahan baku harus diaduk secara terus menerus dengan suhu yang tepat agar kepadatan dan kekentalan selai tetap terjaga selaian itu suhu yang digunakan dalam pemasakan haruslah tepat agar gula tidak menggalami proses karamelisasi yang berlebihan dan mendapatka kadar air ang sesuai. 2. Pengendalian Mutu Pengendalian mutu dilakukan untuk menjamin bahwa tujuan mutu yang disebut dalam tahap perencanaan, dapat dipenuhi selama produksi (Herjanto, 2008). Yang menjadi pokok dalam pengendalian mutu adalah manajemen mutu pada perusahaan tersebut. Selama proses produksi dilakukan pengawasan lebih terhadap sanitasi pekerja,



peralatan, maupun lingkungan yang ada pada proses pengolahan sehingga produk yang dihasilkan nantinya terbebas dari cemaran yang berasal dari proses pengolahan. Pada pembuatan selai nanas pengendalian yang harus dilakukan adalah pengendalian bahan baku, pengendalian proses yang ada selama proses berlangsung sesuai standart ketetapan yang berlaku. 3. Peningkatan Mutu Peningkatan



mutu



dimaksudkan



agar



perusahaan



secara



selektif



dapat



mengidentifikasi dan mengimplementasikan perubahan dalam proses secara berkelanjutan (Herjanto, 2008). Inti dari peningkatan mutu adalah pada semua orang yang yang terlibat pada proses yang dilakukan perusahaan dari atasan sampai jabatan terendah sekalipun karena walaupun sudah adanya perencanaan dan pengendalian yang tetap tetapi faktor manusianya masih bermasalah tidak akan sempurna peningkatan mutu tersebut. Dalam hal ini perlu dilakukan Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan pengawasan yang ketat pada proses pembuatan selai nanas dari pemilihan bahan baku hingga pengemasan dan penyampaian produk ke konsumen. C. Penerapan Konsep Deming Pada konsep deming yang menjadi andalannya adalah konsep PDCA. PDCA– Cycle adalah suatu siklus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah secara terusmenerus tanpa henti melalui proses siklus yang dilakukan secara berulang sampai kondisi perbaikan dapat mencapai hasil yang lebih baik. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam memperbaiki kualitas adalah perencanaan (plan). Dalam melakukan perencaan, tim atau kelompok yang hendak memperbaiki kualitas terpadu perlu melakukan analisis kebutuhan dengan mengukur kondisi objektif manajemen. Perlu juga memilih proses yang membutuhkan perbaikan, membuat dokumentasi terhadap proses yang telah dipilih, kemudian merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Setelah mengukur kebutuhan dan biaya yang mungkin dikeluarkan, tim itu mengembangkan perencanaan dengan menggunakan standar perbaikan yang terukur. Langkah selanjutnya adalah melakukan (do) semua yang telah direncanakan. Pada saat melakukan perencanaan, perlu dibarengi dengan pengawasan terhadap kemajuan perbaikan. Dengan demikian, data perlu dikumpulkan secara terus-menerus untuk mengukur perbaikan proses. Setelah itu, perlu dilakukan pengecekan (check) dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Kemudian, dilanjutkan dengan menemukan hasil sejauhmana pencapaian hasil mendekati tujuan yang telah diremuskan pada bagian perencanaan. Langkah terakhir dalam proses perbaikan mutu adalah memberikan tindakan (act) dengan melakukan perbaikan atau



merevisi proses untuk mencapai standar atau target yang diinginkan (Syahid, 2012). Dalam produksi selai nanas konsep PDCA dapat diterapkan sebagai berikut : 1. Perencanaan (Plan) Dalam merencanakan perbaikan produk olahan selai nanas, langkah pertama adalah membuat tim manajemen mutu yang solid. Karena keberhasilan suatu proses produksi suatu perusahaan harus ditunjang oleh faktor manusia yang bertanggung jawab penuh dan memiliki tujuan yang sama dalam melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan.



