Penjelasan "Arsitektur Modern Puncak (1920 - 1950an) " [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Deydra Aradea R. (20320391) Penjelasan “Arsitektur Modern Puncak (1920 – 1950an)” Arsitektur Modern. Pada sekitar tahun 1920-an muncul suatu periode yang disebut dengan Periode Heroic, dimana dimasa itu merupakan jaman penekanan ego pribadi, selain itu sudah berkurangnya ornamen-ornamen yang menghiasi bangunan, namun ornamen-ornamen disini berfungsi sebagai pemberi status, fungsi dan diletakkan di tempat-tempat tertentu. Sehingga kesimpulannya adalah bahwa di masa ini telah terjadi penyederhanaan ornamen-ornamen. Di sini massa-massa bangunan juga dibuat ekspresif namun menggunakan bahan-bahan pabrik sehingga mempunyai ekspresi yang khas contohnya penggunaan bentuk-bentuk melengkung dan skylight. Periode ini juga ditandai dengan keadaan politik Eropa yang saat itu tengah memanas yang menyebabkan munculnya berbagai macam aliran. Seperti adanya Naziisme di Jerman dimana bangunan pada saat itu harus berfungsi sebagai monumental, sedangkan di Italia adanya Fasisme yang mengakibatkan bangunan-bangunan pada saat itu secara teknis mengikuti bentuk-bentuk bangunan klasik. Jadi dapat dilihat bahwa pada saat itu karya-karya arsitektur haus monumental dan prinsip–prinsip arsitektur klasik. Zailgeist yaitu arsitektur mengikuti perkembangan mekanisasi yang terjadi sedangkan Will to form yaitu bahwa perancangan bangunan diserahkan sepenuhnya oleh arsitek yang merancangnya. Pada tahun 1920 hingga 1930 bangunan yang diciptakan kebanyakan adalah bangunanbangunan tinggi atau bangunan pencakar langit. Karena pada saat itu ada anggapan bahwa semakin tinggi sebuah bangunan semakin hebat. Di Jerman pada saat itu ada istilah Neve Sachlichkeit atau Neuwe Zakelijaheid di Belanda yaitu sebuah sifat Akibat rasa optimis yang tinggi dan sikap yang idealis dari masyarakat modern, arsitektur modern mulai menandakan tanda-tanda kegagalannya. Para arsitek dari gerakan modern mempunyai suatu tujuan yaitu untuk menciptakan suatu gaya internasional atau Internasional Style, yang diterima secara internasional dan seragam. Internasional Style sebenarnya merupakan perumusan ide-ide dari para pionir arsitektur modern seperti Hoffmann, Loos, Frank Loyd Wright, dan Walter Gropius. Ciri khas bangunan bergaya internasional adalah penerapan bentuk-bentuk geometri, dinding berwarna polos (putih), dan atap yang datar, serta biasanya terdapat taman di sekitarnya. Banyak karya-karya arsitektur yang mengadopsi dari revolusi industri. Prinsip-prinsip bangunan bergaya International yaitu : Ø Volume metrik Ø Regularity Ø Anti ornamen terapan Internasional style masih tetap populer ke seluruh dunia hingga sekitar tahun 1950-an. Pada saat itu banyak arsitek muda yang menentangnya. Mereka percaya bahwa gaya ini tidak mempunyai banyak variasi dalam desainnya karena keterikatannya pada bentuk geometri yang sederhana dan kurangnya dekorasi. Sehingga pandangan industri yang diterapkan pada



semua bangunan menjadi dasar permasalahan yang sering dikritik. Penerapan ini gagal menampilkan kepentingan akan fungsi dari berbagai bangunan, seperti perumahan, gedung perkantoran dan institusi-institusi baik pendidikan maupun kebudayaan, memiliki bentuk yang mirip sehingga terlihat sama, dan yang hanya dapat menandakan fungsinya adalah penggunaan skala yang berbeda. Kelompok arsitek pertama yang menentang gaya tersebut menamakan diri the Brutalists. Mereka mendasari desainnya pada pekerjaan akhir Le Corbussier, dan membuat bangunan yang polos dan masif dengan bahan campuran / konkrit yang kasar serta kuat. Pemimpin kelompok ini adalah Kenzo Tange (Jepang), J. Sterling dan Gowan (Inggris),



