PENGEMBANGAN SEPEDA LISTRIK TENAGA SURYA Inovasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bukan rahasia umum lagi hampir seluruh perusahaan pembuat mobil terkemuka di dunia berlomba menciptakan kendaraan dengan sumber tenaga alternatif. Selain Bensin, ada Fuel Cell atau kombinasi Dry Cell dan Fossil Fuel yang biasa kita dengar dengan nama Kendaraan Hybrid. Sebenarnya riset dan pengembangan EV (Electric Vehicle) sebagai pengganti BBM telah dimulai 10 tahun yang lalu, namun masih belum dapat menembus pasar mobil BBM karena harganya yang relative mahal. Dari berbagai jenis kendaraan listrik yang pernah dikembangkan, ternyata sepeda motor listriklah yang paling sukses dikembangkan dan disosialisasikan, terutama di Amerika, Eropa, Cina dan Jepang. Di negara tersebut, pemakaian sepeda motor listrik telah sangat meluas, mulai dari kendaraan di dalam kompleks, kendaraan kerja, sekolah, hingga instansi. Penyebabnya adalah kendaraan ini dapat menghemat biaya, lebih murah, dan ramah lingkungan serta super irit. Bahkan penjualan sepeda motor listrik di negara negara tersebut menunjukkan trend yang terus meningkat. Namun motor ini sosoknya lebih pas disebut sebagai Sepeda Listrik dengan Accu kering yang dapat menyimpan energi listrik dan dapat menggerakan Dinamo yang ada di Sepeda Listrik tersebut. Dengan perpaduan yang tepat dan dengan teknologi elektronika yang saat ini sangat berkembang pesat maka laboratorium sistem manufaktur Universitas Trunojoyo berusaha memproduksi Sepeda Listrik (E-BIKE). Sejarah Sepeda Listrik 



Akhir 1860 : Referensi pertama tentang sepeda motor listrik dipatenkan.







1911



: Menurut Popular Mechanics article sepeda motor listrik telah tersedia.







1920



: Perusahaan Ransomes, pembuat forklift, meneliti penggunaan motor bertenaga listrik.



Energi Alternatif



1







1941



: Krisis bahan bakar di Eropa mendorong perusahaan Socovel dari Austrian membuat sepeda motor listrik kecil. Saat itu kendaraan yang dibuat berjumlah sekitar 400 buah.







1946



: Terinspirasi oleh kelangkaan BBM dari masa Perang Dunia II, Merle Williams menciptakan kendaraan listrik pertamanya. Kemudian beliau mulai memproduksi kendaraan ini di garasi rumah dan bisnis ini terus bergulir hingga akhirnya menjadi Perusahaan dengan nama Marketeer.







1967



: Sepeda motor listrik bertenaga surya pertama berhasil dibuat oleh Karl Kordesch.







1967



: Sepeda motor listrik bertenaga ringan dengan nama "Papoose" dibuat oleh pabrik sepeda motor suku Indian di Springfield, Massachusetts, dibawah pengarahan Flyod Clymer.







1973



: Mike Corbin membuat sepeda motor listrik pertamanya dengan rekor kecepatan 162km/jam.







1974



: Corbin-Gentry Inc. mulai penjualan sepeda motor listrik secara legal.







1978



: Harley Davidson MK2 bertenaga listrik dibuat oleh Transitron di Honolulu, Hawaii.







1988



: Eyeball



Engineering



membuat



sepeda



motor



listrik



KawaSHOCKi and produk ini menghiasi majalah-majalah utama saat itu. 



1990



: Scott Cronk dan EMB membuat sepeda motor listrik dengan nama EMB Lectra VR24. Pelopor untuk jenis variable reluctance motors (VR) dan dijual secara resmi.







2000



: Killacycle mencatat rekor 244.62 km/jam pada Woodburn Drags 2000.







2004



: Tanggal 24 August Honda membuat sebuah percontohan motor hibrida 50cc yang diberi nama Honda Numo. Percontohan ini membawa Honda selangkah lebih dekat kepada jenis sepeda motor hibrida yang dapat diproduksi secara massal.



Energi Alternatif



2







2007



: Killacycle membuat sebuah sepeda motor listrik bertenaga LiIon dan dengan kecepatan 250.7 km/jam di Phoenix, AZ pada AHDRA 2007.



1.2 Tujuan Kegiatan Tujuan pengembangan produksi E-BIKE adalah :  Memberikan kesempatan dan pengalaman kerja kepada mahasiswa untuk menyelesaikan kasus nyata dalam dunia industri yang akan dihadapi mahasiswa setelah lulus kuliah.  Membangun Sumber Daya Manusia yang siap pakai bagi dunia industri terutama keahlian dan kemampuan dibidang sistem produksi.  Menumbuhkan budaya penerapan hasil penelitian kepada mahasiswa secara komersial.  Mengembangan budaya kewirausahaan bagi mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo.  Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membina kerjasama dengan sektor swasta termasuk pihak industri dan sektor pemasaran. 1.3 Solusi BBM dengan sepeda listrik (E-BIKE) Kenaikan harga BBM memang berefek luas, segala sesuatu menjadi mahal terutama kebutuhan bahan pokok yang semakin melambung. pada kondisi seperti sekarang ini alangkah lebih baik seandainya kita sama-sama berupaya bagaimana caranya mensiasati kenaikan BBM dengan menciptakan sumber energi baru selain BBM seperti sumber energi yang berasal dari listrik salah satu contoh nya adalah sepeda dengan menggunakan energi dari listrik. E-BIKE bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi ketergantungan kita akan BBM, beberapa keuntungan dari E-BIKE adalah : 1. karena E-BIKE Tidak menggunakan BBM maka dalam pengisiannya pun mudah sekali , cukup diisi ulang layaknya telpon genggam, sehingga ketergantungan kita dengan pom bensin tidak terlalu besar. 2. kendaraan yang selama ini kita pakai mengeluarkan polusi yaitu polusi suara dan polusi asap tapi dengan E-BIKE semua itu tidak akan terjadi



