Peran Gizi Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Peran Gizi untuk Meningkatkan Kualitas Hidup (Kesehatan) Manusia Kualitas hidup manusia dapat dilihat dari status kesehatannya. Orang yang sehat, besar peluangnya untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik. Yang dimaksud kualitas hidup yang baik secara umum adalah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan jasmani (dapat melakukan aktivitas normal/bekerja) maupun rohani (kaitannya dengan fertilitas dan mampu menghasilkan keturunan yang cerdas), mempunyai angka harapan hidup yang tinggi, produktif, tampak bugar, dan masih banyak lainnya. Berikut merupakan peranan gizi dalam meningkatkan kualitas hidup manusia, antara lain:



1. Peran gizi dalam produktivitas kerja Salah satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi masyarakat. Status giz masyarakat merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup berupa produktivitas kerja. Zat gizi adalah zat zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-macam bahan makanannya) untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja. Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara dengan baik akan menunjukkan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991). Energi dalam tubuh manusia dapat dihasilkan dari pembakaran karbohidrat, protein, dan lemak. Dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang makan akan lemah, baik daya kegiatan, pekerjaan-pekerjaan fisik, maupun daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan yang diterima tubuhnya yang dapat menghasilkan energi. Seperti yang disebutkan oleh Suhardjo (1988) bahwa seseorang tidak dapat bekerja dengan energi yang melebihi dari apa yang diperolehdari makanan kecuali jika meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh, namun kebiasaan ini akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kurang gizi khususnya energi. Tanpa ada gizi, energi tidak bisa dihasilkan oleh tubuh, dikarenakan sel-sel kita tidak memperoleh makanan. Dan tentu saja, seseorang akan loyo dan merasa malas bekerja. Sekalipun seseorang memiliki kebiasaan malas, namun kurangnya gizi merupakan penyebab utama (Ari Agung, 2002).



2. Gizi diperlukan untuk tetap hidup, tumbuh dan berkembang bahkan sejak awal kehidupan manusia (kandungan) Setiap wanita hamil tentu mendambakan kehamilan yang sehat dan kelak melahirkan bayi yang sehat pula. Untuk itu, wanita hamil perlu menjaga kesehatan diri dan janin di sepanjang kehamilannya. Salah satunya dengan memerhatikan kebutuhan gizi. Apapun yang dikonsumsi, akan berpengaruh pada kesehatan wanita hamil itu sendiri dan janinnya. Pemenuhan gizi selama kehamilan merupakan hal penting untuk diperhatikan. Dengan mendapatkan gizi seimbang, ibu dan janin yang dikandung akan terhindar dari risiko kesehatan yang juga memengaruhi kualitas hidup generasi selanjutnya. Ibu hamil yang mengalami kurang gizi berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Oleh karena itulah, ibu hamil perlu memahami dan



