Penuntun SL BLOK 8 20212022 ALAT ORTODONTI LEPASAN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI -UNAND



PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK BLOK 8



ALAT ORTHODONTI LEPASAN Nama Mahasiswa : No. BP :



Disusun Oleh :



Drg. Didin Kustantiningtyastuti, Sp.Ort Drg. Dedi Sumantri, M.DSc Drg. Lendrawati, M.DSc



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS 2021



PENUNTUN Keterampilan Klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



DAFTAR ISI Halaman Daftar isi...................................................................................................1 Tata tertib keterampilan klinik....................................................................................2 Pendahuluan ............................................................................................3 Alat orthodonti lepasan..............................................................................4 -



definisi ..................................................................................4 keuntungan dan keterbatasan..................................................4 indikasi dan kontra indikasi......................................................5 rencana perawatan.................................................................6 desain ...................................................................................6 komponen .............................................................................6



Komponen Aktif........................................................................................7 -



1. pegas................................................................................7 1.1 macam-macam pegas - simple spring......................................................8 - pegas sederhana / Z spring.................................9 - pegas T............................................................10 - bukal retraktor / C retraktor...............................10 2. busur labial.......................................................................11 3. sekrup expansi..................................................................12 4. elastik...............................................................................12



Komponen Retentif..................................................................................14 Plat basis akrilik/Lempeng akrilik..............................................................15 Insersi....................................................................................................19 Alat dan bahan yang digunakan...............................................................20 Kriteria penilaian.....................................................................................21 Kartu penilaian.......................................................................................22 Pengambilan bahan................................................................................24 Jadwal keterampilan klinik..................................................................................... 25 Daftar rujukan....................................................................................... 26



]



TATA TERTIB KETERAMPILAN KLINIK PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



1



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



Mahasiswa harus hadir tepat waktu sesuai jadwal . Terlambat 10 menit, tidak diperkenankan mengikuti keterampilan klinik. 1. Kehadiran keterampilan klinik 90%, bagi yang tidak hadir harus ada izin tertulis dari Sekretariat Akademik 2. Mempersiapkan diri tentang teori pekerjaan yang akan dilakukan,karena sewaktu-waktu dilakukan tes secara lisan. 3. Keluar masuk ruangan keterampilan klinik harus seizin dosen pembimbing. 4. Harus memakai jas putih yang bersih dan memakai papan nama 5. Rambut



tidak boleh panjang bagi laki-laki, bagi perempuan yang berambut panjang



harus diikat dan kuku tidak boleh



panjang



6. Tiap mahasiswa harus meyediakan alat-alat yang diperlukan dan lap putih untuk alas maja dan baki 7. Pekerjaan yang menggunakan gips dan bahan cetak harus membawa koran sebagai alas untuk menampung sampahnya. Tidak dibenarkan membuang sampah pada bak air, membuang adukan bahan cetak dan gips akan menghambat aliran air. 8. 10 menit sebelum keterampilan klinik berakhir setiap mahasiswa bertanggung jawab atas kebersihan tempat kerja masing-masing dan lingkungannya 9. Membawa peralatan lengkap sesuai tahap pekerjaan. Tidak boleh saling meminjamkan alat keterampilan klinik dengan sesama teman dalam satu grup 10. Preparat gigi atau pekerjaan keterampilan klinik tidak boleh dipinjamkan 11. Bekerja sendiri dengan tertib, dan selalu mengikuti jadwal keterampilan klinik dan jadwal tahap pekerjaan dengan tepat. 12. Setiap tahap pekerjaan harus diperlihatkan dan disetujui dosen pembimbing. 13. Tidak boleh melakukan pekerjaan yang menggunakan air di meja, tetapi pada bak yang telah disediakan 14. Tata tertib ini dianggap sebagai peringatan pertama 15. Mahasiswa yang tidak mematuhi ketentuan no. 1-14 akan dikenakan sanksi sebagai berikut: a. Tidak boleh mengikuti keterampilan klinik pada saat itu b. Tidak boleh mengikuti keterampilan klinik sampai batas waktu yang ditentukan c.



Mengulang seluruh prosedur pekerjaan pekerjaan tersebut



d. Nilai pekerjaan 0 (nol) e. Nilai akhir dikurangi tergantung berat kecurangan



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



2



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



PENDAHULUAN ALAT ORTHODONTI LEPASAN Tujuan instruksional umum Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan sehingga mampu membuat alat orthodonti lepasan Tujuan instruksional khusus 1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami alat orthodonti lepasan 2. Mahasiswa mampu menjelaskan piranti lepasan dan keterbatasan piranti lepasan 3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami indikasi dan kontra indikasi piranti lepasan 4. Mahasiswa mampu menjelaskan perencanaan perawatan dengan piranti lepasan 5. Mahasiswa mampu membuat piranti lepasan Tahap Pekerjaan Pekerjaan keterampilan klinik pada blok 8 ini meliputi pembuatan piranti lepasan orthodonti sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



pembuatan pembuatan pembuatan pembuatan pembuatan pembuatan pembuatan



koil Z spring koil per tertutup labial bow cangkolan adam C retraktor basis plat akrilik



