Perancangan Arsitektur 1: Shelter [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERANCANGAN ARSITEKTUR – 1 SHELTER DISUSUN OLEH: 1. Dorothy S.A.R. Sinurat (170406120) 2. Alberta L. Aritonang (170406123) 3. Nadya Silitonga (170406125) 4. Theo Fidelis (170406134) KELAS: B2 DOSEN PEMBIMBING: NOVI RAMADHANI, ST, MT



DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fasilitas hunian atau shelter merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi kesejahteraan fisik, psikologi, sosial, dan ekonomi penduduk di seluruh Negara, baik daerah perkotaan maupun pedesaan. Perumahan merupakan indikator dari kemampuan suatu Negara dalam memenuhi salah satu kebutuhan pokok penduduknya (Bambang Panundju, 2009). Kondisi geografis dan geologisnya,pesisir pantai dan pegunungan Sumatera Utara berpotensi mengalami bencana alam seperti gempa bumi tektonik, banjir, tanah longsor, erosi, abrasi, badai, maupun oleh factor non alam seperti berbagai kegagalan akibat teknologi dan ulah manusia. Umumnya bencana yang terjadi tersebut menyebabkan penderitaan bagi masyarakat,baik berupa korban jiwa manusia, kerugian harta benda, maupun kerusakan lingkungan serta musnahnya hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Pembangunan shelter atau bivak merupakan upaya untuk memenuhi salah satu kebutuhan manusia. Dimana hal tersebut merupakan fasilitas wajib yang harus disediakan pemerintah dalam rangka mensejahterakan kehidupan masyarakat. Aktivitas dan pengguna shelter di Indonesia sangatlah berbeda disetiap tempat dan disetiap kondisi. Seperti bencana alam yang terjadi di Indonesia tentu membutuhkan tempat perlindungan sementara yang layak dan memadai berbeda dengan tempat pemberhentian bus ataupun pos satpam. Di daerah pegunungan dan peisisir pantai banyak sekali dijumpai shelter. Tetapi hanya sedikit shelter yang layak digunakan. Pemerintah kurang memperhatikan kenyamanan penggunannya. Dan banyak pengguna juga kurang memperhatikan penggunaan dan mempergunakannya tidak sesuai dengan fungsinya. Kebutuhan akan shelter sangatlah tinggi, dimana Indonesia merupakan salah satu penduduk terpadat di dunia ke-4. Dengan penduduk yang padat tentu banyak aktivitas yang berlangsung. Pemerintah harus menyediakan tempat yang layak dan nyaman bagi pengguna shelter



1 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



BAB II 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi & Pengertian Shelter Bangunan shelter adalah fasilitas umum yang apabila terjadi bencana (gempa bumi, banjir, tsunami, angin topan, dll), digunakan untuk evakuasi pengungsi, namun bisa digunakan pula untuk fasilitas umum yang lain misalnya untuk tempat rekreasi atau ibadah atau yang lainnya, apabila tidak terjadi bencana. Syarat bangunan shelter adalah bangunan satu lantai atau tingkat yang tahan gempa, tahan cuaca, dan bisa menampung banyak orang. Bangunan shelter mempunyai fungsi sekunder saat tidak terjadi bencana, selain mempunyai fungsi utama sebagai shelter untuk hunian dalam keadaan darurat. Beberapa poin yang diperlukan dalam desain shelter: 1) Mudah diangkut, dilipat dan dapat dikirim datar atau dalam paket. 2) Dibangun dari bahan daur ulang dan memiliki kemampuan untuk digunakan kembali. 3) Mudah dibangun dan disatukan dengan beberapa alat atau tidak. 4) Dapat dibangun secara individu atau secara berkelompok/kompleks 5) Dapat diproduksi secara massal



Shelter daerah pegunungan



2 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



Shelter pesisir pantai 2.1.2. Fungsi Shelter Belakangan ini banyak kejadian pendaki yang kedapatan mendirikan tenda di dalam bangunan pos pendakian atau shelter. Hal ini pun menjadi sorotan para penggiat media sosial atau biasa disebut netizen.



Bahkan sejumlah pengelola gunung pun menanggapi hal tersebut. Salah satunya pengelola Gunung Semeru atau Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS).



Gambar diatas merupakan salah satu shelter yang terdapat di daerah pegunungan di Indonesia. Dari gambar di atas dapat kita simpulkan bahwa shelter – shelter yang ada di Indonesia masih kurang di perhatikan kenyamanan dan keindahannya.



3 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



Berikut adalah contoh Shelter yang layak di daerah dataran tinggi pegunungan yang bisa ditempati walaupun contoh gambar diatas bukan shelter yang terdapat di dareah pegunungan Indonesia. Mungkin fasilitas akses yang kurang memadai membuat shelter kurang layak, karena jalan menuju pembuatan shelter sangatlah sulit dan membutuhkan bahan konstruksi yang baik dan layak. Bagi pendaki tenda darurat merupakan shelter yang cukup bagi mereka untuk beristirahat Shelter juga digunakan di daerah pesisir pantai. Banyak pengunjung pantai ingin menikmati indahnya pantai. Agar terhindar dari sinar matahari yang panas, fasilitas shelter yang praktis yang diberikan oleh pemilik pantai sangat berguna untuk berlindung.



