Pengelolaan Sekolah 1 PP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGELOLAAN SEKOLAH Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan Dosen Pengampu : Setya Wahyuningsih., Dra., M.Pd.



DISUSUN OLEH: Selvina Widiastri N.



172151023



Siti Sundari



172151092



Setia Nurhasanah



172151156



Rizqi Azhar



172151155



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2018



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah swt. atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelolaan Sekolah”. Makalah ini telah penulis selesaikan dengan maksimal berkat kejasama dan bantuan dari berabagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan banyak terimakasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



Tasikmalaya, September 2018



Penulis



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii BAB 1 PENDAHULUAN A.



Latar Belakang ........................................................................................................ 1



B.



Rumusan Masalah ................................................................................................... 1



C.



Tujuan ..................................................................................................................... 2



BAB 2 PEMBAHASAN Pengertian Pengelolaan Sekolah ............................................................................. 3



A. 1.



Pengertian Pengelolaan ....................................................................................... 3



2.



Pengertian Sekolah.............................................................................................. 3



3.



Pengertian Pengelolaan Sekolah ......................................................................... 4 Fungsi Pengelolaan Sekolah ................................................................................... 4



B. 1.



Perencanaan (planning) ....................................................................................... 4



2.



Pengorganisasian (organizing) ............................................................................ 5



3.



Pelaksanaan (actuating)....................................................................................... 6



4.



Pengawasan (controlling) .................................................................................... 6



C.



Prinsip Pengelolaan Sekolah ................................................................................... 7



D.



Bidang Pengelolaan Sekolah ................................................................................. 10 1.



Pengelolaan Kurikulum..................................................................................... 10



2.



Pengelolaan Kesiswaan ..................................................................................... 11



3.



Pengelolaan Personalia ..................................................................................... 11



4.



Pengelolaan Keuangan ...................................................................................... 12



5.



Pengelolaan Perawatan Preventif Sarana Dan Prasana Sekolah ....................... 12



6.



Pengelolaan Kinerja Guru ................................................................................. 13



BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN A.



Kesimpulan ........................................................................................................... 17



B.



Saran ..................................................................................................................... 18



DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19 LAMPIRAN...................................................................................................................... 20



iii



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan



sekolah



merupakan



faktor



yang



terpenting



dalam



menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan. Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global. Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinan sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran dimaksud. Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah disamping mengejar ketinggalan untuk mengatasi tantangan tersebut di atas, hal-hal lain perlu diperhatikan: Ciptakan keterbukaan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Ciptakan iklim kerja yang menyenangkan Berikan pengakuan dan penghargaan bagi personil yang berprestasi Tunjukan keteladanan Terapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses penyelenggaraan pendidikan, seperti: Perencanaan Pengorganisasian Penentuan staff atas dasar kemampuan, kesanggupan dan kemauan Berikan bimbingan dan pembinaan kearah yang menuju kepada pencapaian tujuan adalah kontrol terhadap semua kegiatan penyimpangan sekecil apapun dapat ditemukan sehingga cepat teratasi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dalam penulisan makalah ini penulis mengemukakan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengertian pengelolaan sekolah? 2. Bagaimana fungsi pengelolaan sekolah? 3. Bagaimana prinsip pengelolaan sekolah? 4. Bagaimana bidang-bidang dalam pengelolaan sekolah?



1



C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka makalah ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui pengertian pengelolaan sekolah. 2. Untuk mengetahui fungsi pengelolaan sekolah. 3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan sekolah. 4. Untuk mengetahui bidang-bidang dalam pengelolaan sekolah.



2



BAB 2 PEMBAHASAN A. Pengertian Pengelolaan Sekolah 1. Pengertian Pengelolaan Masalah pengelolaan secara umum dan luar berkaitan dengan ilmu pengelolaan dan administrasi. Pengertian pengelolaan masih dirasakan kurang biasa digunakan dalam lingkungan sekolah. Yang sudah kita kenal adalah istilah dan pengertian administrasi ( administrasi pendidikan, administrasi sekolah ). Meski demikian sering dijumpai kata administrasi dan pengelolaan silih berganti dipakai untuk menunjukan maksud yang sama. Sebagai contoh, fungsifungsi management seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengambilan keputusan, dan yang lainnya, juga sebagai fungsi-fungsi dalam administrasi. Pengertian pengelolaan dalam KBBI adalah proses, cara, perbuatan mengelola; proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain; proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. 2. Pengertian Sekolah Sekolah adalah suatu lembaga yang digunakan untuk kegiatan belajar bagi para pendidik serta menjadi tempat memberi dan juga menerima pelajaran yang sesuai dengan bidangnya. Menurut Komariah dan Triatna (2010: 1), sekolah merupakan suatu sistem yang kompleks karena selain terdiri atas input-proses-output juga memiliki akuntabilitas terhadap konteks pendidikan dan outcome. Sekolah merupakan organisasi sosial yang menyediakan layanan pembelajaran bagi masyarakat khusunya siswa untuk mendapatkan pendidikan dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Menurut Danim (2011: 72): “Sekolah dalam arti yang luas di dalamnya mencakup mulai dari kelompok bermain (play-group/ PG), taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), sampai perguruan tinggi merupakan salah satu agen 3



sosialisasi yang penting dalam kehidupan manusia. Sekolah perlahan menjadi agen pengganti terhadap apa yang dilakukan oleh keluarga seiring dengan intensifnya anak memasuki ruang sosial dari ruang sekolah. “ 3. Pengertian Pengelolaan Sekolah Pengelolaan sekolah adalah kesatuan proses, berupa keterampilan mendayagunakan semua sumber-sumber daya (man, money, material) atau fasilitas dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di sekolah.



