Penetapan Target Pasar Dan Positioning Strategis @MANAJEMEN PEMASARAN 2021 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UAS TAKE HOME PENETAPAN TARGET PASAR DAN POSITIONING STRATEGIS Diajukan sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran



Dosen Pembimbing : Dr. Supriyadi, SE., M.Si Leni Lukitasari, SE., Mm Disusun Oleh : Sarah Muthi Adillah 10119135 Manajemen C3



STIE STEMBI Bandung Business School BANDUNG 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PENETAPAN TARGET PASAR DAN POSITIONING STRATEGIS ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah yang kami buat adalah untuk memenuhi tugas Matakuliah Manajemen Pemasaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang targeting dan positioning dalam dunia pemasaran bagi para pembaca dan para penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami yaitu Bapak Supriyadi dan Ibu Leni yang telah memberikan tugas ini sehinggga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuaannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna dan baik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang akan membangun kami untuk kesempurnaan makalah ini.



Bandung, 27 Januari 2021



Penulis



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1 DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 3 1.3 Tujuan............................................................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4 2.1 Analisa STP ...................................................................................................................... 4 2.1.1 Konsep Strategis ........................................................................................................ 5 2.1.2 Konsep Pemasaran ..................................................................................................... 6 2.1.3 Strategi Pemasaran .................................................................................................... 7 2.2 Market Targeting .............................................................................................................. 8 2.2.1 Jenis-Jenis Market Targeting ................................................................................... 10 2.2.2 Strategi Market Targeting ........................................................................................ 11 2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Market Targeting....................................................... 12 2.2.4 Market Targeting Pada Lingkungan Yang Berbeda ................................................ 13 2.3 Positioning...................................................................................................................... 15 2.3.1 Tujuan Positioning................................................................................................... 15 2.3.2 Pengembangan Strategi Positioning ........................................................................ 16 2.3.3 Langkah-Langkah Positioning................................................................................. 19 2.3.4 Kesalahan Dalam Positioning.................................................................................. 20 2.3.5 Menentukan Keefektivan Positioning ..................................................................... 21 BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 24 3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 24 3.2 Saran ............................................................................................................................... 24 3.3 Daftar Pustaka ................................................................................................................ 25



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, setiap perusahaan mempunyai strategi dalam berbisnis, baik perusahaan berskala kecil, menengah, ataupun besar. Di era globalisasi saat ini, perusahaan harus mampu untuk mengaplikasikan strategi analisis yang efektif guna mengindentifikasi apakah harus mengembangkan, mempertahankan, atau malah menarik diri dari pasar. Hal ini terjadi karena seiring dengan kemajuan perekonomian dari economics of scarcity (ekonomi masih langka) berubah ke economics of relative plenty (ekonomi relatif banyak, barang membanjiri pasar). Maka dari itu para produsen membutuhkan pengetahuan pemasaran yang makin lama makin canggih pula taktik dan strateginya. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah mengenai Penetapan Target Pasar dan Positioning Strategis adalah sebagai berikut: 1) Strategi penetapan target pasar 2) Faktor yang mempengaruhi penetapan target pasar 3) Penentuan target pada lingkungan pasar yang berbeda 4) Definisi positioning 5) Tujuan positioning 6) Mengembangkan strategi positioning 7) Kesalahan dalam positioning 8) Menentukan keefektivan positioning 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui apa itu strategi penetapan target pasar. 2) Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi penetapan target pasar. 3) Mengetahui penentuan target pada lingkungan pasar yang berbeda. 4) Mengetahui apa itu positioning. 5) Mengetahui tujuan positioning 6) Mengetahui cara mengembangkan strategi positioning 7) Mengetahui apa saja kesalahan dalam positioning 8) Menentukan keefektivan positioning



3



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Analisa STP Kotler dan Amstrong menyatakan bahwa ada lima konsep inti konsumen dan pasar, yaitu : 



Kebutuhan, keinginan, dan permintaan.







Tawaran pemasaran (barang, jasa, dan pengalaman).







Nilai dan kepuasan.







Pertukaran dan hubungan.







Pasar.



Perusahaan merancang strategi pemasaran yang mengacu kepada konsumen mampu membantu perusahaan untuk mengidentifikasi bagian mana dari pasar yang perusahaan dapat layani dengan baik dan paling menguntungkan. Philip Kottler (1997) menggabungkan proses penciptaan dan penyampaian nilai kepada konsumen dalam bentuk STP Pemasaran atau bisa dikatakan sebagai langkah utama dalam merancang analisa segmentasi pasar: segmentation, targetting, dan positioning. Segmentation Membagi total pasar ke dalam segmen yang lebih kecil



Analisis STP Menciptakan nilai untuk target konsumen



Targeting Memilih segmen (satu atau lebih) untuk dimasuki



Positioning Menempatkan penawaran pasar dalam benak target konsumen Gambar 1. Analisa STP yang telah dimodifikasi (Kotler dan Amstrong, 2016, p.223) Perusahaan yang mampu bersaing adalah perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif, dimana perusahaan tersebut dapat menjalankan segmentation, targeting, dan positioning yang tepat. Oleh karena itu perusaan harus bertindak cepat dan aktif dalam memasarkan produk, meningkatkan kualitas produk, dan terus berinovasi terhadap produknya. Kegiatan pemasaran yang gencar dilakukan ini bertujuan agar konsumen tidak beralih ke merek lain. Dalam



