Penyakit Pitu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Pengertian Kelenjar pituitari adalah kelenjar yang berukuran sebesar kacang yang ditemukan pada dasar otak. Kelenjar ini juga disebut sebagai kelenjar pengendali. 2. Fungsi Kelenjar ini berfungsi menghasilkan beberapa hormon yang penting untuk kesehatan dan kebugaran tiap manusia. a. Hormon prolactin  bertugas merangsang produksi susu setelah melahirkan.  hormon luteinising bertugas merangsang ovulasi pada wanita dan produksi testosteron pada pria. b. Kelenjar pituitari juga menghasilkan hormon yang merangsang produksi hormon lainnya.  ACTH menstimulasi kelenjar adrenal untuk menghasilkan kortisol.  THS merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon yang mengatur metabolisme.



Kelenjar pituitari bisa mengalami malfungsi. Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan abnormal. Bisa juga dipicu oleh luka pada kelenjar dan efek samping obat tertentu. Ini mencegah kelenjar memproduksi cukup hormon yang dibutuhkan tubuh untuk bekerja dengan baik. 3. Penyebab Gangguan Kelenjar Pituitari Gangguan kelenjar hipofisis dapat disebabkan oleh: a. Tumor - Tumor adalah penyebab gangguan kelenjar pituitari yang paling umum. Mereka bisa berkembang di dalam atau di dekat kelenjar. Namun, kebanyakan tumor bersifat non-kanker. Ini berarti mereka tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Namun, mereka dapat memberi tekanan abnormal pada kelenjar dan menyebabkannya tidak berfungsi. b. Pengobatan kanker - Terapi radiasi dan kemoterapi yang digunakan untuk mengobati tumor di bawah otak juga dapat menyebabkan kelenjar tidak berfungsi. c. Kerusakan akibat operasi atau luka traumatis pada kepala atau otak. d. Kerusakan akibat infeksi tertentu, seperti meningitis, tuberkulosis, dan ensefalitis. e. Gangguan yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar pituitari



4. Gejala Utama Gangguan Kelenjar Pituitari Gangguan kelenjar pituitari dapat memicu beragam kondisi dengan gejala yang berbeda, di antaranya:



a. Akromegali - Kelainan ini berkembang bila seseorang memiliki terlalu banyak hormon pertumbuhan. Tanda-tandanya meliputi tulang yang besarnya tidak biasa di kaki, tangan, dan wajah. Pasien juga memiliki fitur wajah kasar dan gigi dengan jarak yang luas. Gejala lainnya meliputi kelemahan otot, anyak berkeringat, dan kulit yang menebal. b. Sindrom Cushing - Kelainan ini ditandai dengan tingginya kadar kortisol. Hal ini sering mengakibatkan depresi, mudah tersinggung, dan cemas. Hal ini juga membuat pasien lebih rentan terhadap infeksi. Pada wanita, kelainan ini menyebabkan menstruasi tidak teratur. Pada pria, bisa menyebabkan disfungsi ereksi dan penurunan kesuburan. Pada anak-anak, kelainan ini bisa menyebabkan obesitas dan tertunda pertumbuhannya. c. Hiperprolaktinemia - Kelainan ini ditandai dengan tingginya tingkat prolaktin. Hormon ini merangsang produksi ASI setelah melahirkan. Tanda yang paling umum adalah keluarnya susu dari payudara bahkan saat pasien tidak hamil atau menyusui. Hal ini juga bisa mengakibatkan kekeringan pada vagina, menstruasi tidak teratur, dan rambut pada wajah dan tubuh yang tumbuh secara berlebihan. d. Hipopituitarisme - Ini adalah kelainan langka yang ditandai dengan kekurangan atau kekurangan pasokan hormon tertentu. Gejalanya meliputi anemia, ketidaksuburan, kelelahan, dan penurunan berat badan. Hal ini juga dapat mencegah wanita memproduksi susu saat mereka sedang hamil atau menyusui.



Referensi : https://www.docdoc.com/id/info/condition/disorders-of-the-pituitary-gland Mancall, Elliott L.; Brock, David G., eds. (2011). “Cranial Fossae”. Gray’s Clinical Anatomy. Elsevier Health Sciences. p. 154. Pituitary tumors information page. National Institute of Neurological Disorders and Stroke. http://www.ninds.nih.gov/disorders/pituitary_tumors/pituitary_tumors.htm. Martinkova J, et al. Impulse control disorders associated with dopaminergic medication in patients with pituitary adenomas. Clinical Neuropharmacology. 2011;34:179.