Perc. 6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PERCOBAAN VI PEMBUATAN TERUSI



OLEH



NAMA



: SUPARDI



STAMBUK



: F1C1 20 066



KELOMPOK



: VII (TUJUH)



ASISTEN



: GUSTI PUTU EKA DHARMA P.



LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2021



I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang materi, sifat, struktur, reaksi serta energi yang menyertai reaksi tersebut. Kimia secara khusus dibagi menjadi beberapa bidang utama yaitu, kimia analisis, kimia organik, kimia anorganik, kimia fisik dan biokimia. Kimia anorganik adalah studi tentang sifatsifat, struktur, sintesis dan reaksi senyawa dari unsur-unsur yang ada pada tabel periodik. Salah satu yang dipelajari dan disentesis adalah unsur tembaga. Tembaga (Cu) dapat terbentuk murni dengan memiliki warna-orange merah dan mengakusisi kemerahan yang dapat berikatan ketika melakukan kontak dengan udara, warna karakteristik hasil tembaga dari transisi elektronik antara 3d diisi dan kerangka atom ini adalah sesuai dari perbedaan energi atom ini adalah sesuai warna orange yang terdapat secara alami dalam bentuk mineralnya contoh tembaga suflida (CuS) atau kalkopisik (CuFeS2). Pembentukan senyawa tembaga (Cu) dapat terjadi karena senyawa kompleks. Tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O) merupakan salah satu contoh senyawa kompleks. Tembaga (II) suflat pentahidrat (CuSO4.5H2O) merupakan senyawa kompleks berwarna biru yang tersebar luas dan mudah didapatkan. Bentuk pentahidrat dari tembaga (II) sulfat (CuSO4. 5H2O) berwarna biru cerah dan memiliki sistem triklinik. Kristal tunggal tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO 4. 5H2O) digunakan sebagai bahan dasar filter opitk UV. Penanganan kristal tunggal dari tembaga (II) sulfat pentahidrat



(CuSO4. 5H2O) dilakukan dengan cara



penguapan lambat. Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukanlah



percobaan pembuatan terusi untuk mengetahui untuk memberikan gambaran tentang proses dan teknik pembuatan terusi. B. Rumusan masalah Rumusan masalah pada percobaan pembuatan terusi adalah bagaimana proses pembuatan terusi dan teknik pembuatan terusi ? C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan pembuatan terusi adalah untuk mengetahui tentang proses pembuatan terusi dan teknik pembuatan terusi. D. Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan pembuatan terusi adalah dapat mengetahui tentang proses pembuatan terusi dan teknik pembuatan terusi.



II. TINJAUAN PUSTAKA Senyawa kompleks telah dipelajari dan diselidiki secara luas melalui serangkaian reaksi (mekanisme reaksi) menggunakan ion logan logam yang berbead. Ligan memiliki kemampuan untuk menjadi pendonor pasangan elektron, di mana senyawa kompleks yang terbentuk merupakan salah satu senyawa antara yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi imu pengetahuan, seperti dalam ilmu biologi, klinis, dan analitik. Oleh karena itu senyawa kompleks dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembuatan obat dengan pengompleksan logam (Ariani., 2020). Kristalisasi adalah proses pembentukan padatan dari presipitasi larutan, lelehan (campuran lelehan), atau lebih jarang presipitasi langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana perpindahan massa terjadi dari zat terlarut dari larutan cair ke fase kristal padat. karakter proses kristalisasi ditentukan oleh termodinamika dan faktor kinetik, yang dapat membuat proses ini sangat bervariasi dan sulit dikendalikan. Faktor-faktor seperti tingkat pengotor, metode percikan, desain wadah, dan profil pendinginan dapat memiliki berpengaruh besar pada ukuran, jumlah dan bentuk kristal yang dihasilkan (Sergeev dkk., 2021). Rendemen merupakan suatu nilai penting dalam pembuatan produk. Rendemen adalah perbandingan berat kering produk yang dihasilkan dengan berat bahan baku. Rendemen ekstrak dihitung berdasarkan perbandingan berat akhir (berat ekstrak yang dihasilkan) dengan berat awal (berat biomassa sel yang digunakan) dikalikan 100%. Nilai rendemen juga berkaitan dengan banyaknya