Sumber : https://123dok.com/document/q0el6jxy-perkembangan-arsitektur-arsitektur-klasidocx.html https://docplayer.info/72938332-Sejarah-lahirnya-arsitektur-modern.html



Periode Perkembangan Sejarah Arsitektur Modern



1.PERIODE I (1900 – 1929) Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok, Eksperimen tersebut, diungkapkan sebagai sebuah pertentangan yang mana dibutuhkan 40 tahun untuk mengubah Arsitektur menjadi sekarang apa yang dikenal sebagai Arsitektur Modern. Hal yang menjadi Pertentangan tersebut antara lain : Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science, Arsitektur sebagai form vs Arsitektur sebagai space, Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly dan Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal. Arsitektur modern Mulai menonjol setelah PD I (1917) bersamaan dangan hancurnya sarana, prasarana dan ekonomi. Konsep ruang arsitektur sebelumnya dititikberatkan hanya pada kegiatan, emosi & kemulyaan, maka pada masa ini faktor terbentuknya ruang juga ditunjang faktor komposisi, rasio, dimensi manusia. Mulai berkembang konsep “free plan”, atau “universal plan”, yaitu ruang yang ada dapat dipergunakan untuk berbagai macam aktifitas, ruang dapat diatur fleksibel dan dapat digunakan fungsi apa saja. “TypicalConcept” mulai berkembang yaitu ruang- ruang dibuat standar dan berlaku universal. Penggunaan konsep ekonomis mulai ditrapkan. Efisiensi dalam penggunaan bahan mulai Nampak yaitu terlihat dengan munculnya bentuk bentuk kubus, terutama pada bangunan bertingkat tinggi antara (arsitektur “kotak korek” dengan menggunakan struktur beton dan baja).Konsep “Open Space” Nampak dengan menggunakan jendela kaca yang lebar dan menerus.



Pemakaian bahan terutama “baja, beton dan kaca” dengan bentuk polos. Ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan. Arsitektur modern berarti putusnya hubungan dengan sejarah dan daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga bersifat universal) dan juga manusianya. (gaya unniversal) dan juga manusianya. (gaya universal sebagai international style). Pada bulan September 1930 telah diadakan suatu konggres oleh CIAM (CongresInternationaux d’Architecture Moderne) yang hasilnya adalah : Arsitektur modern adalah pernyataan jiwa dari suatu masa, dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan ekonomi yg ditimbulkan zaman mesin. Yaitu dengan menjari keharmonisan dari elemen-elemen modern sertamengembalikan arsitektur pada bidangnya (ekonomi, sosiologi, dankemasyarakatan) yg secara keseluruhan siap melayani umat manusia. Konsep baru dan sangat mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah FORM FOLLOWS FUNCTION yang dikembangkan oleh Louis Sullivan (Chicago), dengan beberapa ciri sebagai berikut: 1.Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya. 2.struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa lampau (tanpaornamen). 3.Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki. 4.Fungsi sejalan/menyertai dengan wujud. Tokoh pada periode I ini antara lain adalah: -Louis Sullivan. -Frank Lloyd Wright -Le Corbusier -Walter Gropius -Ludwig Mies van de Rohe 2.PERIODE II (1930-1939). Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai diseluruh Eropa, Amerika dan Jepang, yg mana masing-masing daerah mempunyai perbedaan iklim, keadaan tanah, corak tradisi, yang bisa mempengaruhi apresiasi bentuknya. Perkembangan metode hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi bersifat universal, akan tetapi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tempat dimana bangunan itu didirikan, mempunyai hubungan erat dengan spesivikasi kedaerahan dan keregionalan. Karakteristik bentuk dan tampilan dengan gaya International Style atau Universal Style dari arsitektur modern pada periode ini diwarnai oleh tipe-tipe tampilan baru, yaitu tampilan dengan –memperhatikan penggunaan bahan-bahan local / setempat. Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian, perkembangan teknologi, industri serta seni dengan faham kedaerahan (manusia dan lingkungan) dengan tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut kemanusian, akal dan seni dari arsitektur modern. Hal ini adalah merupakan keberanian untuk menyalahi zamannya. Hanya dengan perencanaan yang obyektif dan ketelitian dalam penampilan bahan-bahan asli, maka bahaya gagalnya perancangan dapat dihindari,namun demikian karya seperti ini masih banyak dikritik dan disalahartikan.



