Pentingnya Praktikum Fisika Di Tingkat Sekolah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Fisika SMA Berorientasi Laboratorium



Pentingnya Praktikum Fisika di Tingkat Sekolah



Dosen Pengampu : Dr.Mariati Purnama Simanjuntak,S.Pd., M.Si. Disusun Oleh : Kelompok : I Ahmad Rifai



(4183121062)



Mutia Intan Salehah Harahap (4183321013) Tri Nur Pratiwi



(4181121028)



Mata kuliah



: Fisika SMA Berorientasi Laboratorium



Prodi



: Pendidikan Fisika B 2018



JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN AJARAN 2020/2021



KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul “Pentingnya Praktikum Fisika di Tingkat Sekolah” dapat selesai pada waktunya. Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan dari tugas mata kuliah Fisika SMA Berorientasi Laboratorium.  Pada makalah ini akan dibahas mengenai fisika dalam pembelajaran, rotasi bumi, sarana laboratorium, pelaksanaan praktikum dan kendala praktikum di tingkat sekolah. Makalah ini disusun agar dapat menambah referensi para pembaca. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan dapat diterima pembaca dengan senang hati. Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan. Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini. Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.



Medan, 28 September 2020



TimPenulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................................1 DAFTAR ISI.....................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................................3 1.2 RumusanMasalah...............................................................................................................3 1.3 TujuanPenulisan.................................................................................................................3 1.4 ManfaatPenulisan...............................................................................................................3 BAB II ISI 2.1 Fisika dalam Pembelajaran................................................................................................5 2.2 Sarana Laboratorium Fisika..............................................................................................5 2.3 Pelaksanaan Praktikum.....................................................................................................6 2.4 Kendala Praktikum di Tingkat Sekolah............................................................................6 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................9 3.2 Saran...................................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sains yang dilaksanakan akhir-akhir bersifat hafalan, kering dan kurang mengembangkan proses berfikir siswa. Masih banyak guru fisika yang kurang memanfaatkan kegiatan praktikum sebagai sarana mempelajari konsep fisika. padahal kemampuan berfikir siswa dalam membangun konsep fisika dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum dapat juga memberikan keterampilan belajar siswa sama seperti para ahli sains. Konsep pelajaran sains memang seharusnya menggunakan konsep inquiry, bukan dengan cara menghafal rumus, hukum-hukum dan postulat. Belajar dari pengalaman langsung merupakan proses pembelajaran yang terbaik. Terlebih, siswa juga dapat mengingat lebih lama. Implementasi praktikum Fisika di lapangan sekarang ini ternyata masih menghadapi banyak banyak kendala. kendala. Permasalahan Permasalahan yang di hadapi guru dalam menyelenggarakan menyelenggarakan praktikum, praktikum, antara lain kurangnya peralatan dan bahan praktikum dan kurangnya pengetahuam dan keterampilan guru dalam mengelola kegiatan praktikum. Selain itu, tidak adanya asisten yang membantu guru dan terlalu banyaknya siswa sehingga menyulitkan pengaturan proses kegiatan. Tingkat Keefektifan penyelenggaraan praktikum ditentukan oleh kualitas sumber daya antara lain yaitu kualitas pendidik dan kelengkapan laboratorium. Selain itu adalah perencanaan kegiatan perencanaan kegiatan yang berkualitas yang berkualitas dan strategi dan strategi asesmen asesmen yang tepat. yang tepat. Kegiatan Kegiatan praktikum praktikum di laboratorium memiliki beberapa tujuan pokok. Tujuan pokok tersebut antara lain adalah membangun membangun konsep dan mengkomunikasikan mengkomunikasikan berbagai berbagai fenomena fenomena alam y ang terjadi ang terjadi dalam sains kepada siswa serta mengatasi miskonsepsi siswa karena siswa memperoleh konsep berdasarkan pengalaman nyata 1.2 Rumusan Masalah 1. Mengapa praktikum fisika penting dilakukan di tingkat sekolah? 2. Bagaimana pelaksanaan praktikum dilakukan? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Menyelesaikan tugas mata kuliah Fisika SMA Berorientasi Laboratorium 2. Mahasisiwa mampu memahami pentingnya praktikum fisika di tingkat sekolah



