Peran Perempuan Dalam Bisnis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Peran Perempuan dalam Bisnis Perempuan adalah kreator terkuat. Hal itu antara lain terbukti pada tangguhnya kaum perempuan dalam membangun dan mengembangkan berbagai macam bidang usaha (kewirausahaan atau entrepreneurship), terutama di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Perkembangan zaman makin menuntut partisipasi perempuan dalam membangun perekonomian rumah tangga, bahkan kemajuan bangsa. Dalam perekonomian yang tidak menentu pada saat ini, kaum hawa harus meningkatkan peran serta mereka. Dengan berwirausaha, kaum perempuan terlatih untuk berani mengambil risiko, bermental mandiri, serta berani memulai usaha tanpa diliputi rasa cemas sekalipun dalam kondisi yang tidak pasti. Berwirausaha juga mendorong kaum hawa untuk mewujudkan cita-cita kesetaraan gender. Tidak ada pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh perempuan. Jumlah perempuan yang menjadi pemilik usaha pun beberapa tahun belakangan bertambah banyak. Mereka mendapatkan perhatian beberapa instansi, baik swasta maupun pemerintah, yang aktif memberikan penghargaan bagi para perempuan wirausaha. Perkembangan kewirausahaan tidak dapat lepas dari peran perempuan. Perempuan berpotensi melakukan berbagai kegiatan produktif sebagai katup penyelamat bagi perekonomian keluarga, bahkan negara ujarnya.Makin banyak perempuan yang mulai menyadari bahwa menjadi wirausahawan merupakan cara terbaik untuk membantu ekonomi keluarga, karier, dan aktualisasi diri.  Terlebih, saat ini perempuan dan bisnis dapat berjalan beriringan, karena perempuan memiliki gaya bisnis yang berbeda dari kaum laki-laki. Perempuan lebih memilih bisnis yang berada pada lingkup keseharian, menggunakan perasaan, cenderung personal, bahkan melakukan aktivitas usaha yang berada di sela-sela rutinitas mengurus keluarga. Dengan pola pikirnya, perempuan berbisnis bukan untuk memperkaya diri, melainkan kesenangan hati dan minat pribadi ujarnya. Pola pikir perempuan itu mengacu pada konsep suka bersosialisasi, serta lebih dominan perasaan daripada rasional. Secara psikologis, perempuan yang berwirausaha akan memiliki intuisi atau naluri yang lebih cermat, pandai mengantisipasi masa depan, menjaga keharmonisan, terampil mengatur waktu, dan memiliki kemampuan untuk bekerja sama dalam rumah tangga. Kondisi itu tentu bisa menjadi potensi yang positif atau negatif bagi perempuan



Demikian juga berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (2010) sekitar 60% UKM dikelola oleh perempuan Indonesia. Hal ini tanpa disadari bahwa perempuan memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian negara. Peran perempuan dalam aktivitas ekonomi tidak hanya berperan dalam memperkuat ketahanan ekonomi keluarga dan masyarakat namun juga: 



Mengurangi efek fluktuatif ekonomi ;







Berkontribusi dalam upaya penurunan angka kemiskinan







Menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Peran perempuan di sektor UMKM umumnya terkait dengan bidang perdagangan dan



industri pengolahan seperti: warung makan, toko kecil (peracangan), pengolahan makanan dan industri kerajinan, karena usaha ini dapat dilakukan di rumah sehingga tidak melupakan peran perempuan sebagai ibu rumah tangga. Meskipun awalnya UMKM yang dilakukan perempuanlebih banyak sebagai pekerjaan sampingan untuk membantu suami dan untuk menambah penadapatan rumah tangga, tetapi dapat menjadi sumber pendapatan rumah tangga utama apabila dikelola secara sungguh-sungguh. Walaupun kegiatan menjual atau berdagang yang dilakukan secara mandiri masih sulit dilakukan wanita karena ada persepsi bahwa wanita hanya sebagai pengurus rumah tangga saja. Tentunya dibutuhkan keuletan dan kesabaran bagi wanita untuk membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar. Wanita saat ini tidak lagi hanya sebagai penonton di dunia bisnis, namun turut berperan memajukan perekonomian negara. Wanita dengan peran gandanya selain menjadi ibu rumah tangga juga mampu menjadi penggerak perekonomian rumah tangga. Wanita-wanita pengusaha terbukti mampu bersaing dengan kolega prianya mengembangkan diri dan perusahaannya. Banyak pengusaha wanita tangguh yang mampu berbicara dalam pentas global. Pengusaha wanita tidak saja berada pada usaha skala besar, namun banyak pula yang berkecimpung pada usaha kecil dan menengah. Para wanitadengan semangat kemandiriannya memerlukan dukungan dari keluarga dan lingkungannya. Dengan kreatifitas dan inovasi para wanita pengusaha dapat menjadi pengusaha yang tidak kalah dalam persaingan bisnis. Berdasarkan data yang dimiliki oleh World Economic Forum (WEF) pada tahun 2021, partisipasi dan kesempatan ekonomi perempuan menjadi ketimpangan terbesar kedua dari empat



