Pengabis Hulu Hilir Ikan Nila [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Praktikum



: PengantarAgribisnis



Hari / tanggal : Rabu, 14 Agustus 2019 Kelas



: MAB A praktikum 1



SUBSISTEM HULU KOMODITI IKAN NILA KELOMPOK 2 Nama_nim : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



GesangBaktias Citra Bella_J3J119099 Javet Manalu_J3J119126 MaudyWulan Angelia_J3J119151 Nafisa Anfrianda_J3J119181 PademaHermina Lestari M_J3J119207 RadityaAdyan Pradana_J3J119218



MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH VOKASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2019



A. Subsistem Hulu 1. Subsistem Agribisnis Hulu Agribisnis merupakan sebuah sistem yang terdiri dari 4 subsistem yang saling terkait ke depan maupun ke belakang. Subsistem-subsistem tersebut terdiri dari subsistem hulu, usahatani, hilir, dan jasa penunjang. Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang definisi dari subsistem hulu, di antaranya sebagai berikut: Subsitem agribisnis hulu menurut Maulidah (2012), merupakan subsistem yang menyediakan sarana produksi pertanian mulai dari benih, bibit, pakan ternak, pupuk, obat untuk memberantas organisme pengganggu tanaman, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat pertanian, mesin, serta peralatan produksi pertanian. 2. Karakteristik Ikan nila (Oreochromisniloticus) merupakan jenis ikan yang berasal dari sungai nila dan danau-danau yang menghubungkan sungai tersebut. Ikan nila didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969, bibit ikan nila yang ada di Indonesia berasaldari Taiwan adapundenganciriberwarnagelapdengangaris-garisvertikalseanyak 6-8 buahdan Filipina yangberwarnamerah (Suyanto 1998).



MenurutSaanin (1982), klasifikasiikannila (Oreochromisniloticus) adalahsebagaiberikut: Kingdom



: Animalia



Filum



: Chordata



Sub Filum



: Vertebrata



Kelas



:Osteichtes



Sub Kelas



:Acanthoptherigii



Ordo



:Percomorphii



Sub Ordo



:Percoidae



Famili



:Cichlidae



Genus



: Oreochromis



Spesies



: Oreochromisniloticus



Ikan nilamemilikikarakteristiksebagaiikan parental care yang merawatanaknyadenganmenggunakanmulut (mouth breeder) (Effendie 1997 dalamPrasetiyo 2009). Ikan ini dicirikan dengan garis vertical yang berwarna gelap pada sirip ekornya sebanyak 6 buah. Selain pada sirip ekor, garis tersebu tjuga terdapat pada sirip punggung dan sirip anal (Suyanto 1994 dalamSaputra 2007 dalamPrasetiyo 2009). Ciri-ciriikannila: 1. Kulittertutupsisikberbentukbulatdanberlendiruntukmembantumeloloskandi ridaripemangsanya 2. Bernapasdenganinsang, dandilengkapidenganpenutupinsang 3. Jantungberuangdua, terdiriatassaturuanganserambidansaturuanganbilik 4. Sistemperedarandarahtunggal, yaitudarahberedarkeseluruhtubuhdenganmelaluijantungsatu kali 5. Berdarahdinginataupoikiloterm, yaitusuhutubuhnyaakanmengikutisuhulingkungannya 6. Fertilisasieksternal, yaitupertemuanantarasel ovum danselspermaterjadi di luartubuhinduknyayaitu di air 7. Reproduksisecaraovipar, yaitudengancarabertelur. 8. Bergerakdengansirip, yaituterdiriatassiridada, siripperut, sirippunggungdansiripekor. 9. Warnatubuhnyaada yang orange, ataukehitamanpadapunggungdanwarnaputihpadaperutnya 10. Bentuktubuhnyapipih. 11. Mempunyaitulangbelakang yang keras 12. Lubangpengeluarannyaadaduayaitulubangurogenital dan anus. 13. Padasirippunggungatausiripekorkadangberwarnakemerahansebagaipertand auntukkematangansel ovum atauselsperma.



1.



