Pengertian Profesi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGERTIAN PROFESI, PROFESIONAL, PROFESIONALISME, PROFESIONALITAS, PROFESIONALISASI



1. PROFESI Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesi: # SCHEIN, E.H (1962) Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat # HUGHES, E.C (1963) Perofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya # DANIEL BELL (1973) Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat # PAUL F. COMENISCH (1983) Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama # KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA



Profesi



adalah



bidang



pekerjaan



yang



dilandasi



pendidikan



keahlian



(ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu



# K. BERTENS Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama # SITI NAFSIAH Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab # DONI KOESOEMA A Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika



khusus



untuk



jabatan



tersebut



serta



pelayananbaku



terhadap



masyarakat Dapat disimpulkan: Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetepi memerlukan suatu persiapan melelui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu.



Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.



2. PROFESIONAL Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesional # KUSNANTO Profesional



adalah



seseorang



yang



memiliki



kompetensi



dala



suatu



pekerjaan tertentu # KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA Profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya # DARYL KOEHN Profesional adalah orang yang memberikan pelayanan kepada klien # AHOLIAB WATLOLY Profesional adalah orang yang berdisiplin dan menjadi "kerasan" dalam pekerjaannya # OERIP S. POERWOPOESPITO



Profesional merupakan sikap yang mengacu pada peningkatan kualitas profesi # LISA ANGGRAENY Profesional



merupakan



suatu



tuntutan



bagi



seseorang



yang



sedang



mengemban amanahnya agar mendapatkan proses dan hasil yang optimal # BUDY PURNAWANTO Profesional merupakan bagian dari proses, fokus kepada output, dan berorientasi ke customer # HARY SUWANDA Profesional adalah seorang yang benar-benar ahli di bidangnya dan mengandalkan keahliannya tersebut sebagai mata pencahariannya



# A. PRASETYANTOKO Profesional adalah elemen individuao yang meletak dalam rangkaian besar mesin kapitalisme # TANRI ABENG (2002) Seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam, mampu melakukan kerativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi Dapat Disimpulkan: Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus mampu bersikap profesional. Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun selain memiliki keahlian juga harus bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya tersebut. Seorang profesional tidak akan pernah berhenti



menekuni bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang profesional juga harus selalu melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.



3. PROFESIONALISME Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesionalisme: # KIKI SYAHNARKI Profesionalisme



merupakan



"roh"



yang



menggerakkan,



mendorong,



mendinamisasi dan membentengi TNO dari tendensi penyimpangan serta penyalahgunaannya baik secara internal maupun eksternal # DONI KOESOEMA A Profesionalisme merupakan salah satu cara bagi guru untuk merealisasikan keberadaan dirinya sebagai pendidik karakter



# ONNY S. PRIJONO Profesionalisme merupakan kemampuan untuk memasuki ajang kompetisi sebagai antisipasi menghadapi globalisasi # PAMUDJI, 1985 Profesionalisme memiliki arti lapangan kerja tertentu yang diduduki oleh orang - orang yang memiliki kemampuan tertentu pula # KORTEN & ALFONSO, 1981



Yang dimaksud dengan profesionalisme adalah kecocokan (fitness) antara kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi (bureaucratic-competence) dengan kebutuhan tugas (ask - requirement) # AHMAD BAHAR Profesionalisme



merupakan usaha



suatu



kelompok



masyarakat untuk



memperoleh pengawasan atas sumber daya yang berhubungan dengan suatu bidang pekerjaan # AHOLIAB WATLOLY Profesionalisme adalah sikap seorang "profesional" atau "profi" # ABD. RAHIM ABD. RASHID Profesionalisme merupakan satu aspek penting dalam meningkatkan integriti sumber daya manusia # AHMAN SUTARDI & ENDANG BUDIASIH Profesionalisme adalah wujud dari upaya optimal yang dilakukan untuk memenuhi



apa-apa



yang



telah



diucapkan,



dengan



cara



yang



tidak



merugikan pihak-pihak lain, sehingga tindakannya bisa diterima oleh semua unsur yang terkait



Dapat disimpulkan: Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus. “Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.



Dalam bekerja, setiap manusia dituntut untuk bisa memiliki profesionalisme karena di dalam profesionalisme tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua bagian/elemen. Profesionalisme juga bisa merupakan perpaduan antara kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya tanggung jawab moral.



