Perencanaan Dan Perancangan Produk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Perencanaan dan Perancangan Produk Dosen pengampu Achmad yunus Nst. ST.,MT



Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Agung Prabowo Achmad Triyono Ahmad Alfian Ahmad Rijal Siswanto Ponco Moralistian Adidaya Wahyu Cahyo Widodo



FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2019



Daftar Isi



Daftar Isi............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3 1.1



LATAR BELAKANG MASALAH....................................................................3



1.2



TUJUAN PENULISAN.....................................................................................3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4 2.1



Pengertian Rancangan Produk............................................................................4



2.2



Jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi...........................................4



2.3



Product Life Cycles............................................................................................6



2.4



Strategi Pengenalan dan Pengembangan Produk Baru.......................................8



BAB III LATIHAN SOAL dan PENYELESAIAN..........................................................15 Break Event Point:.......................................................................................................15 Liner Programing: Metode Grafik................................................................................16 Daftar Pustaka..................................................................................................................19



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara optimal. Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan produk tidak terjual di pasaran. Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang lain pun akan terkena imbasnya. Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering disebut segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat. Selanjutnya segitiga aspek produk di atas dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam desain, yaitu desain harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas korosi, biaya rendah, serta waktu yang tepat. Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus memperhatikan secara detail tentang fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna mengetahui secara rinci tentang fungsi produk, dapat dilakukan dengan beberapa metode pendekatan mikro (MC, MR, Equilibrium), Linier Programming/Dualitas, dan Manajemen Keuangan (BEP).



1.2 TUJUAN PENULISAN Pada penulisan makalah ini, tentunya mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.



Untuk mengetahui pengertian rancangan produk. Mahasiswa mengetahui jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi. Mahasiswa mengetahui tentang siklus produk (PLC). Mahasiswa mengetahui strategi pengenalan dan pengembangan produk baru.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rancangan Produk



3



Rancangan produk adalah hasil dari pengembangan suatu strategi bisnis (business strategy) dan merupakan kunci bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut pandangan ini, “Anda harus membuat apa yang dapat dijual”. Produk baru ditentukan oleh pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan.”



2.2 Jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi Jenis produk terdiri dari berikut ini: a. Shopping Goods Barang yang memerlukan pertimbangan kualitas, harga, gaya kemasan dan jenis. Contohnya : TV, jam tangan, kulkas, permata, dan sebagainya. b. Convinience Goods Barang konsumsi yang sifatnya mudah dicari bila diperlukan setiap saat dan tersedia di took / warung terdekat. Contohnya : es krim, rokok, sabun, gula, permen dan sebagainya. c. Speciality Goods Barang kebutuhan konsumen, tetapi memerlukan pelayanan khusus dan terdapat ditoko / tempat tertentu. Contohnya : mobil mewah, jam tangan mewah, permata dan sebagainya. Ditinjau dari proses, produk dibagi menjadi produk massa dan produk pesanan. Produk massa adalah produk yang dibuat secara terus menerus dan berujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Jumlah produk yang dihasilkan relatif banyak dan sejenis. Contoh : semen, sabun, TV, handphone, pasta gigi, sampo. Adapun produk pesanan adalah produk yang dibuat secara terputus-putus dan bertujuan untuk memenuhi pesanan pelanggan. Jumlah produk yang dihasilkan terbatas sesuai jumlah pesanan dan produknya beraneka ragam sesuai pesanan. Contoh : cetakan undangan, kartu nama, kusen rumah. Jumlah Produk yang akan diproduksi: 1.



Pendekatan Mikro Biaya marjinal (MC) adalah satu faktor pada perubahan biaya variable rata rata(AVC) dan otomaits biaya total rata rata (AC) ikut berubah, contoh bila nilai MC lebih kecil dari AC, maka nilai AC juga akan turun, sebaliknya bila nilai MC lebih besar dari nilai AC, maka nilai AC juga ikut naik. 4



Bila kondisi perusahaan MR = MC (pendapatan



marjinal



=



biaya



marjinal), ini merupakan satu faktor perusahaan memperoleh keuntungan maksimal. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue) Marginal Revenue merupakan Tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai hasil dari penjualan satu unit produk lagi. Analisi Keseimbangan Umum (general equilibrium analysis) Analisis Keseimbangan Umum, membahas hubungan antara pasar yang satu dengan pasar yang lainnya,khususnya antara pasar barang dan pasar faktor sebagai satu keseluruhan(general). karena kenyataannya harga dipasar yang satu ikut mempengaruhi harga di pasar-pasar yang lain, baik dalam jangka panjang maupun pendek. setiap perubahan permintaan atau penawaran di pasar yag satu berkaitan dengan dan ikut mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar yang lain. 2.



