Pengolahan Limbah Cair Peternakan 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PETERNAKAN A. Pendahuluan Hasil sampingan usaha ternak adalah berupa limbah padat (feses) dan limbah cair (urin). Selama ini baru limbah padat yang telah dimanfaatkan untuk pupuk sedangkan untuk limbah cair masih sangat terbatas pemanfaatannya. Sampai saat ini urin belum banyak yang dimanfatkan sebagai pupuk tanaman secara terpisah dari feses, hal ini disebabkan karena belum adanya informasi teknologi mengenai pemanfaatan urin domba sebagai pupuk organik cair. Manfaat pupuk organik adalah menambah zat atau unsur hara dalam tanah. Tanah yang miskin atau pun kurang subur memeiliki kandungan unsur hara yang kurang mencukupi bagi pertumbuhan, sehingga pemberian pupuk terutama pupuk yang bersifat organik secara langsung akan mampu menambah unsur hara yang kurang memadai tersebut serta memberikan tambahan unsur hara baru yang belum ada. Urin Adalah zat-zat yang disekresikan melalui ginjal, zat-zat yang didapat didalamnya adalah zat-zat makanan yang telah dicerna, diserap dan bahkan telah dimetabolisme oleh sel-sel tubuh kemudian dikeluarkan melalui ginjal dan saluran urin. Urin mempunyai zat pengatur tumbuh dan mempunyai sifat penolak hama atau penyakit tanaman. Pupuk kandang cair adalah pupuk yang baik sebagai sumber hara tanaman. Melalui pengumpulan pupuk cair yang baik, maka bahan ini merupakan sumber pupuk yang dapat dimanfaatkan dengan harga murah. Kandungan hara yang terdapat pada kotoran ternak cair dapat dijelaskan sebagai berikut:



Table 1. Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak padat dan cair



PENGOLAHAN URINE Urine ternak mulai dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair untuk tanaman. Urine yang telah ditampung pada penampungan, juga memiliki sifatsifat kimia dan unsur hara yang terkandung. Sifat dan kandungannya dapat



dilihat pada tabel dibawah ini. Sumber : naswir 2003 Marsono dan Paulus Sigit (2002), melaporkan bahwa jenis dan kandungan hara yang terdapat pada kotoran ternak cair dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Kandungan hara kotoran ternak cair. Nama Ternak



Kandungan hara (%)



Kadar air



Sapi



N 1.00



P 0,50



K 0,50



(%) 92



Kambing



1.50



0,13



1,80



85



Domba



1,35



0,05



2,10



85



Ayam



1,00



0,80



0,40



55



Kerbau 1,00 0,15 Sumber : Marsono dan Paulus Sigit 2002



1,50



92



Pengolahan Urine 1. Biourine Biourine merupakan istilah yang populer dikalangan para pengembang pertanian organik. Biourin merupakan urin yang diambil dari ternak, terutama rumansia yang terlebih dahulu di fermentasi sebelum digunakan. Bahan dan cara pembuatan dari Biourine:



Bahan-bahan: 



Air Kencing/Urine Sapi yang ditampung dalam Bak Penampungan







Fermentor RB (Rummino Bacillus) dan AZBA (Azotobacter)







Pompa







Nutrisi tambahan (Tetes Tebu/Molasses 750 ml, dan empon-empon seperti temulawak, Temuireng, Kunyit dll) 5kg.







Aerator Bio Urine



Teknik Produksinya : 



Tampung Urine (Air Kencing) ternak sapi di dalam Bak Penampungan.







Masukkan nutrisi tambahan.







Masukkan Fermentor (RB dan AZBA) kedalam bak penampungan Urine, dengan takaran Untuk 800 Liter urine di fermentasi dengan RB : 1 Liter dan AZBA : 1 Liter







Diaduk dengan Aerator selama 3 sampai dengan 4 Jam







Setelah proses pengadukan selesai, Bak ditutup dengan penutup seperti plastik atau triplek, untuk proses Fermentasi, diamkan hingga 7 hari.







Aduk selama 15 menit setiap hari sampai hari ke-7.