4. PROFESIONALITAS Dapat disimpulkan: Profesionalitas merupakan sikap para anggota profesi benar2 menguasai, sungguh2 kepada profesinya. “Profesionalitas” adalah sutu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugastugasnya



5. PROFESIONALISASI Beberapa Pengertian profesionalisasi: Dari segi bahasa: Profesionalisasi berasal dari kata professionalization yang berarti kemampuan profesional. Dedi Supriadi (1998) mengartikan profesionalisasi sebagai pendidikan prajabatan dan/atau dalam jabatan. Proses pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan intensif.



Menurut Eric Hoyle (1980) konsep profesionalisasi mencakup dua dimensi yaitu : …..the improvement of status and the improvement of practice”. Peningkatan status dan peningkatan pelatihan. Dapat disimpulkan: “Profesionalisasi” adalah sutu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Profesionalisasi adalah proses atau perjalanan waktu yang membuat seseorang atau kelompok orang menjadi profesional.



(Andrean Perdana)



PENGERTIAN ISSUE 1. an important question that is in dispute and must be settled the issue could be settled by requiring public education for everyone| politicians never discuss the real issues 2. one of a series published periodically she found an old issue of the magazine in her dentist's waiting room 3. some situation or event that is thought about he kept drifting off the topic|he had been thinking about the subject for several years|it is a matter for the police 4. the act of providing an item for general use or for official purposes (usually in quantity) a new issue of stamps|the last issue of penicillin was over a month ago 5. supplies (as food or clothing or ammunition) issued by the government 6. the income or profit arising from such transactions as the sale of land or other property the average return was about 5% 7. a phenomenon that follows and is caused by some previous phenomenon the magnetic effect was greater when the rod was lengthwise|his decision had depressing consequences for business|he acted very wise after the event



8. the immediate descendants of a person she was the mother of many offspring|he died without issue 9. the becoming visible not a day's difference between the emergence of the andrenas and the opening of the willow catkins



10. an opening that permits escape or release he blocked the way out|the canyon had only one issue 11. the act of issuing printed materials 12. The act of passing or flowing out; a moving out from any inclosed place; egress; as, the issue of water from a pipe, of blood from a wound, of air from a bellows, of people from a house. 13. prepare and issue for public distribution or sale publish a magazine or newspaper 14. circulate or distribute or equip with issue a new uniform to the children|supply blankets for the beds 15. bring out an official document (such as a warrant) 16. come out of Water issued from the hole in the wall|The words seemed to come out by themselves 17. make out and issue write out a check|cut a ticket|Please make the check out to me



18. To pass or flow out; to run out, as from any inclosed place. 19. To send out; to put into circulation; as, to issue notes from a bank.



BAHASA INDONESIA



1. 1 masalah yg dikedepankan (untuk ditanggapi dsb); 2 kabar yg tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas-desus; meng·i·su·kan v 1 mengemukakan isu; 2 mendesas-desus-kan: orang ~ adanya skandal di lingkungan departemen itu



Syarat-Syarat Menjadi Profesional



Menjadi



seorang professional bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk



mencapainya, diperlukan usaha yang keras, karena ukuran profesionalitas seseorang akan dilihat dua sisi. Yakni teknis keterampilan atau keahlian yang dimilikinya, serta hal-hal yang berhubungan dengan sifat, watak, dan kepribadiannya. Paling tidak, ada delapan syarat yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin jadi seorang professional. 1. Menguasai pekerjaan Seseorang layak disebut professional apabila ia tahu betul apa yang harus ia kerjakan. Pengetahuan terhadap pekerjaannya ini harus dapat dibuktikan dengan hasil yang dicapai. Dengan kata lain, seorang professional tidak hanya pandai memainkan kata-kata secara teoritis, tapi juga harus mampu mempraktekkannya dalam kehidupan nyata. Ia memakai ukuran-ukuran yang jelas, apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak. Untuk menilai apakah seseorang menguasai pekerjaannya, dapat dilihat dari tiga hal yang pokok, yaitu bagaimana ia bekerja, bagaimana ia mengatasi persoalan, dan bagaimana ia akan menguasai hasil kerjanya.