Energi Alternatif



3



karena suara dari mesin ini sangat halus bahkan seperti tidak mengeluarkan suara dan tidak meninggalkan bau asap kendaraan. 3. jarak tempuh yang tidak kalah dengan kendaraan berbahan bakar bensin, menurut pengalaman 1 kali isi ulang selama 2 jam bisa menempuh jarak hingga 40 kilometer. 1.4 Kelemahan dan Kelebihan 1.4.1 Kelemahan Peralatan serta teknologi dibutuhkan investasi tinggi. Kondisi ini menjadikan suatu masalah yang harus dipecahkan yaitu dengan menjalin kerjasama dengan mitra di bidang sparepart yang berkaitan dengan E-Bike. Dengan alternatif solusi tersebut diharapkan masalah yang ada bisa diminimalisir dan peluang bisa ditingkatkan. 1.4.2 Kelebihan Model E-Bike yang direncanakan akan dibuat adalah berbasis tenaga surya dengan emergency radiant charging system memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1. Sitem suspensi lebih nyaman karena menggunakan sisten suspensi lengan arm. 2. Desain ergonomis untuk orang Indonesia. 3. Berat lebih ringan sehingga bisa melaju lebih kencang. 4. Bateray lebih awet karena menggunakan system radiant charger (tegangan tinggi ampere rendah) 5. Jarak tempuh lebih jauh dari 40 Km/jam karena menggunakan energi tambahan dari tenaga surya.



Energi Alternatif



4



Secara detil gambaran system Ebike tenaga surya dengan emergency radiant charging system adalah sebagai berkut; Panel Solar Cell



Accumulator Sumber Utama Ebike



Regulator 1 Emergency Radiant Charger Accumulator Radiant Charger Storage



Regulator 1 Gambar 1.1 Sistem E-bike



Dengan sistem tersebut maka E-Bike tidak perlu melakukan pengisian ulang secara manual sehinga accu akan terisi secara otomatis dan E-Bike dapat menempuh jarak lebih jauh dari Ebike yang ada di pasaran. 1.5 Peluang (Opportunity) Tingginya permintaan terhadap sepeda motor di Indonesia juga dipacu oleh maraknya lembaga pembiayaan yang mengucurkan dana untuk pembiayaan pembelian sepeda motor. Diperkirakan terdapat sekitar 30 bank (pemerintah maupun swasta nasional) dan sekitar 121 perusahaan pembiayaan (multifinance) yang mengalokasikan sebagian dananya untuk pembiayaan pembelian sepeda motor. Fenomena ini paling tidak merupakan salah satu indikasi sangat atraktifnya bisnis sepeda motor di Indonesia. Dengan angka pertumbuhan yang cukup fantastis dalam beberapa tahun terakhir ini, prospek industri sepeda motor dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan masih akan sangat cerah. 1.6 Tantangan Saat ini memang cukup banyak pesaing E-Bike yang ada dipasaran misalnya E-Motto, Yahonta Tiger,Sunrace,Betrix dll. Namun disisi lain ada



Energi Alternatif



5



tantangan yang bisa menjadi peluang besar yaitu persepsi masyarakat Indonesia masih menganggap E-bike yang aa di pasaran tidak bisa menempuh jarak jauh karena keterbatasan kemampuan penyimpanan energi dalam accumulator dimana rata-rata hanya mampu menempuh jarak sekitar 40 km/sekali charge ulang. Selain itu jika kehabisan energi di tengah jalan maka tiak ada system pengisian accu untuk keadaan darurat tersebut. Berdasarkan tantangan kondisi ini maka sebenarnya masih terbuka luas peluang dan kesempatan untuk mengembangkan sepeda listrik yang mempunyai jarak tempuh lebih jauh dan dilengkapi dengan system pengisian accu untuk keadaan darurat



Gambar 1.2 Peluang Usaha E-BIKE



Gambar 1.2 Polusi udara Kota Surabaya pada jam sibuk



Energi Alternatif



6



Pencemaran udara yang telah menjadi permasalahan yang serius di kota-kota besar Indonesia disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini : 1. Pertumbuhan penduduk dan laju urbanisasi mendorong peningkatan mobilitas dan kebutuhan transportasi. Disisi lain, pertambahan panjang dan lebar jalan tidak sebanding dengan laju pertumbuhan kendaraan bermotor sehingga konsentrasi kendaraan bermotor berpengaruh pada kualitas udara kota. 2. Keseimbangan dalam penataan ruang. Perkembangan kota yang pesat mendorong terjadinya alih fungsi lahan perkotaan dan percampuran dalam pemanfaatan ruang kota. Lahan terbuka hijau terus menurun luasannya menjadi lahan terbangun. 3. Pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh terhadap perilaku dan gaya hidup masyarakat. Peningkatan pendapatan dan kemudahan pembiayaan yang diberikan lembaga keuangan telah membuat masyarakat kota berupaya untuk tidak



saja



memenuhi



kebutuhan



primernya



namun



juga



berupaya



meningkatkan status sosialnya dengan cara memiliki kendaraan bermotor dan barang lainnya yang pada akhirnya akan menambah konsumsi energi dan mempengaruhi kualitas udara. 4. Ketergantungan pada minyak bumi sebagai sumber energi. Indonesia masih sangat tergantung pada sumber energi yang berasal dari minyak bumi. Di sisi lain, rendahnya harga bahan bakar minyak bersubsidi mengakibatkan terhambatnya pengembangan bahan bakar bersih yang ramah lingkungan karena harga bahan bakar tersebut menjadi lebih mahal dari harga bahan bakar yang bersubsidi. Tinggi konsumsi minyak bumi pada sektor transportasi merefleksikan tingginya potensi pencemaran udara dari sektor transportasi. 5.



