Pentabio [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.D DENGAN DIAGNOSA MEDIS IMUNISASI PENTABIO DI RUANG PUSKESMAS KAYON PALANGKARAYA



Di Susun Oleh : Triminda Wulandarie NIM : 2019.C.11a.1065



YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TAHUN 2021-2022



LEMBAR PERSETUJUAN Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh : Nama



: Triminda Wulandarie



Nim



: 2019.C.11a.1065



Prodi



: Sarjana Keperawatan



Judul



: “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada An.D dengan Diagnosa Medis Imunisasi Pentabio di Puskesmas Kayon Palangka Raya” Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menempuh



Praktik Praklinik Keperawatan II (PPK II) Pada Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.



Laporan Keperawatan Telah Disetujui Oleh :



Pembimbing Akademik



Isnawiranti, S.Kep.,Ners



Pembimbing Klinik



Sri Wulandari T., S.Kep.,Ners.



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada An.R Dengan Dignosa Medis Imunisasi Pentabio di Puskesmas Kayon Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas Praktik Praklinik Keperawatan II (PPK II). Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap Palangka Raya. 2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program StudiNers STIKes Eka Harap Palangka Raya. 3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners Selaku Koordinator Praktik Praklinik Keperawatan II Program Studi Sarjana Keperawatan 4. Ibu Isnawiranti,S.Kep.,Ners, Selaku Pembimbing Akademik yang telah Banyak Memberikan Arahan, Masukkan, Dan Bimbingan Dalam Penyelesaian Asuhan Keperawatan ini. 5. Ibu Sri Wulandari T., S.Kep.,Ners selaku bimbingan lahan dari Puskesmas Kayon Palangkaraya yang telah memberikan izin ditempat. 6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua, Palangka Raya, 20 September 2022



Triminda Wulandarie



DAFTAR ISI



COVER................................................................................................................... DAFTAR ISI.......................................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... KATA PENGANTAR............................................................................................ DAFTAR ISI.......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1.3 Tujuan ............................................................................................................... 1.4 Manfaat ............................................................................................................. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi............................................................................................................... 2.2 Anatomi ............................................................................................................ 2.3 Etiologi .............................................................................................................. 2.4 Klasifikasi ......................................................................................................... 2.5 Patofisiologi (WOC).......................................................................................... 2.6 Manifestasi Klinis ............................................................................................. 2.7 Komplikasi ........................................................................................................ 2.8 Pemeriksaan Penunjang..................................................................................... 2.9 Penatalaksanaan Medis ..................................................................................... 2.10 Asuhan Keperawatan Teori............................................................................. 2.10.1 Pengkajian........................................................................................... 2.10.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................ 2.10.3 Intervensi............................................................................................. 2.10.4 Implementasi ...................................................................................... 2.10.5 Evaluasi............................................................................................... BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian.......................................................................................................... 3.2 Analisa Data ...................................................................................................... 3.3 Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 3.4 Intervensi .......................................................................................................... 3.5 Implementasi dan Evaluasi ............................................................................... BAB 4 PENUTUP 4.1 Simpulan............................................................................................................ 4.2 Saran .................................................................................................................



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1) SAP 2) Leaflet 3) Daftar Pustaka 4) Lembar Konsul



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vaksin Pentabio merupakan vaksin kombinasi yang diproduksi oleh PT Bio Farma. Pentabio disebut sebagai vaksin kombinasi karena mengandung tiga jenis vaksin, yaitu vaksin DTP-HB-Hib. Oleh karena itu, vaksin Pentabio memiliki manfaat dalam mencegah beberapa jenis penyakit sekaligus. Jenis vaksin kombinasi, seperti Pentabio tidak hanya diproduksi di Indonesia saja. Merujuk Journal of Global Infectious Diseases (2011) vaksin kombinasi pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat berupa vaksin DTP. Seiring berjalannya waktu, vaksin kombinasi mulai dikembangkan di sejumlah negara termasuk di Indonesia. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, vaksin Pentabio mengandung tiga jenis vaksin, yaitu DTP-HB-HiB. Ketiganya merupakan vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit berbahaya. DTP adalah vaksin untuk mencegah infeksi penyakit difteri, tetanus, dan pertusis. HB adalah vaksin untuk mencegah penyakit Hepatitis B. Sedangkan, HiB adalah vaksin untuk mencegah infeksi Hemofilus Influenzae tipe B. Vaksin Pentabio dibuat dari komponen sejumlah virus dan bakteri yang sudah dimatikan (inaktif) dan tidak membahayakan. Selayaknya cara kerja vaksin, bagian virus atau bakteri tersebut nantinya bekerja dengan memicu respons kekebalan tubuh agar kedepannya jika terjadi infeksi yang sesungguhnya tubuh sudah memiliki perlindungan. Melansir laman resmi Bio Farma, andungan yang terdapat pada Pentabio terdiri dari toksoid difteri dan tetanus murni, bakteri pertusis (batuk rejan) inaktif, dan antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius, serta komponen Hib tidak infeksius. Pada satu dosis vaksin mengandung 4 IU untuk pertusis, 30 IU untuk difteri, 60 IU untuk tetanus (ditentukan pada mencit) atau 40 IU (ditentukan pada guinea pig), 10 mcg HbsAg, dan 10 mcg Hib. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan urain pada latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam dalam penelitian ini adalah Bagaimana cara kerja vaksin pentabio.



