Perencanaan Dalam Agribisnis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Haha Esa. Yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenaNya saya dapat menyelesaikan tugas manajemen Agribisnis ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Manajemen Agribisnis. Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materiil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini. Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Tuhan Yang Maha Esa, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.



Medan, Juni 2018



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1 1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3 2.1 Pengertian Produksi .............................................................................. 3 2.2 Proses Produksi ...................................................................................... 3 2.3 Tipe Produksi ......................................................................................... 4 2.4 Perencanaan Produksi ........................................................................... 5 BAB III PENUTUP ............................................................................................. 9 3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 9 3.2 Saran ....................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10



ii



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Revolusi industri di mulai di inggris pada tahun 1750-an di kenal oleh seluruh peradaban barat sebagai wahana untuk meningkatkan produksi sampai ke tingkat yang gila-gilaan. Hal yang kurang di ketahui dalah usaha peredaan atau pengelolaan demam produksi itu melalui telaah sistematik. Sebagai mana manajemen operasi yang lain, dalam agribisnis juga di terapkan fungsi manajemen yang telah di terapkan di berbagai kalangan umum, yang di mulai dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian. Agribisnis sebagai suatu bidang usaha akan menjadi lebih efisien dan menguntungkan apabila di lakukan dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian dalam perencanaan, pengambilan keputusan, serta pelaksanaan pada saat yang tepat. Oleh karena itu fungsi perencanaan memegang peranan yang sangat penting dalam agribisnis agar usaha agribisnis tidak mengalami kegagalan. Menurut sa’id ( 2004 ) fungsi perencanaan mencankup semua kegiatan yang di tujukan untuk menusun program kerja selama periode tertentu pada masa yang akan datang berdasarkan visi, misi, tujuan, serta sasaran organisasi. Dalam perencanaan agribisnis dpat di lakukan beberapa perencanaan di antaranya: keungan, pemasaran, produksi, persediaan dan lain-lain, tujuannya agar perusahaan agribisnis mendapat posisi yang terbaik berdasarkan kondisi bisnis dan permintaan konsumen pada masa mendatang. Namun dalam makalah ini yang dibahas adalah khusus perencanaan produksi dalam agribisnis. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perencanaan produksi kita masuk dalam pembahasan makalah ini. Yang di antaranya dalah Definisi produksi, perencanaan produksi, manajemen risiko pada agribisnis. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Produksi? 2. Bagaimana Proses Produksi dalam Agribisnis ? 3. Apa saja tipe produksi dalam Agribisnis ? 4. Bagaimana perencanaan produksi dalam Agribisnis ?



1



1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari produksi. 2. Untuk mengetahui proses produksi dalam agribisnis. 3. Untuk mengetahui tipe – tipe produksi dalam agribisnis. 4. Untuk memahami perencanaan yang di lakukan dalam produksi.



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Produksi Produksi dapat di nyatakan seperangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalm penciptaan produk dan jasa. Dan jika demikian tidaklah begitu sukar untuk mengkaji manajemen produksi dengan cara umum, yaitu sebagai rangkaian keputusan yang rumit guna mendukung proses produksi. Pada masa awal perkembangan disiplin manajemen produksi, pabriklah yang merupakan pihak yang di untungkan dari kemajuan pengetahuan dan teknik. Namun dewasa ini, kita dapat menyaksikan bahwa semua pihak yang terlibat dalm produksi barang dan jasa, termaksud pasar swalayan, gudang, dan kantor, dpat menikmati manfaat dari perencanaan dan manajemen produksi yang cermat. Dan ternyata pada berbagai jenis bisnis dapat kita lihat bahwa prinsip-prinsip manajemen produksi telah di rangkaikan dengan interaksi pekerja, bahan dan mesin, pengendalian biaya dan mutu, dan penataan lokasi fasilitas. Pada agribisnis, prinsip-prinsip manajemen produksi terbukti telah bermanfaat dalam memperbaiki metode pengumpulan, penyortiran, dan pengelompokan mutu, pemrosesan dan pabrikasi, dan pengepakan serta pengiriman produk pertanian. Semua kegiatan ini di rangkum dalam kerangka kerja untuk salah satu dari ke empat proses produks . 2.2 Proses Produksi 1. Proses Penguraian Proses penguraian atau analisis adalah pengadaan berbagai macam produk dari satu jenis bahan baku. Karena perbedaan cara pemrosesan dan pengepakan maka jagung dapat di hidangkan dalam bentuk jagung bakar, jagung rebus, jagung goreng, minyak jagung, jagung kalengan, atau keripik. Agribisnis yang mengolah satu jenis bahan untuk semua produknya mungkin lebih tepat menempatkan fasilitasnya di dekat sumber bahan ketimbang di dekat pasar.



