Pengantar Ilmu Pertanian Kopi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan hidayahNya lah saya dapat menyelesaikan makalah Pengantar Ilmu Pertanian yang berjudul “Budidaya Tanaman Kopi”, ini. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini. Saya berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan mahasiswa serta pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk kesempurnaan makalah yang akan datang, kiranya saran dan pendapat yang konstruktif dari pembaca amat saya harapkan.



Penulis,



BAB I PENDAHULUAN Sudah beberapa abad lamanya, kopi menjadi bahan perdagangan, karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain kopi adalah sebagai penyegar badan dan pikiran. Karena kopi menjadi bahan perdagangan, maka dalam menyukseskan pelita ini, perkebunan kopi mendapat kepercayaan dan tugas berat dari pemerintah untuk menghasilkan kopi sebagai bahan ekspor. Tanaman kopi sebenarnya bukan tanaman asli Indonesia, melainkan jenis tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman kopi dibawa ke Indonesia, khususnya Jawa pada tahun 1696. Di Jawa, tanaman kopi mendapat perhatian lebih pada tahun 1699 , karena kopi dapat berkembang dengan baik. Setelah diketahui bahwa tanaman kopi ini hasilnya terus meningkat maka perluasan tanaman terus ditingkatkan, terutama di pulau Jawa. Selanjutnya tanaman itu lebih dipaksakan lagi dengan adanya “Culturstelsel”, mulai saat iru banyak pengusaha kopi yang memperluas usahanya dalam lapangan perkebunan kopi. Awalnya penanaman kopi perkebunan ini banyak terdapat di Jawa Tengah, yakni daerah Semarang, Sala, dan Kedu, dan di Jawa Timur terutama di daerah Basuki dan Malang. Hingga meluas ke daerah Sumatera seperti Lampung, Palembang, Padang dan sebagainya. Namun saat produksi kopi melimpah, perkebunan kopi Indonesia terserang penyakit kopi yang dikenal dengan “Hemileia Vastatrix”. Makalah ini akan memuat semua hal tentang kopi, dari cara pembiakan secara generatif hingga pembiakan secara vegetatif.



BAB II PEMBAHASAN I.



Syarat – syarat Tumbuh Tanaman Kopi



Secara ekonomis pertumbuhan dan produksi tanaman kopi sangat tergantung pada keadaan iklim dan tanah. Kebutuhan pokok lainnya yang tak dapat diabaikan adalah mencari bibit unggul yang produksinya tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Setelah persyaratan tersebut dapat dipenuhi, selanjutnya adalah pemupukan, pemangkasan, pohon peneduh, dan pemberantasan hama dan penyakit. Syarat-syarat tumbuh tanaman kopi yang utama adalah : TANAH Sifat Fisis Tanah Sifat fisis tanah meliputi tekstur, struktur, air dan udara di dalam tanah. Tanah untuk tanaman kopi berbeda-beda, menurut keadaan dari mana asal tanaman itu. Pada umumnya tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus dan permeable, atau dengan kata lain struktur tanah harus baik. Tanah yang baik adalah tanah yang berasal dari abu gunung berapi atau yang cukup mengandung pasir. Tanah yang demikian pergiliran udara dan air di dalam tanah akan berjalan dengan baik. Tanah tidak menghendaki air tanah yang dangkal, karena dapat membusukkan perakaran. Akar tanaman kopi mempunyai kebutuhan oxygen yang tinggi, yang berarti tanah yang drainasenya kurang baik dan tanah liat berat tidak cocok untuk tanaman kopi, sebab selain tanah itu sulit ditembus akar, peredaran air dan udarapun akan menjadi jelek. Demikian tanah pasir berat, pada umumnya kapasitas kelembapan kurang, karena kurang dapat mengikat air. Selain itu tanah pasir berat juga kurang mengandung N atau zat lemas. Zat lemas sangat dibutuhkan oleh tanaman kopi, terutama dalam pertumbuhan vegetatif. Hal ini dapat dibuktikan pada pertumbuhan tanaman ditanah-tanah hutan belantara yang baru saja dibuka. Pada umumnya tanaman ini pertumbuhan dan hasilnya sangat memuaskan, karena humus banyak mengandung berbagai macam zat yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pembuahan. Sebaliknya pada tanah-tanah yang ditanami kembali (tanaman ulang / replating) pertumbuhan dan hasilnya kurang memuaskan. Maka apabila perlu tanaman ulang ini hendaknya diganti dengan tanaman yang tidak sejenis, karena tanaman yang berlainan kebutuhan zat makanan juga berbeda.