1.3 Tujuan -Pencegahan terhadap difteri -Tetanus oertusis (Batuk rejan) -Hepatitis B -Infeksi heamophilius influenzae tipe B secara silmutan 1.4 Manfaat Manfaat Vaksin Pentabio Bio Farma Sesuai dengan kandungannya vaksin kombinasi Pentabio setidaknya memiliki manfaat dalam mencegah lima jenis penyakit, antara lain:  Mencegah penyakit difteri Difteri adalah penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh strain bakteri Corynebacterium diphtheriae. Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) bakteri tersebut dapat memproduksi racun yang menyebabkan kesulitan bernapas, gagal jantung, kelumpuhan, bahkan kematian. Infeksi bakteri difteri bisa dicegah dengan vaksin Difteri-Tetanus (Dt/Td) atau vaksin DTP.  Mencegah penyakit tetanus Tetanus merupakan kondisi infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Menurut CDC, ketika menyerang tubuh bakteri tersebut akan memproduksi racun berbahaya yang dapat menyebabkan kontraksi otot. Salah satu gejala infeksi tetanus adalah terkuncinya leher dan rahang penderita akibat reaksi kontraksi otot. Kondisi ini menyebabkan penderita kesulitan membuka mulut atau menelan, sehingga berujung pada malnutrisi.Penyakit tetanus bisa dicegah dengan menerima vaksin Td, TDaP, atau DTP.  Mencegah penyakit pertusis atau batuk rejan Pertusis atau batuk rejan merupakan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Melansir Mayo Clinic, bakteri tersebut mengakibatkan seseorang menderita infeksi saluran pernapasan yang sangat menular.Salah satu gejala yang muncul akibat infeksi pertusis adalah batuk parah yang diikuti napas berbunyi nyaring. Infeksi pertusis pada bayi sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian.Penyakit pertusis bisa dicegah dengan menerima vaksin DPT atau TdaP.  Mencegah penyakit hepatitis B Penyakit hepatitis B merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Menurut CDC, penyakit hepatitis B mengakibatkan kerusakan hati, sirosis, kanker hati, bahkan kematian.



Penyakit hepatitis B bisa dicegah dengan vaksin HB yang berupa antigen permukaan virus HBsAg yang sudah dinonaktifkan.  Mencegah penyakit Hib Penyakit Hib merupakan menyakit yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib). Penyakit ini dapat menyebabkan infeksi otak dan sangat berbahaya jika diderita anak-anak. Infeksi yang disebabkan oleh Hib dapat memicu penyakit meningitis (radang selaput otak dan tulang belakang), infeksi aliran darah, pneumonia, radang sendi, hingga kematian. Pencegahan penyakit Hib bisa dilakukan dengan cara menerima vaksin HiB sejak balita.



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Imunisasi pentabio adalah gabungan vaksin DPT-Hb ditambah Hib. Sebelumnya kombinasi ini hanya terdiri dari DPT dan HB (DPT Combo). Sesuai dengan kandungan vaksinnya, imunisasi pentabio mencegah beberapa jenis penyakit antara lain, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan Haemophylus influenzae tipe B (DinKes Provinsi Bali, 2013). Pentabio adalah sediaan vaksin yang mengandung DTP-HB-Hib (Vaksin Jerap Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B Rekombinan, Haemophilus influenzae tipe b) dan diproduksi oleh Biofarma. Pentabio Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan. Pentabio (Vaksin DTP-HB-Hib) tidak boleh digunakan pada bayi yang baru lahir. Vaksin ini aman dan efektif diberikan bersamaan dengan vaksin BCG, campak, polio (OPV atau IPV), yellow fever dan suplemen vitamin A. Jika vaksin ini diberikan bersamaan dengan vaksin lain, harus disuntikkan pada lokasi yang berlainan. Vaksin ini tidak boleh dicampur dalam satu vial atau syringe dengan vaksin lain. 2.2 Anatomi Fisiologi



2.3 Etiologi Tujuan imunisasi terutama untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Menurut Permenkes RI (2017), program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan umum untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Sedangkan, tujuan khusus dari imunisasi ini diantaranya, tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai target RPJMN (target tahun 2019 yaitu 93%), tercapainya Universal Child Immunization/UCI (prosentase minimal 80% bayi yang mendapat IDL disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan, dan tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 2.4 Klasifikasi Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu: 1. Imunisai aktif Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahakan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap



antigen



mengenali



dan



meresponnya.



polio



campak.



dan



vaksin, yaitu:



ini,



Dalam



sehingga



ketika terpapar lagi tubuh dapat



Contoh imunisasi aktif



adalah



imunisasi



imunisasi aktif, terdapat beberapa unsur-unsur



a. Vaksin,



dapat



berupa



organisme



dimatikan, eksotoksin yang



yang



didetoksifikasi



secara saja,



keseluruhan



atau



endotoksin



yang terikat pada protein pembawa seperti polisakarida, dan vaksin dapat



juga



berasal



dari suatu antigen.



dari



ekstrak



Dasarnya



komponen-komponen



adalah



antigen



harus



organisme merupakan



bagian dari organisme yang dijadikan vaksin. b. Pengawet, stabilisator atau antibiotik. Merupakan zat yang digunakan agar vaksin



tetap



dalam



keadaan



lemah



atau



menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya mikroba.



