Penilaian Unjuk Kerja1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Penilaian Unjuk Kerja 1. Pengertian Menurut Trespeces (Depdiknas 2003), performance assessment adalah berbagai acam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Berdasar pendapat Mardjuki (1998) orang yang dinilai kemampuan skillnya harus menampilkan atau melakukan skill yang dimiliki dibawah persyaratan-persyaratan kerja yang berlaku. Sehingga performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan unjuk kerja ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan yang diinginkan. Mulyasa (2004) mengemukakan bahwa penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan halhal berikut: 1. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi 2. Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut 3. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 4. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati 5. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati Untuk menentukan jenis tugas yang diberikan untuk penilaian unjuk kerja digunakan sejumlah kriteria. Menurut Popham (1995) dalam Mardapi (2000), ada tujuh kriteria yang dapat digunakan untuk menilai tugas tes unjuk kerja yaitu: 1. Generalizability : sejauh mana unjuk kerja peserta didik pada tugas yang dikerjakan? 2. Authenticity :apakah tugas yang dikerjakan peserta didik sama atau setara dengan tugas yang ada di dunia luar? 3. Multiple face : apakah tugas yang diberikan mengukur hasil pembelajaran yang banyak? 4. Teachability : apakah kemampuan atau keterampilan peserta didik meningkat sebagai akibat dari usaha pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran? 5. Fairness : apakah tugas yang diberikan kepada semua peserta didik cukup adil, tidak bias gender, etnik, status sosial ekonomi? 6. Feasibility : apakah tugas yang dikerjakan peserta didik realistik ditinjau dari biaya, ruang, waktu dan peralatan yang diberikan? 7. Scorability : apakah tugas yang diberikan akan memberikan hasil yang berkualitas dan akurat?



Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut: a. Daftar Cek (Check List)] Dengan menggunakan daftar cek peserta didik mendapat nilai jika kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati maka peserta



didik tidak mendapat nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. b. Skala penilaian (rating scale) Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinu dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sampai sempurna misalnya : 1= tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten, 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang agar hasil penilaian lebih akurat. Contoh :



FORMAT PENILAIAN UNJUK KERJA Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Kompetensi Dasar



: SMP : Matematika : VII / I (genap)



4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai dan berbalik nilai Indikator Pencapaian Kompetensi 4.8.2 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai Soal Perbandingan jumlah kelereng Barata dan Candra adalah 2 : 5. Sedangkan perbandingan jumlah kelereng Candra dan Dewa adalah 3 : 4. Jika jumlah kelereng ketiga anak tersebut adalah 246, maka selisih kelereng Dewa dan Candra adalah SKOR 4



3



2



1



Kriteria Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan dengan tugas ini. Ciri – ciri: Semua jawaban benar, sesuai dengan prosedur operasi dan penerapan konsep yang berhubungan dengan tugas ini Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan dengan tugas ini. Ciri-ciri : Semua jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu jawaban salah. Sedikit kesalahan perhitungan dapat diterima Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurang memahami masalah yang berhubungan dengan tugas ini. Ciri – ciri : Ada jawaban yang benar dan sesuai dengan prosedur, dan ada jawaban tidak sesuai dengan permasalahan yang ditanyakan. Jawaban hanya menunjukkan sedikit atau sama sekali tidak ada pengetahuan maatematika yang berhubungan dengan masalah ini. Ciri – ciri : Semua jawaban salah atau jawaban benar tetapi tidak diperoleh melalui prosedur yang benar



