Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Pupuk Kandang Kambing Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Keriting [PDF]

  • Author / Uploaded
  • vian
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK KANDANG KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI KERITING (Capsicum annum L.) PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK KANDANG KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI KERITING (Capsicum annum L.) PROPOSAL SKRIPSI Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi Oleh: Arif Bayu Satria 4411412017 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman cabai keriting (Capsicum annum L.) adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan kapsaicin. Secara umum nilai kandungan gizi dan vitamin diantaranya kalori, protein, lemak, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C. Cabai keriting merupakan tanaman hortikultura yang banyak menarik perhatian berbagai kalangan karena sebagai menu hidangan sehari-hari masyarakat (Sastradihardja dan Firmanto, 2011). Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabai keriting juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu, buah cabai keriting ini selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikan pendapatan petani, disamping itu tanaman ini juga berfungsi sebagai bahan baku industri (Sunaryono,2000). Tanaman cabai keriting merupakan golongan dari tanaman cabai merah (hibrida), karena cabai merah dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu cabai merah besar dan cabai merah keriting. Cabai merah keriting mempunyai banyak varietas antara lain cabai keriting varietas Taro, Salero, Lado, Laris, serta TM 999 (Nawaningsih, 1994).



Cabai keriting varietas TM 999 termasuk golongan cabai keriting hibrida yang memiliki pertumbuhan sangat kuat dan cocok untuk dataran rendah. Cabai keriting varietas TM 999 berasal dari Hongkong, sepintas cabai keriting ini tidak berbeda dengan cabai keriting lokal Indonesia karena memang induk cabai keriting ini didatangkan dari Indonesia. Bentuk buah bulat panjang ramping, kulit buah tidak rata, kadang-kadang melengkung. Potensi hasil mencapai 14 ton/ha dan dapat dipanen pertama pada umur 80-90 hari setelah tanam, tinggi tanaman 65-70 cm, panjang buah 8-12,5 cm, secara normal panen dapat dilakukan 12-20 kali (Prajnanta, 2009). Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kandungan nutrisi dalam tanah guna meningkatkan produksi tanaman cabai keriting adalah dengan pemberian pupuk kandang. Menurut Wiryanta (2003), menyatakan bahwa untuk mempercepat produksi maksimal dilakukan pemberian nutrisi pada tanaman salah satunya adalah pemberian pupuk kandang. Menurut Samekto (2006), pemupukan adalah pemberian pupuk untuk menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman yang dihasilkah. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing (urine),seperti sapi, kambing ayam dan jangkrik. Pupuk kandang tidak hanya mengandung unsur makro seperti nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K), namun pupuk kandang juga mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan mangan (Mn) yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah, karena pupuk kandang berpengaruh untuk jangka waktu yang lama dan merupakan gudang makanan bagi tanaman. Pupuk kandang dapat digolongkan ke dalam pupuk organik yang memiliki kelebihan. Beberapa kelebihan pupuk kandang sehingga sangat disukai para petani seperti, memperbaiki struktur dan tekstur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Pada umumnya para petani menggunakan pupuk kandang dalam budidaya tanaman cabai keriting sebanyak 20 ton per hektarnya Wiryanta (2003). Pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara berbeda-beda karena masing-masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri yang ditentukan oleh jenis makanan dan usia ternak tersebut. Seperti unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sapi yakni N 2,33 %, P2O5 0,61 %, K2O 1,58 %, Ca 1,04 %, Mg 0,33 %, Mn 179 ppm dan Zn 70,5 ppm. Pada pupuk kandang ayam unsur haranya N 3,21 %, P2O5 3,21 %, K2O 1,57 %, Ca 1,57 %, Mg 1,44 %, Mn 250 ppm dan Zn 315 ppm (Wiryanta dan Bernardinus, 2002). Unsur hara dalam pupuk kandang kambing N 2,10 %, P2O5 0,66 %, K2O 1,97 %, Ca 1,64 %, Mg 0,60 %, Mn 233 ppm dan Zn 90,8 ppm ( Semekto, 2006). Sedangkan unsur hara pupuk kandang jangkrik adalah N 3,80 %, P2O5 2,30 %, K2O 2,70 %, Ca 2,00 %, Mg 0,66 %, Mn 197 ppm dan Zn 506 ppm (Analisa Labotarium Universitas Mulawarman). Kandungan unsur hara pada pupuk kandang berbeda-beda, tapi pada prinsipnya, semua jenis pupuk kandang sangat baik untuk tanaman cabai keriting yang terpenting pupuk tersebut harus benar-benar matang, karena pupuk kandang yang tidak matang akan berbahaya bagi tanaman sebab masih mengeluarkan gas selama proses pembusukannya (Prajnanta, 2009). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas di dapatkan beberapa permasalahn yaitu sebagai berikut : 1. Apakah jenis pupuk kandang yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil budidaya tanaman cabai keriting ?