Bahan-



bahan yang digunakan seperti air raksa dan antibiotik yang biasa digunakan. c. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya antigen telur, protein serum, dan bahan kultur sel. d. Adjuvan, terdiri



dari



garam



alumunium



yang



berfungsi



meningkatkan sistem imun dari antigen. Ketika antigen terpapar dengan antibodi tubuh, antigen dapat melakukan perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka



semakin



tinggi



peningkatan antibodi tubuh. 2. Imunisasi pasif Merupakan



suatu



proses



meningkatkan



kekebalan



tubuh dengan



cara pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan



untuk



mengatasi



mikroba



yang



sudah masuk dalam tubuh



yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan



ATS



(Anti



Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat menerima berbagai selama masa



pada bayi



yang baru lahir



jenis



antibodi



kandungan,



misalnya



dimana



bayi



tersebut



dari ibunya melalui darah plasenta antibodi terhadap campak.



2.5 Patofisiologi (WOC) 1) Fungsi Vaksinasi Pentabio Mencegah penyakit -



Tetanus



-



Difteri



-



Batuk Rejan



-



Infeksi Haemophilus Influenzae



-



Hepatitis B, Kanker hati



2) Manfaat Vaksinasi Pentabio -



Pertusis Batuk Rejan penyakit ini menular dan juga menyebabkan komplikasi seperti, Pneumonia, infeksi telinga, gangguan saraf otak dan system saraf.



-



Difteri Penyakit menular yang dapat menyebabkan infeksi tenggorokan. Gejala awalnya sama seperti flu atau penyakit pilek dan juga amandel.



-



Hepatitis B Disebabkan oleh virus hepatitis B yang dapat menular dan akan menyerang hati. Pada tahap awal, gejala masih ringan dan tidak kentara, penyakit akan bertambah parah hanya saat melewati waktu 6 bulan ke atas. Penyakit ini dapat bertahan selama bertahun-tahun dan dapat menyebabkan kanker hati.



-



Tetanus Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium yang berasal dari feses hewan yang masuk ke tubuh melalui luka yang tidak bersih dan tidak dirawat. Bakteri tersebut menyebabkan penderitanya kejang, sulit bernafas dan juga Pneumonia.



-



Influenza Penyakit ini disebabkan oleh virus Influenza yang akan menyebabkan gejala flu seperti pilek, demam, dan sakit kepala. Influenza yang tidak kunjung sembuh akan mengarah kepada Pneumonia.



3) Dosis Pemberian Vaksinasi Pentabio Penggunaan vaksin wajib diberikan oleh tenaga medis. Dosis untuk anak pada umumnya adalah 0,5 ml saja dan diberikan secara intramuskular yang



dilakukan di paha atas. Penyuntikan tidak boleh dilakukan di dalam kulit karena dapat menyebabkan reaksi lokal. Obat vaksin ini tidak boleh diberikan kepada bayi yang baru lahir. Vaksin



ini



tidak



bisa



diberikan



bersama



dengan



jenis



vaksin



lainnya.Campak,BCG, Polio, dan suplemen vitamin. Setiap vaksin harus disuntikan di bagian tubuh yang berbeda. 4) Dosis Pemakaian Obat Pentabio Penggunaan vaksin wajib diberikan oleh tenaga medis. Dosis untuk anak pada umumnya adalah 0,5 ml saja dan diberikan secara intramuskular yang dilakukan di paha atas. Penyuntikan tidak boleh dilakukan di dalam kulit karena dapat menyebabkan reaksi lokal. Obat vaksin ini tidak boleh diberikan kepada bayi yang baru lahir. 5) Efek Samping Memakai Obat Pentabio Meskipun terbilang aman, tetapi vaksin Pentabio dapat memberikan berbagai macam efek sesuai kondisi tubuh seperti kebengkakan di area yang disuntik, rasa nyeri, dan demam. Efek samping ini tidak terlalu buruk dibandingkan vaksin obat lainnya karena pada umumnya akan cepat sembuh. Jadi Anda tidak perlu khawatir untuk memberikan vaksin Pentabio kepada anak Anda. Agar anak terhindar dari berbagai macam penyakit, orang tua juga harus memberikan asupan makanan, minuman, dan juga suplemen yang sesuai dengan kondisi badan dan aktivitasnya. 6) Cara KerjaVaksinasi Pentabio Merangsang tubuh membentuk antibodi terhadap penyakit 



Difteri







Tetanus







Pertussis







Hepatitis







Haemophilus influenza tipe b.



2.6 Manifestasi Klinis Meskipun terbilang aman, tetapi vaksin pentabio dapat memberikan berbagai macam efek samping sesuai dengan kondisi tubuh seperti kebengkakan diarea yang disuntik, rasa nyeri dan demam. Efek samping ini tidak terlalu buruk dibandingkan vaksin obat lainnya karena pada umumnya akan cepat sembuh. 2.7 Komplikasi Komplikasi yang mungkin terjadi selama penggunaan vaksin pentabio yaitu : -



Demam



Bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan



2.8 Pemeriksaan Penunjang Indikator pemantauan Pertumbuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi berat badan(BB), tinggi badan (TB), lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD) 1. Pengukuran antropometri Istilah



“nutitional



anthropometry”



mula-mula



muncul



dalam



“Body



measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh jellife (1966 dalam Moersintowati, BN 2005) sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri ada dua tipe yaitu pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak dan massa tubuh yang bebas lemak. Pengukuran antropometri, meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan dan tebal kulit. Penilaian dan analisis status gizi dan pertumbuhan anak. Dengan menggunakan kurva pertumbuhan anak (KMS, NCHS), sebagai intervensi (preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif) 2. Indikator pemantauan Perkembangan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua system organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi system organ



tubuh.



