Perencanaan Co Working Space (Uptodate) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi ekonomi saat ini telah memasuki era ekonomi gelombang ke-empat yang dikenal dengan istilah era ekonomi kreatif. Diikuti dengan perkembangan pekerja di Indonesia yang setiap tahun, bahkan setiap bulan terus berkembang pesat di Indonesia yang dimana didominasi oleh generasi milenial (1980-2000), kaum muda masa kini yang sekarang berusia antara 15–34 tahun yang mana sudah merintis sebagai mahasiswa, pekerja lepas (freelancer), production house, startup dan lainnya. Generasi ini setidaknya memiliki tiga karakteristik (Winastiti, 2016) yaitu, percaya pada user generated content daripada informasi searah, dunia yang serba digital direspon sangat baik oleh milenial yang selalu online 24/7 dan milenial cenderung tidak loyal tapi bekerja efektif. Menurut data BPS pada akhir 2018, sebanyak 56,8% masyarakat Indonesia saat ini bekerja di sektor informal, yang diiringi naiknya jumlah pekerja yang berwirausaha di Indonesia, termasuk pekerja lepas atau freelancer. Kemudian dari data BPS per Mei 2019, basis angkatan kerja di Indonesia tersedia sebanyak 136,18 juta orang, yang terdiri dari jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 129,36 juta orang dan pengangguran sebanyak 6,82 juta orang. Dari 129,36 juta pekerja tersebut, freelance mengambil porsi 4,55% atau berjumlah sekitar 5,89 juta orang. Centre of Reform on Economics (CORE) menilai fenomena freelancer ini memberikan dampak positif untuk perekonomian secara makro karena menciptakan lapangan kerja. Para freelancer bisa menjadi solusi keterbatasan lapangan pekerjaan dan kegiatan ekonomi yang produktif karena para freelancer tumbuh tanpa dibebani PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



1



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



masalah ketenagakerjaan. CORE juga menilai bahwa budaya freelance ini akan menjadi tren pekerjaan di masa yang akan datang. Generasi milenial yang juga lebih tertarik menjadi freelancer memiliki peluang yang luas untuk bekerja di kancah internasional dan membantu negara untuk meningkatkan devisa karena pekerjaan mereka memiliki ruang yang tidak terbatas untuk mengembangkan diri serta relasi. Menurut psikologi, rasa jenuh yang dibiarkan terus menerus ini akan menyebabkan emosional dan mental seseorang tengganggu dan lebih parahnya lagi orang tersebut tidak tertarik lagi dengan lingkungannya. Kesehatan mental merupakan aspek penting yang juga harus diperhatikan selayaknya kesehatan fisik. Oleh karena itu gangguan kesehatan mental tidak dapat diremehkan. Berdasar penelitian, ditemukan bahwa 1 dari 4 orang menderita gangguan mental semasa hidup mereka (WHO, 2001). Menurut WHO gangguan depresi tertinggi di dunia adalah India dengan jumlah 4,5% dari jumlah populasi dan terendah di dunia Maldives yaitu 3,7% dari populasi. Sedangkan Indonesia sebanyak 9.162.886 kasus atau 3,7% dari populasi (WHO, 2017). co-working space adalah solusinya untuk mereka bekerja dan belajar saling berkolaborasi. Dimana mereka bekerja secara bersama-sama baik dalam ruang privat ataupun ruang kerja terbuka. Dalam aktivitas utamanya, co-working space tidak hanya merupakan ruang sewa yang dilengkapi fasilitas kerja tetapi juga berfungsi sosial bagi penggunanya untuk saling berinteraksi, bertukar informasi, dan berkolaborasi (Sitindjak, & Suryanata, 2017). penulis menggunakan pendekatan arsitektur biophilic. Biophilic design merupakan sebuah teori desain yang diawali dari mengkaji fenomena bahwa pada hakikatnya manusia mencintai lingkungan yang alami. Beberapa penelitian juga PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



2



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



telah membuktikan bahwa manusia berada pada kemampuan optimalnya ketika berada di dalam lingkungan yang alami (Stephen Kellert, 2007). Menurut penelitian penduduk perkotaan menghabiskan 90% waktunya di dalam ruangan, hal ini menyebabkan manusia terisolasi dari lingkungan alam (EPA, 2003). Desain biophilic adalah prinsip desain yang menyediakan kesempatan bagi manusia untuk hidup dan dapat bekerja pada tempat yang sehat dan dapat memberikan kehidupan yang sejahtera yaitu menyatukan konsep desain dengan alam (Browning, 2014). Studi tahun 2015 peneliti Profesor Psikologi Organisasi dan Kesehatan Sir Cary Cooper berjudul “Biophilic Design in the Workplace” mensurvei sampel dari 3600 pekerja kantor di seluruh Eropa dan Timur Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kantor yang menggabungkan unsur-unsur alam seperti ruang hijau internal, cahaya alami dan tanaman yang melimpah memastikan tingkat kreativitas, motivasi, dan kesejahteraan karyawan yang lebih tinggi. Pekerja di lingkungan kantor dengan tanaman hijau dan sinar matahari melaporkan tingkat kesejahteraan 15% lebih tinggi, 74% memperbaiki mood, 83% merasa lebih produktif, 87% lebih kreatif dan 87% tingkat stress lebih rendah.



1.2 Permasalahan dari Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat disimpulkan menjadi sebuah permasalahan antara lain: a. Bagaimana perencanaan co-working space ini dapat mewadahi aktifitas dari freelancer agar bisa menyewa fasilitas dengan harga yang terjangkau. b. Bagaimana cara menciptakan ruangan yang lebih sehat, aman dan nyaman agar terhindar dari rasa jenuh dengan pendekatan biophilic desain. PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



3



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



1.3 Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana cara merancang co-working space dengan pendekatan arsitektur biophilic? b. Apakah desain biophilic dapat berpengaruh pada kesehatan mental? c. Bagaimana cara penerapan biophilic desain pada co-working space?



1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas sebagai berikut: a. Untuk memenuhi spesifikasi co-working space sesuai standar yang aman, nyaman serta sehat. b. Untuk menentukan jenis fasilitas yang diperlukan guna menunjang coworking space. c. Untuk menghasilkan program rancangan yang memperhatikan kaidah biophilic desain pada co-working space.



1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian Batasan dan ruang lingkup penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam “Perencanaan Co-Working Space dengan Pendekatan Arsitektur Biophilic” ini adalah sebagai berikut: a. Untuk memenuhi spesifikasi co-working space sesuai standar yang aman, nyaman serta sehat. PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



4



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



b. Mengkaji perilaku penghuni co-working space dalam beraktivitas di dalamnya. c. Mengkaji aspek-aspek yang terkait dengan implementasi perilaku penghuni co-working space dalam bentuk visual (tata letak, persyaratan ruang dan interior bangunan) d. Menganalis kebutuhan luasan ruang co-working space. e. Memilih struktur bangunan dengan mempertimbangkan tipologi bangunan dan kondisi lingkungan sekitar. f. Mengkaji penerapan pendekatan arsitektur biophilic, berdasarkan kriteriakriteria sesuai pada bangunan co-working space. g. Menciptakan sebuah citra arsitektural serta citra pengguna sesuai dengan fungsi banguan co-working space.



1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dimana penelitian kualitatif adalah penelitian mengenai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Dengan melakukan pengamatan lapangan, penyebaran questionnaire dan wawancara. Lalu melakukan analisis keterkaitan elemen interior yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan fasilitas. Penelitian ini juga mempergunakan sampel pengguna co-working space di pulau Dewata. PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



5



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



1.6.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di berbagai co-working space yang terdapat di Provinsi Bali yaitu Biliq, Alamanda, Dojo Bali dan Hub Bali. Untuk waktu terjadinya penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 1 minggu, pada pukul 09.00 – 10.00 pada bulan November 2020. Aktifitas yang dilakukan saat survey adalah melakukan wawancara dan questionnaire terkait penyedian aktifitas dan fasilitas dan pengguna co-working space siapa saja. 1.6.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menyebarkan questionnaire kepada startup yang bekerja di co-working space di Bali untuk mengetahui sektor dominan di Bali berdasarkan bidang pekerjaan startup pengguna co-working space di Bali. 2. Melakukan wawancara atau tanya jawab berkaitan dengan kebutuhan penelitian kepada startup kreatif yang bekerja pada lima sektor dominan di Bandung. Data yang dibutuhkan adalah alur aktivitas dan kebutuhan ruang kerja terhadap responden. 3. Melakukan dokumentasi non-kontekstual pengamatan lapangan pada coworking space di Bali. 4. Menganalisis data-data yang didapatkan dengan hasil berupa data numerik pada tabel atau grafik. 5. Menginterprestasikan dan menelaah data hasil analisis sehingga diperoleh kesimpulan.