Perhatian masyarakat terhadap kualitas udara.l. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 141 tahun 2003 tentang



Ambang Batas Emisi Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor yang sedang di produksi maka Kementerian Lingkugan Hidup meluncurkan Program Mandatory Disclosure of Automotive Emissio (MDAE).



Energi Alternatif



7



Program ini merupakan suatu program untuk mempublikasikan hasil uji emisi kendaraan bermotor dan beberapa parameter tambahan yang didasarkan pada standar EURO 2 sesuai dengan Kep. Men LH No. 141 tahun 2003. 1.7 Tujuan Program MDAE :  Mendorong Industri kendaraan Bermotor menciptkan kendaraan bermotor ramah lingkungan  Memberikan informasi pertimbangan emisi kendaraan dalam pemilihan kendaraan emisi pemilihan kendaraan bermotor tipe baru  Membentuk pressure group untuk menyaring kendaraan yang akan masuk ke publik dalam rangka menjalankan Kep-Men LH No.141 tahun 2003  Sebagai evaluasi atas pelaksanaan Kep-Men LH No.141 tahun 2003 1.8 Alasan Penetapan MDAE :  Belum efektifnya pengawasan emisi kendaraan bermotor tipe baru  Masyarakat belum mempertimbangkan aspek emisi dalam pemilihan kendaraan bermotor.  Mencegah masuknya kendaraan import yang tidak ramah lingkungan  Pencemaran udara dikota-kota besar di Indonesia telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan Untuk itu maka revolusi teknologi kendaraan bermotor semakin mengarah pada keunggulan safety dan environment hal ini sesuai dengan keselarasan antara tuntutan perbaikan kualitas hidup manusia dan perlindungan terhadap lingkungan hidup, sehingga pengembangan produksi E-BIKE adalah solusi yang tepat.



Energi Alternatif



8



BAB II RENCANA USAHA 2.1 Analisis Situasi 2.1.1 Studi Pasar Sepeda Motor masih menjadi alat transportasi yang paling populer bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Pendapatan masyarakat yang relatif masih rendah, infrastruktur lalu lintas yang belum memadai dan kemudahan dalam pembiayaan ditengarai menjadi faktor penyebab penggunaan sepeda motor telah menempatkan Indonesia sebagai pangsa pasar paling potensial (baca: nomor tiga di Asia setelah Cina dan India). Pabrikan seolah berlomba melancarkan jurus untuk merebut pangsa pasar. Salah satunya adalah menambah varian baru sepeda motor yang didukung oleh hi-tech yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Indonesia. Penjualan sepeda motor mengalami pertumbuhan yang sangat mengesankan pasca krisis. Pada 2000 dan 2001, penjualan sepeda motor masing-masing meningkat 59,3% dan 57% dengan penjualan 1,1 juta unit dan 1,7 juta unit. Pada 2003, penjualan sepeda motor telah mencapai angka 3,1 juta unit, meningkat 30,5% dibanding 2002. Realisasi penjualan 2003 ini jauh lebih tinggi dari yang diproyeksikan sebelumnya yang sebesar 2,7 juta unit. Sedangkan pada caturwulan I 2004 angka penjualan sudah mencapai 1,3 juta unit, sehingga diperkirakan pada akhir 2004 angka penjualan akan menembus 4,2 juta unit.



Energi Alternatif



9



Tabel 2.1 Volume produksi sepeda Motor anggota AISI 1999-2004



Tabel 2.2 Volume produksi sepeda Motor anggota AISI 2004-2008



http://www.datacon.co.id/Otomotif2009.html Tabel 2.3 Penjualan Sepeda Moteor per bulan tahun 2008



http://www.wartakota.co.id/



Energi Alternatif



10



Tabel 2.4 Jumlah Penjualan Menurut Merek



Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyatakan, penjualan motor agen tunggal pemegang merek (ATPM) pada Februari 2009 naik 12,7 persen



menjadi



414.004



unit



dibandingkan



Januari



367.205



unit.



http://autos.okezone.com/ 2.1.2 Peluang Pasar Ada beberapa faktor yang menjadi pendorong prospektifnya industri sepeda motor di Indonesia. Pertama, masih sangat besarnya potensi pasar yang tersedia. Kedua, berkembangnya ojek sebagai alternatif sarana transportasi umum di Indonesia. Ketiga, semakin terjangkaunya harga sepeda motor sehingga meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap kepemilikan sepeda motor. Keempat, sepeda motor merupakan salah satu alternatif alat transportasi baik karena infrastruktur transportasi yang kurang memadai maupun karena relatif tidak terjangkaunya harga mobil oleh sebagian besar masyarakat. Kelima, menjamurnya lembaga pembiayaan maupun bank yang bermain di sektor pembiayaan pembelian sepeda motor dengan proses dan persyaratan yang mudah, cepat dan dengan tingkat bunga yang relatif rendah sehingga meningkatkan akses masyarakat terhadap pemilikan sepeda motor. Sebagian besar industri perakitan sepeda motor tersebar di Jabotabek (49 unit), dan Jatim (11 unit). Sisanya tersebar di provinsi lainnya. Diperkirakan, total kapasitas produksi industri sepeda motor Indonesia saat ini mencapai 5 juta unit per tahun. Kapasitas produksi terbesar dimiliki grup Astra yang mencapai 1,92 juta unit per tahun, diikuti oleh Suzuki dengan kapasitas 850 ribu unit per tahun, dan Yamaha 750 ribu unit per tahun.



