Pengertian Fosil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PROSES PEMFOSILAN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI



Disusun Oleh: Nama



: Theophilus Donatus



Nim



: 410016127



Kelas



: Senin (11.00-12.40)



Dosen



: Dr. Hita Pandita, S.T.,M.T.



JURUSAN TEKNIK GEOLOGI



Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jl. Babarsari, Catur Tunggal, Depok, sleman Yogyakarta 55281



2017/2018 Praktikum Paleontologi| 1



KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkat, rahmat, serta penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses Pemfosilan” tepat waktu dan tanpa halangan maupun kendala yang cukup berarti. Makalah ini membahan tentang proses-proses pemfosilan,terkhusus vertebrata. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Hita Pandita,S.T.,selaku dosen mata kuliah Paleontologi. Saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi pembaca di masa yang akan datang.



Yogyakarta , 2 Oktober 2017



Theophilus Donatus



Praktikum Paleontologi| 2



DAFTAR ISI JUDUL.............................................................................................. ..



1



KATA PENGANTAR ..................................................................... ..



2



DAFTAR ISI ................................................................................... ..



3



DAFTAR GAMBAR.........................................................................



4



BAB I PENDAHULUAN .................................................................



5



I.1 Latar Belakang...................................................................



5



1.2 Rumusan masalah...............................................................



6



1.3 Maksud Dan Tujuan...........................................................



6



BAB II PEMBAHASAN ................................................................



7



2.1 PROSES PEMFOSILAN SECARA UMUM...................



7-13



BAB III KESIMPULAN..................................................................



14



DAFTAR PUSTAKA........................................................................



15



Praktikum Paleontologi| 3



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : seekor ikan digunakan untuk menggambarkan tahapan umum yang berhubungan dengan proses pemfosilan pada sedimen laut..................................8 Gambar 2.2 : fosil mammoth yang ditemukan membeku di Amerika Utara dan Siberia..............................................................................................................................9



Gambar 2.3 : Fosil trilobita yang terbentuk karena proses permineralization.....9 Gambar 2.4 : Rekristalisasi scleractinian coral (aragonit menjadi kalsit) berumurJurassic ditemukan pada Selatan Israel......................................................................................................................10 Gambar 2.5 : Pada kondisi yang jarang, dijumpai fosil tergantikan oleh calcium.......11 Gambar2. 6 : Carbonization/Distillization...........................................................12 Gambar 2.7 : Fosil mold dan cast Gastropoda pada batupasir............................12 Gambar2.8 : Jejak reptil......................................................................................13 Gambar 2.9 : Jejak Dilophosaurus......................................................................13



Praktikum Paleontologi| 4



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah”. Fosil adalah semua sisa, jejak, ataupun cetakan dari manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan yang telah terawetkan dalam suatu endapan batuan dari masa geologis atau prasejarah yang telah berlalu. Fosil mahluk hidup terbentuk ketika mahluk hidup pada zaman dahulu (lebih dari 11.000 tahun) terjebak dalam lumpur atau pasir dan kemudian jasadnya tertutup oleh endapan lumpur. Endapan lumpur tersebut akan mengeras menjadi batu di sekeliling mahluk hidup yang terkubur tersebut. Dari fosil yang ditemukan, yang paling banyak jumlahnya adalah yang sangat lembut ukurannya seperti serbuk sari, misalnnya foraminifera, ostracoda dan radiolarian. Sedangkan, hewan yang besar biasanya hancur bercerai-cerai dan bagian tertentu yang ditemukan sebagai fosil. Bentuk fosil ada dua macam yaitu fosil cetakan dan jejak fosil. Fosil cetakan terjadi jika kerangka mahluk hidup yang terjebak di endapan lumpur meninggalkan bekas (misalnya tulang) pada endapan tersebut yang membentuk cetakan. Jika cetakan tersebut berisi lagi dengan endapan lumpur maka akan terbentuk jejak fosil persis seperti kerangka aslinya. Berdasarkan ukurannya, jenis fosil dibagi menjadi : a. Macrofossil (Fosil Besar) , dipelajari tanpa menggunakan alat bantu b. Microfossil (Fosil Kecil), dipelajari dengan alat bantu mikroskop c. Nannofossil (Fosil Sangat kecil), dipelajari menggunakan batuan mikroskop khusus (dengan pembesaran hingga 1000x) Kegunaan Fosil : Ø Untuk mengidentifikasi unit-unit strartigrafi permukaan bumi, atau untuk mengidentifikasi umur relatif clan posisi relatif batuan yang mengandung fosil. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan mempelajari fosil indeks. Persyaratan bagi sutau fosil untuk dapat dikategorikan sebagai fosil indeks adalah : (a). terdapat dalam jumlah yang melimpah dan mudah diidentifikasi; dan (b). memiliki