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



6



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



1.7 Sistematika Penelitian Adapun batasan-batasan dan ruang lingkup penelitian dari seminar proposal ini adalah sebagai berikut: a) Bab I Pendahuluan Dalam bab ini, akan mengungkapkan secara umum tentang latar belakang penelitian, permasalahan, perumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, metodologi penelitian, sistematika penulisan dan alur pemikiran. b) Bab II Studi Literatur dan Preseden Dalam bab ini, akan membahas tentang studi literatur dari Co-working space serta



pendekatan



dengan



arsitektur



biophilic,



kerangka



pemikiran,



Preseden/proyek sejenis dengan yang dirancang dan usulan spesifikasi umum proyek. c) Bab III Metodologi penelitian Dalam bab ini, menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



7



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Studi Literatur 2.1.1 Co-Working Space Dalam (The Oxford English Dictionary, 2017) “the whole idea of co-working is to bring bright, creative people together and let the ideas collide” co-working space dijelaskan sebuah penggunaan kantor atau lingkungan kerja oleh orang-orang yang bekerja sendiri atau bekerja untuk institusi yang berbeda, berbagi penggunaan peralatan, ide dan pengetahuan dengan tujuan mengumpulkan orang-orang kreatif untuk membentuk ide-ide baru yang segar). Seiring dengan perkembangannya yang masif dan semakin banyak pula penelitian yang menelaah mengenai co-working, jenis co-working tidak hanya dibedakan dari ukurannya saja. Namun dalam segi industri dan jenis operasinya juga pada tabel 2.1.1 dan mengenai 6 tipologi yang ada pada co-working space pada tabel 2.1.2 di bawah ini.



Midsize and Big Community Coworking Space



Tabel 2.1.1 Lima Klasifikasi Utama Jenis co-working ini didasarkan dari jumlah ruang kerja dan bukan dari perusahaan atau industri khusus sehingga ada kemungkinan untuk memperluas atau memperbanyak kapasitas dan juga merubah konsep desain. Jenis co-working space ini, pada umumnya memiliki suasana yang sangat hangat dan tidak formal. Jenis co-working space ini memiliki akses yang terbatas dan hanya digunakan oleh pekerja yang bekerja untuk perusahaan tersebut. Jenis co-working space ini adalah tempat untuk menerapkan atau mencoba ilmu pengetahuan yang diperoleh.



Small Community Coworking Space Corporate Powered Coworking Space University Related Coworking Space Popup Coworking Jenis co-working space ini adalah ruang kerja yang di isi oleh komunitas aktif dengan kegiatan yang sementara. Space Sumber: Schuermann, 2014: 28



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



8



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Komunitas



Aksesibilitas



Komunikasi Keterbukaan



Kreativitas



Tabel 2.1.2 Nilai-nilai pada Co-working Space Co-working space tidak hanya dilihat sebagai layanan satu arah namun hubungan yang dua arah. Orang-orang didalamnya harus dapat memanfaatkan dan juga memberikan kontribusi kepada anggota lainnya.  Co-working space dapat di akses oleh seseorang atau kelompok yang sangat beragam dimana mereka merasa disambut dan suasana yang ada sangat hangat.  Aksebilitas secara keuangan dimana coworking space adalah layanan pada kelompok sosial dengan biaya sewa yang serendah mungkin.  Bersikap terbuka dan menyambut tamu seperti pada saat acara komunitas.  Aksesibilatas secara fisik bagi para penyandang cacat Kesediaan para coworker yang secara aktif berbagi pengetahuan dan saling belajar satu sama lain. Keterbukaan didalam co-working space ini dapat diartikan sebagai pola pikir yang terbuka pada ide baru dan sudut pandang yang berebda. orang yang bekerja di coworker space adalah orang-orang yang bekerja di industri kreatif sehingga mereka dituntuk untuk kreatif. Sumber: Stumpf, 2013: 6-7



2.1.2 Survei Co-Working Space di Bali Untuk mengetahui Co-Working Space itu seperti apa, penulis melakukan survei langsung Co-working yang ada di Bali. Berikut hasil survei pada tabel 2.1.2. Tabel 2.1.2 Hasil Survey Co-working space di Bali Logo



Nama Brand Lokasi



Biliq Jl. Yudistira No.3A



Alamanda Dojo Bali Jl. By Pass Jl. Batu Ngurah Rai Mejan No.67 No.88 Mobilitas Transportasi Transportasi Transportasi publik publik publik Tipe lokasi Badung Badung Kuta Utara Elemen Eksterior dan Pembagian Ruang Bentuk Arsitektur Rumah Gedung Gedung bertingkat bertingkat



Hub Bali Jl. Nakula No.9 Transportasi publik Legian Gedung bertingkat



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



9



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Alami Buatan



 



Tampilan estetika Implementasi branding Area kerja individu Area kerja grup Variasi (saling area kenal) kerja Area kerja bersama (tidak saling kenal)



 



Pencah ayaan



Booking system and workspots Restaurant Cleaning services Clothing services Coffee and tea vending machine Coworking host Opening hours Reception and helpdesk Collaborative spaces Conference rooms Event space Fitness centre Informal areas with sofas and couches Kitchen areas Quite spaces Swimming Pool Social Network



 



 







 



 



















































Facilities and Services  











   







   



   



 06.00-00.00 



 08.00-00.00 



 00.00-00.00 



 Office Decor



 09.00-18.00 







Collaboration and Openness        











 



 



 



















  



  



Community Facebook - Facebook - Youtube - Instagram



Website: - Facebook



Website: - Facebook



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



10



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Network events/training Social event Ragam penyewa Lease contract (price, period, accessibility of)



Komunitas



Fasilitas



- Twitter - Instagram - Whatsupp



- Whatsupp - Gmail



- Youtube - Twitter - Instagram



















  Accessibility    - 30k/jam - 15k/jam - 800k - 130k/hari - 100k/hari 30jam/bln - 1900k/bln - 300k/ming - 1100k gu 50jam/bln - 1800k 100jam/bln - Tech in - Our - Alkaline asia Business - AWS - Tripzilla group - Bali direct - Wonderful - Connext - Studio Indonesia - Costess Canggu - Honey - La’seine - Clear Café combers - Marquee - The Dose - Bali go plaza - Flystein live - Le Wagon - Working - Working - Working area area area - Meeting - Meeting - Meeting rooms rooms rooms - Private - Private - Private office office office - Skype - Skype - Skype room room room - Virtual - Virtual - Virtual office office office - Co living - Co living



- Youtube - Twitter - Instagram    - 30k/jam - 150k/hari - 1000k/bln



- Solace Float - Paintball - Savage Kitchen - Empire Fit - Loco



- Working area - Meeting rooms - Private office - Skype room - Virtual office - Swimming pool - Co living



Sumber: Data Pribadi, 2020



Selain mengenai hasil survei dari data co-working space di Bali, menurut (Tarigan, 2005) lokasi yang berada pada zona pusat kota merupakan lokasi yang cocok dikembangkan menjadi kawasan komersial atau produktif. Ini karena adanya pengaruh aksesibilitas yang tinggi dan lokasi yang strategis. PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



11



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



2.1.3 Pengguna Co-Working Space Untuk pengguna dari Co-Working Space diantaranya pelaku ekonomi kreatif dan UKM, freelancer (pekerja lepas), pegawai dan pelajar sebagai sarana untuk mengembangkan kapasitas perusahaan mereka serta mengkatkan kolaborasi atau kerja bersama sesama makhluk sosial.