B. Fungsi Pengelolaan Sekolah Dikemukakan di atas bahwa pengelolaan pendidikan merupakan suatu kegiatan. Kegiatan dimaksud tak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsifungsi manajamen. Berkenaan dengan fungsi-fungsi pengelolaan ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan menurut G.R. Terry, sebagai berikut: Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi pengelolaan, yaitu: 1. Planning (perencanaan); 2. Organizing (pengorganisasian); 3. Actuating (pelaksanaan); dan 4. Controlling (pengawasan). Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi pengelolaan pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi pengelolaan pendidikan dalam perspektif persekolahan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi 1. Perencanaan (planning) Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan se-efektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan: a. Membantu pengelolaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan; b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama; c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran; d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat; e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;



4



f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi; g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami; h. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan i. Menghemat waktu, usaha dan dana. Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkahlangkah pokok dalam perencanaan, yaitu : a. Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut : (a) menggunakan kata-kata yang sederhana, (b) mempunyai sifat fleksibel, (c) mempunyai sifat stabilitas, (d) ada dalam perimbangan sumber daya, dan (e) meliputi semua tindakan yang diperlukan. b. Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya modal. c. Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas. 2. Pengorganisasian (organizing) Fungsi pengelolaan berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya. Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah : (a) organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan; (b) pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja; (c) organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab; (d) organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol; (e) organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan (f) organisasi harus fleksibel dan seimbang.



5



3. Pelaksanaan (actuating) Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dari seluruh rangkaian proses pengelolaan, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi pengelolaan yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses pengelolaan, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis. 4. Pengawasan (controlling) Pengawasan (controlling) merupakan fungsi pengelolaan yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu: a. Penetapan standar pelaksanaan; b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan; c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;



6



d. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan e. Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan. Fungsi-fungsi pengelolaan ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses pengelolaan. Dengan demikian, proses pengelolaan sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi pengelolaan. Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses pengelolaan pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses pengelolaan yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya. Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realistis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.



C. Prinsip Pengelolaan Sekolah Prinsip-prinsip pengelolaan sekolah menurut prinsip pengelolaan yang dikemukakan oleh Henry Fayol (1841 - 1918) adalah seorang pelopor pengelolaan modern, ada 14 prinsip, yaitu : 1. Pembagian Kerja (Difision of Labor) Pembagian kerja di sekolah harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah, tujuannya agar terjadi spesialisasi. Semakin seseorang mengkhususkan kerja sesuai keahliannya,semakin efesien dan efektif. 2. Otoritas/Wewenang (Autority) Para guru yang dijadikan mitra kerja sama oleh kepala sekolah sesuai keahliannya harus diberikan keleluasaan dalam bertindak, menyusun rencana kerja sebuah program, hingga pelaksanaannya sampai memperoleh hasil yang



7



optimal. Jika terjadi kekurangan-kekurangan, dilakukan evaluasi untuk mengumpulkan masukan, saran dan pendapat demi perbaikan di masa datang. 3. Disiplin (Discipline) Semua orang yang terlibat dalam organisasi sekolah harus patuh pada aturan dan kesepakatan yang menjadi rambu-rambu atau tata tertib sekolah. Kedisiplinan yang efektif itu harus dimulai dari kepala sekolah, selanjutnya para guru dan karyawan akan merasa malu jika dirinya tidak disiplin. 4. Kesatuan Perintah (Unity of Command) Di sekolah, peranan kepala sekolah merupakan top leader , satu-satunya orang yang paling bertanggung jawab akan maju mundurnya pengelolaan sekolah. Terkadang kekacauan komunikasi muncul disebabkan karena kurang tegasnya



kepala



sekolah dalam memberikan komando dan



kurang



menguasai/memahami permasalahan yang sedang terjadi. Apalagi, jika ada guru lain yang memposisikan diri menjadi komando bayangan. 5. Kesatuan Arah (Unity of Direction) Setiap tugas dan pekerjaan di sekolah harus dilakukan dengan cara terfokus. Satu program tuntaskan dulu sebelum menggarap pada program yang lain. Dalam hal ini penting sekali dilakukan penjadwalan target pencapaian untuk setiap program kerja. 6. Mengutamakan Kepentingan Bersama di atas Kepentingan Pribadi Perlu disusun skala prioritas ketika merencanakan setiap pekerjaan. Tugas utama pengelola sekolah adalah mendidik peserta didik, jadi tidak terjadi campur aduk dengan kepentingan lainnya yang bersifat pribadi. Termasuk penggunaan segala fasilitas milik sekolah tidak dilakukan secara sewenangwenang. 7. Pemberian Upah Kedudukan seorang kepala sekolah, guru dan karyawan tetap di tengahtengah masyarakat dipandang sebagai kelompok ekonomi menengah ke atas. Apalagi dengan program sertifikasi guru dalam jabatan kini sedang direalisasikan oleh pemerintah, maka pihak sekolah tinggal konsentrasi kerja yang lebih giat.



8



8. Pemusatan Secara organisasi kedudukan kepala sekolah merupakan penanggung jawab segala kegiatan yang terjadi di sekolah. Namun demikian setiap permasalahan yang dipertanggung-jawabkan itu diawali dengan proses musyawarah dengan para guru. 9. Jenjang Jabatan Ada pembagian tugas di sekolah, sebagaimana yang kita maklum ada beberapa guru yang memegang jabatan penting di bawah jabatan kepala sekolah. Dimulai dari wakil kepala sekolah, kepala Laboratorium, Kepala Perpustakaan, wali kelas, bagian TU, dsb. 10. Tata Tertib Rambu-rambu yang berlaku bagi semua subyek pendidikan di sekolah. Tata tertib tidak hanya diperuntukan bagi murid-murid, para guru juga memiliki tata tertib tersendiri. Hanya saja penerapannya mungkin yang berbeda, supaya tata tertib ini tidak diindikasikan sebagai sebuah pengekangan yang bersifat kaku. 11. Kesamaan Kepala sekolah, guru, staf dan karyawan pada prinsipnya sama-sama melakukan pengabdian. Hanya kesempatan, jabatan dan nasib saja yang berbeda. 12. Kestabilan Staff Memimpin atau menyuruh orang dewasa harus penuh dengan pertimbangan psikologis. Jadi, seorang kepala sekolah jika harus mengingatkan bawahannya harus dengan cara bervariasi, untuk menghindari ketersinggungan yang mengakibatkan menurunnnya semangat kerja. 13. Inisiatif Lebih baik memberi kail dari pada memberi ikan. Istilah ini jika diterapkan dalam kebijakan berorganisasi akan menumbuhkan daya kreatifitas semua pihak. 14. Semangat Korps Menggalakan semangat kerja kelompok dapat menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan yang kokoh.