0



Tidak ada jawaban atau lembar kerja kosong



Lembar Penilaian Unjuk Kerja Skor NO



Nama Siswa 4



3



2



1



Nilai Akhir



Keterangan



Perhitungan nilai akhir skala 1-100, sebagai berikut: 𝑁=



𝑆𝑃 π‘₯ 100 𝑆𝑀



Keterangan : N = Nilai Akhir SP = Skor Perolehan SM = Skor Maksimal



2. Penilaian Sikap Sikap adalah suatu kecenderungan atau kesiapan seseorang memberikan respon dalam bentuk perilaku tertentu terhadap stimulus atau rangsangan yang diberikan. Sikap adalah keadaan internal seseorang yang mempengaruhi tingkah lakunya terhadap suatu objek, sesama atau kejadian disekitarnya (Gagne, 1998). Defenisi yang lain menyata, sikap dikatakan variabel dasar yang dapat berfungsi memberikan petunjuk bagi perubahan tingkah laku seseorang (Vaughan dan Hogg, 1995). Pendapat senada menyatakan bahwa sikap merupakan pengorganisasian yang relative tetap dari keyakinan, perasaan dan kecenderungan bertindak terhadap objek, kelompok, kejadian atau simbol sosial yang meyakinkan. Dengan demikian kesimpulan tentang sikap dapat dikemukakan sebagai berikut : a) sikap merupakan variabel tersembunyi yang tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat disimpulkan melalui tingkah laku; b) sikap terhadap objek, dapat berupa objek tunggal atau jamak; c) sikap memiliki komponen afektif, yang paling mendasar merupakan kecenderungan emosi yang bersifat mendekat-menjauh; d) sikap memiliki komponen kecenderungan bertingkah laku; e) sikap memiliki komponen kognitif; dan f) sikap merupakan sesuatu yang relatif stabil (Fleming dan Levie, 1991). Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut (Sumarna, 2004)



a. Sikap terhadap materi pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan b. Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. c. Sikap terhadap porses pembelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal d. Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran e. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran f. Sikap berhubungan skala penilaian yang mencakup skala Likert, skala semantic differencial, skala Thrustone dan skala Guttman Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain : a. Observasi Perilaku



Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Ke



: SMP : Matematika : VII / I (ganjil) :2



Petunjuk: οƒ˜ Isilah kolom penilaian sikap dibawah ini sesuai dengan urutan sikap yang terdapat pada keterangan οƒ˜ Berilah skor 0-3 pada masing-masing kolom sikap tersebut berdasarkan pengamatan οƒ˜ Hitunglah jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa οƒ˜ Gunakan rumus yang terdapat pada pedoman penilaian lalu sesuaikan dengan kriteria penilaian untuk menentukan nilai siswa Sikap No



Nama Siswa Kritis



1



Andri



2



Ardilo Indragita



3



Arno Estu Proyogi



4



Hurriatuzzakiah



5



Metti Sukri



Tanggung Jawab



Jumlah Kerjasama



Nilai



Rubrik Penilaian : ο‚·



ο‚·



ο‚·



Kritis οƒΌ Bertanya setiap terdapat perubahan atau hal baru οƒΌ Menganalisis pertanyaan dan jawaban yang diberikan oleh guru atau temannya οƒΌ Berfikir tingkat tinggi untuk memecahkan masalah dalam melakukan diskusi Tanggung jawab οƒΌ Melakukan diskusi dalam kelompok dengan serius οƒΌ Mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai dengan instruksi οƒΌ Menyelesaikan diskusi yang diberikan tepat waktu Kerja sama οƒΌ Berdiskusi bersama anggota kelompok οƒΌ Tidak mendominasi percakapan pada saat diskusi kelompok οƒΌ Peduli terhadap anggota kelompok



Kriteria Penskoran 3 : Jika semua deskriptor terpenuhi 2 : Jika hanya 2 deskriptor yang terpenuhi 1 : Jika hanya 1 deskriptor yang terpenuhi 0 : Jika tidak ada 1 pun deskriptor terpenuhi Pedoman penilaian : 𝑁=



π‘†π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘’π‘Ÿπ‘œπ‘™π‘’β„Ž π‘₯ 100 π‘†π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘€π‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š



Kriteria penilaian : 85 – 100 : Sangat Baik 75 – 84 : Baik 65 – 74 : Cukup Baik < 64



: Kurang Baik



b. Pertanyaan Langsung Kita juga dapat menanyakan secara langsung atau wawancara tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai β€œPeningkatan Ketertiban”. Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik c. Laporan Pribadi



Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang β€œKerusuhan Antaretnis” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya. 3. Penilaian Portofolio Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi manurut panduan-panduan yang telah ditetapkan. Panduan-panduan ini beragam tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio itu sendiri (Budimansyah, 2002). Melalui hasil karya tersebut guru dapat melihat perkembangan kemampuan siswa baik dalam aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) maupu keterampilan (psikomotorik) sebagai bahan penilaian. Hasil karya yang dihasilkan bisa hasil karya yang dikerjakan di dalam kelas atau bisa juga hasil kerja siswa yang dilakukan di luar kelas. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran (Suraptana, 2004). Dalam menilai dilakukan diskusi antara peserta didik dan guru menentukan skornya (Nazarudin, 2007). Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain: a. Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri. Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri. b. Saling percaya antara guru dan peserta didik Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik c. Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan d. Milik bersama antara peserta didik dan guru Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya e. Kepuasan Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri f. Kesesuaian Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang seseuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum



g. Penilaian proses dan hasil Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik h. Penilaian dan pembelajaran Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik. Manfaat penilaian portofolio: a. Memberikan gambaran yang utuh tentang perkembangan kemampuan siswa b. Portofolio merupakan penilaian yang autentik c. Portofolio merupakan teknik penilaian yang dapat mendorong siswa pada pencapaian hasil yang lebih baik dan dapat belajar secara optimal tanpa merasa tertekan d. Menumbuhkan motivasi belajar siswa e. Mendorong orang tua siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran siswa. Prosedur pelaksanaan portofolio menurut Sanjaya (2011), antara lain: a. b. c. d. e.



Menentukan tujuan portofolio Penentuan isi portofolio Menentukan kriteria dan format penilaian Pengamatan dan penentuan bahan portofolio Menyusun dokumen portofolio



Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah: a. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi juga digunakan oleh peserta didik sendiri. b. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalanm satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah. d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. e. Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya. f. Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan g. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki h. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.



4. Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat juga berupa penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian proyek telah dikembangkan sejak



tahun 1970-an dan yang mengembangkan pertama kali oleh Integrated Science Teaching oleh UNESCO. Penilaian ini melatih seseorang untuk lebih kreatif dalam memilih, merancang, dan memanipulasi alat serta bahan hingga terjadi produk yang terkait dengan topik atau konsep yang sedang dibahas. Di sini tampak keterkaitan yang erat antara sains dan teknologi. Dalam penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: a. Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu mengumpulkan data serta penulisan laporan merupakan tahapan pengelolaan dan kemampuan yang harus dimiliki dalam menyusun penilaian proyek b. Relevansi Kesesuaian antara bentuk penilaian proyek yang akan dilaksanakan dengan mata pelajaran juga harus diperhatikan. Selain itu harus adanya pertimbangan terhadap tahap pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran. c. Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik haruslah merupakan hasil karyanya sendiri, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik. Penerapan penilaian kinerja dalam pembelajaran matematika mempunyai langkahlangkah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi kompetensi dasar siswa; untuk mengidentifikasi kompetensi dasar siswa perlu meriview dan merefleksi hasil belajar siswa sebelumnya. Hasil review dan refleksi ditulis dalam catatan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan tugas atau masalah autentik b. Memberikan tugas-tugas kinerja; tujuan tugas dalam penilaian kinerja adalah untuk mengetahui apa yang dipahami siswa dan apa yang mereka dapat lakukan.



a. b. c. d.



e.



Menurut Rajabi (2014) langkah-langkah umum pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut: Timbulnya masalah dari para peserta didik. Dalam hal ini terkait dengan cara menghadapi masalah, mendefenisikan masalah dan mengkategorikannya Memunculkan sebuah proyek sebagai alternatif pemecahan masalah Pembentukan tim pembelajaran kolaboratif/kooperatif untuk menyelesaikan masalah Setelah kajian lebih lanjut dalam tim mereka, para peserta didik yang cepat belajar membantu rekannya yang lambat belajar sehingga tidak mengganggu kelangsungan proyek Mengerjakan serangkaian tugas berkelanjutan bagi semua anggota tim yang memungkinkan terciptanya hasil pemikiran peserta didik. Hasil pemikiran tersebut harus nyata, dapat dilihat dan dipublikasikan.