Energi Alternatif



11



Di luar anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) kapasitas produksi terbesar di miliki Kanzen yang mencapai 45 ribu unit per tahun. Dengan kapasitas produksi yang cukup besar tersebut, saat ini hampir seluruh kebutuhan sepeda motor di dalam negeri dipasok oleh produk rakitan di dalam negeri. Industri sepeda motor Indonesia didukung oleh sekitar 200 industri komponen (sebagian besar merupakan industri komponen sepeda motor), yang terkonsentrasi di Jabotabek dan Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan). Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan Thailand yang telah memiliki sekitar 1.500 industri komponen. Disamping itu, sebagian besar industri komponen Indonesia merupakan industri kecil. Dari 200 industri komponen yang ada, sebanyak 7 perusahaan diantaranya merupakan industri mesin sepeda motor dan body parts mobil, 11 perusahaan industri yang memproduksi axle, brake, clutch, transmission, steering, dan shock absorber, dan 182 perusahaan industri komponen strata dua yakni pressed part, glass, radiator, muffler, electrical, rubber & palstic, dan casting.



Energi Alternatif



12



Tabel 2.5 Tingkat Kepadatan Sepeda Motor dan Potensi Pasar



Sumber: Badan Pusat Statistik, Diolah *) Potensi pasar adalah kebutuhan sepeda motor untuk mencapai rasio 1:15 (titik jenuh kepemilikan sepeda motor)



Dalam beberapa tahun ke depan industri sepeda motor hampir dapat dipastikan masih sangat prospektif untuk dikembangkan. Potensi pasar Indonesia yang sangat besar membuat Indonesia juga menjadi incaran produsen sepeda motor asing untuk pasar sepeda motor sehingga merupakan tantangan bagi industri lokal untuk meningkatkan daya saingnya Tantangan lain yang dihadapi industri sepeda motor Indonesia adalah masih belum memadainya dukungan industri komponen untuk industri perakitan sepeda motor. Sehingga, seringkali ketika terjadi lonjakan permintaan sepeda motor yang cukup besar, permintaan industri perakitan sepeda motor tidak dapat dipenuhi secara maksimal oleh industri komponen. Akibatnya, permintaan yang terjadi tidak dapat dipenuhi oleh pabrikan lokal, sehingga harus dipasok dari produk impor Dengan pertumbuhan penjualan yang mencapai 30 hingga lebih dari 50% per tahun, potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih sangat besar. Ini disebabkan masih relatif rendahnya tingkat kepemilikan sepeda motor di Energi Alternatif



13



Indonesia dibandingkan jumlah penduduk. Dengan total penduduk lebih dari 220 juta jiwa pada 2008, jumlah kepemilikan sepeda motor baru mencapai 20 juta unit yang berarti satu sepeda motor dimiliki 11 orang penduduk. Padahal, menurut hitungan AISI, pasar sepeda motor baru akan mencapai titik jenuh apabila kepemilikan sepeda motor sudah mencapai 5 orang per sepeda motor. Bila dilihat penyebaran sepeda motor pada masing-masing wilayah kepolisian daerah, terlihat bahwa sebagian besar wilayah masih memiliki tingkat kepadatan sepeda motor yang relatif rendah (Tabel 5). Terdapat 9 wilayah Polda yang memiliki rasio diatas 1:5 hingga 1:10; 3 wilayah memiliki rasio 1:10 hingga 1:15; dan 11 wilayah Polda yang memiliki rasio diatas 1:15. Sementara itu, hanya terdapat 3 wilayah Polda yang tingkat kepemilikan sepeda motornya sudah jenuh dengan tingkat kepadatan dibawah 1:5 yakni DKI Jakarta (1:3), Bali (1:3) dan DI Yogyakarta (1:5). Dengan perhitungan pasar sepeda motor akan mencapai titik jenuh pada saat kepemilikan sepeda motor mencapai 5 orang per sepeda motor, potensi pasar sepeda motor yang masih tersedia secara nasional pada 2009 mencapai 22,3 juta unit. Potensi pasar sepeda motor terbesar di Jawa Barat & Banten (7,7 juta unit), Jawa Timur (3 juta unit), Jawa Tengah (2,8 juta unit), Sulsel (1,7 juta unit), Sumut (1,2 juta unit), Lampung (1 juta unit), Sumsel (1 juta unit), NTT (719 ribu unit), NTB (6.167 ribu unit), dan Sumbar (552 ribu unit). Di lapis berikutnya dengan potensi pasar antara 300 hingga 500 ribu unit adalah Sulawesi Tenggara, Bengkulu & Bangka Belitung, Kalbar, Riau, Papua, Sulut dan Nanggroe Aceh Darussalam. Besarnya potensi pasar sepeda motor juga menyebabkan ketatnya tingkat persaingan di sektor pembiayaan kendaraan bermotor. Ketatnya persaingan ditandai dengan semakin relatif mudahnya persyaratan kredit sepeda motor (sehingga meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap kredit sepeda motor), proses kredit yang sangat cepat (bahkan hanya dalam 1 hari) terutama oleh lembaga pembiayaan, maraknya jumlah bank dan lembaga pembiayaan yang menawarkan kredit sepeda motor.



Energi Alternatif



14



2.1.3 Asumsi Pasar Asumsi yang digunakan untuk menghitung target konsumen :  Masyarakat semakin sadar akan akibat pencemaran lingkungan akibat emisi kendaraan bermotor.  Pemerintah (melalui Menteri Negara Lingkungan Hidup) mendukung sepenuhnya MDAE.  1% (1% x 6 juta = 60 ribu per tahun) pangsa pasar sepeda motor akan beralih ke E-BIKE.  Segmen pasar yang dibidik adalah usia remaja, model cenderung sport.



Energi Alternatif



15



BAB III SPESIFIKASI PRODUK, POLA PENERAPAN IPTEK DAN MANFAAT 3.1 Perumusan Produk Usaha 3.1.1 Bill of Material Bill of Material (BOM) adalah suatu daftar yang menerangkan komponenkomponen yang digunakan untuk membangun suatu produk. Bill of Material berisi informasi item bahan baku (raw material) yang diperlukan untuk membuat E-BIKE.