menjalankan pola hidup sehat gizi seimbang agar keadaan gizi ibu terjaga serta janin tetap sehat. Banyak wanita hamil yang menderita anemia karena kebutuhan zat gizi umumnya meningkat, tetapi konsumsi makanannya tidak memenuhi syarat gizi. Selain konsumsi makanan yang tidak cukup, kondisi anemia juga diperburuk oleh kehamilan berulang dalam waktu singkat. Cadangan gizi yang belum pulih akhirnya terkuras untuk keperluan janin yang dikandung berikutnya. Itulah sebabnya, pengaturan jarak kehamilan menjadi penting untuk diperhatikan sehingga ibu siap hamil kembali tanpa harus menguras cadangan gizi. Meski dinyatakan bebas xerophthalmia (kurang vitamin A) pada tahun 1992, di Indonesia masihdijumpai 50 persen dari anak balita mempunyai serum retinol kurang dari 20 meg/100 ml.Tingginya proporsi anak balita dengan serum retinol kurang dari 20 meg/100 ml disertai pola makanan anak balita yang belum seimbang menyebabkan anak balita di Indonesia berisiko dan menjadi amat tergantung kapsul vitamin A dosis tinggi, terutama pada daerah-daerahdengan tingkat kemiskinan tinggi Menurut dokter spesialis gizi klinis, dr Inge Permadhi, MS, SpGK, asupan nutrisi seimbang sebaiknya dipersiapkan oleh calon ibu jauh sebelum kehamilan. Setiap hari, wanita perlu menerapkan pola makan sehat. Alhasil, dengan terpenuhinya zat gizi seimbang, kelak saat hamil dan melahirkan, ia memiliki cadangan nutrisi yang mencukupi. Calon ibu yang kurang asupan protein berisiko menyebabkan bayi lebih kecil, bayi mengalami masalah seperti bibir sumbing atau kelainan fisik lainnya. Bahkan, kekurangan protein berefek pada kurang sempurnanya pembentukkan air susu ibu kelak dalam masa laktasi. Berikut merupakan beberapa zat gizi yang sebaiknya dipenuhi selama masa kehamilan agar janin dapat berkembang baik : a. Kalori Selama kehamilan trimester pertama, asupan kalori perlu ditambah 180 kkal per hari. Lalu, selama trimester kedua dan ketiga kehamilan asupan kalori ditambah 300 kkal. Sekitar 55% kalori berasal dari sumber karbohidrat, 35% dari lemak nabati dan hewani, 10% dari protein dan sisanya dari sayur-sayuran dan buahbuahan. b. Protein Wanita hamil membutuhkan protein sebanyak 60 gram per hari. Sumber protein hewani bisa diperoleh dari daging sapi, unggas, ikan, susu, telur. Protein nabati bisa diperoleh dari tahu, tempe, mentega, kacangkacangan, dan lainnya. Protein dibutuhkan sebagai sumber kalori, pembentukan sel dan darah, pembangunan sel-sel baru pada janin dan juga untuk pembentukan semua bahan pengatur seperti hormon ibu dan janin. c. Lemak Asam lemak esensial (omega-3 dan omega-6) sangat penting untuk perkembangan otak janin. Makanan yang menjadi sumber omega-3 bisa diperoleh dari sayuran, daging, dan telur. Sedangkan sumber omega-6 dari kacang kedelai, ikan tuna, ikan sarden, mackerel, dan juga salmon. d. Vitamin Berbagai jenis vitamin juga sangat dibutuhkan oleh ibu hamil seperti : 1) Vitamin A, berperan untuk pertumbuhan gigi dan tulang, pemeliharan kulit, fungsi mata, rambut, dan juga mencegah kelainan bawaan. 2) Vitamin B1. Wanita hamil memerlukan asupan vitamin B1 setidaknya 1,4 mg setiap hari. Vitamin ini penting untuk meningkatkan energi dan juga mengatur sistem saraf.



3) Vitamin B2. Minimal 1,4 mg vitamin B2 diperlukan wanita hamil per hari untuk menjaga energi, menjaga kesehatan kulit dan mata. Asupan vitamin B2 bisa didapatkan dari daging, produk olahan susu, telur dan ikan. 4) Vitamin B12. Sangat berperan untuk perkembangan saraf dan fungsi otak janin. 5) Vitamin C. Vitamin ini memudahkan penyerapan zat besi, menjaga kesehatan gigi dan gusi. Vitamin C yang cukup bermanfaat mendapatkan berat ideal saat kelahiran dan menurunkan resiko bayi lahir prematur. Vitamin C banyak terkandung pada buah-buahan dan sayuran segar. 6) Vitamin D. Vitamin ini berguna untuk pembentukan tulang karena membantu penyerapan kalsium. 7) Vitamin E. Wanita hamil dianjurkan mengonsumsi makanan yang kaya vitamin E sebanyak 15 mg setiap hari untuk membantu tubuh membentuk dan menggunakan sel darah merah dan juga otot. Vitamin E banyak terdapat pada gandum, kacang-kacangan, minyak sayur, bayam dan juga sereal. e. Selain itu, wanita hamil juga masih memerlukan kecukupan zat-zat yang lainnya seperti zat besi, kalsium, fosfor, seng, flour, yodium, natrium, dan juga serat untuk mencukupi kebutuhan gizi baik bagi dirinya sendiri maupun untuk janin yang sedang dikandungnya. Misalnya: 1) Zat Besi Wanita hamil membutuhkan zat besi 30 mg per hari atau dua kali lipat dari biasanya. Zat besi diperlukan untuk pembentukan darah, mencegah anemia. Suplemen zat besi diperlukan mulai minggu ke-20 kehamilan, terutama bila wanita hamil memperlihatkan tanda-tanda anemia. Zat besi banyak terkandung di daging sapi dan bayam. Zat besi ini bermanfaat menghasilkan cadangan darah. 2) Asam Folat Beberapa minggu sebelum hamil dan pada awal kehamilan, embrio/janin memerlukan asam folat. Pada trimester pertama dibutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per hari. Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan sistem syaraf dan sel-sel, mencegah kelainan pada otak dan tulang belakang. Asam folat anyak terdapat pada beras merah, sayuran hijau seperti bayam, brokoli, kembang kol, dan buah-buahan seperti jeruk, pisang, wortel, dan tomat. 3) Kalsium Wanita hamil membutuhkan kalsium 1000 mg per hari untuk menjaga pertumbuhan tulang dan gigi, kontraksi otot dan sistem syaraf. Asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi risiko pre eklamsia, yaitu masalah yang menyebabkan komplikasi serius saat masa kehamilan. Selain itu kalsium juga dibutuhkan untuk mempertahankan kepadatan tulang serta mencegah osteoporosis. Wanita hamil membutuhkan minimal 1.500 mg kalsium setiap harinya. Makanan yang kaya akan kalsium seperti tahu, sayuran berdaun hijau dapat menjadi solusi untuk mencukupi kebutuhan kalsium setiap hari. Selain itu baik juga untuk mengonsumsi produk olahan susu dan kacang almond. 4) Pentingnya Susu Salah satu asupan yang penting dikonsumsi wanita hamil adalah susu. Susu kaya akan gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Susu kaya akan karbohidrat, lemak , protein, kalsium serta vitamin dan mineral yang bermacam-macam. Wanita hamil sebaiknya mengonsumsi sedikitnya dua gelas susu sehari. Kandungan gizi dan manfaat susu, secara umum dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu protein, lemak dan vitamin. Protein susu dapat memberikan asam amino utama untuk membentuk jaringan tubuh dan membangun sel-sel tubuh.