3. Denver Development Screening Test (DDST)



Deteksi tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada bayi dan balita. Dengan ditemukan penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan. dengan melibatkan ibu/ keluarga.Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang, yakni sebagai berikut. a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/ menemukan status gizi kurang/ buruk dan mikro/ makrosefali. b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan (keterlambatan daya lihat, dan gangguan daya dengar. c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autism, dan gangguan pemusatan perhatian, serta hiperaktifitas



2.9 Penatalaksanaan Medis Berikan edukasi kepada pasien jika pada saat setlah dilakukan nya penyuntikkan imunisasi pentabio 1 ataupun imunisasi pentabio 2 jika ada gejala yang muncul sperti pembengkakan di area suntikkan, rasa nyeri dan demam maka kita berikan indikasi untuk memberikan jika demam maka indikasi yang akan di berikan seperti : a) Berikan Paracetamol sirup 3x1cth apabila panasnya tidak turun-turun bisa di berikan setiap per 4jam b) Kompres air hangat dan pantau selalu suhu tubuh anak sampai demam dirasakan sudah turun c) Jika di area bekas penyuntikkan ada pembengkakan dan rasa nyeri indikasi yang dilakukan : d) Berikan terapi kompres hangat sampai pembengkakan dan rasa nyeri berkurang ataupun hilang e) Jika nyeri tidak tertahan kita berikan edukasi untuk memberikan ataupun sediakan obat yang mengandung ibu profen dosis yang diberikan pun harus sesuai dengan usia dan berat badan si anak dan bisa juga berikan obat Paracetamol yang kandungan obatnya bisa mengurangi rasa nyeri



2.10



Asuhan Keperawatan Teori



2.10.1 Pengkajian Pengkajian mencakup pengumpulan informasi subjektif dan objektif (misal: TTV, wawancara pasien/keluarga, pemeriksaan fisik) dan peninjauan informasi riwayat pasien yang diberikan oleh pasien/keluarga (untuk mengidentifikasi peluang promosi kesehatan) dan risiko (untuk mencegah atau menunda potensi masalah) (NANDA, 2018). 1) Pengkajian berupa: a. Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan,Riwayat persalinan,Riwayat infeksi dan riwayat penyakit lainnya. b. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian): panas c. Riwayat kesehatan sekarang: sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam. d. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien). e. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak). 2) Pemeriksaan fisik Keadaan umum: kesadaran, vital ssign, status nutrisi. 2.10.2 Diagnosa Keperawatan 1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan kulit merah (D.0130) 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah (D.077) 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi ditandai dengan kerusakan jaringan dana tau lapisan kulit (D.0192)



2.10.3 Intervensi Diagnosa Keperawatan Tujuan Hipertermia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses penyakit ditandai dengan 3x24 jam diharapkan masalah teratasi dengan kulit merah (D.0130) kriteria hasil : Termoregulasi(L.14134) 1. Kulit merahmenurun 2. Suhu tubuh membaik 3. Suhu kulit membaik



Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah (D.077)



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan masalah teratasi dengan kriteria hasil : Tingkat nyeri (L.08066) : 1. Keluhan nyeri menurun 2. Meringis menurun 3. Frekuensi nadi membaik



Intervensi Manajemen hipertermia(I.15506) Observasi: - Identifikasi penyebab hipertermia - Monitor suhu tubuhTerapeutik: - Sediakan lingkunga yang dingin - Longgarkan atau lepaskanpakaian - Berikan cairan oral - Hindari pemberian antipiretikatau aspirin Edukasi: - Anjurkan tirah baring Manajemen nyeri (I.08238) Observasi - Identifikasi lokasi, karakteristik,durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Identifikasi skala nyeri - Identifikasi respons non verbal - Identifikasi pengetahuan dankeyakinan tentang nyeri Terapeutik : - Berikan teknik non farmakologis untuk menguranginyeri - Fasilitasi istirahat tidur - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam



pemilihanstrategi meredakan nyeri Edukasi : - Jelaskan penyebab, periode, danpemicu nyeri - Jelaskan strategi meredakan nyeri - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri Kolaborasi Kolaborasikan pemberian analgetik Gangguan itegritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi ditandai dengan kerusakan jaringan dana atau lapisian kulit (D.0192)



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka masalah keperawatan teratasi dengan kriteria hasil : Integritas kulit dan jaringan (I.14125) : 1. Kerusakan jaringan menurun 2. Nyeri menurun 3. Kemerahan menurunsuhu kulit membaik Jaringan parut menurun



Perawatan integritas kulit(I.11353) Observasi: - Identifikasi penyebab gangguanintegritas kulit Terapeutik: - Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring Edukasi: - Anjurkan minum air yang cukup Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi



2.10.4 Implementasi komponen ini merupakan rangkaian prilaku atau aktivitas yang di kerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan observasi, teraupeutik, edukasi, mandiri dan kolaborasi (Bermen; et al, 2015:11). Implementasi keperawatan adalah tindakan yangsesuai dengan yang telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain. Tindakan kolaboratif adalahtindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter, atau petugas kesehatan lain (Mitayani, 2016). 2.10.5 Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang observasi. Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara efektif. (Nursalam, 2018)



BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN



I.