ALAT ORTHODONTI LEPASAN PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



3



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



Definisi : Alat orthodonti lepasan biasa disebut piranti lepasan merupakan alat yang dapat memberikan tekanan yang menimbulkan reaksi biologis pada gigi, sehingga gigi dan lengkung rahang berubah. Alat ini dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh pasien. Berbeda dengan alat orthodonti preventif, alat orthodonti lepasan ini disebut juga piranti lepasan aktif. Alat ini terdiri dari komponen aktif, retentif, dan plat basis atau lempeng akrilik Piranti lepasan ini digunakan pada perawatan maloklusi yang ringan. Keberhasilan perawatan tidak hanya bergantung pada kemauan pasien untuk memakai alat tapi juga kemampuan operator dalam pemilihan kasus, perencanaan perawatan, mendesain dan membuat piranti serta penatalaksanaan perawatan. Meskipun piranti lepasan lebih sederhana dibandingkan dengan piranti cekat, tetap harus dilakukan dengan cermat karena ruang lingkupnya yang terbatas. Perlu diperhatikan bahwa alat orthodonti lepasan hanya dilakukan pada kasus-kasus yang memerlukan pergerakan gigi secara tipping (condong). Alat orthodonti lepasan ini tidak digunakan pada perawatan kasus yang membutuhkan perawatan lebih kompleks (komprehensif). Keuntungan dan keterbatasan Alat Orthodonti Lepasan Beberapa a. b. c. d. e. f. g. h.



keuntungan alat orthodonti lepasan adalah : lebih sederhana dapat dipasang dan dilepas oleh pasien sehingga mudah dibersihkan gerakan yang dihasilkan tipping (condong) relatif lebih murah dapat dipasang peninggian tanggul gigitan (bite riser) lebih mudah dikontrol dapat dilakukan pada masa geligi campuran apabila ada rasa sakit pasien dapat melepas piranti untuk sementara sebelum mengunjungi dokter gigi



Keterbatasan Piranti Lepasan: a. Hanya dilakukan pada perawatan maloklusi ringan



b. Kekuatan diberikan hanya pada satu titik sehingga gigi akan bergerak pada sumbu putar (fulkrum) lebih kurang sepertiga akar PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



4



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



c.



Hanya dapat dilakukan pada rotasi ringan pada gigi dengan akar tunggal



d. Pasien yang tidak kooperatif seringkali tidak memakai alat orthodonti sehingga akan memperpanjang waktu perawatan Indikasi dan Kontraindikasi Indikasi : Alat orthodonti lepasan dapat digunakan pada keadaan : a. Pasien kooperatif b. Kebersihan mulut dan geligi dalam kondisi yang baik c. Maloklusi berupa kelainan posisi gigi: - kelainan posisi bukal lingual - kelainan mesial distal - terdapat diastema karena kesalahan inklinasi gigi - gigitan silang (crossbite) posterior dan anterior bukan kelainan skeletal Kontraindikasi : Piranti lepasan tidak dapat digunakan pada keadaan : a. Diskrepansi skeletal yang jelas dalam arah sagital maupun vertikal b. Bila dibutuhkan penjangkaran antar maksila c. Adanya malposisi apeks dan rotasi multipel d. Bila diperlukan pergerakan secara translasi ( bodily) e. Bila terdapat problema ruangan (crowding berat atau diastema yang berlebihan) Rencana Perawatan PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



5



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



Sebelum menentukan rencana perawatan, diperlukan diagnosa yang tepat. Perawatan orthodonti dengan piranti lepasan hanya dilakukan bila hasil perawatan diperkirakan akan stabil dan dapat memperbaiki fungsi dan estetik. Desain Alat Orthodonti Lepasan Dalam mendesain piranti lepasan harus diingat komponen yang diperlukan dalam perawatan, yaitu komponen aktif, pasif dan lempeng akrilik. Komponen penjangkaran intramaksiler tidak tampak dalam desain tapi penjangkaran berfungsi bila piranti diberi kekuatan. Gunakan piranti yang berbeda untuk setiap pergerakan gigi. Perlu diingat bahwa desain piranti lepasan adalah sederhana dan tidak kompleks. Komponen alat orthodonti lepasan Alat orthodonti lepasan merupakan alat yang dibuat untuk menghasilkan tekanan untuk menggerakkan gigi melalui bagian-bagian alat orthodonti lepasan yaitu : 1. komponen aktif 1.1 Pegas 1.2 Busur labial 1.3 Sekrup expansi 1.4 Elastik 2. komponen retentif 3. lempeng akrilik/ plat basis akrilik



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



6



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



KOMPONEN AKTIF 1.1 Pegas Kekuatan yang dihasilkan oleh pegas adalah kekuatan terus menerus ( continuous force). Kekuatan semacam ini dapat menggerakkan gigi ke posisi yang diinginkan dengan kekuatan ringan antara 25-40 gram. Pegas terbuat dari kawat baja tahan karat dengan diameter bervariasi antara 0,5 - 0,8 mm. Untuk melindungi pegas bagian palatal dilakukan boxed in koil Hal yang perlu diperhatikan waktu mendesain pegas adalah : a. Dimensi kawat (kelenturan sebuah pegas tergantung panjang dan diameter kawat yang digunakan, memperpanjang pegas berarti memperkecil kekuatan. Panjang lengan pegas akan bertambah dengan penambahan koil yang berdiameter tidak kurang dari 3 mm). Memperbesar diameter kawat akan memperbesar kekuatan



b. Defleksi : seberapa jauh pegas digerakkan dari tempat semula, (pegas yang telah diaktivasi berarti dilakukan defleksi c.



Arah pergerakan gigi : gigi akan bergerak pada garis yang tegak lurus titik kontak pegas dan gigi. Penempatan pegas yang salah menyebabkan gigi bergerak ke arah yang salah.



