Pengertian Diagnosis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengertian Diagnosis Diagnosa organisasi merupakan suatu hal penting bagi organisasi dalam kaitannya dengan perubahan. Langkah pertama dalam perubahan adalah mengenali organisasi untuk menentukan perubahan apa yang diperlukan oleh organisasi tersebut. Penentuan fokus apa yang akan dilakukan perubahan menentukan sukses tidaknya perubahan itu sendiri. Oleh karena itu, langkah pertama dalam perubahan ini adalah membuat diagnosa terhadap organisasi.Banyak definisi yang telah diungkapkan oleh para pakar terkait pengertian diagnosa organisasi. Janicijevic (2010) menyatakan diagnosis organisasi merupakan isu yang penting dalam perubahan dan pengembangan organisasi. Diagnosa organisasi akan menjawab tiga pertanyaan penting yaitu ?Mengapa organisasi harus berubah??, ?Bagaimana melakukan perubahan tersebut?, dan ?Apakah yang akan diubah?? (Pettigrew, 1997). Lebih lanjut, Janicijevic (2010) menyatakan diagnosa organisasi adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis organisasi dalam rangka mengidentifikasi kelemahan organisasi sehingga dapat dinetralisasi melalui perubahan organisasi. Diagnosa organisasi melibatkan diagnosa atau penilaian tingkat fungsional suatu organisasi pada saat ini dalam rangka merancang intervensi perubahan yang sesuai. Proses Diagnosis Mendiagnosa organisasi memerlukan kompetensi teknis, yang berada dibawah disiplin ilmu organizational development (OD). Esensi dari OD adalah sebagai berikut: ..diagnosa organisasi membutuhkan kegiatan mendiagnosa, menilai kinerja suatu organisasi untuk merumuskan tindakan perbaikan. Konsep ini mirip dengan praktek kerja dokter. Dalam melakukan diagnosa, dokter melakukan tes, mengumpulkan informasi penting tentang cara kerja organ tubuh manusia, mengevaluasi informasi ini untuk membuat resep pengobatan. Demikian pula halnya dengan diagnosa



organisasi,



pendiagnosa



organisasi



menggunakan



prosedur



khusus



untuk



mengumpulkan informasi vital, menganalisis informasi itu, lalu merumuskan langkah-langkah intervensi (Tichy, Hornstein, & Nisberg, 1977). Berdasarkan uraian di atas, maka secara teknis, kegiatan mendiagnosa organisasi terdiri atas dua kegiatan, yaitu: 



Menilai kinerja organisasi unit organisasi







Menyusun langkah-langkah intervensi untuk meningkatkan kinerja unit organisasi



Dalam menilai kinerja organisasi, seorang pemimpin perlu menggunakan ASTR/ID 7 teknik mengumpulkan data dan informasi penting, termasuk teknik menyusun langkah-langkah intervensi. alam melakukan diagnosa organisasi, ada dua tahapan yang perlu dilakukan, yaitu (i) identifikasi permasalahan dan (ii) identifikasi solusi. Masingmasing tahapan ini diuraikan pada bagian berikut. Terlebih dahulu pemimpin perlu menilai kinerja unit organisasi saat ini. Dalam menilai kinerja, pemimpin perlu melihat melihat output dan atau outcome yang harus dipenuhi. Data dan informasi tentang kedua hal ini dapat diperoleh di Renstra, Laporan Kinerja, observasi, atau narasumber. Di samping itu, pemimpin perlu memvalidasi informasi tersebut dengan observasi dan mendapatkan masukan dari narasumber yang dapat dipercaya Model-Model Diagnosis 1. Model Analitikal Adapun model ini digunakan untuk memahami masalah antara satuan kerja di sebuah perusahaan atau organisasi. Sebagaimana diketahui bahwa organisasi merupakan sebuah suatu sistem kerja sama yang terdiri atas beberapa orang. Didalam organisasi biasanya terdapat departemen-departemen. Departemen – departemen inilah yang disebut satuan kerja. Semakin besar sebuah organisasi, maka orang-orang yang terdapat dalam suatu departemen akan semakin banyak. Oleh karenanya model analitikal akan memudahkan proses diagnosa dilakukan yang diagnosisnya sendiri dimulai pada satuan kerja yang ada pada sebuah organisasi. 2. Model Kecenderungan Perilaku Kelompok Model ini menyoroti kecenderungan para anggota suatu kelompok menampilkan perilaku tertentu. Perilaku tersebut dapat dilihat pada saat orang-orang didalam tersebut bekerja atau berkegiatan. Model ini menekankan akan pentingnya observasi dan pengamatan langsung. 3. Model Konsultasi Manajemen Model ini menganalisis 6 faktor dalam suatu organisasi yang dimana dengan pemahaman terhadap 6 model tersebut akan memudahkan peran praktisi pengembangan organisasi dalam melakukan diagnosa. Adapun 6 faktor tersebut terdiri atas: (a). Perencanaan dasar; (b). Praktek – praktek bisnis; (c). Keuangan; (d). Iklan dan promosi; (e). Riset pemasaran; (f). Sumber daya manusia. Menurut saya, model ini dapat berjalan dengan baik jika



proses wawancara dapat dilakukan oleh praktisi pengembangan organisasi dengan orangorang dalam organisasi. Dalam hal ini praktisi eksternal yang paling tepat dalam menerapkan model ini. 4. Model Sosioteknikal Model ini digunakan untuk menganalisis suatu organisasi sebagai suatu sistem sosioteknikal yang berinteraksi dengan lingkungan. Dalam melakukan model ini seorang praktisi pengembangan organisasi diharapkan mampu dalam melakukan analisa melalui peta penyebab dan analisis jaringan sosial. Dengan dilakukannya analisis menggunakan peta penyebab dan analisis jaringan sosial diharapkan praktisi pengembangan organisasi mendapatkan sebuah kesimpulan mengenai hubungan interdepartemental secara spesifik. 5. Model Analisa Bidang Kekuatan Model ini menekankan akan pentingnya keseimbangan antara kekuatan penghalang dan kekuatan pendorong. Perubahan dilakukan jika terjadi ketidakseimbangan antara kekuatan penghalang dan kekuatan pendorong dalam sebuah organisasi.