Pengaruh Budaya Dan Politik Dalam Bisnis Internasional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BISNIS INTERNASIONAL “PERAN BUDAYA DAN POLITIK DALAM BISNIS INTERNASIONAL” Dosen Pengampu : Gusti Alit Suputra,S.E.,M.M



OLEH KELOMPOK 5 KELAS C12







Ni Putu Vira Diah Nathania







Made Mayra Sukma Dewi Gus Made Sudarta







I Wayan Mahendra



​1832121555



​ ​



Made Bella Purnama Devi







​1832121603







​1832121007 ​1832121576 ​1832121760



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WARMADEWA BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Setiap negara memiliki permasalahan yang kompleks. Mereka harus bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.Salah satu masalah kompleks tersebut adalah mengenai permintaan masyarakat akan kebutuhan yang mereka inginkan yang tidak sesuai dengan persediaan yang ada di negara/wilayah negara tersebut. Mereka harus mencari cara agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi dan dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat dan penduduknya. Salah satunya adalah dengan melakukan kerjasama dengan negara lain melalui perdagangan internasional atau bisnis internasional. Bisnis internasional memang mempunyai pengaruh besar pada perubahan suatu negara.Dengan bisnis internasional suatu negara dapat mengetahui apakah negara mereka termasuk negara berkembang ataukah negara maju. Sebenarnya bisnis internasional ini muncul sejak tahun 1600 M yang diawali oleh pedagang-pedagang Venesia dan Yunani yang mengirim wakil-wakilnya keluar negri untuk menjual barang-barang mereka. Setelah itu bisnis internasional semakin



berkembang di dunia barat dan timur dengan kebijakan dan perjanjian masing-masing negara yang sesuai dengan hukum dan budaya mereka.Bisnis ini kemudian menjadi sarana penting bagi negara-negara tersebut untuk berkompetisi dengan negara lain agar mereka bisa menjual produk unggulan mereka agar laku di pasaran



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana karakteristik dari kebudayaan ? 2. Apa saja komponen-komponen sosiokultural ? 3. Bagaimana memahami budaya-budaya nasional? 4. Apa itu kekuatan ideologi ? 5. Apa saja yang termasuk organisasi internasional ? 6. Bagaimana penilaian risiko suatu negara (CRA) ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui karakteristik kebudayaan. 2. Untuk mengetahui komponen-komponen sosiokultural. 3. Untuk mengetahui memahami budaya-budaya nasional. 4. Untuk mengetahui kekuatan ideologi. 5. Untuk mengetahui organisasi internasional. 6. Untuk mengetahui penilaian risiko suatu negara (CRA.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Karakteristik Kebudayaan Budaya adalah kumpulan nilai, kepercayaan, perilaku, kebiasaan, dan sikap yang membedakan suatu masyarakat dari yang lainnya. Culture is the collection of values, beliefs, behaviors, customs, and attitudes that distinguish a society (Griffin; 1999 : 326). Jika suatu perusahaan meluaskan usahanya ke pasar internasional, menambah fasilitas produksinya di negara lain, mencari tenaga kerja asing yang lebih produktif dan lebih berbakat, maka bagi perusahaan tersebut mulai muncul tantangan dalam hal perbedaan budaya diantara bangsa-bangsa yang berhubungan bisnis dengan mereka. Beberapa karakteristik kebudayaan perlu diperhatikan karena mempunyai relevansi dengan bisnis internasional:



-



Kebudayaan mencerminkan perilaku yang dipelajari (learned behavior) yang ditularkan dari satu anggota masyarakat yang lainnya.



- Unsur- unsur kebudayaan saling terkait (interrelated). - Kebudayaan sanggup menyesuaikan diri (adaptive), artinya kebudayaan berubah sesuai dengan kekuatan-kekuatan eksternal yang mempengaruhi masyarakat tersebut.



-



Kebudayaan dimiliki bersama (shared) oleh anggota- anggota masyarakat tersebut dan tentu saja menentukan keanggotaan masyarakat itu. Orang-orang yang samasama memiliki suatu kebudayaan adalah anggota suatu masyarakat; orang-orang yang tidak memilikinya berada diluar batas-batas masyarakat itu



2.2 Komponen-Komponen Sosiokultural Komponen-komponen sosiokultural yaitu sebagai berikut :



1. Estetika Estetika berkaitan dengan rasa keindahan, budaya dan selera yang baik dan dilengkapkan dalam seni, drama, musik, cerita rakyat dan tari-tariannya. Berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari-tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat.