Shelter pada gambar diatas yang terdapat di Pantai Bali digunakan oleh turis atau pengunjung disana untuk menikmati indahnya pantai Bali. Nilai estetika dan konstruksi bambu yang sederhana membuat shelter tersebut tampak kuat dan



4 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



indah. Sehingga orang yang ingin berlindung disana terhindar dari panas dan teriknya sinar matahari



Fungsi Shelter lainnya pada daerah pesisir pantai bukan hanya untuk melindungi diri kita dari sinar matahari tetapi bisa juga dijadikan sebagai tempat fasilitas lainnya untuk mendukung aktivitas kita seperti makan, berkumpul dengan teman dan lainnya. Tempat ini seperti kafe dipinggir pantai dan banyak lagi fasilitas yang diberikan. Tidak semua pantai dijadikan tempat rekreasi, sebagian pantai dijadikan sebagai tempat berteduh bagi nelayan. Mata pencahariannya yang membuat mereka membutuhkan shelter sebagi tempat peristirahat atau tempat menyimpan perlengkapan mereka. Walaupun sederhana dan sementara.



Ada juga shelter bagi nelayan atau pemancing yang menggunakan shelter yang sederhana seperti tenda. Seperti gambar berikut:



5 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



Shelter juga dibutuhkan bagi orang – orang yang di daerahnya terjadi bencana alam. Jadi, mereka membutuhkan tempat perlindungan sementara yang layak. Seperti di Indonesia yang rentan akan bencana alam. Shelter yang layak dan siap pakai sangat dibutuhkan jika sewaktu – waktu terjadii bencana alam.



Shelter bagi pengungsi bencana alam yang bisa digunakan dengan cepat dan praktis adalah tenda darurat atau tempat – tempat yang layak yang bisa digunakan langsung sebagai tempat berlindung dan berteduh walaupun sebagaian kurang layak.



Shelter juga dijadikan sebagai tempat tunggu atau tempat kumpul. Disetiap bangunan pasti ada tempat berteduh seperti pos satpam dan biasanya di sekolah ada tempat bagi orang tua yang ingin menunggu anaknya pulang sekolah.



6 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



2.1.3. Jenis Shelter 2.1.3.1 Shelter Asli Alam Tujuan pembuatan bivak adalah sebagai tempat perlindungan yang nyaman untuk melindungi diri kita dari faktor alam dan lingkungan yang ekstrim. Sebagai contoh, one man bivak. Bivak disini artinya adalah shelter Pembuatannya dengan menancapkan kayu cagak sebagai tiang pokok yang tingginya sekitar 1,5 meter. Letakkan di atasnya sebatang kayu yang panjangnya kira-kira dua meter. Ujungnya diikat kuat yang biasanya memakai patok. Lalu sandarkan potongan kayu yang lebih kecil di atasnya, yang berfungsi untuk menahan dedaunan yang akan jadi atap ”rumah” kita. Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih gua, kita harus memastikan tempat ini bukan persembunyian satwa. Gua yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya. Kita juga bisa memanfaatkan tanah berlubang atau tanah yang rendah sebagai tempat berlindung. Tanah yang berlubang ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas penggalian tanah liat dan lainnya. Pastikan



7 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



tempat-tempat tersebut tidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin bertiup kita bisa membuat dinding pembatas dari bahan-bahan alami. Selain menahan angin, dinding ini bertugas untuk menahan angin untuk tidak meniup api unggun yang dibuat di muka pintu masuk.



Bivak (shelter) buatan alam



2.1.3.2.Shelter Buatan (Manusia) 2.1.3.2.1. Shelter di Hutan Ketika kita sedang melakukan ekspedisi ke hutan tentunya kita membutuhkan shelter darurat untuk berlindung ketika malam hari ataupun ingin beristirahat. Shelter yang digunakan adalah shelter yang sederhana dan mudah dipasang. Yang perlu diperhatikan ketika membuat shelter (bivak) buatan adalah tempat harus datar, bukan merupakan jalan hewan,manusia atau air, jangan di bawah pohon yang sudah tua/lapuk atau di bawah tebing yang labil serta jangan terlalu merusak alam sekitar, dekat dengan sumber air, bukan sarang nyamuk atau serangga juga tanaman busuk karena tempat itu tidak sehat dan kurang aman, dan aman dari ancaman hewan atau keganasan alam (banjir, lahar,longsor) Cara mengantisipasi lebih lanjut adalah membbuat parit di sekeliling bivak, tebarkan garam, buat api unggun dan lain – lain. Igloo merupakan salah satu shelter atau hunian bagi penduduk Eskimo di Kutub Utara