2.1.4 Standar Fasilitas dan Kebutuhan Co-Working Space Co-working space merupakan bangunan utama dalam perancangan ini, bangunan ini memiliki ruang utama sebagai ruang kerja bersama, namun memiliki ruang pendukung seperti ruang meeting, ruang konferensi, ruang fotocopy dan sebagainya. Berikut tabel standar dari co-working space:



Nama Ruang: (Aktivitas) Penataan CoWorking Space



Tabel 2.1.4 Standar Co-Working Space Keterangan: (Layout Furnitur & Susunan Ruang)



Luas Min.: (m2) Penataan standar zoning dan concept diagram tata letak ruang pada working space.



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



12



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Ruang Kerja: (Bekerja & Belajar)



Dimensi furnitur berdasarkan jumlah penggunanya.



Layout furnitur ruang kerja berdasarkan tata ruang



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



13



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Perencanaan cenderung lebih sederhana dan lebih ekonomis di mana grid ruang perencanaan modul umum adalah 90cm, 120cm dan 150cm dan spesifikasi material yangdigunakan.



Ruang Resepsion &Lounge: (Entrance, ruang tunggu)



23m2



Biasanya ada di pintu masuk & menghubungkan area coworking space dengan fungsi sekunder lain (Tempat pembelajaran urban farming).



Berikut penataan resepsionis berdasarkan kerterkaitan ruang dengan yang lainnya.



aspek



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



14



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Ruang Konferenc : (Tempat rapat)



-



Pada ruang rapat standar luas ruang minimal yaitu 24m2 dan maksimal 40m2.



Ruang Meeting



Berikut sirkulasi dan furnitur berdasarkan standar coworking space. Ruang Fotocopy



16m2



Sumber: Duygu, E., 2014: Handbook How to Creat a Co-Working PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



15



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



2.1.5 Analisis Karakter Furnitur Co-Working Space Pada analisis ini agar mempermudah penulis untuk mengetahui karakter pelaku terhadap aktifitasnya, karakter furniture yang sesuai penempatannya, ilustrasi desain dan contoh penerapan pada co-working space yang sudah ada pada tabel 2.1.5 dibawah ini.



Karakter Pelaku Individu - Kerja Individu - Tidak perlu diskusi - Serius



Tabel 2.1.5 Standar Co-Working Space Karakter Ilustrasi Contoh Penerapan Furnitur - Meja individu - Kursi/les ehan - View keluar/di Sumber: Analisis nding Interior Yuanyang Express pribadi, 2020



We+co-working space Individu - Kerja Individu - Tidak perlu diskusi - Serius



- Meja komunal - Kursi individu - View keluar/di nding



Interior Hubud co-working space



Sumber: Analisis pribadi, 2020



Kelompok - Meja komunal - Kerja Individu/ - Kursi Komuna kelompok l>4 - Perlu kursi diskusi - View kedalam ruang



Sumber: Analisis pribadi, 2020



Interior Hubud co-working space



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



16



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Kelompok - Meja komunal - Kerja Individu/ - Kursi Kmunal kelompok 2-4 kursi - Perlu - View diskusi kedalam ruang



Sumber: Analisis pribadi, 2020



- Meja Individu/ komunal Kelompok /individu - Kerja Individu/ - Kursi/ lesehan kelompok - View - Perlu kedalam diskusi/ ruang tidak



Interior Dojo co-working space



Interior Antologi co-working space Sumber: Analisis pribadi, 2020



- Lesehan Individu/ / dengan Kelompok alas - Kerja duduk Individu/ kelompok - View kedalam - Perlu /keluar diskusi/ ruang/ Tidak dinding. - Santai



Interior bilik Wework co- Area tempat duduk working space berada di dalam ruang berbilik - Selain kerja, juga bisa untuk aktivitas individu yang butuh ketenangan Sumber: Analisis pribadi, 2020



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



17



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Individu/ Kelompok



- Lesehan /dengan alas duduk - View kedalam /keluar ruang/ dinding.



- Area tempat duduk yang menjorok keluar bangunan - Lesehan dengan bantal Sumber: Analisis pribadi, 2020



Interior Hubud co-working space Sumber: Analisis pribadi, 2020



2.1.6 Analisis Tipe Interaksi & Kolaborasi dalam Co-Working Space Dari analisis tipe interaksi dan kolaborasi pada co-working space untuk mengetahui jenis furniture yang tepat berdasarkan interaksi luar dan dalam seseorang serta penempatan yang sesuai pada ruang. Tabel 2.1.6 Analisis Tipe Interaksi & Kolaborasi dalam Co-Working Space Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D



- Bisa melihat keluar - Bisa dilihat dari luar



Interaksi Luar (publik) - Bisa melihat - Bisa dilihat dari keluar luar - Bisa dilihat dari luar



- Bisa dilihat dari luar



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



18



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



- Kemungkinan saling mengenal - Bisa memperhatikan - Berdiskusi - Kemungkinan berkolaborasi kecil karena interaksi ke individu lain tidak cukup banyak



- Ditengah: menghadap ke segala arah (intraksi sosial, view dsb) - Dipinggir: menghadap beragam view, tergantung arah duduk Interaksi Luar



Bisa dilihat dari luar dan melihat keluar



Interaksi di Dalam - Kemungkinan - Kemungkinan yang bekerja yang bekerja merupakan merupakan individu yang individu yang berbeda (bukan berbeda (bukan partner kerja) partner kerja) - Bisa - Saling memperhatikan memperhatikan - Kemungkinan - Tidak berdiskusi kecil memungkinkan - Kemungkinan diskusi berkolaborasi - Kemungkinan besar karena interaksi kurang interaksi ke (tempat duduk individu tidak untuk individu cukup banyak yang lebih serius untuk kerja) Kemungkinan Layout dalam Ruang - Ditengah: Dipinggir: menghadap ke menghadap view segala arah tertentu (tembok, (intraksi sosial, jendela, halaman view dsb) dsb )



- Kemungkinan yang bekerja merupakan pekerja individu - Saling memperhatikan - Tidak memungkinkan mengobrol & diskusi - Kemungkinan interaksi kurang (tempat duduk dan meja untuk individu yang lebih serius untuk kerja) Dipinggir: menghadap view tertentu (tembok, jendela, halaman dsb )



- Dipinggir: menghadap beragam view, tergantung arah duduk Keterangan Interaksi Interaksi dalam



Hanya bisa dilihat dari luar



sudah saling mengenal (Tim Kerja), - Bisa saling melihat individu - Bisa saling mengobrol - Kemungki nan berdiskusi besar - Kemungki nan berkolaborasi kecil (Tim) Sumber: Analisis pribadi, 2020



belum saling mengenal, - Bisa saling melihat individu - Bisa saling mengobrol - Kemungkinan berdiskusi kecil - Kemungkinan berkolaborasi besar



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



19



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



2.1.7 Pendekatan Arsitektur Biophilic Pendekatan arsitektur biophilic didapatkan dari kata yunani “biofilia” yang dipopulerkan oleh Edward Wilson pada tahun 1984. Biofilia merupakan sebuah teori yang mengkaji fenomena bahwa pada hakikatnya manusia hidup di alam dan mencintai lingkungan yang alami. Nilai-nilai biophilic untuk referensi biophilic desain menurut (Kellert, 2005) dapat dijelaskan sebagai berikut pada tabel 2.1.7



Nilai utilitarian Nilai naturalistik Nilai ekologistik sainstik Nilai estetik Nilai simbolik



Nilai humanistik Nilai moralistik Nilai dominionistik Nilai negativistik



Tabel 2.1.7 Nilai-nilai pada Biophilic Menjadikan alam sebagai sumbe pemanfaatan secara fisik dan materi secara pasif. Menjadikan alam sebagai sumber stimulasi, detail dan keberagaman. Menggunakan fungsi alam sebagai sumber dari ilmu pengetahuan. Menekankan menggunakan alam sebagai sumber keindahan. Menekankan kecenderungan alam sebagai media komunikasi dalam pemikiran secara bahasa dan simbol hidup. Menekankan ikatan emosional manusia terhadap elemen kehidupan alam. Menekankan hubungan moral dan spiritual dengan alam. Menekankan hasrat untuk menguasai dan mengenal alam. Menekankan sikap kecemasan dan kekhawatiran terhadap alam. Sumber: Kellert, 2005