Linear programming (LP) adalah suatu pendekatan



matematis



untuk



menyelesaikan



suatu



permasalahan agar didapatkan hasil yang optimal.Permasalahan yang sering diselesaikan dengan Linear Programming adalah dalam pengalokasian factorfaktor produksi yang terbatas jumlahnya terhadap berbagai kemungkinan produksi sehingga didapatkan manfaat yang optimal (maksimal dan minimal).Sasaran maksimal, misalnya secara efisien sehingga manfaat yang ingin dicapai (jumlah produksi/nilai penjualan/laba, dan lain-lain) menjadi maksimal. Sasaran minimal misalnya, bagaimana mencari kombinasi produksi agar penggunaan faktor-faktor produksi minimal tetapi manfaat yang dicapai (dari kombinasi produksi) tidak lebih rendah dari angka yang diinginkan ( Tarigan, 2005).



2.3 Product Life Cycles Awal mula timbulnya konsep product life cycle (PLC) atau siklus kehidupan produk tidaklah diketahui dengan persis. Tetapi sejak Raymon Prescott memanfaatkan kurva “S shape” untuk menggambarkan trend penjualan mobil di Amerika Serikat pada tahun 1992, makal tatkala itulah sesungguhnya telah dibeberkan konsep PLC. 5



Secara sederhana, konsep ini menyatakan bahwa hampir semua produk baru yang ditawarkan kepada masyarakat akan menjalani suatu siklus kehidupan yang terdiri atas 4 (empat) tahap dalam periode waktu terbatas (lihat gambar 1). Tiap tahap dalam PLC, membuka kesempatan-kesempatan baru dan menimbulkan masalah-masalah baru bagi manajemen produksi. Bila diketahui kedudukan produk dalam siklus kehidupannya, maka dapat dirumuskan rencana perbaikan disain dan pengembangan produk yang lebih baik.



Gambar 1 Product Life Cycle Secara ringkas keempat tahap PLC tersebut dapat diperinci sebagai berikut: 1. Tahap Pengenalan (Introduction). Bila produk baru diperkenalkan, operasi pejualan tidak selalu bekerja baik. Masih terdapat masalah kelambatan dalam perluasan kapasitas produksi, masalah-masalah teknis yang belum dapat diatasi, dan harga tinggi. Hanya para konsumen yang suka mencoba-coba mungkin membeli pada tahap ini, sehingga kegiatan pemasaran perusahaan sangat krusial untuk menimbulkan “awareness”, perhatian, percobaan dan pembelian. 2. Tahap pertumbuhan (growth). dalam tahap ini, produk di perbaiki dan distandardisasi, menjadi dapat diandalkan dalam penggunaan dan harga lebih rendah, serta para konsumen membeli dengan sedikit desakan. Kuantitas penjualan perusahaan akan meningkat cukup besar. Bagian penelitian dan pengembangan perusahaan peting untuk terus mempertahankan kenaikan penjualan melalui usaha-usaha perbaikan kualitas model produk serta mengembangkan dan menambah model-model dan “feature” baru pada produk. 6



3. Tahap kejenuhan (maturity). Kebanyakan produk yang ada dipasaran sekarang, seperti televisi, alat-alat dan perlengkapan rumah tangga, radio, mobil, dan sebagainya, berada dalam tahap kejenuhan. Produk adalah “matang”, keandalan dalam “performance”, harga wajar, dan tidak terjadi perubahan banyak dari tahun ke tahun. Volume penjualan mulai menurun pertambahannya karena setiap orang atau pembeli potensial sekarang telah memiliki produk, sehingga penjualan sangat tergantung pada penggantian (replacement) dan pertambahan penduduk. Tugas manajemen produksi pada tahap ini adalah memodifikasi produk (peningkatan kualitas, penambahan “feature” dan model) dan mengusahakan inovasi produk baru. 4. Tahap penurunan (decline). Hampir semua produk akan sampai pada tahap keempat, tahap penurunan dalam permintaan, bila produk-produk digantikan oleh yang baru. Tetapi tidak semua produk akan mengalami tahap ini, sebagai contoh, pisau, sendok dan garpu, klip dan gunting kertas telah digunakan untuk jangka waktu yang panjang. Produk-produk lebih baru, seperti pisau pemotong elektrik dan gunting elektrik tidak menggesernya dari pasaran. Bagaimapun juga, karena banyak produk akan mencapai tahap akhir kehidupannya, perusahaan harus senantiasa bekerja pada pengembangan produk-produk baru untuk menggantikan produk-produk lama. Tidak semua produk akan menjalani empat tahap PLC. Ada produk-produk yang langsung berpindah dari tahap pengenalan ke tahap kejenuhan, tanpa melalui tahap pertumbuhan. Ada pula yang bergerak dari tahap kejenuhan ke tahap pertumbuhan kedua, dan sebagainya. Begitu juga dengan lama waktu PLC, akan berbeda-beda untuk jenis produk yang berbeda. Di bidang industri farmasi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehidupan rata-rata obat-obatan adalah selama sekitar 5 tahun, hanya untuk jenis-jenis obat yang sangat kuar biasa efektivitasnya dapat dikecualikan dari kehidupan rata-rata tersebut. Sehingga cukup beralasan bila banyak perusahaan obat mengeluarkan dananya cukup besar untuk melakukan penelitian dan pengembangan.