8 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



Igloo adalah Shelter bagi suku Eskimo di Kutub Utara



Bivak (Shelter) buatan manusia 2.1.3.2.2. Bus Shelter Tempat perhentian bus atau halte bus atau shelter atau stopan bus (dari bahasa Inggrisnya bus stop) adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang bus, biasanya ditempatkan pada jaringan pelayanan angkutan bus. Di pusat kota ditempatkan pada jarak 300 sampai 500 m dan di pinggiran kota antara 500 sampai 1000 m. Semakin banyak penumpang yang naik turun di suatu tempat perhentian bus semakin besar dan semakin lengkap fasilitas yang disediakan. Untuk tempat perhentian yang kecil cukup dilengkapi dengan rambu lalu lintas saja, dan untuk perhentian yang besar bisa dilengkapi dengan atap dan tempat duduk, bahkan bila diperlukan dapat dilengkapi dengan kios kecil untuk menjual surat kabar, atau rokok. Estetika tergantung kepada kebijakan daerah, ada yang menggunakan pendekatan modern, yang minimalis, ataupun menggunakan pendekatan kedaerahan dengan ciri chas daerah yang bersangkutan. Semakin bagus tempat perhentian bus tersebut semakin besar biaya yang perlu dikeluarkan untuk pembangunannya.



9 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



Sangat sedikit Shelter Bus yang layak di Provinsi Sumatera Utara, sedikit yang memiliki nilai fungsi dan estetika yang layak. Salah satu Shelter Bus yang baru dibangun adalah Shelter Bus di Binjai yang memenuhi kriteria tersebut.



2.1.3.2.3. Waiting Shelter Shelter buatan seperti waiting shelter sangat penting untuk banyak sektor termasuk sekolah dan lingkungan ritel lainnya. Shelter ini menyediakan tempat bagi pengunjung atau orang yang ingin berlindung dari cuaca buruk atau tempat berteduh bagi orang yang menunggu temannya atau tempat bagi orang tua yang menunggu anaknya pulang sekolah. Shelter ini juga bisa dijadikan tempat rekreasi di taman umum untuk berkumpul juga. Shelter ini menyediakan tempat duduk, penutup atap dan sebagian shelter dilengkapi meja buatan dari kayu, bebatuan atau bahan metal.



2.1.3.2.4. Home Shelter Bagi Bencana Alam



10 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



Semua orang tidak bisa menentukan kapan terjadinya bencana alam. Oleh karena itu, perlu adanya home shelter bagi para penduduk disekitar untuk berlindung dari bencana alam. Contohnya, di Indonesia merupakan wilayah yang rentan akan bencana alam. Yang baru - baru terjadi adalah gempa bumi di Lombok yang penduduknya membutuhkan tempat perlindungan sementara. Bencana alam lainnya seperti tsunami dan letusan gunung berapi seperti letusan gunung Sinabung di Kabupaten Karo. Tentunya, penduduk disekitar daerah tersebut membutuhkan tempat perlindungan sementara.



Shelter Tsunami di Aceh



Shelter bagi pengungsi letusan Gunung Sinabung di Desa Sukameriah, Kabupaten Karo



11 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



Walaupun di Indonesia tidak ada bencana alam badai Tornado, tetapii disetiap rumah di Amerika, contohnya New Orleans mereka membuat tempat perlindungan bawah tanah jika sewaktu – waktu badai tornado tersebut terjadi di wilayahnya. Ini merupakan bentuk kesiagaan bagi penduduk Amerika.



Masih banyak lagi fungsi shelter lainnya, seperti tempat perlindungan bagi kendaraan kita dari panas atau cuaca buruk lainnya dan banyak lagi fungsinya



2.1.4. Aktivitas dan Pengguna Shelter Tentunya aktivitas dan pengguna setiap shelter pastilah berbeda. Pengungsi bencana alam dengan tempat perhentian bus sangatlah berbeda aktivitas dan penggunanya. Tentunya bagi pengungsi bencana alam mereka membutuhkan tempat dan fasilitas yang lebih seperti kamar mandi, tempat



12 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



memasak dan tempat lainnya. Sedangkan shelter bagi pehentian bus hanya menyediakan tempat duduk saja. Begitu juga dengan aktivitas yang dilakukan pada daerah pesisir pantai dan pegunungan. Pada daerah pegunungan tentu mereka hanya menggunakan tempat untuk tidur atau beristirahat. Tempat mereka melakukan kegiatan seperti memasak, mereka menggunakan alam sebagai pendukung. Atau sebagaian tempat daerah pegunungan memiliki penginapan yang sederhana yang fasilitasnya cukup. Berbeda dengan daerah pesisir pantai mereka menggunakan shelter yang agak terbuka karena panasnya terik matahari dan malam hari mereka menggunakan tenda tertutup untuk melindungi dari udara dingin. Pantai seperti di Bali memberikan fasilitas yang memadai bagi mereka yang ingin beristirahat.