Nama Mahasiswa



: Triminda Wulandarie



Nim



: 2019.C.11a.1065



Tempat Praktek



: Puskesmas Kayon



Tanggal Pengkajian & Jam



: 21 September 2022 pukul 08.00-12.00



Anamnesa



1. Identitas pasien Nama Klien



: An.D



TTL



: Palangkaraya,21 Juni 2022



Jenis kelamin : Laki-laki Agama



: Kristen



Suku



: Dayak



Pendidikan



:



Alamat



: Jl.Bukit Raya 1



Diagnosa medis



: Sehat/Imunisasi



2. Identitas penanggung jawab Nama Klien



: Ny.A



TTL



: Kapuas,17 Mei 1998



Jenis kelamin : Perempuan Agama



: Kristen



Suku



: Dayak



Pendidikan



: S1



Pekerjaan



: Honorer



Alamat



: Jl.Bukit Raya 1



Hubungan keluarga



: Ibu



3. Keluhan utama Ibu mengatakan anaknya sehat dan ingin di Imunisasi 4. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Anak sehat tidak ada penyakit kejang atau alergi sejak lahir b. Riwayat kesehatan lalu 1) Riwayat prenatal : Kehamilan ke 1 ibu, selama hamil ibu melakukan kontrol kehamilan ke puskesmas, dan tidak ada penyakit selama kehamilan,serta mendapatkan tablet penambah darah, Vit B kompleks dan kalk. 2) Riwayat natal BBL = 2.800gr PJ = 54cm



: Klien lahir spontan Ketika lahir menurut ibu,klien langsung nangis



3) Riwayat postnatal : Klien diberi ASI dan Susu formula 4) Penyakit sebelumnya



: ibu mengatakan bayinya tidak pernah sakit parah sejak lahir



sampai sekarang 5) Imunisasi Jenis



BCG



DPT



Polio



campak



Hepatitis



Usia



1 bulan



2 bulan



1 bulan



0 bulan



3 bulan



2 bulan



1 bulan



3 bulan



2 bualan



TT



3 bulan



c. Riwayat kesehatan keluarga : keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular seperti yang menderita penyakit menular (TBC, HIV / AIDS, HEPATITIS) Dan penyakit menurun seperti (Asma, DM, Hipertensi) Dan Penyakit Menahan seperti (Jantung)



d. Susunan genogram 3 (tiga) generasi



Keterangan : = Laki-Laki



/



= Perempuan



II.



= Pasien



Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum 2. Tanda vital



= Meninggal



: Baik



----- = Serumah



Tekanan darah: - mmhg Nadi



: 100x/mnt



Suhu



: 36,7 ˚C



Respirasi



: 30 x/mnt



3. Kepala dan wajah a. Rambut Warna



: Hitam ke cokelatan



Keadaan



: Rontok



( ) Ya



( √ ) Tidak



Mudah dicabut ( ) Ya



( √ ) Tidak



Kusam



( √ ) Tidak



( ) Ya



Lain-lain b. Kepala Keadaan kulit kepala



: Bersih



Peradangan/benjolan



: ( ) Ada, sebutkan ( √ ) Tidak



Lain-lain



:



c. Mata Bentuk



: ( √ ) simetris



Conjungtiva



: Merah muda



Skelera



: Ikterus



Reflek pupil



: Normal



Oedem Palpebra



:



Ketajaman penglihatan



: Tajam



Lain-lain



( ) tidak



( ) Ya



( √ ) tidak



:



d. Telinga Bentuk



:



( √ ) Simetris



Serumen/secret



:



( ) Ada ( √ ) tidak



Peradangan



:



( ) Ada ( √ ) tidak



Ketajaman pendengaran



( ) tidak



: Normal



Lain-lain : e. Hidung Bentuk



:



( √ ) Simetris



Serumen/secret



:



( ) Ada ( √ ) tidak



Pasase udara



:



( ) terpasang O2….. liter ( √ ) tidak



Fungsi penciuman: Normal Lain-lain : f.



Mulut



( ) tidak



Bibir



:



intak



( ) ya



( √ ) tidak



Stanosis ( ) ya ( √ ) tidak Keadaan ( ) kering Palatum



( √ ) lembab



:



( √ ) keras



( ) lunak



Carries



:



( ) ya, sebutkan…............ ( √ ) tidak



Jumlah gigi



: Belum ada gigi



g. Gigi



Lain-lain : 4. Leher dan tengorokan Bentuk



: simetris



Reflek menelan



: normal



Pembesaran tonsil



: Tidak ada pembengkakan



Pembesaran vena jugularis: Tidak ada pembengkakan Benjolan



: Tidak ada benjolan



Peradangan



: Tidak ada peradangan



Lain-lain



:



5. Dada Bentuk



: ( √ ) simetris



Retraksi dada : ( ) ada Bunyi nafas



( ) tidak



( √ ) tidak



: Normal,tidak ada bunyi tambahan,seperti napas mengi atau sesak



Tipe pernafasan



: Vesikuler/Normal



Bunyi jantung : Normal (lup-dup),tidak ada bunyi tambahan Iktus cordis



: Normal,teraba dan kuat



Bunyi tambahan



: Tidak ada



Nyeri dada



: Tidak ada



Keadaan payudara



: Normal,tidak ada benjolan atau lesi



Lain-lain



:



6. Punggung Bentuk



: ( √ ) simetris



( ) tidak



Peradangan



: ( ) ada, sebutkan



Benjolan



: ( ) ada, sebutkan



Lain-lain



:



7. Abdomen Bentuk



: ( √ ) simetris



( ) tidak



Bising usus



: Normal,bunyi “lup-dup” tidak bunyi tambahan



Asites



: ( ) ada



Massa



( √ ) tidak



: ( ) ada, sebutkan



Hepatomegali : ( ) ada



( √ ) tidak



Spenomegali : ( ) ada



( √ ) tidak



Nyeri



: ( ) ada, sebutkan



Lain-lain



:



8. Ektremitas Pergerakan/ tonus otot : Normal Oedem



: ( ) ada, sebutkan



( √ ) tidak



Sianosis



: ( ) ada, sebutkan



( √ ) tidak



Clubbing finger: ( ) ada



( √ ) tidak



Keadaan kulit/turgor : Normal,refleks kulit cepat dan tidak terdapat odem Lain-lain



:



9. Genetalia a. Laki-laki : Tidak ada kelainan, Anus (+) b. Perempuan



III.



