Perawatan Frais [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II PEMELIHARAAN dan PERAWATAN MESIN FRAIS



1. STANDAR KOMPETENSI Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tujuan pembelajaran tentang deskripsi singkat mengenai mesin perkakas dan bagian-bagiannya serta konsep perawatan dan pemeliharaan berdasarkan identifikasi kerusakan di masing-masing bagian mesin (mesin frais).



2. KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan deskripsi singkat dan bagian-bagian pada mesin frais. 2. Menjelaskan konsep perawatan dan pemeliharaan pada mesin frais. 3. Menjelaskan identifikasi kerusakan dan solusi perawatan pada bagian mesin frais. 4. Menjelaskan macam-macam alat penunjang pada mesin frais. 5. Menjelaskan identifikasi kerusakan dan solusi perawatan pada bagian mesin frais 3. INDIKATOR DASAR 1. Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang deskripsi singkat mesin frais dan bagian-bagiannya. 2. Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang konsep dasar perawatan pada mesin frais. 3. Mahasiswa



mempunyai



pengetahuan



dalam



mengidentifikasi



kerusakan baaik pada bagian-bagian mesin atau alat penunjangnya serta mampu memberikan solusi perawatan atau perbaikan di dalamnya.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 1



A. Mesin Frais 1.



Deskripsi Mesin Frais Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan/menyelesaikan



permukaan suatu benda kerja dengan menggunakan pisau sebagai alatnya. Pada mesin frais, pisau terpasang pada arbor dan diputar oleh spindle. Benda kerja terpasang pada meja dengan bantuan catok (vice) atau alat bantu lainnya. Meja bergerak vertikal (naik-turun), horizontal (maju-mundur dan kekiri-kekanan)



(Amstead,1992).



Dengan



gerakan



ini



maka



dapat



menghasilkan benda-benda seperti pembuatan: a. Bidang rata b. Alur c. Roda gigi d. Segi banyak beraturan e. Bidang bertingkat



Gambar 1.1



Bentuk Bentuk Hasil Pengefraisan



Sesuai dengan keperluannya, mesin frais dibagi dalam 2 golongan besar yaitu, mesin frais baku dan mesin frais khusus. Mesin frais baku dibagi lagi menjadi 2 kelompok, yaitu mesin frais meja dan mesin frais lutut dan tiang. Mesin-mesin frais yang tergolong jenis mesin frais lutut dan tiang diantaranya ialah mesin frais horizontal, mesin frais vertikal, dan mesin frais universal. Pada mesin frais horizontal, meja dari mesinnya hanya dapat digerakan pada tiga arah yaitu, arah membujur, arah melintang dan arah tegak. Kemudian pada mesin frais vertikal letak sumbu utama spindelnya hanya



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 2



searah tegak lurus terhadap meja mesin. Dengan perlengkapan kepala tegak yang dapat diputar-putar, maka kedudukan spindel sumbu utama dapat dibuat menyudut terhadap meja mesin. Mesin frais jenis ini banyak digunakan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan frais sisi atau frais jari. Sedangkan untuk mesin frais universal, meja dapat diputar mendatar dan membentuk sudut 450 kearah tiang mesin (Rohyana, S. 2000).



(b)



(a)



(b)



(c) Gambar 1.2



(a) Mesin Frais Horizontal; (b) Mesin Frais Vertikal; (c)Mesin Frais Universal



Selain mesin frais baku, terdapat pula beberapa jenis mesin frais khusus, diantaranya adalah mesin frais copy (mesin frais yang digunakan untuk pekerjaan rumit dan membutuhkan master atau mala khusus yang digunakan sebagai referensi pembuatan bentuk benda kerja yang diinginkan); mesin frais hobbing (mesin khusus untuk pembuatan roda gigi dan alat-alat sejenisnya seperti sprocket. Alat potong yang digunakan juga spesifik karena



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 3



menghasilkan profil benda kerja yang presisi); mesin frais tusuk (digunakan untuk membuat alur pasak pada lubang yang berpasangan dengan poros, membuat roda gigi dalam, dan lain-lain); mesin frais gravier (mesin ini dapat membuat gambar atau tulisan dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan keinginan dan skala tertentu); mesin frais planer (digunakan untuk memotong permukaan benda kerja dengan ukuran yang besar dan berat); mesin frais CNC (mesin dengan tingkat ketelitian yang presisi, membutuhkan operator handal, dan mampu mengerjakan benda kerja yang lebih komplek) (Utama, B. 2015). 2.



Bagian-Bagian Mesin Frais Bagian-bagian pada mesin frais secara umum baik pada mesin frais



horizontal, vertikal, maupun universal dapat dijelaskan sebagai berikut (Akbar, A. 2014):



Gambar 1.3



Bagian-Bagian Umum Mesin Frais



a. Bagian pertama adalah spindle utama. Bagian ini merupakan hal yang terpenting pada proses pengefraisan karena merupakan tempat peletakan alat potong frais. Sesuai jenis mesin frais baku maka spindle utama ini dibagi atas vertical spindle, horizontal spindle, dan universal spindle. b. Bagian keuda adalah meja. Bagian yang berguna sebagai tempat untuk peletakan benda kerja. c. Bagian ketiga adalah motor drive. Motor drive atau motor penggerak pada mesin frais merupakan sumber utama pergerakan pada setiap bagian mesin frais. Motor ini berfungsi untuk menggerakkan bagian bagian lain seperti spindle utama, meja, dan juga pendingin (coolant).



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 4



d. Bagian keempat adalah transmisi. Transmisi pada mesin frais berfungsi untuk menghubungkan dan meneruskan setiap pergerakan baik pergerakan dari motor drive ke spindle utama ataupun dari motor drive ke proses pemakanan (feeding). Sedangkan untuk sistem transmisi yang digunakan dibedakan menjadi dua jenis yakni transmisi gear box dan v-belt. e. Bagian kelima adalah knee. Bagian yang berfungsi sebagai penopang meja mesin frais. Pada bagian inilah letak proses transmisi pemakanan (feeding). f. Bagian keenam adalah tiang. Termasuk dalam bagian badan mesin, tempat melekatnya bagian-bagian mesin lainnya. g. Bagian ketujuh adalah base. Bagian dasar mesin yang berfungsi sebagai penopang tiang mesin. Selain itu juga merupakan tempat cairan pendingin. h. Bagian kedelapan adalah control. Merupakan bagian pengatur dari sistem mesin frais. Baik pengaturan kecepatan pemakanan, pengaturan kecepatan putaran spindle, dan lain-lain. 3.



Proses dan Metode Pengefraisan Proses pengerjaan benda kerja dengan mesin frais dapat diklasifikasikan



berdasarkan jenis pisau, arah penyayatan, dan posisi relatif pisau. Oleh karena itu, berikut akan dijelaskan tiga jenis proses pengefraisan menurut Supriyadi (2013:191). a. Frais Periperal (Slab Milling) Proses frais periperal menghasilkan permukaan benda kerja dari hasil pergerakan gigi pisau yang terletak pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu putar dari pisau biasanya terletak pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat.



Gambar 1.4 Pergerakan Penyayatan Proses Frais Periperal



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 5



b. Frais Muka (Face Milling) Proses ini mengandalkan posisi pisau yang dipasang pada spindel dan memiliki sumbu yang tegak lurus terhadap permukaan benda kerja. Permukaan hasil pengefraisan ini berdasarkan hasil penyayatan oleh ujung dan selubung pisau.



Gambar 1.5



Pergerakan Penyayatan Proses Frais Muka



c. Frais Jari (End Milling) Pergerakan pisau pada proses ini biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus terhadap benda kerja. Selain itu, pisau dapat bergerak menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut. Gigi potong pada pisau terletak pada selubung pisau dan ujung badan pisau.



Gambar 1.6



Pergerakan Penyayatan Proses Frais Jari



Sedangkan jika ditinjau dari segi metode penyayatan yang dilakukan pada pengerjaan mesin frais, Supriyadi (2013:192-193) mengklasifikasikannya menjadi dua jenis yakni: a.



Frais Naik (Up Milling) Frais naik atau bisa disebut frais konvensional memiliki gerakan pisau yang berlawanan dengan arah terhadap gerak makan meja mesin frais.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 6



Pada proses frais naik apabila pisau berputar searah jarum jam, benda kerja akan disayat ke kanan. Penampang melintang dari chip seperti koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian menebal. Metode ini cocok untuk mesin frais konvensional, karena pada mesin konvensional backlash ulir transportasinya relatif besar dan tidak dilengkapi



backlash



compensation.



Gambar 1.7 b.