2.1.8 Prinsip Biophilic Design Terdapat sebuah fakta bahwa seseorang yang bekerja dengan terkoneksi dengan alam, maka produktivitas akan meningkat sebanyak 8% dan meningkatkan kesejahteraan sebanyak 13%. Adapun 14 prinsip desain yang menjadi acuan pendekatan biophilic desain, dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini. PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



20



Tabel 2.1.8 Prinsip Biophilic Design PRINSIP DESAIN PENGERTIAN P1. Visual connection Interaksi manusia dan alam melalui with nature (hubungan pandangan secara langsung terhadap unsurdengan alam secara unsur alam, sistem kehidupan dan proses visual) alami P2. Non-visual Interaksi manusia dana lam melalui pendengaran, sentuhan, penciuman, ataupun connection with nature (hubungan non-visual rangsangan pengecap yang menimbulkan dengan alam) ketenangan dan menjadi acuan positif pada alam, sistem kehidupan atau proses alami P3. Non-ryhtmic sensory Sebuah indikator dan hubungan dengan alam stimuli (stimulus sensor yang berlangsung sebentar yang dapat tidak berirama) dianalisis secara statistic namun tidak dapat diprediksi dengan tepat P4. Thermal & airflow Menciptakan suatu perubahan halus pada variability (variasi suhu udara, aliran udara yang melintasi kulit perubahan panas & dan suhu permukaan yang meniru udara) lingkungan alami P5. Presence of water Suatu kondisi yang menciptakan pengalaman (Kehadiran air) pada suatu tempat melalui melihat, mendengar atau menyentuh air P6. Dynamic & diffuce Memanfaatkan berbagai intensitas cahaya light (cahaya dinamis dan bayangan yang berubah dari waktu ke dan menyebar) waktu untuk menciptakan kondisi yang terjadi di alam P7. Connection with Kesadaran terhadap proses alam, terutama nature (hubungan perubahan musiman dan karakter perubahan dengan sistem alami) sementara dari ekosistem yang sehat P8. Biomorphic forms & Referensi atau acuan simbolis untuk patterns (bentuk dan berkontur, berpola, bertekstur atau susunan pola biomorfik) berangka seperti apa yang berlangsung di alam P9. Material connection Bahan dan elemen dari alam yang dikelola with nature (hubungan secara minimal, mencerminkan lingkungan bahan dengan alam) lokal atau geologi dan menciptakan rasa yang berbeda pada suatu tempat P10. Complexity & Informasi yang didapat oleh kemampuan order (kompleksitas dan sensorik yang kompleks, menganut keteraturan) pengertian spasial serupa dengan yang dapat dijumpai di alam P11. Prospect (Prospek) Sebuah pemandangan leluasa atas suatu jarak, untuk pengawasan dan perencanaan P12. Refuge (Tempat Sebuah tempat untuk penarikan dari kondisi Perlindungan) lingkungan atau arus kegiatan utama dimana individu terlindungi dari belakang dan atas kepala



Nature of the Space Patterns (Pola Sifat Ruang)



Nature Natural Analogues Patterns (Pola Analogi Alam)



Nature in the Space Patterns (Pola Alam dalam Ruang)



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



21



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



P13. Mystery (Misteri)



Sebuah ruang dengan kondisi misteri yang baik memiliki rasa antisipasi, atau sifat yang menggoda, menawarkan indera semacam penolakan dan akan memaksa seseorang untuk menyelidiki lebih lanjut ruang tersebut P14. Risk/Peril Sebuah ancaman bisa didentifikasi beserta (resiko/bahaya) dengan perlindungan yang dapat diandalkan Sumber: Browning, Patterns of Biophilic Design, 2014 Dengan pendekatan arsitektur biophilic ini seseorang dapat memperbaiki psikologi mereka agar menjadi lebih baik lagi yaitu hubungan manusia dengan alam sekitar serta menciptakan suasana yang lebih produktif secara sosial dan orang tersebut yang ada di ruangan ini lebih mudah dalam memunculkan ide-ide kreatif.



2.1.9 Batasan dalam Penerapan Biophilic desain Dalam buku 14 Patterns of Biophilic (Terrapin, 2014), biophilic desain memiliki batasan dalam penerapannya karena sering ditemukan perbedaan kondisi lapangan proyek dan kebutuhan. Berikut batasan yang perlu diperhatikan dalam penerapan biophilic desain pada tabel 2.1.9. Tabel 2.1.9 Batasan Penerapan Biophilic desain Identifikasi Karena respon biologis beragam dan banyak kombinasi respon dan hasil pada pola desain, maka diperlukan mengutamakan prioritas yang diinginkan dan memfokuskan desain bangunan yang dapat memberikan efek jangka panjang bermanfaat. (Identifying desired responses and outcomes) Strategi desain Desain biofilik memiliki sifat fleksibel dan dapat diganti dan intervensi dengan strategi lain untuk meningkatkan pengalaman (Design strategies pengguna. and interventions) Keberagaman Menggabungkan beragam strategi dalam mendesain untuk dalam strategi meningkatkan pemanfaatan ruang yang maksimal sehingga mendesain dapat mengakomodasi kebutuhan baik secara budaya dan demografi yang dapat memberi efek psiko-fisiologis dan (Diversity of design strategies) kognitif. Kualitas dan Memberikan kualitas dan memperhatikan kuantitas saat kuantitas perancangan dengan intervensi kualitas tinggi tunggal yang intervensi lebih efektif dan memiliki potensi restorasi yang lebih besar PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



22



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



(Quality vs. quantity of intervention)



Durasi paparan frekuensi akses (Duration of exposure and frequency of access)



daripada beberapa intervensi berkualitas rendah. Iklim, biaya, dan variabel lainnya dapat memengaruhi dan membatasi kelayakan ruangan, tetapi hal ini tidak boleh dianggap sebagai hambatan untuk mencapai ruangan berkualitas tinggi. Mengidentifikasi durasi penggunaan dengan menentukan frekuensi waktu yang sesuai. Seperti memfokuskan efek apa yang ingin diberikan, seperti peningkatan kesehatan fisik atau pemulihan mental. Penelitian mengatakan manfaat yang akan didapat dari pemulihan mental dan pengembalian emosi positif dapat terjadi dalam waktu 5 hingga 20 menit berada di alam. (Brown, Barton & Gladwell, 2013; Barton & Pretty, 2010; Tsunetsugu & Miyazaki, 2005). Sumber: Terrapin, 2014



Pengalaman dalam Desain biophilic Dalam buku “the practice of biophilic design”, Dr. Stephen R. Kellert menjelaskan terdapat 2 jenis pengalaman alam yang merupakan kategori dasar dari kerangka biophilic desain pada tabel 2.1.9. Tabel 2.1.9 Pengalaman Alam dalam Biophilic desain Hubungan langsung dengan alam Hubungan tidak langsung dengan alam Pencahayaan Gambar Alam Paparan cahaya alami yang Dengan menghadirkan gambar yang sederhana dapat memunculkan menunjukkan hal-hal alami dalam keindahan estetika melalui sebuah lingkungan, seperti gambar bayangan-bayangan yang terbentuk. tanaman, hewan, lansekap, atau air, dapat Seperti memberi pengalaman cahaya memberikan kepuasan secara emosional dengan mengatur area sehingga dan intelektual. Gambar dapat mendapat kontras cahaya lebih terang dimunculkan melalui foto, lukisan, dan lebih gelap dengan mengikuti patung, mural, atau video. perubahan waktu siang-malam. Udara Material yang Alami Ventilasi alami penting untuk Material alami dapat menstimulasi kenyamanan dan produktivitas respon terhadap stres dan memberi upaya manusia. Pengalaman ini dapat bertahan dari sebuah tantangan. dibentuk dari aliran udara, Bangunan yang alami dengan elemen temperatur, dan kelembaban. Kondisi dekoratif seperti kayu, batu, wol, katun, ini dapat dicapai melalui strategi dan kulit, dapat digunakan menjadi yang sederhana dengan membuat berbagai produk, perabotan, aksesoris bukaan seperti jendela atau dengan dan elemen interior maupun eksterior. menggunakan teknologi. Air Biomimikri Air dapat memberikan pengaruh Biomimikri mengacu pada bentuk dan positif, menghilangkan stres, fungsi yang ditemukan di alam, terutama meningkatkan performa dan makhluk hidup yang sifatnya diadopsi kesehatan. Untuk mendapat dan ditiru dalam proses perancangan PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