kandungan bioaktif yang terkandung pada Sansevieria sp. Senyawa bioaktif merupakan senyawa yang terkandung dalam tubuh hewan maupun tumbuhan (Dewatisari dkk., 2017). Tembaga (II) sulfat (CuSO4.5H2O) merupakan padatan Kristal biru dengan struktur Kristal triklin. Pentahidratnya kehilangan lima molekul air pada suhu yang berbeda. Kristal ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan aam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan hingga terbentuk Kristal. Selain dengan bahan baku logam tembaga Kristal CuSO4.5H2O juga bias dibuat dari tembaga dari tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh dalam latutan CuCl2 (Rodiah dkk., 2018). HNO3 adalah cairan tak berwarna, berat jenis 1.41 g/ml pada suhu 250 C, membeku pada suhu −420C,membentuk kristal putih dan mendidih pada 1210C. Dalam mengurangi ketergantungan penggunaan dan penyediaan HCl dalam proses acid wash, maka perlu dipikirkan larutan asam lain yang dapat digunakan sebagai alternatif sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbandingan efektifitas penggunaan pelarut HNO3 dan pelarut HCl terhadap kerak CaCO3. Yang ingin diketahui adalah konsentrasi optimum HNO3 yang tepat digunakan pada plate electrolyzer untuk menghindari kerusakan (Septiani dkk., 2018)



III. METODOLOGI PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Pecobaan tentang pembuatan terusi dilaksanakan pada hari Kamis, 18 November 2021 pukul 13.00-15.29 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan pembuatan terusi adalah gelas kimia 500 mL, gelas ukur 10 mL dan 25 mL, erlenmeyer, corong, batang pengaduk, spatula, timbangan analitik, hot plate, lemari asam, dan masker gas. 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan pembuatan terusi adalah 3 gram serbuk tembaga (Cu), 20 mL akuades (H2O), asam sulfat (H2SO4) pekat 10 mL, asam nitrat (HNO3) pekat 20 mL, aluminium foil dan kertas saring whatman.



C. Prosedur Kerja Serbuk tembaga (Cu)



Asam sulfat (H2SO4)



- ditimbang 3 gram



- dipipet 10 mL



- dimasukkan kedalam



- dimasukkan kedalam gelas



gelas kimia 500 mL - dicampurkan 20 mL HNO3 pekat



ukur 25 mL - ditambahkan akuades 20 mL - dihomogenkan



- dicampurkan - dipanaskan - didinginkan



Filtrat



- didinginkan hingga terbentuk Kristal - ditimbang - dihitung % rendemennya



Rendemen = 65,77 %



Residu



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Data pengamatan Perlakuan



Hasil Pengamatan



3 gram serbuk tembaga (Cu) + 10 mL HNO3 dipanaskan (larutan A)



Larutan berwarna biru



20 mL H2O + 10 mL H2SO4 dihomogenkan (laturan B)



Larutan berwarna biru dan terbentuk gas berwarna putih



Larutan A + larutan B dipanaskan sampai volume setengah dan didiamkan 24 jam



Tidak terbentuk kristal



2. Reaksi yang Terjadi 3Cu + 2NO3- + 2H+ Cu + H2SO4



3CuO + 2NO ↑ + H2O 2CuSO4 + 2H2O



CuSO4 + 5H2O



CuSO4.5H2O



3. Analisis Data Diketahui



: Berat Cu



= 3 gram



Mr Cu



= 63,5 gr/mol



[H2SO4]



=2M



Volume H2SO4



= 10 mL



Berat kristal terusi



= 11,388 gram



Mr CuSO4



= 159,5 gr/mol



Ditanya



: 1. Berat Teoritik



= …. ?



2. Berat Praktek



= ….?



3. % rendamen



= .....?



Penyelesaian : 1. Berat Teoritik Mol Cu



=



massa Cu Mr Cu



=



5 gr 63,5 gr/mol



= 0,07 mol Mol H2SO4



= M. V = 2M ×



8 mL 1000 mL/L



= 2 M × 0,01 L = 0,016 mol 2Cu



+



H2SO4



+



O2



2CuSO4 -



+ 2H2O



Mula2 : 0,07 mol



0,016 mol



-



Brx



: 0,07 mol



0,07 mol



-



0,07 mol



0,07 mol



Stb



:



0,027 mol



-



0,07 mol



0,07 mol



-



Massa CuSO4 = mol CuSO4 × Mr CuSO4 = 0,07 mol × 249,5 gr/mol = 17,465 gram 2. Berat Praktek Berat praktek CuSO4.5H2O = 11,488 gram



