Penyusunan Konsep Produk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK



Iveline Anne Marie



PENYUSUNAN KONSEP PRODUK



27/03/2018



2



Gambar. Hand held Nailer



Konsep Produk : • Sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja dan bentuk produk. • Biasanya diekspresikan dalam gambar sketsa berupa ide-ide disain yang dapat dituangkan dalam gambar 3 dimensi dan model. • Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi produk, dan diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep-konsep produk di mana tim akan membuat sebuah pemilihan akhir. • Penyusunan konsep yang baik akan memberikan keyakinan kepada tim bahwa seluruh alternatif-alternatif telah dapat digali dan dijabarkan dengan baik.



• •



• • •



Kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan dalam penyusunan konsep : Mempertimbangkan hanya 1 atau 2 alternatif, biasanya dilakukan oleh anggota yang paling agresif dan percaya diri di dalam tim Kegagalan mempertimbangkan dengan cermat kegunaan dari konsep yang dipakai oleh perusahaan lain, baik yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan produk yang sedang dikembangkan. Keterlibatan hanya 1 atau 2 orang dalam proses, menyebabkan kurangnya kepercayaan dan tanggung jawab dari anggota tim lainnya. Integrasi yang tidak efektif untuk menemukan solusi parsial yang menjanjikan. Kesalahan mempertimbangkan seluruh kategori penyelesaian.



Lima Langkah Metode Penyusunan Konsep : 1. Memperjelas Masalah  Memahami Masalah  Dekomposisi Masalah  Fokus pada Submasalah kritis (penting) Subproblems



2. Pencarian Eksternal  Lead users  Pakar (experts)  Paten  Literatur  Benchmarking



3. Pencarian Internal  Individual  Kelompok



Existing concept



New concept 4. Mencari (eksplore) secara sistematis Integrated solutions



5. Evaluasi solusi & proses Constructive feedback



Langkah I : Memperjelas Masalah • Pengembangan sebuah pengertian umum dan pemecahan suatu masalah menjadi submasalah. • Minimum tim telah mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan menyusun spesifikasi dan target spesifikasi produk, dan juga mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dari konsep-konsep sebelumnya. Contoh Kasus : “Sebuah alat pemaku yang dioperasikan secara manual dan ditujukan untuk pasar professional”



Beberapa asumsi dalam penetapan tujuan dari tim adalah : • alat pemaku akan menggunakan paku (seperti yang berlawanan dengan bahan perekat, sekrup, dll)



• Alat pemaku akan sesuai (compatible) dengan standar majalah paku untuk peralatan yang sudah ada • Alat pemaku akan digunakan untuk memaku kayu • Alat pemaku akan digunakan dengan tangan



• • • •



Berdasarkan asumsi ini, tim telah mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan untuk sebuah alat pemaku yakni : Alat pemaku memasukkan paku-paku dengan cepat. Alat pemaku dapat digunakan pada tempat yang sempit. Alat pemaku ringan. Alat pemaku tidak mempunyai waktu penundaan yang lama setelah alat picunya digerakkan.



Target spesifikasi produknya : • • • • • •



Panjang paku dari 50 sampai 75 milimeter Maksimum energi untuk memaku 80 joule/paku Daya untuk memaku mencapai 2000 Newton Kecepatan maksimum memaku 1 paku/detik Rata-rata kecepatan memaku 4 paku/menit Kemampuan untuk memasukkan paku berada diantara standar stud/joists (368 milimeter pembukaan) • Massa alat kurang dari 4 kilogram • Maksimum waktu penundaan setelah pemicu ditarik adalah 0,25 detik



Dekomposisi Masalah Kompleks Menjadi submasalah yang Lebih Sederhana Beberapa Cara Dekomposisi Masalah : • Dekomposisi Secara Fungsional Sesuai diaplikasikan pada produk yang bersifat teknik dan agak kompleks, meskipun bukan berarti untuk produk sederhana tidak bisa diterapkan. • Dekomposisi berdasarkan urutan penggunaan : Sebagai contoh, masalah alat pemaku dapat dipecah menjadi 3 tindakan pemakai : memindahkan alat ke area memaku, mengarahkan alat dengan tepat, menjalankan alat. Pendekatan ini seringkali sesuai untuk produk dengan funsi teknis yang sangat sederhana melibatkan interaksi pemakai yang banyak. • Dekomposisi berdasarkan kebutuhan utama pelanggan : Untuk alat pemaku, dekomposisi ini mungkin mencakup submasalah sebagai berikut : menembakkan paku berturut-turut dengan cepat, pas untuk tempat-tempat yang sulit dan memiliki kapasitas paku yang besar. Pendekatan ini seringkali berguna untuk produk dimana masalah utamanya adalah bentuk, dan bukan prinsip kerja atau teknologinya. Contoh produk semacam ini adalah sikat gigi konvensional dan kontainer penyimpanan.