4



membahas STP pemasaran, pada makalah ini akan terfokus pada dua langkah terakhir yaitu targeting dan positioning. STP pemasaran merupakan langkah awal sebelum suatu perusahaan menentukan unsur bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi 4P (product, place, promotion, price). Segemen apa yang diharapkan, target yang diinginkan, dan bagaimana posisi produk di pasar, menjadi pertimbangan awal suatu perusahaan mengenai produk yang nantinya akan diproduksi. Banyak perusahaan yang akhirnya harus tutup atau bangkrut karena salah dalam menentukan STP untuk produknya. Namun banyak perusahan yang menganggap penetapan STP tidak begitu penting dan hanya memikirkan asalkan produknya diterima konsumen. Akibatnya kelangsungan hidup perusahaan tidak akan bertahan lama Cannon, Perreault, dan Mc.Carthy (2008, p.40) menyatakan bahwa penentuan strategi pemasaran (marketing strategy) adalah gambaran besar mengenai apa yang akan dilakukan perusahaan di suatu pasar. Dua bagian yang dibutuhkan dan saling berkaitan ialah: 



Target market, sekelompok pelanggan yang homogen yang ingin ditarik oleh perusahaan tersebut.







Marketing mix, variabel - variabel yang akan diawasi yang disusun oleh perusahaan tersebut untuk memuaskan kelompok yang ditarget.



2.1.1 Konsep Strategis Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering diwarnai perang, di mana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga dapat diartikan sebagi suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan perang, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati territorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi. Dalam konteks manajemen menurut Wright et all yang dikutip oleh Yusanto dan Widjadja mengatakan, istilah strategis menunjukkan bahwa manajemen strategis memiliki cakupan proses manajemen yang lebih luas sehingga dapat lebih tepat dalam penentuan misi dan tujuan organisasi dalam konteks keberadaannya di lingkungan eksternal dan internalnya.



5



Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi berikut: 1. Sumber daya yang dimiliki terbatas. 2. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi. 3. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi. 4. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu. 5. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif. 2.1.2 Konsep Pemasaran Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar, dan selanjutnya memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga dicapai. Suatu pemasaran menurut Assauri (1999) pada dasarnya adalah rencana-rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan paduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat mencapai tujuan dari suatu perusahaan dengan kata lain strategi pernasaran adalah serangkaian tujuan dan saran, kebijakan dan memberi arah pada usaha yang meliputi promosi, produksi, distribusi dan harga. Pasar adalah orang-orang atau organisas-organisasi dengan needs atau wants dan dengan kemampuan serta kemauan untuk membeli. (Lamb Hair, Mc Daniel, 2001:280). Secara umum pasar adalah tempat fisik dimana pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Para ekonom mendeskripsikan pasar sebagai sekumpulan pembeli dan penjual yang bertransaksi atas suatu kelas produk tertentu. Sedangkan pengertian pemasaran adalah proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapat apa yang dibutuhkan (needs) dan diinginkan (wants) dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk atau jasa dari produsen sampai konsumen. Dan juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta



6



mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan. Jadi pemasaran adalah suatu sistem dimana di dalamnya terdapat individu atau kelompok yang kegiatanya ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa agar tercipta suatu nilai dan terbangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. 2.1.3 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran membantu perusahaan dalam mengambil keputusan, mana pasar yang akan dituju atau ditargetkan. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan menciptakan suatu nilai pelanggan dan mencapai suatu hubungan saling menguntungkan. Perusahaan memutuskan pelanggan mana yang akan dilayani (segmentation dan targeting) dan bagaimana cara perusahaan melayaninya (diferensiasi dan postioning). Perusahaan mengenali keseluruhan pasar, lalu membaginya menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, memilih segmen yang paling menjanjikan, dan memusatkan perhatian pada pelayanan dan pemuasan pelanggan dalam segmen ini (Kotler dan Amstrong, 2008:58). Ada banyak teknik statistik untuk mengembangkan segmen pasar. Begitu perusahaan telah mengindentifikasi peluarng pasarnya, harus memutuskan berapa banyak dan yang mana yang harus ditargetkan. Pemasar semakin menggabungkan beberapa variabel dalam upaya untuk mengindetifikasi kelompok sasaran yang lebih kecil dan lebih baik. Dengan demikian, bank mungkin tidak hanya mengidentifikasi sekelompok orang dewasa pensiunan kaya namun dalam kelompok tersebut membedakan beberapa segmen tergantung pada arus, aset, tabungan, dan preferensi risiko. Hal ini telah menyebabkan beberapa peneliti pasar menganjurkan pendekatan segmentasi market berbasis kebutuhan. Roger Best mengusulkan pendekatan tujuh langkah yang ditunjukan pada tabel berikut: Deskripsi 1 Segmentasi berbasis kebutuhan (needs) 2 Segmentasi identifikasi



Kelompokan pelanggan ke dalam segmen berdasarkan kebutuhan dan pencarian manfaat. Untuk setiap segmen berbasis kebutuhan, tentukan demografi, lifestyles, dan penggunaan persiapan membuat segmen berbeda dan dapat diidentifikasi (dapat ditindaklanjuti).



7



3 Segmentasi daya tarik



Menggunakan kriteria daya tarik yang telah dipahami (seperti pertumbuhan pasar,intensitas kompetitif, dan akses pasar), tentukan keseluruhan daya tarik masingmasing segmen.



4 Segmentasi profitability 5 Segmentasi positioning



Untuk setiap segmen, buatlah ‘proporsi nilai’ dan strategi positioning harga produk berdasarkan uniknya kebutuhan dan karakteristik pelanggan.



6 Segmentasi ‘acid test’



Buatlah ‘segmen storyboard’ untuk menguji daya tarik tiap strategi segmentasi positioning.