dimensi yang mereka teliti. Dalam laporannya, WEF menyebutkan bahwa meskipun keadaan ketimpang sudah membaik 58% tetapi masih membutuhkan 267.6 tahun untuk bisa mencapai kesetaraan. Di Indonesia sendiri, jika melihat keadaan saat ini dibandingkan dengan masa lalu, perempuan saat ini memang memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk bisa berkembang. Namun, keadaan sebenarnya tidak banyak berubah, di Indonesia ketimpangan gender menempati peringkat ke-101 dari 156 negara dan peringkat 99 dalam dimensi partisipasi dan kesempatan ekonomi perempuan pada Indeks berdasarkan Indeks Ketimpangan Gender Sedunia 2021 (World Economic Forum, 2021). Kesempatan yang terbuka untuk kelompok rentan menjadi salah satu faktor utama ketimpangan gender terjadi. Peringkat tersebut menjadi salah satu hal yang bisa menjadi acuan dalam memastikan kesempatan yang setara untuk semua, sebagai bagian dari pemenuhan HAM. Rendahnya Indonesia pada kesetaraan gender dalam bisnis tidak menggambarkan kemampuan perempuan di Indonesia dalam dunia bisnis. Justru kebalikannya, dalam keadaan pandemi saat ini perempuan menunjukkan kepekaan dan sikap cepat tanggap dalam mengatasi masalah. Meskipun data mengatakan bahwa 5% perempuan kehilangan pekerjaannya selama pandemi, dibandingkan 3.9% laki-laki namun selama pandemi, dalam keadaan darurat ini, perempuan lebih cepat dalam merespon dan memberikan solusi dalam sektor bisnis. Hal ini terlihat dalam beberapa riset yang dilakukan selama pandemi, salah satunya riset yang dilakukan oleh LPEM FEB UI dengan Tokopedia (2021) yang menunjukkan perempuan 5.4 poin lebih banyak memulai bisnis dibandingkan laki-laki selama masa pandemi. Tidak hanya saat pandemi, perempuan sudah sejak lama menguasai UMKM dan terkenal dengan keterampilan mereka dalam berbisnis (IFC, 2016). Perempuan memiliki kemampuan dan mereka secara cepat tanggap menghadapi masa kritis. Sayangnya, dalam praktik bisnis secara luas, perempuan sering mengalami perilaku diskriminasi yang membuat mereka kesulitan untuk memasuki dunia bisnis dan berkembang lebih baik. Dalam 20 tahun terakhir, perempuan, terutama dalam hal ekonomi, terdapat ketimpangan yang sangat besar antara perempuan dan laki-laki (BPS, 2018; Sengupta & Sachdeva, 2017 ILO, 2019; WEF, 2021). Bagaimana sebenarnya keadaan perempuan dalam



bisnis saat ini? Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh UN Women tahun 2020, berikut adalah beberapa keadaan yang dihadapi perempuan dalam bisnis : Perempuan 2 kali lebih banyak melakukan kerja perawatan dibandingkan laki-laki dan 3 kali lebih banyak melakukan kerja perawatan yang tak berbayar. Tidak hanya dalam lingkup kerja perawatan, berdasarkan hasil temuan UN Women (2020) dalam sektor ketenagakerjaan secara umum pun melaporkan bahwa perempuan memiliki upah 16 - 35 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki. Memang, jika dibandingkan dengan zaman dahulu, perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang diinginkannya. Meskipun demikian, data yang dimiliki oleh UN Women (2020) menunjukkan dari 4 manajer hanya 1 orang yang berjenis kelamin perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh Catalyst pada tahun 2007 juga menunjukkan bahwa seorang pemimpin perempuan mengalami dilema dalam menjalani perannya sebagai seorang pemimpin, salah satunya dikarenakan ekspektasi masyarakat terhadap peran perempuan. Hal tersebut menunjukkan adanya dilema yang dirasakan oleh perempuan bahkan saat mereka menjadi pemimpin, yang tidak dirasakan oleh laki-laki. Daftar Pustaka Faras, Dr. Nahiya Jaidin, M.Pd, 2013. Peran serta perempuan dalam UMKM. Diakses Sabtu, 11 september 2021. http://staffnew.uny.ac.id/upload/130682772/pengabdian/peran-serta-perempuandalam-umkm.pdf&ved=2ahUKEwjD3-uMxf7yAhXNzDgGHf4cBcQFnoECBEQAQ&usg=AOvVaw1pK4R6PQXRYIa9lUBkyzsn&cshid=1631625160681 Swara Jabbar News, 2019. Peran Perempuan dalam Kewirausahaan sangat penting. Artikel. Diakses Sabtu, 11 september 2021 https://www.swarajabbarnews.com/2019/01/29/peranperempuan-dalam-kewirausahaan-sangatpenting/&ved=2ahUKEwigxOLByP7yAhWz7XMBHew6A_0QFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw15h hGcJ8dABNQqmGZif_h6 Zuhroh, Aylaa Nabiilah. 2021. Perempuan dalam sector bisnis. Internasional NGO Forum on Indonesia Development. Artikel . Diakses Sabtu, 11 september 2021 https://www.infid.org/news/read/perempuan-dalam-sektorbisnis&ved=2ahUKEwigxOLByP7yAhWz7XMBHew6A_0QFnoECA0QAQ&usg=AOvVaw2yRW3iIGdtl5NLJoEYZdQ