Praktikum Paleontologi| 5



distribusi horizontal yang luas, tetapi dengan distribusi vertikal yang relatif pendek (kurang lebih 1 juta tahun). Ø Menjadi dasar dalam mempelajari paleoekologi dan paleoklimatologi. Struktur dan distribusi fosil diasumsikan dapat mencerminkan kondisi lingkungan tempat tumbuhan tersebut tumbuh dan bereproduksi. Ø Untuk mempelajari paleofloristik, atau kumpulan fosil tumbuhan dalam dimensi ruang dan waktu tertentu. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai distribusi populasi tumbuhan dan migrasinya, sebagai respon terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan masa lampau. Ø Menjadi dasar dalam mempelajari evolusi tumbuhan yaitu dengan cara mempelajari perubahan suksesional tumbuhan dalam kurun waktu geologi. Persyaratan terbentuknya fosil: 1. adanya badan air 2. adanya sumber sedimen anorganik dalam bentuk partikel atau senyawa terlarut 3. adanya bahan tumbuhan atau hewan (yang akan menjadi fosil)



Syarat agar dapat dikatakan fosil : 1. 2. 3. 4.



Sisa atau jejak organisme. Contoh : tulang. Cangkang, footprint dll. Terawetkan didalam batuan atau kerak bumi Terawetkan secara alami Umur fosil tidak lebih muda dari Holosen (kurang lebih 10.000 th)



1.2 PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana proses terbentuknya fosil. 2. Apa saja yang mempengaruhi pembentukan fosil. 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada mahasiswa yang mengambil praktikum Paleontologi terutama tentang proses pembentukan fosil dan untuk memenuhui tugas mingguan praktikum paleontologi.



Praktikum Paleontologi| 6



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Proses Pemfosilan atau Fosilisasi Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain: ·



Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras



·



Mengalami pengawetan



·



Terbebas dari bakteri pembusuk



·



Terjadi secara alamiah



·



Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit



·



Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.



Kendala pemfosilan yaitu saat organism mati (bangkai) dimakan oleh organism lain atau terjadi pembusukan oleh bakteri pengurai. Suatu contoh tempat yang mendukung terjadinya proses fosilisasi adalah delta sungai, dasar danau, atau danau tapal kuda (oxbow lake) yang terjadi dari putusnya suatu meander.



Bahan -bahan yang berperan dalam fosilisasi, diantaranya : 1. Pertrifaksi, berubah menjadi batu oleh adanya bahan-bahan : silika, kalsiumkarbonat, FeO, MnO dan FeS. Bahan itu masuk dan mengisi lubang serta pori dari hewan atau tumbuhan yang telah mati sehingga menjadi keras/membatu menjadi fosil. 2. Proses Destilasi, tumbuhan atau bahan organik lainnya yang telah mati dengan cepat tertutup oleh lapisan tanah. 3.Proses Kompresi, tumbuhan tertimbun dalam lapisan tanah, maka air dan gas yang terkandung dalam bahan organic dari tumbuhan itu tertekan keluar oleh beratnya lapisan tanah yang menimbunnya. Akibatnya, karbon dari tumbuhan itu tertinggal dan lama kelamaan akan menjadi batubara, lignit dan bahan bakar lainnya. Praktikum Paleontologi| 7



4. Impresi, tanda fosil yang terdapat di dalam lapisan tanah sedangkan fosilnya sendiri hilang. 5.Bekas gigi, kadang-kadang fosil tulang menunjukan bekas gigitan hewan carnivore atau hewan pengerat. 6.Koprolit, bekas kotoran hewan yang menjadi fosil. 7 Gastrolit, batu yang halus permukaannya ditemukan di dalam badan hewan yang telah menjadi fosil. 8.Liang di dalam tanah, dapat terisi oleh batuan dan berubah sebagai fosil, merupakan cetakan. 9. Pembentukan Kerak, hewan dan tumbuhan terbungkus oleh kalsiumkarbonat yang berasal dari travertine ataupun talaktit. 10.Pemfosilan di dalam Tuff, pemfosilan ini jarang terjadi kecuali di daerah yang berudara kering sehingga bakteri pembusuk tidak dapat terjadi. 11 Pemfosilan dengan cara pembekuan, hewan yang mati tertutup serta terlindung lapisan es dapat membeku dengan segera. Oleh karena dinginnya es maka tidak ada bakteri pembusuk yang hidup dalam bangkai tersebut.



2 2



1



5 5



8 8



3 3



6 6



9



4 4



7 7



10



Gambar 2.1 : Pada contoh berikut, seekor ikan digunakan untuk menggambarkan tahapan umum yang berhubungan dengan proses pemfosilan pada sedimen laut. Praktikum Paleontologi| 8



2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pemfosilan : Unaltered remains : Beberapa organisme terkuburkan dalam waktu lama dan dijumpai saat ini dalam kondisi lengkap dengan tidak/sedikit perubahan bentuk atau komposisi. Sebagai contoh fosil mammoth yang ditemukan membeku di Amerika Utara dan Siberia. Mammoth tsb dilaporkan masih memiliki daging yang dapat menarik minat hewan liar dan sisa makanan yang belum tercerna masih berada di perutnya.