Proses Up Milling



Frais Turun (Down Milling) Frais turun (down milling) atau climb milling memiliki arah putaran pisau yang sama dengan gerak makan meja mesin frais. Ketika pisau berputar berlawanan arah jarum jam, benda kerja disayat ke kanan. Penampang melintang dari bentuk chips untuk frais turun seperti koma diawali dengan ketebalan maksimal dan kemudian menipis. Metode ini sesuai untuk pengerjaan mesin frais CNC, karena gerakan meja pada mesin CNC dipandu oleh ulir bola baja dan dilengkapi dengan



backlash



compensation. Sedangkan pada proses mesin frais konvensional metode ini tidak disarankan karena meja mesin frais akan tertekan dan ditarik oleh pisau.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 7



Gambar 1.8



Proses Down Milling



B. Konsep Perawatan pada Mesin Frais Pada dasarnya konsep perawatan pada mesin frais memiliki kesamaan pada konsep perawatan untuk mesin industri pada umumnya. Namun, sebelum mengetahui lebih detail mengenai perawatan pada mesin frais pemahaman mengenai konsep perawatan untuk mesin industri harus diperdalam terlebih dahulu. Perawatan merupakan istilah yang mencakup dua pekerjaan yakni “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan yang dimaksud merupakan aktifitas untuk mencegah kerusakan. Sedangkan perbaikan merupakan tindakan untuk memperbaiki kerusakan. Namun, untuk definisi detail dari perawatan itu sendiri adalah suatu usaha untuk merawat mesin atau materiil agar dapat digunakan secara produktif dan mempunyai usia pemakaian yang relatif lama (Widiyanti, 2014:2). Produk yang tercipta dari proses produksi suatu industri haruslah memiliki kualitas yang baik, harga yang pantas, dan mampu diproduksi serta diserahkan pada konsumen secara cepat dan tepat waktu. Oleh karena itu, proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat. Di sinilah peran perawatan yang utama sebagai faktor pendukung proses produksi. Dengan adanya perawatan yang teratur dan terencana harapan untuk memiliki peralatan penunjang proses produksi yang siap pakai akan terwujud. Di samping proses perawatan yang terencana dan teratur, pada keadaan tertentu proses perbaikan



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 8



dan overhaul pun perlu dilakukan agar peralatan penunjang produksi dapat bekerja secara optimal. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan beberapa tujuan dari perawatan yakni untuk memperpanjang usia aset, menjamin ketersediaan optimum peralatan yang digunakan untuk produksi, menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan ketika mengalami situasi darurat, dan menjamin keselamatan kerja bagi orang-orang yang menggunakan peralatan tersebut. Secara umum ditinjau dari waktu pelaksanaan pekerjaan perawatan dapat dibagi menjadi dua metode yakni perawatan terencana (planned maintenance) dan perawatan tidak terencanan (unplanned maintenance). Selain dua jenis tersebut terdapat beberapa bentuk lain dari perawatan, berikut penjelasannya: 1. Perawatan preventif. Perawatan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan. Ruang lingkup pekerjaan preventif ini meliputi inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan, dan penyetelan. 2. Perawatan korektif. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas sehingga mencapai standar yang diterima. 3. Perawatan berjalan. Perawatan ini dilakukan ketika peralatan atau fasilitas dalam kondisi bekerja. Penerapan jenis ini biasanya pada peralatan atau fasilitas yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi. 4. Perawatan prediktif yang dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kejanggalan kondisi fisik maupun fungsi sistem peralatan. Biasa dilakukan pada alat-alat monitor canggih. 5. Breakdown Maintenance. Perawatan yang dilakukan ketika telah terjadi kerusakan. Persiapan pada jenis perawatan ini adalah kelengkapan suku cadang, material, alat-alat penunjang, dan tenaga kerja yang handal. 6. Emergency Maintenance. Jenis perawatan yang dilakukan ketika terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. Perlu diketahui juga bahwa terdapat dua jenis pekerjaan lain yang dianggap sebagai tindakan perawatan yakni perawatan dengan cara penggantian dan penggantian yang direncanakan.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 9



Itulah beberapa uraian singkat mengenai perawatan secara umum. Sedangkan untuk perawatan mesin frais juga tetap mengacu pada konsep dasar tersebut, hanya saja lebih dispesifikasikan kembali berdasarkan kebutuhan perawatan mesin. Kebutuhan perawatan ini ditinjau dari spesifikasi mesin yang terkait hubungannya dengan bagian-bagian mesin, peralatan penunjang, dan sistematika penggunaan mesin. Menurut Sumantri (1989:139) perawatan untuk mesin frais dibagi atas tiga yakni perawatan umum, kebersihan mesin, dan pelumasan. Perawatan umum yang dimaksud adalah perawatan yang benar dan berhati-hati sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh perusahaan pembuat mesin. Hal ini dikarenakan dapat menambah umur produktif mesin dan meningkatkan produktivitas serta efisiensi kerja pada mesin. Selain itu masalah kebersihan mesin, mesin haruslah dibersihkan minimal sekali dalam satu minggu operasi. Namun, akan lebih baik jika hal ini sering dilakukan terutama ketika selesai mengoperasikan mesin. Kebersihan mesin yang paling utama adalah pembersihan pada beram hasil pengerjaan dan cairan pendingin. Kedua sampah ini harus dibersihkan terutama pada bagian lintasanlintasan mesin. Pembuangannya pun tidak boleh sembarangan dan tidak boleh dilakukan dengan kompresor. Selain itu, pada cairan pendingin juga harus benar-benar kering pada setiap bagian mesin yang terkena oleh cairan tersebut. Sebab cairan pendingin yang masih basah dapat menyebabkan karat. Pembersihan dapat dilakukan dengan kain yang kering dan bersih. Setelah dilakukan pembersihan, hendaknya dilakukan pula pelumasan pada bagianbagian mesin tertentu. Akan lebih baik lagi jika mesin diberi penutup, sehingga debu dan kotoran lainnya tidak akan menempel pada mesin yang sudah bersih. Berbicara mengenai pelumasan, untuk mesin frais sendiri jelas memiliki kriteria-kriteria tertentu. Hal ini dikarenakan sistem pelumasan dan jenis pelumasan yang digunakan untuk perawatan mesin berbeda-beda. Menurut teori, teknik pelumasan merupakan suatu usaha untuk memperkecil gesekan dan keausan dengan menempatkan suatu lapisan tipis fluida diantara permukaan-permukaan yang bergesekan. Di samping itu, pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang disisipkan diantara dua permukaan yang



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 10



bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan tersebut. Berdasarkan definisi yang ada fungsi dari pelumas sebenarnya telah terlihat jelas yakni untuk memperkecil gesekan dan keausan. Namun secara lebih rinci, fungsi dari pelumasan adalah untuk memindahkan panas (panas yang timbul akibat gesekan dapat dipindahkan oleh minyak pelumas asalkan terjadi aliran minyak yang mencukupi); menjaga sistem agar tetap bersih (pelumas yang baik dapat berguna sebagai pencegah terjadinya fouling serpihan-serpihan yang dihasilkan dari proses mekanis dan dari hasil degradasi pelumas itu sendiri maupun dari hasil proses pembakaran); dan melindungi sistem (bahan pelumas yang baik harus direncanakan demi mencegah dan melindungi logam dari korosi atau karat). Mengetahui fungsi pelumasan yang komplek seperti uraian di atas, maka demi memaksimalkan fungsi tersebut terdapat beberapa teknik pelumasan. Menurut penjelasan dalam artikel repository.usu.co.id pelumasan dibagi menjadi enam tipe. Pertama adalah pelumasan hidrodinamis. Pelumasan tipe ini terjadi akibat gerakan rotasi yang terjadi antara dua benda yang bersinggungan. Dua benda tersebut dipisahkan oleh pelumas secara sempurna. Kemudian, terdapat pula pelumas hidrostatis yakni pelumasan menggunakan pompa bertekanan tinggi yang akan menekan minyak pelumas ke bagianbagian yang bergerak. Berlanjut pada pelumasan elastohidrodinamis. Pelumasan ini digunakan ketika kontak bidang antara kedua permukaan yang bergerak sangat kecil. Pelumasan bidang batas terjadi karena tidak dimungkinkannya pembentukan lapisan tipis minyak pelumas yang sempurna karena beban yang terlalu besar, penurunan kecepatan, pengurangan jumlah pelumas yang dimasukkan ke dalam bantalan, dan kenaikan suhu. Selain itu juga terdapat pelumasan padat. Pelumasan ini didefinisikan sebagai sebuah sistem pelumasan yang antara permukaan kontak saling melumasi sendiri oleh bahan padat yang dilapisi dan kadang menyatu dengan elemen tersebut. Terakhir adalah pelumasan ekstrim yang biasa dilakukan dibawah pengaruh kondisi kerja yang paling hebat.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 11



Kembali dalam pembahasan perawatan mesin frais. Pelumasan hendaknya dilakukan pada awal sebelum pengoperasian dan sesudah pengoperasian (Sumantri, 1989:140). Terutama pada bagian-bagian yang digunakan sebagai lintasan luncur dan selalu berputar. Selain itu, pada nipel (tempat memasukkan pelumas harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum melakukan penambahan minyak pelumas. Ukuran takaran pemberian pelumas ini juga harus sesuai dengan petunjuk perusahaan yang membuat mesin tersebut.