Tahapan Dekomposisi Fungsi Secara Fungsional 1.



Ekspresikan seluruh fungsi-fungsi produk yang akan dirancang sebagai proses perubahan input menjadi output.  Menggambarkan produk sebagai sebagai satu sistem ‘black box’ yang dibatasi oleh suatu batasan sistem (system boundary) Input



Output



Energi (?)



Energi (?)



Material (nails) Signal (tool “trip)



2.



Hand-Held Nailer



Material (driven nail) Signal (?)



Uraikan fungsi keseluruhan menjadi serangkaian subfungsi yang penting. Sub fungsi mencakup tugas-tugas yang harus dilaksanakan produk, yang digambarkan di dalam black box.



3.



4.



Gambarkan block diagram yang menunjukkan interaksi antara subfungsi. Black box dibuat transparan sehingga subfungsi dan inter relasinya dengan subfungsi lain terlihat. Gambarkan batasan sistem (system boundary) Menjelaskan keterbatasan fungsional dari produk yang dirancang. Energy



Nails



“Trip” of tool



Store or accept external energy



Convert energy to translational energy



Store nails



Isolate nails



Sense trip



Trigger tool



Apply translational energy to nail



Driven nail



Fokus Pada Submasalah Kritis (Penting) • Setelah dekomposisi masalah selesai, tim memilih submasalah yang paling kritis untuk keberhasilan produk, dan mungkin paling bermanfaat jika diselesaikan melalui solusi baru atau solusi yang kreatif. • Pendekatan ini mungkin harus menghasilkan keputusan untuk menunda penyelesaian dari beberapa submasalah yang lain. • Sebagai contoh, tim alat pemaku lebih memilih untuk memfokuskan pada submasalah “penyimpanan/penerimaan energi”, “mengubah energi menjadi energi pengubah (translasi)” dan “menggunakan energi translasi pada paku”. Tim merasa yakin bahwa masalah penanganan paku dan pemasangan paku ke obyek dapat dipecahkan setelah masalah penyimpanan dan konversi energi diselesaikan. Tim juga menunda masalah interaksi pengguna terhadap alat.



Langkah II : Pencarian Secara Eksternal 1.



Mewawancari pengguna utama (lead users). Pengguna utama adalah pengguna produk yang dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan lebih awal sebelum mayoritas pasar menyadari manfaat dari sebuah inovasi produk (von Hippel, 1988).



2.



Konsultasi pakar. Pakar terdiri dari para profesional pada perusahaan manufaktur yang berhubungan dengan produk, konsultan professional, kalangan akademis dari universitas, dan divisi teknik dari pemasok (supplier). Tim rancangan alat pemaku berkonsultasi dengan lusinan pakar, termasuk spesialis bahan bakar roket dari Morton-Thiokol, peneliti motor listrik pada MIT dan insinyur dari supplier sumber gas.



3.



Mencari paten. Pencarian paten untuk alat pemaku menghasilkan beberapa konsep yang menarik, satu dari paten tersebut menggambarkan sebuah alat pemaku dengan roda ganda yang digerakkan oleh motor. Rancangan pada paten ini menggunakan akumulasi dari energi kinetik perputaran dalam roda, yang kemudian dikonversikan menjadi energi translasi oleh pergeseran kopling. Energinya kemudian dialirkan ke paku dengan tekanan tunggal dari pin pengendali.



Contoh salah satu paten yang diperoleh



4.



5.



Mencari literatur yang sudah dipublikasikan. Literatur yang sudah dipublikasikan terdiri dari jurnal-jurnal, makalahmakalah, majalah-majalah, laporan pemerintah, informasi produk, pasar dan konsumen, dan pemberitahuan produk baru. Juga dapat dilakukan pencarian secara elektronis melalui internet. Analisis (benchmarking) produk terkait. Benchmarking merupakan studi atas produk yang ada sekarang yang memiliki kesamaam dengan produk yang sedang dikembangkan atau dengan submasalah yang menjadi fokus tim.



Untuk alat pemaku, produk yang mendekati adalah single shootgunpowder yang memaku sampai tuntas, sebuah alat pemaku pneumatik untuk keperluan pabrik, dan palm-held multiblow pneumatic nailer. Sementara produk dengan fungsi yang terkait (dalam kasus ini, penyimpanan dan konversi energi) antara lain : kantung udara dan bahan bakar sodium azide yang digunakan sebagai sumber energi, penghangat tangan kimia untuk ski, senapan angin yang menggunakan karbondioksida, dan komputer portabel dengan baterainya



Langkah III : Pencarian Secara Internal Tahapan : 1. Menunda Keputusan 2. Menghasilkan banyak ide/pemikiran 3. Terima ide-ide yang kelihatannya tidak dapat dilaksanakan. 4. Menggunakan media fisik atau alat bantu grafik.



