Perencanaan Audit Dan Prosedur Analitis PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PERKULIAHAN



AUDIT AUDITING 1 PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS



Fakultas FAKULTAS EKONOMI BISNIS



Program Studi DAN



Program Studi Akuntansi S1



Abstract



Tatap Muka



10



Kode MK



Disusun Oleh



MK0111605



1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA. 2. Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA 3. Syafdinal, S.E., M.M., Ak. 4. Rini Susiani, S.E., M.M., Ak., CA. 5. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA. 6. Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak..



Kompetensi



Pada bab ini akan menjelaskan Setelah mengikuti perkuliahan ini langkah yang kritis ini menetapkan diharapkan mahasiswa mampu: seluruh program audit yang  Discuss why adequate audit rencananya akan diikuti oleh auditor, planning is essential. meliputi semua prosedur audit,  Make client acceptance ukuran sampel, pos yang dipilih, dan decisions and perform initial penetapan waktu. audit planning.







Prosedur analitis



TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN DAN AUDIT PENGENDALIAN INTERNAL PERENCANAAN AUDIT DAN PERANCANGAN PEDEKATAN AUDIT Dalam mengembangkan suatu rencana audit secara keseluruhan, auditor menggunakan lima jenis pengujian (types of tests) untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Auditor menggunakan prosedur penilaian risiko untuk menilai risiko salah saji yang material, yang merupakan gabungan dari risiko inheren dan risiko pengendalian Keempat jenis pengujian lainnya merupakan prosedur audit selanjutnya (further audit procedures) yang dilaksanakan sebagai respons terhadap risiko yang diidentifikasi. Setiap prosedur audit termasuk dalam salah satu, dan kadang-kadang lebih dari satu, dari kelima kategori tersebut. Pengujian pengendalian dilaksanakan untuk mendukung pengurangan penilaian risiko pengendalian, sementara auditor menggunakan prosedur analitis dan pengujian atas rincian saldo untuk memenuhi risiko deteksi yang direncanakan. Pengujian substantif atas transaksi akan mempengaruhi baik risiko pengendalian maupun risiko deteksi yang direncanakan, karena hal itu digunakan untuk menguji efektivitas pengendalian internal dan jumlah dolar transaksi.



‘2020



10



Nama Mata Kuliah dari Modul 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA. 2. Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA 3. Syafdinal, S.E., M.M., Ak. 4. Rini Susiani, S.E., M.M., Ak., CA. 5. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA. 6. Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak.,



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal Memahami bisnis dan industry klien Menilai risiko bisnis



Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan



Menetapkan materialitas, dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risikoinheren •



Kasus : Kejatuhan Enron : Apakah ada yang memahami bisnis mereka ? Perencanaan







SPAP Standar Kedua  Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya







Alasan auditor mempersiapkan rencana kontrak kerja : –



Memperoleh bukti yang cukup kompeten







Menjaga agar biaya audit yang dikeluarkan tetap wajar







Menghindari kesalahpahaman dengan klien



“Auditor harus merencanakan pekerjaan s ecara memadai dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya”.



THREE MAIN REASONS FOR PLANNING



1. to obtain sufficient competent evidence for the circumstances 2. to help keep audit costs reasonable 3. to avoid misunderstanding with the clien Terdapat dua risiko audit, yaitu : 1. Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran seberapabesar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secaramaterial setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telahdikeluarkan. ‘2020



10



Nama Mata Kuliah dari Modul 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA. 2. Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA 3. Syafdinal, S.E., M.M., Ak. 4. Rini Susiani, S.E., M.M., Ak., CA. 5. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA. 6. Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak.,



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



2. Risiko



inheren



adalah ukuran



penilaian



auditor atas



kemungkinan adanya



salah sajiyang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifanpengendalian internal.



Delapan bagian utama dari perencanaan audit yaitu : 1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal: Perencanaan audit awal (Initial audit planning) melibatkan empat hal, yangsemuanya harus dilakukan lebih dulu dalam audit, yaitu : a.



Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klienyang ada sekarang.



b.



Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit.



c.



Untuk



menghindari kesalahpahaman,



auditor



harus memahami



syarat-



syaratpenugasan yang ditetapkan klien. d.



Auditor



mengembangkan



strategi



audit



secara



keseluruhan,



termasuk



stafpenugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan.



Investigasi atas klien baru, dimana saat sebelum menerima klien baru,kebanyakan KAP akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukanakseptabilitasnya. Kantor itu melakukannya dengan memeriksa, sejauh memungkinkan, prospektif klien ini dalam komunitas bisnis, stabilitas keuanganya, dan hubungan dengan KAP sebelumnya. Untuk calon klien yang sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, auditor yang baru (auditor penerus) diharuskan oleh SAS 84 (AU 315) untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu. Tujuan dari persyaratan ini adalah untuk membantu auditor penerus mengevaluasi apakah ia akan menerima penugasan tersebut. Meskipun calon klien telah diaudit oleh KAP lain, auditor penerus dapat melakukan investigasi lainnya dengan mengumpulkan informasi dari pengacara lokal, KAP lain,bank, dan perusahaan lainnya.



Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi risiko audit yang dapatditerima adalah pemakai laporan keuangan yang memungkinkan dan maksud dari penggunaan laporan keuangan tersebut.



‘2020



10



Nama Mata Kuliah dari Modul 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA. 2. Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA 3. Syafdinal, S.E., M.M., Ak. 4. Rini Susiani, S.E., M.M., Ak., CA. 5. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA. 6. Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak.,



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



Pemahaman yang jernih tentang syarat-syarat penugasan harus dimiliki olehklien dan KAP. SAS 108 (AU 310) mensyaratkan bahwa auditor harus mendokumentasikan pemahamannya dengan klien dalam surat penugasan (engagement letter), yang meliputi tujuan penugasan, tanggung jawab auditor dan manajemeen, serta batasan-batasan penugasan. Untuk audit atas perusahaan nonpublik, surat penugasan biasanya ditanda tangani manajemen. Sedangkan untuk perusahaan publik, secara eksplisit Sarbanes-Oxley Act mengalihkan tanggung jawab memperkerjakan dan memberhentikan auditor dari manajemen ke komite audit.



Setelah



memahami



alasan



klien



untuk



melakukan



audit,



auditor



harus



mengembangkan strategi audit pendahuluan. Strategi ini harus mempertimbangkan sifat klien, termasuk bidang-bidang dimana terdapat risiko salah saji signifikan yang lebih besar. Auditor harus menempatkan staf yang tepat pada penugasan untuk memenuhi standar auditing yang berlaku umum untuk meningkatkan efisiensi audit. Standar umum yang pertama yaitu : “Audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor”.



Oleh karena itu, setiap staf yang ditugaskan harus mengingat standar tersebut disamping harus mempunyai pengetahuan tentang industry klien. Pertimbangan utama dalam penentuan staf adalah kebutuhan akan kontinuitas dari



tahun ke tahun. Kontuinitas



tersebut dapat membantu KAP mempertahankan pemahamannya atas persyaratan teknis serta hubungan antar pribadi yang lebih dekat dengan personil klien. Jika audit membutuhkan pengetahuan khusus, mungkin kantor akuntan perlu berkonsultasi dengan spesialis. SAS 73 (AU 336) menetapkan persyaratan untuk memilih spesialis dan mereview pekerjaannya.



2. Memperoleh Infromasi mengenai latar belakang Standar pekerjaan lapangan yang kedua adalah “Auditor harus memperoleh pemahaman yang memadai tentang entitas dan ‘2020



10



Nama Mata Kuliah dari Modul 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA. 2. Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA 3. Syafdinal, S.E., M.M., Ak. 4. Rini Susiani, S.E., M.M., Ak., CA. 5. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA. 6. Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak.,



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji yang material pada laporan keuangan baik karena kekeliruan maupun kecurangan, dan untuk merancang sifat, penetapan waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya”.



Memahami bidang usaha dan industri klien Ada tiga alasan mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas industry klien, yaitu : a. Memahami aturan-aturan akuntansi yang khas dari industri tersebut untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. b. Mengidentifikasi



risiko dalam



industri yang akan



mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima. c. Agar dapat mengidentifikasi risiko bawaan.



Pengetahuan mengenai industry klien dapat diperoleh dengan berbagai cara, seperti: diskusi dengan auditor yang mengaudit di tahun-tahun sebelumnya dan dengan auditor yang sedang melakukan penugasan serupa, serta bisa juga dilakukan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan bersama pegawai klien.



Infromasi lainnya dapat diperoleh dari pedoman audit industry, teks pelajaran dan majalah-majalah yang memuat informasi mengenai industri klien.



Meninjau pabrik dan kantor Peninjauan atas fasilitas klien sangat bermanfaat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai bidang usaha dan operasi klien karena akan diperoleh kesempatan untuk menemui pegawai kunci dan mengamati operasi dari tangan pertama. Diskusi dengan pegawai di luar bidang akuntansi selama proses peninjauan audit dan audit berguna dalam mendapatkan perspektif yang lebih luas.



Peninjauan langsung atas fasilitas fisik akan membantu auditor dalam memahami pengamanan fisik aktiva dan menginterpretasikan data akuntansi dengan memberikan kerangak acuan dalam vusialisasi aktiva. Menelaah kebijakan perusahaan Berguna untuk menetapkan apakah manajemen memperoleh wewenang dari dewan komisaris ‘2020



10



Nama Mata Kuliah dari Modul 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA. 2. Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA 3. Syafdinal, S.E., M.M., Ak. 4. Rini Susiani, S.E., M.M., Ak., CA. 5. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA. 6. Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak.,



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



untuk membuat keputusan tertentu dan untuk meyakinkan bahwa keputusan manajemen telah tercermin dalam laporan keuangan.