Sifat kimia tanah Sifat kimia tanah yang dimaksud disini ialah meliputi kesuburan dan pH. Tanaman menghendaki tanah yang dalam, gembur dan banyak mengandung humus. Tanah yang subur berarti banyak mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan bereproduksi. Tanaman kopi menghendaki reaksi yang agak asam dengan pH 5½ ½ - 6½. Tetapi hasil yang baik serinng kali diperoleh pada tanah yang lebih asam, dengan catatan keadaaan fisisnya baik, dengan daun-daun cukup ion Ca+ untuk fisiologi zat makanan dengan jumlah makanan tanaman yang cukup. Pada tanah yang bereaksi lebih asam, dapat dinetralisir dengan kapur tohor atau yang lebih tepat dalam bentuk pupuk, misalnya ; serbuk tulang / Ca – (PO2) + Calsium metaphosphat / Ca(PO2). Pada umumnya tanah yang lebih asam kandungan mineralnya lebih rendah. Walaupun syarat-syarat yang berhubungan dengan tanah itu dapat dipenuhi dengan baik, tetapi perusahaan perkebunan kopi itu belum tentu menguntungkan, karena masih harus memperhatikan faktor lain, terutama iklim. IKLIM Faktor iklim besar sekali pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi. Faktor iklim mencangkup : a. Daerah penyebaran, tinggi tempat, suhu Kopi adalah suatu jenis tanaman yang terdapat di daerah tropis dan subtropis yang membentang di sekitar garis equator, dan dapat hidup pada dataran rendah sampai dataran tinggi. b. Curah hujan dalam satu tahun Pengaruh curah hujan terhadap tanaman kopi, yang penting bukanlah banyaknya, melainkan pemerataan atau pembagian curah hujan tersebut dalam masa satu tahun. Batas minimal dalam satu tahun sekitar 1.000-2.000 mm, sedang yang optimal sekitar 1.750-2.500 mm. di Indonesia curah hujan mencapai 2.500-3.500 mm. Curah hujan yang melampaui batas juga baik, akan tetapi bila letak daerah itu semakin tinggi, biasanya musim keringnya amat pendek. Padahal musim kering yang agak panjang juga sangat diperlukan untuk memperoleh produksi yang tinggi. Tanaman kopi memerlukan musim kering maksimal 1½ bulan sebelum masa berbunga lebat. c. Angin Pohon kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, terlebih di musim kemarau. Karena angin itu akan mempertinggi penguapan, angin juga dapat



mematahkan dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusak tanaman dibawahnya. Untuk mengurangi kerasnya goncangan angin, ditepi-tepi perkebunan dapat ditanami pohon penahan angin. d. Pengaruh iklim terhadap produksi tanaman. Iklim besar sekali pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman kopi. Pengaruh iklim mulai tampak sejak cabang-cabang primer menjelang berbunga, sampai dengan berlangsungnya penyerbukan, pertumbuhan buah muda sampai buah menjadi tua dan masak. Menjelang musim kemarau pada umumnya cuaca mulai terang, udara tidak berawan. Karena hujan sudah mulai berkurang, berarti penyinaran matahari akan lebih banyak, maka suhu akan meningkat pula. Cabang-cabang primer (plagiotrop) yang sudah dewasa mulai mempersiapkan pertumbuhan bunga. Banyak atau lamanya penyinaran merupakan stimulan bagi besar kecilnya persiapan pembungaan. Oleh karena itu semakin banyak penyinaran, maka persiapan pembentukan bunga akan semakin cepat. Sebaliknya bila penyinaran berkurang, persiapan menjadi lambat dan jumlah persiapan bunga juga rendah. II.



Struktur / Susunan Tanaman Kopi



1. Akar Tanaman kopi berakar tunggang, lurus ke bawah, pendek dan kuat. Panjang akar tunggang ini ± 45-50 cm, yang pada asnya terdapat 4-8 akar samping yang menurun ke bawah sepanjang 2-3 m. selain itu banyak akar cabang samping yang panjang 1-2 m horizontal, sedalam ± 30 cm, dan bercabang merata, masuk ke dalam tanah lebih dalam lagi. Di dalam tanah yang sejuk dan lembap, di bawah permukaan tanah, akar cabang tadi dapat berkembang lebih baik. Sedang didalam tanah yang kering dan panas, akar akan berkembang kebawah. 2. Daun Kopi mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting – ranting tersusun berdampingan. Pada batang atau cabang-cabang yang tumbuhnya tegak lurus, susunan pasangan daun itu berselang seling pada ruas-ruas berikutnya. Sedangkan daun yang tumbuh pada ranting atau cabang yang mendatar, pasangan daun itu terletak pada bidang yang sama, tidak berselang-seling.



Perbedaan besar kecil dan tebal tipisnya daun itu sangat dipengaruhi oleh jenisnya. Permukaan daun kopi berbeda-beda, ada yang datar tetapi ada pula yang berbentuk seperti talang. Daun dewasa berwarna tua (hijau tua), sedangkan daun yang masih muda bewarna perunggu. Ukuran daun kopi ada yang memiliki panjang 10-20 cm, lebar 1½-7½ cm, tetapi ada yang lebih besar atau lebih kecil. Umur daun rata-rata satu tahun, setelah itu berguguran satu demi satu. 3. Batang dan Cabang Semenjak tanaman kopi tumbuh dari bijinya, batang pokok sudah mulai tampak dan tumbuh sampai menjadi besar. Batang yang tumbuh dari biji disebut batang pokok, dan tumbuhnya masih muda. Pada tiap-tiap ruas tumbuhlah sepasang daun yang berhadap-hadapan, yang selanjutnya tumbuh pula cabang yang berbeda-beda. Pada batang tumbuh dua macam cabang, yaitu : a. Cabang yang tumbuh tegak lurus atau vertical. Cabang ini dapat menggantikan kedudukan batang, bila batang itu dalam keadaan patah atau dipenggal. Cabang ini disebut cabang orthotrop, cabang air, tunas air atau wiwilan. b. Cabang atau pang-pang yang tumbuh kesamping atau horizontal. Cabang ini tumbuh pada batang orthotrop yang tempat pertumbuhannya berbeda dengan cabang vertical. Cabang ini merupakan tempat tumbuh bunga atau buah. Cabang ini disebut cabang plagiotrop atau cabang buah. 4. Mata / Kuncup reproduksi dan Kuncup Legitium Batang pohon kopi tumbuh cabang pada buku-bukunya. Tetapi pertumbuhan tanaman muda itu bila tidak terhalang, baru pada buku ke-5 atau ke-6 dari leher akar akan tumbuh cabang. Di daerah ketiak daun yang terletak di atas buku tumbuh dua macam mata kuncup atau titik tumbuh, yaitu : a. Mata kuncup atau kuncup reproduksi, pada batang di ketiak daun tersusun 4-5 mata reproduksiyang tak dapat terlihat dengan mata biasa. Dalam pertumbuhannya, mata reproduksi itu akan mereproduksi cabang-cabang seperti batang aslinya yang disebut cabang orthotrop yang biasa juga disebut cabang reproduksi. Jadi cabang reproduksi ini tumbuh dari kuncup atau mata reproduksi. Cabang-cabang tadi adalah kayu primer, karena kedudukannya sama dengan batang pokok. Tetapi mata kuncup ini hanya akan tumbuh, bila batang atasnya terpotong atau terluka b. Kuncup legitium (kuncup tunas primer), adalah mata tunas yang terdapat pada setiap ketiak daun. Kuncup ini dapat tumbuh sebagai cabang yang arah pertumbuhannya mendatar dan disebut cabang plagiotrop sebab cabang ini berasal dari mata legitium