Pada produksi selai nanas konsumen mengharapkan selai dengan



kepadatan yang tepat dan rasa dan aroma yang alami dan kadar air yang sesuai. Oleh sebab itu dalam upaya memenuhi keinginan konsumen perusahaan selai nanas harus mengupayakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan akan atribut mutu oleh pelanggan tersebut seperti dalam pemilihan bahan baku pembuatan selai nanas, dalam pemilihan bahan baku buah nanas haruslah buah nanas yang belu masak dan sudah masak yang sesuai dengan formulasi yang tepat hal tersebut dapat diupayakan dengan berkerjasama dengan petani dengan produk buah dari pertanian yang baik dan sortasi bahan baku. Juga dalam penggunaan bahan baku gula perlu adanya sortasi khusus agar tidak adanya kontaminan baik biologis, kimia maupun fisik. Selain itu perlu juga diadakan perencanaan proses produksi yang matang. Dalam memproduksi selai nanas yang sesuai mutu yang diinginkan pelanggan perusahaan harus mengupayakan proses pembuatan secara tepat terutama pada proses pemasakn selai nanas yang menjadi CCP dalam pembuatan selai nanas. Dalam pemasakan selai nanas semua bahan baku harus diaduk secara terus menerus dengan suhu yang tepat agar kepadatan dan kekentalan selai tetap terjaga selaian itu suhu yang digunakan dalam pemasakan haruslah tepat agar gula tidak menggalami proses karamelisasi yang berlebihan dan mendapatka kadar air yang sesuai. 2. Pelaksanaan (Do) Pelaksanaan percobaan pada hasil olahan selai nanas dilakukan dengan menganalisis faktor dengan berbagai level menggunakan pendekatan analisis statistika. Dengan menggunakan analisis statistika dapat diketahui perbedaan yang nyata antar berbagai level faktor dengan lebih teliti, selain itu dapat juga ditemukan faktor level yang paling optimal dari banyaknya variasi data pada produk olahan selai nanas. Untuk menguji apakah produk yang didesain tersbut mampu diterima dimasyarakat, maka selanjut dilakukan pengujian dengan kuesioner. Dalam merancang dan menentukan responden kuesioner perlu ditetapkan dengan jelas sampel, teknik sampling dan



responden yang akan diuji nantinya dengan tujuan data yang diperoleh dapat benarbenar mewakili populasi yang sebenarnya. Untuk hal itu dilakukan lah bernagai macam percobaan tentang formulasi dari bahan baku selai nanas yang tepat dalam berbagai macam variasi formulasi dan hasilnya dari variasi produksi dapat dilihat tingkat kesukaan konsumen dengan cara uji organoleptik. 3. Pengecekan (Check) Setelah melakukan percobaan-percobaan terhadap proses pembuatan selai nanas yang digunakan sebagai sampel, menghasilkan data hasil percobaan. Data tersebut dianalisis apakah pengaruhnya nyata terhadap kualitas atau sebaliknya. Seperti pada pengolahan selai nanas setelah pelaksanaan pengujian perlu dilakukan lagi pengkajian apakah hasil yang didapatkan mampu memenuhi eskpektasi yang diharapkan pelanggan atau tidak dari segi kepadatan selai kekentalan serta kadar air yang diharapkan konsumen. 4. Memberikan Tindakan (Action) Setelah melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan juga pengecekan dari tahapan proses perbaikan kualitas yang sudah dilakukan muncul adanya kualitas dari industri pengolahan selai nanas yang lebih baik. Kemudian perusahaan dapat melakukan tindakan tindakan yang sesuai dengan perencanaan agar mutu yang diinginkan konsumen dapat tercapai. D. Penerapan Konsep Kaizen Dalam menerapkannya perbaikan kualitas industri pengolahan selai nanas menggunakan konsep Kaizen terdapat delapan kunci utama pelaksanaan Kaizen dalam kegiatan industri yaitu menghasilkkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan pelanggan, memproduksi dalam jumlah kecil, menghilangkan pemborosan, memperbaiki aliran produksi, menyempurnakan kualitas produk, orang-orang yang tanggap, menghilangkan ketidakpastian, dan menekankan pada pemeliharaan jangka panjang (Paramita, 2010). Penjelasan dari delapan kunci utama pelaksanaan Kaizen dalam perbaikan kualitas dari industri pengolahan selai nanas adalah sebagai berikut : 1. Menghasilkkan Produk Sesuai Dengan Jadwal yang Didasarkan Pada Permintaan Pelanggan. Dalam memproduksi selai nanas perlu dilakukan penjadwalan, biasanya dalam perusahaan besar penjadwalan tersebut sudah dimuat dalam kanban. Selain itu dalam menentukan jumlah produk yang harus diproduksi perusahaan selai nanas harus menerapkan sistem just in time dengan melakukan penekanan jumlah produksi sesuai