2. Bagaimanakah pertumbuhan dan hasil tanaman cabai keriting dengan dua jenis pupuk kandang (pupuk ayam dan upuk kambing) ? 1.3 Penegasan Istilah Untuk meningkatkan pemahaman tentang isi dari proposal skripsi ini, maka peneliti perlu memberikan penjelasan istilah terhadap judul laporan tetap ini. Beberapa istilah yang perlu dijelaskan adalah : 1. Pengaruh Pengaruh merupakan suatu daya yang dapat mengubah dan membentuk sesuatu yang lain (kamus besar Bahasa Indonesia, 2002 : 849) 2. Pupuk Kandang Pupuk kandang merupakan semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. 3. Pertumbuhan Pertumbuhan (Growth) adalah Perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tak terbalikkan (Irreversible). Bertambah besar ataupun bertambah berat tanaman atau bagian tanaman akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural yang baru. Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat pembelahan dan pembesaran sel. 4. Cabai keriting (Capsicum annum L.) Cabai (Capsicum annuum L. ) adalah tanaman yang termasuk ke dalam keluarga tanaman Solanaceae. Cabai mengandung senyawa kimia yang dinamakan capsaicin (8-methyl-Nvanillyl-6-nonenamide). Jadi dari pengertian diatas dapat di jelaskan bahwa pengaruh pupuk Ayam dan pupuk Kambing terhadap pertumbuhan tumbuhan tanaman cabai keriting (Capsicum annum L.) adalah proses perubahan yang terjadi akibat adanya pelapukan bahan-bahan buangan yang menambah unsur hara pada tanah untuk pertumbuhan tanaman cabai keriting (Capsicum annum L.) 1.4 Tujuan Berdasarkan masalah-masalah yang dirumuskan di atas, maka proposal skripsi ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui jenis pupuk kandang yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil budidaya tanaman cabai keriting. 2. Mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman cabai keriting dengan dua jenis pupuk kandang (pupuk ayam dan upuk kambing). 1.5 Manfaat Berdasarkan sedikit uraian di atas, maka manfaat yang diharapkan dari proposal skripsi ini antara lain: 1. Agar dapat memberikan informasi bagi masyarakat petani yang akan memulai bercocok tanam tanaman cabai rawit dengan pengaruh pemberian kotoran ayam dan kotoran kambing. 2. Sebagai bahan pembelajaran tambahan kepada mahasiswa, terutama mahasiswa biologi dalam mempelajari mata kuliah fisiologi tumbuhan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Deskripsi Teori 2.1. Sekilas Tentang Cabai (Capsicum annuum L.) Cabai (Capsicum annuum L. ) adalah tanaman yang termasuk ke dalam keluarga tanaman Solanaceae. Cabai mengandung senyawa kimia yang dinamakan capsaicin (8-methyl-Nvanillyl-6-nonenamide). Selain itu, terkandung juga berbagai senyawa yang mirip dengan capsaicin, yang dinamakan capsaicinoids. Sedangkan Buah cabai merupakan buah buni dengan bentuk garis lanset, merah cerah, dan rasanya pedas. Daging buahnya berupa kepingkeping tidak berair. Bijinya berjumlah banyak serta terletak di dalam ruangan buah (Setiadi, 2008). Tanaman cabai dapat tumbuh subur di berbagai ketinggian tempat mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi tergantung varietasnya. Sebagian besar sentra produsen cabai berada didataran tinggi dengan ketinggian antara 1.000-1250 meter dari permukaan laut. Walaupun di dataran rendah yang panas kadang-kadang dapat juga diperoleh hasil yang memuaskan, namun di daerah pegunungan buahnya