Namun, jika



penggunaannya terus-menerus, maka pelumasan harus dilakukan secara teratur dan kuantitasnya diperbanyak. Pemerikasaan ketinggian minyak pelumas pada gelas penduga harus dilakukan secara teratur dan tepat waktu. Hal ini dikarenakan untuk mencegah kejadian kekurangan minyak pelumas. Pasalnya jika hal itu terjadi, maka akan cepat merusak mesin. Secara umum penggantian atau pemberian oli pelumas untuk setiap mesin berbeda. Hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa faktor yang mengikuti dan mempengaruhi seperti jenis mesin, beban kerjanya, jenis bahan pembuat mesin, jam kerja mesin, suhu sekitar, kondisi tempat kerja, jenis minyak pelumas, dan lain-lain. Seperti contoh mesin frais tipe FN 1 buatan india. Ketika kondisi mesin ini masih dalam keadaan baru, maka penggantian oli dilakukan ketika mesin mencapai jam kerja 200 jam. Kemudian untuk penggantian selanjutnya dilakukan setiap mesin telah melakukan jam kerja per 500 jam. Namun, pada kondisi mesin yang telah rapuh dan tua, maka penggantian oli pelumas dilakukan setelah mesin bekerja selama 1500 jam atau 2000 jam.



C. Identifikasi Kerusakan dan Perawatan pada Bagian-Bagian Mesin Frais Penjelasan di atas telah memaparkan bentuk pemeliharaan dan perawatan mesin frais baik secara umum maupun keterkaitannya dengan teori menurut dasar-dasar pemeliharaan dan perawatan mekanik indusri. Sedangkan pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai perawatan, pemeliharaan, termasuk identifikasi masalah yang biasa terjadi pada beberapa bagian tertentu mesin frais. Diketahui bahwa pada umumnya perawatan dan pemeliharaan dapat dilakukan di awal karena merupakan usaha preventif untuk mencegah adanya



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 12



kerusakan di tengah-tengah pekerjaan. Namun, apalah daya berbagai faktor dalam bekerja juga dapat mempengaruhi sehingga timbulah beberapa masalah dalam mesin frais. Beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut dirangkum menjadi lima poin oleh Absal (2013) yakni faktor mesin, operator (human error), metode operasional, kualitas material atau bahan, dan lingkungan. Oleh karena itu untuk meminimalisir faktor-faktor tersebut, berikut akan dipaparkan bagian-bagian mesin frais yang rentan mengalami kerusakan dan keausan, identifikasi kerusakan yang mungkin dialami, dan solusi penyelesaian dalam bentuk teknik perawatan. 1. Bagian Spindle Utama Spindle utama merupakan bagian yang terpenting dan utama dalam mesin frais. Bagian ini merupakan tempat untuk mencekam mata pisau frais. Posisi spindle utama mengikuti jenis mesin frais yakni posisi horizontal, vertikal, dan universal. Identifikasi kerusakan pada bagian ini adalah terletak pada bantalan poros spindle utama. Bantalan pada poros utama merupakan jenis dari bantalan luncur



Gambar 3.1



Bentuk Bantalan pada Poros Spindle Utama Mesin Frais Horizontal



Menurut Sularso & Suga, K. (1980:103) bantalan luncur memiliki kemampuan untuk menumpu poros dengan putaran yang tinggi dan beban yang besar. Selain itu, juga dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara. Mengetahui hal tersebut maka tipe perawatan yang terpenting dari bagian ini adalah pelumasan. Hal fatal yang terjadi jika perlumasan tidak rutin dilakukan adalah keausan pada bantalan tersebut. Keausan ini terjadi akibat



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 13



putaran mesin yang tinggi menyebabkan gesekan dan timbulnya panas antara poros spindle dan bantalan. Bahkan menurut Sumantri (1989:218) keausan pada bantalan dapat menyebabkan bentuk permukaan bantalan berubah (tidak bulat sempurna), hal ini berdampak buruk pada poros mesin. Akibatnya putaran poros tidak dapat berputar lurus kembali. Selain akibat putaran yang tinggi, kurangnya pelumasan juga dapat menimbulkan karat. Karat yang dibiarkan terus menerus dapat mempengaruhi poros spindle. Akibatnya poros spindle tidak dapat dikeluarkan dan susah untuk diputar. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan beberapa solusi. Solusi yang pertama adalah perawatan preventif dan juga perawatan berkala. Tindakan tersebut dapat berupa pelumasan secara berkala (pengecekan bulanan) atau pengecekan rutin setiap sebelum dan sesudah bekerja. Mengingat bahwa banyak faktor dibalik permasalahan mesin, maka solusi kedua adalah perbaikan. Perbaikan dilakukan pada keausan bantalan yang sangat besar. Keausan besar ini dapat menyebabkan terkikis habis alur minyak pelumas pada bantalan. Oleh karena itu jalan satu-satunya adalah mengganti lapisan sleeve yang baru (Sumantri, 1989:219). Penggantian ini menyebabkan poros yang didukungnya harus menyesuaikan ukuran sleeve bantalan yang baru. Sebab ukuran sleeve yang baru akan lebih kecil dari sebelumnya. Perubahan ukuran tersebut dapat dilakukan dengan cara menggerinda poros agar sesuai ukuran sleeve atau sebaliknya. Namun, perlu diketahui jika bantalan yang akan diubah ukurannya dengan cara dibubut atau digerinda, maka jangan lupa untuk memberi alur minyak pelumas untuk melumasi poros dan bantalan atau untuk menghindari gesekan yang timbul. Telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa kunci utama perawatan dalam bantalan adalah sistem pelumasan. Sistem pelumasan yang tidak baik akan berakibat pada keausan bantalan. Selain keausan terjadi karena gesekan ataupun karat, ternyata proses pelumasan yang salah pun dapat mengakibatkan keausan. Hal ini terjadi jika minyak pelumasan terlihat tidak berfungsi atau tidak sampai pada alur minyak yang sesuai. Jika hal ini terjadi maka sebaikanya dilakukan pemeriksaan terhadap sistem pelumasan. Apabila memang terlihat kerusakan pada alur minyak segera lakukanlah perbaikan.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 14



Perbaikan dapat dilakukan dengan mesin frais, mesin tusuk, ataupun pahat tangan jenis pahat alur minyak. Perlu diketahui juga bahwa dalam perbaikan atau pembuatan ulang alur minyak, panjang alur minyak harus lebih pendek dari panjang bantalan (Sumantri, 1989:220). 2.



Bagian Sistem Transmisi Transmisi pada mesin frais memiliki dua jenis utama yakni transmisi



spindle utama dan transmisi feeding. Prinsip kerja transmisi adalah menghubungkan motor penggerak dengan yang digerakkan (Yusuf, 2015). Dalam hal ini sistem transmisi yang digunakan dalam mesin frais terdapat dua jenis yakni transmisi gear box dan transmisi v-belt. Transmisi v-belt digunakan pada transmisi dari motor penggerak utama ke poros penggerak pada mesin frais.



Pergerakan



transmisi



di



poros



penggerak



mesin



frais



akan



mentransmisikan putaran ke poros spindle utama menggunakan transmisi roda gigi.



Gambar 3.2



Penampang Sistem Transmisi V-Belt pada Mesin Frais



Kegiatan transmisi putaran yang saling terkait dan terus menerus butuh perawatan rutin dan terkendali. Hal ini juga akan berpengaruh pada performa kerja mesin. Mengingat kembali faktor-faktor kerusakan pada mesin salah satunya terletak pada manusia (operator), maka pengendalian yang baik untuk perawatan sistem transmisi perlu dilakukan. Sebab ketika sang operator bekerja dengan mesin putaran cepat maka pergerakan transmisi ini akan bergerak cepat pula. Maka dari itu, perawatan di awal sebelum bekerja seperti pelumasan harus diperhatikan. Namun, pada kenyataan lapangan terkadang operator mengalami faktor human error yang menyebabkan masalah atau kesalahan fatal termasuk terjadinya kerusakan pada bagian mesin itu sendiri. Jika hal ini



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 15



terjadi pada sistem transmisi mesin frais, maka terdapat beberapa identifikasi masalah terkait dengan sistem transmisi yang perlu diketahui. Pertama adalah identifikasi masalah pada trasmisi v-belt. Perlu diketahui bahwa sistem kerja vbelt bersifat kering. Maksud dari kering adalah v-belt bekerja tanpa perlu adanya pelumasan pada bagian belt atau pulley. Hal ini dikarenakan jika v-belt terkena air atau oli maka faktor selip di sini akan membesar dan tidak baik pada performa mesin. Kembali pada identifikasi masalah terkait v-belt, secara umum kerusakan pada v-belt dapat disebabkan oleh tiga hal (Arif, M. 2011) yakni a.



Ketegangan pada sabuk yang tidak tepat Tingkat ketegangan yang berlebihan akan menyebabkan ketahanan sabuk dan bearing mesin cepat melemah dan rusak. Ketegangan yang ideal adalah ketika posisi sabuk V berada sedikit di atas kondisi sabuk yang tidak slip pada beban puncak.



b.