dan merupakan cabang yang langsung tumbuh dari batang dan disebut cabang primer. Cabang ini baru tumbuh pada ketiak pasangan daun yang kelima atau keenam. Sepanjang hidupnya cabang primer dari setiap ketiak hanya tumbuh sekali. 5. Bunga dan buah a. Bunga kopi tumbuh pada cabang primer atau cabang sekunder, tersusun berkelompok-kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri atas 4-6 kuntum bunga yang bertangkai pendek. Pada tiap ketiak daun dapat tumbuh 3-4 kelompok bunga, maka pada tiap ketiak dapat keluar sampai ribuan kuntum bunga, tetapi yang dapat menjadi buah hanya 40% saja. Bunga yang sudah mekar bewarna putih, sebelum mekar masih berbentuk kuncup yang panjangnya 4-5 mm, seolah dalam keadaan tidur atau berhenti tumbuh sampai waktu ada air hujan. Pertumbuhan ini berhenti sebelum meissis terjadi dalam sel induk. Bila telah terjadi hujan, maka angkutan air lewat kuncup sehingga proses meissis berjalan 8-12 hari setelah jatuh hujan sehingga bunga membuka serentak. Bunga ini hanya dapat bertahan sampai 2 hari saja dan setelah itu akan rontok kecuali ovaria. Bila keadaan kurang menguntungkan, akibat suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah dan banyak hujan, maka bunga menjadi tidak normal dan disebut bunga bintang, dimana-mana bunga tetap kecil dan kaku sedangkan warna bunga biasanya hijau. Susunan kuntum bunga kopi mempunyai susunan : kelopak bunga bewarna hijau, berukuran kecil dan pendek, daun mahkota bunga terdiri dari 3-8 helai daun bunga, benang sari terdiri dari 5-7 helai dan berukuran pendek, tangkai putik berukuran kecil panjang, didalamnya terdapat 2 butir bakal biji, dan bakal buah susunannya tenggelam, di dalamnya terdapat 2 butir bakal biji. b. Buah, terdapat pada cabang primer atau sekunder. Buah kopi yang muda bewarna hijau, tetapi setelah tua menjadi kuning dan kalau masak warnanya menjadi merah. Besar buah kira-kira 1½ x 1 cm dan bertangkai pendek. Buah kopi mengandung 2 butir biji, biji tersebut mempunyai dua bidang, bidang datar (perut) dan bidang cembung (punggung). Tapi ada juga satu butir biji yang bentuknya bulat panjang dan disebut kopi lanang. Buah terdiri dari : -



Kulit, terdiri dari : a). Lapisan bagian luar tipis yang disebut Exocarp, lapisan ini kalau sudah masak bewarna merah. b). Daging buah, daging ini mengandung serabut yang bila sudah masak berlendir dan rasanya manis, dan disebut Mesocarp.



c). Kulit tanduk atau kulit dalam, merupakan lapisan tanduk yang menjadi batas kulit dan biji yang keadaannya agak keras dan disebut endocarp. -



Biji, terdiri dari :



a). Kulit biji yang merupakan selaput tipis membalut biji dan disebut selaput perak atau kulit ari. b). Putih lembaga (endosperm). Pada permukaaan biji yang datar saluran yang arahnya memanjang dan kedalam, merupakan lubang yang panjang sama dengan bijinya. Sejajar dengan saluran itu terdapat satu lubang yang berukuran lebih sempit dan merupakan satu kantong yang tertutup. Di sebelah kantong terdapat lembaga dengan sepasang daun tipis dan dasar akar yang bewarna putih. III.



PEMBIBITAN atau PESEMAIAN



Bibit – bibit yang akan ditanam dapat berasal dari : a) Biji (zaailing), dengan kata lain yang berasal dari pembiakan secara generatif. b) Sambungan dan stek, dengan kata lain yang berasal dari pembiakan secara vegetatif. Pembiakan dari Biji atau Secara Generatif Dalam hal ini yang perlu diperhatikan antara lain : a. Cara memperoleh biji •



Dari kebun sendiri. Perkebunan biasanya mempunyai tempat tersendiri yang khusus untuk dipungut bijinya sebagai bibit. Adakalanya biji itu diambil dari pohon tertentu yang telah diketahui mutunya. Sudah barang tentu yang dipilih adalah pohon induk yang produksinya cukup tinggi, tahan terhadap nematode bubuk batang, atau dengan kata lain yang tahan terhadap hama dan penyakit.







Balai Penelitian Perkebunan Besar (BPPB) yang beralokasi didaerah jember. Apabila dikebun kita sendiri tidak ada biji – biji yang dianggap baik, maka dapat dipesan di BPPB di jember. BPPB di jember adalah Balai Percobaan Tanaman Keras yang telah menghasilkan biji – biji unggul yang sudah diuji keunggulannya. Balai Percobaan tersebut mempunyai kebun percobaan di Kali Wining (Jember) dengan kode BP, dan di Sumber Asin di Malang sengan kode SA.



b. Cara memilih dan memelihara biji Buah yang dipungut adalah yang masak, kemudian dipilih yang baik dan tidak cacat dan yang besarnya normal. Jika biji itu tidak memenuhi syarat harus disingkirkan. Semua buah/biji yang memenuhi syarat kemudian dikerjakan sebagai berikut : •



Biji dikelupas kulitnya, diinjak-injak dengan kain , tetapi tanduk tidak sampai dilepas.