7 Strategi marketing mix



Perluas segmentasi positioning untuk menyertakan semua aspek dari marketing mix: product, price, promotion, dan place.



Tabel 1. Steps in the Segmentation Process (Adaptasi dari Roger J. Best, 2013) 2.2 Market Targeting Setelah melakukan tahapan pertama yaitu menyeleksi setiap segmen (segmentation), maka perusahaan bisa memutuskan memilih target marketnya (targeting) berdasarkan lima pola di bawah ini: 



Perusahaan memutuskan membuat satu produk untuk satu segmen (single segment concentration).







Perusahaan memutuskan memasarkan satu produk pada berbagai macam segmen (product specialization).







Perusahaan memutuskan memasarkan berbagai macam produk pada pasar terpilih (selective specialization).







Perusahaan memutuskan membuat berbagai macam produk untuk segmen pasar tertentu (market specialization).







Perusahaan membuat banyak produk untuk semua segmen pasar (full market coverage).



8



Gambar 2. Identifying Market Segments and Targets (Kotler dan Keller, 2016, p.283) Segmentasi pasar mengungkapkan peluang segmen pasar perusahaan. Sekarang perusahaan harus mengealuasi berbagai segmen dan memutuskan berapa banyak dan jenis segmen yang akan dilayaninya dengan sangat baik. Sekarang kita membicarakan bagaimana cara perusahaan memilih segmen targeting. Targeting atau menetapkan target pasar adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Target market yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan pemasaran. Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008) adalah proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada sebuah negara, propinsi, atau sekelompok orang yang memiliki potensi untuk memberikan respon. Kadang-kadang targeting juga disebut selecting karena marketer harus menyeleksi. Menyeleksi disini berarti marketer harus memiliki keberaniannya pada beberapa bagian saja (segmen) dan meninggalkan bagian lainnya. Targeting melibatkan evaluasi setiap daya tarik segmen pasar, perusahaan harus menargetkan daya tarik segmen dimana dapat menghasilkan nilai pelanggan terbesar dan mempertahankannya sepanjang waktu. Ada empat kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pasar sasaran yang optimal: 1) Responsif



9



Pasar sasaran harus responsif terhadap produk dan program pemasaran yang dikembangkan. Contoh: Majalah Matra semua ditujukan untuk pria, bahkan menurut survei yang responsive tidak hanya pria tetapi juga sejumlah wanita kelas menengah. 2) Potensi Penjualan Semakin besar pasar sasaran, semakin besar nilainya. Besarnya pasar tidak hanya dari populasi, tetapi juga daya beli dan keinginan pasar untuk memiliki produk tersebut. 3) Pertumbuhan Memadai 4) Jangkauan Media Adakalanya marketer gagal menjangkau pasar karena tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang media planning dan karakter-karakter yang ada. Biasanya pemilihan media massa diserahkan sepenuhnya kepada biro iklan. 2.2.1 Jenis-Jenis Market Targeting 1. Market Targeting Jangka Pendek Pasar yang ada tekuni hari ini yang direncanakan akan dijangkau dalam waktu dekat~tujuan menghasilkan penjualan dalam waktu dekat. 2. Market Targeting Masa Depan Pasar tiga atau lima tahun dari sekarang. Mungkin harus mengubah produk, pasar sasaran, menambah atau menguranginya. Tujuannya : a. Mendeteksi dan memenuhi perubahan prioritas konsumen. b. Mengatasi persaingan dan mencegah berimigrasinya konsumen kepada para pesaing. 3. Market Targeting Primer Pasar primer adalah sasaran utama produk tersebut. a. Heavy user (pemakai fanatik) ~ jumlah tidak banyak tapi banyak mengkonsumsi produk tersebut dalam jumlah yang besar. b. Para distributor utama yang menguasai 80% firm penjualan firm. 4. Market Targeting Sekunder Pasar yang terdiri dari konsumen- konsumen yang sering tidak dianggap penting tetapi jumlahnya cukup besar. Meski tidak begitu penting hari ini, pasar ini tidak dapat dilupakan karena: a. Konsumen memerlukan waktu untuk mengkonsumsi lebih banyak. Mungkin hari ini mereka belum terbiasa, belum mempunyai kebutuhan yang mendesak atau



10



belum memiliki daya beli yang cukup kuat untuk menjadi konsumen primer. Tapi suatu saat konsumen sekunder bisa menjadi konsumen primer. Contoh: Mahasiswa masuk dalam kategori ini untuk konsumsi majalah, computer, software, buku-buku. b. Influencer, konsumen sekunder tidak begitu penting tetapi dapat menjadi influencer yaitu konsumen yang persuasif dan rela mempengaruhi orang tua untuk mengkonsumsi mainan, makanan, hiburan dan lain-lain. 2.2.2 Strategi Market Targeting Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor ketika memilih strategi market targeting. Strategi mana yang paling baik bergantung pada sumber daya perusahaan. Jika sumber raya perusahaan terbatas. Ada beberapa strategi umum dalam menyeleksi target pasar, yaitu : 1. Strategi Targeting Yang Sama (undifferentiated targeting strategy/ mass marketing), dengan menggunakan strategi ini, perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar dan memenuhi keseluruhan pasar dengan satu tawaran. Maksudnya, strategi lebih difokuskan kepada kebutuhan konsumen pada umumnya daripada yang lain. 2. Strategi Targeting Yang Terdiferensiasi (differentiated). cocok untuk produk yang mempunyai beragam desain, seperti kamera dan mobil. Strategi ini digunakan perusahaan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan mendesain tawaran yang terpisah kepada setiap segmen pasar. Dengan menawarkan berbagai variasi produk dan pemasaran ke dalam segmen, perusahaan berharap untuk penjualan yang lebih tinggi dan posisi yang lebih kuat dalam setiap segmen pasar. 3. Strategi Targeting Yang Tidak Terdiferensiasi, cocok untuk produk seragam seperti buah anggur atau baja. Jika sebagian besar pembeli mempunyai selera yang sama, membeli jumlah yang sama , dan bereaksi dengan cara yang sama terhadap usaha pemasaran. 4. Strategi Targeting Terkonsentrasi (concentrated/ niche), strategi yang hanya fokus memasarkan produknya pada satu atau beberapa kelompok pembeli saja, sehingga pemasaran produk hanya ditujukan kepada kelompok pembeli yang paling berpotensi. Dengan fokus pada kelompok tertentu, perusahaan berusaha memberikan produk yang terbaik bagi target pasar mereka. Selain itu, perusahaan lebih hemat biaya baik