23



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



pengalaman dengan air, dapat untuk memberikan solusi pada masalah dirasakan melalui penglihatan, suara, dan dapat memenuhi kebutuhanpada sentuhan, rasa, dan gerakan atau manusia. aliran. Tumbuhan Menghadirkan tumbuhan ke dalam lingkungan bangunan adalah salah satu strategi untuk membangun pengalaman pada manusia yang berfungsi untuk mengurangi stres, meningkatkan kesehatan fisik, kenyamanan dan meningkatkan produktivitas. Hewan Kontak dengan kehidupan hewan dapat dicapai melalui strategi desain dengan membangun ekosistem seperti membuat atap hijau, taman, akuarium, kandang burung, dan dapat dihadirkan dengan teknologi modern seperti penggunaan video dan foto. Cuaca Kesadaran dan respon terhadap cuaca telah menjadi hal penting yang mendasari manusia dalam menjalani kelangsungan hidup. Strategi desain dapat dilakukan yaitu dengan memberikan akses pandangan ke luar, membuat bukaan, membuat balkon agar manusia dapat merasakan kontak dengan cuaca melalui indra yang dimilikinya.



Penggunaan warna Dalam lingkungan bangunan cukup kompleks, mengingat banyak cara untuk menghasilkan warna buatan. Dalam pengaplikasian desain biofilik yang baik dan efektif, warna harus memiliki karakteristik alam seperti warna pada tanah, batuan, dan tanaman. Penggunaan warna yang cerah atau terang harus dibatasi. Geometri Alami Hal ini mengacu pada sifat matematis yang biasa ditemui di alam, misalnya skala hirarki yang terorganisir, bentuk berliku-liku daripada bentuk yang kaku, pola berulang dengan bentuk bervariasi, dan bentuk geometri alam lainnya. Bentuk yang Alami Keberadaan bentuk yang alami harus dimunculkan dalam perancangan dengan desain biofilik. Seperti desain kolom yang menyerupai bentuk daun atau ranting pohon, bentuk tanaman atau gua atau air terjun pada fasad bangunan. Kemunculan bentuk yang alami ini dapat mengubah ruangan menjadi lebih dinamis dengan dikelilingi oleh sistem kehidupan. Sumber: Kellert, 2005



2.1.10 Manfaat Arsitektur Biophilic Manfaat arsitektur biophilic jika diterapkan pada co-working space akan sangat berpengaruh pada psikologi seseorang sesuai 14 pola/pattern pada tabel 2.1.10.



Prinsip Desain



Na tur e in the Sp ac e



P1. Visual connection



Tabel 2.1.10 Manfaat Biophilic Design Bobot Mengurangi Kinerja (*) Stres Kognitif ***



Menurunkan tekanan



Emosi, Mood dan Prefensi Meningkatkan Berdampak hubungan positif pada



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



24



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



with nature (hubungan dengan alam secara visual)



darah dan detak jantung.



atau perhatian mental.



sikap dan kebahagiaan .



Peningkatan dalam kesehatan mental dan rasa damai.



**



Mengurangi tekanan darah dan hormon stress.



Berdampak positif pada kinerja kognitif.



**



Ukuran tingkah laku yang teramati.



P5. Presence of water (Kehadiran air)



**



P6. Dynamic & diffuce light (cahaya dinamis dan menyebar) P7. Connection with nature (hubungan dengan sistem alami) P8. Biomorphic forms & patterns (bentuk dan pola biomorfik)



**



Berdampak positif terhadap detak jantung dan tekanan darah Berdampak positif terhadap kenyamanan, kesejahteraan dan produktivitas Mengurangi setres, meningkatka n perasaan damai. Meningkat kan kenyamanan visual



Nature Natural Analogues Patterns (Pola Analogi Alam)



P2. Non-visual connection with nature (hubungan non-visual dengan alam) P3. Nonryhtmic sensory stimuli (stimulus sensor tidak berirama) P4. Thermal & airflow variability (variasi perubahan panas & udara)



**



Berdampak positif pada konsentrasi



Meningkatk an persepsi atas kenikmatan sementara dan keruangan. Meningkatkan Respon konsentrasi. emosi positif.



Respon kesehatan meningkat.



*



Prefensi pandangan teramati.



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



25



Nature of the Space Patterns (Pola Sifat Ruang)



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



P9. Material connection with nature (hubungan bahan dengan alam) P10. Complexity & order (kompleksitas dan keteraturan) P11. Prospect (Prospek)



Meningkatkan Meningkatk kinerja kreatif an kenyamanan



**



Berdampak positif pada respon stress secara psokologi.



***



Mengurangi stres



P12. Refuge (Tempat Perlindungan)



***



P13. Mystery (Misteri)



**



P14. Risk/Peril (resiko/bahaya)



*



Mengurangi rasa bosan, sakit dan lelah. Meningkatkan konsentrasi, perhatian dan persepsi rasa aman.



Meningkatk an rasa nyaman dana man.



Respon kesenangan yang kuat. Menghasilka n dopamine atau rasa senang. Sumber: Terrapin, 2014



Kesimpulan dari studi literatur co-working space merupakan ruang kerja yang berisi seperti shared desk, dedicated desk, privat office, dan meeting room. Fasilitas yang bisa didapat antara lain High Speed Internet, perpustakaan, loker pribadi, printing, dan copy dan sebuah mini kafe. Untuk kebutuhan khusus, tersedia juga event space yang diperuntukan untuk mengadakan acara komunitas yang membutuhkan ruangan yang luas. Penyewaan ruangan-ruangan tersebut bisa dalam perjam, perbulan dan pertahun. Implementasi Biophilic Design pada co-working space pada dasarnya merupakan sebuah solusi untuk menciptakan sebuah ruang dengan fungsi bekerja, PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



26



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



belajar serta berkolaborasi sebagai wadah investasi bagi kesehatan dan kesejahteraan phisiologi maupun psikologi pengguna bangunan. Cara kerja dari biophilic design ini adalah menciptakan suatu hubungan biologi antara kesehatan dan desain melalui alam sebagai media utama. Tujuan dari biophilic design sendiri adalah untuk menjembatani kembali hubungan antara manusia dan alam yang akibat perubahan gaya hidup zaman modern ini mulai terpisahkan. Serta secara bersamaan mampu meningkatkan kualitas hidup seseorang dalam hal phisiologis maupun psikologis. Kelebihan dari penerapan desain biophilik adalah konsep tersebut masihlah dianggap baru sehingga implementasi tema pada co-working space akan menciptakan konsep berbeda pada objek rancangan dan menjadi ciri khas dari desain ini. Gambar 2.1.10 Kesimpulan Co-Working Space Biophilic Design



Sumber: Analisis pribadi, 2020



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



27



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



2.2 Kerangka Pemikiran Tabel 2.2 Kerangkan pemikiran



Sumber: Analisis pribadi, 2020



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



28



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



2.3 Preseden/ Proyek sejenis yang Relevan 2.3.1 Second Home Co-Working, Lisbon, Portugal Tabel 2.3.1 Second Home Co-Working, Lisbon, Portugal Arsitek : Selgascano Lokasi : Mercado da Ribeira, Avenida 24 de Julho, lisboa Luas Area : 12.000m2 Engineer : Richie & Daffin Kontraktor : Old2new Total tanaman : 1200 Keterangan Gambar Foto Masterplan pada coworking space pada second home



Detail perspektif aksonometri co-working space pada second home



Menggunakan sistem pemanas dan pendinginan bercahaya canggih dipasang dan menggunakan ventilasi udara silang



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



29



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Second Home menawarkan ruang pertemuan pribadi, kafe bersama dan perpustakaan. Selain itu, sifat serbaguna dari interior memungkinkannya untuk berubah menjadi tempat budaya yang mampu menyelenggarakan musik live, Second Home menggunakan sirkulasi linier agar memudahkan pengunjung untuk berjalan dan tidak membingungkan.