3



2. Proses Peramuan Peramuan atau sintesis persis merupakan kebalikan dari penguraian artinya, satu produk di hasilkan dari berbagai jenis bahan baku. Karena bahan baku ini mungkin di datangkan dari tempat yang berbeda-beda, yang terkadang saling berjauhan ssatu sama lain, maka perusahaan yang menekuni bidang peramuan sering menempatkan fasilitasnya di dekat pasar akhir ( pembeli terkhir ) karena hal ini lebih praktis dan menguntungkan. Dengan demikian, jika bahan baku tersebut di rakit, di proses, dan di kemas sebagai satu produk, maka biaya pengirimannya ke pasar akan lebih murah. 3. Usaha Interaktif Usaha interaktif bersangkut paut dengan sumber daya alam dan pengolahan dengan perubahan bentuk. Usaha interaktif terjadi apabila suatu produk di ekstrasi, ( di sadap atau di sarikan ) dari lingkungan alamnya, yang misalnya ketika pepohonan di tebang untuk di jadikan kau gelondongan atau balok. 4. Proses Pengolahan Pengolahan ( fabrication ) tidak bersangkut paut dengan bentuk alami tetapi tetapi perubahan bentuk dari sejumlah bahan dasar agar lebih muda di pasarkan. Misalnya sapi dan kerbau di potong, di kerat-kerat, di proses, dan di kemas dalam berbagai bentuk agar menarik bagi konsumen. Namun kadang-kadang dua proses produksi berlangsung secara serentak antara penguraian dan pengolahan misalnya ketika daging sapi diubah menjadi roti “ abon daging sapi, sosis dan lain-lain.



2.3 Tipe Produksi Semua proses produksi membentuk bagian dari jaringan produksi yang menyeluruh. Jaringan menyeluruh tersebut bisa mengambil salah satu bentuk dari dua tipe produksi, yaitu tipe produksi yang berkesinambungan dan yang terputusputus. Berkesinambungan dalam produksi yang berkesinambungan, arus masukan berlangsung terus melalui sistem yang di standarisasi guna menghasilkan keluaran



4



yang pada dasarnya sama. Maka produksi yaang berkesinambungan biasanya bersifat relatif sederhana dan tidak terlalu menuntut perhatian. Terputus-putus produksi yang terputus-putus akan merasa jels jika kita menggambarkannya sebagai proses yang melibatkan keluaran yang berbeda-beda, prosedur yang berubah-ubah dan sering juga menciptakan masukan yang berbedabeda.



2.4 Perencanaan Produksi Faktor pertimbangan yang terlihat antara lain adalah lokasi fasilitas, ukuran pabrik, tata letak, pembelian, persediaan, dan pengendalian produksi. Semua faktor pertimbangan ini merupakan bagian dari tinjauan sistem yang menyeluruh. a.