dengan jumlah selai nanas yang dihasilkan supaya tidak adanya pemborosan yang nantinya akan berpengaruh pada keuangan perusahaan 2. Memproduksi dalam jumlah kecil Ciri khas lain adalah memproduksi dalam jumlah kecil sesuai dengan permintaan pelanggan akan menghemat biaya dan sumber daya selain menghilangkan persedian barang dalam proses yang merupakan sejenis pemborosan yang dapat dihindari dengan menggunakan penjadwalan proses produksi selain itu juga menggunakan pola produksi bermacam-macam dalam satu lini produksi. 3. Menghilangkan Pemborosan Dengan memproduksi produk dengan jumlah sesuai keinginan pelanggan maka pada perusahaan selai nanas dapat menghemat uang untuk biaya ruang penyimpanan bahan baku. Selain itu dengan sistem just in time dapat dilakukan penyesuaian jumlah pegawai dalam suatu produksi selai nanas sehingga dapat memangkas ongkos pengajian. 4. Memperbaiki Aliran Produksi Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-S yang antara lain adalah Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke (Rajin). 5. Menyempurnakan Kualitas Produk Salah satunya untuk menyempurnakan kualitas produk dengan melihat prinsip mnajemen, yaitu memelihara pengendalian proses dan membuat semua orang bertanggungjawab terhadap tercapainya mutu, meningkatkan pandangan manajemen terhadap mutu, terpenuhinya pengendalian mutu produk dengan tegas, memberikan wewenang kepada karyawan untuk mengadakan pengendalian mutu produk, menghendaki koreksi terhadap cacat produk oleh karyawan, tercapainya inspeksi 100 % terhadap mutu produk dan tercapai komitmen terhadap pengedalian mutu jangka panjang. 6. Orang-Orang yang Tanggap Orang orang yang terlibat pada proses pembuatan selai nanas perusahaan haruslah orang yang sudah memiliki keterampilan, kedisiplinan dan memegang teguh apa yang menjadi tujuan dari perusahaan tersebut. 7. Menghilangkan Ketidakpastian Untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara menjalin hubungan abadi dan memilki satu pemasok yang lokasinya berdekatan dengan perusahaan yang masih kerabat dengan pemilik perusahaan, sedang dalam proses produksi dengan cara menerapkan sistem produksi tarik dengan bantuan kartu kanban dan produksi campur merata.