Tanaman pot berfungsi sebagai partisi alami dan tiap meja diberi aksen tanaman pada meja melengkung untuk menambah kesan alaminya.



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



30



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Gambar disamping adalah ruang yang digunakan sebagai area event dan pertunjukan,



ruang kerja memiliki filosofi mendukung kreativitas, kewirausahaan dan kesejahteraan



Pada malam hari, ruang ini menyelenggarakan musik live dan acara sosial.



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



31



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Dalam salah satu dari empat ruang pertemuan pribadi.



Sumber: www.designboom.com



2.3.2 Uncommon Co-Working, London, UK Tabel 2.3.2 Uncommon Co-Working, London, UK Arsitek :Lokasi : 1 Long Ln, London, SE1 4PG, United Kingdom Luas Area : 12.000m2 Tahun : 2017 Tipe : Studio Pendekatan : Biophilic Keterangan Gambar Foto Tanaman hijau adalah pusat strategi kesehatan Uncommon dan ruang Liverpool Street memiliki lebih dari 1.000 tanaman untuk membantu mengoksigenasi udara.



Lantai atas adalah teras atap luar ruangan, tempat kerja pribadi di sebelah dinding dedaunan yang hidup dan kapsul tidur siang berpakaian kenari buatan tangan.



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



32



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Berikut adalah suasana dari uncommon co-working space yang menekannka hubungan manusia dengan alam seperti tanaman pada ruang kerja bersama.



Sumber: www.uncommon.co.uk



2.3.3 The Commons Co-Working, Bangkok, Thailand Tabel 2.3.3 The Commons Co-Working, Bangkok, Thailand Arsitek : Department of Architecture Lokasi : Bangkok 10110, Thailand Luas Area : 5000.0 m2 Tahun : 2016 Tipe : Department Pendekatan : Biophilic Keterangan Gambar Foto Masterpan dari The Commons co-working space



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



33



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



The Commons mengusulkan ruang publik vertikal terbuka yang melipat ke atas sebagai tulang punggung bangunan. Ini dimulai dengan Ground yang merupakan lanskap dan landai terintegrasi dengan platform, tempat duduk, penanaman. Daerah ini ditopang oleh struktur lantai ketiga dan keempat di atas yang melindungi seluruh ruang dari matahari dan hujan. Lantai dasar secara vertikal terhubung melalui void besar di lantai atas, menghubungkan ke area terbuka publik besar. Ruang secara vertikal dan horizontal mengalir masuk dan keluar seluruh bangunan dan memungkinkan untuk ventilasi alami di seluruh ruang.



Sumber: www.Archdaily.com



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



34



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



2.3.4 The MW Archstudio Working Space Tabel 2.3.4 The MW Archstudio Working Space Arsitek : MW Archstudio, Nguyen Phuoc Quoc Lokasi : Huong Thuy, Thailand Luas Area : 110 m2 Tahun : 2019 Tipe : Studio Pendekatan : Biophilic Keterangan Gambar Foto Lahan ini terletak di daerah perumahan baru yang jauh dari pusat kota. Bangunan ini memiliki dua lantai: lantai kedua adalah ruang kerja utama; lantai pertama adalah ruang terbuka multifungsi untuk bekerja, penerimaan, pertemuan, ruang bersama, kegiatan pertukaran, acara, pelatihan, pameran, fungsi tambahan dan relaksasi (dapur, toilet, pemandian dalam dan luar ruangan, ruang uap).



Untuk alasan ini, masalah jarak tidak diprioritaskan sementara kualitas ruang kerja lingkungan hidup dan budaya sangat penting. Faktor-faktor ini memberikan dampak langsung pada kesehatan fisik dan mental orangorang yang bekerja di sana, yang sangat mempengaruhi produktivitas, produk, dan hasil kerja.



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



35



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Di lantai taman di lantai pertama, di beberapa tempat tanpa pohon, tim desain menciptakan sistem untuk mengumpulkan dan menyaring air hujan dan kemudian memindahkannya ke ruang bawah tanah untuk menyiram tanaman. Setelah itu, air menembus pohon dan secara alami disaring sekali lagi sebelum dibuang ke lingkungan alam. Ini jelas ditunjukkan melalui sistem pengumpulan air yang disaring melalui lapisan kerikil yang menyebar ke sebagian besar lantai pertama dengan ukuran kerikil yang berbeda. Dengan metode yang disebutkan di atas, proyek bangunan memanfaatkan sumber energi alami: cahaya, angin, air, dll dan sebagian besar menggunakan bahan yang didaur ulang dari produk limbah industri, atau bahan yang dapat dikumpulkan kembali dan didaur ulang di masa depan. Akibatnya, tanggung jawab, kesadaran akan perlindungan lingkungan dengan membatasi dampak negatif terhadap alam telah ditunjukkan.



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



36



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Melalui lapisan pintu jala ini, sinar matahari di siang hari atau lampu listrik di malam hari menciptakan efek artistik yang menarik. Terutama, ketika sistem pintu ini terbuka dan menutup layer-by-layer, mereka akan mengubah rasio ruang antara "padat kosong" dengan cara yang fleksibel dan menarik, membawa banyak persepsi spasial yang berbeda di area yang sama. Bahan dan struktur umum bangunan mematuhi kriteria meminimalkan bahan beton untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Struktur utama kantor terbuat dari baja, sistem penutup terdiri dari panel dari bahan limbah industri daur ulang seperti Cemboard, panel GACHMAT, dan bagian dinding dibangun dari batu bata yang tidak terbakar.



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



37



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Karena fakta bahwa kantor dirancang senyak mungkin untuk dihubungkan dengan kebun, masalah pencahayaan benar-benar terpecahkan. Sebagian besar pada siang hari, kantor tidak perlu menggunakan lampu, bahkan dalam cuaca buruk atau sinar matahari yang lemah. Berkat pemasangan sistem pembukaan dan penutupan pintu aktif, bersama dengan struktur lapisan pintu jala kisi-kisi yang dapat dilipat dan tergelincir secara mandiri, ventilasi bangunan sangat fleksibel tergantung pada musim dengan arah angin dan matahari yang berbeda. Proyek ini tidak menggunakan AC meskipun dipasang (AC adalah solusi cadangan ketika suhu alami terlalu tinggi dan tidak ada angin). Sistem atap juga diatur dengan beberapa lapisan bahan dan bantalan udara sehingga panas langsung yang terbuka dari atap berkurang dan secara bertahap menghilang melalui bantal udara bawah sebelum memasuki ruang kantor dari langit-langit lantai 2. Sumber: www.Archdaily.com



2.3.5 Co-Working Space Vadodara



Arsitek Lokasi Luas Area



Tabel 2.3.5 Co-Working Space Vadodara : The Crossboundaries : Vadodara, India : 11470 m2



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



38



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Tahun : 2020 Tipe : Studio Pendekatan : Biophilic Keterangan Gambar Merupakan layout ruang co-working dan ruang yang menghadirkan kesan alami yang mengalami hubungan manusia dengan alam. Pada coworking ini para penggunannya jika merasakan jenuh, mereka bisa bercocok tanam serta menampilkan kesan alami dengan menghadirkan tanaman penyejuk. Sirkulasi yang digunakan yaitu linier yang sangat luas, sirkulasi luas ini dimanfaatkan untuk mereka bisa bermain sketboard.