Produksi sebagai Sistem yang Menyeluruh Produksi sebagai sietem yang menyeluruh, saling terkait, dan saling



mempengaruhi.Setiap keputusan yang berkaitan dengan salah satu isu produksi mempunyai pengaruh dominan terhadap factor – factor produksi lainya. Manajer agribisnis yang mampu mempekirakan semua pengaruh yang mengkin atas berbagai variable produksi karena pengubahan salah satu variable tergolong sebagai manajer yang berhasil yang berhasil menerapkan cara pandang system. Ketiga bagian tersebut dari sistem ini, yakni lokasi, ukuran, tata letak fasilitas.



b. Lokasi Dalam memilih tempat untuk fasilitas, pada umunya manajer agribisnis mempertimbangkan empat bahan pemikiran yang saling berkaitan yaitu : 1. Sumber Bahan Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lokasi agribisnis mungkin akan berdekatan dengan sumber daya bahan bakunya jika pada dasarnya hanya satu jenis bahan baku dan ongkos angkutnya dalam bentuk bahan baku sangat besar.di pihak lain, agribisnis mungkin memerlukan sedemikian banyak jenis bahan baku dari lokasi yang berbeda sehingga lebih tepat untuk menempatkan lokasi produksi dekat dengan pasar.



5



2. Ketersediaan Tenaga Kerja Wilayah yang berada di kawasan pemukiman elit tidak cocok untuk tempat opengemasan karena memerlukan upah dan tunjangan yang lebih tinggi bagi para pekerja karena biaya hidup yang tinggi di kawasan tersebut. Dan daerah kumuh pun tidak cocok untuk kantor eksekutif. Ahkirnya, agribisnis yang memerlukan bvanyak kegiatan penelitan sangat tepat jika ditempatkan di “daerah pelajar” semua factor ini harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi. 3. Lokasi Pasar Jika perusahaan membutuhkan banyak jenis bahan baku dengan ongkos angkut yang tidak begitu besar, maka penempatan di dekat pasar bisa menguntungkan. Penempatan yang berdekatan dengan pasar terutama penting bagi pengecer karena dengan demikian pelanggan tidak perlu pergi jauh – jauh untuk membeli. 4. Insentif Khusus Industri pertanian yang membutuhkan air dan pembangkit tenaga yang besar sebaiknya ditempatkan di daerah yang berlimpah dengan sumber perbekalan tersebut. Dalam rangka menggairahkan bisnis, ada kalanya pemerintah menawarkan keinginan pajak dan biaya listrik atau air di daerah tertentu, disamping kemudahan perizinan dan pnyediaan prasarana yang baik. c. Ukuran Pabrik Pada umumnya unit – unit yang lebih besar lebih mudah di operasikan, tetapi pabrik yang terlalu besar hanya akan menimbulkan pemborosan besar jika di tinjau dari beberapa faktor. 1. Skala Usaha Yang Ekonomis Menurut prinsip skala usaha yang ekonomis pabrik yang makin besar biasanya akan mengakibatkan biaya perunit yang makin kecil. Akan tetapi, ukuran pabrik yang lebih kecil mungkin saja menawarkan lebih banyak fleksibilitas dalam hal jaraknya ke sumber bahan baku atau ke pasar, yang pada gilirannya akan mengakibatkan ongkos angkut yang lebih murah. 2. Sifat Musiman dan Pola Produksi Kita telah membicarakan bahwa produk pertanian yang sangat bersifat musiman dapat membuat manajer produksi pusing. Pabrik yang cukup