8. Menekankan Pada Pemeliharaan Jangka Panjang Karakteristik pemeliharaan dengan berpegang pada kontrak jangka panjang, memperbaiki mutu, fleksibilitas dlm mengadakan pesnan barang, pemesanan dalam jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali, mengadakan perbaikn secara terus menerus dan berkesinambungan. Selain dari 8 langkah tersebut kaizen juga menerapakan 4 tahapan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu : 1. Perencanaan dan Persiapan Dalam tahapan perancanaan dan persiapan dalam konsep Kaizen dilakukan identifikasi terhadap masalah yang terjadi pada selai nanas. Setelah menemukan masalah utama pada industri, dibentuklah tim untuk mengatasi hal tersebut dan menentukan tujuan terbentuknya tim tersebut. Tim yang dibentuk haruslah mempunyai data-data dari awal pelaksanaan proses sampai hasil akhir yang kemudian nantinya dapat dianalisis menggunakan statistika yang luas. 2. Peristiwa atau Pelaksanaan Dalam melaksanakan untuk mencapai tujuan ada pelaksanaan dari solusi yang sudah direncanakan, tim mengambil sampel untuk dilaksanakan percobaan-percobaan terkait lingkungan yang terkontrol. Dengan adanya percobaan-percobaan akan diketahui pengaruhnya terhadap produk selai nanas yang dihasilkan. Cara pengukuran pengaruhnya terhadap produk dapat dilakukan dengan pengujian organoleptik menggunakan panelis yang ahli sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh lingkungan yang terkontrol terhadap selai nanas yang dihasilkan. 3. Laporan Hasil dari pelaksanaan dilaporkan untuk menentukan langkah selanjutnya dan juga bagaimana pengaruhnya terhadap kualitas selai nanas yang dihasilkan. Tetapi dengan adanya proses peningkatan kualitas tersebut perlu dibandingkan dengan pengeluaran biaya yang dikeluarkan industri untuk pengolahan selai nanas untuk meningkatkan kualitasnya. Dengan semua yang telah diperhitungkan baik dari segi kualitas produk yang diasilkan, biaya yang dikeluarkan, pekerja, dan juga hal lainnya. Perbaikan tersebut dapat diterapkan atapun diabaikan. 4. Mengikuti Langkah-Langkah Perbaikan Jika langkah-langkah perbaikan yang telah dilakukan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka langkah-langkah perbaikan harus terus diikuti hingga kualitas dari selai nanas maupun kualitas perusahaan itu sendiri mencapai level yang optimal.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari penerapan Metode taguchi, Konsep Juran, Konsep Deming, dan juga Konsep Kaizen pada industri pengolahan selai nanas adalah sebagai berikut : 1. Industri pengolahan selai nanas dapat menerapkan konsep taguchi, konsep juran, konsep deming dan konsep kaizen untuk meningkatkan kualitas mutu 2. Metode Taguchi digunakan untuk membuat desain produk yang tahan terhadap variasi berdasarkan suatu eksperimen pemilihan faktor-faktor kendali yang optimal dan 3.



mereduksi gangguan (noise). “Trilogi Proses Mutu”, yang terdiri atas perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan mutu merupakan konsep juran yang bisa diterapkan dalam peningkayan



mutu selai nanas 4. Deming mengembangkan konsep siklus PDCA (plan-do-check-action) yang merupakan suatu proses untuk penigkatan berkesinambungan, tidak memiliki awal maupun akhir.



5. Elemen inti dari kaizen adalah kemauan untuk berubah, maju dan memprioritaskan kualitas, selalu memberikan upaya yang konsisten, keterlibatan seluruh pegawai, dan komunikasi. B. Saran Saran yang ditujukan pada industri pengolahan selai nanas adalah sebagai berikut : 1. Dalam peningkatan kualitas mutu selai nanas hal yang terpenting adalah pembentukan tim yang sangat menjujnjung tinggi pengendalian mutu jadi saat ingin memperbaiki mutu haruslah dimulai dari perbaikan manusianya. 2. Saat melakukan peningkatan mutu diusahaakan perusahaan memiliki dokumen sebagai check list apa saja yang sudah di kendalikan dan apa saja yang belum.



DAFTAR PUSTAKA Hartono, Moh. 2012. Meningkatkan Mutu Produk Plastik Dengan Metode Taguchi. Jurnal Teknik Industri vol. 13 (1) Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta Nurdin. 2009. Quality Assurance In Higher Education. Jurnal Administrasi Pendidikan vol. 10 (2) Syahid. 2012. Penerapan Total Quality Management Pada Program Studi MPI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin. Jurnal Lentera Pendidikan vol. 15 (2) Wijaya, David. 2008. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah. Jurnal Pendidikan Penabur vol. 7 (10)