Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Leverage Dan Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Manajemen Keuangan



PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019)



TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Manajemen Pada Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang



FITRI RASDAYANTI NPM. 1710631020090



FAKULTAS EKONOMI



UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG KARAWANG 2021



LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019)



Oleh: Fitri Rasdayanti 1710631020090



Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Sebagai Tugas Akhir Sarjana Program Studi S1 Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang Menyetujui, Pembimbing,



Dr. Drs. Chaerudin, M.M., M.Si NIP. 0018076105 Mengetahui : Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang



Dekan,



Koordinator Program Studi S1 Manajemen



Dr. Hawignyo, M.M. NIP: 196011291984011001



Ina Ratnasari, S.E., .,M. NIDN: 0421068304



ii



LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019)



Oleh: Fitri Rasdayanti 1710631020090



Telah Dipertahankan di Hadapan Dewan Penguji Tugas Akhir Pada Hari : Senin Tanggal : 31 Mei 2021 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Sebagai Tugas Akhir Sarjana Program Studi S1 Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang Menyetujui : Penguji II,



Penguji III,



Dr. H. Odang Kusmayadi, Drs., M.M



Dr. R. Aditya Kristamtomo Putra, S.T., M.M



NIP. 195811301984031002



NIDN. 00071284004



Penguji I,



Dr. Drs. Chaerudin, M.M., M.Si NIP. 196107181982101001



iii



ABSTRACT Fitri Rasdayanti, 2021. The Role Of Profitabiliy Ratio, Leverage Ratio And Liquidity Ratio In Revealing The Stock Prices (This Research On Telecommunication Sub Sector Companies Which Have Been Listed On The Indonesia Stock Exchange 20122019). Thesis. Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang.



This research has purposes to discover and examine the impact which causing from Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) and Current Ratio (CR) against stock prices in sub-sector telecommunications companies which have been registered on the IDX during period of 2012 - 2019. This research currently uses a quantitative method with sampling technique used was purposive sampling technique during the research period so the samples used were EXCEL, FREN, ISAT and TLKM. The research data used was secondary data through multiple linear regression analysis method. The results had shown that 1) ROE had a positive and significant impact on stock prices; 2) DER had no impact on stock prices; 3) CR had a positive and significant impact on stock prices; and 4) ROE, DER, and CR had simultaneously impact on stock prices. Keywords: Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Stock Price.



iv



ABSTRAK Fitri Rasdayanti, 2021. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Leverage dan Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019). Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang.



Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan sub bab sektor telekomunikasi yang terdaftar pada BEI periode 2012-2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tenik sampling yang digunakan data penelitian ini adalah teknik purposive sampling selama periode penelitian sehingga sampel yang digunakan adalah Excl, FREN, Indosat, dan Telkom. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan menggunakan metode analisis regeresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ROE berpengaruh positif dan signifikan tehadap harga saham; 2) DER tidak berpengaruh terhadap harga saham; 3) CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham; dan 4) ROE, DER, dan CR berpengaruh secara simultan terhadap harga saham. Kata Kunci: Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Harga Saham.



v



LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama



: Fitri Rasdayanti



NPM



: 1710631020090



Fakultas



: Ekonomi



Program Studi : S1 Manajemen dengan ini menyatakan bahwa naskah dengan judul: “PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019)” adalah hasil karya saya sendiri yang belum pernah dipublikasikan baik secara keseluruhan maupun sebagian, dalam bentuk apapun. Naskah ini sepenuhnya merupakan karya intelektual saya dan seluruh sumber yang menjadi rujukan dalam naskah ini telah saya sebutkan sesuai kaidah akademik yang berlaku umum, termasuk para pihak yang telah memberikan kontribusi pemikiran pada isi, kecuali yang menyangkut ekspresi kalimat dan desain penulisan. Apabila pernyataan yang saya buat tidak sesuai dengan yang sebenarnya, maka saya bersedia dikenakan sanksi baik akademik maupun pidana. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.



Dibuat di



: Karawang



Pada Tanggal : 5 Mei 2021 Yang menyatakan,



Fitri Rasdayanti



vi



LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI Sebagai sivitas akademik Universitas Singaperbangsa Karawang, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama



: Fitri Rasdayanti



NPM



: 1710631020090



Fakultas



: Ekonomi



Program Studi



: S1 Manajemen



Jenis Karya



: Tugas Akhir



Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Singaperbangsa Karawang Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Nonexclusive Royalti Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : “PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019)” Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Singaperbangsa Karawang berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Karawang Pada Tanggal : 5 Mei 2021 Yang menyatakan,



Fitri Rasdayanti



vii



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat serta hidyah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga bisa menyelasaikan skripsi dengan judul “PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019)” sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini mungkin tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada orang tua penulis, Drs. H. Rason Darsono, M.M., dan H. Raden Roro Sri Restu Dodiriyanti atas segala dukungan baik secara moral maupun materi serta doa yang tidak pernah putus agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, disamping itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Sri Mulyani, S.E., M.Si,Ak,CA selaku rektor Universitas Singaperbangsa Karawang. 2. Dr. Hawignyo, S.E., M.M., selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang. 3. H. Asep Muslihat, S.E., M.M., selaku wakil dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang. 4. Dr. Dede Jajang Suyaman, M.M., selaku wakil dekan 2 Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang.



viii



5. Dr. Drs. Chaerudin, M.M., M.Si, selaku pembimbing yang telah memberikan arahan, masukan, kritik, saran, motivasi dan dukungan kepaada penulis dari awal penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini. 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang yang telah memberikan ilmu dan motivasi. 7. Jajaran staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang. 8. Kakak dan adik penulis, Putri Metha Ariyanti, A.Md dan Sifa atas bantuan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 9. Brigadir Aldi Lesmana, S.H. dan Albian Geraldi atas dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 10. Seluruh mahasiswa kelas internasional prodi manajemen tahun angkatan 2017 yang telah mengizinkan penulis bergabung dan menjadi bagian dari kalian di kelas. 11. Seluruh mahasiswa S1 Manajemen 2017 serta seluruh pihak yang telah membantu dan penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan juga bagi pembaca.



Karawang, 19 Mei 2021 Penulis



ix



DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ...................................................................................... iii ABSTRACT ...........................................................................................................................iv ABSTRAK ............................................................................................................................. v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH.......................................................................vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...........................................................vii KATA PENGANTAR............................................................................................................ viii DAFTAR ISI .......................................................................................................................... x DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... xv BAB I.................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1 1.1



Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1



1.2



Identifikasi Masalah ......................................................................................... 10



1.3



Pembatasan Masalah ....................................................................................... 10



1.4



Perumusan Masalah ......................................................................................... 11



1.5



Tujuan Penelitian.............................................................................................. 11



1.6



Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 12



1.7



Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 13



BAB II................................................................................................................................. 15 LANDASAN TEORI ............................................................................................................. 15 2.1



Manajemen....................................................................................................... 15



2.1.1



Manajemen Keuangan .............................................................................. 16



2.1.2



Signalling Theory ....................................................................................... 17



2.1.3



Analisis Laporan Keuangan ....................................................................... 19



2.1.4



Rasio Keuangan ......................................................................................... 20



2.1.8



Pasar Modal .............................................................................................. 32



2.1.9



Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................ 36



2.2



Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian .............................................. 45



x



2.3



Hipotesis Penelitian.......................................................................................... 52



BAB III ............................................................................................................................... 53 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................................... 53 3.1



Metode Penelitian ............................................................................................ 53



3.1.1



Pendekatan Penelitian .............................................................................. 53



3.1.2



Desain Penelitian....................................................................................... 53



3.2



Variabel Penelitian ........................................................................................... 54



3.2.1



Definisi Konseptual ................................................................................... 54



3.2.2



Definisi Operasional .................................................................................. 57



3.2.3



Instrumen Penelitian ................................................................................. 58



3.3



Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 59



3.3.1



Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ..................................................... 59



3.3.2



Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 61



3.3.3



Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 61



3.4



Pengujian Keabsahan Data .............................................................................. 62



3.4.1



Statistik Deskriptif ..................................................................................... 62



3.4.2



Uji Asumsi Klasik (Normalitas, Multikolinieritas, Heterokedesitas).......... 62



3.5



Teknik Analisis Data ......................................................................................... 64



3.5.1



Analisis Deskriptif ...................................................................................... 64



3.5.2



Analisis Verifikatif...................................................................................... 64



3.6



Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 64



3.6.1



Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................... 64



3.6.2



Analisis Pengaruh Parsial .......................................................................... 66



3.6.3



Analisis pengaruh simultan ....................................................................... 67



BAB IV ............................................................................................................................... 68 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 68 4.1



Profil Perusahaan ............................................................................................. 68



4.1.1



Bursa Efek Indonesia ................................................................................. 68



4.1.2



PT XL Axiata Tbk ........................................................................................ 68



4.1.3



PT Smartfren Telecom Tbk ........................................................................ 69



4.1.4



PT Indosat Tbk ........................................................................................... 70



4.1.5



PT Telkom Indonesia Tbk .......................................................................... 71



4.2



Hasil Penelitian ................................................................................................. 72



xi



4.2.1



Statistik Deskriptif ..................................................................................... 72



4.2.2



Uji Keabsahan Data ................................................................................... 74



4.2.3



Pengujian Hipotesis ................................................................................... 76



4.2.3.1



Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................... 76



4.2.3.2



Analisis Pengaruh Simultan (Uji F) ............................................................ 78



4.2.3.3



Analisis Pengaruh Parsial (Uji T) ................................................................ 79



4.2.3.4



Koefisien Determinasi (R2) ........................................................................ 81



4.3



Pembahasan ..................................................................................................... 82



4.3.1



Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham....................... 82



4.3.2



Pengaruhi Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham ................ 83



4.3.3



Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham .............................. 84



4.3.4 Pengaruh Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham ............................................................................ 84 BAB V ................................................................................................................................ 86 PENUTUP .......................................................................................................................... 86 5.1



Simpulan ........................................................................................................... 86



5.2



Saran ................................................................................................................. 86



DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 89 LAMPIRAN ........................................................................................................................ 95



xii



DAFTAR TABEL Tabel 1.1 PNBP Enam Kementerian/Lembaga Besar Tahun 2019 (Triliun Rupiah) ............ 3 Tabel 1.2 Perkembangan Harga Saham Perusahaan Telekomunikasi ................................ 5 Tabel 1.3 ROE, DER dan CR Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi ................................. 9 Tabel 1.4 Jadual Kegiatan ................................................................................................. 14 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 36 Tabel 3.1 Instrumen Penelitian......................................................................................... 58 Tabel 3.2 Daftar Populasi Perusahaan Telekomunikasi di BEI .......................................... 60 Tabel 3.3 Daftar Sampel Perusahaan Telekomunikasi ..................................................... 60 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan Harga Saham ............................................................................................. 72 Tabel 4.2 Uji Kolmogrov-Smirnov ..................................................................................... 74 Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas ROE, DER dan CR .............................................................. 75 Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Berganda ................................................................................ 77 Tabel 4. 5 Hasil Uji F (F-Test) Simultan ............................................................................. 78 Tabel 4.6 Hasil Uji T (T-Test) Parsial.................................................................................. 79 Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................................. 81



xiii



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 51 Gambar 2.2 Paradigma Penelitian .................................................................................... 52



xiv



DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019 2. PNBP Enam Kementerian/Lembaga Besar Tahun 2019 (Triliun Rupiah) 3. Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI periode 2012-2019 4. Daftar ROE, DER, dan CR Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi



xv



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realitasnya pada awal kemunculan pasar modal, Indonesia memandang bahwa pasar modal memiliki peranan yang fundamental terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini ditenggarai oleh minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat mengenai pasar model. Hal ini berimplikasi terhadap minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal yang tergolong rendah. Kini, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang, sehingga aksesibilitas masyarakat untuk mencari pengetahuan mengenai investasi semakin meningkat. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan literasi investasi dengan merumuskan berbagai kebijakan untuk meningkatkan pengetahuan dan minat masyarakat terkait dengan pasar modal dan investasi. Kini, pasar modal memiliki perkembangan yang signifikan terlihat dalam berbagai aspek mulai meningkatnya jumlah emiten dari waktu ke waktu dari hingga volume perdagangan (Prasetyo, 2013:1). Fahmi (2015:48) menyatakan bahwa pasar modal memiliki pengertian sebagai sebuah tempat berinteraksi antara penjual saham dan obligasi dengan pembelinya. Dalam hal ini transaksi jual beli dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat dan menambah modal perusahaan tersebut. Dalam bidang perekonomian, pasar modal berperan secara fundamental terhadap semua negara, termasuk Indonesia. fungsi utama pasar modal secara harfiah terbagi dua, yaitu fungsi keuangan dan fungsi ekonomi. Fungsi keuangan pasar modal mengindikasikan kesempatan dan peluang bagi pemilik dana untuk mendapatkan imbalan yang sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Sedangkan fungsi ekonomi mengindikasikan pasar modal sebagai suatu fasilitas penghubung antara



1



pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana dan memberikan dana kepada pihak yang membutuhkan. Sehingga, pasar modal menjadi fasilitas bagi pihak yang memiliki dana atau yang disebut juga sebagai investor untuk menanamkan dananya. Investasi memiliki berbagai bentuk, salah satu bentuknya adalah saham. Dalam ilmu ekonomi, saham memiliki risiko yang lebih besar walaupun keuntungan yang ditawarkan juga lebih besar dibadingkan bentuk investasi lainnya. Untuk itu, dibutuhkan alat pengukuran kinerja yang tepat serta informasi yang relevan dalam proses pengambilan kebijakan oleh investor agar memiliki imbal yang positif. Perlu diketahui bahwa terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi pasar modal, terutama faktor ekonomi. Pada faktor ekonomi makro yang mempengaruhi pasar modal antara lain ialah fluktuasi suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, serta regulasi dan deregulasi ekonomi yang dirumuskan oleh pemerintah. Dari segi faktor ekonomi mikro, faktor yang mempengaruhi antara lain laporan keuangan, kinerja perusahaan, dan lain sebagainya. Faktor tersebutlah yang berpengaruh terhadap perubahan di pasar modal sehingga faktor tersebut senantiasa mendapatkan perhatian dari para investor. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pasar modal merupakan surat berharga yang paling sering diperjualbelikan. Di satu sisi, saham dapat dikatakan sebagai komoditas yang berisiko yang tinggi. Hal ini dikarenakan sering terjadinya fluktuasi harga saham yang disebabkan oleh kepekaan saham yang cukup baik terhadap perubahan yang muncul, bukan hanya yang terjadi di dalam negeri, namun termasuk pula yang terjadi di luar negeri. Perubahan tersebut meliputi aspek politik, ekonomi, undang-undang, moneter, dan lain sebagainya. Perubahan ini juga termasuk perubahan yang berlangsung pada aspek industri maupun perusahaan itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan alternatif penilaian investasi.



2



Dalam hal ini, dua pendekatan yang berfungsi sebagai alternatif penilaian investasi terdiri atas pendekatan analisis teknikal dan pendekatan analisis fundamental. Pada pendekatan analisis teknikal akan menekankan terhadap harga, indeks saham, serta statisktik lainnya guna menggambarkan pola yang terjalin agar dapat memprediksi gambaran terkait fluktuasi saham. Indonesia mengenal hal yang dinamakan sebagai Indonesian Stock Exchange (IDX) atau yang disebut juga dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai fasilitas yang menghubungkan perusahaan keapada masyarakat umum yang ingin berinvestasi sehingga perusahaan mendapatkan tambahan modal untuk berkembang. Sub sektor telekomunikasi merupakan salah satu sub sektor yang terdaftar dalam BEI. Dalam rentang waktu 2015-2020, sektor industri ini di bawah kementrian komunikasi dan informatika berkontribusi terhadap pendapatan negara paling signifikan. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan data yang diperoleh dalam Pendapatan Negara Bukan Pajak atau biasa disingkat PNBP. Terdapat enam kementerian serta intansi yang tercatat sebagai kontributor utama PNBP Indonesia dalam APBN 2015-2020. Tabel 1.1 PNBP Enam Kementerian/Lembaga Besar Tahun 2019 (Triliun Rupiah)



17,7



Outlook 2019 16,5



RAPBN 2020 17,5



6,0 10,2 3,7



6,8 9,7 3,1



7,1 10,0 2,7



7,3 10,4 2,3



3,4



3,2



3,6



3,6



3,5



2,1



2,3



2,2



2,4



2,4



No.