Riwayat pertumbuhan dan perkembangan 1. Gizi



: Klien bayi sehat dengan BB = 5 kg PB = 56,3 cm



2. Kemandirian dalam bergaul: Klien belum mampu berinteraksi dengan keluarga menggunakan bahasa isyarat,keluarga klien takut pada orang yang baru dikenalnya 3. Motorik halus: Klien mampu menyatukan kedua tangannnya Motorik kasar



: Orang tua mengatakan anak sudah mulai menggerakan kepala



kekanan dan kekiri berusaha ingin mengangkat kepalanya, mengangkat tangan kemulut serta menggerakan menendang nendang pada kakinya. 4. Kognitif dan bahasa: Klien mulai mengenal ibu dengan penglihatan,penciuman,pendengaran,kontak. Orang tua mengatakan cara anak menyampaikan sesuatu yang tidak nyaman adalah dengan menangi 5. Psikososial : IV.



Pola Aktifitas sehari-hari No



Pola kebiasaan



Sebelum sakit



Saat sakit



1



Nutrisi a. Frekuensi



b. Nafsu makan/selera



c. Jenis makanan 2



3 4



Eliminasi a. BAB Frekuensi Konsistensi b. BAK Frekuensi Konsistensi Istirahat/tidur a. Siang/ jam b. Malam/ jam Personal hygiene a. Mandi b. Oral hygiene



Nutrisi terpenuhi a.



b. Nafsu / selera menigkat



c. Asi / Susu formula



a. 1x/hari Lembek b. ± 4-5x/sehari Kuning jernih a. ± 2 - 4jam b. ± 8 jam



a. ± 2 - 4jam b. ± 6 jam



a. 2x/hari



Palangka Raya,21 September 2022 Mahasiswa yang mengkaji



( Triminda Wulandarie )



ANALISIS DATA



DATA SUBYEKTIF DAN DATA OBYEKTIF



KEMUNGKINAN PENYEBAB



MASALAH



Kurang



Defisit pengetahuan



terpapar



D.0111



DS :



- Orang tua pasi en mengatakan tidak tau manfaat dan fungsi imunisasi orang tua mengatakan cemas



-



mengapa setelah imunisasi anaknya



informasi ↓ Orang tua bertanya



demam



tentang Imunisasi



-



↓ Orang tua Tampak



DO :



-



Tampak orang tua menanyakan tentang imunisasi yang diberikan Orang tua bertanya mengenai efek imunisasi tampak orang tua cemas,



cemas dan gelisah ↓ Anak mengikuti Program Imunisasi



gelisah saat anak mau diimunisasi



DS : -



DO :



Orang Tua mengatakan An.D sehat ingin imunisasi lanjutan



-



An.D dalam Kondisi Sehat.



-



Umur : 3 Bln



-



BB : 5 Kg



-



PB : 64,3 cm



-



S : 360C



DS :



Kesiapan peningkatkan



mencegah penyakit pada



manajemen Kesehatan



anak



(D.0112)



↓ Pasien berdasarkan buku KIA benar jadwal Imunisasi lanjutan Pentabio.



-



Program imunisasi Untuk



Anak



Mengikuti Imunisasi



Pasien diberikan imunisasi



- Orang Tua Pasien mengatakan DO :



-



setelah imunisasi anaknya demam.



dengan proses medikasi Vaksin masuk kedalam tubuh



Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh, yaitu:



Sebelum Imunisasi : 360C Setelah Imunisasi : 37,80C - Tampak Kulit pasien kemerahan.



Hipertermia berhubungan



Terjadi reaksi vaksin dalam tubuh



(D.0130)



-



Tampak Pasien rewel Demam



PRIORITAS MASALAH



1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111) ditandai dengan Orang tua mengatakan tidak tau manfaat dan fungsi imunisasi, orang tua mengatakan cemas mengapa setelah imunisasi anaknya demam, Tampak orang tua menanyakan tentang imunisasi yang diberikan, Orang tua bertanya mengenai efek imunisasi. tampak orang tua cemas, gelisah saat anak mau diimunisasi 2. Kesiapan Peningkatkan Manajemen Kesehatan (D.0112) berhubungan dengan Program imunisasi ditandai dengan Orang Tua mengatakan An.Z sehat ingin imunisasi lanjutan, An.D berdasarkan buku KIA benar jadwal imunisasi lanjutan Pentabio. An.D dalam Kondisi Sehat. Umur : 3 Bln BB : 5 Kg PB: 64,3cm S: 360C 3. Hipertermia berhubungan dengan proses medikasi (D.0130) ditandai dengan Orang Tua Pasien mengatakan setelah imunisasi anaknya demam, Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh, yaitu : Sebelum Imunisasi : 360C, Setelah Imunisasi : 37,80C, Tampak Kulit pasien kemerahan, dan pasien reweL



RENCANA KEPERAWATAN Nama Pasien : An.D Ruang Rawat : Puskesmas Kayon Diagnosa Keperawatan Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111) ditandai dengan Orang tua mengatakan tidak tau manfaat dan fungsi imunisasi, Tampak orang tuamenanyakan tentang imunisasi yang diberikan, Orang tua bertanya mengenai efek imunisasi