Lendir yang melekat dibersihkan, dengan jalan dicuci atau digosok permukaannya dengan abu dapur.







Setelah bersih biji dikeringkan satu atau dua hari,jadi keringnya tidak langsung sinar matahari,melainkan kering angin.







Biji-biji yang sudah kering, selanjutnya diadakan pemilihan yang kedua kalinya. Jika biji itu hampa dan bentuknya jelek, harus di sortasi, tidak perlu disemai.



c. Cara menyimpan biji Biji-biji yang telah dipilih dalam keadaan kering dapat terus disemaikan. Untuk menunggu musim persemaian yang tepat, biji dapat disimpan untuk sementara waktu. Dan untuk menghindari terjadinya serangan hama bubuk atau untuk mematikan bubuk yang mungkin ada, maka biji-biji tersebut bisa dimasukkan dalam peti dengan jalan: •



Pada dasar peti diberi lapisan kain yang diberi minyak terpentin dengan dosis 1cc/100cm2. Dan diatas kain pada lapisan biji setebal 5cm, diberi kain lagi yang diberi minyak terpentin pula, demikian seterusnya sehingga peti itu penuh.







Bila peti itu sudah penuh, kemudian ditutup rapat-rapat dan dibiarkan selama 3 hari 3 malam agar semua hama mati karenanya.







Kalau penyimpanan itu berlangsung agak lama, maka biji tersebut perlu dicampur dengan bubuk arang yang dibasahi dengan air, dengan perbandingan 1 kg bubuk arang : 150 cc air.







Baik yang disimpan sendiri maupun yang dikirim kepada pemesan perbandingan antara biji dan bubuk arang yakni, 3:1. atau 3kg biji dicampur 1kg bubuk arang yang telah dibasahi tadi.



d. Lamanya penyimpanan biji Biji-biji yang keluar dari peti pengobatan disimpan diruangan yang gelap dan sejuk, baik biji itu akan disemai maupun yang akan dikirim kepada pemesan. Penyimpanan biji tidak boleh terlalu lama, sebab jika terlalu lama daya tumbuhnya akan menurun atau akan habis sama sekali.Biji-biji yang baru akan tumbuh 90 -100%, sedang yang disimpan sekitar 6 bulan daya tumbuhnya ± 60 – 70 %. Sebaiknya penyimpanan jangan sampai lebih dari 3 bulan, dan yang paling baik ialah bila penyimpanan itu dilakukan sekitar 2 bulan.



Agar biji-biji didalam penyimpanan itu tetap baik, maka : •



Semua biji harus dimasukkan ke dalam kantong atau karung (goni) ± 3kg biji.







Untuk penyimpanan yang agak lama biji-biji tersebut harus dicampur dengan bubukan arang yang dibasahi ; tiap 1kg arang diberi 150cc. sedang perbandingan biji dan bubuk arang 1:3, begitu pula biji-biji yang akan dikirim kepada pemesan.







Penyimpanan dimasukkan di dalam ruang yang gelap dan sejuk.



e. Musim menaburkan biji dan banyaknya biji yang diperlukan Bibit kopi dapat ditanam setelah umur 8 – 9 bulan. Maka penaburan biji dipesemaian harus memperhatikan rencana penanaman. •



Kalau bibit itu akan ditanam sebagai zaailing, maka penaburan biji itu ditaburkan pada bulan januari – februari. Dengan demikian jika kelak musim tanam itu tiba bibit sudah berumur 10 – 11 bulan. Tetapi pada bulan –bulan tersebut kita akan terbentur pada suatu kesulitan mencari biji yang baru. Untuk keperluan tersebut pada umumnya dipergunakan biji simpanan yang kemungkinan daya tumbuhnya berkurang. Karena biasanya panenan jatuh pada bulan Mei / Juni akhir bulan Juli.







Kalau bibit akan ditanam sebagai sambungan, baiklah kalau itu ditaburkan pada bulan Agustus, selanjutnya bibit dapat disambung pada umur 1 tahun. Dan waktu itu masih banyak biji yang segar. Bila kelak bibit dikehendaki akan ditanam pada bukan November / Desember bibit sambungan tersebut sudah berumur 4 bulan.







Banyaknya biji yang akan di taburkan tentu saja harus disesuaikan dengan luas rencana penanaman, biji yang ditaburkan perlu diperhitungkan 2 kali lipat dari bibit yang akan ditanam, hal ini bila ditanam sebagai zaailing. Tetapi bila bibit itu akan disambung, maka jumlah biji yang di taburkan adalah dua setengah kali dari rencana penanaman. Hal ini mengingat bahwa daya hidup sanbungan belum tentu bisa mencapai 100%.



f. Pesemaian Tempat Pesemaian Tiap – tiap perkebunan mempunyai tempat khusus sebagai pesemaian tetap. Baik hal ini dipakai sebagai penanaman secara umum maupun sulaman. Jika penaman itu diusahakan secara intensif maka harus betul – betul di tempat yang memenuhi syarat.



Persyaratan yang dimaksud ialah : •



Tanah sedapat mungkin dipilih yang agak datar, subur, dan banyak yang mengandung bunga tanah.







Dekat perumahan dan sumber air, agar memudahkan pengamatan dan pemeliharaan dalam musim kemarau, terutama dalam melakukan penyiraman.







Ada pohon pelindung, agar bisa menahan terik matahari dan percikan air hujan yang lebat, sehingga tidak merusak bibit.