2. Sikap dan Kepercayaan Setiap budaya memiliki seperangkat sikap-sikap dan kepercayaan yang mempengaruhi hampir seluruh perilaku manusia dan membantu membawa ketertiban kepada masyarakat dan individu-individunya. Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun sistem kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi (Cateora). Semakin banyak yang dapat dipelajari para manajer tentang sikap-sikap kunci tertentu, semakin siap mereka untuk memahami mengapa orang-orang berperilaku seperti yang telah diperbuat, utamanya ketika reaksi-reaksi mereka berbeda dari harapan yang telah dipelajari para manajer itu dalam berurusan dengan masyarakatnya sendiri. Beberapa sikap yang sangat penting bagi para pelaku bisnis adalah :



a. Sikap Terhadap Waktu Bagi orang Amerika waktu adalah sangat berharga, maka bila membuat perjanjian dengan seseorang dan ia terlambat lebih dari sejam maka bisa diasumsikan bahwa orang ini tidak menganggap pertemuan tersebut penting. Jika mengadakan perjanjian dengan orang Jerman jam 12 siang, maka pastikan tiba disana sebelum waktu yang dijanjikan. Namun bila melakukannya dengan orang Brasil, harus menyebutkan siang waktu Inggris. Jika tidak, orang Brasil bisa muncul antara tengah hari hingga jam 2 siang.



b. Sikap Terhadap Pencapaian dan Pekerjaan Orang Jerman menempatkan bersenang-senang sebagai yang pertama dan bekerja sebagai yang kedua, kebalikannya berlaku di Amerika. Di negara berkembang sikap terhadap bekerja berubah setelah terjadinya efek demonstrasi, yaitu akibat melihat orang lain dengan barnag-barang yang diinginkan, membuat mereka bekerja lebih tekun untuk dapat memiliki barang- barang tersebut. Efek sebaliknya terlihat di negara-negara industri, dimana jam kerja mulai berkurang. Di Amerika tahun 1996 pekerja produksi bekerja 42,6 jam, di Jerman 39,0 jam dan di Perancis 38,3 jam. Tahun 1994 jumlah jam di Amerika adalah 43,3 jam. Di Jepang th 1988 bekerja 43,3 jam turun menjadi 39,5 jam pada tahun 1996 dan tahun 2001 menjadi 25 jam perminggu.



c. Sikap Terhadap Perubahan Perusahaan Amerika, yang terbiasa dengan penerimaan yang cepat dari orang Amerika akan sesuatu yang baru, seringkali heran untuk menemukan bahwa sesuatu yang baru tidak membawa semacam keajaiban di pasar, dimana sesuatu yang telah dicoba dan dibuktikan lebih disukai dari pada sesuatu yang tidak dikenal. Penghargaan yang terlalu berlebihan terhadap metode tradisional sangat menyulitkan seorang manajer produksi untuk menerapkan proses baru, seorang agen pemasaran untuk memperkenalkan produk baru atau seorang bendaharawan untuk mengubah system akuntansi.



3. Agama Agama, suatu komponen kebudayaan yang penting, bertanggung jawab atas banyak dari sikap kepercayaan yang mempengaruhi perilaku manusia. Suatu pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dasar dari beberapa agama besar akan memberikan pemahaman yang yang lebih baik mengapa sikap orang-orang begitu jauh berbeda dari satu negara ke negara lain.



4. Kebudayaan Material Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci sedangkan kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional (Cateora). Kebudayaan material merujuk kepada semua obyek buatan manusia dan berhubungan dengan bagaimana orang membuat benda-benda (teknologi) dan siapa membuat apa dan mengapa (ilmu ekonomi).



a. Teknologi Teknologi suatu masyarakat adalah bauran pengetahuan yang dapat digunakan yang diterapkan masyarakat dan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan ekonomi dan budaya. Ia ada dalam beberapa bentuk disetiap organisasi budaya.



b. Dualisme Teknologi Adanya teknologi maju dan teknologi primitive dalam system produksi yang digunakan secara berdampingan. Teknologi tepat guna, teknologi (maju, menengah atau primitive) yang paling cocok dengan masyarakat yang menggunakannya.



c. Efek Boomerang Apabila teknologi yang dijual kepada perusahaan di negara lain untuk memproduksi barang-barang yang menyaingi barang-barang dari penjual teknologi itu.