9



D. Bidang Pengelolaan Sekolah Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas dalam buku Panduan Pengelolaan Sekolah, berikut ini akan diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah, yang mencakup : 1. Pengelolaan Kurikulum Pengelolaan kurikulum merupakan subtansi pengelolaan yang utama di sekolah. Prinsip dasar pengelolaan kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan pengelolaan kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap : Perencanaan, Pengorganisasian dan koordinasi. Pelaksanaan, dan Pengendalian. Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus pengelolaan kurikulum yang terdiri dari empat tahap : a. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai : (1) analisis kebutuhan; (2) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis; (3) menentukan disain kurikulum; dan (4) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian. b. Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah : (1) perumusan rasional atau dasar pemikiran; (2) perumusan visi, misi, dan tujuan; (3) penentuan struktur dan isi program; (4) pemilihan dan pengorganisasian materi; (5) pengorganisasian kegiatan pembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan (7) penentuan cara mengukur hasil belajar. c. Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: (1) penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan); (3) penentuan strategi dan metode pembelajaran; (4) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran; (5) penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan (6) setting lingkungan pembelajaran.



10



d. Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP) : Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input: memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program. Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif). 2. Pengelolaan Kesiswaan Dalam pengelolaan kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : a. Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; b. Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; c. Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan d. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor. 3. Pengelolaan Personalia Terdapat empat prinsip dasar pengelolaan personalia yaitu : a. Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga; b. Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional;



11



c. Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan d. Pengelolaan personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah. 4. Pengelolaan Keuangan Pengelolaan keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan



dikaitkan



dengan



program



tahunan



sekolah,



cara



mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari pengelolaan keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya. 5. Pengelolaan Perawatan Preventif Sarana Dan Prasana Sekolah Pengelolaan perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah. Dalam pengelolaan ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan prasarana, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.



12



Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah. 6. Pengelolaan Kinerja Guru Dalam perspektif pengelolaan, agar kinerja guru dapat selalu ditingkatkan dan mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu pengelolaan kinerja (performance management). Robert Bacal (2001) dalam bukunya “ Performance Management” mengemukakan bahwa pengelolaan kinerja sebagai : sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan penyelia langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Ini merupakan sebuah sistem. Artinya, memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus diikut sertakan, kalau sistem pengelolaan kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer dan karyawan. Dari ungkapan di atas, maka pengelolaan kinerja guru terutama berkaitan erat dengan tugas kepala sekolah untuk selalu melakukan komunikasi yang berkesinambungan, melalui jalinan kemitraan dengan seluruh guru di sekolahnya. Dalam mengembangkan pengelolaan kinerja guru, didalamnya harus dapat membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang : Fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para guru : a. Seberapa besar kontribusi pekerjaan guru bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah untuk melakukan pekerjaan dengan baik. b. Bagaimana



guru



dan



kepala



sekolah



bekerja



sama



untuk



mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja guru yang sudah ada sekarang. c. Bagaimana prestasi kerja akan diukur. d. Mengenali berbagai hambatan kinerja dan berupaya menyingkirkannya.



13



Selanjutnya, Robert Bacal mengemukakan pula bahwa dalam pengelolaan kinerja diantaranya meliputi perencanaan kinerja, komunikasi kinerja yang berkesinambungan dan evaluasi kinerja. Perencanaan kinerja merupakan suatu proses di mana guru dan kepala sekolah bekerja sama merencanakan apa yang harus dikerjakan guru pada tahun mendatang, menentukan bagaimana kinerja harus diukur, mengenali dan merencanakan cara mengatasi kendala, serta mencapai pemahaman bersama tentang pekerjaan itu. Evaluasi kinerja adalah salah satu bagian dari pengelolaan kinerja, yang merupakan proses di mana kinerja perseorangan dinilai dan dievaluasi. Sementara itu, Karen Seeker dan Joe B. Wilson (2000) memberikan gambaran tentang proses pengelolaan kinerja dengan apa yang disebut dengan siklus pengelolaan kinerja, yang terdiri dari tiga fase yakni perencanaan, pembinaan, dan evaluasi. Perencanaan merupakan fase pendefinisian dan pembahasan peran, tanggung jawab, dan ekpektasi yang terukur. Perencanaan tadi membawa pada fase pembinaan, di mana guru dibimbing dan dikembangkan – mendorong atau mengarahkan upaya mereka melalui dukungan, umpan balik, dan penghargaan. Kemudian dalam fase evaluasi, kinerja guru dikaji dan dibandingkan dengan ekspektasi yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja. Rencana terus dikembangkan, siklus terus berulang, dan guru, kepala sekolah, dan staf administrasi, serta organisasi terus belajar dan tumbuh. Setiap fase didasarkan pada masukan dari fase sebelumnya dan menghasilkan keluaran, yang pada gilirannya, menjadi masukan fase berikutnya lagi. Semua dari ketiga fase Siklus Pengelolaan Kinerja sama pentingnya bagi mutu proses dan ketiganya harus diperlakukan secara berurut. Perencanaan harus dilakukan pertama kali, kemudian diikuti Pembinaan, dan akhirnya Evaluasi. Dengan tidak bermaksud mengesampingkan arti penting perencanaan kinerja dan pembinaan atau komunikasi kinerja. Di bawah ini akan dipaparkan tentang evaluasi kinerja guru. Dalam hal ini, Ronald T.C. Boyd (2002)