Seseorang yang menguasai pekerjaan akan tahu betul seluk beluk dan likuliku pekerjaannya. Artinya, apa yang dikerjakannya tidak cuma setengahsetengah, tapi ia memang benar-benar mengerti apa yang ia kerjakan. Dengan begitu, maka seorang profesional akan menjadikan dirinya sebagai problem solver (pemecah persoalan), bukannya jadi trouble maker (pencipta masalah) bagi pekerjaannya.



2. Mempunyai loyalitas Loyalitas bagi seorang profesional memberikan petunjuk bahwa dalam melakukan pekerjaannya, ia bersikap total. Artinya, apapun yang ia kerjakan didasari oleh rasa cinta. Seorang professional memiliki suatu prinsip hidup bahwa apa yang dikerjakannya bukanlah suatu beban, tapi merupakan panggilan hidup. Maka, tak berlebihan bila mereka bekerja sungguh-sungguh. Loyalitas bagi seorang profesional akan memberikan daya dan kekuatan untuk



berkembang



dan



selalu



mencari



hal-hal



yang



terbaik



bagi



pekerjaannya. Bagi seorang profesional, loyalitas ini akan menggerakkan dirinya untuk dapat melakukan apa saja tanpa menunggu perintah. Dengan adanya loyalitas seorang professional akan selalu berpikir proaktif, yaitu selalu melakukan usaha-usaha antisipasi agar hal-hal yang fatal tidak terjadi.



3. Mempunyai integritas Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar jadi prinsip dasar bagi seorang profesional. Karena dengan integritas yang tingi, seorang profesional akan mampu membentuk kehidupan moral yang baik. Maka, tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seorang professional tak cukup hanya cerdas dan pintar, tapi juga sisi mental. Segi mental seorang



professional



ini



juga



akan



sekaligus



menentukan



kualitas



hidupnya.



Alangkah lucunya bila seseorang mengaku sebagai profesional, tapi dalam kenyataanya ia seorang koruptor atau manipulator ? Integritas yang dipunyai oleh seorang professional akan membawa kepada penyadaran diri bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani harus tetap menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Karena tanpa mempunyai integritas yang tinggi, maka seorang professional hanya akan terombang-ambingkan oleh perubahan situasi dan kondisi yang setiap saat bisa terjadi. Di sinilah intregitas seorang professional diuji, yaitu sejauh mana ia tetap mempunyai prinsip untuk dapat bertahan dalam situasi yang tidak menentu.



4. Mampu bekerja keras Seorang profesional tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dan kelemahan. Maka, dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, seorang professional tidak dapat begitu saja mengandalkan kekuatannya sendiri.



Sehebat-hebatnya



membutuhkan



kehadiran



seorang orang



lain



profesional, untuk



pasti



tetap



mengembangkan



hidupnya. Di sinilah seorang professional harus mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Dalam hal ini, tak benar bila jalinan kerja sama hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu. Seorang profesional tidak akan pernah memilih-milih dengan siapa ia akan bekerja sama. Seorang profesional akan membuka dirinya lebar-lebar untuk mau menerima siapa saja yang ingin bekerja sama. Maka tak mengherankan bila disebut bahwa seorang profesional siap memberikan dirinya bagi siapa pun tanpa pandang bulu. Untuk dapat mewujudkan hal ini, maka dalam diri seorang profesional harus ada kemauan menganggap sama setiap orang yang



ditemuinya, baik di lingkungan pekerjaan, sosial, maupun lingkungan yang lebih luas. Seorang profesional tidak akan merasa canggung atau turun harga diri bila ia harus bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin secara status lebih rendah darinya. Seorang profesional akan bangga bila setiap orang yang mengenalnya,



baik



langsung



maupun



tidak



langsung,



memberikan



pengakuan bahwa ia memang seorang profesional. Hal ini bisa dicapai apabila ia mampu mengembangkan dan meluaskan hubungan kerja sama dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.



