Peran Pendiri Dalam Menciptakan Budaya Organisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1.



Pendahuluan Budaya organisasi bergantung pada adanya penjelasan definisi organisasi,



dalam arti jumlah orang yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dengan maksud mencapai tujuan organisasi. Bersamaan dengan itu, para pendiri organisasi menciptakan kelompok-kelompok yang dibangun atas dasar kekuatan dari masing-masing personal. Yang kemudian membentuk suatu budaya kelompok. Tetapi budaya baru pada kelompok tersebut tidak akan berkembang sampai kelompok tersebut mengalami berbagai macam masalah sehingga menjadikan organisasi berkembangan dan bertahan terhadap masalah di luar dan di dalam organisasi yang pada akhirnya menciptakan aturan agar suatu hubungan dapat berjalan dengan baik. Kemudian budaya organisasi mengasumsikan pola dasar yang diciptakan, dikembangkan sehingga menjadi pembelajaran untuk mengatasi permasalahan di luar dan di dalam organisasi asumsinya, pola seperti itu akan cukup berhasil untuk mempertahankan organisasi meskipun untuk mengajarkan anggota baru adalah suatu langkah untuk memahami , berfikir dan merasakan dalam kaitannya dengan masalah mereka.



2.



Ringkasan Tulisan Bagaimana para pengusaha/pendiri organisasi menciptakan budaya



organisasi? Dan dengan cara apa budaya dianalisa? Pertama akan saya jelaskan apa itu budaya organisasi, bagaimana para pendiri menciptakan dan menanamkan dasar budaya organisasi, bagaimana



generasi pertama suatu perusahaan



mengembangkan budaya yang istimewa/baik dan usaha apa yang dilakukan oleh pendiri atau pemilik perusahaan keluarga ketika terjadi transisi agar organisasi dapat dijalankan dengan professional. Perilaku budaya tidak akan terang-terangan terlihat oleh seseorang yang pertama kali mengunjungi perusahaan. Bahkan filosofi atau system tidak akan dapat mengartikulasikan pendiri atau menuliskan berbagai macam karakter.



Melainkan hanya asumsi yang mendasari nilai dan menentukan pola perilaku, tetapi juga seperti terlihat pada arsitektur bangunan, desain kantor, gaya berpakaian dan lain-lain. Perbedaan ini sangat penting karena seorang pendiri mempengaruhi banyak hal asumsinya dengan keadaan seperti itulah organisasi dimulai,



permasalahannya



bagaima



mereka



mengartikulasi,



mempelajari,



melekatkan dan cara lainnya untuk mendapatkan asumsi yang mendekati kebenaran tentang bagaimana system itu bekerja. Seringkali para pendiri memulai dengan teory bagaimna caranya untuk sukses, mereka mempunyai kebiasaan dan pemikiran dalam kepala mereka, berdasarkan pengalaman yang mereka alami ketika mereka tumbuh. Dalam kasus kelompok pendiri, teori dan paradigma muncul dari cara kelompok tersebut mencapai kesepakatan di atas pendapat mereka tentang bagaimana memandang suatu permasalahan. disini perubahan kebiasaan melalaui tahapan proses yang mencerminkan beberapa tahapan dalam formasi kelompok. Pada akhirnya budaya organisasi akan selalu mencerminkan kompleksnya interaksi antara (1) pendapat dan teori yang dibawa oleh para pendiri (2) Apa yang dipelajari oleh suatu kelompok dari pengalaman yang telah dialami.



3.



Pembahasan Menurut Edgar H. Schein, budaya organisasi adalah sebuah pola asumsi



dasar yang ditemukan atau dikembangkan oleh anggota organisasi yang berkaitan dengan masalahnya, yaitu adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang mana hal itu dapat menyelesaikan masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal dan hasilnya valid sehingga nilai-nilai atau asumsi-asumsi dasar ini dapat diajarkan kepada anggota-anggota organisasi yang baru dalam bekerja untuk menyelesaikan masalah. Kelompok dan organisasi muncul tidak dengan tiba-tiba atau spontan. Organisasi biasanya diciptakan karena sesorang mengambil aturan kepemimpinan agar terlihat bagaimana hal tersebut menimbulkan tindakan



