Pengelolaan Wadah Spesimen (Autosaved) IIkkk [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Wulan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga makalah “Teknik Pengelolaan Wadah Spesimen” ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan rekan-rekan mahasiswa dan para pembaca pada umumnya. Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.



2



DAFTAR ISI



JUDUL................................................................................................................



1



KATAPENGANTAR........................................................................................



2



DAFTAR ISI.......................................................................................................



3



BAB I PENDAHULUAN..................................................................................



4



A. Latar Belakang...................................................................................



4



B. Perumusan Masalah............................................................................ 5 BAB II PEMBAHASAN....................................................................................



6



A. Pengertian Spesimen...........................................................................



6



B. Macam-macam Pemilihan Dan Pengelolaan Wadah Specimen.......... 7 BAB IV PENUTUP............................................................................................



8



A. Kesimpulan......................................................................................... 23 B. Saran................................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 24



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini, banyak penyakit yang bertambah dan merajalela dalam kehidupan masyarakat. Akan tetapi, penyakit infeksi tetap menjadi primadona penyakit



yang



paling



sering menyerang manusia.Penyakit



infeksi



yang



ditimbul sering diakibatkan mikroorganisme yang bersifat patogen. Dalam pemeriksaan penyakit infeksi, biasanya dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnese



guna menemukan



etiologi



penyakit.



Cara



lain



dalam



menegakkan diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang menjadi penyebab suatu penyakit adalah dengan cara pemeriksaan spesimen. Oleh karena itu, bagi orang yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya dokter, Perawat, Bidan harus mengetahui dan memahami betul cara pengelolaan spesimen klinik. Sebagai mahasiswi, tentunya juga harus memahami betul cara pengelolaan/penanganan spesimen. Yang harus diperhatikan dalam hal pengelolaan spesimen adalah: Cara Pengambilan/ Penyimpanan/ Pengiriman tujuan



dari pemahaman



specimen.



Adapun



cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar



spesimen dapat memberikan hasil yang akurat dalam pemeriksaan



secara



makroskopis/ mikroskopis dan spesimen tidak rusak dalam rentang waktu pengiriman ke laboratorium. Salah satu hal paling penting yang mendasari cara pengelolaan spesimen spesimen.



Spesimen



yaitu harus diperhatikan



diambil



apakah



untuk



tujuan



pengambilan



pemeriksaan mikrobiologi/



patologi klinik/ patologi anatomi/parasitologi. Hal ini harus diperhatikan sebab prosedur pengelolaan spesimen pada setiap bidang pastilah berbeda. Misalnya, antikoagulan EDTA



digunakan



4



dalam



laboratorium



patologi



klinik, tidak boleh untuk pemeriksaan mikrobiologi karena dapat mematikan kuman.



B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Benarkah spesimen yang digunakan untuk penelitian merupakan paduan yang dapat dikenai perlakuan panas (heat treatment). 2. Adakah perbedaan kekerasan yang mencolok yang dihasilkan karena perlakuan panas heat treatment (quencing, aging, annealing) pada spesimen?



5



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Specimen Spesimen merupakan sebagian dari jenis atau seagian dari kelompok benda yang sama untuk di jadikan contoh. Spesimen juga dikatakan sebagai benda sebenarnya. Pengambilan spesimen merupakan salah satu dari serangkaian proses yang dilakukan sebelum melakukan pemeriksan laboratorium. Supaya spesimen memenuhi syarat untuk diperiksa, maka proses pengambilan spesimen harus dilakukan dengan mengikuti kaidah yang benar. Spesimen yang memenuhi syarat adalah : jenisnya sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan, volumenya mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan, kondisinya layak untuk diperiksa (segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, steril, tidak menggumpal), antikoagulan yang digunakan sesuai, dan ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.



Sebelum melakukan pengambilan spesimen, lakukan persiapan-persiapan seperti berikut ini : 1. Persiapan pasien. Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh pasien sebelum dilakukan pengambilan spesimen. o



Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-10 jam sebelum pengambilan spesimen (untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, profil lipid, profil besi), tidak melakukan aktifitas fisik yang berat, tidak merokok, tidak minum alkohol, dsb.



