Perawatan Endodontik Pada Resorpsi Akar Internal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Perawatan Endodontik pada Resorpsi Akar Internal : Laporan Kasus Carla Frehner Andrade, Nathaly Dias Morais et al Abstrak : Pendahuluan : Resorpsi akar yang biasa ditemukan melalui pemeriksaan radiografi adalah resorpsi internal dan eksternal. Karena resorpsi akar merupakan masalah multidisiplin, membutuhkan berbagi pengetahuan untuk memahami etiologi dan patogenesis penyakit. Tujuan : Pentingnya untuk mengetahahui bagaimana mendiagnosis dini dengan tepat dan memberikan perawatan terbaik untuk setiap kasus dan memastikan prognosis pasien. Laporan Kasus :Temuan radiografis menemukan pada pria muda usia 25 tahun menunjukkan adanya resorpsi internal dan periodontitis apikalis Gigi 22. Setelah perawatan endodontik dan mengganti bahan medikamen intrakanal kalsium hidroksida tiap bulannya, pengisian saluran akar dilakukan dan kasus dilakukakan follow up melalui pemeriksaan radiografis. Kesimpulan : Dengan melakukan pemeriksaan awal yang tepat dan harus detail yaitu dimulai dari anamnesis dan pemeriksaan radiografis penting untuk dilakukan dalam menentukan diagnosis, serta prognosis yang lebih mendukung keberhasilan kasus. Pendahuluan Resorpsi akar dapat diklasifikasikan menjadi fisiologi dan patologis. Resorpsi fisiologis terjadi pada gigi sulung sebagai bagian proses normal dari rhizolysis. Resorpsi patologis selalu pada gigi permanen. Resorpsi patologis dapat diklasifikasikan menjadi internal, eksternal dan juga kombinasi keduanya. Resorpsi akar eksternal adalah kelanjutan dari saluran akar yang dimulai sebagai reaksi tertunda terhadap trauma gigi yang berkaitan dengan pergerakan ortodontik, bedah ortognatik, perawatan periodontal dan bleaching pada pulpa non vital. Pada gambaran radiografis, terlihat adanya gambaran radiolusen dengan tepi tidak rata (irregular) pada tepi apikal dan terlihat defek yang asimetris pada ujung masing-masing akar. Pada tahap lebih lanjut, gigi yang terkena dapat terjadi kegoyangan, fraktur atau adanya ‘pink spot’ pada mahkota. Resorpsi akar idiopatik etiologinya masih belum diketahui. Resorpsi akar eksternal yang sering dikaitkan dengan perawatan ortodontik disebut sebagai resorpsi permukaan/ surface resorption . Dapat dilihat secara radiografis pada daerah apikal akar bulat.



Pada kasus-kasus yang sering ditemukan menunjukkan asimptomatik, disertai dengan kegoyangan ringan dan perkusi positif. Pada kasus resorpsi internal berdasarkan gambaran radiografis ditandai dengan adanya resorpsi atau terputusnya bentuk saluran akar pada gigi vital. Terlihat perluasan pada batas-batas pulpa yang relatif simetris dengan kontur yang reguler dan bulat. Penyebabnya diketahui ialah pulpitis kronis atau dapat terjadi akibat trauma yang menyebabkan pembentukan dentinoklas dan biasanya asimtomatik. Resorpsi internal dipicu oleh struktur pulpa atau struktur yang berdekatan dengan jaringan pulpa itu, tidak menyebabkan terjadinya nekrosis pulpa karena proses nekrosis tidak mengeluarkan produk toksik ke sel. Namun pada bila nekrosis pulpa terjadi,



terjadi resorpsi internal yang stabil dan dilanjutkan dengan



pembentukan lesi periapikal. Melakukan diagnosis yang sesuai antara resorpsi internal dan eksternal sangat penting karena setiap kasus menyajikan proses patologis yang berbeda dan memerlukan protokol perawatan yang berbeda. Melakukan diagnosis berdasarkan pemeriksaan radiografis memperlihatkan ciri khas yang kecil yang sulit diidentifikasi. Harus juga ditegakkan berdasarkan anamnesis, klinis dan riwayat penyakit pasien. Bila masih terjadi keraguan dapat menggunakan computed tomography untuk mendukung kasus ini dalam hal diagnosis dan prognosis. Laporan kasus ini bertujuan untuk menunjukkan pentingnya melakukan diagnosis dini dan tepat yang akan mempermudah untuk mengevaluasi perawatan endodontik dan pengisian saluran akar dengan baik sehingga prognosis pun baik.



Laporan kasus Pasien laki-laki usia 25 tahun ras Kaukasoid. Pada anamnesis tidak mengalami perubahan sistemik. Secara klinis jaringan periodontal normal tetapi terdapat banyak lesi karies pada gigi : 17 (oklusal); 16 (Mesio-oklusal); 26 (MOV ); 27 (oklusal) dan 46 (ODV). Gambaran radiografis. Regio anterior RA menunjukkan adanya restorasi yang luas, resopsi akar internal dan periodontitis apikalis pada gigi 22. Pasien menjelaskan bahwa dia tidak ingat adanya riwayat trauma pada regio tersebut. Berdasarkan gambaran klinis dan radiografis Ditemukan bahwa gigi 22 mengalami nekrosis pulpa yang mengindikasikan suatu kebutuhan perawatan yaitu perawatan endodontik. (Gb 1)



-



Dilakukan ansetesi lokal dengan mepivakain 2% pada papila pasien.