Deskripsi



Ikannila (Oreochromisniloticus) merupakanjenisikan yang berasaldarisungainiladandanau-danau yang menghubungkansungaitersebut. Ikanniladidatangkanke Indonesia secararesmiolehBalaiPenelitianPerikanan Air Tawarpadatahun 1969, bibitikannila yang ada di Indonesia berasaldari Taiwan adapundenganciriberwarnagelapdengangaris-garisvertikalseanyak 6-8 buahdan Filipina yang berwarnamerah (Suyanto 1998). IkanNilamerupakansalahsatukomoditipentingperikananbudidaya air tawar di Indonesia. Ikaninisebenarnyabukanasliperairan Indonesia, melainkanikan yang berasaldariAfrika (Wikipedia, 2007). Menurutsejarahnya, ikanNilapertama kali didatangkandariTaiwan keBalaiPenelitianPerikanan Air Tawar Bogor padatahun 1969. Setelahmelalui nilaa penelitiandanadaptasi, ikaninikemudiandisebarluaskankepadapetani di seluruhIndonesia. Pemberiannama “Nila” berdasarkanketetapanDirekturJenderalPerikanantahun1972, jadi “Nila” adalahnamakhas Indonesia yang diberikanolehpemerintahmelaluiDirekturJenderalPerikanan. Nama tersebutdiambildarinanilapesiesikanini, yakniniloticayang kemudiandiubahmenjadiNila. Para pakarperikananmemutuskanbahwanamailmiahyang tepatuntukikanNilaadalahOreochromisniloticusatauOreochromis sp. dandalambahasaInggrisdikenalsebagaiNile tilapia (Wikipedia, 2007). BudidayaikanNiladisukaikarenaikanNilamudahdipelihara, lajupertumbuhandanperkembangbiakannyacepat, sertatahanterhadapgangguanhamadanpenyakit. Selaindipelihara di kolambiasaseperti yang umumdilakukan, ikanNilajugadapatdibudidayakan di media lain sepertikolam air deras, kantongjaringapung, karamba, dansawah. Salah satudaerah yang potensialuntukbudidayaikanNila di Indonesia adalahProvinsiJawa Tengah, tepatnya di KabupatenKlaten. Hal inimengingatikanNilaselainuntukkonsumsilokaljugamerupakankomoditaseksporte rutamake Amerika Serikatdalambentuk fillet (dagingtanpatulangdankulit) sehinggamenjadikomoditiunggulandaerah.



KOLAM



2.



Subsistem Hulu Komoditi



Subsistemagribisnishulumerupakansubsistem yang menyediakanfasilitaspengadaan input (nilaukan) bagiindustripertanian primer (on farm).Subsistemagribisnishulumerupakanawaldariaktivitassistemagribisnisdanme njadipenentu, karenakebutuhanpasokansangatterkaitdengansiklusalamiahmakhluk



(tanamandanhewan) yang diusahakan: efektivitaspasokan (danefisiensi) penggunaanbahansangatterkaitdenganusiamakhluk yang diusahakan. Untukmemulaikomoditiikanniladengan modal awalberupalahanseluas1 hektar. Dari total 1 hektartersebutdibagimenjadiempat area denganluas 1225 m2 perareanyadansisalahan yang adadigunakanuntukmembangungudang, kantorpenilaarandanjalurkeluarnilaukkekolam. Dalamsatu area terdapat 45 kolamberukuran 4x6 meter yang mampumenampung 1000 ekorikannilaperkolam. Kolam yang digunakanberbahanterpaldenganhargaRp 850.000 perkolamterpal. Sehingga modal untukmembuatkolamadalah 4 x 45 x Rp 850.000= Rp 153.000.000,00. Satukolamikannilamenampung 1000 ekorikannilasehargaRp 700.000 sehingga modal untukmembelibibitikannilasebesar 4 x 45 x Rp 700.000= Rp 126.000.000,00. Untukpakan 1000 ekorikanniladibutuhkan 5 kg pakandenganhargaRp 12.500 perhari. Sehingga modal umtukpakanadalahRp 12.500 x 180 kolam x 30 hari = Rp 67.500.000 Dengan 180 kolam kita membutuhkan 180.000 bibit ikan nila dengan harga Rp 700.000 per seribu ekor. Jadi kita membutuhkan modal sebanyak 180 x Rp 700.000= Rp 126.000.000,00.



Selain membutuhkan kolam dan bibit, pada saat memulai usaha ini memerlukan perlenkapan-perlrngkapan untuk merawat ikan dan kolam seeperti pompa air, jarring, selang, drum, paralon, vaksin ikan, timba, dan peralaatan peralatan lainnya.