14



mengemukakan bahwa evaluasi kinerja guru didesain untuk melayani dua tujuan, yaitu : a. Untuk mengukur kompetensi guru dan b. Mendukung pengembangan profesional. Sistem evaluasi kinerja guru hendaknya memberikan manfaat sebagai umpan balik untuk memenuhi berbagai kebutuhan di kelas (classroom needs), dan dapat memberikan peluang bagi pengembangan teknik-teknik baru dalam pengajaran, serta mendapatkan konseling dari kepala sekolah, pengawas pendidikan atau guru lainnya untuk membuat berbagai perubahan di dalam kelas. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang evaluator (kepala sekolah atau pengawas sekolah) terlebih dahulu harus menyusun prosedur spesifik dan menetapkan standar evaluasi. Penetapan standar hendaknya dikaitkan dengan : a. Keterampilan-keterampilan dalam mengajar; b. Bersifat subyektif mungkin; c. Komunikasi secara jelas dengan guru sebelum penilaian dilaksanakan dan ditinjau ulang setelah selesai dievaluasi, dan d. Dikaitkan dengan pengembangan profesional guru. Para



evaluator



hendaknya



mempertimbangkan



aspek



keragaman



keterampilan pengajaran yang dimiliki guru. dan menggunakan berbagai sumber informasi tentang kinerja guru, sehingga dapat memberikan penilaian secara lebih akurat. Beberapa prosedur evaluasi kinerja guru yang dapat digunakan oleh evaluator, diantaranya : Mengobservasi kegiatan kelas (observe classroom activities). Ini merupakan bentuk umum untuk mengumpulkan data dalam menilai kinerja guru. Tujuan observasi kelas adalah untuk memperoleh gambaran secara representatif tentang kinerja guru di dalam kelas. Kendati demikian, untuk memperoleh tujuan ini, evaluator dalam menentukan hasil evaluasi tidak cukup dengan waktu yang relatif sedikit atau hanya satu kelas. Oleh karena itu observasi dapat dilaksanakan secara formal dan direncanakan atau secara informal dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sehingga dapat diperoleh informasi yang bernilai (valuable).



15



Meninjau kembali rencana pengajaran dan catatan – catatan dalam kelas. Rencana pengajaran dapat merefleksikan sejauh mana guru dapat memahami tujuan-tujuan pengajaran. Peninjauan catatan-cataan dalam kelas, seperti hasil test dan tugas-tugas merupakan indikator sejauhmana guru dapat mengkaitkan antara perencanaan pengajaran, proses pengajaran dan testing (evaluasi). Memperluas jumlah orang-orang yang terlibat dalam evaluasi. Jika tujuan evaluasi untuk meningkatkan pertumbuhan kinerja guru maka kegiatan evaluasi sebaiknya dapat melibatkan berbagai pihak sebagai evaluator, seperti : siswa, rekan sejawat, dan tenaga administrasi. Bahkan self evaluation akan memberikan perspektif tentang kinerjanya. Namun jika untuk kepentingan pengujian kompetensi, pada umumnya yang bertindak sebagai evaluator adalah kepala sekolah dan pengawas. Setiap hasil evaluasi seyogyanya dilaporkan. Konferensi pasca-observasi dapat memberikan umpan balik kepada guru tentang kekuatan dan kelemahannya. Dalam hal ini, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh evaluator : a. Penyampaian umpan balik dilakukan secara positif dan bijak; b. Penyampaian gagasan dan mendorong untuk terjadinya perubahan pada guru; c. Menjaga derajat formalitas sesuai dengan keperluan untuk mencapai tujuan-tujuan evaluasi; d. Menjaga keseimbangan antara pujian dan kritik; e. Memberikan umpan balik yang bermanfaat secara secukupnya dan tidak berlebihan.



16



BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan beberapa kesimpulan:  Manajemen yang berkenaan dengan pemberdayaan sekolah merupakan alternatif yang paling tepat dalam mewujudkan sekolah yang mandiri dan memiliki keunggulan tinggi, karena memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah di sekolah.  Manajemen dapat berlangsung dengan baik jika disusun secara sistematik dengan



dimulai



sebuah



(pengaturan/pengorganisasian),



planning actuating



(perencanaan),



organizing



(pengawasan),



controlling



(pengontrolan).  Perekat organisasi pendidikan adalah kepercayaan pimpinan kepada bawahan, keakraban/kebersamaan, dan kejujuran dan tanggung jawab.  Kepemimpinan sangat



berpengaruh dalam proses penyelenggaraan



pendidikan di sekolah, agar pengaruh yang timbul dapat meningkatkan kinerja personil secara optimal. Maka pemimpin harus memiliki wawasan dan kemampuan dalam melaksanakan gaya kepemimpinan.  Bahwa tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.  Budaya organisasi di lembaga pendidikan adalah pemaknaan bersama seluruh anggota organisasi di suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan nilai, keyakinan, tradisi dan cara berpikir unik yang dianutnya dan tampak dalam perilaku mereka, sehingga membedakan antara lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan lainnya.  Pemimpin harus memahami wawasan jauh kedepan agar tantangan masadepan telah menjadi program dalam penyelenggaraan pendidikan.



17



B. Saran Kepala sekolah sebagai manajer di sekolah adalah merencanakan, mencari strategi terbaik, mengorganisir dan mengkoordinasi sumber-sumber pendidikan yang masih belum menyatu. Perencanaan sekolah perlu di upayakan semaksimal mungkin agar masa depan suatu sekolah dapat tercapai dan apa yang menjadi tujuan pendidikan dapat mewujudkan secara nyata dan rasional.