Puli tidak sejajar Pemasangan yang tidak sejajar menyebabkan sabuk cepat mengalami aus pada bagian samping dan ketidakstabilan pada sistem kerja sabuk V. Hal ini juga menyebabkan poros motor dan mesin tidak bisa bekerja dengan normal (sejajar).



c. Adanya kerusakan pada puli Hal ini terjadi pada alur-alur sabuk yang menagalami keausan. Selain itu, kerusakan juga biasa terjadi karena ketidakseimbangan yang baik antara sisi muka puli dan diameter luar puli. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi kerusakan puli, misalnya pada lingkungan kerja berdebu atau panas. Di sisi lain untuk transmisi roda gigi identifikasi kerusakan yang biasa terjadi adalah roda gigi mengalami keausan, pecah-pecah atau patah, berubah bentuk, alur pasaknya mengalami kerusakan (Sumantri, 1989:221). Mengetahui beberapa identifikasi kerusakan terkait dua sistem transmisi tersebut, terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan baik dari segi pemeliharaan atau perawatan dan juga perbaikan. Bagi roda gigi misalnya, cara perawatan yang mudah dilakukan adalah pelumasan rutin dan pengecekan



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 16



berkala. Bahkan untuk kegiatan perawatan tahunan susunan transmisi roda gigi ini dapat dilepas dan dilakukan pengecekan terhadap keausan ataupun cacat di di dalamnya. Selain itu, untuk perawatan mingguan dan bulanan pada roda gigi cukup dengan dijaga kebersihannya dan pelumasan yang rutin dan teratur sesuai dengan kebutuhannya. Namun, jika ditemukan roda gigi yang cacat maka langkah yang harus dilakukan adalah perbaikan. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara mengelas atau menggunakan metal spraying untuk menambal keausan yang ada. Kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan frais untuk membentuk profil gigi kembali. Selain itu, jika masalah yang ditemukan adalah roda gigi patah, maka langkah awal adalah menimbang keputusan untuk memperbaiki atau membeli. Hal ini ditinjau dari segi ekonomisnya. Jika memperbaiki ternyata lebih murah daripada membeli maka keputusan tersebut dapat diambil, tetapi jika sebaliknya maka membeli adalah jalan terbaik. Selanjutnya untuk peraawatan sabuk v-belt dan puli, kurang lebih tidak jauh berbeda dengan roda gigi. Pengecekan berkala tentang kebersihan juga diperlukan, agar kotoran, debu, dan lain-lain tidak mempengaruhi kerja sabuk. Selain itu juga terdapat beberapa tips untuk perawatan preventif pada sabuk dan puli. Menurut Arif (2011) hal ini dapat dimulai dengan cara menentukan ketegangan ideal bagi sabuk. Secara garis besar terdapat dua hal yang dapat dilakukan



yakni



mengukur



jarak



rentang



penuh



pada



sabuk



dan



membandingkan beban yang diterima sabuk dengan kekuatan lentur minimum dan maksimum sabuk. Selain itu memperhatikan umur pakai sabuk sesuai dengan setiap spesifikasi sabuk pun diperlukan. Hal ini guna untuk mengantisipasi kerusakan v-belt. Kerusakan yang biasa ditimbulkan adalah putusnya sabuk.



Gambar 3.3



Penampang Sabuk yang Putus



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 17



Jika kerusakan tersebut telah terjadi, maka jalan satu-satunya yang terbaik adalah membeli sabuk yang baru. Dikarenakan tidak dimungkinkan untuk dilakukan reparasi ulang pada sabuk yang putus. Hal ini juga berhubungan dengan kekuatan material dan efektivitas kerja. 3.



Lintasan Pembimbing pada Mesin Frais Pada penggunaan mesin frais dalam jangka waktu yang lama



mengakibatkan keausan terhadap lintasan pembimbing pada rangka mesin frais. Keausan tersebut terjadi karena akibat seringnya gesekan atara permukaan lintasan pembimbing antara meja mesin frais dan knee (penahan meja mesin frais). Dalam proses pengerjaan meja mesin akan bergerak naikturun dan samping kanan-kiri sesuai dengan kebutuhan pengerjaan benda kerja.



Gambar 3.4



Lintasan Pembimbing Menjadi Satu Dengan Meja Frais



Keausan yang dialami pada lintasan pembimbing terjadi pada bagianbagian tertentu dan tidak secara teratur. Ketidakaturan keausan tersebut seperti pada sebagian lintasan pembimbing mengalami kecekungan sedangkan sebagian yang lain mengalami kecembungan. Hal tersebut terjadi karena pada saat pengerjaan berlangsung sering dilakukan pada posisi tengah bagian meja. Sehingga bagian tengah meja akan lebih mengalami keausan/kerusakan dibandingkan bagian lainnya. Dengan demikian, maka posisi meja mesin menjadi tidak sejajar dengan poros utama dan arbor mesin frais, serta meja menjadi tidak tegak lurus terhadap sumbu utama. Kondisi tersebut harus segera dilakukan perbaikan. Cara memperbaikinya adalah dengan menyekrap permukaan lintasan pembimbing rangka mesin secara hati-hati. Pemasangan sekrap pada rangka mesin frais yang akan dikerjakan/disekrap yakni menghadap ke atas. Ketika melakukan pemasangan PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 18



sekrap harus diperhatikan bahwa kedudukan rangka tersebut datar, sebab itu periksa kedatarannya dengan menggunakan dial indikator atau spirit level. Apabila rangka tersebut tidak datar maka gunakan beberapa pengganjal sehingga kedudukan rangka menjadi datar. Setelah pemasangan rangka sudah tepat, maka periksa kembli daerah yang mengalami keausan paling besar yang merupakan daerah basis yang akan dikerjakan serta semua ukuran akan disesuaikan dengan daerah tersebut. selain itu periksa cacat-cacat yang mungkin terjadi, sehingga dalam satu kali kerja semua kerusakan sudah dapat diperbaiki. Kemudian melakukan pengerjaan perbaikan yaitu penyekrapan atau penggerindaan terhadap permukaan rangka mesin. Penyekrapan dilakukan pada setiap permukaan. Setelah itu periksa kesikuan permukaan dan juga sudut-sudut permukaan tertentu yang sudah ada ketentuan standar terhadap sumbu utama dengan menggunakan peralatan pengukur kesikuan dan sudut. Pemeriksaan ini dilakukan selama proses penyekrapan berlangsung sehingga kesalahan dapat dihindari. Setelah selesai penyekrapan, maka lakukan pemeriksaan seluruh permukaan lintasan pembimbing rangka mesin frais supaya meyakinkan bahwa seluruh permukaan tersebut sesuai dengan standar dan toleransi yang ditetapkan dan diijinkan. Selanjutnya, perbaikan dilakukan pada lintasan pembimbing pelana mesin frais. Perbaikan ini hendaknya dilakukan secara benar. Sebab apabila tidak benar maka akan berakibat pada hasil pengerjaan benda kerja tidak akan sesuai dengan standar dan kualitasnya kurang baik. Perbaikan pada lintasan pembimbing pelana ini adalah perbaikan terhadap kerataan, kesejajaran, kesikuan, dan keausannya. Proses perbaikan pada permukaan lintasan pembimbing pelana ini yaitu dengan cara menggunakan mesin skrap dan selanjutnya menggunakan mesin gerinda atau diskrap dengan skrap tangan sebagai langkah finishingnya. Apabila perbaikan dilakukan menggunakan mesin gerinda, maka pelana tersebut sebaiknya ditempatkan dengan menggunakan meja magnit, sehingga pengerjaan kedudukan pelana pada meja mesin gerinda lebih mudah. Lakukan pengerjaan pada setiap permukaan lintasan pembimbing pelana mesin frais sesuai dengan standar ketentuan dan toleransi yang ditetapkan dan setelah selesai lakukan pengukuran kembali



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 19



kerataan, kesejajaran, dan kesikuan terhadap permukaan yang telah dikerjakan. Setelah perbaikan lintasan pembimbing pelana mesin frais, perlu diperhatikan lagi lintasan pembimbing knee mesin frais. Kerusakan yang terjadi pada permukaan lintasan pembimbing knee disebabkan juga karena mengalami keausan. Keausan yang terjadi sama halnya diatas yakni sering terjadi gesekan antara permukaan tersebut dengan permukaan lintasan pembimbing lain (pelana mesin frais). Keausan ini mengakibatkan permukaan menjadi tidak siku atau tegak lurus terhadap pelana dan rangka mesin frais sehingga sudut antara permukaan lintasan pembimbing pada knee dengan permukaan lintasan pembimbing pada rangka mesin maupun pelana mesin frais kurang dari 900. Selain itu, lintasan pembimbing pada knee tidak sejajar terhadap sumbu utama mesin, dan biasanya pada lintasan tersebut timbul cacat sehingga mempengaruhi hasil pengerjaan pada benda kerja. Lintasan pembimbing pelana mesin frais yang nantinya akan dipasangkan ke meja mesin frais. Meja mesin frais ini juga dapat mengalami kerusakan akibat seringnya pengerjaan menggunakan mesin frais. Dampak dari kerusakan meja mesin frais ini sangat berpengaruh terhadap benda kerja yang dikerjakan sehingga benda kerja akan mengalami kerusakan baik segi dimensi maupun kualitasnya. Kerusakan pada meja mesin frais dapat berupa retakretak, bengkok atau cacat pada alur lintasan pembimbing meja tersebut. Oleh karena itu, kerusakan tersebut harus diperbaki dengan cara yaitu difrais atau cara lain yang sesuai, sehingga bentuk dan ukuran alur sama. Semua alur pada meja mesin frais harus sejajar/pararel dengan lintasan pembimbing meja arah memanjang. 4.