Kementerian/lembaga



2015



2016



2017



2018



1



Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Perhubungan Kepolisian Negara RI Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN



14,7



14,9



17,8



3,8 3,8 1,8



5,6 4,7 3,6



4,2 2,1



2 3 4 5 6



Sumber: Kementerian Keuangan



Di antara keenam instansi tersebut, tercatat bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika memberikan kontribusi yang paling banyak dibandingkan dengan



3



keenam kementerian dan lembaga lainnya. Berdasarkan data yang termuat di Tabel 1.1 bahwa pada tahun 2020, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memberikan PNBP senilai Rp. 17,5 Triliun. Dalam hal ini sektor yang terdapat dalam Kementerian Komunikasi dan Informatika yang berkontribusi terhadap APBN antara lain sektor aplikasi, pos dan telekomunikasi. Hal ini mengukuhkan bahwa pernyataan jika sektor telekomunikasi terbuktu memegang peran besar pada penerimaan negara. Data tersebut bukan tak beralasan karena Indonesia adalah negara yang memiliki pengguna handphone atau mobile phone yang terbanyak di dunia. Jika diakumulasikan dari total 272,1 juta penduduk, Indonesia memiliki pengguna internet yang mencapai 175,4 juta jiwa. Fakta yang menariknya terdapat 338,2 juta unit yang terhubung dengan internet Jumlah ini merupakan dua kali jumlah dari pengguna internet secara keseluruhan yang mengindikasikan bahwa masingmasing individu di Indonesia memiliki lebih dari satu perangkat. Data pengguna social media di Indoneia pun memiliki jumlah yang besar yaitu mencapai 160 juta jiwa. Data ini mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 17 persen atau terjadi peningkatan sekitar 25 juta jiwa pada tahun 2020 jika dibandingkan dengan periode tahun 2019. dari tahun lalu. Berdasarkan data, smartphone yang memiliki koneksi juga bertambah sekitar 4,6 persen atau sekitar 15 juta unit. Sedangkan jumlah pengguna sosial media juga memiliki kenaikan yang sukup signifikan yaitu berkisar 8,1 persen atau sekitar 12 juta jiwa. (Cyberthread.co.id: 2020). Maka hal ini tak menampik bahwa sektor telekomunikasi tetap menjadi leading sector bagi perekonomian Indonesia dan menjadi wadah bisnis yang memiliki daya saing yang tinggi. Untuk itulah, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan pasar telekomunikasinya agar mampu bersaing dengan negara negara lain. Peluang ini semakin dipekuat dengan adanya beberapa perusahaan yang telah memasarkan layanan dan produknya di negara lain. Sedangkan untuk pemasaran di dalam



4



negeri, Indonesia didukung dengan jumlah penduduk yang besar, kesadaran yang meningkat, semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, serta tingkat perekonomian yang melaju pesat. Pendapatan yang diperoleh perusahaan menentukan besar kecilnya harga saham di suatu perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa secara signifikan tingkat pendapatan akan berpengaruh pada saham di suatu perusahaan. Selain itu, kesimpulan yang dapat ditarik pula ialah jika tingkat pendapatan perusahaan besar, maka akan berimplikasi terhadap peningkatan harga saham pada perusahaan tersebut. Harga saham yang besar senantiasa memunculkan sikap optimisme pada investor untuk melakukan investasi. Dalam tabel di bawah ini memuat informasi harga saham dari emiten telekomunikasi yang terdapat pada listing pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2012-2019: Tabel 1.2 Perkembangan Harga Saham Perusahaan Telekomunikasi Nama Saham



Harga Saham (dalam rupiah) 2012



2013



2014



2015



2016



2017



2018



2019



BTEL



50



50



50



50



50



50



-



-



EXCL



5,700



5,200



4,809



3,664



2,400



3,000



2,020



3,250



FREN



88



55



94



52



55



50



83



143



ISAT



6,600



4,175



4,050



6,550



4,800



1,700



2,960



TLKM



1,825



2,150



2.870



4,020



4,460



3,780



4,030



5,800 3,110



Sumber: idnfinancials.com (data telah diolah), 2020. Sebelum melakukan investasi, para investor perlu melihat analisis teknikal dan analisis fundamental. Karena dengan melihat kedua analisis tersebut investor dapat memperkecil risiko kegagalan dalam melakukan investasi yang akan membuat investor mendapatkan keuntungan yang tinggi pada masa mendatang. Sesuai dengan pemaparan yang telah disampaikan sebelumnya, dalam analisis harga saham terdapat sejumlah ihwal yang perlu menjadi perhatian. Pada hal ini analisis fundamental dikategorikan sebagai pendekatan yang menekankan pada kinerja secara keseluruhan (Sutrisno 2017:309). Sehingga, kesimpulan yanng



5



dapat ditarik pada hal ini ialah bawah kinerja suatu perusahaan yang semakin baik akan membuat kenaikan harga saham semakin signifikan. Hal ini berlaku sebaliknya. Jika kinerja perusahaan menurun maka harga saham yang diperdagangankan atau diterbitkan oleh perusahaan juga menurun. Untuk itu diperlukan analisis rasio keuangan untuk memastikan bahwa kinerja perusahaan dalam kondisi baik. Melakukan analisis terhadap laporan keuangan pada suatu perusahaan dapat menjadi salah satu upaya untuk mendapatkan analisis rasio keuangan. Analisis laporan keuangan bertujuan untuk memprediksikan dividen dan laba di masa depan. Selesai dianalisis, laporan keuangan akan memberikan gambaran secara komprehensif terhadap rasio keuangan yang bisa dipergunakan untuk melakukan evaluasi laporan keuangan. Secara definisi, laporan keuangan ialah indeks yang mengkorelasikan lebih dari satu angka yang didapatkan melalui pembagian antara satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan sebagai pengukur kinerja keuangan memiliki banyak manfaat. Misalnya mempermudah proses penghitungan jika data yang dibutuhkan telah komprehensif. Namun di satu sisi rasio keuangan juga memiliki kelemahan yang berkaitan dengan penafsiran dari rasio keuangan tersebut. Data akuntansi yang digunakan dalam analisis rasio keuangan erat kaitannya dengan penafsiran sehingga kesalahan dalam penafsiran menjadi risiko yang dapat terjadi ketika melakukan analisis rasio keuangan yang membuat hasil analisis menjadi tidak akurat. Pada umumnya, rasio yang dipergunakan sebagai alat ukur akuntansi konvesional pada umumnya kerap kali mengabaikan biaya modal, akibatnya tak jarang terjadi kesulitan untuk memprediksi kemampuan sebuah perusahaan dalam membuat suatu nilai. Untuk menggambarkan kinerja serta kondisi keuangan di sebuat perusahaan, dalam analisis fundamental ada lebih dari satu rasio keuangan yang dapat dipergunakan. Rasio keuangan dapat diklasifisikasikan atas enam kelompok, ialah rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio nilai pasar, dan rasio pertumbuhan (Irham Fahmi, 2012: 65). Untuk itu penulis tertarik untuk



6



menggunakan rasio keuangan berdasarkan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio leverage. Return On Equity (ROE) yang merupakan bagian dari rasio profitabilitas menjadi variabel yang juga ikut terlibat dalam penelitian ini. Kasmir (2015:204) mendefinisikan Return On Equity (ROE) sebagai sebuah rasio yang dipergunakan untuk memperhitungkan laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri. Selain itu, ROE digunakan untuk mengukur efisiensi dari modal dalam sebuah perusahaan. Sehingga, menjadi indikasi yang baik bagi perusahaan apabila tingkatan ROE semakin meningkat karena ROE memberikan nilai terhadap sebuah perusahaan. Sedangkan di satu sisi, Debt to Equity Ratio (DER) dapat didefinisikan sebuah alat untuk pengukur yang dipergunakan guna menghitung antara utang dengan ekuitas. Cara kerja dari rasio ini adalah dengan membandingkan keseluruhan kewajiban atau hutang dari sebuah perusahaan termasuk juga hutang lancar denga keseluruhan ekuitas. Dengan rasio ini juga dapat diketahui jumlah dana yang dipasok atau disediakan oleh oleh kreditur atau peminjam dengan pemilik perusahaan (Kasmir, 2015:157) Dalam penelitian ini diteliti mengenai rasio lancar. Kasmir (2015:134) menyatakan bahwa current ratio berguna guna menilai apakah suatu perusahaan mampu untuk memenuhi kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang yang diemban oleh sebuah perusahaan. Jangka pendek dapat dikatakan sebagai utang dengan jatuh tempo sesuai yang telah diatur. Dari keseluruhan variabel yang telah dijelaskan dapat terlihat adanya korelasi antar variabel yang menunjukkan gambaran kepada investor mengenai nilai saham sebuah perusahaan sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam jual beli saham. Pada penelitian ini, hubungan yang mungkin timbul misalnya ketika Current Ratio dan Return On Equity meningkat maka nilai saham juga dapat meningkat. Sedangkan pada satu sisi, apabila Debt to Equity Ratio mengalami penurunan akan menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap saham. Hal ini



7



dapat dijadikan dasar bagi investor sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian saham, hal ini disebabkan hasil analisis menunjukkan kepemilikan sumber dana perusahaan yang mencukupi guna melunasi hutang jangka pendek. Hal ini juga menunjukkan kemampuan peusahaan dalam mendapatkan keuntungan dengan modal dan konsisi hutang yang kecil. dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri dan memiliki hutang yang kecil. Ada beberapa penelitian yang mengkaji mengenai korelasi antar variabel yang diteliti pada penelitian yang akan dilakukan saat ini. Hasil penelitian Indra Setiawan (2014) menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) memiliki pengaruh yang signifikan serta positif terhadap nilai atau harga hal yang berkebalikan. Adapun penelitian yang menunjukkan hasil yang berkebalikan, yaitu variabel Current Ratio (CR) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham seperti yang ditemukan dalam penelitian Tita Deitiana (2013). Pryanka J.V Polii, Ivonne Saerang, dan Yunita Mandagie (2014) melakukan penelitian yang menggambarkan bahwa secara signifikan Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham, sebaliknya ditemukan hasil bahwa Return On Equity (ROE) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, hasil ini ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Gerald Edsel Yermia Egam, Ventje Ilat, Sonny Pangerapan (2017). Pada penelitian Liatasari (2015) menunjukkan indikasi adanya pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham, hasil yang berbanding terbalik ditemukan pada penelitian Dewi dan Suaryana (2013), dinyatakan bahwa adanya pengaruh negatif antara Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham. Peneliti pun melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan telekomunikasi yang terdapat dalam BEI pada rentang tahun 2017-2019 untuk mengkaji penelitian ini yang kemudian menunjukkan terdapatnya perubahan terhadap nilai Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR). Pada tabel di bawah ini menjelaskan mengenai realitas dari nilai ROE,



8



DER, dan CR perusahaan telekomunikasi di Indonesia dalam rentang tahun 20122019: Tabel 1.3 ROE, DER dan CR Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi PERUSAHAAN Tahun 2012 2013 2014 2015 EXCL 2016 2017 2018 2019 2012 2013 2014 2015 FREN 2016 2017 2018 2019 2012 2013 2014 2015 ISAT 2016 2017 2018 2019 2012 2013 2014 2015 TLKM 2016 2017 2018 2019



ROE 17.99 6.75 -6.38 -0.18 1.77 1.73 -17.97 3.73 -31.35 -83.09 -34.81 -22.86 -33.64 -32.70 -28.54 -17.18 1.99 -16.84 -13.09 -8.77 9.00 8.79 -17.18 11.89 19.19 18.35 24.90 24.96 27.64 29.16 23.00 23.53



DER 1.31 1.63 3.56 3.18 1.59 1.60 2.14 2.28 1.88 4.20 3.48 2.02 2.89 1.61 1.03 1.17 1.93 2.30 2.75 3.18 2.59 2.42 3.38 3.58 0.66 0.65 0.64 0.78 0.70 0.77 0.76 0.89



CR 0.42 0.74 0.86 0.64 0.47 0.47 0.45 0.34 0.28 0.36 0.31 0.53 0.45 0.40 0.33 0.29 0.75 0.53 0.41 0.49 0.42 0.59 0.38 0.58 1.16 1.16 1.06 1.35 1.20 1.05 0.94 0.88



Sumber: lembarsaham.co.id (data telah diolah), 2020. Pada tabel 1.3, dapat terlihat adanya fluktuasi yang dialami Return on Equity (ROA), Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER). Fenomena fluktuatif serta inkonsistensi pada data ini membuat penulis tertarik untuk menganalisis setiap variabel yang telah ditentukan untuk melihat



9



pengaruhnya terhadap harga saham. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis mendalam mengenai pengaruh Return On Equity, Debt to Equity Ratio dan, Current Ratio terhadap harga saham baik bersifat simultan maupun bersifat parsial. Dari latar belakang tersebut, penulis merumuskan judul penelitian ini menjadi: “PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019)”. 1.2 Identifikasi Masalah Dilandaskan pada latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi masalah yang mencakup beberapa poin, yaitu: 1. Terdapat beberapa rasio keuangan yang menentukan dan dapat memberikan pengaruh terhadap harga saham. 2. Adanya banyak faktor internal maupun eksternal yang bisa berpengaruh terhadap harga saham. 3. Informasi terkait harga saham perlu dimiliki oleh investor untuk mengambil keputusan. 1.3 Pembatasan Masalah Semata-mata untuk mencegah terjadinya multi tafsir maka diadakan pembatasan masalah untuk mempertegas ruang lingkup serts memperjelas aspekaspek yang akan diteliti dalam penelitian ini. Pembatasan masalah dalam penelitian ini ialah: 1. Elemen yang memberikan pengaruh terhadap harga saham ditinjau berdasarkan Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR). 2. Data penelitian pada variabel bebas (X) didapatkan melalui laporan keuangan perusahaan sub sektor telekomunikasi 2017-2019 sedangkan untuk data penelitian pada variable terikat (Y) adalah harga saham yang telah dipublish dan bisa diakses pada Bursa Efek Indonesia (BEI).



10



1.4 Perumusan Masalah Ditilik dari latar belakang penelitian ditemukan bahwa harga saham dipengaruhi oleh beberapa variabel, diantaranya ialah Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR). Meskipun demikian, ditemukan adanya ragam hasil dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menunjukkan bahwa adanya inkonsistensi antara pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap harga saham dari waktu ke waktu (research gap). Selain itu, adapun data yang menunjukkan bahwa adanya fluktuasi pada Return on Equity (ROA), Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER). Maka dari itu, muncul permasalahan untuk dapat diteliti lebih lanjut dan mendalam tengan bagaimana yang sebenarnya terkait pengaruh variabel Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham tersebut. Di bawah ini merupakan rumusan masalah yang telah disesuaikan dengan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya: 1. Apakah terdapat pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah terdapat pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah terdapat pengaruh Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah terdapat pengaruh Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah terurai, maka tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut:



11



1. Untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan pengaruh Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan pengaruh Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. 1.6 Kegunaan Penelitian Penuh harapan bahwasanya hasil dari penelitian ini dapat berfaedah atau bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai tambahan serta perluasan pengetahuan dalam bidang ilmu ekonomi, terutama dalam pemahaman mengenai pengaruh antara Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.6.1 Manfaat Praktis 1. Bagi Investor Bagi investor penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dengan menyerap informasi yang terkandung dalam penelitian ini, terutama bagi pihak yang terlibat dalam pasar modal untuk menentukan pengaruh antara Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.



12



2. Bagi Emiten Bagi emiten khususnya bagi pimpinan, informasi dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan terhadap pengaruh Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagi Akademik Penelitian ini dapat menjadi perluasan wacana untuk literature perpustakaan yang membahas penelitian tentang pengaruh Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Bagi Peneliti Peneliti dapat menambah dan memperdalam pengetahuan mengenai pengaruh antara Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.6.2 Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi studi empiris yang nantinya dapat memberikan sebuah gambaran, pemahaman, dan wawasan mengenai pengaruh kinerja keuangan yang diproksikan menggunakan Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR). 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian 1.7.1 Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan input data periode 2012-2019.



13



Data yang digunakan dalam penelitian ini diakses melalui website idx.co.id dan lembarsaham.co.id. 1.7.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan mulai bulan Oktober 2020 sampai Maret 2021 dengan jadual kegiatan sebagai berikut: Tabel 1. 4 Jadual Kegiatan No.



Kegiatan Penelitian



1



Pengajuan Judul



2



Penulisan Proposal



3



Bimbingan Proposal



4



Seminar Proposal



5



Perbaikan Proposal



6



Penulisan Skripsi



7



Sidang Skripsi



Januari 1



2



3



4



Februari 1



2



3



4



Maret 1



2



3



April 4



1



2



3



Mei 4



1



2



3



Juni 4



1



Sumber: Peneliti, 2020. Keterangan : Rencana : Realisasi :



14



2



3



4



BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Manajemen didefinisikan sebagai sebuah upaya yang berupaya melakukan pekerjaan secara bersama-sama agar tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam hal ini ada beberapa tujuan organisasi yang terdapat dalam manajemen yaitu melakukan fungsi planning atau perencanaan, fungsi organizing atau pengorganisasian, fungsi staffing atau penyusunan personalia atau kepegawaian, fungsi leading atau pengarahan dan kepemimpinan, serta fungsi controlling atau pengawasan. (Afandi, 2018:1) Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan (2016:1), manajemen secara harfiah berasal dari bahasa inggris yang berarti to manage atau berarti mengatur. Di dalamnya terdapat kajian hal, tujuan, aktor, dan cara dalam mengatur sesuatu. Dalam pengertian lainnya, manajemen menurut Malayu S.P Hasibuan (2016:9) dapat didefinisikan sebagai sebuah cabang ilmu dan seni yang berfokus pada kajian pemanfataan secara efisien dan efektif pada sumber daya manusia dan sumber daya lainnya agar tercapainya tujuan tertentu. Manajemen juga secara pengertian juga dirumuskan oleh Abdullah (2014:2) sebagai kesatuan aktivitas yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja-kerja organisasi dengan berbagai fungsi dengan menggunakan sumber daya yang ada agar tercapainya tujuan yang dirumuskan oleh organisasi atau perusahaan tersebut. Sumber daya yang dimaksud dalam hal ini adlaah man, money, material, machine and method. Sedangkan menurut Sumarsan (2013:2), manajemen dapat didefinisikan sebagai sebuah seni yang terjadi di dalamnya proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian penggunaan sumber daya guna mencapai tujuan. Dari berbagai pengertian ahli tersebut, penulis merumuskan bahwa manajemen dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan seorang aktor yang



15



dalam hal ini merupakan manajer dalam mendesain kegiatan di tiap lini atau divisi perusahaan mulai dari proses merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengawasi kinerja yang telah diatur agar tujuan organisasi dapat tercapai. Manajemen terbagi atas beberapa bagian, yaitu: a. Manajemen Keuangan b. Manajemen Pemasaran c. Manajemen Sumber Daya Manusia d. Manajemen Produksi e. Manajemen Operasi f. Manajemen Strategis g. Manajemen Informasi 2.1.1 Manajemen Keuangan Menurut Fahmi (2015:5), manajemen keuangan adalah penggabungan antara seni dan ilmu yang membahas, mengkaji dan menganalisis mengenai langkah seorang manajer keuangan dalam menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencari, mengelola, dan membagi dana, hal ini bertujuan agar mampu memberikan profit atau keuntungan yang melimpah kepada para pemegang saham serta suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan. Menurut Musthafa (2017:3), manajemen keuangan menguraikan mengenai keputusan-keputusan yang harus diambil, diantaranya ialah keputusan pendanaan atau keputusan pemenuhan kebutuhan dana, keputusan investasi, dan keputusan kebijakan dividen. Sedangkan, menurut Sartono (2011:50), manajemen keuangan merupakan manajemen dana yang berhubungan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif, dan berhubungan pula dengan upaya pengumpulan dana untuk pembelanjaan atau pembiayaan investasi secara efisien.