dapat lebih besar dan manis. Rata-rata suhu yang baik adalah antara 21° -28°C. suhu udara yang lebih tinggi menyebabkan buahnya sedikit (Tim Bina Karya Tani, 2009). Tanaman yang berbuah pedas ini digunakan secara luas sebagai bumbu masakan di seluruh dunia. Tanaman cabai pada mulanya diketahui berasal dari Meksiko, dan menyebar di negaranegara sekitarnya di Amerika Selatan dan Amerika Tengah pada sekitar abad ke-8. Dari Benua Amerika kemudian menyebar ke benua Eropa diperkirakan pada sekitar abad ke-15. Kini tanaman cabai sudah menyebar ke berbagai negara tropik terutama di benua Asia, dan Afrika (Tim Bina Karya Tani, 2009). Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Vitamin A, B, dan Vitamin C. selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabai juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, Industri makanan, Industri obat-obatan atau jamu (Setiadi, 2008). Di Indonesia pengembangan budidaya tanaman cabai mendapat prioritas perhatian sejak tahun 1961. Tanaman cabai menempati urutan atas dalam skala prioritas penelitian pengembangan garapan Puslitbang Hortikurtura di Indonesia bersama 17 jenis sayuran komersial lainnya (Tim Bina Karya Tani, 2008). Dan daerah-daerah di Indonesia yang merupakan sentra produksi cabai mulai dari urutan yang paling besar adalah daerah-daerah di jawa timur, padang, Bengkulu dan lain-lain sebagainya. Menurut Pickersgill (1989) terdapat lima spesies cabai, yaitu Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense, Capsicum bacctum, dan Capsicum pubescens. Di antara kelima spesies tersebut yang memiliki potensi ekonomis ialah C. annuum dan C. frutescens (Santika,1999) . 2.1.1. Klasifikasi Tanaman Cabai Klasifikasi tanaman cabai sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Subkelas : Metachlamidae Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Capsicum Spesies : Capsicum annuum L. Ada dua spesies cabai yang terkenal yaitu cabai besar atau cabai merah dan cabai kecil atau cabai rawit. Cabai yang termasuk ke dalam cabai besar atau cabai merah adalah paprika,



cabai manis, dan lain-lain. Dan cabai yang termasuk ke dalam golongan cabai kecil adalah cabai rawit, cabai kancing, cabai udel, dan cabai yang biasanya dipelihara sebagai tanaman hias. Pada umumnya cabai kecil ini lebih panjang umurnya, lebih tahan terhadap hujan, dan rasanya lebih pedas (Tim Bina Karya Tani, 2009). 2.1.2. Jenis-jenis Tanaman Cabai Merah (C. annuum var. Longum) Tanaman cabai memiliki varietas yang jumlahnya sangat banyak. Berkat kemajuan teknologi di bidang pembibitan telah banyak dihasilkan berbagai varietas cabai unggul hibrida oleh berbagai negara atau perusahaan benih unggul di dunia (Setiadi, 2008) yaitu : 1. Cabai Kriting Cabai ini berukuran kecil dari cabai merah biasanya, tetapi rasanya lebih pedas dan aromanya lebih tajam. Bentuk fisiknya memang agak berkelok-kelok dengan permukaan buah tidak rata sehingga memberikan kesan “keriting”. Buah mudanya ada yang berwarna hijau dan ada yang ungu. Bai Dibandingkan dengan cabai lainnya, cabai keriting lebih tahan terhadap serangan penyakit. 2.Cabai tit atau tit super Tit super dikenal sebagai cabai lokal. Tinggi tanaman antara 30-70 cm. buahnya berwarna merah tua menyala dengan ukuran besar, panjang, dan mulus serta ujungnya mengecil runcing dan bengkok. 