Penyakit Yang Berhubungan DGN Rekreasi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Diah
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara dan dalam upaya meningkatkan penghasilan masyarakat Indonesia dewasa ini dan dimasa yang akan datang disadari akan semakin menjadi penting. Oleh karena itu, setiap upaya yang bertujuan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan disektor ini perlu didukung dan digalakan. Kesehatan adalah salah satu faktor yang penting dalam menunjang usaha peningkatan arus wisata. Jika kesehatan makanan dalam perjalanan kurang terjamin dan kesehatan lingkungan di tempat tujuan tidak memenuhi standar, maka wisatawan tidak akan memperpanjang lama tinggalnya. Bila ada wisatawan yang terkena penyakit dapat timbul masalah seperti terjadinya issue wabah diarre di Bali pada tahun 1992, maka jumlah kunjungan akan menurun sekali. Hal ini perlu dicegah dan ditanggulangi dengan cepat dan tepat. Melakukan perjalanan wisata pun bukan tanpa risiko bagi kesehatan. Orang-orang yang melakukan perjalanan berisiko mengalami masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang dikarenakan perjalanan disebut kasus travel medicine. Faktor-faktor pokok yang mempengaruhi adalah model transportasi, tempat yang dikunjungi, durasi dan musim saat perjalanan, tujuan perjalanan, standar akomodasi dan hygienitas makanan, perilaku



wisatawan,



serta



riwayat



kesehatan



wisatawan.



Standar



akomodasi, jenis makanan yang dikonsumsi, dan perilaku wisatawan merupakan aspek yang bisa memberikan kontribusi pada status kesehatan wisatawan saat di obyek wisata yang dikunjungi. Wisatawan bisa juga bisa mendadak



mengalami



perubahan



penting



dalam



hal



ketinggian,



kelembaban, temperatur, dan terekspos penyakit-penyakit menular yang akan mempengaruhi kesehatannya selama perjalanan. Resiko mengalami permasalahan kesehatan semakin mengingkat ketika mengunjungi obyek wisata di negara berkembang. Karena sejauh ini negara-negara



berkembang dianggap sebagai daerah tujuan wisata yang mempunyai risiko kesehatan tertentu. Menilik dari pentingnya mengetahui penyakit apa saja yang berhubungan dengan pariwisata akibat rekreasi dalam praktik keperawatan pariwisata bagi anggota tim kesehatan terlebih lagi kepada klien, maka penulis ingin mengkaji lebih jauh mengenai penyakit yang berhubungan dengan pariwisata akibat rekreasi untuk mencapai persepsi yang sama mengenai hal tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Tulisan 1.4 Manfaat Tulisan 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis makalah ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan pembaca mengenai penyakit yang berhubungan 1.4.2



dengan pariwisata akibat rekreasi dalam keperawatan pariwisata. Manfaat Praktis Makalah ini dapat menjadi pedoman bagi pembaca yang sedang melaksanakan praktik keperawatan terlebih tentang penyakit yang berhubungan dengan pariwisata akibat rekreasi dalam keperawatan pariwisata.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kesehatan Pariwisata Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan



lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Kesehatan pariwisata dimulai sejak berangkat dari rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan, sampai di tempat tujuan, dan kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya, sehingga wisatawan tersebut tidak jera untuk kembali mengunjungi daerah wisata yang telah dikunjunginya. Dalam siklus perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk upaya pencegahan, tindakan pengobatan jika diperlukan dan kesiapan repratiasi ke tempat yang memadai / ke negara asalnya. 2.2 Penyakit yang Berhubungan dengan Pariwisata akibat Rekreasi Permasalahan kesehatan para wisatawan yang berkunjung ke negara berkembang dengan iklim tropis diantanranya adalah sebagai berikut : 1. Malaria Malaria merupakan penyakit yang disebabkan karena infeksi empat spesies protozoa yang berasal dari genus Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Gejala penyakit malaria adalah sakit kepala, nyeri perut, demam, rasa dingin, peluh, lelah, lemah, anorexia atau disertai muntah. Komplikasi terburuk yang bisa ditimbulkan dari penyakit malaria adalah kematian. Sehingga diperlukan pencegahan terhadap penyakit ini. Negara Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki endemik malaria yang harus diwaspadai. Apalagi ketika berwisata ke wilayah Indonesia timur yang paling banyak angka kejadian. Pencegahan penyakit malaria adalah dengan menghindari gigitan nyamuk Anopheles dan mengkonsumsi obat anti malaria sebelum perlajanan wisata ke daerah endemik. 2. Demam berdarah Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini banyak dijumpai pada daerah tropis dan sub-tropis, dan menjangkit luas di banyak negara di Asia Tenggara. Demam berdarah umumnya ditandai oleh demam tinggi mendadak, sakit kepala hebat, rasa sakit di belakang



