Peran Strategis Pemuda Dalam Menghadapi Era Globalisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Peran Strategis Pemuda Dalam Menghadapi Era Globalisasi



Nama



: Rizky Ardias D



Jurusan



: Teknik Kimia



NIM:



: 21030112140170



Peran Strategis Pemuda Dalam Menghadapi Era Globalisasi



Definisi yang pertama, Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional, WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda. Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu. Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan progresif. .Era globalisasi ditandai oleh adanya saling kebergantungan antarnegara. Hal ini menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindari, sebagai konsekuensi dari semakin longgarnya batas negara. Dunia menjadi tanpa batas, yang ditandai semakin bebasnya arus informasi dan komunikasi menembus batas-batas teritorial negara, membawa pengaruh dalam berbagai bidang. Termasuk di dalamnya adalah pola kepribadian, gaya hidup, dan kesenian. Semakin lemah suatu negara maka akan semakin besar dia terpengaruh dan bergantung. Sikap pragmatis, individualis, materialis dan hedonis merupakan hal-hal yang terbawa juga dan berpengaruh pada masyarakat. Arus budaya global dengan segala plus dan minusnya, merupakan tantangan besar bagi penataan nilai-nilai budaya dan watak bangsa (nation and character building). Hal ini merupakan persoalan serius, jika tidak



ingin kehilangan nilai-nilai dan budaya yang sudah terbentuk berabad-abad. Peningkatan daya tahan dan komitmen harus dilakukan secara sistematis, terintegrasi dan holistik. Dalam hal ini yang saya bahas adalah ‘Peran Strategis Pemuda di Era Globalisasi’. Menurut saya peran Pemuda di era Globalisasi saat ini yaitu ”Pemuda berperan dalam Mempertahankan Kebudayaan Nasional sebagai Identitas Bangsa di era Globalisasi ini” Kebudayaan bukan semata-mata kesenian. Kesenian hanyalah bagian sistem kebudayaan. Di dalamnya terdapat pengendapan tata nilai, penggalian, pelestarian dan pengembangan sehingga kebudayaan sebagai identitas nasional tetap eksis. Pendidikan sebagai pilar utama kehidupan bangsa ini tidak hanya dituntut untuk menghasilkan manusia-manusia cerdas dan siap berkompetisi secara global. Melahirkan generasi yang berkepribadian kuat, kepemimpinan yang tangguh serta merawat, mengembangkan dan mengawal identitas budaya nasional juga merupakan suatu keharusan. Apalagi di tengah-tengah gencarnya serbuan dan arus bandang budaya asing yang belum tentu sesuai dengan karakter bangsa serta kondisi bangsa yang sedang mengalami berbagai dekadensi akibat faktor internal maupun eksternal. Diperlukan strategi budaya untuk menangkal dan memfilter produk budaya asing yang tidak sesuai. Penanaman nilai-nilai keindonesiaan melalui jalur pendidikan serta pelibatan masyarakat secara luas adalah salah satu solusinya.Penanaman kebanggaan terhadap kebudayaan daerah sebagai aset bangsa, sosialisasi dan saling tukar apresiasi produk-produk budaya etnik yang beraneka ragam, sangat penting untuk menumbuhkan kepemilikan dan kebersamaan. Dengan demikian dibutuhkan kesadaran generasi muda Indonesia, khususnya para pemuda yang mengemban pendidikan. Disinilah tugas para Pemuda sebagai insan pendidikan yang berintelektualitas tinggi. Para Pemuda hendaknya berpandangan jauh ke depan terhadap permasalahan budaya nasional saat ini. Bagaimanakah peran yang diharapkan dari Pemuda dalam mempertahankan kebudayaan nasional sebagai identitas bangsa di era globalisasi ini ? Idealisme dan intelektualitas dari seorang Pemudalah yang di butuhkan untuk menjawab persoalan bagaimana mempertahankan eksistensi kebudayaan nasional di era gloabalisai ini. Jiwa kritis dan gagasan-gagasan yang berpijak pada ilmu dan pemikiran yang konstruktif di harapkan mampu menjadi langkah strategis dalam menjawab permasalahan ini. Dalam aplikasinya, peran Pemuda dalam rangka mempertahankan