11



produksi, distribusi, maupun promosi, sebab semuanya hanya fokus pada satu atau dua kelompok saja. 5. Micromarketing, dalam strategi ini perusahaan menghasilkan produk untuk menyesuaikan spesifik individu (individual marketing) dan lokasi tertentu (local marketing). Setiap targeting strategy di atas memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan masingmasing. Dengan mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan dari targeting strategy tersebut maka perusahaan dapat mengetahui strategi mana yang paling cocok jika diterapkan di perusahaannya. 2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Market Targeting Ada lima faktor yang perlu diperhatikan sebelum menetapkan target pasar (Rismiati dan Suratno, 2001), yaitu: 1) Ukuran Segmen Perkiraan besarnya/ ukuran segmen yang akan dituju merupakan faktor penting untuk memutuskan apakah segmen pasar tersebut cukup berharga untuk ditindak lanjuti. perusahaan yang besar akan memilih segmen dengan volume penjualan besar dan menghindari segmen kecil dan sebaliknya. 2) Pertumbuhan Segmen Walaupun ukuran segmen saat ini kecil bukan tidak mungkin akan berkembang atau diharapkan dapat berkembang untuk masa mendatang. 3) Biaya yang Dikeluarkan Untuk Mencapai Segmen Suatu segmen yang tidak cocok dengan kegiatan pemasaran perusahaan seharusnya tidak “dikejar”. 4) Kesesuaian Dengan Tujuan dan Sumber /Kemampuan Perusahaan Target yang dituju haruslah sesuai dengan tujuan dan sumber-sumber/ kemampuan yang dimiliki perusahaan. 5) Posisi Persaingan Suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang baik tetapi mempunyai potensi lemah dalam hal laba. Lebih sedikit persaingan lebih aktratif/ menariklah segmen tersebut untuk dimasuki. Dalam kenyataannya perusahaan dapat mengikuti salah satu diantara lima strategi peliputan pasar, yaitu (Lubis, 2004):



12



1) Konsentrasi pasar tunggal, ialah sebuah perusahaan dapat memusatkan kegiatannya dalam satu bagian daripada pasar. Biasanya perusahaan yang lebih kecil melakukan pilihan ini. 2) Spesialisasi produk, sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi satu jenis produk. Misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi hanya mesin tik listrik bagi sekelompok pelanggan. 3) Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat segala macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil. 4) Spesialisasi selektif, sebuah perusahaan bergerak dalam berbagai kegiatan usaha yang tidak ada hubungan dengan yang lainnya, kecuali bahwa setiap kegiatan usaha itu mengandung peluang yang menarik. 5) Peliputan keseluruhan, yang lazim dilaksanakan oleh industri yang lebih besar untuk mengungguli pasar. Mereka menyediakan sebuah produk untuk setiap orang, sesuai dengan daya beli masing-masing. 2.2.4 Market Targeting Pada Lingkungan Yang Berbeda Lingkungan pemasaran adalah berbagai aktor dan kekuatan dari luar bagian pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan sasaran. Mengapa lingkungan pemasaran harus terus dipantau? karena banyak perubahan-perubahan global yang harus cepat diantisipasi oleh firm antara lain : percepatan yang besar dalam transportasi, komunikasi dan transaksi keuangan internasional, yang mengarah pada pertumbuhan perdagangan dan investasi dunia yang pesat, terutama perdagangan Tri Sumbu (Amerika Utara, Eropa Barat dan Timur Jauh), pengikisan dominasi AS dan kebangkitan ekonomi Jepang dan Timur Jauh; penyebaran gaya hidup global. Keberhasilan dari manajer pemasaran adalah dapat menganalisa dan pengaruh faktor dan kekuatan tersebut, dapat dijabarkan lingkungan pemasaran tersebut adalah : 1. Lingkungan Mikro Yaitu berbagai kekuatan yang dekat dengan perusahaan, yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan. a. Perusahaan; dalam lingkungan internal perusahaan terdapat: manajemen puncak, keuangan, Litbang, pembelian, manufaktur dan akunting. b. Pelanggan, beberapa tipe pelanggan: pasar konsumen, pasar bisnis, pasar pedagang besar, pasar pemerintah, pasar internasional.