terarah sehingga



dapat mempengaruhi banyak orang untuk melakukan sesuatu yang disepakati,



yang mana hal ini tidak akan mungkin apabila dilakukan oleh satu orang. Proses formasi budaya dalam suatu organisasi dimulai dengan membentuk kelompok telebih dulu. Dalam budaya yang sudah matang biasanya suatu kelompok memiliki sejarah yang panjang dan berharga salah satunya akan menemukan bahwa pandangan yang ada terpola dan terintegrasi ke dalam “paradigma budaya” yang menjadi kunci bagi anggota kelompok untuk memahami bagaimana pandangan dunia mengenai organisasi, Dalam sebuah organisasi terdapat proses penyusunan, biasanya paradigma akan lebih cepat keluar dari kepala pendiri tetapi sangat penting mencoba untuk menguraikan suatu perintah agar dapat dimengerti atau petunjuk pendiri yang mana dapat mendorong atau menarik organisasi. Dalam sejarah beberapa perusahaan akan ditemukan perbedaan tetapi langkah atau proses utama nya secara fungsi akan sama yaitu : 1. Satu orang (pendiri) yang memiliki ide untuk menjalankan usaha baru 2. Pendiri suatu kelompok menciptakan dasar kesepakatan yang didapat dari gagasan yang terbaik, dapat dikerjakan dan dapat mengatasi resiko 3. Pendiri suatu kelompok dalam menciptakan oragnisasi dimulai dengan mengumpulkan dana, mendapatkan pengakuan, mendirikan perusahaan dan sebagainya. 4. Anggota lainnya bergabung dengan kelompok karena mengikuti pemikiran pendiri dan setelah itu kelompok mulai menjalankan fungsinya, mengembangkannya dan semua itulah yang disebut dengan sejarah. Proses awal dari tertanamnya budaya dasar memberikan keyakinan atau pandangan yang mengajarkan proses, tetapi bukan secara eksplisit. Model dasar dari formulasi budaya , akan diingat, yang mana seseorang haruse mengusulkan solusi pemecahan masalah yang terlihat dipermukaan. Hanya apabila grup berbagi pandangam mengenai pemecahan masalah akan berhasil ketika mengambil dasar permasalahannya dan hanya jika itu berlangsung terus dikerjakan akan



memberikan pandangan kepada anggota baru. Meskipun, hal tersebut tidak perlu dikatakan hanya unsur tersebut yang menyelesaikan masalah sehingga grup akan bertahan, tetapi issu yang berkepanjangan akan menanamkan pemikiran bagaimana pendiri menciptakan pemimpin dalam grup untuk melakukan hal yang penting pada waktu pertama kali, maka pertanyaanpun terjawab. Dengan kata lain tertanamnya dasar budaya dalam konteks ini berarti hanya pendiri/pemimpin yang mendapatkan jalan untuk menyelesaiakan respon tertentu. Tidak ada jaminan terhadap respon yang akan terjadi, kenyataannya sukses menyelesaikan masalah besar dalam sebuah grup. Setiap mekanisme terdaftar oleh pendiri seperti dibawah ini dan tertanam juga nilai atau pandangan-pandangan yang mereka pegang, meskipun pesan yang disampaikan hanya secara implisit, Pemimpin juga mungkin berkonflik sehingga menyampaikannya kurang sempurna. Mekanisme yang diberikan mungkin secara eksplisit, atau secara tegas atau bahkan secara implisit. Daftar mekanisme dibawah ini lebih atau kurangnya menerangkan hal ini secara eksplisit atau secara implisit. 1. Secara formal philosophy organisasi, karakter, keyakinan, materi, digunakan untuk merekrut dan menyeleksi dan mensosialisasikan. 2. Fisik ruang design, bagian depan gedung dan gedung 3. Model aturan yang dibuat, pengajaran dan pelatihan kepemimpinan 4. Penghargaan secara eksplisit dan system status dan criteria promosi 5. Sejarah, legenda, mitos, perumpaan tentang kunci seseorang dan kejadian. 6. Apa yang penting yang harus diperhatikan pemimpin, pengukuran atau pengontrolan 7. Reaksi pemimpin untuk menkritik kejadian dalam organisasi (saat organisasi bertahan saat terancam, aturan tidak jelas atau ditentang, perselisihan dengan sub ordinat, ancaman atau tidak berartinya peristiwa yang terjadi, dan sebagainya) 8. Bagaimana organisasi di design dan terstruktur (type pekerjaan, saling



melaporkan, informasi sampai ke tingkat pusat, fungsi atau kreteria lain untuk pebedaan dan mekanisme yang digunakan untuk mengintegrasikan pesan mengenai pandangan dan nilai. 9. Sistem dan prosedur dalam sebuah organisasi



(Jenis informasi,



pengawasan dan dukungan terhadap keputusan /system dalam satu kategori informasi, siklus waktu, siapa yang mendapatkan informasi, kapan dan bagaimana penilaian dan proses review, pesan yang dibawa secara implicit menerangkan nilai dan pandangan pendirinya. 10. Kriteria digunakan juga untuk perekrutan, seleksi, promosi, golongan, retreatment dan pengkhusususan ( secara implicit sangat mungkin secara bawah sadar criteria pemimpin menggunkan siapa yang siap dan siapa yang tidak siap mengikuti atutan dan siapa yang bertindak sebagai kunci solusi permasalahan organisasi)



4. Kesimpulan Melihat dari pembahasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa suatu budaya organisasi adalah sebuah pola asumsi dasar yang ditemukan atau dikembangkan oleh anggota organisasi yang berkaitan dengan masalahnya, yaitu adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang mana hal itu dapat menyelesaikan masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal dan hasilnya valid sehingga nilainilai atau asumsi-asumsi dasar ini dapat diajarkan kepada anggota-anggota organisasi yang baru dalam bekerja untuk menyelesaikan masalah. Proses awal dari tertanamnya budaya dasar memberikan keyakinan atau pandangan yang mengajarkan proses, tetapi bukan secara eksplisit. Dalam budaya yang sudah matang biasanya suatu kelompok memiliki sejarah yang panjang dan berharga salah satunya akan menemukan bahwa pandangan yang ada terpola dan terintegrasi ke dalam “paradigma budaya” yang menjadi kunci bagi anggota kelompok untuk memahami bagaimana pandangan dunia mengenai organisasi.