mata, otot dan sendi, hilangnya napsu makan, mual-mual dan ruam. Demam berdarah yang lebih parah ditandai dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 39-40oC selama dua sampai tujuh hari, wajah kemerahan, dan gelaja lainnya yang menyertai demam berdarah ringan. Berikutnya dapat muncul kecenderungan pendarahan, seperti memar, hidung dan gusi berdarah, dan juga pendarahan dalam tubuh. Pada kasus yang sangat parah, mungkin berlanjut pada kegagalan saluran pernapasan, shock dan kematian. Timbul pula bercak-bercak merah pada daerah wajah dan dada. Saat ini, tidak tersedia vaksin untuk demam berdarah. Pencegahan terbaik adalah dengan menghindari gigitan nyamuk. Seseorang yang terjangkit penyakit ini sebaiknya segera dirawat, dan terutama dijaga jumlah cairan tubuhnya. 3. Diare Diare adalah kelainan irama usus yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar dan wujudnya cair. Dikatakan mengalami diare jika telah buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari yang tidak dapat ditahan, dan timbul nyeri pada perut. Diare terbagi menjadi diare akut dan kronik. Diare akut berdurasi 2 minggu atau kurang, sedangkan diare kronis lamanya lebih dari 2 minggu. Penyebab diare adalah menurunnya absorbsi normal larutan dalam air, meningkatnya sekresi elektrolit kedalam lumen intestinal, adanya absorbsi yang buruk secara osmosis larutan aktif di lumen usus, meningkatnya



motilitas



intestinal,



penyakit



inflamasi



yang



menghasilkan darah, pus dan mucus. Makanan yang dikonsumsi juga menjadi salah satu faktor penyebab diare. Kurang hygienis atau makanan terlalu pedas, sehingga mengiritasi saluran pencernaan. Sehingga pencegahannya adalah menjaga asupan makanan yang dikonsumsi oleh para wisatawan. 4. Hepatitis A Hepatitis A merupakan penyakit hati yang ditularkan oleh virus. Hepatitis A ditularkan melalui air minum dan makanan yang tidak bersih, yang tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung



virus. Gejala Hepatitis A ialah demam ringan, nafsu makan hilang, mual-mual, urin berwarna gelap mengandung bilirubin, ikterus meningkat, pembesaran hati ringan, dan sering terasa nyeri25. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga hygienitas minuman dan makanan yang dikonsumsi. 5. Flu Burung Flu burung (avian influenza) disebabkan oleh virus flu burung patogenik tinggi (highly pathogenic avian influenza/HN5N1) atau subtype flu bukan manusia. Penularan flu burung terjadi dari unggas ke manusia. Gejala awalnya adalah demam dan gejala seperti flu (lesu, myalgia,



batu,



nyeri



tenggorokan).



Penghambat



neuramidase



(oseltamivir, zanamivir) bermanfaat untuk profilaksis dan pengobatan infeksi H5N1. Jika berwisata di daerah dengan kasus flu burung, wisatawan dianjurkan untuk menghindari kontak dengan lingkungan dengan risiko tinggi, seperti pasar burung, peternakan unggas, unggas yang bebas tanpa sangkar, atau permukaan yang terkontaminasi dengan bulu unggas, juga menghindari mengonsumsi unggas atau produk unggas dan telur yang kurang matang. 6. Demam Thypoid Demam tifoid merupakan penyakit sistemik yang disebabkan oleh Salmonella enterika serotype tifi atau paratifi. Insiden penyakit ini pada wisatawan diperkirakan sekitar 3-30 kasus per 100.000 wisatawan yang datang ke Negara yang sedang berkembang. Penularan demam tifoid ini melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus Salmonella enterika. Sumber bakteri adalah karier asimptomatik atau individu yang baru sembuh dari demam tifoid dan ini merupakan sumber utama terjadinya pediemi. Gejalanya tidak terlalu spesifik, adanya febris merupakan tanda yang paling penting. Vaksinasi tifoid dianjurkan untuk wisatawan yang pergi ke Negara dengan risiko sedang sampai tinggi. 7. Rabies Rabies adalah ensefalitis akut, progresif, dan fatal yang disebabkan oleh virus neurotripok dari family Rhabdoviridae, genus Lyssavirus. Rabies ditularkan melalui gigitan hewan biasanya karnivora dan



kelelawar. Anjing jalanan merupakan hewan paling sering yang menjadi sumber gigitan bagi wisatawan. Setelah infeksi, masa inkubasinya bervariasi antara 1-3 bulan. Gejalanya berkembang mulai dari fase prodromal yang tidak spesifik sampai paresis atau paralisis, spasve otot menelan yang dapat dirangsang oleh sinar, bunyi atau persepsi air (hidrofobik), delirium dan kejang, sampai koma dan meninggal. Pencegahan terpenting adalah dengan menghindari gigitan hewan (terutama anjing, kera, kelelawar, dan kucing pada beberapa Negara). Hal lain yang dapat dilakukan adalah vaksinasi dan pengobatan jika terpapar rabies. 8. Kecelakaan di obyek wisata Kecelakaan yang biasa dialami wisatawan di negara berkembang yang dikunjungi ada 2 yaitu kecelakaan di jalan, dan karena mengalami kekerasan. Selain itu ada kecelakaan wisatawan di obyek wisata air. Kecelakaan wisatawan di obyek wisata air diasosiasikan dengan aktivitas berenang, menyelam, berlayar dan aktivitas yang lain. Tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan di jalan diantaranya memastikan kendaraan yang digunakan memenuhi standar, pengemudi kendaraan tidak dalam keadaan mabuk atau mengkonsumsi alkohol, dan saat perjalanan mematuhi peraturan lalu lintas. Sedangkan kecelakaan karena mengalami kekerasan biasanya berhubungan dengan kondisi daerah wisata yang sedang ada konflik. Sehingga demi keamanan wisatawan tidak mengujungi dulu daerah tersebut. Kecelakaan yang wisatawan di obyek wisata air dapat dicegah dengah mematuhi peraturan yang ada pada obyek wisata dan selalu berhati-hati