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Beberapa Cara untuk menghasilkan Konsep Solusi : Membuat Analogi Keinginan dan harapan Menggunakan perangsang (stimulus yang berkaitan) Menggunakan stimulus yang tidak berhubungan Menetapkan Sejumlah tujuan Menggunakan metode galeri.



Beberapa Solusi dari Tim Alat Pemaku (Nailer) untuk Dua Subproblem Kritis Solusi Submasalah Menerima & Menyimpan Energi pengaturan reaksi kimia bertekanan tinggi



minyak dengan tekanan tinggi



karbit (seperti pada lentera)



(hidrolik)



pembakaran serbuk



flywheel dengan charging (spin-up)



bubuk senjata



baterai



sodium azide (ledakan kantong udara)



bahan bakar



pembakaran bahan bakar udara (butane, propane, asetilane, dsb)



 “pembakaran” (seperti pada alat tangan kimia)



udara bertekanan (dalam tangki atau kompresor)



gas metan dari penguraian zat organik



karbondioksida dalam tangki



reaksi nuklir



dinding dan kawat listrik



Tenaga manusia : lengan atau kaki



konversi uap dari matahari



•angin



supplai uap



Panas bumi



Solusi Submasalah Menerapkan Energi Translasional ke Nail Hantaman tunggal Multi hantaman (puluhan sampai ratusan)



pemanas



Multi hantaman (ratusan sampai ribuan)



Dorongan



Dorongan memutar



Langkah 4 : Menggali Secara Sistematis • Penggalian sistematik ditujukan untuk mengarahkan ruang lingkup kemungkinan dengan mengatur dan mengumpulkan penggalan solusi yang ada. • Hasil kumpulan puluhan atau ratusan “penggalan” konsep dari solusi sub-sub masalah. Tim alat pemaku memfokuskan pada submasalah penyimpanan energi, konversi dan pengantaran, dan telah menyusun lusinan penggalan konsep untuk tiap submasalah • 2 alat spesifik untuk membantu mengklasifikasikan dan menyusun alternatif konsep : pohon klasifikasi konsep dan tabel kombinasi konsep.



Pohon Klasifikasi Konsep • Pohon klasifikasi konsep digunakan untuk memisahkan keseluruhan penyelesaian yang mungkin menjadi beberapa kelas berbeda yang akan memudahkan perbandingan dan pemangkasan. Contoh : pohon klasifikasi untuk penggalan konsep sumber energi alat pemaku Fuel air systems Kimia



Sistem ledakan



Pneumatik Menyimpan atau menerima energi



Hidrolik Dari saluran di dinding Listrik



Baterai Sel bahan bakar (fuel cell)



Nuklir



Pohon klasifikasi menyediakan sedikitnya 4 manfaat penting : • Memangkas cabang yang hanya sedikit memberikan harapan. • Mengidentifikasi pendekatan yang terpisah terhadap masalah: • Mengidentifikasi perhatian yang tidak merata pada cabang-cabang tertentu : • Perbaikan dekomposisi masalah untuk cabang tertentu: Berdasarkan penyelidikan, tim menemukan bahwa energi yang dihantarkan selama proses memaku adalah sekitar 10.000 watt selama sekian milidetik. Jumlah ini melebihi energi yang tersedia dari saluran listrik di dinding, sebuah batterai, atau sebuah sel bahan bakar). Disimpulkan bahwa energi harus diakumulasikan melalui periode putaran dalam memaku (sebut saja 100 milidetik) dan kemudian dengan tiba-tiba dialirkan untuk memasok energi yang dibutuhkan saat itu juga untuk menggerakkan paku. Analisa cepat ini memberikan ide pada tim untuk menambahkan subfungsi (“akumulasi energi translasi”) pada diagram fungsi mereka. Energi listrik



Convert energy to translational energy



Accumulate translational energy



Apply translational energy to nail



Energy applied to nail



Tabel Kombinasi Konsep • Tabel kombinasi konsep menyediakan sebuah cara untuk mempertimbangkan kombinasi n solusi secara sistematis • Solusi untuk keseluruhan masalah diperoleh dengan mengkombinasikan satu penggalan dari tiap kolom. Untuk contoh alat pemaku, ada 24 kombinasi yang mungkin (4x2x3).



Exhibit 6-12



Satu dari beberapa konsep solusi yang telah diperbaiki



LANGKAH 5 : MENGEVALUASI HASIL DAN PROSES • Apakah tim yakin bahwa solusi-solusi yang mungkin telah sepenuhnya digali? • Adakah alternatif diagram fungsi ? • Adakah cara lain untuk mendekomposisi masalah? • Sudahkah sumber eksternal ditelusuri? • Sudahkah pemikiran tiap orang diterima dan digabungkan dalam proses?



Akhir Presentasi



27/03/2018



27