1.4 Manfaat 1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca 2. Mengubah pola fikir penulis dan pembaca



BAB II PEMBAHASAN PENTINGNYA PRAKTIKUM FISIKA DI TINGKAT SEKOLAH Pendidikan Fisika mengalami banyak perkembangan, terutama karena semakin meluasnya kebutuhan kehidupan manusia yang berkaitan dengan sains dan cara berfikir yang ilmiah “scientific thinking” (Wuryadi, 2000). Fisika merupakan proses dan produk tentang pengkajian alam. Menurut Widyosiswoyo dkk. (1999) dalam Azhar (2002) bahwa ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai aktivitas cara berpikir dan bekerja yang didasari pada observasi, identifikasi, deskripsi, penelaahan eksperimental atau penalaran teoretis dengan memakai cara-cara yang telah disetujui bersama terhadap fenomena-fenomena alamiah. Hal ini dapat dikatakan bahwa Pendidikan Fisika merupakan sarana pengembangan kreativitas dan intelektual Anak. Selanjutnya Pasaribu (2004) mengatakan Fisika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berkembang sangat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Perkembangan ini tentu tidak terlepas dari kaitannya dengan bidang-bidang ilmu pengetahuan lainnya. Oleh karena itu IPA termasuk Fisika penting di pelajari karena beberapa alasan, diantaranya adalah di pandang sebagai kumpulan pengetahuan tentang gejala dan perilaku alam yang dapat digunakan untuk membantu pengembangan bidang-bidang profesi seperti kedokteran, pertanian, dan rekayasa teknik (enginering). Apa itu Fisika? Pengertian atau definisi fisika telah banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya tercantum dalam buku Kompendium Didaktik Fisika karangan (Druxes, 1986) sebagai berikut : a. Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam, yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian secara matematis, dan berdasarkan peraturan-peraturan umum (Brockhaus). b. Fisika adalah suatu uraian tertutup



tentang semua kejadian fisikalis yang berdasarkan



beberapa hukum dasar (Brandt/Dahmen). c. Fisika adalah Wu Li, kata dalam bahasa Cina untuk fisika dengan lima arti: Struktur energi organik, jalan saya, omong kosong, berpegang pada gambaran tertentu, penerangan (Zukov). d. Fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana-sederhananya dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataannya. Persyaratan dasar untuk pemecahan persoalannya ialah mengamati gejala-gejala tersebut (Gerthsen). e. Fisika adalah teori peramalan alternatif-alternatif yang secara empiris (dengan percobaan) dapat dibeda-bedakan (Weizsacher).



2.1 Fisika dalam Pembelajaran Fisika merupakan bidang ilmu yang banyak mempelajari konsep yang bersifat abstrak. Oleh sebab itu dalam mempelajarinya banyak menuntut kemampuan dalam melakukan penggambaran mental tentang sesuatu yang dipelajari. Dengan ini beralasan bahwa IPA/fisika termasuk ilmu yang sulit untuk dipelajari. Pengetahuan tentang fisika sebagai ilmu dan artinya dalam masyarakat kita merupakan inti isi pendidikan fisika (Druxes, 1986). Pelaksanaan pendidikan (pembelajaran) IPA-Fisika dikatakan efektif jika siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan berpikir yang diperlukan untuk mencapai performansi akhir yang diinginkan. Dalam kegiatan pembelajaran suatu disiplin ilmu, khususnya fisika, guru harus memiliki strategi mengajar yang dapat membuat siswa belajar secara efektif, serta tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Peranan guru dalam memotivasi untuk melakukan aktivitas pembelajaran demi pencapaian tujuan belajar sangat diharapkan. Keberhasilan guru dalam menciptakan suasana yang menyebabkan siswa termotivasi dan aktif dalam belajar, maka memungkinkan peningkatan prestasi belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Azhar dkk, 2004). Fisika adalah ilmu pengetahuan yang melibatkan tiga bentuk pengetahuan yaitu; 1) pengetahuan sosial, 2) pengetahuan fisik, dan 3) pengetahuan logika-matematik (Dahar, 1989). Selanjutnya Pieget dalam Dahar (1985) sebagaimana yang dikutip Indrawati (2007) mengatakan bahwa: “Pengetahuan sosial adalah pengetahuan yang didasarkan pada perjanjian atau kesepakatan antar manusia, sehingga pemahamannya dapat dilakukan melalui pembudayaan atau dari membaca buku. Pengetahuan fisik adalah pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman fisik, yang pemahamannya cenderung perlu dilakukan dengan cara melihat atau mengalami kejadian atau peristiwa nyata dan langsung. Pengetahuan logikamatematik adalah pengetahuan yang didasarkan pada penalaran atau logika, yang pemahamannya perlu cara interpretasi hasil dari olah piker yang didasari dengan pengalaman atau pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya”. Belajar fisika yang baik adalah tidak hanya menguasai fisika secara nominal,melainkan juga fungsional. Dengan ini maka pembelajaran fisika yang baik perlu ditunjang dengan kegiatan laboratorium, dan pemberian contoh-contoh kejadian atau manfaat fisika di lingkungan, termasuk tempat kerja. Hal ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran fisika tanpa dilengkapi dengan kegiatan demonstrasi, laboratorium, atau pengalaman lapangan sering menimbulkan kesalahan dalam pemahaman fisika atau miskonsepsi fisika. Oleh karena itu, maka dalam pembelajaran fisika kegiatan laboratorium sangat diperlukan dalam mendukung pembelajaran fisika di sekolah. 2.2 Sarana Laboratorium Fisika Sarana seperti peralatan demonstrasi, praktikum, eksperimen, atau peralatan laboratorium yang lain diperlukan dalam menunjang pembelajaran fisika. Menurut Newble dan Cannon (1989)