16



Manajer keuangan adalah pelaksana dari manajemen keuangan. Meskipun tanggung jawab atau tugas seorang manajer keuangan pada setiap perusahaan atau organisasi belum tentu sama, namun pada prinsipnya tanggung jawab atau tugas utama seorang manajer keuangan ialah membuat perencanaan/peramalan,



pengambilan



keputusan,



melaksanakan,



pengawasan serta pengendalian untuk memanfaatkan sumber daya keuangan dalam kegiatan entitas guna memaksimumkan efisiensi (daya guna) dan efektifitas dari operasi-operasi perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan semua kegiatan atau aktifitas pada suatu perusahaan yang berhubungan dengan cara perusahaan dalam mendapatkan pendanaan modal kerja, penggunaan atau pengalokasian dana, serta pengelolaan aset milik perusahaan untuk mewujudkan tujuan utama perusahaan. 2.1.2 Signalling Theory Informasi yang dimuat dalam laporan keuangan di masa lalu dan masa kini menjadi sebuah hal yang penting bagi investor dan pelaku usaha. Informasi yang akurat, tepat, lengkap, relevan, dan tepat waktu sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Dalam proses investor untuk mengambil keputusan, mempublikasikan informasi sebagai sebuah pengumuman dapat memberikan sinyal kepada investor. Muatan nilai positif pada pengumuman yang dipublikasikan diharapkan nantinya pasar akan memberikan reaksi atau merespon ketika pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Muttaqi, 2015: 49). Signalling Theory meyajikan mengenai siasat suatu perusahaan dalam menyampaikan sinyal pada pihak yang menggunakan laporan keuangan. Apabila sebuah perusahaan ingin saham yang dimilikinya dibeli oleh investor, maka mengungkapkan laporan keuangan oleh perusahaan tersebut secara terbuka dan transparan kepada publik adalah hal yang harus dilakukan,



17



sehingga nantinya investor dapat melihat laporan keuangan pada perusahaan tersebut sebagai sinyal yang positif atau baik. Anggapan baik atau buruknya suatu sinyal bagi investor terhadap inform asi tersebut akan memberikan pengaruh terhadap harga saham. Jika investor mengganggap informasi tersebut sebagai sinyal yang bai, maka akan menjadi titik kenaikan pada harga saham perusahaan tersebut (Yolanda, 2013: 10). Harga saham yang mengalami kenaikan akan memberikan pengaruh pada Price Earning Ratio (PER), karena satu unsur dari perhitungan Price Earning Ratio (PER) ialah harga saham. Melalui Signalling theory, akan dijabarkan mengenai alasan sebuah perusahaan memiliki keinginan yang mendorong perusahaan tersebut untuk membagikan informasi laporan keuangan yang dimiliki perusahaan tersebut kepada pihak eksternal. Informasi laporan keuangan tersebut diberikan dengan tujuan guna memberi petunjuk kepada para investor terkait cara pandang manajemen terhadap prospek perusahaan. Informasi laporan keuangan yang dibagikan oleh perusahaan mempengaruhi keputusan investasi pihak eksternal perusahaan sehingga dibagikannya informasi laporan keuangan ini merupakan hal yang penting. Menurut Irham (2013:100), signalling theory merupakan teori yang mengkaji mengenai kenaikan dan penurunan harga di pasar, sehingga nantinya bisa berpengaruh terhadap pertimbangan investor dalam mengambil keputusan. Informasi yang termuat didasarkan pada yang terjadi pada kondisi saham di suatu perusahaan akan senantiasa mempengaruhi keputusan investor selaku pihak yang menerima sinyal tersebut. Sinyal yang diberikan berupa informasi terkait yang telah dilakukan oleh manajemen untuk mewujudkan harapan dan tujuan yamg diinginkan pemilik. Sinyal bisa juga dapat berupa informasi lain seperti promosi yang memberikan pernyataan bahwa perusahaan tersebut memiliki value yang



18



menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai yang lebih baik daripada perusahaan lainnya. 2.1.3 Analisis Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi yang digunakan untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan keuangan. Perusahaan tentunya mempunyai tangung jawab atas penyajian laporan keuangan kepada pihak yang terkait. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Menurut Munawir (2010:35), Analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan”. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2017:2) “Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.” Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut Harahap (2015: 105) “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.” Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu bentuk pelaporan yang merupakan hasil akhir proses akuntansi yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan tersebut berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan yang dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan. Rasio keuangan dapat digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan mengukur kinerja manajemen pada suatu perusahaan. Laporan keuangan berisi aktivitas yang sudah dilakukan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, kemudian aktivitas tersebut akan tertuang dalam bentuk angka-angka. Jika mampu membandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya, maka angka-angka tersebut akan mengalami kenaikan.



19



Posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu akan disimpulkan setelah melakukan perbandingan. 2.1.4 Rasio Keuangan Rasio keuangan dapat diartikan sebagai sebuah alat ukur yang menganalisis kondisi keuangan perusahaan dari masa ke masa. Berdasarkan pandangan dari Halim (2013:53), alat ukur ini dapat digunakan sebagai alat yang melakukan perbandingan dari tiap elemen atau komponen yang terdapat dalam laporan keuangan (berupa neraca dan laporan laba rugi). Di satu sisi, Fahmi (2012:107) juga mengartikan rasio keuangan sebagai berikut: “Rasio keuangan atau financial ratio memiliki kegunaan yang amat penting dalam analisa yang dilakukan terhadap kondisi keuangan pada suatu perusahaan. Pada umumnya, kebanyakan investor jangka pendek dan menengah lebih tertarik pada kesanggupan perusahaan untuk membayar dividen yang layak dan kondisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek. Cara yang lebih sederhana untuk mengetahui informasi tersebut yaitu dengan melakukan perhitungan terhadap rasio-rasio keuangan sesuai dengan yang diinginkan.” Lebih lanjut, rasio keuangan berupa angka yang didapatkan dari hasil perbandingan antara sebuah akun dalam laporan keuangan suatu perusahaan dengan akun lainnya dengan tetep memperhatikan hubungan yang signifikan dan relevan (Harahap, 2011:297). Maka dari pendapat beberapa ahli tersebut disimpulkan bahwa rasio keuangan didefinisikan sebagai alat ukut perhitungan yang matematis yang menekankan pada perbandingan tertentu dalam laporan keuangan yang memiliki hubungan yang relevan. Dalam perkembangannya, rasio keuangan memiliki beberapa klasifikasi dengan tujuan untuk menganalisis kinerja sebuah perusahaan. Ada beberapa jenis Setiap implementasi dari jenis klasifikasi rasio keuangan akan 20



diinterpretasikan sehingga berguna dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat enam jenis kelompok dalam rasio keuangan menurut Fahmi (2012: 65), yang meliputi rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio likuiditas, rasio aktifitas, rasio pertumbuhan dan rasio nilai pasar. 2.1.4.1 Rasio Profitabilitas Menurut Fahmi (2012: 65), alat ukur ini berfungsi guna mengkaji efektivitas perusahaan yang dilihat dari peningkatan laba atau keuntungan baik yang diperoleh melalui penjualan maupun investasi. Rasio ini digunakan untuk memperlihatkan efisiensi operasional dan kemampuan perusahaan dalam pengoptimalisasian pendapatan laba dari aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio profitabilitas dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu net profit margin, gross profit margin, return equity dan return on investment. a. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) dapat didefinisikan sebagai alat ukur yang digunakan untuk memperhitungkan laba bersih sesudah pajak dan modal itu sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi dari penggunaan modal maka semakin tinggi nilai yang ditunjukan dalam ROE maka semakin baik perusahaan tersebut. Hal ini juga berlaku sebaliknya, nilai ROE yang semakin renda maka semakin rendah pula nilai perusahaan (Kasmir, 2013:204). Pengertian lain dari Return On Equity (ROE) juga dikemukakan oleh Agus Sartono (2011 : 124) yang mendefinisikan ROE sebagai alat ukur yang berguna untuk mengukur



kapabilitas



suatu



perusahaan



untuk



mengoptimalnya laba oleh masing-masing perusahaan. Utang perusahaan memiliki proporsi yang cukup signifikan untuk mempengaruhi nilai dari ROE. Besar dan kecilnya utang



21



perusahaan akan mempengaruhi ROE. Yang artinya bahwa semakin tingginya nilai utang perusahaan maka semakin besar nilai perusahaan tersebut. Definisi dari ROE juga dikemukakan oleh Irham (2012:98), yang menjelaskan bahwa ROE digunakan untuk menganalisis pengaruh dari sumber daya terhadap laba ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ROE adalah sebuah pengukuran yang digunakan dalam proporsi profitabilitas yang berguna untuk memperhitungkan kapabilitas atau kemampuan dari perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan yang akan didapatkan ketika berinvestasi di perusahaan tersebut. Hal ini menjadi krusial untuk para investor karena ROE menjadi nilai yang diperhitungkan untuk memprediksi jumlah besaran keuntungan yang akan didapatkan oleh investot riap rupiah yang diinvestasikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang saham. Alat ukur ini juga menunjukan efektivitas dari manajemen untuk mengoptimalkan kembalian kepada para



pemegang



saham



dalam



pengukuran



berupa



presentase(%). Jika menggunakan teori dari signalling theory, Return On Equity (ROE) dapat memberikan sinyal kepada para investor berupa sinyal good news. Besaran ROE akan menjadi landasn timbal balik yang akan diterima oleh investor. Nilai ROE memberikan tanda bahwa perusahaan dapat memberikan timbal balik secara optimal secara modal atau ekuitas yang minimal. Nilai yang didapatkan dalam Return On Equity (ROE) menggambarkan kesuksesan dan tingkat efisiensi manajemen untuk mengelola modal yang ada, angka ROE dapat dikatakan



22



baik apabila > 12%. Investor akan merepon sinyal good news



tersebut jika nilai ROE semakin tinggi. Untuk itu, banyak perusahaan menempatkan ROE sebagai salah satu aspek yang fundamental bagi perusahaan. Eduardus Tandelilin (2010:373) menyatakan bahwa ada 3 (tiga) faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap Return On Equity (ROE), yaitu: a) Margin Laba Bersih/Profit Margin



Profit margin ini dapat didefinisikan sebagai ukuran besar keuntungan atau profit yang ditunjukan melalui presentase (%) serta jumlah penjualan bersih dengan tujuan untuk menganalisis tingkat keuntungan suatu perusahaan yang dikaitkan dengan penjualan. b) Perputaran Total Aktiva/Total Activa Turn Over dari



Operating Assets Faktor lain yang memperngaruhi nilai ROE adalah Perputaran



total



aktiva



mengakumulasikan



tingkat



yang efisien



berfungsi dari



untuk



penggunakan



keseluruhan aktiva sebuah perusahaan dalam operasi atau total aset perusahaan terhadap volume penjualan dalam periode tertentu. c) Rasio Hutang/Debt Ratio



Rasio Hutang dalam hal ini menggambarkan skala kewajiban (hutang) atau keseimbangan yang didapatkan oleh perusahaan terhadap total aset atau kekayaan yang dimiliki. Terdapat beberapa manfaat penggunaan ROE menurut Kasmir (2015:198), antara lain: a) Menganalisis jumlah laba bersih yang telah dibandingkan



dengan pajak terhadap modal sendiri.



23



b) Mengukur produktivitas dana yang dimiliki perusahaan



dalam implementasinya. c) Menganalisis



dan



mengkaji



tingkat



efisiensi



dan



efektivitas dari penggunaan modal baik modal sendiri maupun pinjaman. Menurut Kasmir (2015:197) terdapat dua tujuan dari penggunaan Return On Equity (ROE)



baik kepada pihak



internal maupun eksternal, antara lain: a) Bertujuan guna menghitung dan menilai jumlah dari laba



bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. b) Bertujuan



guna



mengukur



tingkat



produktivitas



keseluruhan dana perusahaan milik perusahaan baik yang pinjaman atau tidak. Guna menghitung Return On Equity (ROE) terdapat rumus yang dikemukakan oleh Kasmir (2015:204), diperlihatkan melalui rumus di bawah ini: 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐸) =



𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥 Equity



Sumber: Kasmir (2015:204)



Sedangkan menurut Rahmi (2012:99) rumus yang bisa digunakan untuk menghitung Return On Equity (ROE) ialah: 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐸) =



𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟s Equity



𝑥 100%



Sumber : Fahmi (2012:99)



Keterangan : Earning After Tax (EAT): Laba Setelah Pajak Shareholders Equity



: Modal Sendiri atau Total Modal



Para Pemegang Saham



24



2.1.4.2 Rasio Leverage Menurut Menurut Fahmi (2012: 65), alat ukur ini dipergunakan untuk menganalisis kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan jika dilikuidasi.



Rasio ini dibedakan kembali menjadi



beberapa jenis yaitu debt to equity ratio, debt to total assets, long term debt to total capitalization, times interest earned, cash flow coverage, cash flow adequancy dan fixed charge coverage. a. Debt to Equity Ratio (DER) Berdasarkan pendapat dari Kasmir (2015:157), Debt to Equity Ratio (DER) didefinisikan sebagai alat ukur atau rasio yang dipergunakan untuk mengukur hutang dengan ekuitas. Cara kerja rasio ini adalah dengan melakukan perbandingan antara keseluruhan hutang atau kewajiban perusahaan terhadap ekuitas perusahaan tersebut. Melalui Debt to Equity Ratio (DER), kuantitas dari besaran yang disediakan oleh (kreditur) terhadap pemilik perusahaan dapat diketahui. Ahli lainnya mendefinisikasi rasio ini sebagai sebuah alat ukut yang megukur presentase atau keseimbangan antara hutang milik perusahaan terhadap modal sendiri. Hal ini mengimplikasi bahwa semakin tinggi nilai dari Debt to Equity Ratio (DER) maka semakin sedikit jumlah modal sendiri yang dibandingkan dengan hutang yang dimiliki perusahaan tersebut, hal ini berlaku sebaliknya (Sutrisno, 2012:218). Debt to Equity Ratio (DER) dengan angka dibawah 1.00 dapat diindikasikan bahwa suatu perusahaan memiliki hutang yang lebih kecil dari modal (ekuitas) yang dimilikinya. Perusahaan dengan Debt to Equity Ratio (DER) di atas 1.00 dianggap mengganggu pertumbuhan kinerja perusahaan



25



serta menganggu pertumbuhan harga saham perusahaan tersebut, sehingga berimplikasi pada pertimbangan para investor yang cenderung menghindari perusahaan dengan angka Debt to Equity Ratio (DER) > 2. Debt to Equity Ratio (DER) menurut ahli lain didefinisikan sebagai sebuah rasio yang digunakan guna membandingkan antara total utang dengan total ekuitas sebuah perusahaan. (Hery, 2016:143) Dari beragam pendapat ahli tersebut disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) dapat didefinisikan sebagat sebuah alat ukur untuk menghitung antara jumlah hutang dengan ekuitas di suatu perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) digunakan guan menggambarkan kondisi atau posisi keuangan perusahaan tersebut maka dalam hal ini DER menjadi rasio keuangan yang fundamental dalam sebuah perusahaan. Debt To Equity Ratio (DER) memiliki dua komponen dasar menurut Kuswadi (2004:96-97), antara lain: a) Utang Utang didefinisikan sebagai seluruh kewajiban yang diemban oleh perusahaan, lembaga atau instansi terhadap pihak lain. Jika dalam aspek perusahaan maka, utang memiliki bentuk sebagai sumber dana atau modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari kreditor. Utang sendiri memiliki 2 jenis, antara lain: 1. Utang Lancar Yang berarti besaran utang yang pelunasan atau pembayarannya mempergunakan aktiva lancar



26



oleh perusahaan. Utang lancar memiliki jangka waktu pelunasan yang dilakukan dalam jangka pendek rata-rata satu tahun neraca. 2. Utang Jangka Panjang Yang berarti kewajiban perusahaan yang dibatasi oleh jatuh tempo dengan jangka waktu lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. b) Ekuitas Yang berarti selisih antara aktiva dengan kewajiban perusahaan. Maka dapat disimpulkan bahwa ekuitas merupakan



hak residual terhadap aktiva perusahaan



setelah dilakukan pengurangan terhadap keseluruhan kewajiban oleh perusahaan. Modal



secara



harfiah



memiliki



tujuan



guna



menggambarkan modal jangka panjang yang dimiliki sebuah perusahaan yang meliputi segala komponen di sisi pasiva pada neraca perusahaan terkecuali utang lancar. Modal dapat dibedakan menjadi dua yaitu utang dan modal ekuitas atau modal sendiri. Seperti yang telah dijelaskan bahwa modal jangka panjang pemegang saham atau pemilik perusahaan memiliki jangka waktu yang tidak terbatas. Sumber modal sendiri dapat diperoleh melalui modal saham biasa dan modal saham preferen. Maka, dengan ini Debt to Equity Ratio (DER) dapat disimpulkan terbentuk atau 2 variabel atau komponen yang meliputi utang dan ekuitas. Utang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjang yang dibedakan berdasarkan rentang waktu pelunasan dan negara.