18



DAFTAR PUSTAKA Ismaya, Bambang. 2015. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama Mumtazun, Laela. .Pengelolaan Pendidikan. https://www.slideshare.net/mobile/laelamumtazatun/laporan-observasi42422258 (diambil 10 September 2018) Sumi,



Mia. 2015. Pengelolaan pendidikan. https://englishtasksreview.blogspot.com/2015/10/makalah-pengelolaanpendidikan-tentang.html?m=1 (diambil 10 September 2018)



19



LAMPIRAN LAMPIRAN I. Laporan Hasil Observasi METODE PENELITIAN Tempat Observasi dilakukan di SMA Negeri 2 Tasikmalaya yang beralamat di Jalan R.E. Martadinata No.261 Kota Tasikmalaya. Waktu Waktu Pelakasanaan Observasi pada : Hari : Senin Tanggal : 17 September 2018 Pukul : 13.00-14.30 WIB Metode Metode yang dilakukan dalam observasi ini adalah 1. Metode Pengumpulan Pustaka Metode ini dilakukan dengan mencari dan menemukan informasi Tentang SMA Negeri 2 Tasikmalaya melalui buku dan internet



2. Metode Wawancara Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur yaitu pengumpulan data dengan menyiapkan Instrumen berupa pertanyaan pertanyaan untuk menggali informasi dari Narasumber



Instrumen (alat pengumpul data) Instrumen yang digunakan pada observasi ini adalah 1. Interview 2. Pengamatan 3. Internet (website sekolah) 4. Handphone (Untuk merekam saat interview)



20



HASIL OBSERVASI Profil SMA Negeri 2 Tasikmalaya A. Sejarah Singkat SMA Negeri 2 Tasikmalaya Tanggal 22 Maret 1966 dengan surat bernomor 350/C.4/Id.SMA/K.66, inspeksi daerah SMA Jawa Barat menganjurkan kepada SMA Negeri 1 Tasikmalaya untuk mendirikan SMA Negeri 2 Tasikmalaya. Hal ini dikarenakan kapasitas SMA Negeri 1 Tasikmalaya sudah tidak memadai lagi untuk menampung semua lulusan SMP yang berminat melanjutkan pendidikan di SMA. sebagai tindak lanjut dari hal tersebut, pemerintah Daerah Tasikmalaya dengan suratnya bernomor 334/6/66 tanggal 11 Oktober 1966 mengusulkan kepada Inspeksi Daerah SMA Provinsi Jawa Barat untuk mendirikan SMA Negeri 2 Tasikmalaya. Surat ini juga dilampiri Susunan Panitia Pendiri SMA Negeri 2 Tasikmalaya : Ketua



: Husen Wangsaatmaja (Bupati)



Wakil Ketua : R. Mustopa (Kepala SMA Negeri 1 Tasikmalaya) Sekretaris



: Engkus Subarman, BA. (Ipdap Tasikmalaya)



Anggota



:







Kapten Suardi Kusuman (BPH Sie Tasikmalaya)







Kastama (Kepala SMP Negeri 1 Tasikmalaya)







Totong Rusmana (Wa. Kepala SMA Negeri 1 Tasikmalaya)







Tirio (Guru SMA Negeri 1 Tasikmalaya)







Dodo Sahoman (Guru SMA Negeri 1 Tasikmalaya)







Hardipraja (Koordinator PGRI Tasikmalaya)







Mastur (Camat Indihiang)







Sugaman (Wakil Kepala SMP Negeri 2 Tasikmalaya) Setelah itu didirikanlah kelas jauh SMA Negeri 2 Tasikmalaya dengan harapan



pada tahun 1968 dapat menjelma menjadi SMA Negeri 2 Tasikmalaya. Hal ini sesuai dengan balasan Kepala Ipdap SMA Provinsi Jawa Barat dengan suratnya bernomor 573/D.2a/K.66 tanggal 26 Oktober 1966 yang isinya mendukung usul Pemda Tasikmalaya serta berjanji meneruskan usul tersebut ke Direktorat Pendidikan Umum di Jakarta. Langkah selanjutnya yang diambil oleh Ipdap SMA Provinsi Jawa Barat yaitu menunjukan Bapak Totong Rusmana menjadi pimpinan



21



kelas jauh tersebut sejak tanggal 1 Desember 1966 ditandai dengan keluarnya surat tugas sementara no. 521/b.3/K.66 tanggal 10 Januari 1966. Persiapan pembukaan SMA Negeri 2 Tasikmalaya dimulai dari tanggal 1 Desember sampai dengan tanggal 10 Desember 1966 dengan mengadakan persiapan penerimaan siswa baru, sedangkan penerimaan siswa baru sendiri dimulai sejak 11 Desember 1966. Meski secara administrasi sekolah ini menginduk ke SMA Negeri 1 Tasikmalaya tetapi teknis edukatif sudah dilaksanakan secara terpisah sejak awal berdiri dari mulai dilaksanakannya proses KBM ysitu tanggal 10 Januari 1967. Mulai tanggal 28 Agustus sampai tanggal 1 September 1967 dilaksanakan pengintensifan usaha mengumpulkan lagi data-data untuk melengkapi peralatan pengindukan. Setelah data lengkap, kemudian dikirimkan ke Jakarta. Pada bulan September 1975 diterima tembusan surat dari Kassubag penyusunan anggaran Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah di Jakarta dengan surat Nota Dinas tanggal 4 September 1975 kepada bagian Efesiensi Tata Laksana Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah di Jakarta bahwa pada prinsipnya menyetujui dengan sepenuhnya kelas jauh SMA Negeri 2 Tasikmalaya menjadi SMA Negeri 2 Tasikmalaya seutuhnya. Sejak tanggal 1 Nopember 1975 sesuai dengan SK Mendikbud No. 018/01/1976 status kelas jauh SMAN 2 tasikmalaya berubah menjadi SMAN 2 Tasilmalaya yang tetap dipimpin oleh Bapak Totong Rusmana. Akhirnya pada tanggal 16 September 1976 bertepatan pada hari Kamis diadakan peresmian SMA Negeri 2 Tasikmalaya sekaligus serah terima pimpinan dari Bapak Totong Rusmana kepada R. Siti Aisyah Wahyu. Sesuai dengan perubahan nama SMA menjadi SMU, msks nama SMA menjadi SMU, maka nama SMAN 2 Tasikmalaya pun berubah menjadi SMU Negeri 2 Tasikmalaya. Sejak berdirinya SMA Negeri 2 Tasikmalaya sampai usianya ke-50 ini telah berhasil mempercantik dirinya dengan berbagai fasilitas, sarana dan prasarana serta segudang prestasi yang berhasil diraih dari tingkat cabang sampai tingkat nasional. Nama besar SMU Negeri 2 Tasikmalaya sudah diakui eksistensinya oleh masyarakat dan di dunia pendidikan di berbagai pelosok terutama di Tasikmalaya