Poros Suatu mesin yang telah dioperasikan untuk jangka waktu yang lama,



kemungkinan terjadi kerusakan pada porosnya adalah sangat besar. Poros biasanya menerima beban puntir apabila poros tersebut merupakan poros penggerak. Poros yang berpenampang bulat kemungkinan besar akan mengalami kerusakan (Sumantri, 1989:215). Kerusakan yang terjadi pada poros yang berpenampang bulat biasanya akan mengalami keausan pada



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 20



bidang permukaan, alur pasak, ulir, dan lubang centernya serta dapat mengalami kebengkokan atau tidak lurus.



Gambar 3.5 Salah Satu Poros Pada mesin Frais Adanya berbagai kerusakan yang mungkin akan terjadi pada poros mesin frais ini, maka untuk melakukan perbaikan terhadap poros diperlakukan berbagai cara sesuai dengan jenis dan tingkat kerusakannya. Adapun perbaikan poros dari jenis kerusakannya yaitu sebagai berikut : a. Poros mengalami kerusakan pada permukaannya. Cara memperbaiki kerusakan ini adalah dengan melakukan penggerindaan kembali dengan menggunakan mesin gerinda silinder. Penggerindaan tersebut dapat dilakukan apabila lubang center dari poros tersebut masih dalam keadaan baik. Hal ini dikarenakan lubang center tersebut yang akan digunakan sebagai acuan sumbu supaya poros lurus. Apabila lubang center tersebut mengalami kerusakan maka lakukan perbaikan pada lubang center tersebut terlebih dahulu, setelah lubang center baik maka penggerindaan poros dapat dilakukan. b. Poros mengalami keausan berlebihan. Cara memperbaiki kerusakan ini adalah dengan cara melakukan pelapisan kembali pada daerah yang mengalami keausan, misalnya dengan melakukan pengelasan, menggunakan mesin metal spraying, dan dengan chromium plating. c. Poros mengalami kebengkokan/tidak lurus. Cara memperbaiki kerusakan ini adalah melakukan pelurusan kembali pada poros dengan cara proses pelurusan secara panas dan dingin. Proses pelurusan secara panas yang dimaksud adalah sebelum poros diluruskan maka poros tersebut dipanaskan terlebih dahulu, sedangkan proses pelurusan secara dingin yaitu poros yang mengalami kebengkokan dapat



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 21



langsung diluruskan tanpa harus dipanaskan terlebih dahulu. Proses pelurusan secara panas ini biasanya dilakukan untuk poros yang mengalami kebengkokan melebihi 0,008 dari seluruh panjang poros. d. Poros dalam keadaan patah. Cara memperbaiki kerusakan ini adalah dengan cara melakukan pengelasan pada poros yang patah tersebut menggunakan las listrik. Poros yang patah ditempatkan pada blok V, sehingga pada saat pengelasan poros dapat diputar dan proses pengelasan berlangsung dengan mudah. Akan tetapi untuk pengelasan poros yang berdiameter kecil dan panjang, cara melakukan pengelasannya yaitu poros dipanaskan terlebih dahulu pada temperatur kurang lebih 300oC.



Pemanasan awal tersebut bertujuan



supaya poros tidak mengalami pembengkokan pada saat proses pengelasan. 5. Kotak Terminal Listrik Kotak terminal listrik merupakan pusat dari kontrol kelistrikan dalam mesin frais. Kotak ini berisi sambungan-sambungan kabel, tahanan isolasi, lilitan kabel, dan beberapa tombol terkait sumber listrik. Identifikasi masalah yang mungkin terjadi pada bagian ini adalah kebocoran arus listrik, korsleteing listrik. Penyebab masalah-masalah tersebut salah satunya adalah sambungan kabel-kabel yang putus. Putusnya kabel penghubung dikarenakan kurang sigapnya perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan untuk mesin frais. Pada dasarnya untuk kotak terminal lebih baik jika dilakukan perawatan berkala setiap bulan untuk pengecekan ulang baik untuk kondisi isolator kabel atupun kondisi sumber kelistrikannya. Hal ini dikarenakan perawatan berkala dapat meminimalisir dan juga menghilangkang beberapa faktor kerusakan tersebut. Menurut Akbar, A. (2014) perawatan yang biasa dilakukan pada kotak transmisi ini adalah pengecekan terkait penghubung dan pembersihan menggunakan silika gel. Selain itu juga dapat dilakukan cek tahanan isolasi dan kontinuitas lilitan dengan megger 500 V. Terakhir hal yang harus terus dilakukan selama proses perawatan adalah pencatatan hasil perawatan tersebut.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 22



Gambar 3.6



Kotak Transmisi Listrik Mesin Frais



Pembersihan menggunakan silica gel memiliki fungsi besar yakni memanfaatkan keunggulan silica gel sebagai zat absorbsi untuk menangkal kelembaban. Silica gel sering ditemukan dalam bungkusan kecil dan berada pada kotak-kotak pembungkus sepatu, botol kapsul, maupun kotak pembungkus alat elektronik. Silica gel ini berbentuk seperti butiran kaca dan berwarna biru bercahaya. Pada dasarnya silica gel dibuat secara sintesis dari natrium silica yang kemudian dimurnikan serta diolah kembali menjadi manik-manik. Cara membuatnya dengan memanfaatkan penggumpalan sol natrium silikat dengan satuan NaSiO2. Sol natrium ini memiliki kemiripan sifat seperti agar-agar dan dapat didehidrasi sehingga bisa berubah menjadi bentuk padatan yang bersifat tidak elastis (Anonim, 2013). Sifat-sifat itulah yang menyebabkan silika gel digunkan sebagai zat pengering, penyerap, dan penopang katalis yang mana zat dalam garam-garam kobalt bisa diabsorbsi oleh silica gel. Ukuran pori-pori silica gel setidaknya mencapai 2,4 nanometer, tetapi memiliki afinitas yang cukup kuat untuk berhadapan dengan molekul air.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 23



Gambar 3.7



Silica Gel (Zat Absorbsi Pembersih Kotak Transmisi Listrik)



Mengetahui hal tersebut, maka keputusan untuk membersihkan kotak transmisi dengan silica gel adalah keputusan yang baik. Hal ini dikarenakan kondisi kotak transmisi yang selalu tertutup memberikan peluang yang tinggi munculnya kelembaban di dalam kotak transmisi. Jika hal ini tidak diperhatikan dan dirawat secara berkala, maka akan menyebabkan hal fatal yakni kerusakan pada komponen elektrik di dalamnya. Oleh karena itu, perawatan rutin kotak transmisi hendaknya memang menggunakan silica gel ketika membersihkan atau hanya sekedar memberikan silica gel di dalamnya dan mengeceknya secara berkala. 6. Saluran Pendingin (Coolant) Pada mesin perkakas khususnya mesin frais pasti terdapat bagian sistem pendingin. Ukuran dari tangki sistem pendingin ini biasanya 200 hingga 700 liter tergantung pada ukuran mesin perkakas yang ada. Fungsi dari coolant adalah secara umum adalah untuk menurunkan temperture pahat saat proses pemotongan, menurunkan gaya potong, memperpanjang umur pahat, melumasi elemen pembimbing, memperhalus kaualitas permukaan benda kerja, membersihkan geram saat proses pemotongan, proteksi korosi permukaan benda kerja yang baru terbentuk (Oktarial, R. 2014). Perawatan umum yang dilakukan pada sistem coolant adalah kebersihan beram yang ada di dalam saluran pendingin. Hendaknya hal ini dilakukan secara rutin dan dilakukan hingga bersih sempurna. Namun perlu diketahui juga kesalahan perawatan pada sistem ini dapat menyebabkan kerusakan dan tidak dapat



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 24



digunakan kembali. Kerusakan umum yang biasa terjadi adalah tersumbatnya saluran coolant karena beram atau chip hasil pemotongan benda kerja masuk di dalamnya. Hal ini biasa terjadi ketika pembersihan beram yang kurang sempurna. Selain itu adalah rusaknya pompa atau motor penggerak saluran pendingin. Jika hal ini terjadi biasanya terdapat dua opsi pilihan yakni membongkar atau memperbaiki pompa atau motor tersebut atau membelikan yang baru dan sesuai dengan spesifikasi awal. Pertimbangan pemilihan opsi tersebut tergantung pada tingkat keekonomisannya.



