Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Diet [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET Untuk Memenuhi Mata Kuliah Konsep Dasar di Ampu Oleh



Ibu Ns. Sunarsih, S. Kep., MM



DISUSUN OLEH :



KELOMPOK 11 Fifi Nanda Sari



2014401059



Marva Afriza Fadiyanti



2014401071



Viola Tantri Agustin



2014401095



Repka Pirmanda Sr



2014401081



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG TAHUN AJARAN 2020/2021



1



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing. Atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada Kedua orang tua yang selalu memberi semangat serta rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai “PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET” Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



2



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL................................................................................................................1 KATA PENGANTAR.................................................................................................................2 DAFTAR ISI................................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..........................................................................................................................4 B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4 C. Tujuan.......................................................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN 1. Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Diet Perawat.....................................................................5 a. Definisi……………………………………………………………….……….…….5 b. Fungsi Diet………………………………………………………………………….5 c. Monitoring Pelaksanaan Diet…………………………………………….…………8 2. Konsep Nutrisi Sebagai Terapi Diet Krpada Klien Dengan Gangguan Fungsi Ginjal.............9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan………………….……………………………………….………………….....15 B. Saran……………………………………………………………………………………….15 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………........................16



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat adalah salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Sebagai salah satu tenaga professional, keperawatan menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktek keparawatan dengan mengunakan ilmu pengatahuan dan teori keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan. Setiap orang menginginkan tubuh yang proposional dengan berat badan yang ideal. Tapi tanpa dipungkiri hal itu tidak mudah untuk didapatkan terlebih orang yang dapat dikatakan gemuk atau gendut. Menyikapi hal tersebut diet menjadi salah satu cara yang banyak diambil orang. Dengan diet mereka dapat menurunkan berat badan sampai yang mereka inginkan. Namun, jika seseorang melakukan diet yang salah tanpa info diet yang benar ternyata bisa membahayakan tubuhnya sendiri. Demi mendapatkan hasil yang maksimal banyak orang melakukan diet yang salah dengan mengkonsumsi berbagai obat pelangsing yang efeknya bukan melangsingkan tapi menyebabkan gangguan pada ginjal. Ada baiknya melakukan diet dengan hal yang baik sehingga tidak dapat menimbulkan efek yang buruk. Misalnya dengan mengatur pola makan dengan benar dan berkonsultasi kepada ahli gizi atau dokter tentang diet yang benar. Tidak ada salahnya melakukan diet jika dilakukan dengan benar. B. Rumusan masalah 1. Bagaimanakah pengertian diet dan faktor yang mempengaruhi ? 2. Bagaimanakah peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien ? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian diet dan faktor yang mempengaruhi. 4



2. Mengetahui peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien. BAB II PEMBAHASAN 1. Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Diet Perawat A. Definisi Diet Diet adalah pengaturan jenis dan jumlah makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan serta status nutrisi dan membantu menyembuhkan penyakit (Hartono, 2000) setiap diet termasuk makanan, tetapi tidak semua makanan masuk dalam kategori diet. Dalam diet jenis dan banyaknya makanan ditentukan dan dikendalikan untuk mencapai tujuan tertentu. Diet adalah usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Terdapat 3 klasifikasi dari diet: 1.



Menurunkan berat badan.



2.



Meningkatkan berat badan.



3.



Pantangan terhadap makanan tertentu.



Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan. Adapun gangguan saluran pencernaan itu meliputi falatulensi, diare, gastrities dan tipoid. Jadi, diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. B. Pola diet berfungsi untuk memenuhi 6 nutrisi utama yang dibutuhkan tubuh, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Pola diet diatur dengan cara menyesuaikan porsimakan sesuai dengan kebutuhan jenis makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi. Jumlah dan variasi makanan yang tepat akan memberikan nutrisi yang tepat untuk pemeliharaan kesehatan tubuh dan mencapai berat badan yang ideal.