3. Cabai hot beauty Dikalangan petani umumnya cabai ini sering disebut cabai Taiwan. Memang cabai ini merupakan hybrid yang diproduksi dari Taiwan. Ukuran buahnya besar, panjang dan lurus. Daging buahnya tipis dengan rasa kurang pedas dibandingkan cabai keriting. 4. Cabai merah lainnya Selain jenis cabai merah yang sudah dijelaskan diatas, ada beberapa jenis cabai merah lain yang ada di Indonesia. Beberapa diantaranya ialah cabai semarang, cabai paris, cabai jatilaba, dan cabai long chili. Cabai semarang mirip cabai tit super. Perbedaannya hanya terletak pada buah yang lebih kecil, pangkalnya lurus, dan berujung bengkok. Cabai paris buahnya besar, lurus dan pangkal sampai ujung, berwarna merah kekuningan, dan berurat atau bergaris putih. Cabai jatilaba buahnya besar, lurus, berkerut-kerut, berujung runcing, dan berwarna merah kehitaman. Cabai long chili merupakan cabai produksi dari Taiwan. Buahnya ramping, panjang berkulit halus, dan berdaging agak tebal dibandingkan hot beauty. 2.1.3. Kandungan Buah Cabai Table Kandungan Zat Gizi Buah Cabai Segar dan Kering Setiap 100 Gram Bahan Segar Kering Kandungan cabe hijau cabe merah cabe rawit cabe hijau cabe merah cabe Besar Besar Besar Besar rawit Kalori (kal) 23 31 103 - 311 Protein (g) 0,7 1 4,7 - 15,9 15 Lemak (g) 0,3 0,3 2,4 - 6,2 11 Karbohidrat (g) 5,2 7,3 19,9 - 61,8 33 Kalsium (mg) 14 29 45 - 160 150 pospor (mg) 23 24 85 - 370 Besi (mg) 0,4 0,5 2,5 - 370 Vit.A (SI) 260 470 11,050 - 576 1.000 Vit.B1 (mg) 0,05 0,05 0,05 - 50 10 Vit.C (mg) 84 18 70 - 50 10 Air (g) 93,4 90,9 71,2 - 10 8 ml b.d.d (%) 82 85 85 - 85 Catatan :b.d.d=bagian yang dapat dimakan



Sumber: Depertemen Kesehatan 2.1.4 Pengertian tanah Tanah (bahasa Yunani: Pedon; bahasa Latin: Solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah. Di awal pertumbuhan, tanaman sangat banyak membutuhkan unsur hara, terutama unsur nitrogen. Karena jumlah unsur hara yang tersedia pada media (tanah) sangat terbatas, perlu dilakukan pemberian pupuk lebih lanjut, baik pada media maupun pada daun. Nitrogen (N) merupakan unsur utama penunjang pertumbuhan vegetatif tanaman yang berperan dalam pertumbuhan akar, batang, daun dan awal pembentukan bunga pada tanaman (Hendaryono dan Sriyanti, 1998). Tumbuhan membutuhkan unsur hara esensial, yaitu unsur hara yang berperan penting dalam menyuplai kebutuhan tumbuhan agar dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan perbedaan konsentrasinya yang dianggap berkecukupan dalam jaringan tumbuhan, maka unsur hara esensial dibedakan menjadi unsur makro dan unsur mikro. Unsur Makro merupakan unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang banyak. Contohnya, C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S. Sedangkan Unsur Mikro adalah unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang sedikit. Contohnya, Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu, dan Mo. 2.1.5 Pengertian pupuk kandang Pupuk kandang sebenarnya adalah campuran tanah dengan produk buangan dari kotoran binatang ataupun pelapukan dari tumbuhan yang mati. Sehingga pupuk kandang dapat didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut sebagai pukan pula. Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan antara pukan padat dan cair. a. Pupuk kandang padat Pupuk kandang (pukan) padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagai sumber hara terutama N bagi tanaman dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah. Penanganan pukan padat akan sangat berbeda dengan pukan cair. Penanganan pukan padat oleh petani umumnya adalah sebagai berikut: kotoran ternak besar dikumpulkan 1-3 hari sekali pada saat pembersihan kandang dan dikumpulkan dengan cara ditumpuk di suatu tempat tertentu. Petani yang telah maju ada yang memberikan mikroba dekomposer dengan tujuan untuk mengurangi bau dan mempercepat pematangan, tetapi banyak pula yang hanya sekedar ditumpuk dan dibiarkan sampai pada waktunya digunakan ke lahan. b. Pupuk kandang cair Pupuk kandang (pukan) cair merupakan pukan berbentuk cair berasal dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu. Umumnya urine hewan cukup banyak dan yang telah dimanfaatkan oleh petani adalah urine sapi, kerbau, kuda, babi, dan kambing. Pupuk kandang cair dibuat dari kotoran ternak yang masih segar, bisa dari kotoran kambing, domba, sapi, dan ayam. Petani pertanian organik di Kenya membuat pukan cair dari 30-50 kg kotoran hewan yang masih segar dimasukkan dalam karung goni yang terbuat dari serat kasar rami diikat



kuat, ujung karung diikatkan pada sebuah tongkat sepanjang 1 m untuk menggantung karung pada drum, kemudian karung tersebut direndam dalam drum berukuran 200l yang berisi air. Secara, berkala 3 hari sekali kotoran dalam karung diaduk dengan mengangkat dan menurunkan tongkat beserta karung. Untuk melarutkan pukan dibutuhkan waktu sekitar minggu. Pupuk kandang (pukan) yang melarut siap digunakan bila air sudah berwarna coklat gelap dan tidak berbau. Cara penggunaan pukan cair dengan disiramkan ke tanah bagian perakaran tanaman dengan takaran satu bagian pukan cair dicampur dengan satu atau dua bagian air. Ampas dari pukan cair dimanfaatkan sebagai mulsa (Matarirano,1994) 2.1.6 Kandungan pupuk kandang Kandungan hara dalam pupuk kandang (pukan) sangat menentukan kualitas pukan. Kandungan unsur-unsur hara di dalam pukan tidak hanya tergantung dari jenis ternak, tetapi juga tergantung dari makanan, air yang diberikan, umur dan bentuk fisik dari ternak. Beberapa unsur hara yang terkandung di dalam pukan adalah N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, dan masih banyak unsur-unsur yang lainnya. 2.1.7 Kotoran Ayam Pemanfaatan pukan ayam termasuk luas. Umumnya dipergunakan oleh petani sayuran dengan cara mengadakan dari luar wilayah tersebut misalnya petani kentang di Dieng mendapatkan pukan ayam yang disebut dengan chiken manure (CM) atau krisatal dari Malang, Jawa Timur. Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relative lebih tinggi dari pukan lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara ke dalam pukan terhadap sayuran. Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pukan ayam relative lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika di bandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya (Widowati et al., 2005). Pemenfaatan pukan ayam ini bagi pertanian organic menemui kendala karena pukan ayam mengandung beberapa hormon yang dapat mempercepat pertumbuhan ayam (Hartatik dan Widowati, 2005). 2.1.8 Kotoran Kambing Tekstur dari kotoran kambing adalah khas, kerena berbentuk butiran-butiran yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Nilai rasio C/N pukan kambing umumnya masih di atas 30. Pupuk kandang yang baik harus mempunyai rasio C/N