2.1.5. Tipologi Shelter dan Pengaruhnya 2.1.5.1. Tipologi Pesisir Pantai Karakter fisik permukiman sebagai kawasan permukiman pesisir ditandai dengan aktivitas kolektif sebagai nelayan. Aktivitas ini dijadikan identitas permukiman sebagai permukiman nelayan yang diimplementasikan dalam pemanfaatan ruang baik ruang secara personal dalam satu hunian, maupun ruang communal disepanjang pesisir dalam kawasan permukiman. Rutinitas aktivitas nelayan terjadi secara terus menerus, sehingga menjadikan kawasan pesisir pantai sebagai ruang yang memiliki aktivitas sepanjang hari baik siang maupun malam.



13 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



Di daerah pesisir pantai Sumatera Utara tidak hanya ditinggali oleh nelayan tetapi juga ditinggali oleh masyarakat yang memiliki mata pencaharian lain.



Rumah tinggal di kawasan pesisir pantai Sumatera Utara tetap mempertahankan bentuk tradisional Sumatera Utara yaitu rumah panggung yang disebut juga rumah adat bolon. Rumah adat ini berbentuk persegi panjang,serta termasuk kategori rumah panggung. Dan hampir keseluruhannya bangunannya terbuat dari bahan alam. Rumah panggung ini umumnya dihuni oleh 4-6 keluarga yang hidup bersama-sama. Kalau didaerah lain,rumah panggung sengaja dibuat untuk menghindari serangan binatang buas. Namun,rumah panggung adat bolon di buat agar memiliki kolong rumah. Kolong rumah tersebut digunakan sebagai kandang hewan pemeliharaan masyarakat batak,seperti babi,ayam,dan kambing.



Bila memperhatikan bentuk hunian di kawasan pantai Sumatera Utara yang tetap mempertahankan bentuk tradisional walaupun sudah ada perubahan di beberapa bagian,maka hal ini dipengaruhi oleh iklim wilayah pesisir,diantaranya : • Temperatur Ciri untuk kawasan pesisir pantai adalah suhu udara yang tinggi berkisar 28⁰C35⁰C pada suhu maksimum. Panas tertinggi dicapai lebih kurang 2 jam setelah jam 12.00 siang,hal ini disebabkan terakumulasinya temperature udara yang tinggi dengan radiasi matahari yang terjadi di kawasan pesisir pantai.



14 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



• Curah Hujan Curah Hujan di kawasan pesisir pantai berkisar antara 400-700 mm dan termasuk dalam kategori menengah. Walaupun kategori menengah untuk curah hujannya akan tetapi tiupan angina sangat keras sehingga bentuk rumah kawan pesisir pantai cenderung berbentuk panggung dan atap dominan berbentuk pelana atau segitiga karna dapat mengalirkan air hujan dengan kemiringan yang dapat mengalirkan air hujan dari atas ke bawah.



15 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1







Kelembapan Udara Sumatera Utara memiliki iklim tropis memiliki tingkat kelembaban yang tinggi,hal ini disebabkan karena curah hujan yang tinggi sehingga kadar uap air di udara cukup tinggi. Pada kawasan pantai hawa udaranya mengandung kadar garam yang dapat dikatakan cukup tinggi dimana persenyawaan air,asam arang dan zat asam dalam udara lembab dan menyebabkan mudahnya terjadinya karat.







Angin Karakteristik angin pada kawasan pesisir sangat menonjol yaitu angin kencang dengan hembusan garam dan ini biasa disebut dengan angin pantai, karena disebabkan oleh perbedaan suhu dan tekanan udara antara daratan dan laut. Dengan pengaruh iklim juga dapat mempengaruhi perubahan bentuk rumah di kawasan pantai Sumatera Utara sehingga rumah-rumah yang ada di kawasan tersebut dapat berubah-ubah bentuknya dan materialnya.



2.1.5.2. Tipologi Daerah pegunungan Area pegunungan biasanya masih ditumbuhi pohon – pohon berukuran besar dan semak – semak yang cukup rapat. Shelter yang berada di kawasan pegunungan biasanya memiliki resiko yang tinggi contohnya binatang liar . Maka, pastikan bahwa shelter tersebut dibangun dilahan yang tidak terlalu ke dalam hutan. meski lokasinya tidak berdekatan. •



Pastikan ada akses yang memadai untuk menuju area tersebut Akses berupa jalan yang layak penting untuk dipertimbangkan dalam



memilih lahan pegunungan. Sebab, kemudahan akses nantinya akan membantu kita dalam mengangkut material dan bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membangun rumah. Semakin sulit area tersebut dijangkau, tentu biaya pengiriman material akan mahal dan mungkin memakan waktu yang lebih lama dalam hal pengangkutan. Akses juga meliputi ketersediaan pasokan listrik, karena beberapa



16 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



kawasan pegunungan di Indonesia masih belum terjangkau pasokan listrik dikarenakan lokasinya yang sangat ekstrim dan terpencil.







Pertimbangkan arah yang tepat sebelum mulai membangun Jika sudah menemukan lokasi yang tepat, kini saatnya menentukan



apakah nantinya rumah akan menghadap ke arah utara, selatan, timur, maupun barat. Pertimbangan ini akan mempengaruhi Anda dalam membangun konstruksinya, karena arah rumah akan menentukan potensi besar kecilnya angin, paparan sinar matahari, tekanan, hingga suhu udara. Hal ini juga berpengaruh dalam proses pembuatan dan pemasangan pintu dan jendela.