5



Sekarang, menurut Food Guide Pyramid ada 6 group makanan utama yang dapat dikonsumsi untuk mencapai nutrisi seimbang. Makanan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Roti, sereal, nasi, dan pasta sebagai sumber utama karbohidrat. 2. Daging, unggas, ikan , telur, biji-bijian kering, dan kacang-kacangan sebagai sumber protein. 3. Lemak dan minyak sebagai sumber lemak. 4. Sayur-sayuran. 5. Buah-buahan. 6. Susu, yogurt dan keju. Proporsi dari tiap kelompok makanan disesuaikan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan berat badan. Ada beberapa alasan seseorang melakukan diet, berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet: 1. Kadar lemak tinggi Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu program diet untuk menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas. Lemak merupakan zat gizi yang akan disimpan didalam kulit sebagai cadangan energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa terjadi peningkatan massa tubuh, proses metabolisme pun akan cenderung lebih berat dilakukan oleh tubuh. 2. Hasrat diri Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau menurunkan massa tubuh supaya sesuai dengan rentang normal IMT (indeks massa tubuh). Hasrat diri untuk melakukan diet ini biasanya dilakukan oleh model atau artis untuk menjaga bentuk tubuhnya. 3. Tekanan darah Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan-pantangan untuk makanan tertentu supaya tekanan kembali menjadi normal. 4. Pola makan



6



Diet juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang memiliki pola makan  tidak teratur, seseorang tersebut akan berusaha kembali mengatur pola makannya dengan cara melakukan diet. 5. Gangguan penyakit Seseorang terkena gangguan seperti gangguan cerna, diabetes dan lainnya akan melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar tidak memperparah gangguan tersebut. 



Identifikasi kebutuhan gizi Metode untuk mengidentifikasi kebutuhan gizi adalah : a.



Antropometri measurements



Pengakjian nutrisi yang meliputi : Sistem pengukuran dari susunan tubuh dan proporsi tubuh manusia mengavaluasi pertumbuhan, mengakaji status nutrisi, ketersediaan energi tubuh identifikasi masalah nutrisi:



b.







Tinggi badan







Berat badan







Body mass index







Lipatan trisep, LLA, dan LOLA



Biochemical data



Pengkajian nutrisi menggunakan nilai biokimia seperti: total limfosit, serum albumin, zat besi, creatinin, Hb, Ht, keseimbangan nitrogen, kadar kolesterol dll. c.



Clinical signs



Pemeriksaan fisik pada pasien yang berhubungan dengan adanya mal nutrisi, prinsip: head to feet/ cephalo caudal. d.



Dietry history



Mengkaji riawayat diet meliputi: fead recall 24 jam: pola, jenis dan frekuensi makanan yang dikonsumsi 24 jam. 



Memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi dan diet.



7



Sebagai pendidik pasien, perawat membantu pasien meningkatkan kesehatanya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik yang diterima sehingga pasien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tingga, kader kesehatan dll. 



Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.



Dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain ( collaborator ) perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan keperawatan guna memenuhi kebutuhan kesehatan pasien. 



Motivator pelaksanaan diet.



Perawat mengadakan invasi dalam cara berfikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan pasien dan cara memberikan perawatan kepada pasien. C. Monitoring Pelaksanaan Diet Monitoring Gizi adalah mengkaji ulang dan mengukur secara terjadwal indikator asuhan gizi dari status gizi pasien/klien sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan,diagnosis gizi,intervensi dan outcome/keluaran asuhan gizi. 



Cara Monitoring dan evaluasi



a. Monitor perkembangan: b. Cek pemahaman dan kepatuhan pasien/klien terhadap intervensigizi c.



Tentukan apakah intervensi yang dilaksanakan/ diimplementasikan sesuai dengan preskripsi gizi yang telah ditetapkan.



d. Berikan bukti/fakta bahwa intervensi gizi telah atau belum merubah perilaku atau status gizi pasien/ klien. e.



Identifikasi hasil asuhan gizi yang positif maupun negatif



f.



Kumpulkan informasi yang menyebabkan tujuan asuhan tidak tercapai



g.



Kesimpulan harus didukung dengan data / fakta 8



h. Mengukur hasil a.



Pilih indikator asuhan gizi untuk mengukur hasil yang diinginkan



b. Gunakan indikator asuhan yang terstandar untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas pengukuran perubahan. i. Evaluasi hasil a. Bandingkan data yang dimonitoring dengan tujuan preskripsi gizi atau standar rujukan untuk mengkaji perkembangan dan menentukan tindakan selanjutnya b.



Evaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap hasil kesehatan pasien secara menyeluruh.



2.. Konsep nutrisi sebagai terapi diet kepada klien dengan gangguan fungsi ginjal. Prevalensi penyakit ginjal kronik (PGK) semakin meningkat, demikian juga pasien PGK yang menjalani dialisis. Bebagai usaha dilakukan untuk menghambat progresi dari PGK. Salah satu faktor yang dapat menghambat progresi PGK adalah pendekatan terapi diet pada stadium pradialisis.1 Direkomendasikan pada pasien PGK perlu melakukan modifikasi asupan nutrisinya. Penatalaksanaannya mencakup pada pengaturan asupan protein, garam, kalium, kalsium, fosfor, oksalat, sitrat, asam urat dan air.1,2 Dilain pihak pada pasien PGK sering terjadi gangguan nutrisi. Masalah nutrisi merupakan komorbiditas penting pada penyakit ginjal. Dari beberapa faktor risiko yang terdapat pada PGK gangguan metabolik dan nutrisi yang dikenal dengan malnutrisi energi protein (MEP) memegang peranan penting dalam perjalanan pasien PGK. Patogenesis MEP pada PGK bersifat multifaktorial. Prevalensi MEP ditemukan lebih rendah pada LFG yang lebih tinggi, 10-70% pada pasien hemodialisis rutin dan sebanyak 18-51% pada pasien dengan peritoneal dialisis.3 Penilaian status nutrisi, monitoring dan intervensi nutrisi merupakan komponen yang memegang peranan penting dalam penatalaksanaan pasien penyakit ginjal kronik (PGK). Adanya perubahan metabolism menyebabkan PGK stadium 1 sampai 5 memerlukan penatalaksanaan nutrisi yang berbeda-beda sehingga memerlukan evaluasi dan terapi yang spesifik. Disamping itu setiap individu pasien mempunyai masalah nutrisi yang spesifik karena perbedaan metabolisme, etiologi dari PGK, stadium PGK genetik dan 9



lingkungan.3 Penatalaksanaan nutrisi pada PGK bertujuan untuk memperlambat progresivitas penyakit ginjal, memperbaiki kualitas hidup, serta menurunkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular pada PGK. Managemen Nutrisi pada PGK Tujuan terapi diet pada pasien dengan PGK adalah untuk menurunkan akumulasi sisa nitrogen, membatasi gangguan metabolik karena uremia, mencegah malnutrisi, dan memperlambat progresi dari PGK. Diit rendah protein memperbaiki gejala uremia karena menurunkan kadar toksin uremik, yang sebagian besar dihasilkan dari metabolisme protein Kalori dan Protein Peningkatan asupan protein atau asam amino telah terbukti dapat mempengaruhi hemodinamik ginjal dan berperan terhadap kerusakan fungsi dan jaringan ginjal. Terapi diet rendah protein pada pasien PGK telah diperkenalkan sejak lama dan memberi manfaat untuk menurunkan akumulasi bahan buangan yang tidak dapat diekskresikan oleh ginjal. Terapi diet rendah protein dapat mengurangi gejala uremia, menurunkan proteinemia dan memperlambat inisiasi dialisis. Kapan kita memulai diit rendah protein pada PGK sampai saat ini masih diperdebatkan. Batasan laju filtrasi glomerulus (LFG) untuk memulai diet rendah protein belum ditetapkan. Sebagian besar nefrologist menganjurkan agar diet rendah protein sudah dimulai pada saat LFG 30



Hemodialisis ≥1.2 g/kg/hari



Peritoneal dialysis ≥1.2-1.3 g/kg/hari



mL/min/1.73 m2:



dengan paling



paling sedikit 50%



≥0.8 g/kg/hari



sedikit 50%



HBV



LFG 15-29



HBV



mL/min/1.73 m2: 0.6-0.75 g/kg/hari Sindrom Nefrotik: 0.8-1.0 g/kg/hari Energi (jika pasien



35-40 kkal/kg,



≥60 tahun:



≥60 tahun : 30-35



115%



tergantung status



30-35 kkal/kg



kkal/kg termasuk



dari rata-rata BB



nutrisi dan faktor