13



c. Masyarakat; yaitu kelompok yang mempunyai kepentingan potensial atau yang sudah terwujud pada atau berdampak pada kemampuan suatu organisasi untuk mencapai sasaranya. Sebagai contoh: masyarakat keuangan: bank, investor, pemegang saham; masyarakat atau warga yang bertindak kelompok lingkungan; organisasi konsumen, kelompok minoritas dll. d. Pesaing 2. Lingkungan Makro Yaitu berbagai kekuatan masyarakat lebih luas yang dapat mempengaruhi seluruh lingkungan mikro antara lain demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik dan budaya. a. Lingkungan Demografi; ledakan pertumbuhan penduduk menyebabkan peningkatan konsumsi sumber daya dan populasi. Ada pemasar yang mengidentifikasikan lingkungan demografi berdasarkan pertumbuhan populasi dan bauran usia populasi, pasar etnis, kelompok pendidikan dan pola rumah tangga. b. Lingkungan Ekonomi; pasar membutuhkan daya beli dan beli tergantung pada pendapatan, harga, tabungan, hutang dan ketersediaan kredit saat ini. c. Lingkungan Alam; yang harus dicermati: kekurangan bahan baku, biaya energi yang meningkat, tingkat polusi yang meningkat dan peran yang berubah. d. Lingkungan Teknologi; yang perlu diamati adalah langkah perubahan teknologi yang semakin cepat, peluang inovasi yang tidak terbatas, anggaran Litbang yang beragam dan peraturan yang meningkat atas perubahan teknologi. e. Lingkungan Politik/ Hukum; keputusan pemasaran dipengaruhi kuat oleh perkembangan dalam lingkungan politik dan hukum, badan pemerintah dan kelompok independent yang mempengaruhi dan membatasi ruang gerak firm. Kadang-kadang hukum daur ulang bagi setiap firm malah ada industri daur ulang. f. Lingkungan Sosial/ Budaya; bisa dikelompokkan dua pandangan:  Pandangan orang terhadap dirinya; banyak orang yang mencari kesenangan untuk realisasi diri dan ekspresi diri. Contoh: membeli mobil mewah, liburan impian, salon kesehatan.  Pandangan orang terhadap sesamanya; mulai ada beberapa orang yang lebih baik berkelompok daripada sendiri seperti ikut kesehatan, kegiatan keagamaan.



14



2.3 Positioning Selain memutuskan segmen pasar mana yang akan menjadi sasarannya (target market), perusahaan harus memutuskan positioning. Positioning merupakan cara sebuah perusahaan untuk menarik hati pelanggan dan dapat mengambil tahta tertinggi di benak pelanggan. Oleh karena itu perusahaan harus memiliki suatu karakter yang kuat dan menjadi nilai plus dibanding produk pesaing. Beberapa definisi tentang positioning menurut para ahli: 1) Positioning adalah pengembangan marketing mix spesifik untuk mempengaruhi keseluruhan persepsi konsumen potensial terhadap merek, lini produksi atau organisasi secara umum (Lamb, dkk, 2001:306). 2) Positioning adalah apa yang terjadi dalam benak pelanggan. Posisi di mana suatu produk ditempatkan dalam benak pelanggan tergantung pada sekimpulan variabel, kebanyakan dari variabel itu dikendalikan oleh pemasar (Kegan, 2001:210). 3) Positioning adalah bagaimana cara perusahaan akan menciptakan nilai terdiferensiasi untuk segmen positioning dan tageting apa yang ingin diduduki perusahaan dalam segmen itu (Kotler dan Armstrong, 2008:247). “Positioning is not what you do to a product. It is what you do to the mind of the prospect” Al-Ries & Jack Trout (Dalam Kasali 2001 : 295) Artinya adalah positioning bukan sesuatu yang dilakukan tehadap produk, tetapi sesuatu yang dilakukan terhadap otak calon pelanggan. Positioning adalah mengatur agar produk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan dikehendaki, relatif terhadap produk pesaing dipikirkan konsumen sasaran. Positioning bukanlah strategi produk, tetapi strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana konsumen menempatkan produk tersebut di dalam otaknya, dalam alam khayalannya, sehingga calon konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasis dirinya dengan produk itu. 2.3.1 Tujuan Positioning Kottler (2014) menilai positioning is the act of designing the company’s offering and image to occupy a distinctive place in the minds of target market. Yang dipahami bahwa positioning bertujuan menancapkan image posisi ‘tertentu’ dari suatu produk di pikiran para target marketnya. Perusahan yang memiliki posisi yang baik seperti mempunyai ‘kaki di masa sekarang’ dan ‘kaki di masa depan’. Positioning memegang peran yang sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis pesaing dalam suatu analisis internal perusahaan (total situation



15



analysis). Alasannya dunia sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi ledakan barang, media, maupun iklan. Akibatnya pikiran para prospek menjadi ajang pertempuran. Craven (1991:270). Seperti yang dinyatakan seseorang ahli positioning, positioning adalah “bagaimana cara Anda mendiferensiasikan produk untuk perusahaan Anda, mengapa pembelanja bersedia membayar sedikit banyak untuk merek Anda”. Oleh karena itu, pemasar merencanakan posisi yang membedakan produk mereka dari merek pesaing dan memberi mereka manfaaat terbesar dalam target pasar mereka. (Kotler dan Amstrong, 2008:59). 2.3.2 Pengembangan Strategi Positioning Fokus utama positioning adalah bagaimana caranya sehingga konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan. Positioning mencakup kegiatan merumuskan penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pernyataan positioning perlu agak aspiratif sehingga merek memiliki ruang untuk tumbuh dan meningkat. Positioning mengharuskan pemasar mendefinisikan dan mengkomunikasikan persamaan dan perbedaan antara merek mereka dan pesaingnya. Secara khusus, memutuskan positioning memerlukan: 



Menentukan kerangka acuan dengan mengidentifikasi target pasar dan persaingan yang relevan.







Mengidentifikasi POP dan POD yang sesuai dengan kerangka acuan.