17 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1







Cek kemiringan dan kestabilan tanah Seberapa besar kemiringan tanah turut menentukan kestabilan tanah.



Terlebih jika kondisi tanah tandus dan di bagian bawah terdapat area rumah – rumah lain. Dengan demikian, struktur tanah ini akan menjadi tidak kuat dan memperbesar kemungkinan terjadinya longsor. Jika memungkinkan, pilih lokasi dengan kondisi tanah yang cukup keras, namun tidak berbatu / karst. Tanah yang berbatu dan terlalu keras juga tidak baik, karena akan membuat kita sulit dalam meratakannya untuk membangun pondasi.



18 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



2.1.6. Konstruksi Shelter 2.1.6.1.Shelter dari Bambu Fungsi utama atap adalah untuk mencegah cuaca masuk ke dalam rumah. Fungsi sekondarinya yang juga penting adalah untuk mengikat keseluruhan bangunan dengan baik, seperti tutup pada kotak.



Ketika merancang tentang



konstruksi atap, pikirkan juga tentang kondisi yang harus dihadapi atap – terutama angin ribut dan hujan besar. Atap ilalang dapat terbang hilang, dan atap besi juga – jika tidak dipasang dengan benar, dan bila terkena atap besi dalam situasi angin kencang dapat berakibat fatal. Atap ilalang mempunyai kelebihan sebagai penahan panas yang baik. Atap ilalang yang tebal dapat mencegah panas dan suara memasuki bangunan. Kejelekannya adalah atap ilalang perlu sering diganti dengan regular



2.1.6.2. Kanopi Sebagai naungan area parkir kendaraan, berbagai macam jenis naungan dapat digunakan. Pemilihan penggunaannya tergantung pada keperluan, estetika, maupun dari segi biaya. Bahan kanopi membrane dapat digunakan sebagai salah satu alternatif memberikan teduhan diarea parkir tempat anda. Keunikan bentuk tarikan-tarikan kain membrane dapat memberikan keindahan tersendiri, besi-besi penopang dapat didesain lengkung searah dengan arah parkir mobil.



19 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



2.1.6.3.Shelter dengan atap kain parasut. Shelter dengan betuk ini mampu dibuat hanya dengan waktu tiga menit saja, cepat dan efisien serta kuat. Shelter ini mampu menahan terpaan angin dari tiga arah angin. Pemasangan pasak dibagian harus lurus dengan pasak dibagian depan, karena akan berpengaruh dengan bentukan shelter anda nantinya. Gunakan tianag penyangga dari bahan fiber agar anda tidak perlu repot mencari dan memotong tiang baru sesuai dengan bahan atap/parasut yang anda miliki.



2.1.6.4.Shelter Batu Shelter batu adalah shelter terberat dalam pembuatannya, karena harus menyusun bebatuan untuk mendirikannya. Tetapi lain cerita jika anda membuat shelter diantara dua/tiga buah batu besar, anda tinggal membangun atapnya saja. Shelter jenis ini merupakan shelter yang kuat untuk menghadapi angin dan waktu.



20 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



2.1.6.5.Shelter Pondasi Baja Perkuatan shelter terbuat dari baja yang mampu menahan beban diatasnya hingga 600 kg/m2. Shelter dipasang dengan sistem boltting (menggunakan mur dan baut) pada framenya sehingga tidak diperlukan pekerjaan pengelasan, pemotongan atau pekerjaan berat lainnya ketika akan dipasang. Perkuatan shelter mempunya ketinggian sekitar 200-400 mm dari permukaan beton sesuai dengan design perkuatannya. Bila pondasi shelternya berada diatas tanah, maka pondasi harus dibuat dari beton bertulang/batu kali yang mampu menahan beban hingga 600 kg/m2.



3.1. Studi Kasus WOMEN’S SHELTER di TOMOHON (Arsitektur Feminisme) Kasus kejahatan terhadap perempuan telah banyak didengar dan dilihat dalam berbagai media sosial bahkanpun yang dilihat secara langsung dengan mata kepala sendiri. Secara keseluruhan, kasus kejahatan terhadap perempuan baik wanita dewasa maupun anak-anak telah sering diberitakan dan dilaporkan Selain kasus-kasus yang dilaporkan tersebut, masih ada juga banyak kasus kejahatan atau kekerasan terhadap perempuan yang tidak dilaporkan kepada pihak berwajib. Pemerintah khususnya Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Kepolisian Republik Indonesia bahkan organisasi-organisasi terkait,telah melakukan berbagai upaya untuk masalah kekerasan terhadap perempuan ini. Baik dalam pelaporan, pendampingan sampai kepada pemulihan korban. Dalam hal ini, dirancanglah bangunan yang mewadahinya yaitu Women’s Shelter. Women’s shelter merupakan tempat perlindungan sementara berupa dukungan bagi perempuan yang melarikan diri dari situasi kekerasan, seperti perkosaan dan kekerasan dalam rumah tangga. Hasil perancangan Women’s Shelter ini pada akhirnya menghadirkan objek yang mengapdosi sifat perempuan 21 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