Pada hari ke-8, urine diputar dengan pompa menuju tangga aerasi selama 6 sampai dengan 7 jam dengan tujuan untuk penipisan, untuk mengurangi kandungan gas ammonia yang berbahaya bagi tanaman.







Urine bisa diambil dan dikemas dalam wadah untuk selanjutnya digunakan atau disimpan. Setelah melewati seluruh proses tersebut, Biourine sudah jadi dan siap



digunakan untuk tanaman. 2. Pupuk cair Banyaknya kandungan unsur hara yang ada di dalam lahan pertanian yang ada di lahan tersebut dapat dilihat secara sederhana dari penampakan warna tanaman di lahan tersebut. Misalnya ada tanaman yang kelihatan hijau sementara yang lainnya terlihat kekuningan. Tanaman hijau menggambarkan bahwa tanah tersebut mempunyai cukup unsur hara. Sedangkan tanaman yang berwarna kuning biasanya menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak cukup mempunyai unsur hara. Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk cair. Pupuk cair tersebut dapat dibuat dari kotoran hewan yang masih baru. Kotoran hewan yang dapat digunakan misalnya kotoran kambing, domba, kelinci atau ternak lainnya. Pembuatan pupuk cair dapat dilakukan dengan cara menempatkan kotoran ternak ke dalam goni. Kumpulkan 30-50 kg kotoran ternak yang masih segar. Masukkan dalam karung goni dan ikatlah karung tersebut. Masukkan karung yang berisi kotoran ke dalam drum yang berisi air 200 liter air. Dengan mengangkat ke atas dan kebawah dalam drum maka kotoran ternak tersebut akan muda larut. Lakukan setiap 3 hari. Dibutuhkan waktu kira-kira 2 minggu untuk melarutkan semua unsur hara dalam pupuk ke dalam air. Larutan siap bila warna ini berubah menjadi coklat tua. Cara lain, untuk memperkirakan kapan larutan



telah siap/jadi adalah melalui penciuman. Hari pertama akan terasa bau amoniak yang kuat. Setelah 10-14 hari, bau tersebut menjadi berkurang. Larutan tersebut merupakan pupuk cair yang bagus untuk memupuk pertumbuhan tanaman. Pupuk ini dapat digunakan untuk berbagai macam tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang bagus lebih baik pupuk cair tersebut diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk satu bagian larutan, tambahkan 1 atau 2 bagian air. Larutan tersebut digunakan untuk menyiram tanaman, di sekeliling tanaman. Beberapa tanaman dapat juga langsung menggunakan pupuk cair tersebut misalnya jagung. Ampas dari sisa pupuk cair ini dapat digunakan sebagai mulsa tanaman atau ditambahkan untuk pembuatan kompos.



Cara lain dalam pembuatan pupuk cair :



Manfaat Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanamn karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di atas daun-daun. Penggunaan pupuk cair lebih memudahkan pekerjaan, dan penggunaan pupuk cair berarti kita melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan, yaitu :



-



Memupuk tanaman



-



Menyiram tanaman



-



Mengobati tanaman



Penggunaan Pemakaian pupuk cair adalah waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah perkecambahan Penggunaan pupuk cair adalah terutama untuk tanaman di persemaian atau di kebun kecil, karena jumlah pupuk cair terbatas. Waktu pemupukan sebaiknya pagi atau sore hari, sehingga pupuk cair tidak cepat menguap atau tidak hilang oleh hujan. Untuk menghindari supaya daun tanaman tidak terbakar encerkan pupuk cair. Mulailah dengan campuran yang paling encer terlebih dahulu.



KESIMPULAN Limbah cair peternakan khususnya urine sapi dapat digunakan sebagai biourine. Pupuk cair merupakan pupuk berbentuk cair berasal dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu.



Daftar Pustaka Lingga, P. 1991. Petunjuk dan Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Marsono dan Paulus Sigit, 2002. Pupuk Akarm Jenis dan Aplikasi, Penebar Swadaya, Jakarta. Naswir. 2008. Pemanfaatan Urine Sapi yang Difermentasi Sebagai Nutrisi Tanaman. IPB. Bogor