Foto



Sumber: www.Archdaily.com PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



39



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



2.3.6 Co-Working Space Vadodara Tabel 2.3.5 Co-Working Space Vadodara Arsitek :Lokasi : Ubub, Bali Luas Area : 500 m2, kapasitas maks. 100 orang Tahun :Tipe : Studio Pendekatan : Biophilic Keterangan Gambar Foto Fasilitas: - Indoor and SemiOutdoor Work - Conference Room/ Ruang Seminar (kapasitas 10-20 orang). - Meeting Room/ Ruang Pertemuan (kapasitas 4-6 orang) - Skype Room (kapasitas 1 orang) - Fax, Fotocopy, Printer & Scanner BitCoin machine. - Hubud Bookshare - Café Living Food Lab - Kitchen (Self Treat) - Locker Event Khusus: - Weekly Events / acara mingguan (Business Coach, Skill Sharing, Yoga, Bali Bungkus, Member Lunch/Social Hour, Cinta Bahasa Course) Ruang: Area kerja utama merupakan open layout space, namun ada ruang berbilik PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



40



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



pada ruang meeting dan conference. Lantai 1: Area kerja utama dibagi menjadi workspace indoor dan semi outdoor yang mana kedua area ini dihubungkan dengan area publik lobby, dapur, kamar mandi, area tangga, taman; terdapat 1 ruang konferen pada lantai1 Lantai2: Ruang meeting, konferensi, dll Sumber: Survei Pribadi, 2020



2.4 Usulan Spesifikasi Umum Proyek Pada sub bab ini menjelaskan mengenai usulan-usulan yang akan diaplikasikan pada co-working space dengan pendekatan biophilic design. 2.4.1 Karakteristik Pengguna Pada karakteristik pengguna akan dibagi berdasarkan pembagian kelompok pengguna yang memiliki perbedaan kebutuhan, karakteristik, ataupun perilaku yang berbeda di dalam suatu objek desain.



Pembagian Usia Pekerjaan Aktivitas Ekonomi Khusus



Tabel 2.4.1 Karakteristik pengguna Keterangan Usia produktif yaitu 18-30 tahun. Wirausaha, Freelance, Programmer, Desainer. Membaca buku, Gamming, Internet, Fotografi, Film, Animasi, Video. Semua kalangan. Memiliki ketertarikan kepada dunia kewirausahaan digital. Sumber: Usulan pribadi, 2020



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



41



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



2.4.2 Jenis-Jenis Ruang Utama Pada sub bab ini untuk mengetahui jenis ruang utama pada co-working space yang akan digunakan, maka dapat disimpulkan dari tabel 2.1.2 hasil survey coworking space di Bali ruang apa saja yang dibutuhkan untuk memfasilitasi penggunanya.



No A 1 2 3 4 B 1 2 3 4 5 6 7 8



Kebutuhan Briefing Brainstorming Designing Rendering/ Produksi Meeting Room Idea Room Co-Working Space Private Office Print Room Studio Game Publik space Skype Room



Tabel 2.4.2 Jenis-Jenis Ruang Utama Sektor Dominan DKV Game Desain Film Berdasarkan Aktivitas                



Fotografi    



Berdasarkan Kebutuhan Ruang   











 



 



 



 



 



    







    







 



        Sumber: Usulan pribadi, 2020



2.4.3 Persyaratan Arsitektur (Masih belum mengerti)



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



42



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



2.4.4 Persyaratan Lokasi Dalam persyaratan lokasi yang baik pada co-working space dengan pendekatan biophilic design adalah sesuai dengan prinsip biophilic design pada tabel 2.1.8. 2.4.5 Usulan Tema dan Konsep Dasar Umum Tema yang akan digunakan pada co-working space adalah kontemporer, alasan menggunakan tema ini karena style yang lebih modern dan juga pengguna yang akan beraktifitas yaitu usia produktif. Untuk konsep atau pendekatan yang digunakan yaitu biophilic design dimana pendekatan ini yaitu hubungan manusia dengan alam. Pada co-working space pendeketan ini sangat baik, dengan tanaman hijau dan sinar matahari melaporkan tingkat kesejahteraan 15% lebih tinggi, 74% memperbaiki mood, 83% merasa lebih produktif, 87% lebih kreatif dan 87% tingkat stress lebih rendah. (Sumber: benefitsbiophilic-design-offices-coworking) 2.4.6 Syarat Kehandalan Struktur dan Utilitas Untuk memenuhi syarat struktur dengan pendekatan biophilic design pada coworking space adalah menggunakan 3 bagian struktur dari biophilic design yaitu: Tabel 2.4.6 Bagian Struktur pada co-working space Bagian Struktur Keterangan Pondasi yang akan digunakan yaitu pondasi bore pile. Sub Structure Supper Structure Meminimalkan bahan beton untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Struktur utama co-working space terbuat dari baja. Sistem atap juga diatur dengan beberapa lapisan bahan dan Upper Structure bantalan udara sehingga panas langsung yang terbuka dari atap berkurang dan secara bertahap menghilang melalui bantal udara bawah sebelum memasuki ruang co-working space. Sumber: Usulan pribadi, 2020



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



43



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Untuk memenuhi syarat struktur utilitas dengan pendekatan biophilic design pada co-working space adalah menggunakan 3 prinsip dari biophilic design yaitu: Tabel 2.4.6 Utilitas pada Prinsip Biophilic Design Keterangan Sistem Penghawaan melalui penerapan ventilasi alami



Prinsip P2. Non Visual Connection With Nature P4. Thermal & Pencahayaan Alami melalui konsep desain atrium berbahan airflow variability kaca, Penghawaan buatan menggunakan sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), Pengoperasian sistem ventilasi silang untuk lantai gedung outdoor P9. Material Pemilihan Material untuk Konstruksi Dinding (motif batu, kayu) Connection With Nature Sumber: Usulan pribadi, 2020



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



44



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Secara Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Dimana penelitian kualitatif adalah penelitian mengenai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Dengan melakukan pengamatan lapangan, penyebaran questionnaire dan wawancara. Lalu melakukan analisis keterkaitan elemen interior yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan fasilitas. Penelitian ini juga mempergunakan sampel pengguna co-working space di pulau Dewata. 3.1.1 Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menyebarkan questionnaire kepada startup yang bekerja di co-working space di Bali untuk mengetahui sektor dominan di Bali berdasarkan bidang pekerjaan startup pengguna co-working space di Bali. 2. Melakukan wawancara atau tanya jawab berkaitan dengan kebutuhan penelitian kepada startup kreatif yang bekerja pada co-working space di Bali. Data yang dibutuhkan adalah alur aktivitas dan kebutuhan ruang kerja terhadap responden. 3. Melakukan dokumentasi non-kontekstual pengamatan lapangan pada coworking space di Bali. PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



45



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



4. Menganalisis data-data yang didapatkan dengan hasil berupa data numerik pada tabel atau grafik. 5. Menginterprestasikan dan menelaah data hasil analisis sehingga diperoleh kesimpulan. 6. Mencari referensi-referensi dan teori mengenai co-working space dan pendekatan biophilic design pada studi literature. 3.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di berbagai co-working space yang terdapat di Provinsi Bali yaitu Biliq, Alamanda, Dojo Bali dan Hub Bali. Untuk waktu terjadinya penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 1 minggu, pada pukul 09.00 – 10.00 pada bulan November 2020. Aktifitas yang dilakukan saat survey adalah melakukan wawancara dan questionnaire terkait penyedian aktifitas dan fasilitas dan pengguna co-working space siapa saja.



3.2 Metode Perancangan Pada metode perancangan yang digunakan dalam proses perancangan terdiri dari dua tahap, antara lain: 1. Pendekatan Analisis Objek Rancangan, Analisis Pendekatan Rancangan dan Analisis Lokasi. Teknik pengumpulan informasi dan data dilakukan melalui studi literatur, studi kasus, observasi, dan wawancara terhadap sumber data yang berkaitan dengan judul untuk kemudian dikembangkan dan diolah menjadi ide-ide atau konsep dasar rancangan. 2. Melalui proses desain siklus image present test milik (Zeisel, 2012) yang memungkinkan perancang dalam mengolah data dan hasil analisis secara PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



46



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



berulang-ulang hingga menghasilkan ide atau konsep rancangan terbaik yang mengacu pada tiga aspek utama.