5. Mempunyai Visi Seorang profesional harus mempunyai visi atau pandangan yang jelas akan masa depan. Karena dengan adanya visi tersebut, maka ia akan memiliki dasar dan landasan yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, dan perilakunya. Dengan mempunyai visi yang jelas, maka seorang profesional akan memiliki dilakukannya



rasa sudah



tanggung dipikirkan



jawab yang



besar,



masak-masak,



karena



sehingga



apa ia



yang sudah



mempertimbangkan resiko apa yang akan diterimanya. Tanpa adanya visi yang jelas, seorang profesional bagaikan “macan ompong”, dimana secara fisik ia kelihatan tegar, tapi sebenarnya ia tidak mempunyai kekuatan apa-apa untuk melakukan sesuatu, karena tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Dengan adanya visi yang jelas, seorang profesional akan dengan mudah memfokuskan terhadap apa yang ia pikirkan, lakukan, dan ia kerjakan. Visi yang jelas juga memacunya menghasilkan prestasi yang maksimal, sekaligus ukuran yang jelas mengenai keberhasilan dan kegagalan yang ia capai. Jika gagal, ia tidak akan mencari kambing hitam, tapi secara dewasa mengambil alih sebagai tanggung jawab pribadi dan profesinya.



6. Mempunyai kebanggaan Seorang profesional harus mempunyai kebanggaan terhadap profesinya. Apapun profesi atau jabatannya, seorang profesional harus mempunyai penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap profesi tersebut. Karena dengan rasa bangga tersebut, ia akan mempunyai rasa cinta terhadap profesinya. Dengan rasa cintanya, ia akan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap apa yang dilakukannya. Komitmen yang didasari oleh munculnya rasa bangga



terhadap



profesi



dan



jabatannya



akan



menggerakkan



seorang profesional untuk mencari dan hal-hal yang lebih baik, dan senantiasa memberikan kontribusi yang besar terhadap apa yang ia lakukan.



7. Mempunyai komitmen Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga profesionalismenya. Artinya, seorang profesional tidak akan begitu mudah tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi. Dengan komitmen yang dimilikinya, seorang akan tetap memegang teguh nilai-nilai profesionalisme yang ia yakini kebenarannya. Seseorang tidak akan mengorbankan idealismenya sebagai seorang profesional hanya disebabkan oleh hasutan harta, pangkat dan jabatan. Bahkan bisa jadi, bagi seorang profesional, lebih baik mengorbankan harta, jabatan, pangkat asalkan nilai-nilai yang ada dalam profesinya tidak hilang. Memang, untuk membentuk komitmen yang tinggi ini dibutuhkan konsistensi dalam mempertahankan nilai-nilai profesionalisme. Tanpa adanya konsistensi



atau keajekan, seseorang sulit menjadikan dirinya sebagai profesional, karena hanya akan dimainkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi.



8. Mempunyai Motivasi Dalam situasi dan kondisi apa pun, seorang professional tetap harus bersemangat dalam melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya, seburuk



apa



pun kondisi dan situasinya, ia



harus



mampu



memotivasi dirinya sendiri untuk tetap dapat mewujudkan hasil yang maksimal. Dapat dikatakan bahwa seorang professional harus mampu menjadi motivator bagi dirinya sendiri. Dengan menjadi motivator bagi dirinya sendiri, seorang professional dapat membangkitkan kelesuan-kelesuan yang disebabkan oleh situasi dan kondisi yang ia hadapi. Ia mengerti, kapan dan di saat-saat seperti apa ia harus memberikan motivasi untuk dirinya sendiri. Dengan memiliki motivasi tersebut, seorang professional akan tangguh dan mantap dalam menghadapi segala kesulitan yang dihadapinya. Ia tidak mudah menyerah kalah dan selalu akan menghadapi setiap persoalan dengan optimis. Motivasi membantu seorang professional mempunyai harapan terhadap setiap waktu yang ia lalui, sehingga dalam dirinya tidak ada ketakutan dan keraguan untuk melangkahkan kakinya. # Apakah Anda siap menjadi seorang Profesional ??