6



o



Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri (urin, dahak, faeses), jelaskan tata cara pengambilannya. Misalnya : kapan harus diambil, bagaimana menampung spesimen dalam wadah yang disediakan, mencuci tangan sebelum dan setelah mengambil



spesimen,



membersihkan



daerah



genital



untuk



pengambilan sampel urin, dsb. o



Jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya pengambilan sampel darah, cairan pleura, ascites, sumsum tulang, dsb), jelaskan macam tindakan yang akan dilakukan.



2. Peralatan Sampling. Pastikan semua peralatan sampling telah disiapkan sesaat sebelum sampling. Penting untuk diperhatikan bahwa semua peralatan memenuhi persyaratan sebagai berikut : o



bersih



o



kering



o



tidak mengandung detergent atau bahan kimia



o



terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen



o



steril, apalagi jika spesimen akan diperiksa biakan (kultur) kuman



o



sekali pakai buang (disposable)



o



wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau ditutup rapat, besar/ukurannya sesuai dengan volume spesimen yang diambil.



B. Macam-macam Pemilihan Dan Pengelolaan Wadah Specimen 1. Pengambilan Specimen Urine



7



Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekulmolekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh Wadah specimen urine haruslah bersih, kering, dan bermulut lebar. Kalau specimen urine harus dikirim ke tempat lain, berapapun lamanya, pengawet yang sesuai harus ditambahkan pada specimen tersebut, untuk mencegah tumbuhnya bakteri atau menetasnya telur variable. 1.1 jenis-jenis specimen urine a. Spesimen urine pagi Spesimen urine pagi yaitu urine yang pertama kali dikeluarkan dan ditampung pada pagi hari setelah bangun tidur. b. Specimen urine sewaktu Specimen urine sewaktu yaitu urine yang dikeluarkan dan ditampung pada satu waktu yang tidak ada waktu penentuan khusus (kapan saja). c. Specimen urine PP(post prandial) Specimen urine PP(post prandial) yaitu urine yang pertama kali dikeluarkan kurang lebih 2 jam setelah makan d. Spesimen urine 24 jam Spesimen urine 24 jam yaitu urine yang ditsmpung dengan cara: jam 7 pagi penderita mengeluarkan urine pertama yang dibuang hingga kandung kemih kosong, lalu urine berikutnya hingga jam 7 pagi esok harinya ditampung dan dicampur dalam suatu wadah besar yang diberi pengawet urine e. Specimen uri ne porsi-tengah (midstream) Pada specimen ini pasien menampung kira-kira sebanyak 20ml urine, kedalam suatu wadah terbuka, saat sedang berkemih. Wadah ini harus langsung ditutup sesudahnya f. Specimen urine terminal



8



Specimen urine terminal dilakukan dengan pasien menampung porsi terakhir urine yang dikeluarkannya ke dalam suatu wadah terbuka. g. Specimen urine yang diambil dengan menggunakan kateter Specimen urine yang diambil dengan menggunakan kateter ini harus dilakukan oleh dokter atau perawat terlatih. Specimen yang diambil dengan prosedur ini biasanya dipakai untuk uji-uji bakteriologi tertentu, terutama pada pasien wanita. Namun, specimen yang diambil dengan prosedur biasa(non-invasif), setelah daerah genital dibersihkan dengan saksama, biasanya dapat dipakai juga untuk tujuan tersebut. h. Spesimen urine bayi Spesimen urine bayi ini ditampung dalam sebuah kantong plastic yang berperekat. Kantong plastic ini direkatkan disekeliling daerah genital selama 1-3jam 1.2 Pengawet Specimen Urine o Sampel urine yang diambil diklinik dan langsung diperiksa tidak memerlukan pengawet o Kalau sampel urine, misalnya yang diambil untuk pendeteksian telur schistosoma haematobium, baru akan diperiksa beberapa jam lagi, sampel urine tersebut harus “diasamkan”(asidifikasi urine) dengan menambahkan beberapa tetes asam asetat 10% 2.