sebagaimana yang dikutip Maryunis (2000) untuk laboratorium Fisika ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu: a. Latihan terkontrol, tujuan utamanya adalah membantu peserta didik mengembangkan keterampilanketerampilan dasar yang harus mereka miliki. b. Penyelidikan eksperimental bertujuan untuk menstimulasi peserta didik agar mengenal dan mencoba melakukan proses kegiatan ilmiah. c. Proyek penelitian, merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk memberi bekal pengetahuan kepada peserta didik mengenai penelitian yang sebenarnya yang kegiatannya banyak berbeda dengan latihan atau eksperimen terkontrol. 2.3 Pelaksanaan Praktikum praktikum merupakan salah satu metode pembelajaran fisika yang ditempuh oleh guru untuk membantu siswa memahami ilmu fisika. Dalam pelaksanaan praktikum di laboratorium tidak lepas dari pengamatan dan percobaan dari keduanya sangat berkaitan erat, karena akan berhubungan dengan hasil percobaan yang dilakukan. Pelaksanaan praktikum secara efektif merupakan salah satu syarat dalam pembelajaran fisika. Efektivitas



pelaksanaan praktikum dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah



pengelolaan laboratorium, fasilitas laboratorium, ketersediaan alat dan bahan serta sikap siswa terhadap kegiatan praktikum. Efektivitas pelaksanaan praktikum dapat dilihat sikap siswa, saat kegiatan akan dimulai, saat praktikum berlangsung hingga praktikum telah selesai. Alokasi waktu yang diberikan oleh guru juga mempengaruhi efektifitas kegiatan praktikum di laboratorium. Efektivitas pelaksanaan praktikum, tidak hanya dibebankan untuk guru, tetapi yang terpenting adalah dari siswanya. Bagaimana seorang siswa bersikap saat pelaksanaan praktikum berlangsung, sikap terhadap alat dan bahan yang tersedia dan sikap terhadap pengelolaan waktu yang diberikan. Dalam rangka mewujudkan efektivitas pelaksanaan praktikum, diperlukan beberapa tata tertib yang harus dijalankan oleh semua anggota yang melaksanakan praktikum termasuk guru. Praktikum Fisika mempunyai beberapa manfaat yang berguna dalam kehidupan siswa. Fisika adalah ilmu yang berdasarkan percobaan, sehingga tanpa adanya percobaan akan terasa lebih mudah dalam memahaminya. Sebagai pembentuk sikap ilmiah bagi siswa seperti dimiliki pada para ahli ilmu pengetahuan yang menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah 2.4 Kendala Praktikum di Tingkat Sekolah Adapun kendala praktikum yang sering terjadi di tingkat sekolah (1) Intensitas guru dalam mengikuti pelatihan laboratorium masih rendah, (2) Ketersediaan alat dan bahan praktikum masih kurang, (3) Materipelajaran fisika cukup padat sehingga guru lebih memilih metode ceramah, (4) Laboratorium tidak dikelola dengan baik, sehingga jika guru ingin menggunakan



laboratorium harus menyiapkan sendiri mulai dari perencanaan, penyiapan alat, penggunaan dan peng penggunaan dan pengembalian serta penyimpanan alat (6) Waktu pelaksanaan praktikum dalam jam tatap muka selalu tidak mencukupi, (7) Pemahaman guru terhadap konsep serta penggunaanalat- alat praktikum masihrendah, (8) Guru sulit merancang lks sendiri, (9) Tidak adanya laboran yang dapat membantu pelaksanaan praktikum fisika.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Belajar fisika yang baik adalah tidak hanya menguasai fisika secara nominal,melainkan juga fungsional. Dengan ini maka pembelajaran fisika yang baik perlu ditunjang dengan kegiatan laboratorium, dan pemberian contoh-contoh kejadian atau manfaat fisika di lingkungan, termasuk tempat kerja. Hal ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran fisika tanpa dilengkapi dengan kegiatan demonstrasi, laboratorium, atau pengalaman lapangan sering menimbulkan kesalahan dalam pemahaman fisika atau miskonsepsi fisika. Oleh karena itu, maka dalam pembelajaran fisika kegiatan laboratorium sangat diperlukan dalam mendukung pembelajaran fisika di sekolah. 3.2 Saran Apabila seandainya kita menjadi seorang pendidik terkhusus menjadi guru fisika, maka sebaiknya kita melakukan prkatikum agar pelajar lebih mudah untuk memahami materi yang kita sampaikan dan tidak terjadi miskonsesi pada siswa.



DAFTAR PUSTAKA



Dedi Rahman, A. M. (2015). ANALISIS KENDALA DAN ALTERNATIF SOLUSI TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA PADA SLTA NEGERI KABUPATEN ACEH BESAR. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 01-13. Herman S. Wattimena, A. S. (2014). PROFIL PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAH SEBAGAI PENYIAPAN MENGEMBANGKAN KREATIVITAS CALON GURU. Jurnal Pendidikan MIPA, 70-80.