Tujuan (Kriteria hasil) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit diharapkan masalah Tingkat pengetahuan (L.12111) meningkat dan Ansietas menurun (L.09093) dengan kriteria hasil : 1. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun 2. Persepsi yang keliru terhadap masasalah menurun 3. Perilaku gelisah menurun 4. Perilaku tegang menurun



Intervensi 1. Manajemen Imunisasi/ Vaksin (I.14508) Observasi 1. Identifikasi kontraindikasi 2. imunisasi 2. Identifikasi status 3. imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan Terapeutik 3. Dokumentasikan informasi 4. 4. Jadwalkan imunisasi pada interval waktu 5. yang tepat Edukasi 6. 5. Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping 7. Reduksi Ansietas (I.09314) Observasi 6. Monitor tanda ansietas (verbal 8. dan non verbal) Terapeutik 7. Ciptakan terapeutik



suasana untuk



Rasionsl Mengetahui kontraindikasi pemberian vaksinasi Mendokumentasikan imunisasi Memberikan pemahaman tentang, tanda , gejala manfaat serta efek samping imunisasi Menginformasikan yang diwajibkan



imunisasi



Mengetahui tanda ansietas yang muncul Memberikan suasana yang menumbuhkan kepercayaan pada orang tua Memotivasi orang tua untuk pemberian imunisasi pada anak Mengajarkan teknik relaksasi



menumbuhkan kepercayaan 8. Motivasi mengidentifikasi yang memicu kecemasan Edukasi



situasi



9. Latihan teknik relaksasi



1. kemampuan keluarga agar



.Kesiapan Peningkatkan Manajemen Kesehatan



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 30 menit diharapkan Tingkat manajemen Kesehatan meningkat (L.12104) dengan Kriteria Hasil: 1. Melakukan Tindakan untuk



Edukasi Kesehatan (I.12383) Observasi 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan



agar dapat menerima informasi 2. menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan 3. menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai



(D.0112) berhubungan dengan Program imunisasi ditandai dengan Orang Tua mengatakan An.D sehat ingin imunisasi lanjutan,An.D berdasarkan buku KIA ter jadwal imunisasi Lanjutan Pentabio. An.D dalam Kondisi Sehat. Umur : 3 Bln BB : 5 Kg PB : 64,3cm S: 36 C



mengurangi resiko 2. Menerapkan program meningkat



perawatan



menerima informasi Terapeutik 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan 4. Berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi 5. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan



kesepakatan 4. memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya 5. Menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan anak.



1. Memonitor suhu bayi sampai



Hipertermia berhubungan dengan proses medikasi (D.0130) ditandai dengan Orang Tua Pasien mengatakan setelah



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 30 menit diharapkan Termoregulasi membaik (L.14134) dengan Kriteria Hasil: 1. Kulit merah membaik 2. SuhuTubuh menurun



Regulasi Temperatur (I. 14578) Observasi 1. Monitor suhu bayi sampai stabil



stabil 2. Memonitor warna dan suhu kulit untuk mengetahui perubahan yang terjadi. 3. Monitor dan catat tanda untuk mengetahui gejala hipotemia atau hipertemia 4. Kolaborasi pemberian antipiretik untuk mengurangi



imunisasi anaknya demam, Pasien mengalami Peningkatan suhu tubuh yaitu : Sebelum imunisasi 36 c Setelah imunisasi 37,8 c Tampak kulit pasien kemerahan,dan pasien rewel



(36,5°C- 37,5°C) 2. Monitor warna dan suhu kulit 3. Monitor dan catat tanda dan gejala hipotemia atau hipertemia Kolaborasi 4. Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu.



panas.



IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PERAWATAN No.



Hari/Tanggal



Dx



Jam



1



21/9/2022 pukul 08.0008.30



Implementasi



Evaluasi (SOAP)



1. Mengidentifikasi kontraindikasi pemberian



S:



-



imunisasi



2. Mengidentifikasi 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan Mendokumentasi informasi vaksinasi Menjadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat Menjelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping. Memonitor tanda ansietas (verbal dan non verbal) Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan Motivasi Mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan Melatih teknik relaksasi nafas dalam.



-



O:



.



1. Mengidentifikasi 2.



21/9/2021 pukul 08.30-



kesiapan kemampuan menerima informasi 2. Menyediakan materi dan pendidikan kesehatan



dan media



S:



Orang tua mengatakan setelah diberi edukasi orang tua paham mengenai manfaat, tujuan, dan jadwal imunisasi anak selanjutnya orang tua An.D mengatakan sudah tidak cemas setelah dimotivasi akan pentingnya imunisasi dan diajarkan teknik relaksasi Orang tua An.D mengerti kontraindikasi dari pemberian imunisasi Tampak orang tua An.D mampu menjelaskan Kembali tujuan, manfaat serta jadwal imunisasi untuk anaknya. Tampak orang tua antusias saat diberikan pemahaman Tampak orang tua An.D sudah tidak cemas dan kooperatif Orang Tuan An.D Paham bagaimana situasi yang memicu kecemasan Orang Tua An.D dapat mempraktekkan Teknik relaksasi nafas dalam A:MasalahTerai - P:HentikanIntesi



-



Tampak An.Z telah diberikan Imunisasi Pentabio



-



Orang tua An.Z telah menerima informasi terkait imunisasi Orang Tua An.Z memahami Faktor resiko yang



O:



Tanda tangan dan Nama Perawat



09.00



3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan



4. Memberikan kesempatan untuk bertanya 5. Menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.



1. Memonitor suhu bayi sampai stabil (36,5°C-



21/9/2022 pukul 09.003



09.30



37,5°C) 2. Memonitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan nadi 3. Memonitor warna dan suhu kulit 4. Memonitor dan catat tanda dan gejala hipotemia atau hipertemia Berkolaborasi pemberian antipiretik,



A:



mempengaruhi Kesehatan.