Pengambilan Spesimen Feses



9



Tinja atau feses atau dalam bahasa kasarnya disebut tahi adalah produk buangan saluran pencernaanhewan yang dikeluarkan melalui anus atau kloaka. Pada pengambilan specimen feses diambil kira-kira 100 gram feses dalam wadah yang bersih dan kering tanpa pengawet. Wadah yang paling cocok yaitu wadah bertutup ulir. Pastikan bahwa cacung dewasa atau segmensegmen ikut terambil.



2.1 Hal-hal yang harus diperhatikan o Jangan sekali-kali membiarkan specimen feses terpapar udara dalam wadah tanpa penutup o jangan sekali-kali menerima specimen feses yang tercampur urine (misalnya dalam pispot) o periksa selalu specimen tinja dalam 1-4 jam setelah pengambilan. Bila beberapa specimen diterima dalam waktu bersamaan, periksa specimen feses yang cair dan mengandung lendir atau darah terlebih dahulu karena specimen tersebut bisa saja mengandung amoeba motil (mati dalam waktu singkat) 3.



Pengambilan specimen Sputum



Sputum adalah bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui mulut. Biasanya disebut juga expectorarium.orang dewasa normal memproduksi 100 ml dalamsaluran nafas setiap hari.



10



Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistennya karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri. Pada pengambilan specimen Sputum dapat digunakan stoples kaca bertutup ulir atau stoples plastic bertutup ulir sekali pakai sebagai wadah specimen. Bisa juga menggunakan kotak karton kecil yang dapat dibuat dilaboratorium menggunakan kertas karton dan stopler. Kotak karton ini bersifat sekali pakai sebagai wadah sepesimen dilaboratorium.



3.1 hal-hal yang harus diperhatikan o pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar o waktu yang diperlukan untuk pengambilan sputum adalah 3 kali pengambilan dalam 2 kali kunjungan o pengambilan sputum pasien tidak boelh menyikat gigi, agar sputum mudah dikeluarkan o sebelum pengambilan sputum pasien dianjurkan mengonsumsi air yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum o sebelum mengeluarkan sputum pasien disuruh berkumur-kumur.



4.



Pengambilan Spesimen Sperma



11



Sebenarnya semua alat boleh dipakai asalkan tempat tersebut tidak mengandung spermatotoxic. Sperma sangat tidak dianjurkan ditampung pada tempat-tempat yang terbuat dari 



Logam, sebab logam bisa mengganggu muatan listrik dan sperma, sehingga pergerakannya tergaggu.







Plastik sebab plastik umumnya mengandung gugus fenol (C6H5OH) sehingga sperma akan rusak.



Pada umumnya tempat yang digunakan menampung sperma terbuat dari gelas yang bersih . tidak mengandung spermatotoxic. Tetapi sperma dilarang ditempat yang terbuat dari Tempat penampung sperma dianjurkan ditampung pada tempat yang terbuat dari bahan yang tidak bereak siapa-apa. Tempat penampung sperma harus bermulut lebar supaya muat pada penis. Tempat diberi penutup agar tidak terkontaminasi Ukuran tempat penampung sperma 50 ml – 100 ml. Wadah yang terbuat dari gelas yang bersih dan bemulut lebar atau wadah plastic disposable yang memenuhi persyaratan dari TQA pusat ( jangan menggunakan wadah dari logam, plastic/ karet) wadah sebaiknya dihangatkan untuk menghindari dari bahaya reujatan (syok) dingin. Wadah penampung harus terbuat dari gelas yang sudah dicuci bersih dan dibilas berulang-ulang untuk menghilangkan sisa sabun/ditergen yang di pakai. Botol sebaiknya bermulut lebar, mempunyai volume 20-50 ml. Tidak



12



diperkenankan menampung sperma kedalam kondom. Gelas penampung ditutup cukup dengan kertas biasa Wadah penampung harus terbuat dari gelas yang sudah dicuci bersih dan dibilas berulang-ulang untuk menghilangkan sisa sabun/ditergen yang di pakai. Botol sebaiknya bermulut lebar, mempunyai volume 20-50 ml. Tidak diperkenankan menampung sperma kedalam kondom berbahan latex yang dijual bebas (kecuali dengan menggunakan kondom yang diproduksi khusus untuk penampungan sperma / condom sperm friendly). Gelas penampung ditutup cukup dengan kertas biasa (atau menggunakan wadah penampung khusus sperma / andrology pack (sterile semen container) 5.