PERALATAN Terpal Ember Selang Aerator Pompa air Vaksin Ikan Paralon



HARGA 180 x Rp 850.0000= Rp 153.000.000 200 x Rp 10.000= Rp 200.000 900 m x Rp 5000 = Rp 4.000.000 180 x Rp 30.000= Rp 5.400.000 36 x Rp 1.000.000 = Rp 36.000.000 20 x Rp 150.000 = Rp 3.000.000 1000 m x Rp 5000 = Rp 5.000.000



Jaring Drum Jumlah



40 x Rp 130.000 = 5.200.000 30 x Rp 200.000 = Rp 6.000.000 Rp 217.800.000



Budidaya Ikan Nila Budidaya ikan nila tidaklah sulit. Ikan nila nilaih satu kerabat dengan ikan mujair. Kedua ikan ini mempunyai kemiripan sifat. Mudah berkembang biak dan mempunyai kemampuan adaptasi yang baik.



Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar seperti sungai, danau, waduk dan rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila berkisar 25-30oC dengan pH air 7-8. Ikan nila ternilauk hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton, plankton, tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya. Pakan buatan untuk budidaya ikan nila sebaiknya berkadar protein sekitar 25%. Biaya pakan untuk budidaya ikan nila relatif lebih murah. Tidak seperti budidaya ikan nila atau ikan lele yang membutuhkan pakan dengan kadar protein tinggi, sekitar 30-45%. Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, yakni pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan penyakit. Memilih benih ikan nila Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina. Budidaya ikan nila secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif dibanding campuran. Karena ikan nila mempunyai sifat gampang memijah (melakukan perkawinan). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat. Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex. Bila sulit mendapatkannya, bibit ikan nila monosex bisa dibuat sendiri. Persiapan kolam budidaya Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup mudah dan biaya konstruksinya murah. Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan dan hewan yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi biaya pembelian pakan buatan atau pelet. Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, perlu langkah-langkah persiapan pengolahan tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran, pemupukan hingga pengairan. Berikut langkah-langkahnya: 



Langkah pertama adalah pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan dengan cara dijemur. Penjemuran biasanya berlangsung selama 3-7 hari,



tergantung kondisi cuaca. Sebagai patokan, penjemuran sudah cukup bila permukaan tanah terlihat retak-retak, namun tidak sampai membatu. Bila diinjak nilaih meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2 cm. 



Selanjutnya, permukaan tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 10 cm. Sampah, kerikil dan kotoran lainnya dibersihkan dari dasar kolam. Bersihkan juga lumpur hitam yang berbau busuk, biasanya berasal dari sisa pakan yang tidak habis.







Kolam yang telah dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah), kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan nila ada pada kisaran 7-8. Untuk menetralkannya lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis pengapuran disesuaikan dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha. Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa nilauk ke dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.







Setelah itu lakukan pemupukan. Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar. Jenisnya bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian pupuk organik berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah. Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, bila dipandang perlu bisa ditambahkan pupuk kimia berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi bagi hewan dan tumbuhan renik yang ada di lingkungan kolam. Sehingga hewan atau tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan.







Langkah selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan secara bertahap. Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan selama 3-5 hari. Biarkan sinar matahari menembus dasar kolam dengan sempurna, untuk memberikan kesempatan pada ganggag atau organisme air lainnya tumbuh. Setelah itu isi kolam hingga ketinggian air mencapai 60-75 cm. Penebaran benih ikan nila



Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.



Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya agar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan. Caranya, nilaukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas dengan sendirinya. Pemeliharaan budidaya ikan nila Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam, langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang paling penting dalam pemeliharaan budidaya ikan nila adalah pengelolaan air, pemberian pakan dan pengendalian hama penyakit. a. Pengelolaan air Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan. Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar aliran debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar ⅓ nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik. b. Pemberian pakan Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%. Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan. Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila: Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor. Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor. Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan. c. Pengendalian hama dan penyakit Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan.



Namun bila budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan nilasal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai. Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang menular. Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih kawasan kolam. Pencegahan merupakan langkah yang paling efektif untuk menekan resiko hama dan penyakit ikan nila. Karena bila hama dan penyakit sudah menyerang, ongkos penanggulangannya akan lebih besar. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit ikan nila, diantaranya: 



Pengolahan dasar kolam, yaitu pengeringan, pengapuran dan pemupukan. Pengeringan dilakukan dengan menjemur dasar kolam setiap kali hendak memulai budidaya. Sinar matahari bisa membunuh sebagian besar hama dan penyakit yang mungkin ada pada periode budidaya sebelumnya. Pengapuran dasar kolam juga membantu mematikan sebagian penyakit. Untuk lebih detailnya silahkan baca persiapan kolam untuk budidaya ikan.