-



Lalu dilanjutkan pemasangan clamps dan mengisolasi menggunakan rubber dam



-



Melakukan preparasi akses mahkota menggunakan diamond round bur #1014. Setelah odontometrik radiografi (Gb 2), melakukan hand instrument dengan teknik reverse ( crown down, servikal-apikal, crown-apikal). Panjang kerja 23mm dan surgical diameter dengan menggunakan K file #70 berdasarkan konfirmasi pemeriksaan radiografis.



-



Disinfeksi dan irigasi saluran akar dengan 2.5% sodium hypochlorite



-



Medikamen intrakanal dengan bubuk kalsium hidroksida dicampur dengan 0.9% larutan salin



-



Kavitas ditutup dengan bahan restorasi sementara



-



Pasien diminta untuk kontrol setelah 30 hari



-



Kunjungan selanjutnya dilakukan penggantian bahan medikamen dengan bubuk kalsium hidroksida dicampur dengan iodoform, dan dilakukan foto radiografi kembali (Gb 3) dan dilakukan computed tomography untuk membuktikan diagnosis (Gb 4)



-



Bahan medikamen intrakanal diganti setiap bulan selama 6 bulan untuk melihat perubahan dari pemeriksaan radiografis dan pembuktian diagnosis



-



Setelah itu, pengambilan bahan medikamen dan irigasi saluran akar dengan EDTA 17% dibiarkan selama 5 menit



-



Pengisian saluran akar dilakukan dengan teknik Tagger hybrid, yang merupakan kombinasi dari teknik kondensasi lateral dengan teknik Termomekanis kompaksi dengan menggunakan alat Mc Spadden dan gutta percha utama no .70 yang bernomor sama dengan MAF (Gb 5)



-



Guttap percha tambahan no. 80 (2 nomor lebih besar dari MAF) dilapisi dengan calcium hydroxide-based endodontic sealer



-



Setelah prosedur pengisian, kelebihan guttap dipotong dengan bantuan hand instrumen panas.



-



Kamar pulpa dibersihkan dengan etil aklhokol 70%, kemudian ditutup dengan tumpatan sementara dan dilakukan rontgen untuk melihat hasil obturasi (Gb 7,8,9). Kemudian dilakukan restorasi akhir.



-



Kontrol 3 bulan setelah dilakukan perawatan saluran akar, dilakukan pemeriksaan dan penilaian radiografi yaitu tidak terdapat tanda atau gejala kegagalan perawatan (Gb 10)



Gambar 1



Gambar



Gambar 3



Gambar 4



Gambar 7



Gambar 5



Gambar 8



Gambar 6



Gambar 9



2



Gambar 10



Pembahasan Ukuran lesi memiliki pengaruh besar terhadap hasil perawatan gigi pada kasus resorpsi internal. Besarnya lesi mempengaruhi penurunan kekuatan gigi yang bisa menyebabkan fraktur. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan perawatan endodontik dini, sehingga dapat membantu stabilisasi progresifitas dan mencegah kemunginan untuk terjadi nya fraktur mahkota dan atau akar. Mengenai mekanisme preparasi, pada kasus ini memilih hand instrumen karena hasil dari pembentukan dan pembershian saluran akar memuaskan, dan gambaran radiografis menunjukkan saluran akar yang lurus dan luas. Pada kasus ini memilih teknik preparasi saluran akar yaitu crown-down bersamaan dengan penggunaan larutan sodium hipoklorida 2.5%. pilihan prosentase sodium hipoklorit 2.5% karena instrumentasi lebih dari 30 menit, yang sama dengan kapasitas melarutkan jaringan organik dengan menggunakan larutan sodium hipoklorit 5%, dengan demikian mampu melarutkan jaringan organik dan debris dari seluruh aspek saluran akar. Kalsium hidroksida digunakan sebagai medikamen intrakanal karena, mempunyai efek utama dari efek anti inflamasi, antimikroba, sebagai bahan pelarut jaringan pulpa yang nekrotik pulpa beserta bakteri dan produknya, menetralisasi toksisitas, mampu merangsang penyembuhan jaringan keras periapikal sekitar gigi dengan saluran akar yang terinfeksi, dan menghambat proses resorpsi saluran akar serta merangsang penyembuhan periapikal setelah trauma. Bagian alkali pada kalsium hidroksida mempunyai fungsi yaitu dapat menetralkan proses inflamasi, stabilisasi dari proses resorpsi. Jurnal ini menekankan, tindakan menghambat resorpsi dengan meningkatkan pH medium atau tinggi, sehingga dapat melawan infeksi atau inflamasi.



Campuran kalsium hidroksida dan iodoform akan menghasilkan sebagai suatu bahan medikmen intrakanal sebagai media anti bakteri yang sinergis. Kombinasi kalsium hidroksida dengan iodoform menghasilkan radiopasitas yang lebih baik daripada bahan kalsium hidroksida saja. B Walaupun secara sifat fisik, mekanis dan biologis MTA baik tetapi MTA direkomendasikan sebagai bahan perbaikan penutupan perforasi akar dibandingkan dengan bahan2 lain. Baik pada kasus perforasi iatrogenik maupun perforasi patologis. Kesimpulan : Dengan melakukan pemeriksaan awal yang tepat dan harus detail yaitu dimulai dari anamnesis dan memperhatikan riwayat secara keseluruhan baik riwayat gigi maupun sistemik pasien. Pemeriksaan radiografis penting untuk dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang dalam menentukan diagnosis, rencana perawatan dan meramalkan prognosis pasien. Kontrol 3 bulan pasca perawatan, kasus resorpsi internal pasien stabil, terjadi pemulihan pada jariangan periodontal di bagian apikal dan menunjukkan keberhasilan perawatan.