3. % Rendamen % Rendamen =



Berat praktek 100 % Berat teoritik



=



11 , 488 gr 100 % B 17 , 465 gr



= 65, 77 % B. Pembahasan Tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O) merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 110 0 C dan yang ke lima pada 1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal ketika didinginkan. Percobaan pembuatan terusi ini menggunakan tembaga, asam sulfat, asam nitrat serta akuades sebagai bahannya. Tembaga yang sudah ditimbang dimasukan kedalam gelas kimia, lalu dipanaskan menggunakan hotplate. Pemanasan ini dilakukan di lemari asam, tujuannya agar uap yang dihasilkan oleh pemanasan tidak menguap ke dalam ruang laboratorium karena sifatnya yang beracun. Pemanasan dilakukan dengan mencampurkan asam nitrat pekat kedalam gelas kimia yang sudah berisi serbuk tembaga, tujuan pemanasan ini dilakukan untuk mempercepat reaksi yang terjadi. Pada pemanasan ini larutan mengeluarkan uap yang berwarna cokelat, uap ini sifatnya beracun dan sangat berbahaya. Uap ini adalah gas NO2 yang lepas dari HNO3.



Perlakuan selanjutnya ditambahkan larutan



asam sulfat (H2SO4) yang



dicampurkan dengan akuades. Tujuan penambahan akuades ini agar larutan asam yang dicampurkan kedalam gelas kimia tidak terlalu asam, karena apabila dua larutan asam yang memiliki konsentrasi yang tinggi dicampurkan ditakutkan akan terjadi ledakan. Setelah penambahan larutan asam sulfat ini uap larutan yang berwarna cokelat tadi berubah menjadi warna putih. Hal ini terjadi karena asam sulfat (H2SO4) dapat menetral campuran asam nitrat (HNO3) dan tembaga (Cu). Campuran tembaga (Cu), asam sulfat (H2SO4), dan asam nitrat (HNO3), dipanaskan hingga campuran tersebut larut hingga berubah warna menjadi biru. Warna biru pada larutan adalah tanda dimana larutan telah mengikat hidrogen. Namun pada percobaan ini larutan tidak berubah menjadi biru. Hal ini disebabkan karena larutan asam nirat yang dipakai kurang pekat atau rusak. Kemudian warna yang terbentuk berwana bening., beningnya larutan menandaka bahwa larutan bersifat andhidrat. Larutan yang dipanaskan tadi disaring kemudian filtratnya diambil. Pada percobaan ini larutan tidak didapatkan rendemennya, hal ini karena filtrat yang dihasilkan tidak sempurna.



V. KESIMPULAN Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada percobaan pembuatan terusi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembuatan terusi dilakukan dengan mereaksikan air (H2O), H2SO4 pekat, serbuk tembaga, dan HNO3 pekat dengan melakukan pengadukkan, proses pemanasan dan penyaringan. Pada percobaan ini terjadi kegagalan yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya seperti konsentrasi HNO3 yang kurang baik atau pemanasan yang kurang baik. Persen rendemen yang diperoleh pada percobaan kali ini sebesar 65,7 %.



DAFTAR PUSTAKA Ariani, F., 2020, Sistem Kompleks Cu (II) dengan Tiosemikarbazon dan Potensinya sebagai Anti Mikroba, jurnal Ilmiah Ecosysitem, 20(1). Dewatisari, F. W., Leani R. dan Ismi R., 2017, Rendemen dan Skrining Fitokimia pada Ekstrak Daun Sanseviera sp, Jurnal Pendidikan Pertanian Terapan, 17(3). Rodiah S., Aniss W.B., Desti E., Riska A., Ade O., Fitria W., Nurul K. dan Mariyamah R. D., 2018, Pembuatan Kristal Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat dengan Variasi Ukuran Tembaga Bekas, Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan. 1(2). Septiani, M., Kurniawan S. dan Rafdi A. M., 2018, Efektivitas Asam Nitrat (Hno3) Sebagai Pelarut Alternatif Pada Proses Acid Wash Terhadap Plate Electrolyzer Di Pt Kaltim Nitrate Indonesia, Journal Of Chemical Process Engineering, 3 (2). Sergeev, A., Natalia S., Mikhail., Irina B., Victoria Z., Ksenia K., Nina D. dan Olga K., 2021, Anhydrous fat crystallization of ultrasonic treated goat milk: DSCand NMR relaxation studies, Ultrasonics Sonochemistry, 78 (1)