Menciptakan mantra merek untuk merangkum posisi dan esensi merek.



Positioning bersifat dinamis (mudah menyesuaikan diri dengan keadaan), berkembang dan berubah sesuai kondisi pasar, jika dirasa positioning saat ini kurang menguntungkan, maka bisa dilakukan repositioning atau melakukan perubahan posisi merek. Misalnya, pada tahun 1970-an Guinness diposisikan sebagai minuman orang-orang tua dan tidak mengikuti mode. Pergeseran demografis, sebagai akibat dari baby boom pada dekade 1960-an, menandakan bahwa awal dekade 1980-an Guinness telah salah diposisikan ketika terjadi booming pasar bir untuk anak-anak muda. Dengan bantuan kampanye melalui iklan baru, Guinness mereposisikan dirinya dari old and unfashionable menjadi young and fashionable. Penjualan meningkat cepat. Pasar meninggalkan dekade 90-an dan bergerak menuju milenium kedua sehingga perhatikan bagaimana Guinness mereposisikan diri mengikuti perubahan-perubahan pasar.



16



Perubahan posisi diikuti perubahan iklan, kemasan dan saluran distribusinya. Hal ini telah mengubah bauran pemasaran dan telah menargetkan sektor baru: pasar minuman ringan. Kenyataannya, repositioning yang radikal ini telah membantu pertumbuhan penjualan. Dengan demikian, merek bisa direposisikan apabila diikuti perubahan-perubahan target, yang berarti juga mengubah bauran pemasaran dalam beberapa cara. Penyeleksian pasar-pasar target juga mempengaruhi positioning. Sebagai contoh, minuman ringan yang ditargetkan pada anak remaja dan minuman ringan yang ditargetkan pada orang dewasa akan menghasilkan positioning sangat berbeda karena penggunanya pun berbeda. Karena itu, positioning yang efektif memerlukan pemahaman mendalam tentang pasar, kebutuhan, segmen, dan target pasar yang diseleksi. Menetapkan Brand Positioning Begitu mereka memiliki strategi penentuan posisi merek (brand positioning), pemasar harus mengkomunikasikannya kepada semua orang di organissasi sehingga memandu kata dan tindakan mereka. Satu skema yang membantu untuk dilakukan adalah ‘Bul’sl-eye’ yang menengah. ‘Marketing Memo: Membangun Brand Positioning Bull’s-eye”. Pemasar dapat secara formal mengekspresikan posisi merek tanpa melewatkan satu langkahpun. Seingkali posisi yg bagus akan memiliki beberapa POD dan POP. Dari mereka, seringkali dua atau tiga benar-benar menentukan medan perang kompetitif dan harus dianalisis dan dikembangkan dengan hati hati. Posisi yg baik dianalisis dan dikembangkan dengan hati-hati. Posisi yang baik juga harus mengikuti aturan ‘90-10’ dan sangat berlaku untuk 90% (atau setidaknya 80%) produk dalam merek. Mencoba untuk posisi ke semua 100% produk merek sering menghasilkan hasil penyebut umum yg tidak memuaskan. Sisa 10% atau 20% produk harus ditinjau untuk memastikan bahwa mereka memilki strategi merek yang tepat dan untuk melihat bagaimana mereka dapar diubah menjadi lebih baik mencerminkan posisi merek.



17



Gambar 3. A Hyphothetic Examples of a Starbucks Brand Positioning Bull’s Eye (Kotler dan Keller, 2016, p.310) Points of Difference (POD) Poin Perbedaan Jika diinterpretasikan secara harfiah, Points of Difference (POD) merupakan sesuatu yang membuat Anda berbeda dari para kompetitor. Tentunya dalam hubungannya dengan Brand Positioning Model, POD adalah sesuatu yang memang diinginkan konsumen. Sedangkan pengertian secara akademik, POD adalah atribut atau keunggulan yang diasosiasikan kuat oleh konsumen dengan merek yang dikelola, dievaluasi secara positif, dan dipercaya para konsumen bahwa mereka sulit atau bahkan tidak dapat menemukan POD yang sama dalam penawaran dari merek-merek kompetitor. Karenanya, POD harus bersifat favorit, unik, dan kuat. Sebagai contoh: Lexus (kualitas), Nike (performa), dan Volvo (keamanan). Points of Parity (POP) Poin Kesamaan POP adalah asosiasi terhadap merek yang tidak bersifat sangat penting/ unik, namun juga dimiliki merek lain yang menjadi kompetitor. POP biasanya tidak menjadi alasan konsumen memilih merek, tapi absennya POP dapat menjadi alasan kuat yang menurunkan nilai merek. Penekanannya adalah memunculkan POD memang hal penting, dan saat yang sama penting