10 Aturan Mengenai Profesionalisme Yang Perlu Anda Tahu Kebanyakan dari Anda pasti sudah tahu bahwa menjadi profesional dalm dunia kerja sangatlah penting untuk kesuksesan karir. Tapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan profesionalisme? Apa saja tips untuk menjadi seseorang yang profesional? Berikut 10 aturan mengenai profesionalisme yang perlu Anda tahu. 1. Perhatikan mengenai norma budaya dalam organisasi Anda dan ikutilah



Dalam artikel "10 Hal yang Dapat Merusak Karir Anda," telah dibahas bahwa sebenarnya profesionalisme adalah sebuah kata yang sangat relatif dan semua itu tergantung dari lingkungan kerja Anda. Perhatikan bagaimana orang lain bekerja dalam organisasi Anda, Anda akan melihat "oh, begini cara kerja di sini." Sebagai contoh, Anda mungkin akan memperhatikan bahwa semua orang tiba tepat waktu di meeting, mereka mengatur suara mereka jika yang lain sedang telepon, dan seterusnya. Ini adalah sinyal-sinyal penting bahwa Anda diharapkan untuk berperilaku seperti ini juga. Tapi jangan cuma memperhatikan satu orang, perhatikan secara keseluruhan dan lakukan hal tersebut jika memang positif.



2. Menjadi Pendengar yang Baik



Setiap orang jika sedang berbicara pasti ingin didengarkan, jadi berikanlah kesempatan ke orang lain untuk memberikan penjelasan atas ide mereka atau sekedar berbicara, khususnya jika Anda berada di jabatan yang lebih tinggi. Anda tidak ingin dianggap bahwa Anda sombong dengan tidak mendengarkan apapun yang dibicarakan orang lain. Selain mendengarkan apa yang mereka bicarakan, Anda juga harus memikirkan bagaimana ide atau pembicaraan mereka dapat menjadi masukan bagi topik pembicaraan atau ide Anda. Jika memang tidak bisa, bicarakanlah kembali. 3. Bersikap sopan ke orang-orang, walaupun jika Anda tidak menyukai mereka



Di dunia kerja, Anda akan dipertemukan dengan berbagai macam orang dan tidak semua orang yang Anda temui akan bersikap sesuai keinginan Anda, bahkan mungkin ada yang kasar. Anda akan terlihat lebih profesional jika Anda sabar dan tetap menghadapi mereka dengan sopan. Walaupun jika Anda tidak menyukai mereka, jika bertemu di jalan atau lorong kerja (bukan satu divisi) sapalah mereka. Hal sederhana seperti "selamat siang" atau "pagi" cukup untuk menandakan kesopanan Anda. Ketahuilah bahwa sikap-sikap seperti serakah, sombong, diskriminasi adalah beberapa sikap yang dianggap tidak profesional. Di sisi lain, beberapa sikap yang dianggap profesional adalah ketersediaan diri, humor, menghargai orang, dan suka membantu. Ketahuilah bahwa kesopanan adalah kunci untuk membuka pintu peluang, sedangkan ketidakramahan adalah alat untuk menguncinya rapat-rapat.



4. Menganggap serius semua pekerjaan



perlakukan semua pekerjaan dan tindakan yang Anda lakukan dengan serius. Jika Anda melakukan kesalahan, jangan berusaha menutupinya atay berdalih. Terimalah tanggung jawab dari kesalahan tersebut dan lakukan apa yang dapat Anda lakukan untuk menjawab konsekuensi dari kesalahan Anda tersebut. Jangan sebatas melakukan pekerjaan yang diberikan Anda, tetapi pikirkanlah lagi apa yang dapat Anda berikan ke pekerjaan Anda. 5. Melebihi kata-kata, profesionalisme adalah mengenai tindakan



Salah satu aspek paling penting dari profesionalisme adalah ia harus lebih dari kata-kata, profesionalisme harus ditunjukkan dalam tindakan. Beperilakulah dalam perilaku yang menunjukkan kelebihan Anda di profesi Anda. Seperti menjaga kerahasiaan perusahaan, memikirkan apakah tindakan Anda dapat merugikan perusahaan atau organisasi, tidak berperilaku kasar baik terhadap klien, rekan kerja atau hal-hal lainnya. Terlebih, inti dari poin ini adalah jangan berikan komitmen yang tidak dapat Anda tepati. Ketahuilah bahwa semua perkataan yang Anda keluarkan adalah janji yang harus Anda tepati. 6. Terimalah apapaun kritik atau timbal balik terkait pekerjaan Anda



Pada saat Anda selesai melakukan pekerjaan Anda, terkadang rekan kerja atau bahkan bos Anda akan memberikan masukan mengenai pekerjaan Anda, yang terkadang muncul dalam bentuk kritik kasar. Sadari bahwa itu adalah hal yang biasa. Anda tidak perlu marah dan mulai 'panas' karena kritik atau masukan tersebut. Bahkan jika ada kritik atau masukan mengenai pekerjaan Anda, sebenarnya Anda harus berterima kasih karena hal ini justru baik untuk perkembangan diri dan karir Anda. Orang-orang yang memberikan kritik atau masukan ke Anda memberikan tanda bahwa ia peduli akan sikap dan profesionalisme kerja Anda.