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



7



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



d. Mudah diinsersi dan nyaman untuk pasien : (pemilihan dan penempatan pegas harus demikian rupa sehingga tidak mengganggu kenyamanan pasien. Pegas palatal lebih nyaman dipakai dibanding pegas bukal) Macam-macam pegas : a. Pegas jari/ finger spring/ koil spring - proximal spring = interdental spring = palatal finger spring = finger spring = cantilevered spring - fungsi : menarik gigi ke mesial/ distal - diameter : 0,5 - 0,6 mm - panjang ± 1,75 cm - untuk memperpanjang pegas dapat ditambah koil Ø 3-4 mm sehingga pegas menjadi lebih lentur -



tahap pekerjaan : 1. buat sketsa pegas pada model 2. ambil kawat 0,6 mm 3. Lalu bentuk koil pada ¾ bagian ujung 4. Buat lekukan pada satu bagian ujungnya searah dengan bagian gigi yang akan digeser dan menutupi 1/3 bagian labial gigi 5. Buat lekukan retensi pada ujung berlawanan 6. Adaptasikan kawat dengan baik pada model gigi



-



aktivasi : dengan menarik lengan pegas ke arah pergerakan gigi 1- 2 mm atau dengan memperbesar koil dengan cara memencet koil ke arah yang diinginkan 1/3 mesiodistal gigi



Kriteria penilaian finger spring koil:



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



8



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



1. ketepatan disain kerja pada model 2. keakuratan pembuatan finger spring a. panjang lengan b. posisi dan ukuran koil c. lengan retensi - d. adaptasi 3. kehalusan lengkung 4. ketepatan waktu pengerjaan b. Pegas sederhana - pegas Z = double cantilever spring = pegas S = protrusion spring = simple spring - fungsi : menggerakkan gigi insisif ke labial - lengan pegas harus selebar mesiodistal - lengan pegas yang berkontak pada gigi terletak ditengah-tengah jarak servikoinsisal gigi - pegas tegak lurus permukaan gigi (sejajar sumbu panjang gigi) - diameter : 0,5 - 0,6 mm untuk gigi anterior dan 0,7 mm posterior Tahap pekerjaan : 1. buat sketsa pegas pada model 2. ambil kawat 0,6 mm 3. bentuk lengan kawat pada bagian palatal gigi anterior di 1/3 incisal 4. Ujung lengan pada satu bagian di marginal ridge 5. Buat lekukan pada satu bagian ujungnya kembali ke ujung lainnya 6. Akhir lekukan berada pada bagian tengah gigi (sejajar sumbu panjang gigi) 7. Buat lekukan retensi pada ujung kawat. 8. Adaptasikan kawat dengan baik pada model gigi - aktivasi : dilakukan pada lengan pegas, pertama pada lus I ke anterior dibagian mesial, lus II keanterior bagian distal.



Kriteria penilaian pegas sederhana :



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



9



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



1. ketepatan disain kerja pada model 2. keakuratan pembuatan pegas - ketepatan ukuran lengan palatal - ketepatan posisi dan bentuk lpegas - lengan retensi - adaptasi pegas 3. kehalusan lengkung c. Pegas T -



-



fungsi : menggerakkan gigi molar, premolar, dan kaninus ke bukal diameter : 0,6 mm pegas ini tidak selentur kantilever, makanya digunakan kawat diameter 0,6 mm tahap pekerjaan : 1. buatlah sketsa pada model 2. ambil kawat 0,6 mm 3. bentuk lengan kawat pada bagian palatal gigi posterior di 1/3-1/2 incisal 4. Buat lekukan pada bagian tengahnya dan membulat kemudian kembali ke ujung lainnya 5. Akhir lekukan berada pada bagian tengah gigi (sejajar sumbu panjang gigi) 6. Buat lekukan retensi pada ujung kawat. 7. Adaptasikan kawat dengan baik pada model gigi



aktivasi : pegas ini kaku dan hanya dilakukan sedikit aktivasi dengan cara menarik pegas menjauhi lempeng akrilik/ membuka lus



Kriteria penilaian pegas T : 1. ketepatan disain kerja pada model 2. keakuratan pembuatan pegas T - ketepatan ukuran - ketepatan posisi dan bentuk pegas - lengan retensi - adaptasi 3. kehalusan lengkung 4. ketepatan waktu pengerjaan



d.Bukal retraktor spring (C Retraktor) - fungsi: menarik kaninus ke distal - diameter : 0,7 mm - bentuk : U loop, V loop



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



10



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



Tahap pekerjaan : 1. buatlah sketsa C retraktor pada model kerja menggunakan pinsil 2. ambil kawat stainless 0.7 mm 3. buat loop pada gigi 4.5 4. tinggi loop 1-2 mm diatas servikal gigi 5. lebar loop 1mm lebih lebar dari ukuran mesiodistal gigi 6. buat lengan retraktor pada 1/2 - 1/3 incisal gigi 4.3 7. lengan retensi dibuat ke palatal 8. semua kawat bagian labial berkontak dengan gigi Aktifasi C Retraktor : Caranya dengan mengecilkan lup dan memotong lengan bebas pada hooknya



Kriteria penilaian pembuatan C retraktor : 1. ketepatan disain kerja pada model 2. keakuratan pembuatan C retraktor - ketepatan ukuran dan bentuk - lengan retensi - adaptasi 3. kehalusan lengkung 4. ketepatan waktu 1.2 Busur labial Fungsi : Aktif : menarik gigi anterior ke palatal (Ø 0,7 mm) pasif : mempertahankan lengkung rahang dan sebagai retensi (Ø 0,8 mm) Busur labial terdiri dari : - Busur labial dengan lup U (labial bow) -