22



dan sekitarnya. Sebutan SMUNDA seolah sudah melekat dengan disiplin dan segudang prestasinya. Akan tetapi nama besar SMUNDA yang diwariskan kepada para pendahulu kita kini hanyalah tinggal kenangan, karena suatu bencana telah menimpa kita, setelah dikeluarkan SK Mendikbud RI No. 035/0/1997 tanggal 7 April 1997 yang mengharuskan semua sekolah menyesesuaikan namanya dengan daerahnya atau (kecamatannya) masing-masing sehingga nama SMU Negeri 2 Tasikmalaya berubah menjadi SMU Negeri 1 Indihiang. Perubahan tersebut membawa duka yang mendalam bagi semua pihak yang telah membesarkan SMU Negeri 2 Tasikmalaya. Para siswa tidak mau menerima perubahan tersebut dan mereka ingin tetap berbangga dengan nama SMU Negeri 2 Tasikmalaya. Akan tetapi pada hakekatnya SMANDA, SMUNDA, SMUN MARTHA atau apapun namanya tetap menjadi sekolah yang patut dibanggakan. Berdasarkan Surat Keputusan Wali kota Tasikmalaya Nomor 420/Kep. 81Disdik/2002, tanggal 1 Agustus tentang Perubahan Nama, Nomor Urut dan Nomor Statistik SD, SLTP, SMU dan SMK Negeri/Swasta di Kota Tasikmalaya, maka nama SMU Negeri 1 Indihiang berubah menjadi SMU Negeri 2 Tasikmalaya. Kemudian berdasarkan SK Wali kota no. 421/Kep. 7A Disdik/2004 tanggal 21 Januari 2004 nama SMU Negeri 2 Tasikmalaya berubah lagi menjadi SMA Negeri 2 Tasikmalaya. Perubahan nama Nama-nama yang pernah digunakan (tertib waktu) sejak diresmikan sebagai lembaga mandiri: 



1967-1994 : Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tasikmalaya (SMANDATAS)







1994-1997 :



Sekolah



Menengah



Umum



Negeri



2



Tasikmalaya



(SMUNDATAS) 



1997-2002 : Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Indihiang, Tasikmalaya (SMUN-MARTHA-261, INDIE-261)







2002-2004 : SMU Negeri 2 Tasikmalaya 2004-kini : SMA Negeri 2 Tasikmalaya



23



B. Makna Lambang SMA Negeri 2 Tasikmalaya



Bentuk segi lima: landasan berpijak warga SMA Negeri 2 Tasikmalaya adalah Pancasila. 



Obor menyala: semangat yang tak kunjung padam dalam mencapai cita-cita dari setiap warga SMA Negeri 2 Tasikmalaya.







Buku : gudang pengetahuan ini harus dimiliki oleh setiap warga SMA Negeri 2 Tasikmalaya.







Kujang : senjata khas/pusaka Sunda yang melambangkan keberadaan SMA Negeri 2 Tasikmalaya di tatar Sunda. 2 buah Kujang menandakan bahwa seluruh warga SMA Negeri 2 Tasikmalaya mengadom kebudayaan.







Sayap lima lembar: usaha untuk mencapai tujuan dengan lambang Pancasila.







Warna kuning : melambangkan kemuliaan, diharapkan seluruh warga SMA Negeri 2 Tasikmalaya mencapai kemuliaan dalam hidupnya sebagai tujuan akhir dari warga sekolah ini.







Warna ungu: warga SMA Negeri 2 Tasikmalaya sangat menyenangi keindahan dan kebersihan.



C. Visi SMA Negeri 2 Tasikmalaya “Cerdas, Terampil, Unggul dan Berkarakter” (SMA Negeri 2 menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan peserta didik yang cerdas, terampil serta unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi karakteristik bangsa Indonesia) D. Misi SMA Negeri 2 Tasikmalaya 1. Mengupayakan perluasan dan peningkatan kualitas sarana prasarana untuk memperoleh hasil pendidikan yang bermutu serta terciptanya masyarakat pembelajar berkarakter;



24



2. Memasilitasi pengembangan potensi peserta didik agar memiliki kecerdasan, keterampilan, keunggulan dan berkarakter; 3. Meningkatkan profesionalitas dan integritas sekolah sebagai pusat ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman serta sikap yang dilandasi nilai budaya dan agama; 4. Mengoptimalkan



peran



serta



masyarakat



dalam



penyelenggaraan



pendidikan yang bermutu di sekolah. E. Pengelolaan Kurikulum Pengelolaan kurikulum merupakan subtansi pengelolaan yang utama di sekolah. Prinsip dasar pengelolaan kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. SMA Negeri 2 Tasikmalaya tahun 2014 menerapkan Kurikulum 2013. Dalam implementasi kurikulum sebuah praktik dalam pembelajaran dapat menjadi sebuah bentuk kesempatan pengembangan bagi guru. Melalui penggunaan kurikulum tertentu dengan siswa, kemudian melaporkan apa yang terjadi dan merefleksikan ide-ide baru dan kegiatan yang baru, maka guru dapat mempelajari pola pembelajaran dirinya dan pola pembelajaran siswa. Guru sebagai pengembang kurikulum telah diberikan kebebasan sesuai amanah Permendiknas 24 tahun 2006 untuk mengembangkan kurikulumnya berdasarkan standar minimal yang telah ditentukan dalam bentuk Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Dalam implementasinya guru-guru di SMA Negeri 2 Tasikmalaya yang sudah membuat adminstrasi program pembelajaran yang meliputi : pemetaan standar kompetensi dan KD, KKM, program tahunan dan semester, silabus dan RPP, jadwal pelajaran, tugas siswa, pengembangan diri, remedial dan pengayaan. Dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran, para siswa tidak akan merasa jenuh dalam proses kegiatan belajar berlangsung. Dalam Penyusunan Kegiatan Akademik Kurikulum mengacu pada kalender akademik yang telah ditentukan oleh Dinas Pendidikan Kota, sedangkan dalam pembagian tugas atau pembagian jam ajar mengacu pada peraturan pemerintah dan disesuaikan oleh golongannya. Selain Menentukan Program Pembelajaran