7. Fleksibel



Jam kerja Anda mungkin berakhir jam 5 sore. Tapi jika Anda pada akhirnya harus bekerja melewati jam tersebut untuk memastikan pekerjaan Anda benar-benar selesai, maka lakukanlah, kecuali jika itu memang benar-benar tidak mungkin dilakukan (seperti harus ada keterangan lembur, ada janji lain, dan seterusnya). Sama halnya, jadilah fleksibel terkait atas rencana kerja, tujuan kerja dan segala hal yang terkait ke kemajuan Anda. Salah satu hal yang harus Anda perhatikan adalah mengenai aturan perusahaan. Jika Anda bekerja di bagian customer service atau pekerjaan lainnya yang membutuhkan Anda langsung bertemua dnegan customer. Akan ada saatnya dimana Anda dihadapkan dengan aturan perusahaan dan permintaan customer. Anda harus mengetahui aturan perusahaan mana yang benar-benar tidak boleh diubah dan aturan mana yang sebenarnya hanya merupakan pedoman.



8. Hadir Sesuai dengan Jam Kerja



Kecuali memang Anda mempunyai ijin sebelumnya, hal yang sangat penting atau benar-benar sakit, Anda seharusnya berada di tempat kerja pada saat Anda diharapkan untuk ada di sana. Jangan terlambat atau tidak hadir kerja karena alasan yang mengada-ada, seperti pura-pura sakit atau malas. Jika Anda memang tidak dapat hadir di tempat kerja atau terlambat, maka beritahukan rekan kerja atau atasan Anda agar mereka dapat mengantisipasi semua rencana kerja terkait peran kerja Anda.



9. Suka membantu dan lakukan lebih



Ini adalah salah satu cara terbaik untuk mendapatkan reputasi profesional kerja Anda, yaitu dengan cara melakukan lebih dari deskripsi kerja Anda dan suka membantu rekan kerja. Tips-tips untuk melakukan ini adalah mencari cara yang lebih baik untuk menyelesaikan pekerjaan Anda, membantu rekan kerja, dan tidak takut dihadapkan dengan proyek-proyek baru. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, pikirkanlah apa yang dapat Anda berikan ke pekerjaan Anda, bukan pekerjaan apa yang diberikan ke Anda.



10. Berhati-hatilah akan hal yang dapat merusak karir Anda



Sama halnya dengan tujuan Anda untuk menjadi profesional, maka hindarilah hal-hal yang membuat Anda tidak terlihat profesional dan malah merusak karir Anda. Sebelumnya semua hal ini telah dibahas dalam "10 Hal Yang Dapat Merusak Karir Anda." Untuk menjaga profesionalisme Anda, ketahui juga apa saja yang dapat menghancurkan reputasi karir Anda dan hindari hal-hal tersebut.



3 Pilar Dalam Merajut Etos Profesionalisme Dalam bentangan perjalanan hidup yang terus bergulir, ada baiknya kita mencoba untuk sejenak membincangkan cerita tentang etos profesionalisme. Sebab kita tahu, terbitnya etos kerja yang profesional adalah sebuah rute kunci menuju jalan keberhasilan. Tanpa dilumuri oleh etos kerja yang penuh profesionalisme, kita mungkin akan mudah tergelincir menjadi barisan para pecudang. Tanpa kesadaran batiniah untuk menjejakkan etos profesionalisme dalam segenap raga, kita mungkin akan segera menjadi insan-insan yang gagap dengan dinamika perubahan. Miskin prestasi, dan absen dari perjalanan panjang menuju manusia produktif, mulia nan bermartabat. Kalaulah demikian adanya, lalu apa yang mesti diteguk untuk menjadi insan yang kuyup dengan guyuran etos profesionalisme? Disini kita mencoba mengeksplorasi tiga pilar kunci yang rasanya layak dicermati manakala ada asa untuk menjadi insan yang profesional. Pilar yang pertama adalah achievement orientation. Dulu, seorang sosiolog terkemuka bernama David McLelland pernah menulis : salah satu faktor yang membuat sebuah komunitas/masyarakat lebih unggul dibanding yang lainnya adalah lantaran mereka dipenuhi dengan individu yang punya high need for achievement (atau sering disebut sebagai NAch = need for achievement). Disini, need for achievement merujuk pada gairah untuk melakoni kerja yang sebaik-baiknya demi terengkuhnya hasil karya yang juga layak dibanggakan. Disana yang muncul adalah sebuah etos, sebuah dedikasi, dan sebuah tanggungjawab untuk meretas prestasi terbaik.