Pengambilan Spesimen Darah 1. Pengumpulan Sampel Darah Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti prosesmengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperolehdarah, yaitu : melalui tusukan



vena



(venipuncture),



tusukan



kulit



(skinpuncture)



dan



tusukanarteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena ituistilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture. 2. Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah : Darah dari suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung



4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-



13



10 kali dengan lembut.Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama -botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuninghitam kedua – teskoagulasi (tabung tutup biru), ketiga - tabung non additive (tutup merah),keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clotactivator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin),tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat) 3. Menampung Darah Dalam Tabung tutup berwarna: a. Tabung tutup merah. 



Tabung Phlebotomi Warna Tutup Merah.







Tidak terdapat zat Additive







Tindakan : Darah Beku, dan serum dipisahkan oleh sentrifius







Digunakan : untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah crossmatching test)



b. Tabung tutup kuning. 



Tabung Phlebotomi







Zat Additive : ACD (acid-citrate-dextrose)







Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serumakan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnyadigunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi



14



c.



Tabung tutup hijau terang.  Tabung Phlebotomi dengan tutup warna Hijau.  Tabung ini berisi gel separator (plasma separato tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.



d. Tabung tutup ungu atau lavender.  Tabung ini berisi EDTA.  Tindakan : Bentuk garam kalsium untuk menghilangkan kalsium  Digunakan untuk pemeriksaan : Hematologi (CBC) dan Bank Darah (crossmatch);requires full draw – invert 8 times untuk mencegah penggumpalan dan pembekuandarah.



15



e. Tabung tutup biru Terang.  Tabung ini berisi natrium sitrat.  Tindakan : Bentuk garam kalsium untuk menghilangkan kalsium  Umumnya digunakan untukpemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)



f. Tabung tutup hijau.  Tutup tabung ini berwarna hijau  Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnyadigunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.



16



g. Tabung tutup biru gelap.  Tabung ini tutupnya berwarna biru gelap  Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam  Umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dantoksikologi.



h. Tabung tutup abu-abu terang.  Tutup tabung ini berwarna abu-abu  Tabung ini berisi natrium fluoride dan kaliumoksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.



17



i. Tabung tutup hitam  Tutup tabung ini berwarana hitam  Berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaanLED (ESR).



j. Tabung tutup pink  Tutup tabung ini berwarna pink  berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaanimunohematologi.



18



5. Pengambilan Spesimen CSF (Cairanserebrospinal) Cairan serebrospinal (cerebrosfinal fluid/CSF) adalah cairan menggenangkan otak dan anak ekor tulang belakang. Cairan serebropinal adalah satu dari tiga komponen utama dalam didalam tengkorak, dua lainnya adalah pembuluh darah dan otak itu sendiri. Cairan serebrosfinal mengisi rongga selaput otak pada tengkorak dan rongga selaput medulla spinalis. Cairan ini member asupan nutrisi bagi berbagai jaringan pada susunan syaraf pusat dan ikut melindungi otak dan kolumna vertebrata sewaktu cedera. Volume cairan serebrospinalis pada orang dewasa sebanyak 100150 ml. pada anak-anak volumenya lebih kecil dan bervarian sesuai panjang badan anak. Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSF) adalah langkah yang esensial dalam diagnosis meningitis bakteri dan fungal, dan CSF hams selalu dianggap sebagai specimen prioritas yang perlu diperhatikan segera dari petugas laboratorium.