25



Kurikulum juga memfasilitasi Kepala sekolah dan guru melakukan supervise, supervise yang dilakukan adalah 2 kali dalam dua tahun yang sudah diagendakan pada program kerja sekolah. Pentingnya Pengelolaan Kurikulum karena Pengaruh kurikulum yang diterapkan terhadap perkembangan peserta didik dan sekolah adalah kualitas dari peserta didik lebih meningkat baik dalam semua bidang akademik seperti mengikuti lomba-lomba. Kurikulum yang diterapkan diharapkan dapat memberikan output yang bagus, sehingga lulusan dari SMA Negeri 2 Tasikmalaya memiliki keterampilan, kompetensi, berbudi luhur, khusyu’ beribadah, disiplin serta berperilaku akhlaqul karimah. Hal ini ditunjang oleh kegiatan kurikuler dan ekstrakurikurer yang berjalan beriringan untuk menciptakan lulusan yang berprestasi dan berkualitas. a. Program Studi Untuk menunjang cita-cita masa depan dan menampung berbagai minat serta bakat para siswa, SMA Negeri 2 Tasikmalaya membuka dua program studi: 1) Program Matematika dan IPA (MIA ) 2) Program Ilmu Sosial ( IIS ) b. Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan diri dan bakat para siswa yang terimplikasi dalam kegiatan ekstra kurikuler dan komunitas di SMA Negeri 2 Tasikmalaya sebagai berikut. 1) Ekstra kurikuler 



Forum Aplikasi Remaja Islam Mesjid Al-Hidayah (FARIH)







Palang Merah Remaja (PAMERE261)







PRAMUKA ( Ambalan SATYA KENCANA – PURBASARI )







Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA)







Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)







Indie Basket Ball Martha (IBM)







Volley Ball Martha (VBM)







Persatuan Sepak bola Martha ( PSM )







Napak Rimba (NR)







Koprasi Siswa Tunas Harapan (KOPSIS)







Pencak Silat



26







Taekwondo







Bandung Karate Club (BKC)







Depot Kreasi Seni Siswa (DEKRESSI)







Pencak Silat







Journalist 261







Computer Laboratory Implementation Club (CLIC)







English Club 261







Polisi Siswa (POLSIS)



2) Komunitas 



OIL (komunitas pencinta Otomotif)







Lensa SMANDATAS (komunitas photography)







Rubik SMANDATAS (komunitas pecinta Rubik)







GARIS (Komunitas Grafiti)







KHAS (Komando Hijau Sekolah)







BIMA261 (komunitas astronomi)



F. Pengelolaan Peserta Didik Peseta didik adalah seorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin mengambangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran. Pengelolaan Peserta Didik (siswa) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik yang bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib, dan teratur. a. Penerimaan Peserta didik Penerimaan Peserta didik di SMA Negeri 2 Tasikmalaya Biasanya dikelola oleh panitia penerimaan peserta didik baru, penerimaan peserta didik mengacu pada peraturan dinas pendidikan baik syarat maupun waktu penerimaan peserta didik Seleksi yang digunakan yaitu dengan menggunakan Jalur NHUN (nilai hasil UN) [(skor jarak domisili×bobot)+(jumlah NHUN×bobot)] dan Prestasi Calon Peserta didik baik tingkat Kabupaten,Provinsi maupun,Nasional. Kouta 27



Penerimaan siswa yaitu 420 Siswa, Setelah Siswa dinyatakan diterima Melakukan Registrasi Ulang dan membayar Uang Sarana Pendidikan, besarnya uang sarana pendidikan ditentukan oleh rapat komite dan wali murid. Untuk peminatan jurusan siswa diberi angket untuk mengisi minat siswa setelah itu dipertimbangkan oleh sekolah. b. Tata Tertib Siswa Tata Tertib siswa yang berlaku di SMA Negeri 2 Tasikmalaya Yaitu: 1) Memakai Seragam yang Telah ditentukan Jika Siswa Melanggar Peraturan ini siswa akan dikenakan sanksi dengan memberikan surat peringatan dan menyita pakaian atau seragam yang tidak sesuai contohnya menggunting celana yang pensil (ketat). 2) Siswa Datang Tepat Pada Waktunya Jam Masuk SMA Negeri 2 Tasikmalaya Pukul 06.45 WIB Jika peserta melakukan pelanggaran pada point ini siswa diberi sanksi dengan membaca Al-qur’an dan Shalat Duha dan didata dalam Buku Saku oleh Kesiswaan. 3) Siswa Dilarang Membawa Rokok dan Barang Terlarang 4) Siswa yang memakai kendaraan bermotor diwajibkan untuk mematuhi peraturan lalu lintas, diantaranya siswa wajib menggunakan helm dan hanya kelas XI dan XII yang diperbolehkan untuk membawa motor. G. Pengelolaan Hubungan Masyarakat Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publiknya, pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, seperti orang tua murid atau anggota badan pembantu penyelenggaraan pendidikan (BP3). Demikian pula hasil pendidikan pelaksanaan sekolah akan menjadi harapan masyarakat, maka kegiatan sekolah harus terpadu dengan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dengan Masyarakat yaitu dengan melibatkan masyarakat dalam Beberapa program sekolah yaitu program ulang tahun sekolah,



28



memfasilitasi masyarakat dalam menggunakan lapangan dan fasilitas umum sekolah,Kegiatan Hubungan Masyarakat Ini dilakukan supaya Masyarakat sekitar sekolah mempunyai rasa memiliki sekolah dan turut serta menjaganya.Masyarakat sebagai sumber informasi yaitu untuk memantau peserta didik maka diadakan komunikasi atau diskusi panel antar Orang tua wali murid, tidak hanya untuk kelas XII tetapi juga untuk kelas X dan XI, pertemuan orang tua wali murid ini bertujuan untuk menjadikan peserta didik yang taat pada ilmu dan aturan yang berlaku disekolah. Pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat SMA Negeri 2 Tasikmalaya dilaksanakan oleh seksi humas. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Internal 1) Pertemuan wali murid 2) Pertemuan dengan Komite b. Kegiatan Eksternal 1)