Protein juga berfungsi untuk menambah stamina dan meningkatkan imunitas tubuh. Sedangkan unsur vitamin yang terdapat di dalam susu, diantaranya vitamin A berbentuk cair dan terdapat di dalam lemak. Vitamin A yang lain adalah berperan dalam perawatan kulit dan kesehatan selaput lendir, karena ia adalah benteng pertahanan terhadap serangan virus dan mikroba. Selain vitamin A susu juga mengandung vitamin D yaitu unsur utama yang berperan penting didalam tubuh dan berkerja sama dengan meneral serta kalsium, dalam pembentukan jaringan tulang. Kekurangan gizi (seperti energi, protein, zat besi) menyebabkan berbagai keterbatasan, antara lain pertumbuhan mendatar, berat, dan tinggi badan menyimpang dari pertumbuhan normal, dan lain-lain, dapat diamati pada anak-anak yang Kurang Gizi. Keadaan Kurang Gizi juga berasosiasi dengan keterlambatan perkembangan motorik. Apabila keadaan Kurang Gizi diperbaiki dengan pemberian suplemen makan, maka perkembangan motorik akan bertambah baik. Keadaan ini dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik berhubungan erat dengan status gizi. Dalam hal ini panjang badan terhadap umur dari pada berat badan terhadap umur. Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa kesehatan anak ditentukan sejak usia kehamilan, bahkan kesehatan ibu sebelum kehamilan juga sangat menentukan baik buruknya kualitas janin. Faktor gizi menjadi salah satu unsur penting yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan manusia yang berkualitas. Masa kanak-kanak terutama usia balita yang sering disebut golden age period, merupakan periode yang rawan karena pertumbuhan dan perkembangan di usia ini menentukan kondisinya/kualitasnya di kemudian hari.