(a)



(b)



Gambar 3.8



(a) Tempat Saluran Coolant; (b) Pompa Sirkulasi Coolant Mesin Frais



7. Engkol, Handle, dan Tombol Mesin Frais Bagian engkol, handle, dan tombol adalah bagian operasional mesin yang terkait dengan aktivitas penyesuaian pengaturan sistem dan posisi mesin untuk menghasilkan benda kerja yang sesuai dengan keinginan. Ketiga



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 25



komponen tersebut biasanya sering mengalami kerusakan seperti lecek, lepas dari tempatnya, ataupun patah. Hal preventif yang perlu dilakukan adalah memberikan instruksi awal bagi setiap operator yang akan menggunakan mesin agar menggunakan ketiga komponen tersebut dengan baik dan sesuai aturan, memperhatikan kerapatan atau kelonggaran dari ketiga komponen tersebut, karena dua diantaranya menggunakan sistem baut untuk menempel pada badan mesin. Jika ternyata terjadi kerusakan akibat human error, maka hal itu dapat diperbaiki asalkan suku cadang yang sesuai dengan mesin terpenuhi. Hal ini dikarenakan baik engkol, handle ataupun tombol mesin tidak bisa sembarangan untuk diganti atau dipasangkan dengan komponen lain walaupun sejenis. Setiap mesin sudah memiliki standar masing-masing sesuai dengan perusahaan yang membuat mereka. Oleh karena itu, kelengakapan suku cadang tetap menjadi prioritas utama dalam sistematika perbaikan engkol, handle, dan tombol mesin.



Gambar 3.9



Lingkaran Merah (Tombol, Handle, Engkol Pada Mesin Frais)



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 26



8. Motor Drive Mesin Frais Motor drive adalah motor penggerak yang digunakan sebagai pemutar utama atau sumber gerakan pertama pada mesin frais. Secara umum jenis motor drive yang biasa digunakan dalam mesin perkakas termasuk mesin frais adalah jenis motor universal. Jenis motor ini memiliki kesamaan baik konstruksi maupun karakteristik seperti motor seri DC. Salah satu keuntungan motor universal tersebut adalah mampu dioperasikan dengan sumber tegangan bolak balik atau dengan tegangan arus searah pada nilai tegangan yang sama (Mardiono). Mengaitkan kembali hubungannya dengan perawatan dan pemeliharaan motor drive, ada beberapa indikasi khusus terkait identifikasi masalah troubleshoot yang dialami oleh motor drive tersebut. Sebuah motor drive dapat mengalami kerusakan atau cacat fungsi disebabkan oleh lima hal yakni panas, kotor, lembab, vibrasi, dan kualitas supply listrik (Adibroto, S. 2008). Panas pada motor ini menandakan bahwa motor mengalami overheating. Penyebab dari overheating tersebut diantaranya adalah salah memilihi motor (motor terlalu kecil), start-stop yang terlalu sering tanpa memperhatikan jeda waktu, lingkungan (sudah berada di lingkungan dengan suhu yang tinggi), ventilasi ruang kurang bagus menimbulkan sistem pendingin motor tidak baik, dan lain-lain. Di samping itu kondisi lingkungan yang kotor (seperti lingkungan berdebu) dan terakumulasi akan merusak komponen listrik maupun mekanik. Umumnya terakumulasi pada permukaan badan motor, saluran pendingin, fin, fan, dan lain-lain. Kondisi lembab juga merusak komponen karena dapat menimbulkan korosi. Vibrasi merupakan salah satu indikator yang memberikan peringatan bahwa mesin mengalami masalah. Besar vibrasi yang melebihin harga yang diijinkan dapat menyebabkan kerusakan parah pada motor. Beberapa penyebab dari timbulnya vibrasi motor adalah bearing aus atau rusak, akumulasi karat yang sudah menumpuk dan kotoran-kotoran lainnya, kendor pada fondasi mesin, dan lain-lain. Terakhir adalah kualitas listrik. Hal ini dikarenankan suplai tenaga listrik sangat menentukan umur motor listrik tersebut.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 27



Melihat faktor penyebab kerusakan di atas, maka terdapat beberapa tips atau solusi masalah perawatan dan pemeliharaan. Hal yang utama adalah pelumasan mengingat panas akibat overheating juga tidak baik bagi mesin, disisi lain bearing pada motor juga harus mendapat perhatian masalah pelumasan. Jika tidak maka akan terjadi vibrasi yang akan semakin memperparah kondisi motor. Selain itu, menjaga kebersihan motor dengan rutin melakukan pengecekan kebersihan baik dalam skala mingguan atau bulanan. Hal ini demi meminimalisir faktor kerusakan motor terutama dalam hal kerusakan akibat korosi, dan lain-lain. Selain faktor penyebab di atas terdapat pula beberapa indikasi lain terkait identifikasi masalah yang ditimbulkan oleh motor listrik menurut Mardiono. a. Jika suatu motor mengeluarkan bunga api pada bagian sikatnya, maka hal ini dimungkinkan motor mengalami hubungan singkat arus pendek dengan kutub magnet, kesalahan pada komutatornya (kedudukan yang tidak benar), jangkar terbuka, dan jangkar hubung singkat. Hal yang perlu dilakukan adalah memperbaiki kedudukan sikat-sikat pada komutator, cek belitan medan manet yang terhubung singkat dan perbaiki, cek lilitan jangkar (jika ada yang lepas segera perbaiki), cek kumparan jangkar dengan avometer (jika terjadi hubungan singkat maka perbaiki lilitan atau mengganti ulang lilitan). b. Jika motor start lalu berasap. Kemungkinan hal yang terjadi di sini adalah terjadinya hubungan singkat jangkar, hubungan singkat kumparan medan, atau kesalahan tegangan. Hal yang perlu dilakukan demi menangani masalah ini adalah segera matikan saklar agar tidak terjadi kebakaran, langsung cek hubungan lilitan (jika perlu diperbaiki), cek data motor



apakah



sudah



sesuai



dengan



tegangan



sumber



saat



mengoperasikan, segera lepaskan beban jangan sampai terbakar. Hal-hal di atas adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam perawatan dan pemeliharaan bahkan tips perbaikan jika terjadi kerusakan atau masalah dalam beberapa bagian komponen utama dalam mesin frais.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 28



Gambar 3.10



Motor Pada Mesin Frais



D. Alat-Alat Penunjang Kerja pada Mesin Frais Pada dasarnya pengerjaan mesin frais tetaplah membutuhkan beberapa alat penunjang untuk dapat menghasilkan benda kerja sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu perlu juga mengetahui dan mempelajari macam-macam alat penunjang tersebut. Berikut penjelasanya: 1.



Pisau atau Pahat Mesin Frais Pisau merupakan kompoen utama yang harus tersedia dalam pngerjaan



mesin frais. Produk pengefraisan tidak akan dihasilkan tanpa adanya proses pemakanan yang dilakukan oleh pisau tersebut. Secara umum bentuk pisau frais adalah identik dengan pisau bubut. Nama-nama bagian pisau frais rata dan geometri gigi pisau ditunjukkan oleh gambar berikut (Supriyadi, E. (2013:197))



Gambar 4.1 Bagian Pisau Frais



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 29



Material bahan dasar dari pisau mesin frais adalah material HSS atau karbida yang memiliki kesamaan dengan pisau pahat mesin bubut. Namun dalam aplikasi nyata jenis-jenis pisau mesin frais sangat beragam sesuai dengan jenis mesin yang digunakan dan sesuai dengan bentuk benda kerja yang akan dikerjakan. Berikut akan dijelaskan macam-macam jenis pisau mesin frais: a. Pisau mantel Sejenis mata pahat yang digunakan untuk memahat bidang kerja. Fungsi dasarnya adalah untuk pemakanan benda kerja pada mesin frais horizontal (pemakanan permukaan kasar) dan lebar.



Gambar 4.2 b. Pisau alur Fungsi utamanya adalah untuk membuat alur pada bidang permukaan benda kerja.



Gambar 4.3



c. Pisau frais bergigi Pisau ini dapat menyayat benda lebih cepat dikarenakan bentuk pisau yang bergigi. Fungsi dari pisau ini adalah untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan jumlah gigi yang diinginkan. PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 30



Gambar 4.4 d. Pisau frais cekung dan cembung Kedua pisau kerja ini memiliki proses kerja yang sama, hanya saja bentuknya yang berbeda. Fungsi utamanya adalah untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cembung atau cekung).



Gambar 4.5 e. Pisau frais alur T Proses kerja pisau ini terbatas karena hanya digunakan untuk membuat alur berbentuk T seperti halnya pada meja mesin frais. Benda kerja yang akan disayat diatur dengan selera operator, sehingga menghasilkan bentuk sayatan yang diinginkan.



Gambar 4.6



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 31



f. Pisau frais sudut Pisau ini berguna membuat alur berbentuk sudut yang hasilnya sesuai dengan sudut pisau yang digunakan. Macam-macam sudut yang dimilki pisau ini adalah 30, 45, 50, 60, 70, 80.



Gambar 4.7 g. Pisau jari Secara umum pengoperasian menggunakan pisau jari ini digunakan untuk membuat alur pada bidang datar atau pasak dan dipasang pada posisi tegak.



Gambar 4.8 h. Pisau frais muka dan sisi Kegunaan pisau ini adalah untuk menyayat benda kerja mendatar dan bertingkat.



Gambar 4.9



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 32



i. Pisau frais pengasaran Pisau ini memiliki ciri khas yang berbeda yakni berbentuk alur helik. Dan berigi-rigi. Cara tersebut dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter sehingga potongan pisau ini mampu melakukan penyayatan yang cukup besar.