Terhindar dari bibit penyakit dan hama ; tempat – tempat yang akan dipergunakan sebagai pesemaian sebaiknya diselidiki telebih dahulu terhadap kemungkinan adanya infeksi penyakit dan hama. Sehingga apabila ada bibit penyakit atau hama harus diadakan pencegahan dan pemberantasan. Setelah mendapatkan tempat –tempat persemaian yang di anggap tepat, kemudian



tanah tersebut mulai dapat diadakan pencakulan, seterusnya ditanami pupuk hijau yang dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun. Dan 3 bulan persemaian itu dimulai, baiklah kalau tempat – tempat itu disusun terlebih dahulu. Penanaman pohon pelindung dilakukan 1 tahun sebelum pesemaian, setelah syarat – syarat tersebut terpenuhi, semua pekerjaan dapat dimulai sesuai dengan urutan rencana. Tingkat pesemaian Menyemai ada dua tingkat, yakni : a. Tingkat perkecambahan. b. Dederan bibit, pemindahan dari perkecambahan. a. Tingkat perkecambahan Sebelum ditanam dipesemaian, semua biji dikecambahkan lebih dahulu. Pada tempat perkecambahan dibentuk bedeng – bedengan dengan ukuran lebar 1,20m dan panjang 2,40m. selanjutnya pada bedengan itu dilapisi pasir setebal 5 – 10 cm, dan diatas bedengan tersebut diberi atap. b. Cara mengecambahkan semua biji dibenamkan pada lapisan pasir menghadap kebawah, artinya bagian punggung diatas, dan bagian perut di bawah. Pembenaman dilakukan sedemikian rupa sehingga bagian teratas kelihatan rata dengan lapisan pasir. Biji dibenamkan secara berderet dalam satu baris, jarak antara baris larikan yang satu dengan lainnya ialah 5cm. sedang jarak antara biji dengan biji adalah 2,5 cm.



Setiap 1 m bisa memuat 2000-3000 biji, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya biji atau jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit biji tanduk. Setelah selesai pembenaman, biji-biji tersebut diberi pasir lagi, tipis-tipis saja. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembapan biji-biji tersebut, diatas bendengan yang tertutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau jerami yang dipotong-potong antara 0,5-1 c, kemudian diadakan penyiraman dua atau tiga kali sehari, tetapi tidak boleh terlalu basah, karena dapat menyebabkan biji menjadi busuk. Setelah bibit itu berumur 4-8 minggu, biji akan berkecambah, kemudian dapat dipindahkan ke persemaian atau tempat dederan. Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Di dataran rendah yang beriklim panas dengan suhu 82oF, perkecambahan itu memakan waktu 3-4 minggu. Sedang di dataran tinggi yang beriklim dingin perkecambahan makan waktu 6-8 minggu. Selama proses perkecambahan, cotyledon-cotyledon dan embrio kecil membengkak dengan mengisap endosperm, kemudian akar kecil dan hypocotyl tumbuh. Akhirnya hypocotyl muncul dari tanah dengan bentuk membungkuk dan berdiri tegak dengan mengangkat cotyledon-cotyledon yang masih tertutup oleh endosperm dan kulit ari serta endosperma. Perumbuhan dalam tingkat demikian sering disebut soldatje. Karena dalam pertumbuhan semacam ini tampak seperti serdadu. Dalam pertumbuhan soldatje sementara berhenti tumbuh ±1 bulan.kemudian mulai tumbuh lagi, yakni cotyledon membesar sehingga endosperma dan kulit ari sobek kemudian endoscrap lepas. Selanjutnya, cotyledon terangkat seolah-olah masih melekat, kemudian terpisah, tumbuh sepasang keeping yang disebut kepel. Semai dalam tingkat ini sudah berumur 2-3 bulan, selanjutnyua dapat dipindahkan kepersemaian. Kecambah yang dipindahkan kepersemaian harus dilakukan dengan hati-hati, supaya akar tidak rusak. Pemindahan ini dapat dilakukan dengan songkel atau solet. Sebelum dipindahkan ke persemaian harus diseleksibentuk perakarannya, karena akar yang bengkok akan menghasilkan tanaman yang kerdil. Setelah tanah atau lahan siap, semai dalam bentuk kepelan dapat dipindahkan. Kalau semua itu ditanam sebagai zaailing yang lebih muda, jarak tanamannya dibuat 15x30 cm. penanaman harus dilakukan secara hati-hati sekali, agar akar kepelan tidak rusak. Untuk keperluan itu tempat-tempat yang akan ditanami hendaknya dibikin lubang terlebih dahulu dengan menggunakan bamboo. Kemudian barulah bagian akar dan batang ditempelkan pada salah satu sisi lubang dengan tangan kiri, dan tangan kanan melakukan pemadatan tanah dengan hati-hati. Jarak antara daun kepelan ±3 cm.



Hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan persemaian, yaitu : •



Penyiraman; penyiraman ini dilakukan 2 kali sehari, dan dijaga agar tanah bedengan tetap lembab, tetapi tidak boleh terlalu basah.







Penyiangan, rumput-rumput yang tumbuh disekitar bibit harus selalu dibersihkan. Pada waktu bibit masih kecil, penyiangan tidak boleh dilakukan dengan menggunakan korekan, cukup dengan dicabut saja.