3. Peran gizi untuk fertilitas Fertilitas adalah kesuburan, kesuburan disini yang dimaksud adalah dapat bekerjanya secara optimal dari organorgan reproduksi baik dari pihak pria maupun wanita sehingga dapat melakukan fungsi fertilisasi dengan baik. Fertilitas diperlukan oleh manusia untuk dapat menghasilkan generasi penerusnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi fertilitas adalah asupan zat gizi. Untuk meningkatkan kesuburan pasangan yang terpenting dilakukan adalah mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Sebaiknya pasangan menghindari makanan yang terlalu diolah atau mengandung bahan-bahan tiruan, diantaranya keju olahan, daging olahan, makanan beku, makanan kalengan. Bila membeli buah-buahan jangan yang kaleng atau hanya sirupnya saja. Untuk sayuran hindarkan sayuran kaleng, kudapan asin, kacang dan minyak terhidrogenasi, hindari roti putih, jangan terlalu sering minum susu skim kaleng, jangan mengkonsumsi makanan yang sudah tidak segar lagi. Untuk menambah kesuburan sebaiknya pilih makanan seperti berikut: daging dan alternatifnya (ikan telur dan kacang-kacangan), buah dan sayuran (buah, sayuran mentah makanan segar, jus buah/sayuran, buah kering), dan roti dan sereal yang tidak banyak diolah (roti, bubur, makanan kering, biji-bijian, gandum, spageti dan beras merah), susu dan hasil olahan susu (susu, yoghurt, keju). Pilih makanan yang belum disuling: nasi, roti, sereal dan kripsi biji-bijian, makanlah makanan segar sepeti susu dan sayuran, baik yang mentah atau yang telah dimasak. Telur adalah sumber protein terbaik dan juga mengandung berbagai macam gizi, karena diperlukan untuk pembuahan.kacang-kacangan dan biji-bijian dari tanaman juga sangat bergizi, kacang polong. Ikan dikonsumsi sesekali seminggu. Untuk daging bervariasi, sayuran dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik. Memasak lebih baik dikukus, pengaturan gizi ini dilakukan sejak wanita berusia 19 tahun sampai 26 tahun.



4. Peran gizi dalam menanggulangi kemiskinan Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula dilaksanakan, seperti: pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung, gerakan terpadu pengentasan kemiskinan. Sekarang pemerintah menangani program tersebut secara menyeluruh. Ada juga program penanggulangan kemiskinan di perkotaan lebih mengutamakan pada peningkatan pendapatan masyarakat dengan mendudukan masyarakat sebagai .pelaku utamanya melalui partisipasi aktif. Akan tetapi ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemiskinan, yaitu dengan perbaikan gizi dan pangan. Meskipun kemiskinan sendiri berdampak pada gizi buruk, akan tetapi dalam hal ini justru sebaliknya, peran pangan dan gizi lah yang akan mengurangi kemiskinaa. Tentu saja hal ini tidak luput dari peran pemerintah untuk menyediakan ketahanan pangan bagi penduduknya. Dengan ketahanan pangan yang baik, maka otomatis penduduk Indonesia tercukupi kebutuhan gizi nya yang beraneka-ragam sehingga dengan asupan gizi cukup ini akan meningkatkan status kesehataan dan kualitas hidup penduduknya terutama penduduk miskin. Dengan terbantunya penduduk miskin dalam hal mencukupi kebutuhan makan dan gizinya, makan penduduk ini akan mengalihkan fokus hidupnya bukan sekedar untuk mencari ‘makan’ lagi akan tetapi bekerja lebih produktif dan mendapatkan hasil yang lebih untuk meningkatkan status yang semula miskin menjadi keluarga tercukupi.



5. Peran zat gizi untuk pencapaian kebugaran Penekanan untuk memberikan kualitas gizi yang baik adalah pada interaksi antara asupan zat gizi dengan peningkatan fungsi alat-alat tubuh. Informasi mengenai peranan zat gizi makro untuk peningkatan kesehatan sangat banyak, namun data penelitian terhadap perkembangan anjuran penggunaan zat-zat gizi mikro sangat terbatas kecuali zat besi. Hal yang perlu dipertanyakan adalah apakah kebutuhan mikronutrien akan meningkat pada orang-orang yang aktif guna meningkatkan penampilan fisiknya? Data yang tersedia memberi kesan bahwa kebutuhan mikronutrien akan meningkat pada orang-orang yang aktif sebab terjadi peningkatan kehilangan keringat, urine dan feses dan peningkatan kebutuhan tubuh untuk melawan radikal bebas. Namun pembuktian ini masih kontroversial dan sulit untuk menentukan perkiraan berapa peningkatan kebutuhan mikronutrien tersebut. Berbeda halnya dengan kebutuhan untuk atlet di mana latihan fisik yang tinggi menyebabkan peningkatan kebutuhan energi dan seiring dengan itu terjadi peningkatan kebutuhan mikronutrien. Dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan penampilan fisik yang optimal serta status kebugaran dan kesehatan yang baik maka mengkonsumsi makanan yang mengandung mikronutrien sesuai dengan kecukupan gizi yang dianjurkan adalah hal yang diutamakan. Namun banyak masyarakat yang ditemui mengalami defisiensi zat gizi mikro dan ini berdampak pada penampilan fisiknya. Sebuah penelitian yang dilakukan di Georgia, AS pada 80 orang remaja dan anak-anak obesitas menyatakan bahwa terdapat hubungan nyaris bermakna (nilai p 0.063) antara kebugaran (daya tahan kardiovaskuler) dengan asupan protein. Namun, hubungan tersebut bersifat terbalik, yaitu semakin kecil konsumsi protein, semakin tinggi daya tahan kardiovaskuler nya atau sebaliknya (Gutin, et.al, 2002 dalam Indrawagita, 2009). Penelitian dari Cotes, et.al. tahun 1970 dalam tahun 1999 menyebutkan bahwa kekurangan protein hewani tidak mengganggu respon fisiologis latihan submaksimal. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan penampilan fisik yang optimal serta status kebugaran dan kesehatan yang baik maka mengkonsumsi makanan yang mengandung mikronutrien sesuai