Energi Alternatif



16



Tabel 3.6 Bill of Material E-BIKE No 1



Part Number e.1.MF.00



Part Name Frame/ Rangka



Number of Item



Qty



1



2 3



e.1.MF.01 e.1.MF.02



Back Bone Comsteer



1 1



4



e.1.MF.03



Left Under Bone



1



5



e.1.MF.04



Right Under Bone



1



6



e.1.MF.05



Bridge Frame



1



7



e.1.MF.06



Pillar



1



8



e.1.MF.07



Left Swing Arm Post



1



9



e.1.MF.08



Right Swing Arm Post



1



10



e.1.MF.09



Post Shock Breaker A



1



11



e.1.MF.10



Bridge



1



12



e.1.MF.11



Seat Post A



1



13



e.1.MF.12



Seat Post C



1



14 15



e.1.MF.13 e.1.MF.14



Battery Frame Handle Post



1 1



Energi Alternatif



Material/Normal ms rectang 18x38x1,8 mm ms stalbuis tube ms rectang 18x38x1,8 mm ms rectang 18x38x1,8 mm ms rectang 18x38x1,8 mm ms rectang 18x38x1,8 mm ms rectang 18x38x1,8 mm ms rectang 18x38x1,8 mm ms plate strip 38x3 mm ms rectang 18x38x1,8 mm ms rectang 18x38x1,8 mm ms rectang 18x38x1,8 mm ms plate strip 38x3 mm



17



120 mm



make/buy



Keterangan



fabricated



Assy. Rangka



make make



Rangka Atas Komsteer



make



Rangka Kiri Bawah



make



Rangka Kanan Bawah



make



Jembatan Rangka Bawah



make



Pilar Penutup Baterai



make make 40 mm



make



Kupingan Shock Breaker



make



Jembatan Swing Arm Post



make



Kupingan Kursi A



make



Kupingan Kursi C



make make



Tempat Baterai



16 17



e.1.MF.15 e.1.SA.00



Foot Step Post Swing Arm



2 1



18



e.1.SA.01



Left Swing Arm



1



19



e.1.SA.02



Right Swing Arm



1



20



e.1.SA.03 e.1.ST.01 e.1.ST.02 e.1.ST.01 e.1.ST.02 e.1.ST.01 e.1.ST.02



Bridge Swing Arm Top Right Stang Tumpuhan Top Left Stang Tumpuhan Right Penyangga Depan Left Penyangga Depan Right Stang Penyangga Left Stang Penyangga



1 1 1 1 1 1 1



21



e.1.SA.04



Stabilizer



1



Energi Alternatif



ms plate strip 38x3 mm



make 1 unit



ms rectang 18x38x1,8 mm ms rectang 18x38x1,8 mm ms rectang 18x38x1,8 mm 70 cm 70 cm 46 cm 46 cm 100 cm 100 cm ms rectang 18x38x1,8 mm



18



fabricated



Assy. Swing Arm



make



Swing Arm Kiri



make



Swing Arm Kanan



make make make make make make make



Jembatan Swing Arm



make



Stabilizer



(Lanjutan) No Part Number 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42



e.1.SA.05 e.1.SA.06 e.1.SA.07 e.1.SA.08 e.1.SA.09 e.2.JS.00 e.2.JS.01 e.3.SP.00 e.3.SP.01 e.3.SP.02 e.3.SP.03 e.3.SP.04 e.4.SF.00 e.4.SF.01 e.4.SF.02 e.4.SF.02.01 e.4.SF.02.02 e.4.SF.02.03 e.4.SF.03 e.4.SF.03.01 e.4.SF.03.02



Energi Alternatif



Part Name Shock Breaker Post B Shaft Nut Bosh Arm Brake Post Jack Stand Post Jack Stand Suspension Shock Breaker Bolt Nut Ring Washer Set Fork Front Fork Bantalan Bawah Bearing Cone Roller Cage Bearing Cup Bantalan Atas Bearing Cone Roller Cage



Number of Item



1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1



Material/Normal



Qty



ms rectang 18x38x1,8 mm



Keterangan



make purchased purchased purchased purchased purchased make



Kupingan Shock Breaker Shaft Mur Bosh Arm Kupingan Rem Standard Kupingan Standard



1 unit 1 unit 2 unit 2 unit 2 unit



purchased purchased purchased purchased purchased



Shock Breaker Mur Baut Ring



1 unit 1set 1 unit 1 unit 1 unit 1 set 1 unit 1 unit



Assembly purchased purchased purchased purchased purchased purchased purchased purchased



2 unit 2 unit 1 unit



19



make/buy



Garpu Depan



(Lanjutan) No Part Number 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63



e.4.SF.03.03 e.4.SF.04 e.4.SF.05 e.4.ST.00 e.4.ST.01 e.4.ST.02 e.4.ST.03 e.4.ST.04 e.4.ST.05 e.4.ST.06 e.4.ST.07 e.5.BW.00 e.5.BW.01 e.5.BW.02 e.5.BW.03 e.5.BW.04 e.5.BW.05 e.5.BW.06 e.5.BW.07 e.5.FW.00 e.5.FW.01



Energi Alternatif



Part Name Bearing Cup Ring Washer Lock Nut Set Steer Steering Stem Wedge Expander Stem Bolt Handle Bar Bolt Ring Washer Nut Set Back Wheel Electric Motor Hub Ring Washer Spacer Hold Spacer Tire Tube Tire Rem Tromol Set Front Wheel Hub/Tromol