5. Pendidikan a. Ukuran



Pendidikan UNESCO merekomendasikan untuk mendefinisikan seorang yang melek huruf sebagai “seorang yang dapat membaca maupun menulis pernyataan singkat dan sederhana mengenai kehidupan sehari-harinya. “ Di beberapa negara, sensus melek huruf terdiri atas pertanyaan kepada responden mengenai apakah mereka dapat membaca dan menulis, serta meminta mereka untuk menandatangani nama mereka yang dianggap sebagai bukti bahwa mereka melek huruf. Walaupun demikian, data ini memang sedikit membantu. Para agen pemasaran tertarik pada tingkat melek huruf karena membantu mereka dalam memutuskan jenis media yang akan digunakan dan pada tingkat mana mereka harus mempersiapkan iklan, label, pajangan strategis, dan manual pemilik. Manajer personalia akan menggunakan tingkat melek huruf sebagai pedoman dalam memperkirakan jenis tenaga manusia yang tersedia untuk menjalankan operasi perusahaan.



b.



Brain Drain Hampir semua negara berkembang yakin bahwa pembangunan ekonomi tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengembangan sumber daya manusia, dan selama dua dekade terakhir khususnya, pemerintah mungkin telah melakukan investasi berlebihan pada pendidikan tinggi dalam hubungan dengan permintaan akan mahasiswa. Hasilnya adalah meningkatnya pengangguran di antara orang-orang terdidik, di mana hal ini telah menyebabkan terjadinya brain drain, yaitu emigrasi para profesional ke negara-negara industri.



c.



Reverse Brain Drain Arus Batik Kaum Cendikiawan (reverse brain drain) sedang membuat sibuk para pendidik dan pelaku bisnis Amerika. Setelah mengalami brain drain yang parah selama lebih dari 30 tahun, Korea dan Taiwan kini membujuk para insinyur dan ilmuwannya yang bergelar doktor dan berpengalaman 10 tahun atau lebih di perusahaan-perusahaan berteknologi tinggi di Amerika, untuk pulang ke negaranya. Lebih banyak uang dan peluang untuk memulai bisnis di negara-negara industri ini merupakan daya tarik. Orang-orang yang kembali ini memberikan pengaruh yang nyata atas daya saing negeri mereka. Direktur kantor ilmu pengetahuan di Sun Micro System mengatakan, “Setengah wakil presiden bidang teknik di perusahaanperusahaan elektronik Taiwan pergi ke Amerika Serikat untuk bersekolah, untuk bekerja di Sun dan Hewlett Packard, lalu membawa kembali uang tunai ke Taiwan untuk membuka perusahaan.



d.



Pendidikan wanita tren penting lainnya adalah turunnya tingkat buta huruf pada wanita. Statistik-statistik ini sangat relevan bagi para pelaku bisnis karena hampir setiap negara, wanita berpendidikan memiliki jumlah anak lebih sedikit, lebih sehat, dan lebih berpendidikan dibandingkan dengan anak dari wanita yang, tidak berpendidikan. Mereka mencapai tingkat partisipasi angkatan kerja yang lebih tinggi dan memperoleh penghasilan yang lebih baik. Tidak diragukan lagi, hal ini akan mengarah kepada meningkatnya peranan wanita dalam pengambilan keputusan keluarga, yang akan mengharuskan para agen pemasaran memperbaiki kembali program-program promosi mereka guna memanfaatkan tren penting ini.



6. Bahasa a. Bahasa percakapan : Bahasa adalah kunci bagi kebudayaan, dan tanpa bahasa, orang menemukan dirinya terisolasi dari semua hal kecuali lingkaran budaya.



b.



Bahasa Budaya : Bahasa percapakan memisahkan budaya persis seperti hambatan-hambatan fisik.



c.



Bahasa Asing : Ketika ada banyak bahasa percakapan di dalam suatu negara (India dan banyak negara-negara Afrika), satu bahasa asing biasanya berlaku sebagai kendaraan utama untuk berkomunikasi lintas budaya.



d.



Bahasa Inggris Bahasa Penghubung Bisnis : Penggunaan bahasa Inggris



sebagai lingua franca bisnis telah berkembang demikian cepat di Eropa sehingga lebih dari setengah orang dewasa di Uni Eropa dapat berbicara dalam bahasa Inggris. Hampir 40% dari penduduk Uni Eropa menggunakannya sebagai bahasa kedua. Dan bahkan persentase yang lebih besar, yaitu 69 persen, setuju bahwa “setiap orang sebaiknya berbicara dalam bahasa Inggris.”



e. Harus Berbicara Dalam Bahasa Lokal : Meskipun semakin banyak para pelaku bisnis berbicara dalam bahasa Inggris, ketika mereka membeli, mereka memaksa untuk melakukan bisnis dalam bahasa mereka sendiri. Penjual yang dapat menggunakan bahasa ini memiliki kelebihan dalam persaingan. Selain itu, mengetahui bahasa di daerah itu menunjukkan sikap tehadap budaya dan orang-orang di wilayah itu.



f.



Terjemahan : Kemampuan berbicara dalam bahasa tertentu dengan baik tidak mengurangi kebutuhan akan penerjemah.



g.