eksistensi



kebudayaan nasional sebagai identitas bangsa dapat diklasifikasikan



berdasarkan beberapa unsur pembentuk kebudayaan nasional. Pertama, membangun kebudayaan nasional Indonesia haruslah mengarah kepada suatu strategi kebudayaan untuk dapat menjawab pertanyaan, “Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita?” yang tentu jawabannya adalah “menjadi bangsa yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi bangsa Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia, berfalsafah dasar Pancasila, bersemangat bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri sendiri, dan mampu berperanan penting dalam percaturan global dan dalam kesetaraan juga mampu menjaga perdamaian dunia”. Kalimat tersebut harus dipegang teguh oleh Pemuda karena Pemuda adalah iron stock dimana dengan ketangguhan idealismenya akan menjadi pengganti generasi-generasi sebelumnya. Kedua, sebagai moral force dan pemeran utama dalam kontrol sosial masyarakat, Pemuda dituntut untuk menjadi insan yang berkualitas dan teladan bagi masyarakat. Pemuda berkualitas adalah Pemuda yang melengkapi dirinya dengan tiga faktor pendukung, yakni kemantapan intelektual, kematangan emosional, dan kesantunan dalam berperilaku. Hal ini menjadi beralasan karena Pemuda adalah bagian dari masyarakat sebagai kaum terpelajar yang memiliki keberuntungan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi yang akan dijadikan sebagai model percontohan bagi masyarakat. Salah satu budaya berperilaku orang Indonesia yang sudah dikenal masyarakat dunia yaitu perangainya yang sopan, santun, murah senyum, dan ramah tamah, serta menghormati orang-orang yang lebih tua, dan kegiatan gotong royong yang sudah mendarah daging sejak zaman dahulu. Faktanya, ciri khas tersebut sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat terutama kegiatan gotong royong di kalangan masyarakat yang hidup di daerah perkotaan. Inilah yang menjadi tugas Pemuda untuk menggerakkan kembali sifat-sifat masyarakat Indonesia yang sudah menjadi identitas bangsa. Selain Pemudanya sendiri yang harus mencerminkan perilaku-perilaku tersebut, diperlukan juga program-program kePemudaan seperti KKN (Kuliah Kerja Nyata) ataupun kegiatan lainnya yang bersifat terjun ke masyarakat. Ketiga, sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada diri mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat diperatahankan. Pembentukan kesadaran kultural Pemuda antara lain dapat dilakukan dengan pengotimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah sebagai identitas bangsa. Keterlibatan mereka dalam mempelajari dan



mengikuti dunia seni dan budaya merupakan langkah konkrit dalam mempertahankan identitas bangsa seperti halnya keikutsertaan Pemuda dalam UKM seni & budaya daerah. Keempat, tidak dapat dibantah dan dipungkiri lagi bahwa setiap bangsa yang mampu menguasai IPTEK dan IT, pastilah bangsa tersebut memiliki peluang dan kesempatan besar untuk memajukan bangsanya. Logika ini semakin kuat memberi alasan mengapa Pemuda perlu berupaya optimal untuk senantiasa belajar dan menekuni bidang IPTEK dan IT tersebut. Karena pada hakikatnya kita berada, hidup, tumbuh dan berkembang di dunia yang global dan dinamis. Sehingga penguasaan IPTEK dan IT sangat memungkinkan kita untuk memiliki imunitas dan daya kompetisi yang kokoh agar identitas bangsa Indonesia tidak dilindas zaman bahkan dijajah oleh bangsa-bangsa lain di muka bumi ini. Dalam kajian ilmu pengetahuan dan teknologi, peran Pemuda dalam mempertahankan eksistensi kebudayaan nasional sebagai identitas bangsa sudah tersurat dengan jelas. Hasil pembelajaran dan pemikiran Pemuda dalam kurun waktu beberapa tahun diharapkan mampu menjawab tantangan globalisasi dan mampu memenuhi kebutuhan serta mengatasi permasalahan masyarakat. Seorang Pemuda keguruan diharapkan nantinya mampu menjadi guru profesional yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Seorang Pemuda teknik diharapkan mampu menciptakan teknologi-teknologi terkini untuk menjawab tantangan global masyarakat Indonesia. Seorang Pemuda pertanian diharapkan mampu menciptakan stabilitas pangan nasional dalam rangka keberlangsungan kehidupan masyarakat Indonesia. Pemuda sebagai kalangan yang mempunyai posisi dan bekal strategis diharapkan mampu memberikan perannya untuk di era globalisasi seperti ini yaitu untuk mempertahankan eksistensi kebudayaan nasional. Peran tersebut diterjemahkan dalam bentuk, Pemuda sebagai aset kemajuan bangsa di masa depan, Pemuda sebagai teladan masyarakat yang berkualitas, Pemuda sebagai pelestari kebudayaan & kesenian daerah, serta Pemuda sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis kemasyarakatan.