dan karakter serta kecintaannya dalam bentuk-bentuk keindahan. Feminisme itu sendiri mempunyai arti yang lebih dalam yaitu kebebasan dan kesejajaran dalam mengekspresikan ide dan desain bangunan. Hal ini terbukti dari terbentuknya paham baru yang mengutamakan kebebasan berekspresi serta berteknologi. 3.1.1. Pendahuluan Rumah adalah bangunan tempat tinggal bagi seseorang ataupun keluarga (ayah, ibu, dan anakanak). Merupakan tempat untuk mendapatkan kasih sayang, perhatian, pemeliharaan dari seluruh anggota keluarga, bahkan perlindungan dari bahaya maupun cuaca. Tetapi pada sebagian keluarga, rumah berfungsi sebaliknya. Tidak jarang rumah menjadi tempat yang tidak aman karena tindakan yang dialami oleh anggotanya, dan yang biasanya menjadi korban adalah perempuan dan anak. Yang lebih dikenal yaitu Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).Di Indonesia secara keseluruhan, tercatat ada sekitar 279.760 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan dan ditangani selama tahun 2013. Di Sulawesi Utara angka kekerasan terhadap perempuan dan anak memang tidak sebanding dengan provinsi lainnya di Indonesia. Tetapi dapat dikatakan tinggi karena dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. 3.1.2. Metode Perancangan Pendekatan perancangan yang di lakukan dalam perencanaan Women’s Shelter di Tomohon adalah melalui: • Pendekatan objek, dalam



memahami konsep shelter sebagai tempat



perlindungan, naungan, atau tempat berteduh. Jika dikaitkan dengan shelter untuk pemberhentian bus maka sifat shelter ini akan menjadi terbuka/publik. Sedangkan dalam konsep shelter untuk tempat perlindungan korban, maka sifatnya akan menjadi tertutup/private. Untuk penerapan dalam peracangan maka akan diambil sifat dari kedua jenis shelter tersebut yaitu terbuka dengan batasan-batasan tertentu sehingga menjadi tertutup. • Pendekatan tematik, berdasarkan tema Arsitektur Feminisme. Mendalami tema ini, maka diambillah suatu aliran yang sesuai dengan perjuangan perempuan



22 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



memerangi bentuk-bentuk kekerasan, yaitu Aliran Feminisme Radikal Kultural. Dengan memaknai isu dan perjuangan feminisme radikal kultural yang mengedepankan peran ibu serta keunikan dari perempuan yang harus dihormati dan diakui. Maka diambillah karakter, sifat serta peran wanita sebagai ibu untuk dijadikan konsep tematik serta penekanan bentuk ruang arsitektural. Dalam merancang sebuah fasilitas bagi korban kekerasan pada perempuan, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Bagaimana memfasilitasi korban dengan penderitaan fisik? Korban yang mengalami patah tulang, bengkak pada daerah mata dan hidung, luka-luka sampai kepada kehilangan organ tubuh, akan memerlukan penanganan kesehatan dalam pengobatan penyembuhan luka. 2. Bagaimana memfasilitasi korban dengan penderitaan secara psikologis? Para korban akan merasa putus asa, tidak berdaya, mati rasa, depresi, menarik diri dan penurunan motivasi, untuk itu diperlukan pendampingan konsultasi ahli. 3. Bagaimana memfasilitasi korban dalam hal pendampingan hukum? Korban yang hendak melakukan pelaporan kasus kekerasan yang dialami diberikan pendampingan berupa advokasi dan dijaga, dirawat dalam shelter sampai siding putusan di berikan. 4. Apa saja kegiatan yang dilakukan di dalam shelter? Dalam proses pemulihan korban, ada beberapa hal yang dapt dilakukan yaitu melalui programprogram yang disusun berupa terapi, konsultasi, bahkan program pengembangan diri agar dapat memiliki keahlian sesuai minat. Metode yang dilakukan untuk memperoleh pendekatan perancangan di atas adalah : •



Wawancara



Mengumpulkan data melalui konsultasi dengan dosen



pembimbing dan narasumber pejabat/ instansi terkait di kantor Gubernur Sulawesi Utara mengenai objek. •



Studi Literatur Untuk mendapatkan dan mempelajari penjelasan mengenai judul dan tema desain. 23 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1







Observasi



Melakukan



pengamatan



langsung



pada



lokasi



objek



perancangan. •



Studi Komparasi dan Pendukung Melakukan perbandingan objek maupun fasilitas sejenis mengenai objek desain melalui internet, buku-buku, majalah dan objek terbangun.







Studi Image Menilai objek-objek secara visual untuk merumuskan konsep-konsep desain yang diperlukan.