Menggunakan Terjemahan Kembali : Untuk menghindari kesalahan dalam penerjemahan, agen pemasaran yang berpengalaman akan lebih menyukai apa yang sebenarnya merupakan penerjemahan kembali. Tidak ada metode yang benar-benar sempurna, tetapi pendekatan penerjemahan kembali sampai sejauh ini adalah alat ter aman yang dapat digunakan.



h. Kata-kata Teknis : Para penerjemah mengalami kesulitan dengan istilah-istilah teknis yang tidak ada dalam suatu bahasa dan dengan kata-kata biasa yang memiliki arti khusus untuk industri tertentu.



i.



Bahasa yang Tidak Diucapkan : Komunikasi non verbal, seperti gerak isyarat dan bahasa tubuh, pintu yang tertutup disuatu kantor, ukuran kantor, Jarak saat bercakap-cakap.



j.



Bahasa Pemberian Hadiah : Hadiah-hadiah yang dapat diterima, hadiah atau suap serta pembayaran yang dipermasalahkan.



7. Organisasi Kemasyarakatan Setiap masyarakat memiliki suatu struktrur atau organisasi yang pengaturan hubungan yang terpola, yang mendefinisikan dan mengatur cara dengan mana anggotanya berinteraksi satu sama lain. Para antropolog pada umumnya mempelajari aspek budaya penting ini dengan membaginya menjadi dua golongan kelembagaan : yang berdasarkan pertalian keluarga dan yang berdasarkan asosiasi bebas dari individu – individu.



1. Pertalian Keluarga Keluarga adalah unit dasar kelembagaan yang berdasarkan pada pertalian keluarga. Tidak seperti keluarga Amerika, yang pada umumnya terdiri atas orang tua dan anak – anak mereka, keluarga – keluarga di banyak Negara, terutama di Negara – Negara berkembang. Diperluas untuk memasukkan anggota keluarga berdasarkan darah dan perkawinan.



2. Asosiasi Unit – Unit social yang tidak didasarkan pada hubungan keluarga, yang dikenal sebagai asosiasi oleh para antropolog, mungkin dibentuk berdasarkan usia, gender atau minat yang sama. Usia : para produsen barang – barang konsumen cukup menyadari pentingnya membuat segmentasi pasar berdasarkan kelompok usia, yang seringkali bersifat lintas budaya. Fakta ini telah memungkinkan para agen pemasaran untuk berhasil dalam menjual produk – produk seperti pakaian dan rekaman ke pasar-pasar muda-mudi. Gender : dengan berubahnya suatu Negara menjadi menjadi Negara industri, maka lebih banyak wanita yang memasuki bursa lapangan kerja, dan dengan demikian menjadi penting dalam perekonomian. Tren ini mendapat dorongan lebih lanjut ketika gerakan wanita untuk persamaan gender menyebar ke masyarakat yang secara tradisional didominasi pria di negara-negara yang kurang maju.



2.3 Memahami Budaya-Budaya Nasional Geert Hofstede Seorang sosiolog Swedia, mewawancarai ribuan karyawan di 67 Negara menemukan perbedaan jawaban atas 32 pertanyaan didasarkan atas empat dimensi yaitu :



1. Individualisme Versus Kolektivisme Menurut Hofstede kolektivisme merupakan bagian dari kelompok yang seharusnya menjaga mereka dengan imbalan loyalitas, budaya individualisme diharapkan untuk mengurus diri mereka sendiri dan keluarga dekat mereka.



2. Jarak Kekuasaan Besar Versus Kecil



Jarak kekuasaan adalah sejauh mana anggota-anggota masyarakat menerima distribusi kekuasaan yang tidak merata di antara indvidu.



3. Penghindaran Ketidakpastian yang Kuat Versus yang Lemah Adalah tingkat di mana para anggota masyarakat merasa terancam oleh ambiguitas dan menolak untuk mengambil risiko. Para karyawan di dalam budaya yang menghindari risiko tinggi seperti Jepang, Yunani dll cenderung tetap tinggal dalam organisasi mereka untuk waktu yang lama. Orang-orang yang berasal dari Negara tingkat peghindaran risiko yang rendah seperti Amerika Serikat, Singapura dll adalah jauh lebih pada sering berpindah-pindah pekerjaan.