Ketika tugas dan tantangan membentang didepan kita, yang kemudian muncul adalah sebuah niat tulus untuk mentransformasi rangkaian tantangan dan tugas itu menjadi sebuah prestasi kerja yang adiluhung. Orang-orang yang memiliki High NAch selalu percaya bahwa berderet tugas – apapun tugas dan pekerjaan itu – selalu merupakan sebuah rute untuk mempersembahkan karya terbaik. Dan sungguh, inilah elemen kunci yang mesti dipahat oleh siapapun yang berkehendak menjadi insan yang profesional. Pilar profesionalisme yang kedua adalah ini : sebuah ikhtiar untuk terus belajar mengembangkan kompetensi diri. Sebuah tekad yang dibalut oleh semangat untuk mempraktekkan prinsip lifetime learning (belajar sepanjang hidup). Bagi mereka selalu akan ada celah dan ruang untuk terus memekarkan potensi dan kapasitas diri. Selalu akan ada jalan untuk merekahkan pengetahuan, membasuh ilmu dan merajut ketrampilan. Bagi insan profesional semacam itu, proses belajar mengembangkan kompetensi selalu bisa direngkuh dari segala jurusan. Sebab moto mereka adalah ini : everyone is a teacher and every place is a school. Sebuah kalimat yang indah bukan? Ya, sumber ilmu selalu bisa dijemput dari siapapun – entah dari seorang guru, dari atasan, bawahan, rekan kerja atau dari para pelanggan. Dan sumber ilmu juga dicegat dari lokasi mana saja : dari sekolah, dari perpustakaan, dari pasar yang penuh keramaian, atau dari lingkungan kantor yang selalu penuh dinamika. Pilar profesionalisme yang ketiga adalah yang paling penting. Pilar itu adalah ruh spiritualitas yang kokoh. Sebab bagi kita, profesionalisme yang paling hakiki hanya akan punya makna jika ia dibalut oleh semangat spiritualisme yang kokoh. Inilah sebuah semangat yang selalu percaya bahwa segenap laku jejak kehidupan profesional kita selalu ditautkan pada pengabdian kepada Yang Maha Mencipta. “Dan sesungguhnya, sholatku, ibadahku, dan hidup matiku hanyalah untuk Tuhan Sang Pencipta Alam”. Sebab itulah, insan yang profesional tidak hanya cerdas dalam praktek manajemen modern, namun juga mereka yang hatinya selalu rindu akan mesjid (atau rindu pada gereja bagi para umat Kristiani, atau rindu pada pura bagi para pemeluk Hindu). Insan profesional sejati tidak hanya fasih bicara mengenai strategi dan leadership, namun mereka juga senantiasa fasih berdzikir memuja kebesaran Sang Pencipta. Dan insan profesional sejati tidak hanya tangkas mengelola tugas dan mengambil keputusan, namun mereka juga selalu mau bangun ditengah malam : berkontemplasi, membangun sebuah meeting yang sangat intens dengan Sang Pemelihara Jagat Raya. Itulah tiga pilar yang menopang bangunan etos kerja profesional : sebuah semangat untuk merengkuh prestasi terbaik, sebuah semangat untuk terus belajar, dan sebuah semangat untuk selalu mengabdi pada Sang Pemberi Hidup. Praktekkan tiga pilar kunci ini, dan Anda pasti akan berjalan menuju Kemenangan Sejati.



Karakter & Penampilan Seorang Profesional



Seorang yang profesional, selain memiliki keterampilan yang memadai untuk melaksanakan tugasnya, juga harus memiliki sikap-sikap positif dalam menjalankan profesinya. Sikap dasar yang harus dimiliki tergambar dalam 3 (tiga) aspek, yaitu ; kepribadian, penampilan, dan caranya bekerjasama dengan orang lain.