3.1.3. Analisa Perancangan Secara umum kajian analisa yang ada mencakup tentang analisa konsidi lingkungan dan analisa yang berhubungan dengan materi-materi yang mendukung perancagan ini, beberapa hasil analisa diantaranya adalah: - Program Ruang dan Fasilitas Penetapan program ruang dan fasilitas didasari pada fungsi bangunan yang diwadahi oleh objek perancangan. Secara umum hasil analisa untuk pengelompokan ruang dan luasan yang didapat



adalah sebagai berikut:



Rekapitulasi Luas Lantai Shelter 1 Shelter 2



: 992,8 m² : 843,3 m²



Layanan Ahli : 1.097,2 m² Children Care : 286 m² Edukasi



: 312 m²



Pengelola



: 291,2 m²



Pemasaran



: 665,6 m²



Service



: 236,6 m²



TOTAL



: 4724,7 m²



- Analisa Lokasi dan Tapak • Luas site: 1200 m2 / 1,2 Ha • Kesesuaian peruntukan lahan berdasarkan arahan RTRW kota Tomohon. • Rata-rata kebisingan masih dalam taraf normal.



24 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



• Utilitas site lengkap berupa jaringan listrik, air bersih dan saluran pembuangan air. • Vegetasi yang ada berupa rumput liar • Site mendapatkan penyinaran matahari secara maksimal • Site berada diketinggian diatas permukaan laut dengan kondisi lahan yang tidak berkontur.



- Analisa Gubahan Bentuk dan Ruang Wujud bentuk berdasarkan karakteristik dan keunikan peran perempuan sebagai ibu yang bersifat melindungi, mandiri, langsung, serta memiliki kebutuhan akan rasa aman yang besar. Bentukan diambil dari bentuk genggaman tangan seorang ibu dan anak, sehingga membentuk seperti dua lengkungan searah dengan mengalami penambahan dan pengurangan.



Gubahan Bentuk Bangunan 25 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



3.1.4.Konsep Perancangan Isu dan perjuangan “Arsitektur Feminisme“ aliran Radikal Kultural yaitu Keyakinan akan keunikan dari perempuan yang harus dihormati dan diakui serta peran ibu yang dinilai tinggi. Untuk itu diambillah karakter perempuan yang unik untuk di implementasikan kedalam objek rancangan.



Gambar Konsep Perancangan Tapak •



Site Development, Sirkulasi Tapak dan Perletakan Massa Sirkulasi pada objek terbagi atas dua bagian yaitu sirkulasi untuk



kendaraan dan sirkulasi untuk pejalan kaki. Untuk memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki maka jalurnyadibuat dengan ketinggian berbeda, serta perbedaan material yaitu aspal dan paving blok/batu alam. Sirkulasi untuk pejalan kaki disediakan khusus agar tidak terganggu dengan sirkulasi kendaraan. Sirkulasi kendaraan dibuat hanya satu jalur searah dengan dua pintu, satu pintu masuk dan satu pintu keluar. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kendaraan atau orang yang masuk keluar tanpa terganggu macet dalam site. Jumlah Parkiran yang



26 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



disediakan hanya sedikit, karena shelter ini bukanlah tempat untuk publik yang bisa diakses oleh siapa saja melainkan hanya oleh orang-orang yang berkepentingan saja. Untuk perletakan massa diletakkan massa bangunan pada bagian tengah site, pada bagian belakang site dibuat daerah untuk bersantai serta pengaturan ruang luar untuk pemulihan korban kekerasan. •



Konsep Struktur dan Material Struktur dan konstruksi yang digunakan pada objek rancangan harus



disesuaikan dengan bentuk bangunan yang akan dirancang serta kriteria struktur yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Pada umumnya bangunan yang beragaya Arsitektur Feminisme memiliki struktur yang kuat dan kokoh yang di desain sedemikian rupa agar kelihatan feminim, elegan tidak kaku dan estetis .-Pada atap menggunakan struktur atap miring dan atap beton bertulang. Untuk rangka atap miring yang digunakan adalah atap dengan kemiringan rendah sehingga membutuhkan membran penutup atap continue atau roll, beberapa material sirap dan lembaran. Untuk atap beton bertulang, dibentuk dan dicor dengan prosedur biasa. Slab atap biasanya dilapisi dengan jenis membran penutup atap. -Pemakaian struktur rangka, terdiri dari unsur kolom sebagai penyalur beban dan gaya secara vertikal dan unsur balok sebagai media pembagian beban dan gaya pada kolom. -Sistem lantai adalah bidang horizontal yang harus dapat menopang beban hidup dan beban mati. - Sistem fondasi, menggunakan fondasi dangkal karena struktur tanah pada site cukup stabil, dengan kapasitas daya dukung yang cukup dan relative dekat dengan permukaan tanah.



27 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1







Warna Sesuai dengan temanya yaitu Arsitektur Feminisme maka warna juga



sangatlah menentukan. Warna pada



objek menentukan karakter bangunan



tersebut. Contoh warna-warna yang feminim adalah merah muda, ungu muda, hijau, kuning, orange dan sebagainya (warna pastel).