4. Maskulinitas Versus Femininitas Tingkat dimana nilai-nilai dominan dalam suatu masyarakat menekankan ketegasan, akuisasi uang dan status, serta pencapaian penghargaan organisasional yang simbolis maupun yang kelihatan, (maskulinitas) dibanding tingkat dengan mana nilai-nilai tersebut menekankan pada hubungan perhatian terhadap orang lain, dan kualitas hidup secara keseluruhan (femininitas). Empat dimensi itu membantu memperlihatkan bahwa keterampilan manajemen adalah spesifik secara budaya yaitu: “suatu teknik atau falsafah manajemen yang sesuai untuk suatu budaya nasional belum tentu sesuai untuk budaya lain.“jelaslah, manajemen di negara-negara barat yang berbeda memerlukan aktivitas yang berbeda dan dengan demikian, generalisasi tidaklah dibenarkan. Akan tetapi, para penelitian lain yang menggunakan data yang berbeda, menemukan dimensi-dimensi yang sama atau serupa, yang mengarahkan Hofstede untuk menyimpulkan bahwa “ada bukti yang kuat bahwa empat dimensi itu memang universal.” (Syahfudin, dkk, 2013)



2.4 Kekuatan Ideologi Kapitalisme, Komunisme,Sosialisme, Liberalisme dan Nasionalisme .



-



Kapitalisme : Merupakan sistem ekonomi dimana alat-alat produksi dan distribusi sebagian besar dimilki dan dioperasikan oleh swasta untuk keuntungan pribadi. Kaum kapitalis beranggapan bahwa idealnya semua faktor produksi adalah milik swasta atau perorangan. Dalam dunia kapitalis pemerintah membatasi fungsinya dan hanya menangani fungsi yang tidak dapat dilaksanakan swasta atau perorangan, misalnya pertahanan nasional, polisi, pemadam kebakaran dan pelayanan umum lainnya serta hubungan antara pemerintah dan dunia internasional. Dalam menentukan apakah perusahaan akan beroperasi di negara yang ideologinya bertentangan dengan ideology negara asal perusahaan, diperlukan pertimbangan moral dan pertimbangan peraktis. Pertimbangan praktis, perusahaan hanya akan berkepentingan dengan potensi laba jangka panjang, yang pada gilirannya akan tergantung pada (1) potensi pasar negara tujuan, (2) kemungkinan sikap menetang dari pemerintah tuan rumah atau negara asal, dan (3) reaksi pelanggan dipasar lain. Misalnya, penjualan kepada negara komunis dapat diancam boikot di dalam negeri, dan hubungan dagang dengan Israel mengandung resiko boikot Arab.



-



Komunisme : Dalam doktrin komunis, pemerintah menekankan agar semua faktor produksi utama dimiliki pemerintah, dengan beberapa pengecualian semua produksi dilakukan oleh pabrik-pabrik dan pertanian milik pemerintah, serikat pekerja juga dikendalikan oleh pemerintah. Komunisme yang dicetuskan oleh Karl Marx adalah teori perubahan sosial yang diarahkan kepada cita-cita masyarakat tanpa kelas.. Pengambilalihan negara yang dulunya bukan komunis oleh pemerintah komunis, berdasarkan salah satu doktrin komunis, yaitu seluruh faktor produksi dimiliki pemerintah, maka pemerintah cenderung mengambilalih perusahaan swasta. Hal ini terjadi di Rusia pada tahun 1917 melalui revolusi Bolskevik dan juga terjadi setiap komunis berkuasa di negara tersebut.



-



Pengambilalihan (expropriation), yaitu penyitaan pemerintah atas kekayaan didalam batas negaranya sendiri yang dimiliki orang asing, diikuti dengan kompensasi yang segera, memadai dan efektif yang dibayarkan kepada pemilik sebelumnya (kompensasi kekayaan ekspatriat). Penghapusan dan Penyitaan (confiscation), hukum internasional yang biasa dikenal adalah hak suatu negara untuk menghapuskan kekayaan orang asing yang ada di dalam wilayah yuridisnya. Banyak sekali alasan kegagalan komunisme dalam sistem ekonomi maupun kemasyarakatan, hal ini terjadi karena pemerintah mengkonsentrasikan ilmuwan, insinyur, manajer dan bahkan bahan baku terbaik yang dimilikinya untuk keperluan militer serta mengabaikan produksi barang-barang konsumsi.