Number of Item



1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1



Material/Normal



m6x15mm



20



Qty



make/buy



Keterangan



1 unit 1 unit 1 unit



purchased purchased purchased



1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 4 unit 4 unit 4 unit



Assembly purchased purchased purchased purchased purchased purchased purchased



1 set 2 unit 2 unit 2 unit 1 unit 1 unit 1 set



Assembly purchased purchased purchased purchased purchased purchased purchased



Electric Motor Hub Ring Spacer Ring Penahan Roda Dalam Roda Luar Rem Tromol



1 unit



Assembly purchased



Hub/Tromol



Ring Mur Pengunci Steering Stem Baut Handle Bar Baut Ring Mur



(Lanjutan) No 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78



79 80 81 82



Part Number e.5.FW.02 e.5.FW.03 e.5.FW.04 e.5.FW.05 e.5.FW.06 e.5.FW.07 e.5.FW.08 e.5.FW.09 e.5.FW.10 e.6SE.00 e.6SE.01 e.6SE.02 e.6SE.03 e.6SE.04 e.6SE.05 e.6SE.06 e.6SE.07 e.6SE.09 e.6SE.10 e.7FB.00 e.7FB.01 e.7FB.02 e.7FB.03



Energi Alternatif



Part Name Wheel Axle Bearing Cone Bantalan Bola Ring Washer Nut Velg Spoke Tire Tube Tire Set Electric System Battery Wiring Harnes Charger Speed Controller Indicator Battery Regulator 1 Regulator 2 Solar Cell Radiant Changer Set Front Brake Handle Brake Ring Washer Bolt



Number of Item



1 2 18 2 2 1 36 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1



Material/Normal



12 volt 9Ah



12 volt 48 volt 50 Watt 12 Volt



21



Qty



make/buy



1 unit 2 unit 18 unit 2 unit 2 unit 1 unit 36 unit 1 unit 1 unit



purchased purchased purchased purchased purchased purchased purchased purchased purchased



5 unit 1 set 1 set 1 set 1 set 1 set 1 set 1 set 1 set



Assembly purchased purchased purchased purchased purchased Purchased purchased Purchased purchased



1 unit 1 unit 1 unit



Assembly purchased purchased purchased



Keterangan As Roda



Ring Mur Velg Ruji Roda Dalam Roda Luar Aki Kabel Charger Pengontrol Kecepatan Indikator Baterai



Panel surya



Handle Rem Ring Baut



83 84



e.7FB.04 e.7FB.05



Energi Alternatif



Nut Caliper



1 1



1 unit 1 set



22



purchased purchased



Mur Kaliper



(Lanjutan) No



Part Number



85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105



e.8SS.00 e.8SS.07 e.8SS.09 e.8SS.10 e.8SS.11 e.8SS.12 e.9.00 e.9.F.00 e.9.F.01 e.9.F.02 e.9.F.03 e.9.F.04 e.9.B.00 e.9.B.01 e.9.B.02 e.10.SP.00 e.10.SP.01 e.10.SP.02 e.11.ETC.01 e.11.ETC.02 e.11.ETC.03



Energi Alternatif



Part Name Set Seat Seat Post B Frame Seat Bolt Ring Washer Nut Set Acessories Set Front Acessories Front Fender Lamp Karet Foot Step Hand Grip Set Back Acessories Back Fender Lamp Set Paint Dempul Paint Kawat Elektroda Kikir Kertas Gosok



Number of Item



1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 4 3 1 1 2



Material/Normal



Qty 1 set



ms rectang 18x38x1,8 mm ms rectang 18x38x1,8 mm 2 unit 2 unit 2 unit



make/buy Assembly make make purchased purchased purchased



Keterangan Kupingan Kursi B Rangka Kursi Baut Ring Mur



Assembly



23



1 unit 1 set 2 unit 2 unit



Assembly purchased purchased purchased purchased



1 unit 1 unit



Assembly purchased purchased



1 set 4 kaleng 3 kaleng 1 pack 1 unit 2 unit



fabricated purchased purchased purchased purchased purchased



Fender Depan Lampu Depan Hand Grip Fender Belakang Lampu Belakang



3.2 Operation Process Chart (OPC) OPC adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yag meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Pembuatan OPC ini merupakan tahap pertama dalam urutan untuk merencanakan Sistem Produksi.



Energi Alternatif



24



Energi Alternatif



25



Energi Alternatif



26



Energi Alternatif



27



Energi Alternatif



28



Energi Alternatif



29



Energi Alternatif



30



Energi Alternatif



31



Energi Alternatif



32



Energi Alternatif



33



Energi Alternatif



34



Energi Alternatif



35



3.3 Kaitan Ipteks dengan HKI Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dapat didefinisikan sebagai suatu perlindungan hukum yang diberikan oleh Negara kepada seseorang dan atau sekelompok orang ataupun badan yang ide dan gagasannya telah dituangkan ke dalam bentuk suatu karya cipta (berwujud). Karya Cipta yang telah berwujud tersebut merupakan suatu hak individu dan atau kelompok yang perlu dilindungi secara hukum, apabila suatu temuan (inovasi) tersebut didaftarkan sesuai dengan persyaratan yang ada. 3.4 Jenis – Jenis Hak Kekayaan Intelektual 1. Hak Cipta (Copyrights) 2. Hak Kekayaan Industry a. Paten (Patent) b. Merek (Trademark) c. Rahasia Dagang (Trade Secrets) d. Desain Industri (Industrial Design) e. Tata Letak Sirkuit Terpadu (Circuit Layout) f. Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety) Untuk Unit Ib-IKK produksi E-BIKE Jenis HKI yang diharapkan adalah Hak Kekayaan Industri jenis Merek (Trademark) (E-BIKE) dan Paten.(energi alternatif, Alat keselamatan kerja, Komposisi material)) 3.5 Nilai Tambah E-BIKE dari Sisi Ipteks Inovasi yang diharapkan muncul pada Perencanaan sistem produksi E-BIKE adalah :. 3.5.1 Disain Produk E-BIKE Diharapkan muncul gagasan atau ide mengenai desain produk E-BIKE yang aman nyaman (Ergonomis). 3.5.2 Komposis Material Material pokok yang dipakai dalam produk E-BIKE adalah logam, diharapkan muncul temuan komposisi material yang ringan tetapi kuat.