3.2 Analisis Perancangan 3.2.1 Analisis Objek Rancangan co-working space adalah solusinya untuk mereka bekerja dan belajar saling berkolaborasi. Dimana mereka bekerja secara bersama-sama baik dalam ruang privat ataupun ruang kerja terbuka. Dalam aktivitas utamanya, co-working space tidak hanya merupakan ruang sewa yang dilengkapi fasilitas kerja tetapi juga berfungsi sosial bagi penggunanya untuk saling berinteraksi, bertukar informasi, dan berkolaborasi (Sitindjak, & Suryanata, 2017). Selain itu dengan pendekatan biophilic design, co-working space yang akan saya rancang ini akan menambah minat pengguna untuk datang berkunjung dan menambah keuntungan benefit (pusat aktivitas sosial, tempat pembentukan citra dan eksistensi diri, sumber pengetahuan, informasi, tata nilai dan moral). 3.2.2 Analisis Tema Rancangan Biophilic Design adalah bagian dari konsep baru dalam arsitektur yang bekerja intensif dengan kesehatan manusia, ekologi dan keberlanjutan. Konsep ini menawarkan kesempatan yang menarik untuk mencapai manfaat lingkungan, moral, sosial dan ekonomi sekaligus. Fokus dalam desain ini adalah menciptakan suatu interaksi antar komposisi arsitektur yang ada dengan perilaku manusia sebagai pengguna serta lingkungan alami, melalui kegiatan yang kompleks dengan maksud untuk kepuasan materil maupun psikologi. Intinya Biophilic Design memiliki tujuan untuk menghasilkan suatu ruang yang dapat berpartisipasi dalam PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



47



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



peningkatan kesejahteraan hidup manusia secara fisik dan mental dengan membina hubungan positif antara manusia dan alam. Dalam penerapan tema pada rancangan objek, penulis menggunakan pendekatan pada karakter fungsi utama objek dan tipologi bentuknya. Konsep desain secara arsitektural adalah merancang bangunan co-working space sesuai standar yang dipadukan dengan konsep desain secara tematik pada rancangan yang mengacu pada 3 konsep utama tema antara lain; pola alam dalam ruang, pola analogi alam dan pola sifat ruang yang telah dijabarkan dalam 14 prinsip biophilic design. Pemilihan pola desain yang diimplementasikan pada objek rancangan mempertimbangkan kebutuhan dan kesesuaian antara aspek desain dan pola desain tersebut. Berikut ini kesimpulan dari hasil kajian tema terhadap aspek desain objek rancangan:



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



48



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



Entrance



Selubung



Ruang Luar



Ruang dalam



Hubungan dengan alam secara visual Hhubungan non-visual dengan alam Stimulus sensor tidak berirama Variasi perubahan panas & udara Kehadiran air Cahaya dinamis dan menyebar Hubungan dengan sistem alami Bentuk dan pola biomorfik Hubungan bahan dengan alam Kompleksitas dan keteraturan Prospek Tempat Perlindungan Misteri Resiko/bahaya



Pola Sifat Ruang



Pola Analogi Alam



Pola Alam dalam Ruang



PRINSIP DESAIN



Tabel 3.2.2 Analisis Tema Rancangan ASPEK DESAIN Zoning Massa Sirkulasi Struktur Utilitas



Ket: Adanya hubungan atau diterapkannya prinsip biophilic design



Sumber: Analisis pribadi, 2020



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



49



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



3.2.3 Analisis Lokasi Analisis lokasi dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai kondisi eksisting dari lokasi penelitian. SPESIFIKASI LOKASI Titik fokus dalam menentukan spesifikasi tapak adalah mencari keterkaitan dengan objek peneletian. Antara lain yang berproporsi pada:



-



Lokasi Sekitar Objek Bangunan Yang Menempati Jarak, Lokasi merupakan hal paling utama diidentifikasi oleh arsitek sebelum melakukan pengkoderasian bangunan. Lokasi memegang peranan penting dalam terpenuhinya beberapa syarat pembuatan bangunan hunian yang memuaskan dan nyaman.



-



Sirkulasi dan Pencapaian, Sirkulasi yang dimaksud adalah kemudahan orangorang di dalamnya mengakses baik bagi pejalan kaki atau kendaraan.



-



Orientasi Arah Angin, mencakup Ventilasi udara baik dengan pengudaraan alami ataupun buatan.



-



Orientasi Matahari, mempengaruhi suhu dalam bangunan.



-



Tautan Lingkungan, lingkungan sekeliling tapak juga berpengaruh pada perletakan bangunan.



-



Kontur, kontur menantang arsitek untuk membuat bangunan yang menyesuaikan dengan kondisi tanah. Perbaikan kontur dan tanah harus dilakukan sesedikit mungkin. Perataran tanah besar-besaransebaiknya dihindari.



-



KDB (Koefisien Dasar Bangunan), adalah angka yang digunakan untuk menghitung luas lantai dasar bangunan maksimum yang didirikan diatas lahan.



-



KLB (Koefisien Lantai Bangunan), adalah angka yang digunakan untuk menghitung luas maksimum lantai bangunan yang didirikan pada lahan.



-



GSB (Garis Sempadan Jalan), adalah batas dinding terluar bangunan yang didirikan.



-



Kenampakan Bangunan.



-



Kebisingan.



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



50



KADEK DWIKI PURNAMA. S. A



DAFTAR PUSTAKA BPS. (2019). “Tenaga Pekerja Lepas di Indonesia Meningkat 16% dari tahun lalu”. Melalui https://dailysocial.id/wire/tenaga-pekerja-lepas-di-indonesiameningkat-16-dari-tahun-lalu [18/06/19]. Winastiti, Agnes. (2016). Generasi Millenial dan Karakteristiknya. Diakses dari: https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20160823145217445153268/gen erasimillenial-dan-karakteristiknya/ Marcelina, A., Ardana, I., & Yong, S. de. (2016). Perancangan Interior Creative Collaborative Space di Surabaya. Jurnal Intra, 4(2), 814–823. https://www.researchgate.net/publication/336366014_CO WORKING_SPACE_SEBAGAI_SOLUSI_KEBUTUHAN_RUANG_KE RJA_BERDASARKAN_KARAKTERISTIK_STARTUP_KREATIF Calabrese. E. F., Kellert. S. R. (2012). The Principles and Benefits of Biophilic Design. The Practice of Biophilic Design, 01, 6-19 https://jurnal.uns.ac.id/Arsitektura/article/viewFile/14912/12368 https://biofilico.com/benefits-biophilic-design-offices-coworking U.S. Environmental Protection Agency. 2003. (EPA, 2003) 5. Indoor Air Quality and Student Performance. EPA/402/K-03/006. Washington, DC. Browning, William., Ryan, Catherine., & Clancy, Joseph (Terrapin, 2014)12. Fourteen Patterns of Biophilic Design: Improving Health & Well-Being in the Build Environment. New York: Terrapin Bright Green, LLC. (pp: 1314). Duygu, E. (2014). Jumlah Efektif Manusia di Coworking Space. Handbook How to Creata CoWorking, 18. Tarigan, R. (2005). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara. Schuermann, M. (2014). Coworking Space: A Potent Business Model for Plug n Play and Indie Workers. Berlin: Rocket Publishing. Oxford. (2017). Definition of Co-Working Space in English. Stumpf, C. (2013). Creativity & Space The Power of BA in Coworking Space. German: Doctoral Dissertation, Zeppelin Universität. S. Kellert and E. Calabrese, The Practice of Biophilic Design. (Kellert, 2015)7. 2015. Kellert, S. R. (Kellert, 2005) 10. Building for Life: Designing and Understanding the Human-Nature Connection. Island Press, Washington DC. Kellert, Stephen R., dkk. 2008. Biophilic Design - The Theory, Science and Practice of Bringing Buildings to Life. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Iwan Satibi. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.



PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC



51