-



Sosialisme, yaitu kepemilikan oleh masyarakat secara kolektif atas alat-alat produksi dan distribusi dasar, dioperasikan untuk digunakan ketimbang untuk mencari laba. Dalam pelaksanaannya, pemerintah sosialis bervariasi dan cenderung tidak konsisten dengan doktrin. Salah satu contoh misalnya Singapura



yang menurut bentuknya negara sosialis tetapi dalam kenyataanya adalah kapitalis agresif. Liberalisme atau. Konservatif Konservatif adalah orang yang ingin meminimalkan kegiatan pemerintah dan memaksimalkan kepemilikan swasta dan bisnis sayap kanan



-



Nasionalisme : nasionalisme adalah pengabdian kepada bangsa, aspirasi atau kepentingan politik dan ekonomi serta tradisi sosial dan budaya sendiri. Ideologi nasionalisme adalah keyakinan dikalangan individu suatu bangsa, bahwa mereka berbeda dan/atau lebih baik dari pada individu bangsa lain. Bentuk nasionalisme yang terhormat disebut Patriotisme, sedangkan bentuk nasionalisme yang berlebih-lebihan dinamakan Chauvinisme. Nasionalisme disebut juga “secular religious of our time”, dikebanyakan negara yang lebih dulu berdiri, loyalitas dan kebanggaan pada suatu negara didasarkan pada suku, bahasa, agama atau ideologi. Negara-negara baru umumnya masih memiliki batas antar negara yang masih bersifat sementara akibat penjajahan masa lampau dan negara tersebut pada umumnya memiliki banyak suku dan bahasanya. Hal ini dapat memicu terjadinya perang saudara, seperti yang terjadi di Rwanda, Nigeria dan Angola. Ada beberapa dampak yang dapat ditimbulkan dari rasa nasionalisme terhadap perusahaan internasional, antara lain :



1. Permintaan lokal terhadap produk perakitan atau pabrikasi sangat minim. 2. Reservasi industri tertentu, khususnya perusahaan local. 3. Pemerintah lebih suka menggunakan jasa pemasok local. 4. Pambatasan jumlah dan jenis tenaga asing. 5. Proteksi dengan menggunakan tarif, kuota dan lainnya. 6. Mengusahakan “solusi prancis”, daripada pengambialihan asing terhadap perusahaan local.



7. Yang paling ekstrim terjadinya pengambilalihan atau penyitaan 2.5 Organisasi Internasional Dalam dunia ekonomi pastinya ada beberapa organisasi yang dirancang secara khusus untuk menangani beberapa perdagangan internasional. Dari situlah ada beberapa bahan yang menjadi wadah tertentu untuk bisa mencermati bagaimana aktivitas perdagangan dunia, bahkan ada beberapa organisasi yang mana mampu memberi ruang lingkup perdagangan internasional diantaranya seperti berikut ini.



1. WTO (World Trade Organization) Pertama ada satu organisasi perdagangan dunia internasional yakni WTO atau World Trade Organization. Adapun sejarah pembentukannya dari tanggal 1 Januari 1995 yang mana dibentuk sebagai ganti dari GATT. WTO sendiri menjadi satu subjek hukum hingga adanya status resmi bagi para anggotanya. Peran penting WTO ini diantaranya mampu mengawasi segala macam praktek perdagangan internasional secara regional dan meninjau kebijakan perdagangan negara beserta anggotanya. Tidak hanya itu, WTO ini juga mampu memberi persetujuan dalam bentuk perputaran barang dan jasa baik di ruang lingkup kersajama multilateral hingga plurirateral.



2. APEC Berikutnya ada APEC yang mana menjadi salah satu organisasi yang mana fokus kerjanya adalah kerjasama ekonomi di Asia Pasifik. APEC ini lebih menekankan komitmen dan juga sukarela dari semua anggotanya. Ditambah lagi APEC ini memiliki tujuan untuk memberi kekuatan dan mengukuhkan pertumbuhan sampai perkembangan ekonomi. Sampai akhirnya ada perbaikan komunikasi hingga interaksi antar negara di kawasan Asia Pasifik.



3. OPEC Masih ada satu organisasi perdagangan internasional yang mana memberi manfaat untuk kegiatan ekspor minyak. OPEC ini memang memiliki kekuasaan kuat dalam memberi regulasi dalam perdagangan minyak di dunia. Selain itu, OPEC juga memiliki manfaat dan fungsi yakni menerapkan banyak kebijakan untuk memproteksi negara anggota dan menjamin kenyamanan bagi semua anggotanya.



4. NAFTA Menjadi salah satu akses penting dalam mendapatkan kesepakatan dalam perjanjian perdagangan bebas. NAFTA secara resmi memiliki kekuasaan dalam menaungi negara di bagian Amerika Utara, dan juga memberi banyak sarana yang meliputi dari hubungan perniagaan, kegiatan budaya, komunikasi, dan paspor sampai visa. Markas dari NAFTA ini berada di Washington DC, Ottawa, dan juga di daerah Mexico City.