Contoh instrumen penilaian proyek dalam pembelajaran matematika: Standar Kompetensi : Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satuvariabel, dan perbandingan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika sosial yang sederhana Uraian tugas: a. Kerjakan tugas ini secara kelompok. Anggota tiap kelompok paling banyak 6 orang. b. Lakukan wawancara terhadap paling sedikit lima pedagang kecil di suatu pasar tradisional. Buatlah daftar pertanyaan untuk wawancara dan siapkan lembaran atau format untuk mencatat hasil wawancara. Terhadap setiap pedagang yang diwawancara, kumpulkan data tentang: 1. Modal yang dimiliki 2. Untung yang rata-rata diperoleh setiap hari, atau rugi yang pernah dialami dan apa penyebabnya, kegiatan penting apa saja yang dilakukan dalam berdagang terutama dalam hal pengadaan barang dan penjualan. Buatlah laporan secara tertulis tentang kegiatan yang dilakukan sejak perencanaan, pelaksanaan dan hasil yang diperoleh. Laporan mencakup komponen: 1) Tujuan kegiatan 2) Persiapan 3) Pelaksanaan 4) Hasil yang Diperoleh 5) Kesan dan Pesan terhadap Tugas. Laporan tentang hasil yang diperoleh memuat hal-hal berikut ini: 1. Penyajian data yang diperoleh dalam bentuk tabel sesuai pengelompokan data pada nomor b. 2. Penjelasan tentang: a) Pedagang mana yang persentase keuntungan/kerugiannya paling banyak dan besarnya persentase. Dalam kondisi yang bagaimana keuntungan/kerugian biasa terjadi. b) Kegiatan yang pada umumnya harus dilalui para pedagang dalam berdagang. d. Laporan dipresentasikan atau dipamerkan. Laporan dikumpulkan paling lambat enam minggu setelah diberikan tugas ini. Format Penilaian Proyek : Matematika/ VII : Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika sosial yang sederhana Indikator pencapaian kompetensi : Memecahkan masalah yang berkait dengan kegiatan ekonomi sederhana di warung atau pasar tradisional yang melibatkan konsep laba/rugi, harga jual, harga beli. Mata Pelajaran/Kelas Kompetensi Dasar



Contoh-1: Format penilaian kinerja dengan skala rentang (rating scale) NO



Nama Siswa



Aspek yang dinilai Tahap Persiapan



Tahap Pelaks anaan



Tahap Pelaporan



Kriteria penskoran Skor yang dicapai



Nilai



ο‚· Skor 4 = tanpa kesalahan ο‚· Skor 3 = ada sedikit kesalahan



1 2 3 4 5 6 7 8 9 ... 32



Dewi Hera Yeni Ismail Mawar Veri Ve Dicky Kia



4



4



3



11



Zanuba



Contoh-2: Format penilaian kinerja dengan daftar cek (check list) NO Nama Aspek yang dinilai Siswa Tahap Tahap Tahap Skor Persiapan Pelaks Pelaporan yang anaan dicapai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ... 32



91,6



Dewi Hera Yeni Ismail Mawar Veri Ve Dicky Kia



1



1



0



2



ο‚· Skor 2 = ada banyak kesalahan ο‚· Skor 1 = tidak melakukan ο‚· Skor maksimal = 12 ο‚· Skor minimal = 4 ο‚· Jumlah skor dapat ditransfer ke nilai dengan skala 0 s.d. 100 Contoh: Nilai Dewi = 11 : 12 Γ— 100 = 91,6



Kriteria penskoran Nilai



66,6



ο‚· Skor 0 = tidak ο‚· Skor 1= ya ο‚· Skor maksimum = 3 ο‚· Skor minimal = 0 ο‚· Jumlah skor dapat ditransfer ke nilai dengan skala 0 s.d. 100 Contoh: Nilai Dewi = 2 : 3 Γ— 100 = 66,6



Zanuba



Keterangan: Aspek yang dinilai pada tahap persiapan adalah: persiapan format-format untuk pengumpulan data secara langsung maupun dengan lembar isian b. Aspek yang dinilai pada tahap pelaksanaan adalah: proses pencatatan data, pengelompokan data dan analisis data. c. Aspek yang dinilai pada tahap pelaporan adalah: ketepatan isi laporan dan bentuk sajian laporan. a.