Gambar 2.2 : fosil mammoth yang ditemukan membeku di Amerika Utara dan Siberia Permineralization/Petrifaction Umumnya cangkang dan tulang tidak padat tetapi berongga dan berpori. Ketika bagian tubuh yang lembek mengalami penghancuran (decay), bagian tubuh yang berpori tersebut terkuburkan dalam sedimen. Pori-pori tsb terisi oleh air yang mengandung mineral-mineral terlarut. Presipitasi pada air tsb akan mengendapkan kalsium karbonat dan silika pada pori-pori tulang maupun cangkang dan memadatkannya. Hampir semua fosil mengalami proses demikian, yang disebut permineralization.



Gambar 2.3 : Fosil trilobita yang terbentuk karena proses permineralization.



Praktikum Paleontologi| 9



Recrystallization Setelah cangkang maupun tulang terkubur oleh sedimen dan kemungkinan terisi oleh mineral, kristal-kristal pembentuk cangkang atau tulang tsb dapat berubah bentuk dan ukuran tanpa merubah komposisinya. Umumnya kristal asal pada cangkang yang tersusun oleh kalsium karbonat akan bertambah ukuran sampai tekstur cangkang tsb berupa mosaik butiran kalsit. Bentuk dari cangkang masih tetap sama, tetapi sruktur mikro dari organisme tsb telah terhancurkan.



Gambar 2.4 : Rekristalisasi scleractinian coral (aragonit menjadi kalsit) berumur Jurassic ditemukan pada Selatan Israel Replacement Air yang melewati batuan sedimen yang mengandung fosil tulang dan cangkang dapat melarutkan beberapa bagian keras dan pada saat yang bersamaan menggantikan bagian tsb dengan mineral-mineral yang terbawa pada larutan. Hasilnya, tulang ataupun cangkang tergantikan oleh material (mineral) lain tanpa merubah bentuk tulang atau cangkang tsb. Umumnya, mineral silika yang menggantikantulang atau cangkang berupa kalsedon. Ketika silika menggantikan fosil pada batugamping, fosil silisifikasi yang terbentuk terpisahkan dengan melarutkan batuan karbonat sekitarnya.



Praktikum Paleontologi| 10



Banyak jenis mineral dapat menggantikan fosil. Sekitar 20 jenis mineral diketahui dapat menggantikan fosil. Pada serpih, fosil tergantikan oleh pirit. Hematit juga dapat menggantikan fosil. Pada kondisi yang jarang, dijumpai fosil tergantikan oleh calcium phosphates.



1 1. Fosil silisifikasi Brachiopods pada batugamping berumur Permian, ditemukan di Texas.



3. Fosil bagian ventral3Trilobite berumur Early Devonian. Tulang-tulangnya tergantikan oleh pirit.



4 2 4. Fosil Ostracode berumur Late Bagian luar tergantikan oleh pirit dan Cambrian. Bagian lembek dari Ostracode bagian dlam tdk terawetkan. tergantikan oleh Gambar 2.5 : Pada kondisi yang jarang, dijumpai fosil tergantikan oleh calcium 2. Fosil Ammonite berumur Jurassic.



phosphates.



Praktikum Paleontologi| 11



Carbonization/Distillization Proses ini terjadi ketika unsur-unsur volatil pada material organik keluar, meninggalkan lapisan tipis karbon yang tertekan pada bidang perlapisan batupasir maupun serphih.



Gambar2. 6 : Carbonization/Distillization



Mold and cast Pada beberapa fosil, sisa-sisa asal organisme telah terlarutkan atau terhancurkan seluruhnya. Apabila sedimen tempat organisme (mis. cangkang) itu telah terkonsolidasi menjadi batuan sebelum cangkang tsb melarut, maka akan tertinggal bagian yang kosong. Dinding dari lubang/bagian yang kosong tsb dapat mengawetkan bekas bentuk cangkang tersebut yang disebut mold. Jika kondisi berubah dan bagian yang kosong tersebut terisi oleh mineral-mineral membentuk cast yang membentuk rupa seperti cangkang tsb.



Gambar 2.7 : Fosil mold dan cast Gastropoda pada batupasir



Praktikum Paleontologi| 12



Track and trails Hewan yang melintasi sedimen dapat meninggalkan jejak yang kemudian terawetkan menjadi fosil ketika sedimen tsb mengeras.



Gambar2.8 : Jejak reptil pada batupasir Coconino



Jejak Dilophosaurus



Gambar 2.9 : Jejak Dilophosaurus



Praktikum Paleontologi| 13



BAB III KESIMPULAN Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah”. Fosil adalah semua sisa, jejak, ataupun cetakan dari manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan yang telah terawetkan dalam suatu endapan batuan dari masa geologis atau prasejarah yang telah berlalu. Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain: ·



Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras



·



Mengalami pengawetan



·



Terbebas dari bakteri pembusuk



·



Terjadi secara alamiah



·



Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit



·



Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.



Praktikum Paleontologi| 14



Daftar Pustaka https://id.wikipedia.org/wiki/Fosil https://www.scribd.com/doc/190209648/Proses-pemfosilan http://gmup.ugm.ac.id/id/product/geologi/paleontologi-aplikasi-penuntun-praktisuntuk-geologist-muda



Praktikum Paleontologi| 15