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



11



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



Tahap pekerjaan : 1. buatlah sketsa labial bow pada model kerja menggunakan pinsil 2. ambil kawat stainless 0.8 mm 3. bentuk busur mengikuti lengkung gigi anterior dan sejajar bidang oklusal 4. panjang busur dari 3.2 sampai 4.2 5. tinggi busur 1/2 - 1/3 incisal 6. buat loop pada gigi 3.3 dan 4.3 7. tinggi loop 1-2 mm diatas servikal gigi 8. lebar loop 1mm lebih lebar dari ukuran mesiodistal gigi 9. lengan retensi dibuat ke palatal 10. semua kawat bagian labial berkontak dengan gigi



busur di



Cara aktivasi busur : Dengan cara mengecilkan lup. lup dipegang dengan tang (A) tekuk kaki depan lup atau sempitkan lup dengan tang (B). Kaki horizontal busur akan bergerak ke arah insisal (C). Kaki dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan kaki horizontal busur tengah gigi (D)



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



12



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



Kriteria penilaian - ketepatan - ketepatan      - ketepatan



labial bow : disain kerja pada model ukuran pembuatan labial bow panjang dan tinggi busur tinggi dan lebar loop lengan retensi adaptasi kehalusan lengkung waktu pengerjaan



1.3 Sekrup ekspansi Sekrup expansi ada yang mempunyai guide pin tunggal maupun ganda. Sekrup dengan pin ganda lebih stabil, sedangkan sekrup dengan pin tunggal lebih berguna pada tempat yang sempit seperti pada rahang bawah. Keuntungan pemakaian sekrup ekspansi adalah dapat digunakan untuk menggerakkan gigi sekaligus sebagai retensi piranti. - Definisi : sumber daya (kekuatan) bersama plat akrilik --> berpengaruh pada gigi geligi dan tulang alveolar - Bagian-bagian :  Ulir  1 atau 2 pin penuntun  Housing - Untuk menggerakkan gigi dan ekspansi lengkung gigi  Pemutaran 3600 --> Ruang : 0,8-1 mm  ¼ putaran (900) --> Ruang : 0,2 mm  Pembukaan maksimal 5-8 mm Indikasi -



Masa geligi campuran Berjejal (crowding) ringan --> kekurangan ruang samapi dengan 4 mm Kasus border line Metode Howes : Fossa kanina = 37%- 44% Materi gigi - Lengkung gigi sempit : bentuk V Pada keterampilan klinik ini tidak dilakukan pembuatan sekrup expansi . 1.4 Elastik Elastik jarang digunakan bersamaan dengan pemakaian piranti lepasan. Piranti lepasan kadang digunakan untuk retraksi insisif atas maupun bawah.



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



13



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



KOMPONEN RETENTIF Komponen retentif adalah suatu komponen yang menyebabkan alat orthodonti tahanan terhadap perubahan letak. Komponen retentif utama adalah cangkolan Adams. Retensi didapatkan dari undercut gigi dibagian mesialbukal dan distobukal yang diberi cangkolan ataupun busur. Cangkolan tidak boleh masuk terlalu dalam melebihi undercut. Pada keadaan terjadi resesi gingiva sebaiknya arrowhead jangan mengenai ginggiva, tetapi harus tetap di undercut. Ukuran kawat yang digunakan pada gigi molar adalah 0,7 mm dan 0,6 mm untuk gigi premolar. Cangkolan harus dalam keadaan pasif tapi berkontak dengan permukaan gigi bila terpasang. Piranti yang baik harus mudah dipasang, stabil dan mudah dilepas oleh pasien. Kemungkinan terjadi perubahan pada cangkolan Adams saat piranti dipasang dan dilepas sehingga piranti menjadi kurang retentif. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian, yang dilakukan hanya pada saat diperlukan, yaitu saat cangkolan kurang retentif Penyesuaian dilakukan pada titik X yang menggerakkan arrowhead ke arah vertikal, penyesuaian pada titik Y menggerakkan ke arah horizontal.



Cara melepaskan cangkolan adam dengan menarik cangkolan kearah oklusal. Pemasangan cangkolan harus baik terutama pada bidang oklusal dan terletak tepat diatas titik kontak sehingga tidak mengganggu oklusi. Tahap pekerjaan : 1. buatlah sketsa cangkolan adam pada model kerja menggunakan pinsil 2. ambil kawat stainless 0.7 mm 3. cangkolan adam dibuat 2 buah , pada gigi 3.6 dan 4.6 4. buat bar yang terletak dibukal 5. panjang bar lebih kecil dari lebar mesiodistal gigi 6. jarak bar 1 mm dari permukaan bukal gigi 7. tinggi bar pada pertengahan mahkota gigi 8. buat lus yang terletak di proksimal 9. lus terletak dibawah kontur terbesar dan menekan ringan embrasure 10. lus membentuk sudut 45° terhadap bar.