Pemupukan setelah semai ini berumur 3 bulan perlu dilakukan pemupukan yang pertama. Pupuk yang dipergunakan umumnya Urea/Za



Cara Pemupukan ada dua, yaitu : a. Dengan dilarutkan kedalam air, Urea yang akan dipakai dilarutkan kedalam air. Setelah urea itu hancur, barulah disiramkan pada persemaian. Untuk menghindari adanya kerusakan daun akibat butir-butir urea, maka semai tadi kemudian disiram dengan air tawar. Jika konsentrasi pupuk yang dipakai hanya 1%, maka semai daunnya tidak akan rusak. b. Dibenamkan, jika pemupukan itu dibenamkan, harus diberikan disekitar tanaman dengan mengingat perkembangan akar. Kalau bibit sudah berumur 4-5 bulan, pemupukan dapat diberikan ditengah-tengah baris tanaman,karena perkembangan akarnya sudah agak lurus. Banyaknya pupuk yang digunakan tergantung pada kesuburan tanah. Untuk bibit yang akan ditanam berasal dari bifid, diperlukan batang yang kuat dan internodia (antara buku-buku) yang pendek. Ini dapat dicapai dengan memeotong pasanganpasangan daun yang keempat sampai pada batas-batas yang dikehendaki. Bila bibit itu direncanakan akan disambung, maka tidak perlu diadakan pemotongan daun, sebab tanaman memerlukan internodia yang panjang. Dengan begitu tidak akan menyulitkan penyambungan Pembiakan secara Vegetatif Pembiakan secara vegetatif pada kopi yang pernah dan sering dijalankan dengan cara menyambung atau mengenten dan menyetek. Dari kedua kemungkinan tersebut, yangn banyak dilakukan secara besar-besaran hanyalah dengan cara menyambung. Sedang menyetek belum begitu luas, sebab kemungkinan hidup sangat kecil, dan tiak semua jenis dapat distek.



a. Menyambung 1. Penyambungan Memerlukan : Batang bawah atau onderstamp sewaktu tanaman itu masih berada di persemaian. Walaupun yang dipentingkan bukan produksinya, tetapi batang bawah harus dipilih tanaman yang sudah teruji keunggulannya. Terkecuali bila penyambungan itu dilakukan pada perkebunan yang sudah tua, dengan maksud untuk memperbaiki jenis-jenis yang sudah jelek atau yang sudah tidak produktif



lagi. Bibit yang disambung adalah sudah sebesar pensil dan



umurnya sudah lebih dari 1 tahun. Pada umumnya entrijs itu dapat diperoleh dari: •



kebun sendiri







memesan dari Balai Penelitian Perkebunan Besar di Jember.



Kalau mengambil dari kebun sendiri , pilihlah pohon yang pertumbuhannya baik, sehat , produksinya, bahan yang diambil adalah tunas air {waterloot}. Kalau bahan sambungan atau entrijs itu banyak dipergunakan , baiklah setiap penanaman itu harus memperhatikan pohon-pohon yang pertumbuhannya baik, dan yang produksinya tinggi. Bila ternyata diketemukan pohon yang baik , perlu diberi tanda, dan airnya tidak perlu diwiwil. Bila



ada kepentingan untuk menyambung dapat diambil



entrijsnya, sebab selalu terjadi krosing



yang tidak diketahui asal-usulnya ,tetapi juga



menghasilkan produksi yang baik , itulah jenis local yang sudah menyesuaikan diri dengan keadaan setempat. 2 . TEKNIK MENYAMBUNG Maksudnya adalah : suatu usaha perbaikan mutu untuk mendapatkan lebih banyak pohon dengan sifat-sifat



pohon induknya. Atau untuk mempertahankan



jenis telah



teruji



keunggulannya , baik ketahanan terhadap hama dan penyakit maupun produktivitasnya. Peristiwa ini adalah pembiakkan secara vegetatif dengan menyambung {mengenten} cabangcabang atau tunas pohon induk dari batang pohon induk dari batang pohon bagian bawah. Pelaksanan yang harus diperhatikan di dalam penyambungan antara lain: -



Bibit yang akan disambung



Bibit atau calon batang bawah yang akan disambung dilakukan setelah berumur 1 tahun , batang bibit sudah sebesar pensil. Bibit yang umurnya belum mencapain 1 tahun , batangnya masih terlalu kecil sehingga besarnya bahan sambungan tidak sama. dimaksudkan agar proses penyambungan bisa dilakukan denga mudah.



Hal ini



-



Musim menyambung



Saat yang baik bagi batang bawah maupun batang atas, yang disambung dengan penyambungannya , ialah pada bulan-bulan November sampai April, yakni musim penghujan. Setelah bulan April janganlah melakukan penyambungan lagi karena waktu itu merupakan musim bunga yang pertama . Tidak berarti hal ini tidak mungkin. Baik kuncup legitium dari entrijs cabang terutama telah mempersiapkan untuk berbunga , sehingga beberapa saat setelah sambungan itu hidup segera akan tampak berbunga. Jika ini dilakukan dapat memperlambat pertumbuhan batang . Selain itu jangan mengadakan penyambungan pada musim kemarau karena pada waktu itu tanaman sedang dalam fase istirahat , sehingga prosentase persilangan akan lebih kecil. 3 . JENIS ENTEN Pada sambungan kopi ada dua jenis , yakni: a). Enten pucuk atau sering disebut ‘Top-enten” b). Enten cabang atau biasa disebut “Tak-enten” Ada beberapa macam “Tak-enten”; antara lain yang banyak dipakai adalah: -



Enten cabang bentuk kipas (Waaier tak-enten)



-



Enten cabang bentuk pecut (Sweep tak-enten)



a) Enten pucuk atau top-enten Kalau pada penyambungan ini menggunakan enten dari wiwilan atau waterloot, hal ini dapat dilakukan pada persemaian atau kebun peremajaan, sebagai batang bawah , sehingga diperoleh pohon kopi baru dengan bentuk dan sifat-sifat keturunan pohon induk dari mana entrijs itu berasal . jadi tanaman baru ini tetap tumbuh sebagai batang plagiotrop. b) Enten cabang atau tak –enten Kalau penyambungan ini menggunakan entrijs dari cabang kipas atau cabang pecut hendaknya penyambungan ini dilakukan pada perkebunan tua atau kebun yang kurang baik hasilnya. Pada jenis penyambungan ini pertumbuhannya akan sesuai dengan cabang induknya dan akan tumbuh sebagai cabang plagiotrop(horizontal). Pembentukan mahkota pada pohon baru ini akan tumbuh lebih cepat, lebih sempurna, dan kelak kemudian hari tak usah memenggal. Sifat keturunan dari enten itu akan tetap, tetapi bentuknya tergantung pada cabang dari mana entrijs itu berasal.