6



besar untuk menyerap volume produksi pada musim tersibuk akan merupakan pemborosan besar pada masa lenggang. Dalam keadaan demikian, myngkin akan lebih ekonomis untuk mengoperasikan beberapa pabrik dalam ukuran yang lebih kecil yang sebagian diantaranya akan ditutup pada masa lenggang. Memang hal ini tidak akan mengurangi biaya tetap dari fasilitas yang tidak digunakan tetapi pengeluaran sehari – hari untuk mengoperasikan fasilitas tersebut bias dikurangi 3. Dampak Inflasi Agribisnis yang menggeluti operasi besar hendaknya memperhatikan laju inflasi. Hal ini tidak dimaksudkan untuk menghambat perluasan dan pertumbuhan, tetapi untuk mendorong dilakukannya penilaian keuangan yang mendalam dan realistic 4. Kuantitas Keluaran Yang Dibutuhkan Agribisnis yang mampu menjual berjuta – juta unit keluaran pada tingkat yang konstan kecil kemungkinan untuk menginvestasikan pada pabrik yang kecil. 5. Jumlah Gilir Kerja Sekiranya tenaga kerja tersedia, maka cara lain untuk mencapai kapasitas sarana yang maksimum adalah dengan mengadakan dua gilir kerja. Menurut teorinya, kita bias menghasilkan jumlah keluaran yang berlipat dua dengan mengadakan dua gilir kerja, dimana kita membatasi kebutuhan akan ruang dan peralatan kerja dengan menyebarkan nya pada jam produksi yang diliatgandakan.



d. Tata Letak 1. Tata Letak Proses Tata letak proses menyusun kegiatan berdasarkan fungsi. Dalam tata letak proses semua peralatan dengan fungsi yang sama dikelompokkan ke dalam tempat yang sama. Tata letak proses berkaitan dengan dengan produksi yang terputus – putus karena setiap fungsi mampu menangani segi – segi yang berbeda dari berbagai produk. 2. Tata Letak Produk



7



Tata letak produk dirancang khusus bagi proses produksi yang berkesinabungan karena disini dihasilkan satu produk secara pertahap, dimana berbagai fungus berlangsung secara berurutan pada saat produk dirakit , dan hamper tidak ada variasi produksi.. 3. Masalah Penanganan Bahan Masalah penanganan bahan yang dihadapi pabrik akan berbeda sesuaidengan perbedaan tata letak, yaitu apakah berorientasi proses atau produk. Penanganan bahan ini biasanya di kerjakan dengan menggunakan Derek truk, dan traktor.Untuk tata letak produk, digunakan ban berjalan.



8



BAB III PENUTUP



3.1



Kesimpulan Produksi dapat diartikan sebagai seperangkat prosedur dan kegiatan yang



terjadi dalam penciptaan produk atau jasa dalam hal ini pada bidang pertanian. Dalam melakukan proses produksi di suatu perusahaan maupun usaha tani di butuhkan manajemen produksi yang baik demi tercapainya produk yang bernilai tinggi serta tercapainya efektifitas serta efisiensi dalam proses produksi tersebut. Perencanaan produksi dalam manajemen agribisnis harus dilakukan dengan cermat dan tepat serta mempertimbangkan resiko dan ketidakpastian yang mungkin saja terjadi di dalam maupun luar proses produksi dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti lokasi pabrik, ukuran pabrik, persediaan bahan baku, pengendalian produksi serta hal lainnya yang menyangkut produksi.



3.2



Saran Penyusun berharap kepada pembaca untuk menyimak, mempelajari dan



menggunakan makalah ” Perencanaan Produksi Dalam Agribisnis “ sebagai motivasi dan menjadi referensi kepada pembaca dalam melakukan kegiatan usaha disektor pertanian. Akhirnya penyusun sadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami susun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.



9



DAFTAR PUSTAKA



A.F. James Stoner and Charles Wankel. 1986. Manajemen Edisi Ketiga. Jakarta: Intermedia Downey W.David and P. Erickson Steven. 1987. Manajemen Agribsinis. Jakarta : Erlangga E . Gumbira Said dan A. Harizt Intan. 2001. Manjemen Agribisnis. Jakarta : Ghalia Indonesia Firdaus Muhammad. 2017. Manajemen Agribisnis. Jakarta : Bumi Aksara. Imam Syafi’i. 1990. Dasar- Dasar Manajemen. Jember : Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Jember



10