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



14



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



Kriteria penilaian pembuatan cangkolan adam : 1. ketepatan disain kerja pada model 2. keakuratan pembuatan cangkolan adam gigi - ketepatan ukuran bar: a. panjang bar b. jarak bar c. tinggi bar - ketepatan ukuran lus : a. posisi lus b.bentuk lus - lengan retensi - adaptasi 3. kehalusan lengkung 4. ketepatan waktu pengerjaan



Penyesuaian komponen retensi Pada penyesuaian komponen retensi harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :  alat dapat dipasang dan dilepas dengan mudah tetapi memiliki daya retentif yang baik  alat disesuaikan dengan kedudukannya tanpa trauma  alat aktif dalam keadaan pasif  cara memeriksa : menarik cangkolan Adams pada bagian bar dengan sonde menarik busur labial dengan sonde Penyesuaian Cangkolan Adams : Horizontal: - Tidak berkontak - Terlalu kencang Vertikal : - Terlalu jauh ke oklusal - Mendorong/ mendesak ke gingiva



PLAT BASIS AKRILIK/LEMPENG AKRILIK



Kerangka Piranti lepasan adalah plat basis akrilik/lempeng akrilik (baseplate) yang berfungsi sebagai : 1. Penahan komponen piranti lepasan 2. Meneruskan kekuatan komponen aktif ke penjangkaran 3. Menghalangi pergeseran gigi ke arah yang tidak diinginkan 4. Melindungi pegas palatal 5. Dapat dimodifikasi untuk membuat tanggul gigitan anterior dan posterior. Plat basis akrilik berbahan dasar Resin akrilik.



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



15



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



Definisi Resin Akrilik Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinyl (-C=C-) dalam rumus strukturnya (Anusavice, 2003). Resin akrilik adalah rantai polimer yang terdiri dari unit-unit metil metakrilat yang berulang. Resin akrilik digunakan untuk membuat basis gigi tiruan dalam proses rehabilitatif, untuk pelat ortodonsi, maupun restorasi crown and bridge. Syarat Resin Akrilik Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk resin akrilik ( Anusavice, 2003 ), yaitu : a.Tidak toksik dan tidak mengiritasi. b.Tidak terpengaruh cairan rongga mulut. c. Mempunyai modulus elastisitas tinggi sehingga cukup kaku pada bagian yang tipis. d. Mempunyai proporsional limits yang tinggi, sehingga jika terkena stress tidak mudah mengalami perubahan bentuk yang permanent. e. Mempunyai kekuatan impak tinggi sehingga tidak mudah patah atau pecah jika terbentur atau jatuh. f. Mempunyai fatigue strength tinggi sehinnga akrilik dapat dipakai sebagai bahan restorasi yang cukup lama. g. Keras dan memiliki daya tahan yang baik terhadap abrasi. h. Estetis cukup baik, hendaknya transparan atau translusen dan mudah di warnai/di pigmen. Warna yang diperoleh hendaknya tidak luntur. i. Radio-opacity, memungkinkan bahan dapat dideteksi dengan sinar x jika tertelan. j. Mudah direparasi jika patah. k.Mempunyai densitas rendah untuk memudahkan retensinya di dalam mulut. l. Mudah dibersihkan. Macam-macam Resin Akrilik Macam-macam resin akrilik berdasarkan aktivasinya 1. Resin akrilik kuring panas ( Heat Curing Acrylic Resin ) Resin akrilik yang dalam polimerisasinya membutuhkan pemanasan dan perendaman dalam air. Komposisi resin Akrilik kuring panas : Bubuk : - Poli metil metakrilat - Benzoil peroksida - Dibuthil phtalat Cairan : - Metil metakrilat - Hidrokinon - Dibuthil phtalat - Etilen glikol dimetakrilat Sifat resin akrilik kuring panas - Larut dalam ester dan alkohol - Tidak larut dalam cairan mulut - Estetika baik - Konsentrasi monomer sisa tinggi - Mengalami pengkerutan (polimerisasi dalam pemakaian) 2. Resin akrilik kuring dingin ( cold cured Acrylic Resin ) Resin akrilik yang dalam polimerisasinya diaktivasi secara kimia dan bisa diproses pada suhu kamar Komposisi resin akrilik kuring dingin : Bubuk : - Polimetil metakrilat



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



16



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



- Benzoil peroksida Cairan : - Metil metakrilat - Hidrokinon - Etilen glikol dimetakrilat - Tertier amine Sifat resin akrilik kuring dingin - Aktivasi pada suhu kamar melalui bahan kimia - Larut dalam ester dan alkohol - Tidak larut dalam cairan mulut - Cara manipulasi lebih mudah dan lebih cepat - Berat molekul lebih rendah - Konsentrasi monomer sisa lebih tinggi - Mengalami pengkerutan - Porositas lebih banyak - Penyerapan air lebih besar - Agak lunak 3. Resin akrilik gelombang mikro ( mikrowaved activated Acrylic Resin ) Komposisinya sama dengan resin akrilik kuring panas dengan komposisi dalam monomer trietilen atau tetraetilen glikol dimetakrilat. Sifat resin akrilik gelombang mikro - Proses lebih cepat, lebih bersih tetapi sangat mahal - Estetika sangat bagus - Minimal porositas karena tidak banyak menyerap cairan - Biokompatibilitas tinggi 4. Resin Akrilik Cahaya tampak ( Visible light cured Acrylic Resin ) Sifat resin akrilik cahaya tampak - Dapat berikatan secara fisiko mekanik - Mempunyai kekuatan yang baik - Dapat dikerjakan dengan mudah dan murah - Tidak menyebabkan perubahan dimensi