27



Menghitung Debt To Equity Ratio (DER) menurut Kasmir (2015:157), dapat diukur melalui rumus di bawah ini:



𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐸𝑅) =



Total Utang (𝐷𝑒𝑏𝑡) 𝑥100% Ekuitas (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)



Sumber: Kasmir (2015:157)



Adapun



menurut



Toto



Prihadi



(2012:264),



pengukuran Debt to Equty Ratio (DER) dapat dihitung melalui rumus di bawah ini: 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐸𝑅) =



Total Utang Total Modal



Sumber : Toto Prihadi (2012:264)



Selanjutnya, menurut Sofyan Syafri (2013:303), Pengukuran Debt to Equity Ratio (DER) dapat diukur melalui rumus di bawah ini:



𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐸𝑅) =



Total Utang 𝑥100% Ekuitas



Sumber: Sofyan Syafri (2013:303) Dapat disimpulkan bahwa indikator Debt to Equity Ratio



(DER)



menggunakan



pengukuran



dengan



membandingkan antara total utang dengan total modal. Total



utang



adalah



total



keseluruhan



kewajiban



perusahaan dalam rentang periode tertentu sedangkan total modal adlaah total dari seluruh modal perusahaan dalam satu periode tertentu. Dapat diambil kesimpulan bahwa Debt To Equity Ratio (DER) digunakan dengan melakukan perbandingkan total utang terhadap ekuitas. Rasio atau alat ikur ini bertujuan guna mengetahui jumlah bagian dari setiap rupiah yang 28



berasal dari modal pemilik yang dipergunakan sebagaip pengukur jumlah aset yang didanai oleh utang dan penjamin utang. 2.1.4.3 Rasio Likuiditas Alat ukur ini bertujuan untuk menganalisis tingkat suatu perusahaan dalam menyanggupi dan memenuhi kewajiban jangka pendek yang dimilikinya. Rasio ini memiliki tujuan untuk menganalisis kecukupan dana atas sebuah perusahaan serta melihat kesanggupan perusahaan dalam membayar tiap kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Dalam rasio ini, perusahaan yang dapat membayar kewajibannya maka perusahaan tersebut disebut likuid. Sedangkan perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya disebut dengan ilikuid. Dua jenis yang membedakan rasio likuiditas yaitu quick ratio (acid test ratio) dan current ratio. a. Current Ratio Current Ratio termasuk dalam salah satu indikator dari rasio likuiditas, biasanya rasio ini dipergunakan guna menunjukkan apakah suatu perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo. Weygandt (2013: 397) menyatakan bahwa Current Ratio adalah alat ukur yang dipergunakan secara luas untuk mengevaluasi



likuiditas pada



suatu



perusahaan



dan



mengukur kemampuan perusahaan tersebut dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya (utang jangka pendek). Sutrisno (2017:222) mendefinisikan Current Ratio atau rasio



lancar



sebagai



rasio



keuangan



yang



dalam



pengukurannya dilakukan perbandingan antara aktiva lancar milik perusahaan dengan utang jangka pendek.



29



Sedangkan menurut Kasmir (2015:134), rasio lancar atau (current ratio) adalah rasio yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek atau utang yang jatuh temponya singkat pada saat diminta untuk membayar secara keseluruhan. Semakin tinggi Current Ratio maka menggambarkan semakin baik pengelolaan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, sehingga perusahaan mampu melunasi seluruh kewajibannya.



Dengan



kemampuan



perusahaan



yang



semakin meningkat dalam memenuhi kewajiban lancarnya, maka kemungkinan akan terjadi peningkatan terhadap harga saham yang akan mempengaruhi Price Earnings Ratio (PER). Current Ratio yang tinggi menunjukkan likuiditas perusahaan yang semakin tinggi, hal ini dikarenakan perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban yang relatif besar, sehingga memiliki kapabilitas untuk melunasi seluruh kewajiban finansialnya (Yemima, 2012: 22). Jika angka rasio lancar suatu perusahaan lebih dari 1,0 kali, maka



perusahaan



tersebut



punya



kemampuan



yang baik dalam melunasi kewajibannya. Semakin tinggi Current



Ratio



pada



suatu



perusahaan



maka



akan



menandakan adanya indikasi jaminan yang baik untuk para kreditor jangka pendek, hal itu menunjukkan bahwa perusahaan dianggap mampu melunasi seluruh kewajibankewajiban finansial jangka pendeknya kapan saja. Current Ratio yang terlalu tinggi juga dianggap kurang baik karena Current Ratio yang tinggi mengindikasikan tingginya 30



tingkat dana perusahaan yang menganggur atau tidak dialokasikan. Current Ratio yang tinggi memungkinkan untuk mengambarkan bahwa ada uang kas yang melebihi batas wajar, dan tidak sesuai dengan tingkat kebutuhan perusahaan atau adanya unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah (Jumingan, 2011: 124). Begitupun sebaliknya, apabila pada suatu perusahaan Current Ratio-nya rendah, maka hal itu mengindikasikan bahwa ada masalah terkait likuidasi. Current Ratio yang rendah relatif lebih riskan, tetapi menggambarkan bahwa manajemen sudah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif (Jumingan, 2011: 124). Brigham dan Houston (2012: 134) merumuskan rumus penghitungan Current Ratio sebagai berikut: 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



Aset Lancar Kewajiban Lancar



Sumber: Brigham dan Houston (2012:134)



Subramanyam (2013: 242) mendefinisikan current asset atau aset lancar sebagai sebuah aset atau kas yang direalisasi sebagai kas atau dijual ataupun digunakan selama satu tahun secara wajar. Beberapa contoh yang termasuk ke dalam aset lancar antara lain surat berharga atau sekuritas yang tergolong ke dalam efek yang jatuh tempo pada satu tahun fiskal ke dapan, kas, persediakan, piutang, dan beban yang dibayar di muka. Sedangkan yang dimaksud dengan current liabilities atau kewajiban lancar adalah kewajiba yang diprediksi dan diharapkan untuk dituntaskan dalam jangka waktu yang relatif pendek rata-rata setahun(Subramanyam, 2013: 242). Kewajiban lancar terdiri dari wesel bayar, utang usaha, utang



31



pajak, beban yang masih harus dibayar, pinjaman bank jangka pendek, dan bagian lancar utang jangka panjang atau bagian yang jatuh tempo dalam rentang waktu setahun. 2.1.8 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No.1548/kmk/1990 tentang Peraturan Pasar Modal adalah: “Suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersil dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta seluruh surat-surat berharga yang beredar”. Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang mengorganisasikan transaksi penjualan efek atau disebut sebagai bursa efek. Pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat ini para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus fund) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. (Sumariyah, 2011:5). Menurut Martalena dan Malinda (2011:2), “pasar modal adalah pasar untuk berbagi instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang, ekuitas, reksadana, instrument derivatif maupun instrument lainnya” Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain, dan sebagai sarana kegiatan investasi, dengan demikian pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas jangka panjang baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Sedangkan tempat terjadinya transaksi disebut bursa efek. Oleh karena itu bursa efek merupakan arti pasar modal secara fisik.



32



2.1.8.1 Harga Saham Musdalifah Azis (2015:80), mendefinisikan harga sebagai sebagai sebuah besaran harga yang terdapat dalam pasar riil yang tidak sulit untuk ditentukan karena harga dari suatu saham dapat ditentukan jika perusahaan tersebut terbuka atau tertutup. Harga pasar merupakan harga penutupannya. Sedangkan Darmadji & Fakhruddin (2012:102) menyatakan bahwa harga saham adalah sebuah harga yang ditentukan dalam rentang waktu bersifat fluktuatif dalam jangka waktu yang cepat karena adanya pemintaan dan penawaran yang diajukan oleh pasar. Ahli lain yaitu Jogiyanto (2011: 143) mendefinisikan harga saham sebagai besaran nilai yang ditentukan oleh pasar dalam bursa atau jangka waktu tertentu. Tinggi atau rendahnya nilai sebuah saham dipengaruhi oleh permintaan serta penawaran yang terjadi di pasar modal. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, penulis dapat minyimpulkan bahwa harga saham dapat diartikan sebagai harga pada suatu saham yang penentuannya dilakukan ketika pasar saham sedang berlangsung dengan didasarkan pada permintaan dan penawaran terhadap saham yang dimaksud. Menurut Zulfikar (2016: 91-93), faktor yang dapat memberi dampak atau pengaruh terhadap harga saham terbagi dua, yaitu faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi harga saham disebabkan oleh perusahaan itu sendiri, misalnya pengumuman-pengumuman yang perusahaan umumkan seperti pengumuman laporan keuangan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham perusahaan yaitu berasal



33



dari luar perusahaan misalnya kenaikan kurs, gejolak plotik dan peraturan pemerintah. 2.1.8.2 Pergerakan Harga Saham Pergerakan harga saham menurut Joko Salim (2012:55-56), terdiri dari tiga macam, antara lain: h. Bullish Kondisi ketika terus-menerus dari waktu ke waktu yang diakibatkan oleh berbagai macam faktor misalnya kebijakan manajemen perusahaan atau keadaan finansial secara global. i.



Bearish Kondisi ketika harga saham turun terus-menurus yang



berimplikasi pada kerugian yang dialami oleh investor. Maka dalam hal ini investor melakukan melakukan penjualan di harga rendah dan rugi untuk menghindair kerugian berlebih atau melakukan pembelian ulang jika terdapat informasi yang memprediksi adanya kenaikan harga saham di masa yang akan datang. j.



Sideways Kondisi ketika harga saham stabil. Hal ini diperlihatkan



melalui grafik yang mendatar dalam periode waktu tertentu. Berdasarkan pergerakan dari harga saham diatas maka dapat dikatakan bahwa harga saham dapat bergerak naik terus menurus (bullish), harga saham dapat turun terus menerus (bearish), dan harga saham dapat terus stabil (sideways). 2.1.8.3 Indikator Harga Saham Indikator harga saham dapat dilihat melalui Nilai Harga Saham, Musdalifah Azis, dkk (2015:85) mengklasifikasikan beberapa nilai yang berkorelasi dengan harga saham, antara lain: a. Nilai Buku (Book Value)



34



Memiliki pengertian sebagai sebuah nilai saham yang diambil melalui pembukan perusahaan emiten. Dalam hal ini, nilai buku perlembar saham merupakan aktiva bersih yang dimiliki oleh kreditor atau pemegang saham yang mempnyai satu lembar saham.



b. Nilai Pasar (Market Value) Memiliki pengertian sebagai nilai harga saham yang muncul akibat permintaan dan penawaran harga saham di bursa saham. c. Nilai Intrinsik (Intrinsic Value) Memiliki pengertian sebagai penjumlahan nilai dari cash flow yang diperolah melalui aset perusahaan. Ahli



lain



yaitu



Sawidji



Widoatmodjo



(2012:91)



mengemukakan bahwa harga saham dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: a. Harga Nominal Merupakan harga yang tertera dalam sertifikant saham yang dikeluarkan oleh emiten bertujuan guna menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Harga nominal menjadi krusial karena berkaitan dengan penentuan nilai deviden minimal. b. Harga Perdana Harga perdana dapat diartikan sebagai harga yang terdata di bursa efek. Umumnya, penetapan harga ini dilakukan oleh penjamin emisi atau underwriter serta emiten. Harga perdana inilah yang mengetahui besaran harga saham emiten yang akan dijual kepada masyarakat umum.



35



c. Harga Pasar Merupakan harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lama. Harga ini ditetapkan setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Tidak ada lagi keterlibatan emiten dari penjamin emisi harga ini maka disebut juga harga pasar sebagai harga yang ditetapkan pada pasar sekunder yang sulit untuk hadirnya negosiasi. Harga pasar juga merupakan harga yang disebarluaskan melalui koran. 2.1.9 Hasil Penelitian Terdahulu Dapat dikatakan bahwa sudah cukup banyak penelitian yang dilakukan sebelumnya tentang rasio keuangan yang mempengaruhi harga saham. Sehingga menjadi suatu upaya penting untuk melihat posisi penelitian dalam skripsi atau proposal ini, untuk dideskripsikan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No.



1



Nama Peneliti, Judul dan Tahun Fahrul Ashari Nst. Pengaruh Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011- 2015. (2017)



Hasil Penelitian



Persamaan



Persamaan penelitian terdahulu Secara simultan, dengan terdapat penelitian ini pengaruh yang ialah samapositif dan sama signifikan antara meneliti Return on Asset pengaruh dan Return on Return On Equity terhadap Equity (ROE) harga saham. terhadap harga saham.



Perbedaan Penelitian terdahulu menjadikan ROA sebagai variabel independen, sedangkan penelitian ini menjadikan ROE, DER dan CR sebagai variabel independen.



36



Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No.



2



3



Nama Peneliti, Judul dan Tahun



Suharno. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2014. (2016)



Febrioni. Analisis Pengaruh ROA, ROE, EPS, dan CR Terhadap Return Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode 20112015. (2016)



Hasil Penelitian ROA, TATO dan PER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan Farmasi. Sedangkan, DER dan CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. ROA dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham dengan arah pengaruh yang positif. Sedangkan, EPS berpengaruh terhadap return saham dengan arah pengaruh positif dan CR



Persamaan



Perbedaan



Menjadikan DER dan CR sebagai variabel independen, dan harga saham sebagai variabel dependen.



Penelitian terdahulu meneliti ROA, TATO dan PER sebagai variabel independen, sedangkan penelitian saat ini menjadikan ROE sebagai salah satu variabel independen.



Return On Equity (ROE) dan Current Ratio dijadikan sebagai variabel independen.



Penelitian terdahulu menjadikan ROA dan EPS sebagai variabel independen, dan Return Saham sebagai variabel dependen. Sedangkan, penelitian saat ini tidak meneliti ROA dan EPS dan menjadikan



37



Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No.



4



5



Nama Peneliti, Judul dan Tahun



Hasil Penelitian



tidak berpengaruh terhadap return saham dengan arah pengaruh yang negatif. Secara parsial, EPS terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan dengan harga saham, PER berpengaruh Pande Widya positif dan Rahmadewi. signifikan Pengaruh EPS, terhadap harga PER, CR, dan ROE saham, Terhadap Harga sementara ROE Saham di Bursa berpengaruh Efek Indonesia. negatif dan (2018) signifikan terhadap harga saham. Selanjutnya CR berhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Wulandari. EPS dan DER Analisis Pengaruh berpengaruh Earning Per Share negatif



Persamaan



Perbedaan harga saham sebagai variabel dependen.



Menjadikan CR dan ROE sebagai variabel independen untuk dihadapkan dengan harga saham sebagai variabel dependen.



Peneliti terdahulu meneliti pengaruh EPS dan PER terhadap harga saham, sedangkan penelitian saat ini tidak.



Kesamaan antara penelitian



Penelitian terdahulu menjadikan



38



Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No.



Nama Peneliti, Judul dan Tahun (EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Perusahaan Transportation Services yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 20102013. (2015)



Hasil Penelitian



Persamaan



Perbedaan



terhadap harga saham. Sedangkan ROE berpengaruh positif terhadap harga saham.



terdahulu dan penelitian saat ini yaitu meneliti pengaruh DER dan ROE terhadap harga saham.



EPS sebagai variabel independen, sedangkan penelitian saat ini menjadikan Current Ratio sebagai variabel independen.



6



Putri. Pengaruh EPS, PER dan DER Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Kosmetik dan Rumah Tangga yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2014-2016. (2017)



Secara parsial dan simultan, variabel EPS, PER dan DER berhubungan secara positif yang signifikan terhadap harga saham.



Meneliti pengaruh DER terhadap harga saham.



7



Guruh Baladewa Nasution. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada



CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham,



Sama-sama menjadikan CR dan DER sebagai variabel independen



Penelitian terdahulu meneliti pengaruh EPS, PER dan DER terhadap harga saham, sedangkan penelitian saat ini meneliti pengaruh DER, ROE dan CR terhadap harga saham. Penelitian terdahulu menganalisis pengaruh PER dan TATO yang dijadikan



39



Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No.



8



Nama Peneliti, Judul dan Tahun Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 20062015. (2018)



Hasil Penelitian



Persamaan



Perbedaan



sedangkan TATO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham, lalu DER memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap harga saham, selain itu PER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. CR, DER, dan TATO memiliki pengaruh secara simultan Argananta. terhadap ROE. Analisis Pengaruh Sementara CR CR, DER dan dan DER tidak TATO Terhadap memiliki ROE Pada PT. pengaruh Mustika Ratu signifikan Tbk. (2017) secara parsial terhadap ROE dengan arah negatif, sedangkan



terhadap harga saham sebagai variabel dependen.



sebagai variabel independen terhadap harga saham sebagai variabel dependen, sedangkan penelitian saat ini tidak, melainkan menjadikan CR dan DER sebagai variabel independen.



Persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian saat ini ialah sama-sama menjadikan DER dan CR sebagai variabel independen.



Penelitian terdahulu menjadikan TATO sebagai variabel independen, ROE sebagai variabel dependen, sedangkan penelitian saat ini menjadikan ROE sebagai variabel independen



40



Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No.



Nama Peneliti, Judul dan Tahun



Hasil Penelitian



Persamaan



variabel TATO berpengaruh signifikan terhadap ROE dengan arah positif.



9



10



Husna. Pengaruh Kinerja Keuangan yang Mengkaji Keterkaitan Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI 2011- 2014. (2016) Ponggohong. Pengaruh Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Return on Asset (ROA), dan



Perbedaan dan harga saham sebagai variabel dependen.



ROA, DER, PER, dan EPS berpengaruh terhadap harga saham secara simultan. Secara parsial variabel ROA, DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.



Sama-sama menganalisis pengaruh DER terhadap harga saham.



Penelitian terdahulu menganalisis ROA, PER dan EPS, sedangkan penelitian saat ini tidak.



Secara simultan CR, TATO, DER, DAR, ROA dan ROE memiliki pengaruh terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel CR, ROA dan ROE



Persamaan antara penelitian terdahulu milik Ponggohong dengan penelitian saat ini ialah menganalisis



Penelitian terdahulu menganalisis pengaruh CR, TATO, DER, DAR, ROA, dan ROE terhadap harga saham. Sedangkan penelitian saat



41



Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No.