Standar dari sebuah forum bisnis internasional ternyata memberi banyak manfaat di dalam dunia bisnis. Maka dari itu, beberapa negara yang ikut dalam organisasi akan mendapatkan perlindungan serta mampu melakukan berbagai macam transaksi dengan tujuan mendapatkan manfaat besar di semua aspek bisnis online. Adanya organisasi tersebut selalu membuahkan fasilitas terbaik yang kemudian sanggup memberi sarana paling tepat kepada semua pebisnis agen judi online berskala kecil sampai besar.



2.6 Penilaian Risiko Suatu Negara (CRA) Risiko dapat di definisikan sebagai bahaya yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto). Menurut Prof Dr.Ir. Soemarno,M.S, suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi disebut risiko. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian). Fungsi utama dari penilaian risiko negara adalah untuk mengantisipasi kemungkinan penolakan utang, default atau penundaan dalam pembayaran oleh sovereign borrowers (Burton and Inoue, 1985). Penilaian risiko negara mengevaluasi ekonomi, keuangan, dan politik faktor, dan interaksi mereka dalam menentukan risiko terkait dengan negara tertentu. Persepsi faktor-faktor penentu risiko negara penting karena mereka mempengaruhi pasokan dan biaya arus modal internasional (Brewer and Rivoli, 1990). Sejak krisis utang dunia ketiga pada awal tahun 1980, lembaga komersial seperti Moody's, Standard and Poor's, Euromoney, Institutional Investor, Economist Moody, Standard dan Poor, Euromoney, Institutional Investor, Ekonomic Intelligence Unit, International Country Risk Guide, and Political Risk Services, menyusun indeks atau peringkat sebagai ukuran risiko negara. Dalam hal ini, ICRG telah melakukan pemeringkatan risiko ekonomi, risiko finansial dan risiko politik dan composite risk untuk 90 negara dengan basis bulanan. Sejak Maret 2002, telah tersedia peringkat negara sebanyak 140 negara. Sistem pemeringkatan ICRG terdiri dari 22 variabel yang mewakili komponen utama country risk, yaitu risiko ekonomi, risiko finansial dan risiko politik. Dalam menetapkan tingkat risiko negara, ICRG memperhitungkan tiga jenis risiko: risiko keuangan (financial risk) dengan bobot 25 persen, risiko ekonomi (economic risk) (25 persen) dan risiko politik (political risk) (50 persen). Pembobotan itu menggambarkan bahwa komponen risiko politik mendominasi dibandingkan dengan risiko finansial dan ekonomi. Karena itu, apabila destabilitas politik meningkat, maka country risk pun akan meningkat secara signifikan. Faktor ini; khususnya unsur political risk, jelas tidak bisa diabaikan. Risiko politik ini telah menjadi variabel fundamental non- ekonomi yang berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia (Insukindro:Asian Crisis: a Global Perspective, 1998). Mengikuti konsep penilaian yang digunakan oleh International Country Risk Guide (ICRG), dalam menelaah pengaruh risiko politik tersebut, ada indikatorindikator penting yang menjadi kunci tergoncangnya stabilitas politik. Beberapa indikator tersebut menjadi stabilitas pemerintahan, konflik internal, profil investasi termasuk pada kelompok indikator yang mempunyai bobot paling tinggi. Kemudian, korupsi, konflik agama, hukum dan peraturan, serta peran militer, termasuk pada kelompok kedua. Risiko politik secara umum dilihat sebagai risiko non-bisnis yang diperkenalkan oleh kekuatan politik. Bank dan perusahaan multinasional lainnya telah mengidentifikasi risiko politik sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi profitabilitas usaha internasional mereka (Shanmugam, 1990). Shanmugam (1990) memperkenalkan alasan eksternal sebagai aspek politik lebih lanjut dari risiko negara. Misalnya, jika negara calon peminjam utang terletak di samping sebuah negara yang sedang berperang, tingkat risiko negara calon peminjam akan lebih tinggi daripada jika tetangganya yang damai. Meskipun negara peminjam tersebut mungkin tidak secara langsung terlibat dalam konflik, tetapi dimungkinkan ada sebuah efek yang akan mempengaruhinya. Dalam istilah praktis, risiko politik berkaitan terhadap kemungkinan bahwa pemerintah dapat mengenakan valuta asing dan modal kontrol, pajak tambahan, dan pembekuan aset atau pengambil alihan. Keterlambatan dalam transfer dana dapat memiliki konsekuensi serius bagi hasil investasi, impor pembayaran dan penerimaan ekspor, yang semuanya dapat menyebabkan penghapusan investasi. (Juttner, 1995) Secara empiris banyak studi menunjukkan stabilitas politik merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sebagaimana ditunjukkan oleh Alesina dan Peroti (The Political Economy of Growth: A Critical Survey of Recent Literature, The World Bank Economic Review 1994 No 3). Ketidakstabilan politik berkorelasi positif dengan tingkat inflasi dan berkorelasi negatif dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Risiko politik dihitung berdasarkan 12 variabel, yaitu stabilitas pemerintahan, kondisi sosial-ekonomi, profil investasi,