Komposisi Resin Akrilik Tabel 1. Komposisi Resin Akrilik (McCabe and Walls, 2008) Polymer Butir polymetakrilat Powder Initiator Peroxide seperti benzoil peroxide Pigmen Salt dari cadmium of Iron atau organic dyes Monomer Methylmetacrylat Cross-Linking Ethylenglycodimethacrylate Liquid Agent Kira-kira 10% Inhibitor Hydroquinone Activator * N-dimethyl-P-toluidinol Keterangan: *hanya pada self-curing materials Aspek – aspek yang mempengaruhi manipulasi resin akrilik 1. Perbandingan bubuk dan cairan Perbandingan yang umum digunakan adalah 3,5 : 1 satuan volume atau 2,5 : 1 satuan berat. Bila cairan terlalu sedikit maka tidak semua bubuk sanggup dibasahi oleh cairan akibatnya akrilik PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



17



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



yang telah selesai berpolimerisasi akan bergranul dan adonan tidak akan mengalir saat dipress ke dalam mold . Sebaliknya, cairan juga tidak boleh terlalu banyak karena dapat menyebabkan terjadinya kontraksi pada adonan akrilik, maka pengerutan selama polimerisasi akan lebih besar (dari 7% menjadi 21 % satuan volume ) dan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai konsistensi dough dan dapat menimbulkan porositas pada bahan gingiva tiruan. 2. Pencampuran Setelah perbandingan tepat, maka bubuk dan cairan dicampur dalam tempat yang tertutup lalu dibiarkan beberapa menit hingga mencapai fase dough .  Adonan atau campuran akrilik ini akan mengalami empat fase, yaitu : a. Sandy stage Mula – mula terbentuk campuran yang menyerupai pasir basah. b. Sticky stage Bahan menjadi merekat ketika bubuk mulai larut dalam cairan. c. Dough stage Terbentuknya adonan yang halus, homogen dan konsistensinya tidak melekat lagi dan mudah diangkat, dimana tahap ini merupakan saat yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam mould dalam waktu 10 menit. d. Rubbery stage Bila adonan dibiarkan terlalu lama , maka akan terbentuk adonan menyerupai karet dan menjadi kaku (rubbery – hard ) sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam mould. 3. Pengisian Sebelum pengisian dinding mould diberi bahan separator/pemisah yang umumnya menggunakan could mould seal (CMS), bertujuan untuk mencegah merembesnya cairan ke bahan mould dan berpolimerisasi sehingga menghasilkan permukaan yang kasar, merekatnya dengan bahan tanam gips dan mencegah air dari gips masuk ke dalam resin akrilik. Pengisian adonan ke dalam mould harus diperhatikan agar terisi penuh dan saat dipress terdapat tekanan yang cukup pada mould. Setelah pengisian adonan ke dalam mould penuh kemudian dilakukan press pertama sebesar 1000 psi ditunggu selama 5 menit agar mould terisi padat dan kelebihan resin dibuang kemudian dilakukan press terakhir dengan tekanan 2200 psi ditunggu selama 5 menit . Selanjutnya kuvet dipasang mur dan dilakukan proses kuring 4. Kuring Salah satu tehnik kuring mencakup proses pembuatan bahan tiruan dalam water bath bertemperatur konstan yaitu 70 C selama 8 jam atau dengan cara dipanaskan pada suhu 70 C selama 1 jam 30 menit kemudian meningkatkan temperatur smapai 100 C dipertahankan selama 1 jam. Pemanasan pada suhu 100 C penting dilakukan untuk mendapatkan kekuatan dan derajat polimerisasi resin akrilik yang tinggi dan juga akan mengurangi sisa monomeryang tertinggal Kuvet yang didalamnya terdapat mold yang telah diisi resin akrilik kemudian dipanaskan di dalam water bath . Suhu dan lamanya pemanasan harus dikontrol .  Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses kuring , yaitu : a. Bila bahan mengalami kuring yang tidak sempurna , memungkinkan mengandung monomer sisa tinggi. b. Kecepatan peningkatan suhu tidak boleh terlalu besar. Monomer mendidih pada suhu 100,3 o C . Resin hendaknya tidak mencapai suhu ini sewaktu masih terdapat sejumlah bagian monomer yang belum bereaksi . Reaksi polimerisasi adalah bersifat eksotermis. Maka apabila sejumlah besar massa akrilik yang belum dikuring tiba – tiba dimasukkan ke dalam air mendidih, suhu resin bisa naik di atas 100,3 o C sehingga menyebabkan monomer menguap . Hal ini menyebabkan gaseous porosity.



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



18



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



Setelah proses kuring, kuvet dibiarkan dingin secara perlahan . Pendinginan dilakukan hingga suhu mencapai suhu kamar . Selama proses ini, harus dihindari pendinginan secara tiba-tiba karena semalaman pendinginan terdapat perbedaan kontrasksi antara gips dan akrilik yang menyebabkan timbulnya stress di dalam polimer. Bila pendinginan dilakukan secara perlahan, maka stress diberi kesempatan keluar akrilik oleh karena plastic deformation . Selanjutnya resin dikeluarkan dari cetakan dengan hati – hati untuk mencegah patahnya gingiva tiruan, kemudian dilakukan pemolesan resin akrilik. TAHAPAN PEKERJAAN : 1. Buatlah desain basis plat dari lilin menggunakan pensil 2. Pada bagian koil dibuat boxing in ( penutupan koil dengan gips putih) 3. Lilin di aplikasikan menutupi semua piranti sampai bagian posterior kawat /cangkolan Adam 4. Haluskan lilin plat dan pontik 5. Memendam model dalam kuvet 6. Boiling out model lilin 7. Pengisian akrilik 8. Pemasakan akrilik (Jenis Heat curing akrilik) 9. Penghalusan dan pemolesan plat akrilik Plat basis akrilik dibuat setipis mungkin tapi harus cukup kuat. Biasanya tepi lempeng kontak dengan gigi yang tidak digerakkan. Periksa kehalusan plat akrilik jangan sampai ada pinggiran plat yang tajam agar tidak melukai jaringan dalam mulut. Kenyamanan. Piranti yang dipasang pada pasien harus diperiksa kenyamanannya, retensi plat, komponen aktif dan lempeng akriliknya. Pasien diajari cara memasang dan melepas piranti dengan baik.Keberhasilan perawatan tergantung pada penatalaksanaan oleh dokter gigi dan kerjasama pasien.