Kemitraan



2)



Publikasi



Jenis hubungan SMA Negeri 2 Tasikmalaya dengan antara lain : 1. Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti : a. Hubungan kerja sama antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya. b. Hubungan sekolah dengan masyarakat sekitar sekolah setempat yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya. Misalnya, selain mendapat pendidikan dan pengawasan dari sekolah para orang tua murid juga ikut mengawasi anaknya jika berada dirumah, dan jika ada siswa yang membolos sekolah jika ada masyarakat yang tau maka masyarakat tersebut segera melapor kepada pihak sekolah. c. Hubungan dengan lembaga kepolisian guna menjaga keamanan sekolah misalnya saja jika ada murid yang mencuri, maka pihak dari kepolisian



29



juga ikut menangani agar murid takut dan jera dengan tindakannya yang menyeleweng. d. Hubungan sekolah dengan lembaga kesehatan puskesmas dan PMI yang ada di dekat sekolahan. e. Hubungan sekolah dengan masyarakat sekitar yang berkaitan dengan masalah sosial, misalnya saja dengan diadakannya kegiatan bakti sosial (baksos) dan kegiatan qurban pada hari Raya Idul Adha dari sekolah ke masyarakat dan bantuan berupa uang atau tenaga kerja dari masyarakat untuk sekolahan pada waktu sekolahan membangun mushola sekolahan. 2. Hubungan edukatif ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak. Hubungan Edukatif ini biasanya bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta dan atau Lembaga Pendidikan dan juga hubungan untuk pertukaran pelajar dengan Australia (Indonesia-Australia). H. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Pada SMA Negeri 2 Tasikmalaya, sarana dan prasarana telah memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana ini mencakup: 1) kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah, 2) kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah. Adapun sarana dan prasarana lain yang menunjang kegiatan belajar mengajar antara lain : 1.



Masjid Al-Hidayah



2.



Sarana Olahraga



30



3.



33 Ruang Kelas Berbasis ICT



4.



Laboratorium Biologi



5.



Laboratorium Kimia



6.



Laboratorium Fisika



7.



Laboratorium Matematika



8.



Laboratorium Komputer



9.



Laboratorium Bahasa



10. Gedung Aula Serbaguna (Graha Bakti Alumni) 11. Toilet dan Kamar Mandi 12. Media Publikasi Internal ( Mading dan Papan Informasi) 13. Basecamp Ekstrakurikuler I. Pengelolaan Personilia Kegiatan pengelolaan personal di SMA Negeri 2 Tasikmalaya diantaranya adalah kegiatan pengadaan pegawai, dan evaluasi kinerja pendidik. Adapun syarat-syarat bagi pelamar (calon pegawai baru) di SMA Negeri 2 Tasikmalaya yaitu : 1) Warga negara indonesia 2) Perpendidikan minimal SMA/SMK/MA untuk karyawan dan minimal S1 untuk guru dan sesuai dengan bidang yang dibutuhkan. 3) Sehat jasmani dan rohani. *syarat dan ketentuan dapat berubah-ubah sesuai dengan peraturan pemerintah Penempatan pegawai di sesuaikan dengan pendidikan dibidang studinya. Untuk evaluasi dan penilaian kinerja, Guru harus disiplin baik pada saat mengajar ataupun tidak dan pukul 7.00 pagi harus sudah berada di Lingkungan Sekolah dan paling lambat guru masuk di kelas adalah pukul 7.15. Adapun konsekuensi bagi guru yang tidak disiplin. J. Pengelolaan Keuangan Mengenai perencanaan anggaran dan biaya sekolah di SMA Negeri 2 Tasikmalaya tidak dibahas secara mendetail, salah satu perencanaan anggaran biaya sekolah untuk masalah perbaikan gedung atau penambahan fasilitas belajar karena sudah dianggarkan sendiri dari tahun sebelumnya.



31



Dana yang diperoleh untuk anggaran sekolah diantaranya adalah bantuan dari pemerintah dan biaya masuk. K. Pengelolaan Layanan Khusus 1. Perpustakaan Perpustakaan dapat menunjang pembelajaran siswa. Dalam perpustakaan ini tidak hanya memuat buku-buku pelajaran, namun juga memuat bacaan hiburan untuk siswa seperti buku cerita fiksi dan novel. Di Perpustakaan akan dijumpai beberapa hasil karya siswa berupa kerajinan tangan. Perrpustakaan juga memberikan pelayanan Peminjaman buku dan media pembelajaran untuk keperluan siswa. 2. Bimbingan dan Konseling Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Proses penyelenggaraan pendidikan yang bermutu tidak cukup hanya dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peningkatan profesionalisme dan system managemen tenaga pendidik serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri dalam mengambil keputusan demi mencapai cita-citanya. Kemampuan seperti ini tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual dan system nilai peserta didik. Apalagi peserta didik di adalah para remaja akhir yang memiliki karakteristik, kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhinya, maka tenaga pembimbing (konselor) mempunyai peranan yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Bimbingan Konseling memberikan beberapa layanan seperti a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyekobyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru. b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.



32



c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler. d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya. f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok. g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok. h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka. 3. UKS UKS merupakan tempat untuk melayani dan memberikan pertolongan pertama untuk siswa yang mengalami gangguan kesehatan Ketika mengikuti kegiatan belaja mengajar 4. Kantin Kantin merupakan tempat melayani kebutuhan siswa dalam hal makanan dan keperluan alat tulis, di SMA Negeri 2 Tasikmalaya mempunyai Kantin 2 yaitu, Green Cafetaria yang dikelola oleh mitra sekolah dan 1 kantin merupakan Koperasi siswa yang dikelola oleh sekolah dan siswa/siswi.



33



LAMPIRAN 2. Dokumentasi



34