Percobaan 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN S OLID



PERCOBAAN 4 PENGARUH KADAR BAHAN PENGIKAT PADA MIGRASI OBAT SELA MA WAKTU PENGERINGAN



Disusun Oleh: Farmasi V C/2018 Kelompok VII



Aulia Rahmah Triastanti



11194761920289



Huswatun Hasanah



11194761920302



Nur Azizah



11194761920317



Ramlah Yunitha Elza Adelina



11194761920321 11194761920334



PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN 2021



DAFTAR ISI 2 3 3 3 5 5 5 6 7 7 9 11 12 13



i



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembuatan tablet dapat dilakukan dengan metode granulasi basah, granu lasi kering dan cetak langsung. Metode granulasi basah adalah metode yang tertua dan tetap digunakan secara luas dalam industri farmasi karena mempunyai beberapa keuntungan, antara lain dengan terbentuknya granul akan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas bahan sehingga menjadi lebih mudah ditablet. Disamping itu granulasi basah menjamin keseragaman kadar zat aktif, karena adanya ikatan oleh bahan pengikat sehingga zat aktif tetap ditempat dan mencegah terjadinya segregasi campuran homogen. Pada proses granulasi basah diperlukan bahan pengikat. Bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan selama granulasi basah untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung (Banker and Anderson, 1986). Penggunaan bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan massa granul yang terlalu basah dan granul yang terlalu keras, sehingga tablet yang dihasilkan mempunyai waktu hancur yang lama. Sebaliknya, kekurangan bahan pengikat akan menghasilkan daya rekat yang lemah, sehingga tablet akan rapuh dan terjadi capping (Parrott, 1971). Salah satu kerugian pada metode granulasi basah adalah dimungkinkan terjadinya migrasi obat selama pengeringan granul yang dapat mengakibatkan dehomogenitas yaitu distribusi obat dalam granul tidak merata, yang pada akhirnya menyebabkan ketidak seragaman kandungan zat aktif dalam tablet. Pengeringan diartikan sebagai hilangnya air atau hilangnya pelarut organik. Lembab dapat terserap bersama uap air yang terdapat di udara dapat tercapai dengan adanya sirkulasi udara. Sirkulasi udara yang baik dan menyebabkan panas yang diberikan memungkinkan tercapainya tingkat pengeringan yang tinggi (Voigt, 1984). Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian tentang kadar bahan pengikat pada migrasi obat selama waktu pengeringan untuk mengetahui pengaruhnya.



1



2



2.



Tujuan Praktikum Tujuan percobaan ini untuk mengetahui pengaruh kadar bahan pengikat pada migrasi obat selama pengeringan granul.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori Pada saat pengeringan granul terjadi peristiwa perpindahan panas dan perpindahan massa yang berlangsung secara bersamaan. Perpindahan massa berupa perginya air dari granul dan menguapnya air dari permukaan granul mengikuti alir udara kering di ruang pengeringan. Pindahnya air dari dalam granaul ke permukaan granul disebut dengan migrasi. Apabila ada bahan obat atau zat warna yang larut dalam air di dalam granul, maka pada saat migrasi akan ikut bersama perpindahan air ke permukaan migrasi obat dengan proses pengeringan dapat mengakibatkan dehomogenisasi. Artinya distribusi oabt di dalam granul sehabis pencampuran dengan bahan pengikat merata di semua bagian, menjadi tidak merata lagi. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses migrasi ini adalah A. Suhu pengeringan B. Ukuran partikel bahan pengisi C. Kekentalan bahan pengikat D. Cara pengeringan 2. Deskripsi Bahan Praktikum A. Asam sitrat Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk bebas air, atau bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. B. Talkum Talk



adalah



magnesium



silikat



hidrat



alam,



kadang-kadang



mengandung sedikit aluminium silikat. Berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran. Tidak larut dalam hampir semua pelarut (Anonim, 1995). C. Larutan gelatin Gelatin adalah suatu zat yang dapat diperoleh dari hidrolisa parsial



3



4



kolagen dari kulit, jaringan ikat putih pada tulang hewan. Gelatin berupa lembaran, kepingan, potongan, atau serbuk kasar atau halus, berwarna kuning lemah atau coklat terang. Warna gelatin bervariasi tergantung pada ukuran partikelnya, larutan berbau lemah seperti kaldu, jika kering stabil di udara tetapi mudah terurai oleh mikroba jika lembab atau dalam bentuk larutan (Anonim, 1995).