-



Masalah Teratasi P: Hentikan Intervensi



S:



-



Orang Tua mengatakan An.D.tidak rewel lagi



-



Warna kulit berangsur normal Suhu An.D berangsur Kembali normal An.D Diberikan Parasetamol sendok 3x1 (0,5)



O:



A:



-



Masalah Teratasi P: Lanjutkan Intervensi



BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Imunisasi pentabio adalah gabungan vaksin DPT-Hb ditambah Hib. Sebelumnya kombinasi ini hanya terdiri dari DPT dan HB (DPT Combo). Sesuai dengan kandungan vaksinnya, imunisasi pentabio mencegah beberapa jenis penyakit antara lain, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B dan Haemophylus influenzae tipe B (DinKes Provinsi Bali, 2013). Pentabio adalah sediaan vaksin yang mengandung DTP-HB-Hib (Vaksin Jerap Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B Rekombinan, Haemophilus influenzae tipe b) dan diproduksi oleh Biofarma. Pentabio Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan. Imunisasi adalah suatu proses kegiatan dalam upaya meningkatkan system kekebalan tubuh dengan memasukkan mikroorganisme yang sudah dilemahkan yang berbentuk vaksin sehingga terbentuknya antibody yang dapat mencegah individu terdahap penyakit tertentu.Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen-antigen serupa tidak terjadi penyakit (Nakita, 2016). Imunisasidasar adalah suatu cara atau usaha memberikan kekebalan pada bayi dan akan kebal terhadap penyakit tertentu (Stephanie, 2013). 4.2 Saran Diharapkan setelah menyelesaikan “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada An.D Dengan Diagnosa Medis Imunisasi Pentabio Di Puskesmas Kayon Palangka Raya” akan menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan asuhan keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan yang baik dan berkualitas.



DAFTAR PUSTAKA Midwifery essensials: Antenatal Volume 2. Jakarta: EGC. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.: Definisi dan Kiteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak 2011. Buku Kuliah 1, Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dick, George. 2015. Imunisasi dalam praktek. Jakarta : hipocrates Markum, A.H 2012. Imunisasi.Jakarta:FK UI Kemenkes RI. Data Dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta;Kemenkes RI,2018. Kemenkes RI. PID 2019, Tingkatkan Cakupan dan Mutu Imunisasi Lengkap. Jakarta;Kemenkes RI.2019. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta, 2019.



LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN



Oleh Triminda Wulandarie NIM : 2019.C.11a.1065



YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRODI SARJANA KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2020/2021



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok bahasan



: Pentingnya Imunisasi



Sub Pokok bahasan



: Imunisasi



Sasaran Tempat



: Orang Tua An.D : Puskesmas Kayon Palangaraya



A. Tujuan Penyuluhan 1. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan keluarga memahami tentang Pentingnya Imunisasi 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ini, keluarga dapat : 1) Menjelaskan pengertian imunisasi 2) Menjelaskan manfaat imunisasi 3) Menyebutkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi 4) Menjelaskan jenis dan jadwal pemberian imunisasi 5) Menjelaskan akibat jika anak tidak diimunisasi 6) Membawa anak untuk imunisasi B. Materi Penyuluhan (Terlampir) C. Metode 1. Ceramah D. Alat/Media 1. Leaflet



E. Kegiatan Penyuluhan No 1.



Kegiatan



Waktu



Pembukaan :



5 menit



1. Membuka kegiatan dengan tujuan



1. Menjawab salam 2. Mendengarkan dan memperhatikan



mengucapkan salam 2. Menjelaskan



Sasaran



dari



tujuan penyuluhan 3. Menyebutkan materi yang akan diberikan 4. Kontrak waktu penyampaian Materi 2.



15 menit



Pelaksanaan : Menjelaskan tentang :



memberikan pertanyaan



1. Menjelaskan pengertian imunisasi 2. Menjelaskan manfaat imunisasi 3. Menyebutkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi 4. Menjelaskan jenis dan jadwal pemberian imunisasi 5. Menjelaskan akibat jika anak tidak diimunisasi 6. Memberikan kesempatan untuk bertanya. 7. Evaluasi



3.



10 Menit



Penutup :



5



1. Tanya jawab 2. Mengucapkan



Mendengar, memperhatikan,



terima



kasih atas perhatian peserta 3. Mengucapkan salam



m e n i t



1. Memberikan pertanyaan 2. Mendengarkan 3. Menjawab salam



penutup



F. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur -



Peserta penyuluhan yaitu keluarga pasien



-



Setting tempat teratur, berada diruang puskesmas kayon



-



Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik atau mondar mandir saat penyuluhan diberikan



2. Evaluasi Proses -



Selama proses berlangsung diharapkan keluarga dapat mengikuti seluruh kegiatan



-



Selama kegiatan berlangsung diharapkan Keluarga aktif



3. Evaluasi Hasil -



Pasien penyuluhan dapat menyebutkan dan menjelaskan manfaai imunisasi



Daftar Pustaka Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Pelaksanaan Imunisasi Modul Latihan Petugas Imunisasi, Jakarta, (2011). Departemen Kesehatan, Bercakap Dengan Ibu-Ibu-Petunjuk Bagi Kader Dalam Rangka Promosi Posyandu, Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Jakarta ( 2008) Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, Buku petunjuk Untuk Latihan Kader, Jakarta, 2008)