Penkes JIWA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN Defisit Perawatan Diri (DPD)



Disusun oleh : Siti Komariyah Hidayati Diana Pertiwi Auliya Rochmatul Umah Rofik Julianto Tatik Wahyu Istikomah



1811040003 1811040021 1811040014 1811040099 18110400



SATUAN ACARA PENYULUHAN DEFISIT PERAWATAN DIRI



Topik : Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri Sasaran : Pasien gangguan jiwa dan Keluarga Hari/tanggal : Rabu, 3 Januari 2019 Waktu : 45 menit Tempat : Ruang Bima RSUD Banyumas



A. ANALISA SITUASI 1. Peserta : Pasien gangguan jiwa dan Keluarga 2. Lingkungan : Ruang Bima 3. Penyuluh : Mahasiswa Prodi Ners UMP



B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah dilakukan penyuluhan,diharapkan peserta mampu memahami konsep dasar defisit perawatan diri.



C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah membahas materi konsep dasar defisit perawatan diri, peserta dapat : a. Menyebutkan pengertian defisit perawatan diri b. Menyebutkan tentang penyebab defisit perawatan diri c. Menyebutkan tanda dan gejala defisit perawatan diri d. Menyebutkan jenis - jenis defisit perawatan diri e. Menyebutkan dampak dari defisit perawatan diri f. Menjelaskan cara penanganan pada pasien defisit perawatan diri.



D. MATERI ( Terlampir ) 1. Pengertian defisit perawatan diri



2. Penyebab defisit perawatan diri 3. Tanda dan gejala defisit perawatan diri 4. Jenis - jenis defisit perawatan diri 5. Dampak dari defisit perawatan diri 6. Penanganan pada pasien defisit perawatan diri.



E. METODE 1. Ceramah 2. Tanya jawab



F. MEDIA & ALAT BANTU -Leaflet - LCD - Lembar evaluasi penyuluhan G. KEGIATAN PENYULUHAN



No . Waktu



Kegiatan Penyuluh



Kegiatan Peserta



1.



5 menit



Pembukaan :  Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.  Memperkenalkan diri  Menjelaskan tujuan dari penyuluhan  Menyebutkan materi yang akan diberikan  Appersepsi dan korelasi materi dengan pengetahuan dan pengalaman peserta didik



Menjawab salam  Mendengarkan  Memperhatikan  Memperhatikan



2.



30 menit



Pelaksanaan : Memperhatikan  Menjelaskan tentang  Memperhatikan pengertian defisit perawatan Bertanya dan



diri menjawab pertanyaan  Menjelaskan tentang hal- yang diajukan hal baik pengertian, penyebab, tanda dan gejala, jenis– jenis , dampak dan cara penanganan pada pasien deficit perawatan diri  Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya



3.



5 menit



Evaluasi : Menjawab pertanyaan  Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan.



4.



5 menit



Terminasi :  Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta  Mengucapkan salam penutup



Mendengarkan  Menjawab salam



H. EVALUASI Kriteria evaluasi 1. Evaluasi struktur a) peserta hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan b) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Bima RSUD Banyumas 2. Evaluasi proses a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan



b) Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai c) Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan. 3. Evaluasi hasil a) Peserta mengerti tentang diare, dapat menyebutkan pengertian, penyebab, cara penanggulangan, nutrisi bagi penderita, dan pencegahan diare b) Dilakukan dengan meminta peserta untuk mengisi check list lembar evaluasi penyuluhan dan membahas hasil evaluasinya tersebut bersama-sama.



MATERI PENYULUHAN



A. Pengertian Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).



Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi



kebutuhannya



guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya,



kesejahteraannya sesuai kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya. ( Aziz R, 2003 ).



Menurut Poter dan Perry (2005), personal hygine adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.



Personal hygine berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygine berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ). Defisit Perawatan Diri adalah Suatu kondisi pada seseorang yang mengalami



kelemahan



kemampuan



perawatan diri secara mandiri.



dalam



melakukan/melewati



aktivitas



B. Etiologi Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut : 1. Kelelahan fisik. 2. Penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2002: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah: 1. Faktor prediposisi : a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. c. Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri. d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri. 2. Faktor presipitasi Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:



1. Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya. 2. Praktik Sosial Pada anak–anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. 3. Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo,



alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk



menyediakannya. 4. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya. 5. Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan. 6. Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain–lain. 7. Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene. 1. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.



2. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.



C. Tanda dan Gejala Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah : 1. Fisik a. Badan bau, pakaian kotor. b. Rambut dan kulit kotor. c. Kuku panjang dan kotor. d. Gigi kotor disertai mulut bau. e. Penampilan tidak rapi. 2. Psikologis a. Malas, tidak ada inisiatif. b. Menarik diri, isolasi diri. c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina. 3. Sosial a. Interaksi kurang. b. Kegiatan kurang . c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma. d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.



D. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri Ada beberapa jenis defisit perawatan diri : a. Kurang perawatan diri : mandi / kebersihan.



Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri. b. Kurang perawatan diri : mengenakan pakaian / berhias. Kurang



perawatan



diri



(mengenakan



pakaian)



merupakan



gangguan



kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri. c. Kurang perawatan diri : makan Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan. d. Kurang perawatan diri : toileting Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri. (Nurjannah : 2004,77-79 ).



E. Dampak masalah defisit perawatan diri a. Dampak Fisik Banyaknya gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, gangguan fisik pada kuku. b.Dampak Psikososial Masalah yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dam mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.



F. Cara Penganganan 1. Jelaskan pentingnya kebersihan diri 2. Jelaskan cara menjaga kebersihan diri 3. Bantu pasien untuk mempraktikan cara menjaga kebersihan diri



4. Menjelaskan cara makan yang baik serta mempraktikan bagaimana cara makan yang baik 5. Menjelaskan cara eliminasi yang baik dan praktikan cara eliminasi 6. Jelaskan cara berdandan 7. Bantu pasien untuk mempraktikan cara berdandan.



CHECK LIST EVALUASI PENYULUHAN



No. Ketrampilan Penyuluhan Nilai



Nilai 1



1.



Teknik membuka penyuluhan  Mengucapkan salam pembuka  Melakukan apersepsi



2.



Menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana



3.



Penggunaan nada suara  Nada suara tidak terlalu tinggi  Tidak monoton  Kata – kata jelas  Ucapan jelas  Pembicaraan keseluruh kelompok  Meyakinkan peserta dibelakang mendengarkan suara penyuluh



4.



Gerak dan sikap selama penyuluhan  Variasi gerakan tepat  Sikap tidak monoton  Tidak terlalu sering duduk atau berdiri  Berjalan diantara peserta  Sikap mendukung ulasan



5.



Penggunaan tanggapan positif



6.



Penguasaan audien



7.



Teknik penutup penyuluhan  Memberi simpulan  Mengucapkan salam penutup



2



3



4