dengan kecukupan gizi yang dianjurkan adalah hal yang diutamakan. Mikronutrien yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sehubungan dengan dampaknya terhadap penampilan fisik dan kebugaran adalah seng, zat besi, magnesium, kalsium, dan vitamin. Penelitian yang dilakukan pada wanita menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara konsumsi buah dengan kesehatan kardiovaskuler.



6. Gizi berperan dalam meningkatkan angka harapan hidup Angka Harapan Hidup (AHH) adalah Perkiraan rata-rata tambahan umur seseorang yang diharapkan dapat terus hidup. Sehingga pada umumnya ketika membicarakan AHH, yang dimaksud adalah rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani oleh seseorang sejak orang tersebut lahir. Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai derajat kesehatan penduduk. Angka Harapan Hidup di suatu wilayah berbeda dengan wilayah lainnya tergantung dari kualitas hidup yang mampu dicapai oleh penduduk. Banyak faktor yang mempengaruhi Angka Harapan Hidup. Enam faktor yang diduga mempengaruhi Angka Harapan Hidup di Jawa Timur yang meliputi faktor sosial, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Dalam hal ini kesehatan juga memegang peranan penting dalam mempengaruhi Angka Harapan Hidup. Yang termasuk salah satu faktor kesehatan adalah pemenuhan bahan makanan dan gizi yang optimal.



7. Peran zat gizi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber daya manusia disimbolkan dalam beberapa indikator fisik dan non-fisik. Yang termasuk indikator fisik yang penting adalah ukuran tubuh, kekuatan tubuh, serta daya tahan tubuh. Sedangkan indikator non-fisik antara lain kecerdasan, emosi, moral, dan iman. Sumber daya manusia disebut bermutu apabila semua indikator fisik dan non-fisik berada dalam keadaan yang prima. Manifestasi sumber daya manusia yang bermutu sangat bervariasi. namun telah disepakati bahwa sumber daya yang bermutu adalah yang sehat fisik, mental dan sosial, serta memiliki produktivitas, kemandirian, disiplin sosial, solidaritas, moral sera taqwa yang tinggi. Dari uraian tentang indikator sumber daya manusia yang bermutu ini jelaslah peranan kesehatan sera gizi sangat penting. Kesehatan yang diartikan sebagai keadaan sejahtera sempura dari fisik, mental, sosial, bebas penyakit, memang berkontribusi bersar dalam menciptakan penduduk dengan ukuran, kekuatan dan daya tahan tuubh yanh tinggi. Apabila kesehatan fisik seseorang terganggu, maka tumbuh-kembang fisik orang tersebut tidak akan bisa optimal. Akibatnya, ukutan, kekuatan dan daya tahan tubuh akan menurun dengan tajam. Keadaan yang sama juga ditemukan pada gangguan kesehatan mental. Tentu saja kesehatan mental ini ada kaitannya dengan asupan gizi lengkap atau tidak lengkap pada saat usia kehamilan ibu. Seseorang dengan pengalaman kesehatan fisik dan mental dapat diperkirakan akan sulit berkembang, seperti tidak akan mampu melanjutkan pelajaran, ketinggalan teknologi, produktivitas dan daya saing penduduk juga akan menurun tajam. Sumber Azwar, Azrul. 1999. Fungsi kesehatan dan gizi dalam pengembangan sumber daya manusia yang potensial dan handal. – Ari Agung, I Gusti Ayu. Kacang Ijo Meningkatkan Produktivitas Kerja. Patria Untag: Surabaya. Marsetyo, H dan G. Kartasapoetra. 1991. Ilmu Gizi. Rineka Cipta. Jakarta.