11



12



Nama Peneliti, Judul dan Tahun Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham di Perusahaan Ritel yang Terdaftar di BEI tahun 2010 2013. (2016)



Karnawi Anwar. The Effect of Current Ratio and Debt To Equity Ratio On Net Profit Margin At PT. Menara Nusantara In 2009-2019. (International Journal of Business, Accounting and Management. ISSN: 25273531). (2019) Sudirman, Kamaruddin, Bayu Taufiq Possumah. The Influence of Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Return on



Hasil Penelitian



Persamaan



Perbedaan



yang berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan variabel TATO, DER dan DAR tidak berpengaruh terhadap harga saham.



pengaruh CR, DER dan ROE terhadap harga saham.



ini hanya menganalisis pengaruh CR, DER dan ROE terhadap harga saham.



Sama-sama menjadikan Current Ratio dan Debt to Equity Ratio sebagai variabel independen.



Penelitian terdahulu menjadikan NPM sebagai variabel dependen, sedangkan penelitian saat ini menjadikan harga saham sebagai variabel dependen.



Persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian saat ini ialah



Penelitian terdahulu menganalisis pengaruh NPM, DER, ROE, dan EPS sebagai



Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun secara parsial, Current Ratio dan Debt To Equity Ratio memberikan efek yang signifikan terhadap Net Profit Margin.



Dengan menggunakan beberapa analisis regresi, penelitian ini menemukan bahwa secara



42



Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No.



13



Nama Peneliti, Judul dan Tahun Equity, and Earning per Share on the Share Prices of Consumer Goods Industry Companies in Indonesia. (International Journal of Advanced Science and Technology, ISSN: 20054238). (2020)



Heny Ratnaningtyas. Pengaruh Return On Equity, Current Ratio dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham di Perusahaan Hotel, Restoran, dan Pariwisata yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 20172019. (2021)



Hasil Penelitian parsial ROE, NPM, dan EPS berpengaruh positif dan signifikan pada harga saham. Sementara DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, DER, NPM, ROE, dan EPS berdampak signifikan terhadap harga saham.



Hasil Penelitian secara parsial menunjukkan bahwa Return On Equity, Current Ratio, dan Debt To Equity Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.



Persamaan



Perbedaan



sama-sama meneliti pengaruh DER dan ROE terhadap harga saham.



variabel independen terhadap harga saham sebagai variabel dependen. Sedangkan penelitian saat ini hanya meneliti DER, ROE dan CR sebagai variabel independen terhadap harga saham sebagai variabel dependen. Pada penelitian terdahulu Penelitian ini lokus yang meneliti digunakan variabel adalah yang sama, perusahaan baik variabel hotel, restoran independen dan pariwisata maupun yang terdaftar dependen. di BEI pada tahun 20172019, sedangkan



43



Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No.



Nama Peneliti, Judul dan Tahun



Hasil Penelitian



Persamaan



Perbedaan penelitian ini menggunakan lokus perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI pada tahun 20152019.



Sumber : dikaji dari berbagai sumber, 2020. Penelitian yang dilakukan Fahrul Ashari (2017) dengan judul “Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011- 2015” menggunakan Purposive Sampling sebagai teknik samplingnya, dan jumlah sampel yang digunakan ialah sebanyak 6 perusahaan. Dalam penelitiannya, variabel yang digunakan ialah Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel independen dan Harga Saham sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan secara simultan, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Return on Asset dan Return on Equity terhadap harga saham pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015. Suharno (2016) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan farmasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2010 – 2014. Sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Fahrul, dalam penelitian ini Suharno menggunakan Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 7 perusahaan. Variabel dependen dalam penelitian ini



44



adalah harga saham. Sedangkan variabel independennya yaitu current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Total Assets Turnover (TATO) dan Price Earning Ratio (PER). Penelitian ini menunjukkan bahwa ROA, TATO dan PER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan Farmasi. Sedangkan, DER dan CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Febrioni (2016) mengenai analisis pengaruh ROA, ROE, EPS, dan CR terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45 periode 2011-2015 menunjukkan bahwa ROA dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham dengan arah pengaruh yang positif. Sedangkan, EPS berpengaruh terhadap return saham dengan arah pengaruh positif dan CR tidak berpengaruh terhadap return saham dengan arah pengaruh yang negatif. 2.2 Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian 2.2.1 Kerangka Pemikiran Laporan perusahaan dapan menunjukkan kinerja perusahaan tersebut yang akan memberikan manfaat kepada pihak yang akan mengambil keputusan atau investor yang berencana melakukan penanaman dananya di pasar modal. Saham adalah surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal serta digunakan sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun intuisi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Pemilik saham akan dinyatakan dalam saham sebagai bagian dari pemilik perusahaan tersebut. Dengan demikian, akan dinyatakan sebagai seorang pemilik atau menjadi bagian dari pemegang saham pada suatu perusahaan apabila seorang investor sudah membeli sebuah saham. Faktor yang mempengaruhi harga saham antara lainnya yaitu Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR). ROE, DER, dan CR sendiri merupakan bagian dari rasio keuangan, rasio keuangan



45



memiliki keterkaitan dengan Signalling Theory sebagai dasar teorinya. Keterkaitan antara variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: 2.2.1.1 Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Return on Equity (ROE) dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam imbal hasil ekuitas terhadap investasi para pemegang saham. ROE termasuk dalam rasio profitabilitas yang dilakukan untuk mengukur bagaimana perusahaan mampu menghasilkan profit untuk diperhitungkan imbal balik perusahaan berdasarkan modal saham yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila nilai Return on Equity semakin tinggi, maka suatu perusahaan dianggap sanggup untuk melakukan efisiensi guna menghasilkan keuntungan dari setiap unit ekuitas. Harga saham dapat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya nilai suatu ROE pada perusahaan tersebut. Tingginya nilai ROE pada suatu perusahaan, tentunya akan meningkatkan minat para investor untuk pengambilan keputusan dalam penanaman modal pada perusahaan bersangkutan, hal ini dikarenakan nilai ROE mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik. Akibat dari tingginya nilai ROE pada perusahaan yang bersangkutan maka harga saham akan mengalami peningkatan. Kasmir menyatakan bahwa hasil imbal atas ekuitas atau Return On Equity merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan modal sendiri, semakin tinggi rasio maka akan semakin baik, karena dapat diartikan posisi pemilik perusahaan semakin kuat demikian pula sebaliknya. 1



1



Kasmir. 2015. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 46



Menurut Jumingan, Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri.2 Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fahrul Ashari pada tahun 2017 dilakukan secara simutan dan mendapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Return on Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015. Sedangkan, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pande Widya Rahmadewi pada tahun 2018 mencapai suatu hasil yaitu ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Lalu, adapula penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ponggohong pada tahun 2016 Secara simultan variabel CR, TATO, DER, DAR, ROA dan ROE memiliki pengaruh terhadap harga saham di 16 perusahaan Ritel yang ada di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Secara parsial, hanya variabel CR, ROA dan ROE yang berpengaruh terhadap harga saham. 2.2.1.2 Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Sartono menyatakan bahwa debt equity ratio yang tinggi akan memperbesar pula resiko yang dihadapi, selain itu investor akan semakin meninggikan tingkat keuntungan yang diminta, DER yang tinggi mengindikasikan tingkatan yang rendah pada proporsi modal sendiri rendah untuk mendanai aktiva. Pada konteks ini para investor di pasar modal akan merespon secara negatif.3 Artinya, DER suatu perusahaan yang semakin tinggi mengakibatkan semakin rendahnya harga saham pada perusahaan 2



Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.



3



Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (Edisi 4). Yogyakarta: BPFE.



47



tersebut, hal ini disebabkan oleh berkurangnya pofitabilitas perusahaan yang dapat disebabkan oleh biaya hutang yang semakin besar. Profit perusahaan yang mengalami penurunan tentunya akan mengakibatkan terjadinya penurunan permintaan investor terhadap harga saham tersebut, lalu akan mengakibatkan penurunan terhadap harga. Penelitian yang dilakukan oleh Husna pada tahun 2016 diketahui bahwa secara simultan DER berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara parsial variabel DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Ponggohong melakukan sebuah penelitina pada tahun 2016, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara simultan variabel DER memiliki pengaruh terhadap harga saham di 16 perusahaan Ritel yang ada di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Sedangkan secara parsial, DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Guruh Baladewa Nasution dalam penelitiannya pada tahun 2018 mencapai sebuah hasil bahwa DER memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap harga saham. 2.2.1.3 Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham Tinggi rendahnya Current Ratio (CR) akan mempengarungi penurunan atau peningkatan harga saham. Rendahnya Current Ratio (CR) akan memberikan dampak terjadinya penurunan harga pasar dari harga saham yang dimaksud. Akan tetapi Current Ratio (CR) yang terlalu tinggi juga belum tentu baik, karena pada kondisi tertentu hal tersebut menunjukkan adanya banyak dana pada perusahaan tersebut yang menganggur (aktivitas yang relatif sedikit) yang akhirnya dapat terjadi pengurangan terhadap kemampuan perusahaan. Hal yang dapat menyebabkan tingginya Current Ratio ialah adanya piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual,



48



yang tentunya tidak dapat digunakan untuk membayar hutang secara cepat. Di sisi lain, perusahaan dengan aktiva lancar yang tinggi cenderung memiliki aset lain yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan pada nilai pasar (menjual efek). Investor lebih tertarik untuk membeli saham perusahaan yang memiliki nilai aktiva lancar yang relatif tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki nilai aktiva lancar yang rendah, hal ini disebabkan perusahaan yang berada pada posisi tersebut likuiditasnya tidak stabil. Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ponggohong pada tahun 2016, menemukan hasil bahwa baik secara simultan maupun secara parsial variabel CR memiliki pengaruh terhadap harga saham di 16 perusahaan Ritel yang ada di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suharno pada tahun 2016 menunjukkan bahwa CR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Selain itu, Pande Widya Rahmadewi dalam penelitiannya yang dilakukan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa CR berhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. 2.2.1.4 Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham Rasio keuangan dapat diartikan sebagai sebuah alat ukur yang menganalisis kondisi keuangan perusahaan dari masa ke masa. Berdasarkan pandangan dari Halim (2013:53), alat ukur ini dapat digunakan sebagai alat yang melakukan perbandingan dari tiap elemen atau komponen yang terdapat dalam laporan keuangan yang dalam hal ini berupa neraca dan laporan laba rugi.



49



Dalam perkembangannya, rasio keuangan memiliki beberapa klasifikasi dengan tujuan untuk menganalisis kinerja sebuah perusahaan. Ada beberapa jenis Setiap implementasi dari jenis klasifikasi rasio keuangan akan diinterpretasikan sehingga berguna dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat enam jenis kelompok dalam rasio keuangan menurut Fahmi (2012: 65) dan Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) termasuk ke dalam bagian dari klasifikasi rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menjadi pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan. Musdalifah Azis (2015:80), mendefinisikan harga sebagai sebagai sebuah besaran harga yang terdapat dalam pasar riil yang mudah ditentukan karena harga dari suatu saham dapa ditentukan jika perusahaan tersebut terbuka atau tertutup. Harga pasar merupakan harga penutupannya. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Heny Ratnaningtyas (2021) yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi data panel menunjukkan hasil bahwa secara parsiah Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.



50



Manajemen (Afandi, 2018:1)



Manajemen Keuangan (Fahmi, 2015:5)



Signalling Theory (Irham, 2013:107)



Analisis Laporan Keuangan



Pasar Modal



(Munawir, 2010:35)



(Musdalifah, 2015:80)



Harga Saham



Rasio Keuangan



(Musdalifah, 2015:80)



(Fahmi, 2012:107)



Rasio Profitabilitas



Rasio Solvabilitas



Rasio Likuiditas



(Fahmi, 2012:65)



(Fahmi, 2012:65)



(Fahmi, 2012:65)



Return On Equity



Debt To Equity Ratio



Current Ratio



(Kasmir, 2015:204)



(Kasmir, 2015:157)



(Kasmir, 2015:134)



Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber: Dikaji dari berbagai sumber, 2020.



51



2.2.2 Paradigma Penelitian



Return On Equity (Kasmir, 2015) Debt to Equity Ratio (Kasmir, 2015) Current Ratio (Kasmir, 2015)



H1 (+) (Fahrul Ashari, 2017)



H2 (-) (Husna, 2016)



Harga Saham (Musdalifah Aziz, 2015)



H3 (+) (Ponggohong, 2016)



H4 (Heny, 2020)



Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Sumber: Peneliti, 2020. Keterangan : : Parsial : Simultan 2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teoritis diatas, maka ringkasan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 = Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. H2 = Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. H3 = Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. H4 = Return On Equity (ROE), Current Ratio (CR) berpengaruh positif signifikan dan Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif signifikan secara simultan terhadap harga saham.



52



BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang terpilih menjadi bahan analisis. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk bilangan, atau



data kualititatif



yang diangkakan.



Usman



Rianse



mendefinisikan penelitian kuantitatif sebagai sebuah hasil perpaduan antara mazhab marburg yang berkolaborasi dengan aliran filsafat positivisme. Pemahaman dalam pendekatan ini bertujuan untuk mengadakan perubahan terhadap dunia keilmuan dengan melakukan eksperimen yang terukur.4 Pendekatan



kuantitatif



dilakukan



untuk



menguji



teori,



mengembangkan dan membangun fakta, mengkorelasikan antar variabel, menggambarkan hasil deskripsi statistik, serta memprediksi hasilnya. Desain penelitian kuantitatif bersifat terstruktur, baku, formal, dan dirancang sekomprehensif mungkin. Desain penelitian bersifat detail atau spesifik. 5 Tujuan dari desain penelitian ini adalah menunjukan hubungan antar variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini, menguji si teori, memprediksi dan mengeneralisasi sebuah fenomena berdasarkan teori yang dijadikan landasan untuk menghasilkan kebenaran etik.6 3.1.2 Desain Penelitian Desain



deskriptif



merupakan



jenis



desain



penelitian



yang



dipergunakan. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan guna mengeksplorasi ilmu pengetahuan secara luas dengan



4



Rianse, Usman. 2012. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta. 5 Ahmad, Tanzeh. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras. 6 Ibid.



53



menitikberatkan sebuah objek dalam rentang waktu tertentu. 7 Tujuan penelitian deskriptif yaitu untuk memecahkan masalah secara faktual, sistematis, dan akurat mengenai fenomena yang diangkat. Penelitian asosiatif menjadi jenis penelitian yang dipilih dalam penelitian ini. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya pengaruh antar variabel yang terlibat. Penelitian asosiatif memiliki tingkatan paling tinggi daripada deskriptif ataupun komparatif, hal ini dikarenakan dilakukannya penelitian ini dapat membuat sebuah teori mampu berfungsi untuk menjabarkan, meramalkan dan mengontrol sebuah gejala. 8 Penelitian kuantitatif menggunakan tiga variabel terikat yang terdiri dari ROE, DER, dan CR terhadap variabel bebas berupa harga saham pada pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI tahun 2012-2019. 3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Definisi Konseptual Sugiyono (2012:61) mendefinisikan variabel penelitian merupakan suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan dengan variasi tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian menjadi sebuah kesimpulan. Penelitian ini terdiri atas variabel dependen (terikat atau tidak bebas) dan variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini harga saham (Y) menjadi variabel dependen, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah Return On Equity (X1), Debt to Equity Ratio (X2) dan Current Ratio (X3). Adapun penjelasan pada setiap variabel secara konsep (teori) ialah sebagai berikut: 7



Alimul, Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Health Book Publising. 8 Sugiyono. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (cetakan ke 7) Bandung: CV.Alfabet.



54



a. Return On Equity (X1) Kasmir (2015:204) menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) adalah rasio yang berguna untuk menghitung laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Definisi Return On Equity (ROE) menurut Agus Sartono (2011 : 124) ialah alat ukur tingkat kemampuan atau kapabilitas suatu perusahaan dalam mendapatkan laba yang ada bagi pemegang saham perusahaan. Irham (2012:98) mendefinisikan Return on Equity (ROE) sebagai rasio yang berguna untuk menganalisis sejauh mana suatu perusahaan memanfaatkan sumber daya yang milik perusahaan untuk dapat memberikan laba ekuitas. Dengan demikian, definisi konseptual Return On Equity Ratio (ROE) dalam penelitian ini ialah salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan dan kapabilitas pada suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dari investasi pemegang saham di perusahaan tersebut. b. Debt to Equity Ratio (X2) Menurut Kasmir (2015:157), Debt to Equity Ratio (DER) dapat diartikan sebagai alat pengukur antara hutang dengan ekuitas. Menurut Sutrisno (2012:218), Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang mengukur presentase antara utang milik perusahaan dengan modal sendiri. Sedangkan, Hery (2016:143), mendefinisikan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai rasio yang biasa digunakan sebagai alat untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total ekuitas pada suatu perusahaan.