Tokoh arsitektur yang menonjol pada Periode II ini adalah: -Alvar Aalto -Arne Jacobsen -Oscar Niemeyer. Tokoh-tokoh pada Periode I juga berkarya dengan tetap atau terpengaruh oleh pemikiran Periode II, demikian juga pada periode selanjutnya. 3.PERIODE III (1945 – 1958) Perang Dunia II (1941 – 1945) menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung dan rumah tinggal, menyebabkan faktor-faktor kebutuhan manusia akan rumah tinggal dan gedung-gedung menjadi latar belakang pada periode ini. karena kerusakan akibat perang tersebut perlu dibangun kembali , maka usaha untuk mempercepat pembangunan antara lain dengan fabrikasi komponen bangunan yang lebih ekonomis dan rasional sesuai dengan tujuan Revolusi Industri . Konsekuensi dari pandangan tersebut antara lain ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan dan klassisme baru yang pernah dia pakai oleh kaum fasis dan nazi menjadi simbol negatif dan perlu ditolak. Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni: a) Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern. Dimana tahun 50-an di sebut massproduction (produksi bahan bangunan oleh pabrik). Dalam hal ini mereka menerapkan kecepatan dalam membangun (pabrikasi komponen bangunan), efisien, ekonomis, dan rasional. Penekanannya pada rasionalitas. Bangunan yang demikian ini dianggap mencerminkan fungsinya dan gejala ini melintasi batas Negara dan budaya, sehingga dapat dianggap bersifat Internasional b) Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan artistik, tahun1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Moderen dengan alasan antara lain: 1.Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya. Tahun-tahun itu, nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya. 2.Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak bisa dihilangkan adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka katakata demokratis itu sama saja bohong/ omong kosong. 3.Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahan-bahan bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda. 4.Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simpel, bidang-bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti tidak ada apa-apanya kecuali geometri dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun bisa menjadi arsitek. Tidak ada bedanya arsitek ataubukan. Kalau sudah begini, apa gunanya sekolah arsitek?) 5. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang disharmoni, tidak menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di mana bentukan yang geometrik dianggap merusak dan memperburuk wajah lingkungan yang masih kental dengan wajah-



wajah neoklasik/pramodern. 6.Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy. Contoh: diterapkannya open plan, yang berarti anti privacy. Pada masa ini timbul aliran yang disebut Eklektisisme, aliran yang berpedoman mengambil yang paling baik diantara yang sudah ada, untuk digunakan sebagai bagian dari sesuatu yang baru. Prinsip-prinsip perancangannya didasari pada kebutuhan, fungsi yang dipadu dengan hasil penemuan teknik serta keindahan mesin, menginginkan satu kesatuan antara manusia dengan lingkungannya. Ekspresi bentuk massa bangunan serta materi yang dominan pada periode ini dapat dibagi atas: - Bentuk curvelinier geometris yang plastis dengan penggunaan bahan danstruktur utama pada umumnya beton serta struktur atap baja. - Bentuk geometri (kubus, prisma), umumnya menggunakan baja sebagaistruktur utama dengan dinding kaca sebagai penutup. - Arsitektur Landscape mulai dikembangkan, dengan menggunakan bahan,fungsi, sistem pencahayaan, bentuk masa, dipengaruhi oleh keadaan iklim, topografi dan sifat kenasionalan. Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern di sebabkan oleh: 1. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah dapat diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya: bangunan kotak dan geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang pas bagi Arsitektur sebagai ilmu, karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau memenuhi aturan-aturan geometri, misalnya :lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2 matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3matra/Dimensi ). 2. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan space/ruang(ciri utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat ) yang diwakili oleh kaca lebar danbidang-bidang polos (Kaca adalah elemen ruang yang sangat tepat untuk mewakili ruang,karena kaca juga memiliki ciri `ada tapi tak terlihat’. Bidang polos pun dianggap sebagai pengekspresi ruang).



Sumber : https://docplayer.info/72892508-Periode-perkembangan-sejarah-arsitekturmodern-dan-postmodern-dunia.html