4



BAB III METODE PRAKTIKUM 1. Alat dan Bahan A. Alat 1) Piringan petri 2) Lemari pengeringan 3) Ayakan 4) Neraca 5) Sendok tanduk 6) Kertas perkamen 7) Mortir dan stamper 8) Gelas ukur 9) Pipet B. Bahan 1) Asam sitrat 2) Talkum 3) Larutan gelatin 2. Formulasi Bahan Asam sitrat Talkum Larutan gelatin



3.



Formulasi 1 10 gram 90 gram 5%



2 10 gram 90 gram 15%



Prosedur Kerja Membuat larutan gelatin 5% dan 15% masing-masing sebanyak 25 ml 5 Menimbang asam sitrat dan talkum sesuai dengan formulasi kemudian campurkan sampai homogen



Membuat masa granul dengan larutan gelatin kemudian ayak dengan pengayak No.20 6



granul didapat setelah pengayakan, lalu sama. Catatan: Menimbang volume gelatin yangyang ditambahkan pada tiap formula harus membagi dengan sama rata ke dalam empat cawan petri



Memanaskan dalam lemari pengering selama 2 jam pada suhu 60 derajat celcius



Menimbang hasil pengeringan dan menghitung koefisien migrasi dari kedua formula



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Perhitungan A. (Berat petri + granul sebelum pemanasan) - (berat petri + granul setelah pemanasan) 1) Larutan gelatin 5% a. Perhitungan D₁ Berat petri+ sebelum pemanasan=69,96 g Berat petri+ granul setelah pemanasan=68,79 g −¿ ¿1,17 g b. Perhitungan D₂ Berat petri+ sebelum pemanasan=71,74 g Berat petri+ granul setelah pemanasan=70,50 g −¿ ¿1,24 g c. Perhitungan D₃ Berat petri +sebelum pemanasan=71,61 g Berat petri+ granul setelah pemanasan=70,80 g −¿ ¿ 0,81 g d. Perhitungan D₄ Berat petri+ sebelum pemanasan=74,67 g Berat petri+ granul setelah pemanasan=73,55 g −¿ ¿ 1,12 g ∑ Lj=1,17+1,24 +0,81+1,12 ¿ 4,34 gram 2) Larutan gelatin 15% a. Perhitungan D₁ Berat petri +sebelum pemanasan=63,31 g Berat petri+ granul setelah pemanasan=62,33 g −¿ ¿ 0,89 g b. Perhitungan D₂ Berat petri+ sebelum pemanasan=65,51 g Berat petri+ granul setelah pemanasan=64,64 g −¿ ¿ 0,87 g c. Perhitungan D₃



7



8



Berat petri +sebelum pemanasan=67,78 g Berat petri+ granul setelah pemanasan=66,89 g −¿ ¿ 0,89 g



d. Perhitungan D₄ Berat petri+ sebelum pemanasan=65,99 g Berat petri+ granul setelah pemanasan=65,11 g −¿ ¿ 0,88 g ∑ Lj=0,89+ 0,87+0,89+0,88 ¿ 3,53 gram B. Koefisien migrasi Koef . migrasi=



∑ Dj− j1 jumlah petri



(Lj −Lj 1) ∑ Lj 2× jumlah petri 1) Larutan gelatin 5% Dj− j 1=



a. Perhitungan D₁-₂ (1,17−1,24) 4,34 2× 4 = -0,032 b. Perhitungan D₁-₃ ¿ D₁-₂



(1,17−0,81) 4,34 2× 4 = 0,165 c. Perhitungan D₁-₄ ¿ D₁-₃



(1,17−1,12) 4,34 2× 4 = 0,023 d. Perhitungan D₂-₃



¿ D₁-₄



8



(1,24−0,81) 4,34 2× 4 = 0,198 e. Perhitungan D₂-₄



¿ D₂-₃



(1,24−1,12) 4,34 2× 4 = 0,055 f. Perhitungan D₃-₄ ¿ D₂-₄



¿ D₃-₄



(0,81−1,12) 4,34 2× 4 = -0,142



∑ Dj-j1 = (-0,23) + 0,165 + 0,023 + 0,198 + 0,055 + (-0,142) = 0,069 K oef . migrasi=