Pendekatan yang digunakan kantor akuntan publik dalam menelaah kebijakan perusahaan adalah dengan memasukkan catatan dalam berkas permanen mengenai kebijakan penting yang dijalankan oleh klien dan nama orang atau kelompok yang berwenang unutk mengubah kebijakan tersebut.



Berkas permanen audirot seringkali memuat sejarah perusahaan, daftar jalur usaha utama, dancatatan kebijakan akuntansi yang paling penting dari tahun ke tahun. Mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa



Hubungan istimewa dalam PSA 34 (SA 334) diidentifikasikan sebagai perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lainnya yang berhubungan dengan klien dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau kebijakan operasi pihak lainnya. Transaksi hubungan istimewa adalah transaksi antara klien dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, misalnya: transaksi penjualan dan pembelian antara perusahaan induk dengan perusahaan anak, pertukaran peralatan antara dua perusahaan yang dimiliki oleh orang yang sama, dan pinjaman kepda pegawai.



Karena transaksi hubungan istimewa harus diungkapkan, penting artinya bahwa seluruh pihak yang mempunyai hubungan istimewa diidentifikasi dan dimasukkan dalam berkas permanen pada awal penugasan auditor. Cara umum untuk mengidentifikasi pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah dengan bertanya kepada manajemen, menelaah arsip paar modal, dan memerikasa daftar pemegangsaham untuk mengidentifikasi pemegang saham utama. Mengevaluasi kebutuhanakan spesialis dari luar. Auditor harus memiliki pemahaman yang memadaimengenai industry klien untuk menentukan apakah diperlukan seorang spesialis.PSA



39



(SA336)



menetapkan



aturan



untuk



menelaahpekerjaannya.



‘2020



10



Nama Mata Kuliah dari Modul 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA. 2. Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA 3. Syafdinal, S.E., M.M., Ak. 4. Rini Susiani, S.E., M.M., Ak., CA. 5. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA. 6. Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak.,



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



memilih



spesialis dan



3.



Memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien Tiga dokumen hukum dan catatan yang berkaitan erat dengan klien yang harus diperiksa pada awal penugasan: Akte pendirian dan anggaran dasarperusahaan. Akte pendirian perusahaan diterbitkan oleh negara di mana perusahaan didirikan dan merupakan dokumen hukum yang penting untuk mengakuisuatu perusahaan sebagai suatu usaha yang berdiri sendiri. Termasuk di dalamnya adalah nama perseroan, tanggal pendirian, jenis dan jumlah modal saham yang disahkan unutk ditempatkan dan jenis kegiatan usaha yang boleh dilakukan



oleh



perseroan. Anggaran dasar mencakup peraturan dan prosedur yang ditetapkan oleh



para



pemegang saham perseroan. Di dalamnya diuraikan hal-hal seperti tahun fiscal perseroan, frekuensi rapat pemegang saham, metode pemilihan para direktur, dankewajiban serta wewenang dari pada pengurus perusahaan. Auditor harus memahami persyaratan akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan agar dapat menetapkan apakah laporan keuangan disajikan secara pantas. Notulen rapat adalah catatan resmi rapat dewan direksi dan pemegang saham. Termasuk di dalamnya adalah ikhtisar masalah terpenting yang didiskusikan dalam rapat dan keputusan yang dibuat oleh direksi dan pemegang saham. Jikaauditor tidak memeriksa notulen, dia tidak akan menyadari adanya informasi yangpenting unutk menetapkan apakah laporan keuangan telah dibuat dengan benar.Informasi-informasi yang tercakup dalam notulen rapat: a) Pengumuman dividen b) Otorisasi penggajian untuk pejabat c) Persetujuan kontrak dan kesepakatan d) Otorisasi atas perolehan aktiva e) Persetujuan merger f) Otorisasi pinjaman jangka penjang g) Persetujuan untuk menggadaikan efek-efek h) Otorisasi pegawai yang berhak menandatangani cek i) Pelaporan mengenai kemajuan operasional perusahaan



‘2020



10



Nama Mata Kuliah dari Modul 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA. 2. Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA 3. Syafdinal, S.E., M.M., Ak. 4. Rini Susiani, S.E., M.M., Ak., CA. 5. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA. 6. Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak.,



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



Kontrak adalah perjanjian kerjasama klien dengan pihak lain. Pada umumnyakontrak sangat diperlukan dalam setiap bagian audit untuk memperoleh gambaranyang lebih baik mengenai perusahaan dan untuk membiasakan diri pada bagianyang mungkin akan menimbulkan masalah. Dalam memeriksa kontrak, perhatianutama dipusatkan pada segi kesepakatan hukum yang memperngaruhi pengungkapan keuangan.



4. Pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan Prosedur



analitis



adalah



evaluasi



infromasi



keuangan



yang



dilakukan



denganmemperlajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan yang meliputiperbandingan



jumlah-jumlah



yang



tercatat



dengan



ekspektasi



dari



auditor.Tujuan prosedur analisis dalam perencanaan audit adalah membantu perencanaansifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh buktitentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu. Tujuan pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan: a) Memahami bidang usaha klien b) Penetapan kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsunganhidupnya c) Indikasi adanya kemungkikan salah saji dalam laporan keuangan d) Mengurangi pengujian audit yang terinci



Tahap-tahap dalam prosedur analisis: a) Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat b) Mengembangkan harapan c) Melaksanakan perhitungan/perbandingan d) Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan e) Menyelidiki



perbedaan



signifikan yang tidak



terduga dan mengevaluasi



perbedaan tersebut. f) Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.



PROSEDUR ANALITIS Prosedur analitis didefinisikan oleh SAS 56 (AU329) sebagai evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal ‘2020



10



Nama Mata Kuliah dari Modul 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA. 2. Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA 3. Syafdinal, S.E., M.M., Ak. 4. Rini Susiani, S.E., M.M., Ak., CA. 5. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA. 6. Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak.,



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



antara data



keuangan dan non keuangan yang melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitis ini menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain terlibat wajar berkaitan dengan ekspektasi auditor.



Prosedur analitis (analytical procedures) melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Standar auditing mengharuskan hal itu dilakukan selama tahap perencanaan dan penyelesaian audit. Meskipun tidak disyaratkan, prosedur analitis juga dapat dilaksanakan pada audit saldo akun. Dua tujuan yang paling penting dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah: 1. Menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan keuangan 2. Memberikan bukti substantif



Prosedur analitis yang dilaksanakan selama tahap perencanaan biasanya berbeda dengan yang dilaksanakan dalam tahap pengujian. Sebagai contoh, meskipun menghitung marjin kotor selama tahap perencanaan, auditor mungkin melakukannya dengan menggunakan data interim. Nanti, selama pengujian saldo akhir, auditor akan mengkalkulasi kembali rasio itu dengan menggunakan data setahun penuh. Jika merasa yakin bahwa prosedur analitis menunjukkan kemungkinan salah saji yang layak, auditor dapat melaksanakan prosedur analitis tambahan atau memutuskan untuk memodifikasi pengujian rincian saldo. Apabila auditor mengembangkan ekspektasi dengan menggunakan prosedur analitis dan menyimpulkan bahwa saldo akhir akun tertentu klien terlihat layak, pengujian rincian saldo tertentu mungkin diabaikan atau ukuran sampel dikurangi. Standar auditing menyatakan bahwa prosedur analitis merupakan jenis pengujian substantif (diacu sebagai prosedur analitis substantif), apabila dilaksanakan untuk memberikan bukti tentang saldo akun.



Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan, yaitu : a.



Prosedur



analitis



diwajibkan



dalam



tahap perencanaan



membantumenentukan sifat, luas, dan penetapan waktu prosedur audit



‘2020



10



Nama Mata Kuliah dari Modul 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA. 2. Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA 3. Syafdinal, S.E., M.M., Ak. 4. Rini Susiani, S.E., M.M., Ak., CA. 5. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA. 6. Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak.,



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id



untuk



b.



Prosedur



analitis



sering kali



dilakukan



selama tahap



pengujian audit



sebagaipengujian substantive untuk mendukung saldo akun. c.



Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit.



Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditoryang mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus dicatat, tanpa memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan.



Dalam setiap kasus, auditor akan membandingkan data auditor dengan : 1. Data industry 2. Data periode sebelumnya yang serupa 3. Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien 4. Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor 5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data non keuangan.



Rasio keuangan yang umum digunakan, yaitu : 1) Kemampuan membayar utang jangka pendek 2) Raio Aktivasi Likuiditas 3) Kemampuan untuk memenuhi kewajiban utang jangka panjang 4) Rasio Profitabilitas. DAFTAR PUSTAKA 1. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach; Alvin A. Arens, Randal J. Elder , 2. Principle of Auditing An Introduction to International: Standards on Auditing, Sec nd Edition: Rick Hayes, Roger Dassen, arnold schilder, Philip Wallage



‘2020



10



Nama Mata Kuliah dari Modul 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA. 2. Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA 3. Syafdinal, S.E., M.M., Ak. 4. Rini Susiani, S.E., M.M., Ak., CA. 5. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA. 6. Robertus Ary Novianto, S.E., M.M., Ak.,



Biro Akademik dan Pembelajaran http://www.widyatama.ac.id