Energi Alternatif



36



3.5.3 Disain Alat Keselamatan Kerja Proses produksi E-BIKE banyak menggunakan mesin las, milling, drilling, Scrap, gerinda dan pengecatan. Pada proses ini sering terjadi resiko kecelakaan kerja, sehingga diharapkan muncul gagasan atau ide untuk mendisain alat keselaman kerja. 3.5.4 Energi Alternatif Ide awal proses produksi E-BIKE adalah mencari energi alternatif dari BBM. Sehingga diharapkan pada pelaksanaannya nanti muncul ide atau temuan energi alternatif pengganti BBM. 3.5.5 Accu Sumber tenaga yang dipakai E-BIKE adalah accu, sehingga diharapkan pada pelaksanannya nanti muncul temuan accu yang ringan, tipis, tahan lama dan murah. 3.6 Manfaat E-BIKE dari aspek sosial ekonomi Secara Nasional 3.6.1 E-BIKE sebagai Alat Transportasi Alternatif E-BIKE diharapkan mampu sebagai alat transportasi alternatif sebagai pengganti sepeda motor yang murah dan ramah lingkungan. 3.6.2 E-BIKE mengurangi Dampak Pencemaran Udara Dengan menggunakan E-BIKE sebagai sarana tranportasi sebagai pengganti sepeda motor yang menggunakan BBM, manfaat yang diperoleh adalah pencemaran udara akibat emisi dapat dikurangi. Pencemaran udara dapat menyebabkan kerusakan tehadap manusia dan lingkungan, misalnya peningkatan morbilitas dan mortalitas, penurunan produktivitas pertanian, penurunan kualitas ekosistem, mengganggu estetika, dan sebagainya. Dari dampak pencemaran udara tersebut di atas, dampak terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia adalah yang dominan dengan kontribusi kurang lebih 90% dari total kerusakan akibat pencemaran udara.



Energi Alternatif



37



Tabel 3.7 Dampak Pencemaran Udara



Sumber: Shechter, M., Kim,M., Golan, L., Valuing a Public Good: Direct and Indirect Valuation Approaches to the Measurement of the Benefits from Pollution Abatement, 1986



Selain dampak tersebut di atas, pencemaran udara juga menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari Rp 973.000.000.000,00 per tahun, kerugian ekonomi tersebut diperhitungkan berdasarkan biaya kesehatan akibat pencemaran PM10 dan NOx terkait dengan pencemaran udara. (Laporan Akhir Estimasi Dampak Polusi Pemakaian BBM dari Sektor Transportasi dan Industri, Balitbang Kota Surabaya 2007) Tabel 3.8 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan



Sumber: Colvilleet al, 2001; Sillman,1999



3.7 E-BIKE Membantu Penghematan BBM Energi Alternatif



38



Di Indonesia, minyak bumi yang dihasilkan sudah tidak mampu mengimbangi permintaan konsumen, hingga harus mengimpor minyak mentah dan produk BBM sebanyak 26 juta barel per bulan. Upaya untuk mencari sumur minyak baru masih rendah karena investor menilai pemerintah memberlakukan syarat yang memberatkan, misalnya dalam hal perpajakan. Permintaan pasar domestik terhadap produk minyak meningkat karena laju perekonomian didorong oleh peningkatan sektor konsumsi. PT Pertamina beberapa waktu lalu mengungkapkan, konsumsi premium mulai Maret naik rata-rata lima persen, dari 43,6 ribu kilo liter pada Maret menjadi 45,8 ribu kilo liter di bulan Mei, sedangkan penggunaan solar bertambah rata-rata 8% hingga menjadi 70,4 ribu kilo liter sehari. Kecenderungan kenaikan ini sulit dihentikan sebab animo membeli kendaraan bermotor terus meningkat. Di lain pihak, daya serap industri juga terus bertambah sebagai konsekuensi perekonomian yang mulai sehat. Keseimbangan relatif antara produksi dan konsumsi BBM diperkirakan akan terjadi bila cadangan minyak di blok Cepu mulai diproduksi. Blok tersebut diduga mempunyai potensi cadangan sebanyak 2,6 miliar barel, dengan kapasitas produksi 300 ribu barel sehari. Suatu jumlah yang sangat berarti dibandingkan dengan produksi minyak nasional yang mencapai hampir 400 juta barel setahun. Keseimbangan relatif tersebut boleh jadi akan terwujud di akhir dekade ini. Sesuatu hal yang amat menggembirakan karena akan membawa bangsa keluar dari satu beban yang cukup berat. Produksi minyak di blok Cepu itu, bagaimanapun masih merupakan cahaya di ujung terowongan. Untuk mencapainya diperlukan bilangan tahun hingga masih banyak devisa yang harus dikeluarkan guna mengimpor minyak mentah dan produk minyak. Konsumen juga akan terus dikejutkan dengan goncangan harga. Sekarang saja, Pertamina butuh dana US$ 1,35 miliar setiap bulan untuk mengimpor minyak mentah dan produknya dengan asumsi US$ 55 per barel. Menyadari kondisi seperti di atas, penghematan BBM merupakan alternatif yang tepat. Pemerintah sendiri tampaknya akan menggencarkan kampanye penghematan BBM, bahkan konon akan didasarkan kepada keputusan pemerintah. Kalau kampanye ini berjalan efektif maka yang dihemat bukan hanya devisa, ketergantungan secara politis-ekonomis, tetapi juga kondisi lingkungan hidup