Memilih entrijs untuk enten : •



Dalam hal ini baik kuncup reproduksi maupun legitium tidak kelihatan. Entrijs semacam ini baik untuk enten pucuk ataupun untuk cabang.







Dalam entrijis ini yang kelihatan hanya kuncup reproduksi. Ini lebih baik, untuk enten pucuk atau enten cabang, lebih cepat tumbuh.







Pada entrijs ini yang kelihatan hanya kuncup legitium, maka apabila hal ini dipakai sebagai entrijs karena lebih cepat tumbuh. Keadaan macam ini dapat dielakkan dengan melepaskan kuncup-kuncup sebelum dienten.







Entrijs ini baik kuncup legitium maupun kuncup reproduksi sudah kelilhatan, kuncup demikian baik untuk enten cabang atau untuk pucuk







Pada entrijs ini yang kelihatan hanya kuncup legitium dan kuncup reproduksi sebelah saja. Kuncup demikian kurang baik sebagai bahan sambungan.







Pada entrijs ini kedua daun kuncup reproduksi kelihatan, sebuah kuncup legitium telah tumbuh sebagai cabang simpangan legitium. Buat enten cabang bentuk kipas dan enyten pucuk juga baik. Akan tetapi keadaan tidak terpaksa sebaiknya tidak perlu digunakan sebagai cabang bentuk kipas.







Entrijs ini kedua kuncup reproduksi kelihatan, sedang kedua kuncup legitium telah tumbuh menjadi cabang simpangan legitium. Cabang demikian paling baik buat enten cabang bentuk kipas maupun enten pucuk.



4. Cara Menyambung (Meng-Enten) Cara mengenten tanaman kopi ada tiga macam, yaitu : a. Spleet enten adalah cara menyambung dengan celah b. Plak enten adalah cara menyambung dengan potongan miring yang sama dan dilekatkan c. Cara Kina adalah cara menyambung dengan metode menyambung kina. Spleet Enten Besarnya batang bawah atau onderstamp yang sudah memenuhi syarat dipotong mendatar atau agak miring. Pemotongan dilakukan dengan gunting pangkas dan diulangi pisau okulasi yang tajam, supaya lukanya bisa halus. Panjang pemotongan menurut keadaan bibit, yakni antara 15-25 cm dari leher akar. Selanjutnya pada potongan itu dibelah memanjang ke bawah sepanjang ± 3-4 cm dari ujung. Entrijs yang telah tersedia diambil (dipotong) satu ruas yang ada bukunya, di atas buku dipotong ± 1-2 cm. Kemudian di bawah buku dipotong secukupnya ± 7 cm dan dipotong



miring kanan dan kiri sehingga membentuk biji. Irisan atau potongan tadi disesuaikan dengan panjangnya celah dan harus halus dan simetris. Kemudian entrijis dimasukkan ke dalam celah dan dibalut, sesudah itu diberi pelumas dari paraffin dan ditutup dengan tabung kertas atau kantong plastic. Waktu memasukkan entrijs ke dalam celah, kambiumnya harus saling melekat, maka harus diusahakan bahan yang sama besarnya. Apabila antara besarnya entrijs dan onderstam tidak sama, maka salah satu dari sisi cambium harus saling melekat. Sebab bila salah satu sisi cambium tidak melekat, sambungan itu tidak akan berhasil. Plak enten Cara mencari onderstamp dan entrijs pada penyambungan plak enten sama dangen “Spleet enten”, hanya irisannya yang berbeda. Batang atas dan batang bawah diiris dengan kemiringan yang sama, selanjutnya dilekatkan sehingga cambium yang satu dengan lainnya saling melekat. Sesudah proses ini selesai kemudian baru dibalut, sedangkan perlakuan selanjutnya sama seperti awal. Kedua cara penyambungan ini umumnya dilakukan di persemaian atau permajaan Cara Kina Cara penyambungan ini dilakukan pada tanaman yang onderstampnya lebih besar daripada entrijsnya, penyambungan cara ini banyak dilakukan di kebun. Ujntuk batang bawah, pada ketinggian 10-15 cm dari leher akar diiris miring kebawah sepanjang ± 3 cm. kemudian entrijs juga diiris miring tegak simetris, tetapi irisan pada entrijs hanya satu bidang saja. Selanjutnya entrijs tai disisipkan pada irisan batang bawah dan dibalut. Selanjutnya pada cara ini batang bawah baru diadakan pemotongan setelah sambungan itu jelas hidup. Seandainya sambungan itu tidak berhasil dapat dipindahkan di lain bagian batang yang sama. b.Menyetek keunggulan menyetek kopi yaitu : 1. Jenis-jenis unggul dapat langsung diperbanyak di bedengan tanpa menyambung. 2. Tanman akan berproduksi lebih awal ± umur 3 tahun 3. Tanaman dari stek lebih tahap terhadap gangguan cacing, karena dejak ditanam telah banyak akarnya. 4. Tak usah memilih bifid dan bifid dapat kita hemat.