18



juga eksis dalam kompetisi pasar dengan memastikan adanya POP dalam penawaran barang atau jasa anda. Alternatif Pendekatan Positioning Kompetitif brand positioning model adalah cara terstruktur untuk mendekati positioning berdasarkan konsumen, perusahaan, dan analisis kompetitif. Beberapa pemasar telah mengusulkan pendekatan lain yang terstruktur dalam beberapa tahun terakhir yang menawarkan gagasan provokatif tentang bagaimana memposisikan sebuah merek, beberapa diantaranya: 1. Brand Narratives and Storytelling Beberapa ahli marketing menggambarkan posisi merek seperti menceritakan sebuah narasi atau cerita. Perusahaan seperti kekayaan dan imajinasi yang bisa mereka dapatkan dari pemikiran cerita di balik produk atau layanan. 2. Cultural Branding Douglas Holt percaya bahwa bagi perusahaan untuk membangun merek, kepemimpinan, mereka harus merakit cultur knowledge, strategi sesuai dengan prinsip-prinsip branding budaya. Positioning dan Branding Untuk Bisnis Kecil Membangun merek adalah tantangan untuk bisnis kecil dengan terbatasnya sumber daya dan keuangan. Meski begitu banyak cerita sukses dai para pengusaha yang telah membangun merek mereka dari goresan kecil menjadi power house brand. Contohnya adalah UNIQLO, dengan inklusif dan berfokus pada bagaimana produknya bisa sesuai dengan konsumen setiap hari, UNIQLO telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa. 2.3.3 Langkah-Langkah Positioning Implementasi positioning terdiri atas tiga langkah utama yang saling berkaitan erat (Tjiptono, dkk, 2008: 226): 1. Memilih Konsep Positioning Dalam rangka memposisikan sebuah produk, pemasar harus mengidentifikasi apa yang penting bagi pasar sasaran. Setelah itu, pemasar dapat melakukan studi positioning untuk menentukan persepsi targeting terharap berbagai produk atau produsen berdasarkan atribut penting uang digunakan. Contohnya, dalam pembelian



19



motor meliputi: harg beli, harga jual kembali, konsumsi bahan bakar, ketersediaan suku cadang, dll. 2. Merancang Dimensi atau Fitur yang Paling Efektif Dalam Mengkomunikasikan Posisi Sebuah posisi bisa dikomunikasikan dengan nama merek, slogan, penampilan atau fitur produk lainnya. Tempat penjualan produk, penampilan karyawan, dan cara-cara lainnya. Namun, keterbatasan sumber daya membuat setiap pemasar harus cermat dalam memuturskan cara terbaik untuk mengkomunikasikan konsep positioning sebagaimana diharapkan. 3. Mengkoordinasikan Komponen Marketing Mix Untuk Menyampaikan Pesan Secara Konsisten Semua komponen marketing mix harus mendukung posisi yang diharapkan. Banyak positioning produk yang gagal karena inkonsistensi yang membingungkan pelanggan. Selain itu, positioning dapat mengalami erosi dikarenakan kurangnya perhatian, adanya perubahan selera atau kebutuhan konsumen, adanya perubahan teknologi, atribut atau dimensi yang ditonjolkan tidak lagi menarik bagi pelanggan, dan adanya pesaing yang merebut posisi perusahaan. Oleh karena itu, harus secara rutin memantau posisinya dan bilamana perlu melakukan repositioning agar perusahaan dapat mempertahankan persepsi unik dan superior di benak konsumen. 2.3.4 Kesalahan Dalam Positioning Akibatnya banyak pemasar yang tidak mengerti siapa target mereka kemudian sembarangan menetapkan elemen marketing mix mereka, dan tidak sedikit yang melakukan error positioning seperti janji terlalu berlebihan, janji kerendahan, membuat janji yang membingungkan konsumen serta janji yang diragukan oleh konsumen (Durianto, dkk., 2001). Kesalahan dalam membangun brand positioning. Brand positioning adalah posisi brand dalam benak pelanggan, yaitu apa yang ada di benak mereka ketika teringat akan brand kita. Hasil akhir dari positioning adalah keberhasilan dalam menciptakan fokus dalam benak konsumen serta alasan yang kuat mengapa konsumen harus membeli produk. Contoh: 



Nokia dipersepsikan sebagai produk ponsel terbaik di dunia.







Aqua sebagai air mineral paling bermutu.







Porsche sebagai salah satu mobil sport terbaik di dunia.



Kelasahan umum yang sering dilakukan oleh organisas-organisasi, ialah: 1. Under Postitioning



20



Kesalahan pertama yang sering dilakukan para pelaku usaha yaitu, kurang tepat dalam menonjolkan keunggulan produk mereka. Terkadang keunggulan produk yang ditawarkan bukan hal yang istimewa lagi bagi konsumen, sehingga sasaran pasar yang dibidik kurang berminat dengan produk tersebut dan pastinya brand produk yang sedang dibangun kurang berkesan di benak para konsumen. 3. Over Positioning Over positioning adalah menanamkan brand produk terlalu tinggi di dalam benak konsumen. Sehingga mereka beranggapan bahwa harga jual yang ditawarkan pastinya kurang terjangkau semua kalangan. 4. Confused Positionig (Membingungkan) Membuat pelanggan bingung dengan citra brand yang terlalu banyak klaim ataupun adanya perubahan brand produk yang terlalu sering. 5. Doubtful Positioning (Ragu-ragu) Dalam kasus ini konsumen sulit untuk mempercayai klaim sebuah brand, kaitannya dengan fitur suatu produk, harga atau manufakturnya. Contohnya saja seperti strategi pemasaran sebuah perusahaan yang mengklaim produknya memiliki kualitas paling bagus, biasanya malah diragukan para konsumen karena mereka takut hanya termakan promosi (ragu-ragu). 2.3.5 Menentukan Keefektivan Positioning Di zaman belum ada persaingan, konsumen sudah memiliki merk-merk tersendiri di otak untuk kecap (ABC), untuk sepeda motor (HONDA), mie instant (Indomie) dan lainlain.Namun kondisi persaingan yang chaos/kacau seperti ini, apa yang dihadapi konsumen? Konsumen menghadapi pertarungan hebat yaitu pertarungan antara berbagai merk dan produk yang berebut masuk untuk mendapatkan sepotong kapling dalam benaknya. Bagaimana cara untuk menetapkan positioning? 1. Positioning berdasarkan perbedaaan produk. Marketer dapat menunjukkan kepada pasarnya dimana letak perbedaan produknya terhadap pesaing. 2. Positioning berdasarkan manfaat produk. Kemudahan, waktu, kejelasan, kejujuran, kenikmatan, murah, jaminan. 3. Positioning melalui imajinasi. Menggunakan imajinasi seperti: tempat, orang, bendabenda, situasi. Contoh: a. Marlboro diasosiasikan dengan Koboy AS.