Menilaang filter atau saringan pada pintu penilaukan air untuk mencegah sebagian hama dan vektor pembawa penyakit nilauk ke dalam kolam.







Lakukan secara rutin pemberantasan hama secara mekanis (diambil atau dibunuh) dan pemberantasan hama secara biologis (mempertahankan predator alami hama). Apabila hama tetap membandel bisa dipertimbangkan menggunakan obat-obatan kimia. Gunakan bibit ikan nila unggul yang tahan terhadap penyakit. Bibit sebaiknya didapatkan dari sumber terpercaya, seperti litbang-litbang perikanan.







Mengurangi kepadatan ikan agar tidak terjadi kontak antar ikan secara langsung. Dengan jarangnya populasi, kadar oksigen terlarut dalam air kolam akan lebih banyak.







Berikan pakan dengan takaran yang tepat untuk menghindari terjadinya penumpukan sisa pakan dalam kolam. Sisa pakan akan membusuk sehingga menurunkan kualitas lingkungan kolam dan menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit.







Lakukan penanganan ikan secara hati-hati pada saat penebaran atau pemindahan antar kolam, agar ikan tidak terluka yang memicu infeksi penyakit.



Pemanenan ikan nila Waktu yang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan. Ikan nila yang mencapai bobot 300-500 gram ini biasanya membutuhkan waktu pemeliharaan 4-6bulan. Sistem pemanenan ikan nila harus di lakukan secara bertahap. Teknik pemanenan paling mudah yaitu dengan mengeringkan kolam ikan sebagaian/total. Selama pemanenan ikan nila, kolam harus selalu dialirkan air segar dengan tujuan untuk mencegah ikan tidak stres dan tidak mati. Setelah ikan nila berkumpul di kubangan, maka kita bisa menyerok ikan tersebut. Setelah proses panen selesai, jangan lupa kolam di keringkan untuk persiapan budidaya ikan nila berikutnya



Subsistem Hilir ( Pengolahan )



Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk usahatani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk



yang dihasilkan dariusaha tani didistribusikan langsung ke konsumen. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian didistribusikan kekonsumen. Pelaku ke giatan dalamsubsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, dan lain lain. Industri yang mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir (downstream).



a. Proses Pasca Panen Proses pasca panen merupakan kegiatan yang dilakukan setelah ikan berukuran 400-600 gram/ekor. Pasca panen sendiri terdiri dari kegiatan penanganan/pengangkatan hasil panen dan Pendistribusian ikan hasil panen Penanganan/Pengangkatan hasil panen ikan nila dapat dilakukan dengan dua macamcara ,yaitu pengangkutan dalam keadaan hidup sesuai dengan permintan konsumen ataudalam keadaan mati,akan tetapi ikan nilaih segar.pengangkutan ikan sebaiknya padasuhu udara yang nilaih rendah.misalkan pagi,sore atau bahkan malam hari. b. Penanganan Ikan Hidup Ikan nila umumnya dipanen pada ukuran 3-5 ekor/kg. Ukuran ini merupakan ukuranyang banyak diminati oleh konsumen. Untuk mencapai ukuran panen tersebut, benihikan yang berukuran 10-15 gram per ekor umumnya memerlukan nilaa pemeliharaansekitar 3-4 bulan. Pemanenan ikan nila pada dasarnya diarahkan untuk mendapatkanikan hasil panen dalam keadaan hidup dengan tingkat kerusakan fisik sesedikit mungkin.Hal ini dikarenakan nilayarakat lebih suka membeli dalam keadaan nilaih hidup.Sehubungan dengan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu menetapkan saat panen yang tepat dan mempersiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan. c. Pengangkutan Ikan Nila Hidup Kegiatan lain dari pasca panen adalah mendistribusikan dan Penilaaran ikan. Ikan yang telah di panen.cara ini ada dua macam,yaitu pengangkutan dalam keadaan hidupsesuai dengan permintan konsumen atau dalam keadaan mati,akan tetapi ikan nilaihsegar pengangkutan ikan sebaiknya pada suhu udara yang nilaih rendah.misalkan pagi,sore atau bahkan malam hari. d. Pengolahan Ikan Nila



Pengolahan ikan Nila bermacam - macam, contohnya :Pindang Ikan Nila, Ikan Nila Presto, Nugget ikan nila, Baso Ikan nila Bekasam Ikan Nila, dan Keripik Ikan Nila Balita ( Baby Fish Chips ).