55



Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas, definisi konseptual Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara jumlah hutang dengan ekuitas di suatu perusahaan. c. Current Ratio (X3) Weygandt (2013: 397) menyatakan bahwa Current Ratio adalah alat ukur yang dipergunakan secara luas untuk melakukan evaluasi terhadap likuiditas pada suatu perusahaan dan mengukur kemampuan perusahaan tersebut dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya (utang jangka pendek). Sutrisno (2017:222) menyatakan bahwa Current Ratio atau biasa disebut rasio lancar adalah rasio keuangan yang dilakukan dengan melakukan perbandingan antara aktiva lancar milik perusahaan dengan utang jangka pendek. Adapun pengertian rasio lancar yang dinyatakan oleh Kasmir (2014:134), rasio lancar(current ratio) adalah rasio yang digunakan sebagai alat ukur untuk melakukan penilaian pada kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau utang yang jatuh temponya singkat pada saat diminta untuk membayar secara keseluruhan. Kesimpulannya, definisi konseptual Current Ratio dalam penelitiaan ini ialah rasio yang bermanfaat untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang. d. Harga Saham (Y) Menurut Musdalifah Azis (2015:80), harga saham didefinisikan sebagai harga di pasar riil, harga saham adalah harga yang paling termudah untuk ditentukan. Adapun menurut Darmadji & Fakhrudin (2012:102), harga saham merupakan harga yang terjadi di bursa pada waktu tertentu. Harga



56



saham tidak statis karena dapat terjadi perubahan baik naik atau pun turun dalam hitungan waktu yang relatif cepat. Sedangkan, Jogiyanto (2011:143) mendefinisikan harga saham sebagai harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Dengan demikian, pengertian konseptual harga saham ialah harga dari suatu saham yang ditentukan pada saat pasar saham sedang berlangsung dengan didasarkan pada permintaan dan penawaran pada saham yang tersebut. 3.2.2 Definisi Operasional 3.2.2.1 Return On Equity (ROE) Menurut Kasmir (2015:204) untuk mencari atau menghitung Return On Equity (ROE) adalah dengan membandingkan antara laba setelah pajak dengan modal. Return On Equity (ROE) dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐸) =



𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥 Equity



Sumber: Kasmir (2015:204)



3.2.2.2 Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Kasmir (2015:157), Debt To Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total utang dengan ekuitas dikali dengan 100%. Debt to Equity Ratio (DER) dapat diukur melalui rumus di bawah ini: 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐸𝑅) =



Total Utang (𝐷𝑒𝑏𝑡) 𝑥100% Ekuitas (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)



Sumber: Kasmir (2015:157)



3.2.2.3 Current Ratio (CR)



57



Brigham dan Houston (2012: 134) menyatakan bahwa Current Ratio bisa diketahui dengan melakukan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Adapun rumus current ratio ialah sebagai berikut: 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =



Aset Lancar Kewajiban Lancar



Sumber: Brigham dan Houston (2012:134)



3.2.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian dapat didefinisikan sebagai



alat yang



dipergunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2017:172). Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Variabel



Definisi Operasional



Rasio untuk menganalisis kemampuan sebuah Rasio perusahaan dalam Profitabilitas memenuhi kewajiban jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio untuk mengkaji efektivitas perusahaan yang Rasio dilihat dari peningkatan laba Leverage atau keuntungan baik yang diperoleh melalui penjualan maupun investasi.



Indikator



Return On Equity (X1) •



Pengukuran



𝑅𝑂𝐸 =



Debt to Equity Ratio



𝐷𝐸𝑅 =



𝐸𝐴𝑇 Equity



𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑥100% Ekuitas



Skala



Rasio



Rasio



(X2) ••



58



Tabel 3.1 Instrumen Penelitian (Lanjutan) Variabel



Definisi Operasional



Indikator



Pengukuran



Rasio untuk menganalisis tingkat suatu perusahaan Current Ratio Rasio dalam menyanggupi Likuiditas dan memenuhi (X3) ••• kewajiban jangka pendek yang dimilikinya. Harga saham adalah Harga Saham Pasar harga yang terjadi di Modal pasar bursa pada (Y) •••• periode tertentu. Sumber: • Kasmir, 2015: 204



𝐶𝑅 =



Aset Lancar Kewajiban Lancar



closing price



••



Kasmir, 2015: 157



•••



Brigham dan Houston, 2012: 134



••••



Brigham dan Houston, 2014: 89



Skala



Rasio



Rupiah



Kata pengantar 3.3 Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.3.1.1 Populasi Populasi



merupakan



karakteristik tertentu



obyek



atau



subyek



dengan



yang dianalisis berangkat dari sebuah



fenomena (Sugiyono, 2015:80). Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan, yaitu populasi dari penelitian ini merupakan perusahaan telekomunikasi yang terdapat di dalam Bursa Efek Indonesia dalam rentang tahun 2012 sampai 2019 sebanyak 6 perusahaan yang dijelaskan melalui tabel di bawah ini:



59



Tabel 3.2 Daftar Populasi Perusahaan Telekomunikasi di BEI No.



Kode Saham



Nama Emiten



Tanggal IPO



1



BTEL



Bakrie Telecom Tbk



3 Februari 2006



2



EXCL



XL Axiata Tbk



29 September 2005



3



FREN



Smartfren Tbk



29 November 2006



4



INVS



Inovisi Infracom Tbk



3 Juli 2009



5



ISAT



Indosat Tbk



19 Oktober 1994



6



TLKM



Telekomunikasi Indonesia Tbk 14 November 1995



Sumber: sahamok.com 3.3.1.2 Sampel Menurut Sugiyono (2015:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik pada sebuah populasi. Sampel diperlukan jika populasi memiliki jumlah yang besar. Maka dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan 4 perusahaan yang terdaftar dalam BEI sebagai sampel yang terlihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.3 Daftar Sampel Perusahaan Telekomunikasi No.



Kode Saham



Nama Emiten



Tanggal IPO



1



EXCL



XL Axiata Tbk



29 September 2005



2



FREN



Smartfren Tbk



29 November 2006



3



ISAT



Indosat Tbk



19 Oktober 1994



4



TLKM



Telekomunikasi Indonesia Tbk 14 November 1995



Sumber: sahamok.com 3.3.1.3 Teknik Sampling Tenik sampling yang digunakan data penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu teknik penentuan sampel dengan melalui beberapa pertimbangan, yaitu: a. Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun penelitian.



60



b. Perusahaan telekomunikasi yang menerbitkan laporan keuangan triwulan selama periode tahun penelitian. c. Perusahaan telekomunikasi yang memiliki kelengkapan data variabel yang dibutuhkan selama periode tahun penelitian. Berdasarkan kriteria sampel yang telah disebutkan, jumlah sampel yang memenuhi kriteria untuk digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 perusahaan seperti yang sudah disebutkan pada sub bab sampel. 3.3.2 Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan jenis data sekunder. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2013:143) mendefinisikan data sekunder sebagai data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan triwulan perusahaan sub sektor telekomunikasi dari tahun 2012 sampai 2019 serta harga saham perusahaan tersebut yang dapat diakses melalui website idx.co.id dan lembarsaham.co.id. 3.3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi didefinisikan sebagai teknik pengumpulan data melalui catatan peristiwa dalam berbagai bentuk, misalnya tulisan, gambar, angka, karya-karya dari individu/instansi yang sudah berlalu (Sugiyono, 2015: 240).



61



3.4 Pengujian Keabsahan Data 3.4.1 Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif digunakan untuk menunjukkan profil pada data penelitian dan melakukan identifikasi terhadap setiap variabel pada seluruh hipotesis. Statistik deskriptif yang dipergunakan ialah rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi. Variabel yang digunakan adalah Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR). 3.4.2 Uji Asumsi Klasik (Normalitas, Multikolinieritas, Heterokedesitas) 3.4.2.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas data adalah pengujian mengenai kenormalan distribusi data. Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi mempunyai distribusi normal. Uji normalitas diuji menggunakan uji kolmogorov Smirnov dengan membuat hipotesis. Hipotesis yang digunakan adalah: H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Data akan dikatakan lolos uji masalah jika nilai Asymp.Sig (2tailed) variabel residual berada di atas 0,05. Sebaliknya, apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel residual berada di bawah 0,05, maka data tersebut mengalami normalitas (Ghozali, I. 2011: 160). 3.4.2.2 Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan dengan tujuan menguji model regresi untuk melihat ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) atau tidak. Model regresi dapat dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Apabila



62



variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini dikatakan tidak orthogonal. Variabel orthogonal merupakan variabel independen dengan nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan 0 (nol). Multikolinieritas dapat dilihat dengan Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai VIF < 10.00 dan tolerance > 0.100, maka tidak ada gejala Multikolinieritas (Ghozali, I. 2011:105). 3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varian nilai residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam regresi. Diagram scatterplot dapat digunakan



untuk



mendeteksi



kemungkinan



adanya



gejala



heteroskedastisitas. Apabila variance dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut sebagai homoskedastisitas



dan



apabila



berbeda



maka



disebut



heteroskedastisitas. Model regresi dapat dikategorikan sebagai model regresi yang



baik



apabila



heterokedastisitas.



homoskedastisitas Untuk



mendeteksi



atau



tidak



terjadi



ada



atau



tidak



heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar pengambilan keputusan dengan uji Scatterplot adalah: a. Terindikasi telah terjadi heteroskedastisitas jika terdapat pola tertentu, misalnya beberapa titik yang ada membuat bentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, lalu menyempit).



63



b. Terindikasi tidak terjadinya heteroskedastisitas jika tidak ada pola yang jelas, serta setiap titik penyebaran di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.9 3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Analisis Deskriptif Pada umumnya, statistik deskriptif dipergunakan untuk memberikan penjelasan mengenai variabel pada suatu studi penelitian. Metode analisis deskriptif dapat didefinisikan sebagai metode analitik dengan melakukan pengumpulan, pengklasifikan, analisis dan interpretasi data dengan tujuan memberikan informasi dan ikhtisar pada topik yang dibahas. Statistik deskriptif



menunjukkan



gambaran umum



terkait



fenomena



atau



karakteristik data. 3.5.2 Analisis Verifikatif Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis verifikatif dengan menggunakan perhitungan statistik. Pengujian ini dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap pengaruh pada variabelvariabel yang diteliti. Verifikatif artinya ialah menguji teori dengan melakukan pengujian pada suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. 3.6 Pengujian Hipotesis 3.6.1 Analisis Regresi Linier Berganda Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah mdel regresi berganda (multiple regression) yang terdiri dari lebih satu variabel independen. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan satu atau lebih dari satu variabel independen (Widarjono, A. 2013:59). 9



Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program SPSS IBM SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.



64



1) Persamaan regresi berganda diantaranya : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e Keterangan: Y



= Harga saham



a



= Konstanta



b1b2b3 = Koefisien regresi dari variabel bebas x1



= Variabel Independen 1 (Return on Equity)



x2



= Variabel Independen 2 (Debt on Equity Ratio)



x3



= Variabel Independen 3 (Current Ratio)



e



= Faktor Pengganggu dari luar model (error)



2) Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-Sama (Uji F) Peran uji F ialah untuk mengetahui setiap variabel independen secara keseluruhan signifikan secara statistik dalam memberikan pengaruh terhadap variabel dependen. Seluruh variabel independen dinyatakan secara keseluruhan mempengaruhi variabel dependen jika nilai F hitung > nilai F tabel. Hipotesis yang digunakan : H0 : β1 = β2 = β3 = 0 Berarti tidak ada pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y H1: β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 Berarti ada pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y Pada tingkat signifikasi 5% dengan kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut: a) Variabel penjelas secara bersamaan tidak berpengaruh



terhadap variabel yang dijelaskan secara singkat jika pada taraf signifikansi 5%, H0 diterima dan H1 ditolak apabila F hitung < F tabel. b) Variabel penjelas secara bersamaan mempengaruhi variabel



yang dijelaskan secara signifikan jika pada taraf signifikansi 5%, H0 ditolak dan H1 diterima apabila F hitung > F tabel.



65



3) Uji Koefisien Determinasi (R2) Mencari kofisien determinasi (Adjusted R2) dengan prediktor X1, X2, X3, dengan kriterium Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑟2 =



𝑎1𝑋1𝑌 ∑𝑌 2



Keterangan: R2 = Koefisien korelasi Y dengan X1, X2, X3 𝛼1 = Koefisen prediktor X1 𝛼2 = Koefisen prediktor X2 𝛼3 = Koefisen prediktor X3 𝑋1𝑌 = Jumlah produk X1 dengan Y 𝑋2𝑌 = Jumlah produk X2 dengan Y 𝑋3𝑌 = Jumlah produk X3 dengan Y Σ𝑌2 = Jumlah kuadrat kriterium Y Penggambaran mengenai seberapa tepat regresi sesuai dengan data aktual (goodness of fit) ditunjukkan melalui koefisien determinasi (R2) (Widarjono, 2010:19). Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur presentase total variasi variabel dependen Y yang dijabarkan oleh variabel independen X di dalam garis regresi. Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Apabila R2 semakin mendekati 1, maka garis regresi semakin baik dan apabila mendekati angka nol maka dianggap kurang baik. 3.6.2 Analisis Pengaruh Parsial Hipotesis parsial dikerjakan secara satu per satu variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dan variabel intervening terhadap Y yang dilakukan secara hipotesis terpisah (Ariawaty & Evita, 2018). Berikut merupakan kriteria pengujian uji t:



66



a. Hipotesis ditolak apabila nilai thitung > ttabel, mengindikasikan bahwa variabel dalam penelitian berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Hipotesis diterima apabila nilai thitung < ttabel, mengindikasikan bahwa variabel dalam penelitian tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 3.6.3 Analisis pengaruh simultan Hipotesis (dugaan) simultan dikerjakan serentak (bersamaan) pada variabel penelitian yang dilakukan. Penggunaan SPSS pada penelitian hipotesis simultan dapat diperoleh melalui uji ANOVA (Ariawaty & Evita, 2018). a



Hipotesis ditolak apabila nilai Fhitung > Ftabel, mengindikasikan bahwa secara bersama-sama variabel independen tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen.



b Hipotesis diterima apabila nilai Fhitung < Ftabel, mengin dikasikan bahwa secara bersama-sama variabel independen tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.



67



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah lembaga resmi dari pemerintah Indonesia yang memfasilitasi segala kegiatan jual beli saham perusahaan go public. Berperan sebagai penyelenggara, penyedia sistem juga sarana untuk mempertemukan antara penawaran jual dan beli Efek pihak-pihak lain, tujuannya ialah untuk memperdagangkan Efek di antara pihak terkait. Bursa Efek Indonesia merupakan bursa hasil penggabungan antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Keputuan pemerintah untuk melakukan penggabungan antara keduanya, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) selaku pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya (BES) selaku pasar obligasi dan derivativ menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) bertujuan demi efektivitas operasional dan transaksi.



Bursa hasil



penggabungan ini mulai beroperasi sejak 1 Desember 2007. Terhitung sejak 22 Mei 1995, Jakarta Automated Trading System (JATS) resmi digunakan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai sistem perdagangannya untuk menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009 JATS-NextG menggantikan Jakarta Automated Trading System (JATS) sebagai sistem perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). 4.1.2 PT XL Axiata Tbk Pada 6 Oktober 1989 PT XL Axiata Tbk didirikan dengan nama PT Grahametropolitan Lestari. PT XL Axiata Tbk (dalam Bursa Efek Indonesia tercatat dengan nama EXCL) pada umumnya disingkat XL merupakan salah satu perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia. Sejak 8



68



Oktober 1996, XL mulai beroperasi secara komersial dan merupakan perusahaan swasta ketiga yang menyediakan layanan telepon seluler GSM di Indonesia. XL melakukan pencatatan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29 September 2005. Telekom Malaysia melakukan akuisisi terhadap XL pada tanggal 27 Oktober 2005, sehingga pada tanggal 16 November 2009 terjadi perubahan nama perusahaan pada tanggal yang ditetapkan RUPSLB XL bahwa terhitung sejak 23 Desember 2009 PT Excelcomindo Pratama Tbk beralih nama menjadi PT XL Axiata Tbk. Terdapat empat lini produk GSM yang dimiliki XL, yaitu XL Prabayar, Live.On, AXIS dan XL Prioritas (Pascabayar). Selain itu, tersedia pula layanan korporasi yang termasuk Internet Service Provider (ISP) dan VoIP. 4.1.3 PT Smartfren Telecom Tbk PT Smartfren Telecom Tbk (alih nama dari PT Mobile-8 Telecom Tbk) yang telah berdiri sejak 2 Desember 2002 adalah operator yang menyediakan jasa telekomunikasi berbasis teknologi 4G LTE Advanced yang merupakan pengembangan lanjutan dari 4G. Produk perusahaan ini adalah Smartfren, dan sebelumnya bernama Fren. Pada 8 Desember 2003 PT Mobile-8 Telecom Tbk resmi beroperasi dan melakukan peluncuran produk, dikenal dengan nama Fren yang berbasis CDMA2000 dengan modal awal berupa pengguna jaringan dari tiga perusahaan sebelumnya, yaitu Telesera, Metrosel dan Komselindo yang diubah dari AMPS/CDMAOne ke CDMA2000. Pada 3 Oktober 2006, PT Mobile-8 Telecom melakukan penawaran umum perdana dan melakukan pencatatan saham perdananya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan melepas 19,91% sahamnya. Pada 11 Juni 2007, Mobile-8 menggabungkan tiga anak usahanya, yaitu Metrosel,



69



Komselindo



dan



Telesera



ke



perusahaan



induknya.



Merger



ini



mengakibatkan adanya peralihan izin operasional Mobile-8, yang semula atas nama tiga anak perusahaannya tersebut, kini beralih ke Mobile-8. Pada 11 November 2009, terjadi perpindahan saham Global Mediacom di Mobile-8 sebesar 19% ke tangan PT Gerbangmas Tunggal Sejahtera, Centurion Asset Management Ltd dan Boquete Group SA yang terafiliasi dengan Grup Sinarmas. Sinarmas mempunyai dua perusahaan telekomunikasi, yaitu PT Mobile-8 dan PT Smart Telecom (yang mengelola kartu Smart) sebagai hasil dari akuisisi tersebut. Pada



awal



akuisisi



dinyatakan



bahwa



kedua



perusahaan



telekomunikasi tersebut akan beroperasi masing-masing, namun pada akhirnya kedua perusahaan telekomunikasi tersebut memutuskan untuk mengkonsolidasikan perusahaan mereka dengan nama Smartfren dengan tujuan efisiensi biaya. Akhirnya, proses integrasi operasional dan transaksi kedua perusahaan selesai pada 23 Maret 2011, dan PT Mobile-8 Telecom resmi melakukan peralihan nama menjadi PT Smartfren Telecom Tbk pada 12 April 2011. 4.1.4 PT Indosat Tbk Indosat Ooredoo (alih nama dari Indosat) merupakan salah satu perusahaan



yang



menyediakan



jasa



telekomunikasi



dan



jaringan



telekomunikasi di Indonesia. Indosat Ooredoo menawarkan saluran komunikasi untuk pengguna telepon genggam dengan pilihan prabayar maupun pascabayar dengan merek IM3 Ooredoo, selain itu IM3 Ooredoo juga menawarkan jasa lain yaitu saluran komunikasi via suara untuk telepon tetap (fixed) termasuk sambungan langsung internasional IDD (International Direct Dialing). Selain itu, disediakan pula layanan multimedia, internet dan komunikasi data (MIDI= Multimedia, Internet & Data Communication Services).