21



b. Sabun Lux diasosiasikan dengan artis. c. Sepatu Nike diasosiasikan dengan bintang olah raga. Kotler (1997) menjelaskan beberapa cara product positioning (penentuan posisi produk) yang dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju. Dalam menentukan product positioning yang efektif, perusahaan dapat menggunakan beberapa dasar positioning, yaitu: 1. Berdasarkan Atribut Memposisikan produk melalui atribut atau sifat produk, terjadi bila perusahaan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, dan lama keberadaannya. Contoh: a. Disneyland dapat mengiklankan din sebagai taman hiburan terbesar di dunia. b. Pasta gigi Ciptadent menekankan pada perlindungan maksimum. 2. Berdasarkan Manfaat Positioning yang menekankan pada manfaat khas yang akan dinikmati konsumen atau kesempatan penggunaan produk sebagai hal yang spesifik. Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. 3. Berdasarkan Penggunaan atau Penerapan Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya. Contoh: Japanese Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan singkat. 4. Berdasarkan Pemakai Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Misalnya Contoh: a. Magic Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk ‘pencari tantangan’ b. Tolak Angin sebagai obagt bagi ‘orang pintar’. 5. Berdasarkan Pesaing



22



Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing. Contoh: a. Yamaha “Semakin Didepan". b. Perusahaan ban B.F Goodrich Company mendayagunakan tema “kami adalah produsen lainnya“ dalam iklannya. Strategi ini memposisikan produk jauh dari merk pesaingnya, produk ban Good Year yang sarat dengan iklan. 6. Berdasarkan Kategori Produk Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. Kategori produk termasuk cara yang banyak dipilih untuk membuat positioning. Kategori produk yang khas digunakan sebagai pembeda dari merk lain. Contoh: a. Sabun yang mengandung pelembab, deterjen khusus untuk mesin cuci dll. b. Tagline yang sesuai adalah : "Memang Tiada Duanya" (Toyota Kijang Innova). 7. Berdasarkan Harga dan Kualitas Positioning jenis ini menggunakan perbedaan atau keunggulan dari segi harga dibandingkan merk lain. Contoh: a. HIT obat nyamuk : “Ada yang lebih bagus..? Yang lebih mahal banyak”. b. Toko-toko di Ratu Plaza Jakarta dikenal dengan barang dagangannya yang berkualitas tinggi harga yang mahal. Kebalikan strategi ini adalah strategi harga obral dengan kualitas yang tidak begitu tinggi. 8. Berdasarkan Kelas Produk Contoh: Perusahaan/produsen minuman kalengnya mencantumkan informasi nutrisi di etiket kalengnya berkaitan dengan memposisikan produk dengan tema tanggung jawab sosial.



23



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Antara kemajuan perusahaan dan pemasaran terdapat hubungan yang saling mennunjang, artinya makin maju perusahaan, maka makin canggih pula strategi pemasaran yang digunakan. Makin canggih strategi pemasaran yang digunakan makin menujang kemajuan perusahaan. 



Target Marketing mencakup tiga kegiatan: market segmentation, market targeting, dan market positioning.







Pendekatan market targeting secara massal hanya diadopsi oleh perusahaan besar. Banyak perusahaan menargetkan multiple segments yang didefinisikan dalam berbagai cara seperti kelompok demografi yang mencari manfaat produk yang sama.







Pemasar harus memilih target market dengan cara yang dapat dibatasi secara sosial setiap saat.







Kita bisa menargetkan pasar dalam empat tingkat utama: mass, multiple segments, segmen single (atau niche), dan individuals.







Untuk mengembangkan positioing yang efektif, perusahaan harus mempelajari pesaing dan potensi konsumen. Pemasar harus mengindentifikasi strategi, sasaran hasil, kekuatan, dan kelemahan pesaing.







Mengembangkan positioning membutuhkan identifikasi referensi frame dengan menemukan target market dan sifat pesaing serta asosiasi brand POP dan POD secara optimal







Beberapa pendekatan alternatif yang berbeda ada untuk menentukan produk atau layanan. Pemdekatan yang kurang terstruktur ini, lebih ke pendekatan kualitatif berdasarkan pada konsep seperti narasi merek, cerita, dan branding budaya.



3.2 Saran Demikian makalah singkat ini, kami menyadari banyak kekurangan di dalam penyusunannya. Maka dari itu kami meminta maaf dan mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.



24



3.3 Daftar Pustaka Jurnal AGORA Vol. 5, 2017 oleh Pieter Gunawan



Jurnal Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship 2016 oleh Hari Wijaya



Ir. Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. Universitas Brawijaya Press: Malang.



Rhenald Kasali. 1998. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, targeting dan Positioning. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.



Kotler dan Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi Keduabelas Jilid 1. Penerbit Erlangga: Jakarta



perpustakaan.uns.ac.id



1. Rahmawati. 2016. Manajemen Pemasaran. Mulawarman University Press: Samarinda.



25



26



2. Kotler dan Keller. 2016. Marketing Management. Pearson Education Limited: Edinburgh Gate



27



28



3. Fitriana dan Utami. 2017. Strategi Promosi Pemasaran. FKIP UHAMKA: Jakarta



29



30