0,069 4 = 0,01725 2)



Larutan gelatin 15% a. Perhitungan D₁-₂ (0,89−0,87) 3,53 2× 4 = 0,011 b. Perhitungan D₁-₃ (0,89−0,89) ¿ D₁-₃ 3,53 2× 4 =0 c. Perhitungan D₁-₄ (0,89−0,88) ¿ D₁-₄ 3,53 2× 4 = 0,0057 d. Perhitungan D₂-₃ ¿ D₁-₂



¿ D₂-₃



(0,87−0,89) 3,53 2× 4 = -0,011



8



e. Perhitungan D₂-₄ (0,87−0,88) 3,53 2× 4 = -0,0057 f. Perhitungan D₃-₄ (0,89−0,88) ¿ D₃-₄ 3,53 2× 4 = 0,0057 ¿ D₂-₄



∑ Dj-j1 = 0,011 + 0 + 0,0057 + (-0,011) + (-0,0057) + 0,0057 = 0,0057 0,0057 4 = 0,001425



Koef . migrasi=



9



2.



Pembahasan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar bahan pengikat pada migrasi obat selama pengeringan granul. Pengeringan adalah proses penghilangan zat volatil yang terkandung dalam solid dengan menggunakan pemanasan pada suhu 60⁰C selama 2 jam untuk mengukur koefisien migrasi granul. Zat volatil yang dimaksud adalah air. Pindahnya air dari dalam granaul ke permukaan granul disebut dengan migrasi. Apabila ada bahan obat atau zat warna yang larut dalam air di dalam granul, maka pada saat migrasi akan ikut bersama perpindahan air ke permukaan migrasi obat dengan proses pengeringan dapat mengakibatkan dehomogenisasi. Hasil perhitungan koefisien migrasi pada granul dengan kadar larutan gelatin 5% dan 15% didapatkan sebesar 0,01725 dan 0,001425 secara berurutan. Hasil yang kami dapatkan sesuai dengan teori, dimana semakin tinggi kadar bahan pengikat maka koefisien migrasi semakin kecil.



10



BAB V KESIMPULAN Hasil perhitungan koefisien migrasi pada granul dengan kadar larutan gelatin 5% dan 15% didapatkan sebesar 0,01725 dan 0,00142 secara berurutan. Hasil yang kami dapatkan sesuai dengan teori, dimana semakin tinggi kadar bahan pengikat maka koefisien migrasi semakin kecil. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan saat praktikum sesuai dengan teori, dimana semakin tinggi kadar bahan pengikat maka semakin kecil koefisien migrasi yang terjadi pada granul.



DAFTAR PUSTAKA Murtini, Gloria dan Elisa, Yetri. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Jakarta: Kemenkes RI. Siregar Charles, J.P. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. 2010. Noval, dkk. 2019. Modul Praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Solida. UNISM.



11



JAWABAN PERTANYAAN 1. Apa yang dimaksud dengan migrasi? Jawab: Migrasi adalah berpindahnya air dari dalam granaul ke permukaan granul. 2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses migrasi! Jawab: Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses migrasi adalah ukuran partikel bahan pengisi, kekentalan bahan pengikat dan cara pengeringan (Jarawski, 1982). Untuk menghindari migrasi dengan cara menipiskan lapisan granul, mengganti zat aktif atau zat warna yang tidak larut air, pengeringan suhu rendah, meningkatkan konsentrasi bahan pengikat, menggunakan alat fluidized bed dryer, serta pelarut bukan air (Voigt, 1995



11



12



13