Gambar 4.10 j. Pisau frais gergaji Fungsi utamanya adalah untuk membelah benda kerja. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat alur yang memiliki ukuran lebar kecil.



Gambar 4.11 2.



Ragum Ragum adalah alat yang digunakan untuk memegang benda kerja yang



akan disayat oleh pisau frais. Biasanya ragum diikat pada meja frais menggunakan baut T. Seperti halnya pisau frais, ragum pun memiliki banyak ragam. Keragaman ragum didasarkan atas bentuk benda kerja yang akan dilakukan penyayatan. Jika bentuk benda kerja seperti kubus, balok, atau balok PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 33



bertingkat,



maka



digunakan



ragum



sederhana.



Sedangkan



apabila



menginginkan bentuk menyudut dan tegak, maka dapat digunakan ragum universal. Adapula ragum busur yang memiliki pengaturan pembagian sudut di bagian landasannya hingga 3600 (Supriyadi, E. (2013:203)).



Gambar 4.12 (Ragum Sederhana, Ragum Universal, Ragum busur) 3.



Kepala Pembagi Alat penunjang ini digunakan untuk membuat benda kerja dalam bentuk



roda gigi, alur-alur poros yang digunakan kepala pembagi. Fungsi utama dalm prinsip kerjanya adalah untuk membuat pembagian atau membuat benda kerja yang berbidang-bidang tadi dalam sekali jalan. Secara umum kepala pembagi memiliki empat macam yakni pembagian langsung, pembagaian sederhana, pembagian busur, pembagian diferensial.



Gambar 4.13 Kepala Pembagi



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 34



4.



Kepala Lepas Sama halnya seperti kepala mesin bubut, fungsi dari kepala lepas



memegang benda kerja yang telah terpasang pada kepala pembagi. Hal ini untuk tetap menjaga pada posisi center. Biasanya ini digunakan pada pengerjaan roda gigi lurus, alur helix, alur pasak (Daryanto, 1987: 43).



Gambar 4.14 Kepala Lepas 5.



Meja Putar Digunakan pada pengerjaan pembagian segi banyak beraturan. Biasanya



dilakukan pada meisn frais vertikal. Alat ini dibuat dengan permukaan alur T dengan tujuan untuk menambatkan atau menjepit benda kerja atau perkakas lain dengan bantuan baut jepit.



Gambar 4.15 Meja Putar 6.



Arbor Arbor merupakan tempat memegang pisau frais pada setiap jenis mesin



frais. Sepanjang arbor diberi alur pasak yang memiliki kesamaan ukuran dengan alur pasak yang terdapat pada ring penjepit pahat yang juga sesuai dengan alur pahat mesin frais. Bentuk alat ini bulat panjang, bagian ujung berbentuk tirus, dan ujung lainnya berulir. Poros ini juga dilengkap dengan



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 35



cincin ring penekan yang dinamakan coolar. Selain berbentuk panjang, arbor juga memiliki bentuk pendek yang biasanya digunakan pada mesin frais end milling. Ukurannya sesuai dengan standar lubang pisau frais, misalnya 22, 27, dan 23 mm.



Gambar 4.16 Macam-Macam Bentuk Arbor 7.



Collet Arbor Collet arbor merupakan aksesoris untuk memasang cutter yang



mempunyai gagang silindris lurus pada mesin frais (end mill cutter, twist drill) maupun alat ukur (centro fix, touch probe) dan digunakan untuk alat yang presisi. Biasanya pada mesin konvensional yang diapsang adalah collet tipe ER (Kristo, 2014).



Gambar 4.17



Collet Arbor



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 36



E. Identifikasi Kerusakan dan Perawatan pada Alat Penunjang Mesin Frais 1.



Arbor Mesin Frais Arbor merupakan salah satu jenis alat penunjang/perlengkapan mesin frais



yang digunakan sebagai dudukan atau pengikat alat potorng/pisau yang pemasangannya pada spindle utama dengan posisi mendatar atau horisontal. Akan tetapi, alat ini juga dapat mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut adalah terjadinya kesulitan pada saat melepas arbor bahkan tidak dapat dilepaskan dari spindle utama dan ujung belakang arbor mengalami keausan. Terjadinya kerusakan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu kemasukan beram/tatal besi pada spindle utama saat pengerjaan mesin frais. Terjadinya karat pada bagian dalam arbor pada spindle utama dan ujung belakang arbor yang aus diakibatkan karena perlakuan dari operator pada saat melepas arbor misalkan dengan cara memukul, menekan dengan posisi tidak sesuai, dan lain-lain. Dalam mengatasi kerusakan tersebut dilakukan suatu perbaikan yaitu dengan cara memberikan oli pada bagian spindle utama dan arbor kemudian putar arbor hingga karat atau beram yang menyumbat didalamnya dapat keluar sehingga arbor dapat dilepas. Apabila pada saat arbor lepas dari spindle utama dan mengalami kerusakan pada ulir, maka perlu dilakukan perbaikan pada ulir tersebut dan jika ulir tidak dapat diperbaiki lagi maka arbor tidak dapat digunakan karena aus pada ulir dan arbor perlu diganti. 2.



Pisau Frais Pisau mesin frais memiliki banyak sekali jenis dan bentuknya. Dalam hal



ini, pisau mesin frais yang akan diidentifikasi adalah pisau mesin frais yang sering digunakan pada praktikum perkuliahan. Biasanya pisau mesin frais yang sering digunakan adalah pisau modul dan pisau endmill. Pengerjaan mesin frais yang sering dilakukan menggunakan pisau frais tersebut tentu mengakibatkan kerusakan pada pisau tersebut. Kerusakan tersebut disebabkan karena seringnya dilakukan pengerjaan frais dan juga kuantitas benda kerja yang dikerjakan. Kerusakan tersebut dapat ditandai dengan bentuk fisik dari pisau frais apabila pisau telah tumpul/retak/patah akan kelihatan, dan apabila ketika proses pengerjaan ditandai dengan suara pemakanan yang lebih keras dan kasar. Sebab itu pisau mengalami keausan dan tidak boleh dilanjutkan dalam



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 37



proses pengerjaan. Dengan permasalahan tersebut,pisau frais modul tidak dapat dilakukan perbaikan tetapi pisau frais endmill dapat dilakukan perbaikan. Dari jenis pisau frais ini, pisau frais modul tidak dapat diperbaiki atau harus diganti dengan yang baru sebab pisau ini memiliki ukuran dan ketetapan tertentu sehingga jika diperbaiki pisau akan tidak sesuai standartnya. Sedangkan untuk pisau



endmill



dapat



dilakukan



perbaikan



dengan



cara



melakukan



penggerindaan sesuai bentuk pisau endmill tersebut guna pisau menjadi tajam dan dapat digunakan kembali. 3.



Ragum Sebelum proses pengerjaan mesin frais dilakukan benda kerja dijepit pada



ragum dengan kuat supaya posisi benda kerja yang di frais tidak berubah. Benda kerja yang dijepit pada ragum tergantung dari bentuk dan juga kebutuhannya. Ragum memiliki 3 jenis sesuai dengan gerakan dan fungsinya yaitu : a. Ragum biasa Ragum ini digunakan untuk mengfrais bidang datar. Untuk kerusakan yang sering terjadi pada ragum ini adalah ketidak presisian pada rahang penjepit ragum akibat sering terjadi tekanan ketika menjepit benda kerja, tuas ragum mengalami kebengkokan bahkan patah karena kesalahan pengerjaan (dipukul sangat keras, terlalu erat saat akan menjepit) operator saat melepas benda kerja, dan bagian ulir ragum mengalami keausan/macet karena karat yang melapisi ulir tersebut. Perbaikan yang dapat dilakukan dari kerusakan tersebut adalah mengganti tangkai pemutar ragum yang patah tetapi jika tuas bengkok maka perlu dilakukan pelurusan pada tuas dengan cara melepar tangkai dan meluruskan dengan palu, memperbaiki ulir ragum dengan cara membubut kembali ulir tersebut. b. Ragum berputar Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja dengan membentuk sudut terhadap spindle. Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 360˚. Apabila ragum ini sering digunakan maka kemungkinan besar juga dapat mengalami kerusakan. Kerusakan yang sering terjadi adalah ausnya mur yang



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 38



disebabkan karena seringnya pelepasan dan pengencangan pada ragum, ukuran sudut yang tidak benar/menyimpang, kerusakan pada fisik seperti tangkai pemutar dan ulir batang penjepit. Perbaikan dari kerusakan tersebut adalah melepas mur dan mengganti mur yang baru, melakukan kalibrasi terhadap ragum suapaya ukuran sudut ragum sesuai dengan standart, memperbaiki keadaan fisik seperti meluruskan kembali tangkai penjepit ragum/mengganti tangkai penjepit ragum yang baru jika tangkai patah, da membubut ulir kembali ulir batang yang mengalami keausan atau berkarat. c. Ragum universal Ragum ini memiliki dua sumbu perputaran yang digunakan untuk mengatur letak ragum secara datar dan tegak. Kerusakan yang dapat dialami ragum ini adalah ausnya mur penjempit ragum yang sering dilepas/dikencangkan pada saat pengerjaan benda kerja, ukuran sudut putar yang tidak sesuai standart/menyimpang, terjadinya karat pada poros-poros ragum sehingga ketika menyetting sudut sedikit kesulitan, keadaan fisik yang terjadi akibat proses pengerjaan seperti rompal pada sebagian ragum, karat, bengkok, dan sebagainya. Meninjau dari kerusakan tersebut, perbaikan yang dilakukan adalah dengan mengganti mur yang telah aus, mengkalibrasi ulang ukuran sudut-sudut pada ragum, dan membersihkan karat menggunakan oli dan sikat baja. 4.