Konsep Bahan Material dan Vegetasi Untuk konsep bahan



material



dibedakan sebagai berikut: Aspal untuk jalan kendaraan dan tempat parkir; Kerikil & coral untuk terapi track pada taman; batu alam untuk sirkulasi pejalan kaki; rumput untuk memberikan kesan alami. Vegetasi yang akan digunakan berupa vegetasi yang berbau, bertekstur kasar dan vegetasi berwarna cerah. Table berikut merupakan beberapa diantaranya.



28 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



3.1.5. Hasil Perancangan Hasil perancangan merupakan produk akhir dari serangkaian proses perancanan yang ada, beberapa produk-produk yang dihasilkan diantaranya adalah site plan, ruang luar dan perspektif



Akses masuk ke site ini melalui jalan lingkar timur. Jalan lingkar timur ini dapat diakses dengan mudah dari pusat kota maupun dari arah Manado dan Tondano. Karena berada pada jalan penghubung antara kabupaten Minahasa dan Kota Manado. Sirkulasi kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah untuk mengoptimalkan lahan. Dibuat 2 akses masuk yaitu untuk jalur kendaraan dan jalur untuk pejalan kaki.



29 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



Konsep rancangan ruang luar menciptakan suasana nyaman bagi pengguna diantaranya penggunaan soft material dan hard material sebagai elemen-elemen disain alami yang melengkapi penataan lansekap. Konsep Vegetasi yang digunakan pada ruang luar memiliki 3 tahapan/unsur yang berbeda yaitu tahapan penanganan, tahapan penyembuhan dan tahapan pemulihan, yaitu dengan vegetasi yang bertekstur kasar, vegetasi yang berbau, serta vegetasi yang berwarna. Pada area parkir diletakkan vegetasi berupa pohon yang berfungsi sebagai peneduh.



30 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



3.1.6. Penutup Perancangan objek ini dihadirkan untuk menjawab kebutuhan yang ada. Tema rancangan yang dipakai pada perancangan objek yaitu Arsitektur Feminisme aliran Radikal Kultural, dimana sifat dan karakter wanita diangkat dan diaplikasikan kedalam objek rancangan. Dalam penghadiran objek, dipakai proses desain yang dikemukakan oleh Jhon Zeisel (1972). Proses ini merupakan proses perancangan rasional dan argumentative dan merupakan proses yang berulangulang. Women’s Shelter di Tomohon ini didesain agar dapat menjawab kebutuhan perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Sehingga korban tersebut dapat mampu menyelesaikan permasalahannya dan dapat hidup dengan baik setelah mendapatkan terapi dari para ahli yang disediakan dalam Women’s Shelter ini. Disadari pula dalam hasil rancangan ini belumlah optimal dan masih memiliki



banyak



kekurangan



baik



dalam



penjelasan



objek



maupun



pengimplementasian tema. Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini telah dibuat berbekal dengan ilmu arsitektural yang telah dipelajari dalam masa perkuliahan. Diharapkan konsep-konsep yang diberikan dalam objek rancangan dapat menambah proses kreatifitas kita dalam berkarya



31 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



BAB III KESIMPULAN



3.1. Kesimpulan Dari hasil studi literatur melalu proses analisa dapat disimpulkan bahwa shelter daerah pegunungan dan pesisir Sumatera Utara kurang memadai. Banyak tempat yang tidak layak digunakan dan dijadikan sebagai “Shelter” tempat berlindung ataupun tempat berteduh. Perlu peran arsitek sebagai perencanaan dan perancang dalam mendesain shelter agar nilai fungsi dan estetika diterapkan dalam shelter. Dengan cara ini, pengguna merasa nyaman dan aman ketika berada di dalam shelter tersebut. Dan pengguna juga bisa memanfaatkan shelter sesuai dengan kebutuhannya tanpa menyalahgunakan peran shelter tersebut. Pemerintah perlu bekerja sama dengan arsitek Indonesia atau daerah Sumatera Utara guna mensejahterakan kehidupan masyarakat setempat. 3.2.



Saran



Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang studi literature dengan



sumber







sumber



yang



lebih



banyak



dan



tentunya



dapat



dipertanggungjawabkan



32 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1



BAB IV DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 1995. Ensiklopedia Nasional Indonesia. PT.Cipta Adi Pustaka. Jakarta Antoniades, A. C. Poestics Of Architecture Van Nostrand Reinhold, New York, 1990 Bambang Panudju, Pengadaan Perumahan Kota Dengan Peran Serta Masyarakat Berpenghasilan Rendah, (Bandung: PT. Alumni, 2009) FRICK, Heinz: Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu, Soegijapanata University Press, 2004 Frieden, Betty.1963. The Feminin Mystique google searching : Arsitektur Feminisme google searching : Feminisme Radikal http://www.womenshelter.org L. Schodek, Daniel. 1998. Struktur. Refika Aditama Najmah, Khatimah Sa’ida. 2003. Revisi Politik Perempuan. Erlangga. Jakarta Neufert, E. 1992. Data Arsitektur Jilid 1,2. Erlangga. Jakarta Poerwadarminta, W. J. S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Stuart Mill, John. 1869. The subjection of Women.



33 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR - 1