19



 Wadah pengambilan specimen







Darahkoleksi Tabungfluorida EDTA tutupkuning (untukglukosadarah)







FormulirPermintaan - Untuk Uji Kimia Klinik - Untuk Pemeriksaann MikrobiologiMedis







PelabelanWadahSpesimenharusmemuat 1. NomorReg/Lab atautanggallahir 2. Namalengkap (namadepandannamakeluarga) 3. TipeSpesimen 4. Tanggalkoleksi







Formulir Permintaan Parus Menginformasikan: 1. Pemohon Pemeriksaan 2. Nama lengkap (nama depan dan nama keluarga) 3. Tanggal lahir 4. Tempat



20



5. Tipe Spesimen 



Pengambilandan transport specimen -



Persiapkan pasien dan secara aseptic kumpulkan CSF kedalam tabung reaksi yang steril



-



Dengan segera menempatkan 1 ml dari CSF kedalam suatu botol yang pre-warmed dari medium trans-isolate



-



Inkubasi pada suhu tubuh



-



Jangan pernah mendinginkan specimen yang akan dibiakkan



-



Simpan CSF untuk uji mikroskopis dan kimia dalam syringe orisinil (replace cap). Dinginkan dan kirim ke laboratorium scepat mungkin







Cara Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen harus sudah tiba di laboraturium dalam waktu 1 jam setelah pengambilan, jika tidak memungkinkan specimen harus disimpan dalam lemari es atau media transport dalam beberapa jam saja transport dalam beberapa jam saja. Pengiriman specimen harus secepat mungkin dengan menggunakan cooling box (2-8ºC) kecuali jika waktu perjalanan kurang dari 1 jam.







Sumber Kesalahan 1.



Wadah



sampel



yang



tidak



steril



menyebabkan



sampel



terkontaminasi oleh kuman-kuman sehingga memberikan hasil positif palsu. 2.



Penundaan pemeriksaan sampel tanpa ada perlakuan tertentu menyebakan berbagai selcepatlisis, glukosa cepat rusak sehingga memberikan hasil negatife palsu.



3.



Penyimpanan sampel di dalam lemari es yang menyebabkan bakteri yang tidak tahan pada suhu rendah, sehingga memerikan hasil negatife palsu.



4.



Cairan serebrospinal yang purulen, dalam waktu 24 jam setelah pemberian antibiotic seringkali sudah tidak mengandung bakteri



21



penyebab, misalkan Haemophilus influenza



5.



Cedera pembulu darah yang diakibatkan karena tindakan lumbal fungsi menyebabkan terdapatnya darah pada sampel sehingga memberikanhasil pemeriksaan yang positif palsu.



22



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pengambilan spesimen atau bahan pemeriksaan merupakan langkah awal yang sangat menentukan hasil pemeriksaan dalam rangka memperoleh jawaban yang menentukan penyebab infeksi. Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologik sangat ditentukan oleh cara pengambilan, saat pengambilan dan seleksi spesimen. Pengambilan spesimen dilakukan dengan standar prosedur yang ada. Menyediakan dan mengirim bahan pemeriksaan laboratarium sesuai dengan tindakan pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap pasien atau klien yang bersangkutan. Bahan pemeriksaan dapat segera dikirimkan ke laboratarium untuk diperiksa. Sehingga hasilnya secepatnya



dapat



digunakan



untuk



menentukan



dan



mengetahui



perkembangan penyakit pasien atau klien bersangkutan. B. Saran Sebagai tenaga kesehatan yang profesional dituntut mampu untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kita harus selalu mengupdate ilmu dalam segala hal terutama dalam hal keperawatan.



23



DAFTAR PUSTAKA Arnitasari Ni Luh. (2013). PENGELOLAAN SPESIMEN. (Online). https://id.scribd.com/doc/145795586/PENGELOLAAN-SPESIMEN



Putri, S.A. (2013). Makalah Pemeriksaan Spesimen. (Online). http://www.scribd.com/doc/124730845/makalah-pemeriksaan-spesimendocx#scribd.



24