konflik internal, konflik eksternal, korupsi, politik militer, politik agama, penegakan hukum, konflik etnis, akuntabilitas demokrasi dan kualitas birokrasi. Selain itu, Risiko ekonomi dan keuangan juga komponen utama dari risiko negara. Termasuk faktor-faktor seperti kemerosotan dalam produksi, peningkatan yang cepat dalam biaya produksi, dana asing tidak produktif diinvestasikan, dan kebijaksanaan pinjaman oleh bank asing (Nagy, 1988). Perubahan ekonomi dan pengelolaan keuangan negara juga merupakan faktor penting yang dapat mengganggu aliran bebas modal atau sewenang-wenang dapat mengubah pilihan untuk investasi. Investor asing langsung juga prihatin terhadap gangguan untuk produksi, kerusakan pada instalasi, dan ancaman terhadap personil (Juttner, 1995). Risiko keuangan memperlihatkan kemampuan suatu negara dalam mengelola keuangan pemerintah, dan kemampuan dalam membayar kewajiban-kewajiban utang perdagangan. Risiko finansial dihitung berdasarkan 5 variabel, yaitu persentase utang luar negeri terhadap PDB, debt service ratio, persentase current account terhadap ekspor, import cover, dan stabilitas nilai tukar (persentase perubahan nilai tukar). Sedangkan risiko ekonomi memperlihatkan penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan ekonomi suatu negara. Risiko ekonomi dikalkulasi berdasarkan lima variabel, yaitu PDB per kapita, pertumbuhan PDB riil per tahun, laju inflasi per tahun, persentase budget balance terhadap PDB dan persentase current account terhadap PDB. BAB III PENUTUP



3.1 Simpulan Budaya adalah kumpulan nilai, kepercayaan, perilaku, kebiasaan, dan sikap yang membedakan suatu masyarakat dari yang lainnya. Komponen-komponen sosiokultural yakni :



1. Estetika. 2. Sikap dan Kepercayaan. 3. Agama. 4. Budaya Material. 5. Pendidikan. 6. Bahasa. 7. Organisasi Kemasyarakatan. Geert Hofstede Seorang sosiolog Swedia, mewawancarai ribuan karyawan di 67 Negara menemukan perbedaan jawaban atas 32 pertanyaan didasarkan atas empat dimensi yaitu :



1. Individualisme Versus Kolektivisme 2. Jarak Kekuasaan Besar Versus Kecil 3. Penghindaran Ketidakpastian yang Kuat Verss yang Lemah 4. Maskulinitas Versus Femininitas Kekuatan Ideologi meliputi : kapitalisme, Komunisme,Sosialisme, Liberalisme dan Nasionalisme. Dalam dunia ekonomi pastinya ada beberapa organisasi yang dirancang secara khusus untuk menangani beberapa perdagangan internasional. Organisasi yang mampu memberi ruang lingkup perdagangan internasional diantaranya seperti berikut ini : WTO, APEC, OPEC, dan NAFTA. Penilaian risiko negara mengevaluasi ekonomi, keuangan, dan politik faktor, dan interaksi mereka dalam menentukan risiko terkait dengan negara tertentu. Persepsi faktor-faktor penentu risiko negara penting karena mereka mempengaruhi pasokan dan biaya arus modal internasional



3.2 Saran Penulis berharap paper ini bermanfaat bagi pembaca, dan bisa menjadi salah satu pedoman dalam mata kuliah bisnis internsional. Tanpa kritik dan saran yang membangun, tentu banyak terdapat kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja, semoga kedepannya penulis dapat lebih baik dalam membuat sebuah paper.



DAFTAR PUSTAKA



https://erfanrosyadi.blogspot.com/2015/04/peran-kebudayaan-terhadap-bisnis.html https://www.slideshare.net/AnissaNurSafitri/bisnis-internasional-4-anissa-nur-safitri-hapziali-kekuatan-kompetitif-sda-dan-kesinambungan-lingkungan-universitas-mercu-buana-2019 http://automotivehunter.blogspot.com/2013/03/komponen-komponen-sosiokultural.html http://guapengentau.blogspot.com/2016/09/makalah-kekuatan-bisnisinternasional.html http://www.iblf.org/organisasi-perdagangan-dunia-internasional-dengan-peran-pentingnya/ https://www.academia.edu/7207769/COUNTRY_RISK_ANALYSIS http://guapengentau.blogspot.com/2016/09/makalah-kekuatan-bisnisinternasional.html