Disamping segi-segi yang menguntungkan, ada juga kekurangannya, yaitu : 1. karena tak ada akar tunggang, maka tak tahan terhadap goncangan angina 2. Biaya lebih mahal, banyak pemeliharaan dan banyak perlengkapan yang dibutuhkan. Yang perlu dipersiapkan dalam menyetek, yaitu : 1. Bedengan -



Atap : terdiri dari bamboo atau batang lamtoro yang ditutup dengan rantingranting, yang memanjang. Atau bedengan itu sebelumnya ditanami peneduh yang diatur sebaik-baiknya. Kalau menggunakan atap, ukuran per bedeng atau lajur umumnya tinggi depan 1,5 m, dan belakang 1 m.



-



Plupuh : tempat menancapkan stek yang diisi dengan 50% tanah dan 50% pasir. Kalau tak bisa diperoleh plupuh dapat menggunakan kantong-kantong plastic.



2. Bahan Stek Bahan stek dapat dicari di kebun-kebun yang secara kebetulan buahnya baik, dan diambil dari wiwilan (tunas air). Untuk tanaman rakyat umumnya tidak ada kebun entrijs (stek khusus) 3. Tenaga Penyemprot Kalau stek telah ditanam pada plupuh atau kantong-kantong plastic, sejak ditanam selalu diadakan penyiraman, tiap 2 jam sekali, mulai dari jam 9.00 sampai jam 15.00 4. Bedengan Pemeliharan Dalam waktu satu bulan stek-stek yang hidup dapat dipindahkan ke bedengan pemeliharaan. Bedengan pemeliharaan bentuknya sama dengan bedengan pesemaian. Jarak antara bedengan yang satu dengan yang lainnya 0,5 m. jika jarak tanam dibuat 20 x 20 cm, maka untuk keperluan 1 ha harus disediakan 1.000-1.200 stek, dan bedengan penyetek 50-60 m2 Bedengan penyetekan yang dipergunakan terus-menerus dalam satu periode pemeliharaan tidaklah benar. Sebab presentase pasir yang tinggi pada media pertama, akan memerlukan pupuk lebih banyak dan penyiraman yang dilakukan setiap hari. Jadi sebaiknya dipisahkan antara bedengan penyetek dengan bedengan pemeliharaan.



Lain cara yaitu menggantikan bedengan pemeliharaan, dengan keranjang-keranjang atau kantong-kantong plastic yang diisi tanah yang dicampur dengan kompos atau pupuk kandang. Cara ini mudah dipindahkan tanpa merusak stek. Keranjang dapat ikut ditanam, akan tetapi ada bahanyanya, karena tanaman akan diserang rayap. Jika kerangjang tidak ikut ditanam, keranjang dipotong kebawah, sebelum ditanam. Dengan cara ini akar-akar lebih cepat tumbuh. Dalam hal ini penggunaan keranjang akan lebih baik hasilnya daripada yang menggunakan bedengan pemeliharaan. Memotong dan Memelihara Stek Membuat stek sebaiknya pada musim penghujan, yaitu bulan april sampai mei. Bila usaha ini berhasil maka setelah umur ± 8 bulan, stek yang hidup dapat dipindahkan ke lapangan/kebun. Bahan stek diambil dari wiwila, yang dipakai 2 atau 3 ruas. Ruas yang pertama harus dibuang. Yang paling baik dan paling muda tumbuh adalah ruas ke dua dan ketiga dari ujung batang yang masih pipih. Mata sirung sedapat mungkin dihilangkan. Panjang stek ± 10 cm, dipotong miring sehingga bagian ujungnya menjadi runcing, supaya permukaannya menjadiluas dan mudah tumbuh. Jika ruas terlalu pendek, dapat dipakai 2-3 ruas, sehingga panjangnnya 10 cm. dengan maksud supaya cadangan karbohidrat cukup digunakan selama satu bulan sebelum stek tumbuh. Untuk mengurangi penguapan, maka daun harus dipotong ± 2/3 dari panjang daun. Sebelum stek ditanam, sementara bahan-bahan itu dapat ditaruh dalam ember yang berisi air atau dapat langsung ditanam pada bak penyetek. Stek ditanam tegak, sehingga daunnya sejajar dan terletak pada permukaan tanah dengan jarak tanam 5 x 10 cm. Ruas kedua dapat tumbuh 90% dalam waktu 1 bulan, ruas ketiga 80% dan ruas keempat 70%. Setelah 1 bulan stek yang tumbuh dapat dipindahkan ke bedengan pemeliharaan. Pengambilan harus dilakukan dengan hati-hati. Jarak tanam 20x20 cm. di dalam bedengan ini waktunya lebih pendek daripada bibit yang berasal dari biji, yakni ± 8 bulan setelah itu dapat ditanam dilapangan/kebun. Di kebunstek ini kecepatan tumbuhnya juga lebih baik daripada bibit yang berasal dari biji, sehingga tahun ketiga sudah dapat menghasilkan. Cara semacam ini akan lebih menghemat bifid dan lebih cepat menghasilkan. Bila penyulaman sangat mendesak, stek ini sangat baik digunakan.



BAB III PENUTUP Tanaman kopi termasuk salah satu tanaman penting untuk Indonesia, walaupun sebenarnya kopi bukanlah tanaman asli Indonesia. Indonesia telah banyak memiliki kebun kopi yang sudah tersebar dimana-mana. Untuk itu pemerintah mengembangkan perkebunan kopi. Tanaman kopi dapat dikembang biakkan dengan dua cara yaitu dapat dengan cara biji atau perkembang biakan secara generatif atau dapat juga berkembang biak secara vegetatif atau tanpa menggunakan biji.



PERKEMBANG BIAKKAN TANAMAN KOPI



OLEH : EKA AYU DHARMA YANTI GIRI NIM : 0717351001



Program Studi Sosial Ilmu Pertanian Jurusan Sosial Ilmu Pertanian Fakultas Pertanain Universitas Udayana 2007/2008