70



Pada bulan Februari 2013, perusahaan telekomunikasi Qatar yang sebelumnya bernama Qtel menguasai saham Indosat sebesar 65 persen yang mengakibatkan adanya perubahan nama perusahaan menjadi Ooredoo. Pada tahun 2013 atau 2014, diwacanakan adanya penggantian menyeluruh pada perusahaan miliknya atau di bawah kendalinya yang berada di Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara dengan nama Ooredoo. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 19 November 2015, diputuskan secara resmi pengubahan identitas dan logo Indosat dengan nama Indosat Ooredoo. 4.1.5 PT Telkom Indonesia Tbk Pada tahun 1993, PT Telkom mulai merintis teknologi nirkabel GSM. Lalu, satu tahun setelahnya, PT Satelit Palapa Indonesia hadir sebagai pelopor operator jaringan GSM di Indonesia yang merilis kartu SIM. Pada tahun 1995, PT Telkomsel didirikan bersama Indosat, tepatnya pada tanggal 26 Mei 1995 melakukan peluncuran kartu Halo sebagai layanan paska bayar. Telkomsel



termasuk



dalam



salah



satu



jajaran



perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia, dan kini Telkomsel sukses menjadi operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia yang telah mengoperasikan BTS (Base Tranceiver Station) dengan jumlah yang fantastis, yaitu sejumlah 236 ribu serta melayani lebih dari 170 juta pelanggan, sehingga pada tahun 2020 hampir 60% pangsa pasar telekomunikasi seluler di Indonesia diperoleh oleh Telkomsel. Fakta lainnya, Telkomsel menjadi operator terbesar yang berada pada urutan keenam di dunia dengan memberikan pelayanan kepada ratusan juta pelanggan dalam satu negara. Kini, layanan Telkomsel dapat digunakan di 200 negara di dunia karena sudah menjalin kerja sama dengan 575 mitra roaming. Saat ini, kepemilikan Telkomsel dipegang oleh Telkom Indonesia Tbk sebesar 65%, dan Singapore Telecommunications Singapura 35%.



71



4.2 Hasil Penelitian Analisis data dan pengujian terhadap setiap variabel dilakukan dengan menggunakan statistik IBM SPSS versi 25 untuk windows 64 bit. 4.2.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan sebagai alat untuk mengetahui jumlah data yang digunakandalam sebuah penelitian, selain itu statistik deskriptif juga menampilkan nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata serta standar deviasi dari setiap variabel. Variabel dalam penelitian ini ialah Statistik Deskriptif Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan Harga Saham. Hasil olah data deskriptif termuat dalam tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan Harga Saham Descriptive Statistics N



Minimum



Maximum



Mean



Std. Deviation



ROE



32



-83.09



29.16



-3.4441



24.80931



DER



32



.64



4.20



1.9859



1.05313



CR



32



.28



1.35



.6309



.31406



Harga Saham



32



50



6600



2923.22



2072.582



Sumber: Data diolah SPSS IBM 25, 2021.



4.2.1.1 Return On Equity (ROE) Berdasarkan tabel 4.1, termuat bahwa jumlah data yang diamati pada sub sektor telekomunikasi yang terdaftar pada BEI periode 2012-2019 dalam penelitian ini yaitu sebanyak 32 data. Hasil olah data statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel ROE memiliki nilai minimum -83.09 dan nilai maksimum sebesar 29.16, dengan rata-rata sebesar -3.4441 serta standar deviasi sebesar 24.80931. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel ROE memiliki sebaran yang besar dikarenakan oleh jumlah standar deviasi yang



72



lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata, sehingga simpangan data pada variabel ROE dapat dikatakan kurang baik. 4.2.1.2 Debt to Equity Ratio (DER) Termuat dalam tabel 4.1 bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai minimum sebesar 0.64 dan nilai maksimum sebesar 4.20, dengan jumlah rata-rata bernilai 1.9859 serta jumlah standar deviasi bernilai 1.05313. Terindikasi bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki sebaran yang besar, hal ini disebabkan oleh jumlah standar deviasi yang lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata, sehingga simpangan data pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) dapat dikatakan kurang baik. 4.2.1.3 Current Ratio (CR) Dapat dilihat pada tabel 4.1 bahwa variabel Current Ratio (CR) memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0.28 dan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 1.35, dengan jumlah rata-rata sebesar 0.6309 serta standar deviasi sebesar 0.31406. Dapat disimpukan bahwa terindikasi variabel Current Ratio (CR) memiliki sebaran yang relatif kecil, hal ini dikarenakan jumlah besaran standar deviasi yang lebih kecil daripada besaran nilai rata-rata, sehingga simpangan data pada variabel Current Ratio (CR) dapat dikatakan baik. 4.2.1.4 Harga Saham Dari tabel 4.1 terlihat bahwa variabel harga saham memiliki nilai terendah dengan jumlah 50 dan nilai tertinggi berjumlah 6600, dengan besaran rata-rata sebesar 2923.22 dan standar deviasi sebesar 2072.582. Dapat disimpukan bahwa terindikasi variabel harga saham memiliki sebaran yang kecil, hal ini disebabkan jumlah besaran standar deviasi yang lebih kecil daripada besaran nilai rata-rata, sehingga simpangan data pada variabel harga saham dapat dikatakan baik.



73



4.2.2 Uji Keabsahan Data Hipotesis pada penelitian ini akan diuji menggunakan analisis linier berganda. Sebelum data dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik (Normalitas, Multikolinieritas, Heteroskedastisitas). 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menentukan apakah data tersebut biasanya didistribusikan atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan metode Uji KolmogorovSmirnov. Pengujian menggunakan SPSS 25.0 untuk Windows. Hasil pengujian normalitas untuk semua variabel dapat dilihat pada Tabel 4.2, berikut: Tabel 4.2 Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b



32 Mean Std. Deviation



Most Extreme Differences



.0000000 1355.02404957



Absolute



.115



Positive



.115



Negative



-.077



Test Statistic



.115



Asymp. Sig. (2-tailed)



.200



a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.



Sumber: Data diolah SPSS IBM 25, 2021.



Pada tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-Tailed) sebesar 0.200 dan berada di atas nilai signifikan (0.05), sehingga variabel residual berdistribusi normal. Dengan hasil uji normalitas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan



74



nilai-nilai observasi data telah terdistribusi normal dan dapat dilakukan uji asumsi klasik selanjutnya. 4.2.2.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan dengan tujuan menguji model regresi untuk melihat ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) atau tidak. Multikolinieritas dapat dilihat dengan Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai VIF < 10.00 dan tolerance > 0.100, maka tidak ada gejala Multikolinieritas. Berikut merupakan hasil olah data uji multikolinieritas menggunakan SPSS IBM 25: Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas ROE, DER dan CR Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1



Tolerance



VIF



ROE



.435



2.299



DER



.585



1.710



CR



.473



2.116



(Constant)



a. Dependent Variable: Harga Saham



Sumber: Data diolah SPSS IBM 25, 2021.



Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan bahwa nilai tolerance pada variabel ROE sebesar 0.435 > 0.100, DER 0.585 > 0.100 dan CR sebesar 0.473 > 0.100, serta nilai VIF pada variabel ROE sebesar 2.299 < 10.00, DER sebesar 1.710 < 10.00, dan CR sebesar 2.116 < 10.00. Nilai tolerance seluruh variabel lebih dari 0.100 dan nilai VIF seluruh variabel kurang dari 10.00, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas. 4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varian nilai residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidak



75



heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Gambar 4.1 Scatter Plot (Hasil Uji Heteroskedastisitas)



Sumber: Data diolah SPSS IBM 25, 2021.



Dari grafik Scatter Plot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, penyebaran titik-titik tersebut berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga dapat disimpulkan model regresi layak digunakan untuk memprediksi harga saham verdasarkan masukan variabel independen ROE, DER, dan CR. 4.2.3 Pengujian Hipotesis 4.2.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan tujuan untuk dapat memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan satu atau lebih dari satu variabel independen. Berikut ini merupakan hasil olah data dengan menggunakan SPSS IBM 25:



76



Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1



a.



B



Std. Error



(Constant)



1724.527



1128.830



ROE



85.468



15.649



DER



1012.746



CR



-821.317



Coefficients Beta



t



Sig.



1.528



.138



1.023



5.462



.000



317.978



.515



3.185



.004



1185.995



-.124



-.693



.494



Dependent Variable: Harga Saham



Sumber: Data diolah SPSS IBM 25, 2021.



Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.4, diperoleh nilai regresi konstanta (a) dari model regresi = 1724.527 dan koefisien regresi (bi) dari masing-masing variabel yaitu b1 = 85.468, b2 = 1012.746 dan b3 = -821.317. Berdasarkan nilai konstanta dan koefisien regresi tersebut, maka hubungan antara seluruh variabel independen dengan variabel dependen dalam model regresi dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = 1724.527 + 85.468x1 + 1012.746x2 + -821.317x3 + e Berdasarkan persamaan model regresi linier berganda di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta (a) Nilai konstanta (a) sebesar 1724.527, nilai ini dapat diartikan apabila ROE, DER dan CR bernilai 0, maka harga saham bernilai 1724.527. b. Koefisien ROE (x1) Nilai koefisien ROE ialah sebesar 85.468. ROE bernilai positif menunjukkan bahwa variabel ROE memiliki hubungan positif terhadap harga saham.



77



c. Koefisien DER (x2) Nilai koefisien DER ialah sebesar 1012.746. Nilai DER yang positif menunjukkan bahwa variabel DER memiliki hubungan yang positif terhadap harga saham. d. Koefisien CR (x3) Nilai koefisien CR ialah sebesar -821.317. Nilai CR yang negatif dapat diartikan bahwa variabel CR memiliki hubungan negatif terhadap harga saham. Berdasarkan rumusan model regresi di atas, dilakukan uji hipotesis



untuk



mengukur



ketepatan



fungsi



regresi



dalam



memperkirakan nilai aktual. Uji hipotesis ini terdiri dari Uji T (Parsial), Uji F (Simultan) dan Koefisien Determinasi (R2). 4.2.3.2 Analisis Pengaruh Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk melakukan pengujian terhadap model regresin secara simultan. Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh keseluruhan variabel independen yang ada pada model regresi secara serentak



atau



bersama-sama



(simultan)



terhadap



variabel



independen. Berikut ini merupakan hasil Uji F menggunakan SPSS IBM 25: Tabel 4. 5 Hasil Uji F (F-Test) Simultan ANOVAa Model 1



Sum of Squares



Df



Mean Square



Regression



76244652.047



3



25414884.016



Residual



56918795.422



28



2032814.122



133163447.469



31



Total a.



Dependent Variable: Harga Saham



b.



Predictors: (Constant), CR, DER, ROE



F 12.502



Sig. .000b



Sumber: Data diolah SPSS IBM 25, 2021.



78



Apabila nilai Fhitung > Ftabel maka artinya variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Ftabel = (k ; n-k) = (3; 32–3) = (3;29) = 2.92. Berdasarkan tabel 4.6, diperoleh nilai Fhitung 12.502 > Ftabel 2.92 sehingga H0 ditolak dan Hα diterima, dengan signifikansi 0.00 < 0.05 (ditetapkan), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) antara variabel ROE, DER dan CR terhadap Harga Saham.



H0 ditolak H0 diterima



2.92



Gambar 4.2



12.502



Kurva Pengaruh Return on Equity Terhadap H arga Sah am



Kurva Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Current Ratio Terhadap Harga Saham Sumber: Data diolah SPSS IBM 25, 2021.



4.2.3.3 Analisis Pengaruh Parsial (Uji T) Uji T dilakukan untuk menguji koefisien secara parsial. Berikut ini merupakan hasil Uji T yang telah diolah menggunakan SPSS IBM 25: Tabel 4.6 Hasil Uji T (T-Test) Parsial Coefficientsa Unstandardized



Standardized



Coefficients



Coefficients



Model



B



Std. Error



1



(Constant)



1724.527



1128.830



ROE



85.468



15.649



DER



1012.746



CR



-821.317



a.



Beta



T



Sig.



1.528



.138



1.023



5.462



.000



317.978



.515



3.185



.004



1185.995



-.124



-.693



.494



Dependent Variable: Harga Saham



Sumber: Data diolah SPSS IBM 25, 2021.



Besaran angka ttabel dengan ketentuan α = 0.05 dan dk = (n-k1) atau (32-3-1) = 28, sehingga ttabel = (α/2 ; n-k-1) = (0.05/2 ; 32-3-1) = 79



(0.025 ; 28) = 2.048. berdasarkan tabel 4.5 di atas, maka dapat diketahui pengaruh parisal setiap variabel ialah sebagai berikut: a. Variabel ROE terhadap Harga Saham Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh nilai thitung sebesar 5.462, sehingga thitung > ttabel (5.462 > 2.048) dengan signifikansi 0.00 < 0.05, maka H0 ditolak dan Hα diterima, artinya terdapat pengaruh positif signifikan antara ROE terhadap harga saham.



H0 ditolak



H0 ditolak H0 diterima



5.462



-2.048



-2.048



Gambar 4.3



Kurva Pengaruh De bt to Equity Ratio Terh ada p Harga Sa ham



Kurva Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham Sumber: Data diolah SPSS IBM 25, 2021.



b. Variabel DER terhadap Harga Saham Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh nilai thitung sebesar -0.693, sehingga thitung > ttabel (-0.693 > 2.048) dengan signifikansi 0.004 < 0.05, maka H0 ditolak dan Hα diterima, artinya terdapat pengaruh positif signifikan antara DER terhadap harga saham. H0 ditolak



H0 ditolak H0 diterima



-2.048



-2.048



3.185



Gambar 4.4 Kurva Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham Sumber: Data diolah SPSS IBM 25, 2021.



c. Variabel CR tehadap Harga Saham Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh nilai thitung sebesar 3.185, sehingga thitung < ttabel (3.185 < 2.048) dengan signifikansi 0.494 >



80



0.05, maka H0 diterima dan Hα ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara CR terhadap harga saham.



H0 ditolak



H0 ditolak H0 diterima



-2.048



-2.048



-0.693



Gambar 4.5 Kurva Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham Kurva Pengaruh Current Ratio Ter hadap Harga Saham



4.2.3.4 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur presentase total variasi variabel dependen Y yang dijabarkan oleh variabel independen X di dalam garis regresi. Berikut merupakan hasil uji koefisien determinasi yang dilakukan menggunakan SPSS IBM 25: Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb



Model



R



1



.757a



Adjusted R



Std. Error of the



Square



Estimate



R Square .573



.527



1425.768



Durbin-Watson 1.034



a. Predictors: (Constant), CR, DER, ROE b. Dependent Variable: Harga Saham



Sumber: Data diolah SPSS IBM 25, 2021.



Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa nilai korelasi (R) sebesar 0.757 atau 75.7%, sehingga hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen dan variabel independen memiliki korelasi yang positif, artinya apabila ROE, DER dan CR meningkat maka harga saham juga akan mengalami peningkatan. Diketahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan dengan nilai Adjusted R Square, yaitu 0.527 atau 52.7%. Hal ini mengartikan bahwa 52.7% variasi harga saham yang



81



dapat dijabarkan oleh variasi Return on Equity ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR) secara simultan. Sedangkan sisanya sebesar 100%-52.7% = 47.3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain selain variabel-variabel bebas dalam penelitian ini. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai koefisien 5.462 dengan signifikansi 0.00 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pengaruh positif signifikan antara ROE terhadap harga saham. Dengan demikian, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham diterima. ROE berpengaruh terhadap harga saham. Apabila nilai Return on Equity semakin tinggi, maka suatu perusahaan dianggap sanggup untuk melakukan efisiensi guna menghasilkan keuntungan dari setiap unit ekuitas. Harga saham dapat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya nilai suatu ROE pada perusahaan tersebut. Tingginya nilai ROE pada suatu perusahaan, tentunya akan meningkatkan minat para investor untuk pengambilan keputusan dalam penanaman modal pada perusahaan bersangkutan, hal ini dikarenakan nilai ROE mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik. Akibat dari tingginya nilai ROE pada perusahaan yang bersangkutan maka harga saham akan mengalami peningkatan. Kasmir (2015) menyatakan bahwa hasil imbal atas ekuitas atau Return On Equity merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan modal sendiri, rasio yang semakin tinggi memberikan



82



indikasi atau sinyal yang baik, karena dapat diartikan posisi pemilik perusahaan semakin kuat demikian pula sebaliknya. Menurut Jumingan (2011), Return on Equity (ROE) digunakan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri. Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fahrul Ashari pada tahun 2017 bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Return on Equity (ROE) terhadap harga saham. 4.3.2 Pengaruhi Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai koefisien sebesar 3.185, dengan signifikansi 0.004 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara CR terhadap harga saham. Dengan demikian, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham ditolak. Sartono (2010) menyatakan bahwa debt equity ratio yang tinggi akan memperbesar pula resiko yang dihadapi, selain itu investor akan semakin meninggikan tingkat keuntungan yang diminta, DER yang tinggi mengindikasikan tingkatan yang rendah pada proporsi modal sendiri rendah untuk mendanai aktiva. Pada konteks ini para investor di pasar modal akan merespon secara negatif. Artinya, DER suatu perusahaan yang semakin tinggi mengakibatkan semakin rendahnya harga saham pada perusahaan tersebut, hal ini disebabkan oleh berkurangnya pofitabilitas perusahaan yang dapat disebabkan oleh biaya hutang yang semakin besar. Profit perusahaan yang mengalami penurunan tentunya akan mengakibatkan terjadinya penurunan permintaan



investor terhadap harga



saham



tersebut, lalu



akan



mengakibatkan penurunan terhadap harga.