Kriteria      



Penilaian : Membuat desain basis plat akrilik Membuat boxing in koil Menghaluskan model lilin Pemendaman model dalam kuvet Polishing/pemolesan plat akrilik (tidak ada bagian plat yang tajam dan kasar) Adaptasi dan retensi piranti orthodonti



INSERSI Insersi : Insersi merupakan proses penempatan untuk pemasangan plat orthodonti kedalam mulut pasien. Tahap-tahap insersi : 1. persiapan alat 2. penyesuaian plat dasar --> adaptasi dan keakuratan 3. penyesuaian komponen retensi 4. penyesuaian komponen aktif 5. pengenalan alat pada pasien 6. instruksi pada pasien PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



19



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



Setelah dilakukan insersi kemudian berikan instruksi pada pasien mengenai : a. pada awal pemasangan plat orthodonti mulut akan terasa penuh, air liur banyak dan kesulitan berbicara. Hal ini normal dan keluhan akan hilang setelah 24-48 jam b. waktu pemakaian : minimal 8 jam setiap hari, setiap malam, dan pada kegiatan lainnya c. plat orthodonti dapat dilepas pada saat makan, kecuali pada kasus gigitan bersilang dimana gigi harus digerakkan melewati dataran oklusal. d. membersihkan plat orthodonti setiap kali selesai makan, dan menyikat plat terutama bagian anatomis dengan pasta setiap hari saat menggosok gigi e. kurangi makanan lengket dan banyak mengadung gula f. rendam plat saat tidak dipakai dalam wadah tertutup berisi air bersih g. jarak waktu kontrol berikutnya 1-2 minggu sekali, kontrol yang baik akan mempersingkat waktu perawatan h. jika ada keluhan serius, konsultasikan dengan dokter gigi



ALAT DAN BAHAN KETERAMPILAN KLINIK BLOK 8 Pembuatan piranti lepasan ini dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut : Alat yang digunakan : Alat I 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



tang pipih (universal pliers) tang paruh burung (bird beak pliers) tang 3 jari (three jaw wire bending plier) tang potong (hard wire cutting)) penggaris spidol transparan (fine) pinsil 2 B penghapus sliding caliper



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.



sendok cetak lecron pisau lilin lampu spiritus rubber bowl spatula batu poles merah dan hijau feltcone spuit 3 cc fraser mixing jar Minidril



Alat II



Bahan yang digunakan : 1. taplak putih PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



20



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.



alginat gips biru kawat stainless diameter – 0,8 mm, 0,7 mm, 0,6 mm, model gigi rahang atas dan rahang bawah lilin merah untuk fixasi dan membuat basis plat akrilik akrilik hot curing masker gips putih untuk boxed in dan pemendaman vaseline batu poles warna hiaju dan merah amplas besi (halus) feltcon bulu domba pumice kapur poles



.



KRITERIA PENILAIAN 1. Ketepatan desain kerja score >80 keterangan Sesuai dengan desain kerja



75-79 Kurang sesuai desain kerja



70-74 Tidak sesuai desain kerja



80 keterangan Halus sekali



75-79 halus



70-74 Kurang halus



80 keterangan Sesuai dengan desain kerja



75-79 Kurang sesuai desain kerja



70-74 Tidak sesuai desain kerja



80 keterangan Adaptasi dengan baik



75-79 Tidak adaptasi pada 1 bagian



70-74 Tidak adaptasi pada 2 bagian



80 keterangan Tepat waktu



pengerjaan 75 Terlambat 1 periode



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



70 Terlambat 2 periode



65 Terlambat > 2 periode 21



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



KARTU PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK BLOK 8 TAHUN 2021



Pas foto 3 x 4



Nama : No. BP : No A 1 2



JENIS PEKERJAAN keterampilan klinik



TANGGAL



NILAI



PARAF



Kriteria penilaian labial bow : ketepatan disain kerja pada model ketepatan ukuran pembuatan labial bow  panjang dan tinggi busur 



tinggi dan lebar loop







lengan retensi







adaptasi



3



kehalusan lengkung



4



ketepatan waktu pengerjaan



B 1 2



Kriteria penilaian cangkolan adam : ketepatan disain kerja pada model keakuratan pembuatan cangkolan adam gigi - ketepatan ukuran bar: a. panjang bar b. jarak bar c. tinggi bar - ketepatan ukuran lus :



3 4 C 1 2



3



a. posisi lus b.bentuk lus - lengan retensi - adaptasi kehalusan lengkung ketepatan waktu pengerjaan Kriteria penilaian pembuatan C retraktor : ketepatan disain kerja pada model keakuratan pembuatan C retraktor - ketepatan ukuran - ketepatan posisi dan bentuk pegas - lengan retensi - adaptasi kehalusan lengkung