1. Kepribadian Kepribadian adalah suatu aspek kejiwaan yang dimiliki seseorang, yang memiliki peranan sangat penting dalam kehidupannya. Kepribadian tampak dalam sikap, perilaku, dan tutur bahasa individu tersebut. Sikap terbentuk oleh adanya kebiasaan atau pengalaman, karenanya sikap bisa diubah. Kepribadian yang diharapkan dari seseorang yang profesional antara lain :



a. Sopan Santun dan Ramah Tamah Beberapa contoh kesan seseorang yang sopan dan ramah adalah : -



Ketika



berbicara, suaranya



jelas



dan



memiliki



menyenangkan, -



Selalu tersenyum saat berbicara,



-



Mengucapkan salam kepada setiap orang yang ditemui,



-



Tidak memotong pembicaraan orang lain.



irama



yang



b. Jujur dan Selalu Siap Menolong Jujur adalah selalu berkata benar sesuai tuntutan hati nurani. Orang yang jujur tidak akan mengambil apapun yang bukan haknya, sehingga ia selalu terasa menyenangkan bagi orang yang ada di sekitarnya. Kejujuran dapat membuat seseorang dipercaya dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.



c. Tepat Waktu Tepat waktu diperlukan dalam bekerja dan memberikan pelayanan profesi pada orang lain. Orang yang tidak tepat waktu seringkali merugikan bagi orang lain, terutama relasinya/mitra kerjanya. Dapat dibayangkan betapa kecewanya orang lain yang Anda biarkan menunggu, karena Anda terlambat datang dari waktu yang telah dijanjikan sebelumnya. Padahal, bisa saja orang yang sedang menunggu Anda juga memiliki keperluan lain yang tidak kalah pentingnya.



d. Menjaga Perasaan Orang Lain & Memiliki Rasa Toleransi Dalam berinteraksi secara profesional, kita wajib menjaga perasaan orang yang bekerjasama dengan kita, dengan cara berempati kepada orang tersebut. Mungkin ia membutuhkan bantuan dan perhatian, atau bahkan memiliki masalah pribadi sehingga kita harus memperlakukannya dengan sebaik-baiknya dan penuh pengertian.



e. Mampu Mengendalikan Emosi Seorang yang profesional mampu menjaga emosinya dengan baik. Ia diharapkan untuk tidak mudah bertindak secara berlebihan dalam segala



situasi. Semua yang dihadapinya, baik itu klien atau teman seprofesi, dapat ditangani



dengan



tenang



dan



penuh



kesabaran.



Ketenangan



dalam



berinteraksi dapat membantu kita untuk mencapai hasil yang maksimal.



2. Penampilan Penampilan adalah gambaran fisik yang bisa dilihat secara fisik/kasat mata oleh orang lain. Penampilan yang benar adalah bila ada keserasian dengan kepribadian, serta keserasian warna dan bentuk tubuh dari orang yang mengenakannya. Penampilan yang menunjukkan sikap profesionalisme seseorang, dapat kita lihat dalam :



a. Keadaan Tubuh, yaitu : -



Cara berpakaian (tata busana),



-



Tata rias (rambut, wajah, kumis, dsb),



-



Kebersihan rambut, tangan, dan kuku,



-



Kesehatan : gigi, kulit, tubuh.



b. Kebiasaan, meliputi : -



Kebiasaan merokok,



-



Cara bersin,



-



Cara membuang sampah sembarangan,



-



Cara duduk, berdiri, berbicara, dan berjalan.



3. Cara Bekerjasama dengan Orang Lain Pada dasarnya, seorang individu tidak mampu hidup sendiri, sebab ia akan selalu membutuhkan orang lain untuk bisa memenuhi kebutuhannya. Dengan bekerjasama, banyak manfaat yang diperoleh seperti : dapat membantu memecahkan masalah, menambah keyakinan akan kemampuan, bisa menciptakan iklim kerja yang sehat, dan mengurangi beban kerja yang berat. Seseorang profesional akan mampu bekerjasama dengan orang lain dalam tim (mampu menyesuaikan diri dengan baik), sehingga dengan mudah bisa mencapai tujuan yang diharapkan.