Energi Alternatif



39



yang dicemari penggunaan BBM. Kalau pemerintah berhasrat melakukan penghematan BBM maka itu harus lebih dulu dilakukan instansi-instansi pemerintah. Mendorong penghematan BBM tetapi tidak membangun sistem transportasi yang mendukung terwujudnya pengurangan konsumsi produk minyak mentah oleh masyarakat. Contohnya, pemerintah getol merealisasikan pembuatan jalan tol padahal ia akan mendorong pembelian kendaraan bermotor. Alasan klasik yang sering dikemukakan adalah pemerintah kekurangan dana, hingga menyerahkannya kepada swasta. Padahal kita mengetahui, investasi asing di Indonesia sebetulnya merupakan implementasi konsep terpadu yang diselaraskan dengan kepentingan nasional hingga tidak mungkin ada perbenturan di antara mereka. Pemerintah harus mengambil keputusan tegas dalam pembangunan proyekproyek transportasi massal yang akan menghemat penggunaan energi serta lingkungan. Bukankah masih ada investor negara lain yang berminat? Di lain pihak, penghematan energi oleh dunia usaha terutama akan sangat ditentukan oleh harga BBM itu. Bila harganya sudah tidak ekonomis lagi, mereka akan cenderung mencari sumber energi alternatif lain. Industri oleochemical misalnya, telah memanfaakan bahan bakar methil esther untuk menggantikan solar dan gas. Jadi pemerintah sebetulnya dapat berperan sebagai fasilitator, misalnya dengan memberikan berbagai kemudahan bagi industri yang hemat BBM.



Energi Alternatif



40



3.8 Bagan Alir Proses Produksi Dari berbagai macam proses manufacturing yang telah dikenal dan bisa dipilih untuk mrngerjakan sebuah benda kerja melalui prosedur yang paling efektif dan ekonomis, maka perlu digambarkan bagaimana langkah-langkah tersebut seharusnya dilaksanakan yaitu melalui lembaran proses atau process sheet. Ada berbagai macam lembaran proses yang dikenal seperti peta proses operasi (operation process chart), route sheet, dll. Dalam peta proses operasi akan digambarkan aliran material yang diproses dari awal sampai akhir dengan melalui berbagai macam proses yang dilakukan. Peta ini akan memberikan informasi mengenai semua proses operasi dan inspeksi, sedangkan untuk aktifitas transportasi, delay, dan storages tidak akan ditampilkan. Penggambaran secara lengkap seluruh proses operasi, inspeksi, transportasi, storage dan delay dibuat dalam peta aliran proses (flow process chart). Penggambaran



aktifitas-aktifitas



tersebut



dilakukan



dengan



menggunakan simbol-simbol yang telah distandardkan oleh ASME ( American Siciety of Mechanical Engineering ), untuk E-BIKE peta aliran prosesnya sebagai berikut : Tabel 3.9 FPC E-Bike



Energi Alternatif



41



Energi Alternatif



42



Energi Alternatif



43



Energi Alternatif



44



Energi Alternatif



45



Energi Alternatif



46



Energi Alternatif



47



Energi Alternatif



48



Energi Alternatif



49



DIAGRAM ALIRAN MATERIAL PEMBUATAN E-BIKE



Energi Alternatif



50



3.9



Lokasi dan Bangunan Unit Usaha (uraian lokasi, luas dan tata letak bangunan unit usaha dilengkapi dengan denah) Lokasi tempat usaha perakitan E-BIKE terletak di Laboratorium Sistem



Manufaktur, Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Jl Raya Telang Po. Box 02 Bangkalan Madura.



Laboratoruim sistem Manufaktur Teknik Industri Universitas Trunojoyo mempunyai Ruang 12 x 8 meter, dengan fasilitas yang dimiliki adalah 2 buah mesin bubut, 2 buah mesin las, 1 buah mesin milling, 1 buah mesin NC, 1 buah mesin uji tarik logam, 1 buah kompresor, 1 buah mesin Scrap, 1 buah mesin bor dan 1 buah mesin sewing. Dengan fasilitas yang dimili dan kurikulum muatan lokal yang menekankan pada kemandirian dan kewirausahaan, laboratorium sistem maufaktur jurusan Teknik Industri merencanakan membuat rancangan perakitan produksi E-BIKE yang harapannya dapat menjadi pusat inkubasi dan konsultasi usaha kecil dan menengah. Pengembangan ke depan diharapkan unit usaha ini menjadi cikal bakal dari unit bisnis jurusan Teknik Industri sehingga menjadi sumber alternatif penggalian dana operasional jurusan Teknik Industri.. SDM yang terdapat di laboratorium sistem manufaktur cukup memadai mengingat jurusan Teknik Industri menekankan pada perancangan sistem integral baik itu manufaktur, jasa maupun agro. Beberapa dosen juga telah pernah melakukan pengabdian masyarakat dalam pembuatan mesin perkakas.



Energi Alternatif



51



Energi Alternatif



52



Energi Alternatif



53



3.10 RENCANA FINANSIAL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Hub Motor 350 Watt = 1.100.000 Brushless control = 500.000 Reguler Charger = 350.000,Velg depan+belakang = 1.000.000 Accumulator kering 5 unit, 12 V 12 Ah = 2.000.000 Panel Surya 50 Watt 12 V = 1.500.000 Regulator 12 V = 350,000



Energi Alternatif



54



BAB IV PENGEMBANGAN TENAGA ALTERNATIF Setelah pembuatan produk alternatif berupa E-Bike tenaga surya telah dijabarkan seperti diatas, kami berencana untuk melanjutkan penelitian ini dan mengaplikasikannya pada kendaraan sepeda motor, hal ini juga berkaitan dengan keinginan penggunaan masyarakat pada sepeda motor yang sangat tinggi (lihat: BAB II Rencana Usaha), melihat hal ini kami sengaja akan aplikasikan tenaga alternative ini pada sepeda motor, karena sepeda motor yang ada pada umumnya menggunakan bahan bakar bensin/BBM, dan dapat menyebabkan polusi udara.



Energi Alternatif



55