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



22



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



4 D 1 2



3 4 E 1 2



3 4 F 1 2



3 4 G 1



2 3 4



ketepatan waktu pengerjaan Kriteria penilaian finger spring koil ketepatan disain kerja pada model keakuratan pembuatan finger spring a. panjang lengan b. posisi dan ukuran koil c. lengan retensi d. adaptasi kehalusan lengkung ketepatan waktu pengerjaan Kriteria penilaian Z spring ketepatan disain kerja pada model keakuratan pembuatan pegas - ketepatan ukuran lengan palatal - ketepatan posisi dan bentuk lpegas - lengan retensi - adaptasi pegas kehalusan lengkung Ketepatan waktu pengerjaan Kriteria pembuatan pegas T ketepatan disain kerja pada model keakuratan pembuatan pegas T - ketepatan ukuran - ketepatan posisi dan bentuk pegas - lengan retensi - adaptasi kehalusan lengkung ketepatan waktu pengerjaan Kriteria penilaian basis plat akrilik ketepatan disain kerja pada model  Membuat desain basis plat akrilik  Membuat boxing in koil  Menghaluskan model lilin  pemendaman model dalam kuvet Menghaluskan dan polishing akrilik Adaptasi plat saat insersi Ketepatan waktu pengerjaan



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



23



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



Pengambilan Bahan keterampilan klinik Blok 8 No 1 2 3 4 5 6 7 8



Nama Bahan



Tanggal



Paraf



Alginat Gips stone Kawat Malam merah Akrilik Gips putih Pumice Kapur poles



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



24



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



JADWAL KETERAMPILAN KLINIK BLOK 8 TAHUN 2021



No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17



Tanggal Selasa, 12-10-2021 Pukul 08.00-10.00 Kamis, 14-10-2021 Pukul 10.00-12.00 Jum’at, 15-10-2021 Pukul 08.00-10.00 Selasa, 19-10-2021 Pukul 08.00-10.00 Kamis, 21-10-2021 Pukul 10.00-12.00 Jum’at, 22-10-2021 Pukul 08.00-10.00 Senin, 25 -10-2021 Pukul 13.00-15.00 Selasa, 26-10-2021 Pukul 08.00-10.00 Kamis, 28-10-2021 Pukul 10.00-12.00 Jum’at, 29-10-2021 Pukul 08.00-10.00 Senin, 01-11-2021 Pukul 13.00-15.00 Selasa, 02-11-2021 Pukul 08.00-10.00 Kamis, 04-11-2021 Pukul 10.00-12.00 Jum’at, 05-11-2021 Pukul 08.00-10.00 Kamis, 11-11-2021 Pukul 10.00-12.00 Kamis, 11-11-2020 Pukul 10.00-12.00 Jum’at, 12-11-2021 Pukul 08.00-10.00



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



Topik Penjelasan SL, kelengkapan peralatan dan tata tertib Pembuatan Busur Labial Pembuatan Busur Labial Pembuatan Busur Labial Pembuatan cangkolan Adam Pembuatan cangkolan Adam Pembuatan C Retraktor kanan Pembuatan C Retraktor kanan Pembuatan C Retraktor kiri Pembuatan C Retraktor kiri Pembuatan Finger Spring Pembuatan Z Spring Pembuatan Z Spring Pembuatan Pegas T Pembuatan Pegas T Pembuatan Basis Plat Malam& Boxing in UJIAN SL



25



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



Daftar Rujukan : 1.



Foster.T.D.& Hamilton,M.C.(1969) Occlusion in the primary dentition, Br.Dent J.126,76-79



2.



Inoue,N.(1983) Influnce of tooth-to-denture base discrepancy on spac closure following premature loses of deciduous teeth,Am.J.Orthod, 83,428-434



3.



Lysell, L. & Myberg,N. (1982) Mesiodistal tooth size in the deciduous and permanent dentitions. Eur J. Orthod, 4, 113-122.



4.



Northway,W.N.,Wainright,R.L.,& Demirjian, A.(1984) Effect of premature loss of deciduous molars. Angle Orthod,54,239-259.



5.



Staley,R.N., Shelly,T.H.&Martin,J.F.(1979) Prediction of lower canine and premolar widths in the mixed dentition, Am. J. Orthod, 76,300-309.



6.



Foster.T.D., (1997) Buku Ajar Ortodonsi, alih bahasa Lilian Yuwono, ed. 3, Jakarta : EGC



7.



W.J.B. Houston (1990) Orthodonti Walther, Jakarta ,Hipokrates



8.



Federico,V. Tenti (1986) Atlas of Orthodontic Appliances, ed.1 english edition ,Caravels, Genova- italy



9.



Graber, T.M. (1984) Removable Orthodontic Appliance, ed 2, W.B. Sounders co., Philadelphia.



alih bahasa Lilian yuwono, ed. 4,



10. Pambudi R.(2009), Piranti Orthodonti Lepasan, ed. 1, Jakarta :Airlangga University Press 11. Annusavice, K.J. Phillip’s Science of Dental Materials. 11th ed., 2003 W.B.Saunders Co. Philadelpia 12. McCabe, J.F.; Walls, A.W.G. Applied Dentall Materials. 9th ed., 2008. Blackwell Publishing Ltd. Singapore.



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



26



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNAND



PENUNTUN keterampilan klinik BLOK 8 (ALAT ORTHODONTI LEPASAN)



27