5. Penilaian Proses dan Produk Penilaian proses merupakan penilaian yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator-indikator pendekatan penilaian proses antara lain kemampuan mengidentifikasi, mengkarifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, mengkomunikasikan, menerapkan, dan mengekspresikan diri dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya.



Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk atau hasil-hasil teknologi dan seni. Oleh karena itu, kegiatan penilaian memerlukan kriteria yang lebih spesifik. Penetapan kriteria pada penilaian proses dan produk harus disesuaikan dengan perkembangan usia anak dan tidak bersifat kaku. Artinya kriteria tidak membatasi tingkat kreativitas yang dimiliki sang anak. Kenyataan yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa penilaian proses dan produk yang dilakukan guru di sekolah masih sebatas pengetahuan yang dimiliki guru terhadap materi ajar. Hal ini disebabkan karena guru membatasi kriteria penilaian yang disusun. Pada sebagian kasus, peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi mampu menghasilkan produk melalui proses melebihi bahkan di luar dari biasanya. Namun hasilnya tidak jauh berbeda dari yang diharapkan, malah lebih baik. Untuk itu guru harus memperhatikan perkembangan yang dialami siswa dan menilai secara terperinci dalam melaksanakan proses penghasilan produk. Pengembangan tersebut meliputi tiga hal yaitu: a. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan dan mendesaian produk b. Tahap pembuatan produk, meliputi : penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat dan teknik c. Tahap penilaian produk, meliputi : penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai dengan kriteri yang ditetapkan



6. Penilaian Diri Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri digunakan untuk mengukur aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1. Penilaian aspek kognitif, misalnya peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian diri peserta didik didasarkan pada kriteria yang telah ditentukan. 2. Penilaian aspek afektif, misalnya peserta didik diminta untuk membuat tulisan yang memuat penjelasan atas sudut pandang sendiri terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya peserta didik diminta untuk menilai sendiri hasil tulisannya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. 3. Penilaian aspek psikomotorik, misalnya peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dimilikinya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penilaian diri dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan kompetensi aspek kemampuan yang akan dinilai b. Menentukan kriteria penilaian yang digunakan c. Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek atau skala penilaian d. Meminta setiap peserta didik melakukan penilaian diri e. Mengkaji sampel hasil penilaian diri secara acak



7. Pemberian Tugas Metode penugasan merupakan cara penyajian bahan pelajaran. Metode penugasan adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dengan jalan memberikan tugas kepada anak. Agar metode pemberian tugas dapat berlangsung secara efektif, guru hendaknya memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya. Sebaiknya tujuan penugasan dikomunikasikan kepada peserta didik agar mengetahui arah tugas yang dikerjakan 2. Tugas yang diberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok dan lain-lain 3. Apabila tugas tersebut berbentuk tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat berperan aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut 4. Guru sebaiknya mengontrol setiap proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik 5. Guru harus memberikan penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik. Penilaian tidak hanya menitik beratkan pada produk, tetapi juga perlu dipertimbangkan bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Menurut Sagala (2004) metode pemberian tugas memiliki kebaikan antara lain: 1. Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar akan lebih lama merekat pada ingatan peserta didik dan lebih otentik 2. Peserta didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri 3. Tugas dapat berfungsi sebagai penambah keyakinan peserta didik dengan apa yang telah ia pelajari 4. Tugas dapat membina peserta didik untuk memiliki kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi yang ia peroleh 5. Metode ini dapat menjadikan peserta didik lebih semangat dalam belajar karena menjadikan pembelajaran yang lebih bervariasi.