83



Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri pada tahun 2017 yang menyatakan bahwa secara parsial variabel DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 4.3.3 Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai koefisien sebesar -0.693, dengan signifikansi 0.494 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pengaruh positif signifikan antara CR terhadap harga saham. Dengan demikian, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham ditolak. Tinggi rendahnya Current Ratio (CR) akan mempengaruhi penurunan atau peningkatan harga saham. Rendahnya Current Ratio (CR) akan memberikan dampak terjadinya penurunan harga pasar dari harga saham yang dimaksud. Akan tetapi Current Ratio (CR) yang terlalu tinggi juga belum tentu baik, karena pada kondisi tertentu hal tersebut menunjukkan adanya banyak dana pada perusahaan tersebut yang menganggur (aktivitas yang relatif sedikit) sehingga dapat terjadi pengurangan terhadap kemampuan perusahaan. Hal yang dapat menyebabkan tingginya Current Ratio ialah adanya piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual, sehingga tidak dapat digunakan untuk melunasi hutang secara cepat. Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Febrioni pada tahun 2016, bahwa variabel CR tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. 4.3.4 Pengaruh Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan diperoleh nilai Fhitung 12.502 > Ftabel 2.92 sehingga H0 ditolak dan Hα diterima, dengan signifikansi



84



0.00 < 0.05 (ditetapkan), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) antara variabel ROE, DER dan CR terhadap Harga Saham. ROE memiliki pengaruh terhadap harga saham, angka Return on Equity (ROE) yang semakin tinggi, maka akan harga saham pada perusahaan tersebut akan semakin tinggi. Sedangkan, DER suatu perusahaan yang semakin tinggi mengakibatkan semakin rendahnya harga saham pada perusahaan tersebut, hal ini disebabkan oleh berkurangnya profitabilitas perusahaan yang dapat disebabkan oleh biaya hutang yang semakin besar. Adapun tinggi rendahnya Current Ratio (CR) akan mempengaruhi penurunan atau peningkatan harga saham. Rendahnya Current Ratio (CR) akan memberikan dampak terjadinya penurunan harga pasar dari harga saham yang dimaksud. Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Heny Ratnaningtyas (2021) yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi data panel menunjukkan hasil bahwa Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.



85



BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijabarkan mengenai pengaruh Return on Equity (roe), debt to equity ratio (der), dan current ratio (cr) terhadap harga saham dengan melakukan studi pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2019, dapat disimpulkan bahwa: 1. Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2019. 2. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2019. 3. Current Ratio (CR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2019. 4. Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap Harga Saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2019. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut merupakan beberapa saran yang peneliti dapat berikan: 5.2.1 Saran Bagi Lembaga 1. Bagi perusahaan, dilihat dari fungsi dan tujuan dari rasio keuangan yang dapat menjadi acuan bagi investor sebelum



86



menanamkan modalnya, maka perusahaan disarankan untuk lebih cermat dalam menyusun rencana keuangan dan alokasi dana karena setiap dana yang masuk maupun keluar akan mempengaruhi angka-angka yang menjadi indikator dalam rasio keuangan, seperti laba, hutang, dan lain sebagainya. 2. Bagi



perusahaan,



disarankan



untuk



memaksimalkan



pengalokasian dana agar tidak ada dana yang menganggur serta memaksimalkan laba, selain itu harus lebih berhati-hati sebelum memutuskan untuk menambah hutang terlebih jika angka hutang terlalu tinggi. 3. Bagi PT XL Axiata Tbk, disarankan untuk lebih memperhatikan rencana keuangan terkait hutang jangka panjang serta perencanaan laba perusahaan karena mempengaruhi nilai Return On Equity dan Debt to Equity Ratio perusahaan. 4. Bagi PT. Smartfren Telecom Tbk, disarankan untuk sangat memperhatikan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan agar dana dapat digunakan secara efektif dan efisien. 5.2.2 Saran Bagi Investor 1. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menanamkan modal pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). 5.2.3 Peneliti Selanjutnya 1. Bagi peneliti yang mengambil topik serupa, disarankan untuk melakukan kajian mendalam dengan memasukkan variabel bebas lainnya, seperti ROA, EPS, DAR, NPM, dan lain sebagainya.



87



2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya mengambil periode yang lebih panjang agar sampel penelitian pun lebih banyak dan meluas.



88



DAFTAR PUSTAKA Buku : Abdullah. (2014). Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Penerbit Aswaja Pressindo. Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan.Indikator). Pekanbaru: Zanafa Publishing. Ahmad, T. (2011). Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras. Alimul, H. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Health Book Publishing. Ariawati, E. (2018). Metode Kuantitatif Praktis (1st ed.). Bandung: PT. Bima Pratama Sejahtera. Ashari, F. (2017). Pengaruh Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011- 2015. Jurnal Ekonomi, 1. Azis, M. (2015). Manajemen Investasi: Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish. Brigham, & Houston. (2012). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Darmadji, T., & Fakhruddin. (2012). Pasar Modal Di Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Fahmi, I. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta. Fahmi, I. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta. Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halim, A. (2013). Analisis Investasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Harahap, S. S. (2011). Analisis Krisis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hartono, J. (2011). Teori Portofolio Analisis Investasi. Edisi 7. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, M. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. Indriantoro, N., & Supomo, B. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE.



89



Jumingan. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara. Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke 7. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Musthafa. (2017). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Rianse, U. (2012). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi. Bandung: CV. Alfabeta. Salim, J. (2012). Jangan Coba-coba Main Saham Sebelum Baca Buku Ini. Jakarta: Visimedia. Sartono, A. (2011). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE. Subramanyam, & John. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10 (dialihbahasakan oleh Dewi Yanti). Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi. Cetakan ke 7. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. Suharno. (2016). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2014. Skripsi, 83-88. Sumarsan, T. (2013). Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: PT. Indeks. Sutrisno. (2012). Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia. Sutrisno, E. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 1. Jakarta: Kencana. Sutrisno, E. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana. Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi . Yogyakarta: Kanisius. Tandelilin, E. (2010). Portofolio, Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius. Weygandt, Kimmel, & Kieso. (2013). Financial Accounting: IFRS Edition. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc. Widarjono, A. (2013). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Widoatmodjo, S. (2012). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Jurnalindo Aksara Grafika. Zulfikar. (2016). Pengantar Pasar Modal Dengan Pendekatan Statistika. Edisi 1. Yogyakarta: CV. Budi Utama.



90



Skripsi, Jurnal, dll: Anggraeni, Y. (2012). ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP PRICE EARNING RATIO (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai dengan 2010). Skripsi, 22. Anwar, K. (2019). The Effect of Current Ratio and Debt To Equity Ratio On Net Profit Margin At PT. Menara Nusantara In 2009-2019. 2018. (International Journal of Business, Accounting and Management. International Journal of Business, Accounting and Management. Argananta, R. J. (2017). Analisis Pengaruh CR, DER, dan TATO Terhadap ROE Pada PT. Mustika Ratu TBK. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Ashari, F. (2017). Pengaruh Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011- 2015. Jurnal Ekonomi, 1. Baladewa, G. (2018). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 20062015. Skripsi. Deitiana, T. (2013). Pengaruh Current Ratio, Return on Equity dan Total Asset Turn Over Terhadap Devidend Payout Ratio dan Implikasi pada Harga Saham Perusahaan LQ 45. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 1. Dewi, P. D., & Suaryana, I. (2013). PENGARUH EPS, DER, DAN PBV TERHADAP HARGA SAHAM. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana , 1. Egam, G. E., Ilat, V., & Pangerapan, S. (2017). PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), NET PROFIT MARGIN (NPM), DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERGABUNG DALAM INDEKS LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2015. Jurnal EMBA, 1. Febrioni, R. (2016). Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Earning Per Share, Dan Current Ratio Terhadap Return Saham (pada Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks Lq45 Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015. e-Proceeding of Management. Husna, N. (2016). Pengaruh Kinerja Keuangan yang Mengkaji Keterkaitan Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI 2011- 2014. e-Jurnal Apresiasi Ekonomi. Liatasari, A. T. (2015). Pengaruh Kinerja Keuangan Pada Harga Saham Perusahaan Property yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 1.



91



Munte, M. H. (2010). Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Renturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, 12. Muttaqi, M. A. (2015). Analisis Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO), Return on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) terhadap Price Earning Ratio (PER) (Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di JII Tahun 2011-2014). Skripsi, 49. Polii, P. J., Saerang, I., & Mandagi, Y. (2014). RASIO KEUANGAN PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA. Jurnal EMBA, 1. Ponggohong, J. O. (2016). Pengaruh Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Return on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham di Perusahaan Ritel yang Terdaftar di BEI tahun 2010 - 2013. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Prasetyo, A. (2013). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011. Jurnal Akuntansi, 1. Putri, R. M. (2017). Pengaruh EPS, PER dan DER Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Kosmetik dan Rumah Tangga yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 20142016. Skripsi. Rahmadewi, P. W., & Abundanti, N. (2018). Pengaruh Eps, Per, Cr Dan Roe Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana. Ratnaningtyas, H. (2021). Pengaruh Return On Equity, Current Ratio dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham di Perusahaan Hotel, Restoran, dan Pariwisata yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2017-2019. Jurnal Proaksi, 1. Setiawan, I. (2014). Pengaruh Current ratio, Inventory turnover, Time Interest earned dan return on equity terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2009-2012. Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 1. Sudirman, Kamaruddin, & Possumah, B. T. (2020). The Influence of Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, and Earning per Share on the Share Prices of Consumer Goods Industry Companies in . International Journal of Advanced Science and Technology. Wulandari, D. (2015). Analisis Pengaruh Earning Per Share (Eps), Return On Equity (Roe), Debt To Equity Ratio (Der) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Transportation Services Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 20102013. Skripsi. Yolanda, S. (2013). PENGARUH PRICE EARNING RATIO, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM. Skripsi, 10.



92



Internet : Exchange, Indonesia Stock. (2021). “Sejarah dan Milestone”. IDX [Online]. Tersedia pada: https://www.idx.co.id/tentang-bei/sejarah-dan-milestone/ . [29 April, 2021] Financials, IDN. (2020). “Harga Saham BTEL”. IDNFinancials [Online]. Tersedia pada: https://www.idnfinancials.com/btel/pt-bakrie-telecom-tbk . [12 Maret, 2021]. Financials, IDN. (2020). “Harga Saham EXCL”. IDNFinancials [Online]. Tersedia pada: https://www.idnfinancials.com/excl/pt-xl-axiata-tbk . [12 Maret, 2021]. Financials, IDN. (2020). “Harga Saham FREN”. IDNFinancials [Online]. Tersedia pada: https://www.idnfinancials.com/fren/pt-smartfren-telecom-tbk . [12 Maret, 2021]. Financials, IDN. (2020). “Harga Saham ISAT”. IDNFinancials [Online]. Tersedia pada: https://www.idnfinancials.com/isat/pt-indosat-tbk . [12 Maret, 2021]. Financials, IDN. (2020). “Harga Saham TLKM”. IDNFinancials [Online]. Tersedia pada: https://www.idnfinancials.com/tlkm/pt-telkom-indonesia-persero-tbk . [12 Maret, 2021]. Edj. (2009). “Excelcomindo Berubah Nama Jadi XL Axiata”. Kompas.com [Online]. Tersedia pada: https://tekno.kompas.com/read/2009/11/16/1949574/excelcomindo.berubah.n ama.jadi.xl.axiata . [29 April 2021] Novalius, Feby. (2019). ” 5 Penyumbang PNBP, Kemeninfo Terbesar dengan Target Rp. 16,5 Triliun”. Okefinance [Online]. Tersedia pada: https://economy.okezone.com/read/2019/08/19/20/2093706/5-penyumbangpnbp-kemenkominfo-terbesar-dengan-target-rp16-5-triliun . [13 Maret, 2021]. Saham, Lembar. (2020). “Fundamental Saham BTEL”. Lembarsaham [Online]. Tersedia pada: http://lembarsaham.com/fundamental-saham/emiten/BTEL . [12 Maret, 2021]. Saham, Lembar. (2020). “Fundamental Saham EXCL”. Lembarsaham [Online]. Tersedia pada: http://lembarsaham.com/fundamental-saham/emiten/EXCL . [12 Maret, 2021]. Saham, Lembar. (2020). “Fundamental Saham FREN”. Lembarsaham [Online]. Tersedia pada: http://lembarsaham.com/fundamental-saham/emiten/FREN . [12 Maret, 2021]. Saham, Lembar. (2020). “Fundamental Saham ISAT”. Lembarsaham [Online]. Tersedia pada: http://lembarsaham.com/fundamental-saham/emiten/ISAT . [12 Maret, 2021].



93



Saham, Lembar. (2020). “Fundamental Saham TLKM”. Lembarsaham [Online]. Tersedia pada: http://lembarsaham.com/fundamental-saham/emiten/TLKM . [12 Maret, 2021]. Sutan, Edison. (2020). “Sub Sektor Telekomunikasi BEI”. Sahamok [Online]. Tersedia pada: https://www.sahamok.net/emiten/sektor-infrastruktur-utilitastransportasi/sub-sektor-telekomunikasi/ [11 Maret, 2021]



94



LAMPIRAN



95



Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019 No.



Kode Saham



Nama Emiten



Tanggal IPO



1



BTEL



Bakrie Telecom Tbk



3 Februari 2006



2



EXCL



XL Axiata Tbk



29 September 2005



3



FREN



Smartfren Tbk



29 November 2006



4



INVS



Inovisi Infracom Tbk



3 Juli 2009



5



ISAT



Indosat Tbk



19 Oktober 1994



6



TLKM



Telekomunikasi Indonesia Tbk 14 November 1995



96



Lampiran 2 PNBP Enam Kementerian/Lembaga Besar Tahun 2019 (Triliun Rupiah)



17,7



Outlook 2019 16,5



RAPBN 2020 17,5



6,0 10,2 3,7



6,8 9,7 3,1



7,1 10,0 2,7



7,3 10,4 2,3



3,4



3,2



3,6



3,6



3,5



2,1



2,3



2,2



2,4



2,4



No.



Kementerian/lembaga



2015



2016



2017



2018



1



Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Perhubungan Kepolisian Negara RI Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN



14,7



14,9



17,8



3,8 3,8 1,8



5,6 4,7 3,6



4,2 2,1



2 3 4 5 6



97



Lampiran 3 Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI periode 2012-2019 Nama Saham



Harga Saham (dalam rupiah) 2012



2013



2014



BTEL



50



50



50



EXCL



5,700



5,200



FREN



88



ISAT TLKM



2015



2016



2017



2018



2019



50



50



50



-



-



4,809



3,664



2,400



3,000



2,020



3,250



55



94



52



55



50



83



143



6,600



4,175



4,050



6,550



4,800



1,700



2,960



1,825



2,150



2.870



4,020



4,460



3,780



4,030



5,800 3,110



98



Lampiran 4 Daftar ROE, DER, dan CR Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi PERUSAHAAN Tahun 2012 2013 2014 2015 EXCL 2016 2017 2018 2019 2012 2013 2014 2015 FREN 2016 2017 2018 2019 2012 2013 2014 2015 ISAT 2016 2017 2018 2019 2012 2013 2014 2015 TLKM 2016 2017 2018 2019



ROE 17.99 6.75 -6.38 -0.18 1.77 1.73 -17.97 3.73 -31.35 -83.09 -34.81 -22.86 -33.64 -32.70 -28.54 -17.18 1.99 -16.84 -13.09 -8.77 9.00 8.79 -17.18 11.89 19.19 18.35 24.90 24.96 27.64 29.16 23.00 23.53



DER 1.31 1.63 3.56 3.18 1.59 1.60 2.14 2.28 1.88 4.20 3.48 2.02 2.89 1.61 1.03 1.17 1.93 2.30 2.75 3.18 2.59 2.42 3.38 3.58 0.66 0.65 0.64 0.78 0.70 0.77 0.76 0.89



CR 0.42 0.74 0.86 0.64 0.47 0.47 0.45 0.34 0.28 0.36 0.31 0.53 0.45 0.40 0.33 0.29 0.75 0.53 0.41 0.49 0.42 0.59 0.38 0.58 1.16 1.16 1.06 1.35 1.20 1.05 0.94 0.88



99



RIWAYAT HIDUP PENELITI Data Pribadi Nama



: Fitri Rasdayanti



Tempat, Tanggal Lahir



: Karawang, 27 Juni 1999



Agama



: Islam



Alamat



: Dusun Ciranggon II, Jalan Syech Quro, RT. 008 RW. 005, Kel. Ciranggon, Kec. Majalaya, Kab. Karawang, Jawa Barat 41355.



Nama Ayah



: Drs. Rason Darsono, MM.



Nama Ibu



: Raden Roro Sri Restu Dodiriyanti Sukminingrat



Email



: [email protected]



Riwayat Pendidikan SDIT Al-Irsyad Al-Islamiyyah Karawang (2005-2009) SD Negeri Nagasari 2 Karawang (2009-2011) SMP Negeri 1 Karawang Barat (2011-2014) SMA Negeri 1 Karawang (2014-2017) Universitas Singaperbangsa Karawang (2017-2021)



Prestasi Student Exchange ICUtk Thailand (2019) Beasiswa Karawang Cerdas Jalur Prestasi (2019) Favourite Proposal in Virtual Student Mobility Programme



Between Universitas



Singaperbangsa Karawang and Universiti Teknologi Mara (2020)



Pengalaman Organisasi Karawang Education Fair (2018-2019) Business Community (2020-2021)



Pelatihan Pelatihan Awareness ISO 9001 : 2015 The Quality Management System (2021) Pelatihan Awareness ISO 14001 : 2015 The Environmental Management System (2021) Pelatihan Awareness ISO 45001 : 2018 Occupational Health & Safety Assessment (2021) Pelatihan Awareness ISO 31000 : 2018 Risk Management – Guidelines (2021)



100