Kepala Pembagi Kepala pembagi merupakan peralatan mesin frais yang digunakan untuk



pada permukaan benda kerja harus dibuat celah atau lekukan tiap jarak tertentu (pembagian) seperti pembuatan alur berbagai jenis roda gigi, lubang spei, beberapa segi yang harus presisi, alur serpih pada pengikir lubang, pembagian merata maupun tidak merata. Kerusakan yang biasanya terjadi pada kepala pembagi ini adalah kerusakan pada rumah laker, laker penumpu pada ujung poros roda keong pada permukaan yang ditumpu pada kedua buah laker tersebut mengalami pengeroposan akibat dari dua buah laker yang tidak berfungsi sehingga rumah laker aus dan rusak, dan poros ulir cacing dalam aus. Penyebab terjadinya kerusakan tersebut adalah menimbunnya beram dan bekas air pendingin yang masuk kedalam rumah roda gigi transmisi. Sehingga terjadi



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 39



korosi pada komponen-komponen didalamnya dan merusak laker, rumah laker, permukaan poros roda keong hingga mengakibatkan kemacetan pada putaran transmisi. Selain itu, kemungkinan adanya operator dalam mengoperasikan kepala piringan pembagi ini dengan memaksakan memutar engkol pemutar, sehingga terjadi kerusakan pada permukaan poros yang tergesek pada laker yang macet tersebut dan juga dimungkinkan ada pengguna dalam mengoperasikan kepala piringan pembagiini dengan memaksakan memutar engkol pemutar, sehingga terjadi keausan pada permukaan poros yang tergesek pada laker yangmacet tersebut dan juga pada rumah laker, yangmenyebabkan kerusakan secara fatal laker penumpu poros roda keong hancur,ujung poros roda keong pada permukaan yangditumpu pada kedua buah laker tersebutmengalami pengeroposan, akibat dari dua buah laker yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rumah laker aus . 5.



Kepala Lepas Kepala lepas digunakan untuk menyangga



benda kerja yang akan



dikerjakan dengan mesin frais supaya ketika benda kerja disayat oleh pisau tidak terangkat atau tertekan kebawah. Selain itu, penggunaan kepala lepas terhadap benda kerja dapat menjadikan posisi benda kerja lebih senter. Akan tetapi, alat ini juga dapat mengalami kerusakan akibat sering dipakai dalam pengerjaan frais. Kerusakan tersebut kebanyakan terjadi adalah senter kepala lepas sering mengalamai aus sehingga menyebabkan rompal pada bagian ujung, aus terjadi pada pengunci kepala lepas, dan tidak senternya ujung kepala lepas. Hal tersebut tentu sangat mempengaruhi pengerjaan mesin frais serta kualitas benda kerja. Kerusakan yang terjadi disebabkan oleh kurangnya kewaspadaan dari operator saat menggunakan kepala lepas pada pengerjaan benda kerja, rompal pada ujung kepala lepas disebabkan karena akibat sering tertekan benda kerja sehingga mengalami keausan yang tinggi, ketika memutar tangkai kepala lepas terlalu kencang maupun melebihi batas maksimal batang senter sehingga terjadi tekanan didalam kepala lepas, aus atau rusaknya mur pengikat kepala lepas dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perbaikan dalam mengatasi kerusakan tersebut adalah memperbaiki kembali batang kepala lepas dengan cara membubut atau menggunakan mesin gerinda hingga batang ujung



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 40



kepala lepas menjadi senter sesuai ketentuan, mengganti mur pengikat kepala lepas terebut, dan memberikan oli pada batang senter supaya tidak aus lagi. 6.



Rotary Table Rotary table merupakan salah satu alat penunjang mesin frais yang



digunakan untuk membuat radius luar pada saat pengerjaan benda kerja dan biasanya ditambahkan clamp dan center pin untuk mencekam benda kerjanya. Kerusakan yang dapat dialami alat ini adalah ketidak sesuaian ukuran sudut, terjadinya korosi pada komponen yang ada didalam rotary table sehingga dapat menimbulkan aus, karat, macet, dan lain-lain. Kerusakan tersebut disebabkan diantaranya yaitu seringnya penggunaan pengerjaan hingga dapat merubah fungsi dari komponen, terdapat sisa-sisa air pendingin yang masuk kedalam rotary table, dan lain sebagainya. Dalam memperbaiki kerusakan tersebut yaitu perlu dilakukan pengkalibrasian ulang terhadap ukuran sudut rotary table supaya



ukuran



sudut



sesuai



dengan



standart,



sering membersihkan



/membongkar komponen supaya bersih dan tingga mengakibatkan kerusakan yang mempengaruhi kinerja tiap komponen tersebut. 7.



Collet Arbor Alat ini digunakan untuk memegang face milling cutters, slotting cutters,



dan profile cutters yang dilengkapi lubang silindris. Adapun kerusakan yang sering dialami pada alat ini adalah Alur dan lubang spi pada collet mengalami keausan. Penyebab terjadinya keausan ini dikarenakan seringnya dilakukan pengerjaan sehingga collet arbor ini sering panas dan segera aus karena gesekan dan tekanan yang terjadi. Jika terjadi kerusakan seperti itu, maka langkah yang dapat dilakukan adalah membeli ulang dan menggantinya.



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 41



DAFTAR RUJUKAN Absal, M.R. 2013. USULAN TINDAKAN PERAWATAN TERHADAP KOMPONEN MEKANIK KRITIS PADA MESIN FRAIS CY-H230 DENGAN METODE FMECA DI PPPPTK BMTI – BANDUNG, (Online), (http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=174606 diakses pada 27 Februari 2017, ppt) Adibroto, S. 2008. Beberapa Sebab Kerusakan Motor Listrik, (Online), (http://soemarno.org/2008/11/21/beberapa-sebab-kerusakan-motor-listrik/, diakses pada 5 Maret 2017). Akbar, A. 2014. Teknik Perawatan Mesin Milling, (Online), (https://www.slideshare.net/alfi091/teknik-perawatan-mesin-milling, diakses pada 27 Februari 2017, ppt). Anonim. 2013. Mengenal Fungsi Silica Gel-Si Kecil Pembasmi Jamur, (Online), (http://www.plimbi.com/news/127262/fungsi-silica-gel, diakses pada 21 April 2017). Arif, M. 2011. Ciri V-Belt Mulai Usang, (Online), (https://www.academia.edu/7421623/Ciri_V-Belt_Mulai diakses pada 1 Maret 2017, word). B.M. Amstead, 1992, Mesin Frais. Daryanto. 1987. Mesin Perkakas Bengkerl. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kristo, Am. 2014. Aksesoris Pencekam Alat Potong Frais, (Online), (http://machiningtool.blogspot.co.id/2014/10/aksesoris-pencekam-alatpotong-frais.html, diakses pada 21 April 2017). Mardiono, A. _____. Makalah Pemeliharaan Motor Listrik, (Online), (https://www.academia.edu/8139011/MAKALAH_PEMELIHARAAN_MO TOR_LISTRIK_DIKETIK_OLEH_ARI_MARDIONO_6413020026_AKA DEMI_KOMUNITAS_NEGERI_GRESIK_TEKNIK_KELISTRIKAN_IN DUSTRI, diakses pada 3 Maret 2017, word). Oktarial, R. 2014. COOLANT, (Online), (http://rinooktarial.blogspot.co.id/2015/05/coolant.html, diakses pada 3 Maret 2017).



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 42



Sumatri. 1989. Perawatan Mesin. Jakarta: DEPDIKBUD, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Supriyadi, E. 2013. Mengenal Proses Mesin Frais, (Online), (https://www.slideshare.net/ekostereo42/bab-07-mengenal-proses-fraisnew-permesinan, diakses pada 1 Maret 2017, pdf). Utama, B. 2015. Modul Teknik Permesian Frais, (Online), (https://www.slideshare.net/bambangutama92/modul-teknik-pemesinanfrais, diakses pada 1 Maret 2017, pdf). Widiyanti. 2014. Perawatan dan Pemeliharaan. Industri. Malang: Aditya Media Publising. Yusuf, A. 2013. Perawatan dan Perbaikan Mesin Frais, (Online), (https://www.academia.edu/12016864/perawatan_mesin_frais, diakses pada 27 Februari 2017, ppt). Yusuf. 2015. Jenis dan Bagian Mesin Frais, (Online),(http://yusufptm13.blogspot.co.id/2015/06/1.html, diakses pada 26 Februari 2017).



PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN FRAIS 43