2.4 Strategi Pengenalan dan Pengembangan Produk Baru Strategi Pengenalan Produk Tiga cara mendasar memandang proses pengenalan produk baru 1. Menarik Pasar (Market-Pull) 7



Menurut pandangan ini, anda harus membuat apa yg harus dijual. Dalam hal ini produk baru ditentukan oleh pasar dengan sedikit perhatian terhadap teknologi dan proses produksi yang ada. Kebutuhan pelanggan dasar utama untuk memperkenalkan produk baru. Menurut pandangan ini seseorang dapat menentukan jenis produk baru yg dibutuhkan melalui penelitian pasar dan umpan balik pelanggan. Kemudian produk ini diproduksi. 2. Mendorong Teknologi (Technology-Push) Pandangan ini menyarankan bahwa anda harus menjual apa yg anda dapat buat jadi produk baru diperoleh dari teknologi produksi, dgn sedikit perhatian terhadap pasar. Ini merupakan tugas pemasaran untuk menciptakan pasar dan menjual produk yg dibuat. Pandangan ini dipengaruhi oleh penggunaan teknologi yang canggih dan kemudahan perubahan operasi. Melalui penelitian dan pengembangan serta operasi yang agresif, diciptakan produk yang superior dan memiliki keuntungan alami di pasar 3. Antarfungsional (Interfuction) Antar fungsional (Interfunctional) Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran, operasi, keterampilan teknik, dan fungsi lainnya sehingga menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan penggunaan teknologi yang memberikan manfaat terbaik. Untuk kesuksesan inovasi produk atau jasa baru diperlukan kombinasi dari kedua model pertama yaitu proses technical-linking dan need-linking. Selain Proses Pengembangan Produk Baru Banyaknya perusahaaan semakin menyadari bahwa pengembangan produk baru dan perbaikan produk secara terus menerus merupakan kunci pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam kondisi persaingan modern, perusahaan yang tidak melakukan usaha inovasi akan menghadapi risiko lebih besar untuk kehilangan pasarnya. Konsumen dan industri pemakai selalu menginginkan produk baru dan produk lebih “baik” yang dapat meningkatkan pemenuhan kepuasan mereka. Masing-masing organisasi mungkin menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mengembangkan produk baru, tetapi langkah-langkah yang diikuti dalam pengembangan produk baru biasanya adalah sama. Gambar 2 menunjukkan proses pengembangan produk baru, yang terdiri atas 5 (lima) langkah sebagai berikut: 1. Pencarian gagasan. Sumber utama gagasan-gagasan produk baru adalah dari pasar, atau teknologi yang telah ada. Gagasan-gagasan pasar merupakan berbagai 8



kebutuhan dan keinginan para konsumen (langganan) yang belum terpenuhi. Identifikasi kebutuhan-kebutuhan pasar ini dapat mengarahkan pengembangan teknologi dan produk baru untuk memenuhinya. Disamping itu, gagasan produk baru dapat juga berasal dari observasi terhadap produk-produk sekarang, pendapat para penyalur, para ahli, pesaing, orang-orang penjualan, dan manajemen puncak. 2. Seleksi produk. Tidak semua gagasan harus dikembangkan menjadi produk-produk baru. Gagasan produk baru perlu memenuhi paling tidak tiga kriteria : (1) potensi pasar, (2) kelayakan finansial, dan (3) kesesuaian operasi. Sebelum suatu gagasan produk baru dijadikan disain pendahuluan, maka harus dianalisa atas dasar tiga kriteria tersebut.



Gambar 2 Proses Pengembangan Produk Baru Tujuan analisis seleksi produk adalah untuk menyaring gagasan-gagasan yang jelek, karena menerima suatu gagasan jelek dan mengembangkannya menjadi suatu produk akan membuat perusahaan rugi. Setelah pengembangan awal, analisis



9



yang lebih ekstensif dapat dilakukan melalui uji pasar dan operasi-operasi percobaan sebelum keputusan filnal dibuat untuk memperkenalkan produk. Untuk membantu dalam analisis seleksi produk, beberapa metoda telah dikembangkan. Pertama adalah metoda daftar penilaian (scoring) yang menyangkut penyusuanan suatu daftar faktor-faktor penimbang dengan setiap faktor diberi bobot. Faktor-faktor yang dipertimbangkan antara lain, sebagai contoh, volume penjualan, perlindungan pantent, persaingan, tersedianya bahan mentah, kualitas produk, risiko teknikal, atau kesesuaian dengan strategi umum perusahaan. Kemudian produk dikatergorikan dari “sangat baik” sampai “sangat jelek” untuk setiap faktor-faktor tersebut. Produk yang dipilih harus memenuhi standar penilaian perusahaan. Bila total skor di atas tingkat minimum tertentu, gagasan produk baru dapat dipilih untuk dikembangkan lebih lanjut. Metoda “scoring” juga dapat digunakan untuk menentukan ranking beberapa alternatif produk. Tabel 1 memberikan contoh tipe penilaian ini. Tabel 1 Lembar Evaluasi Gagasan Produk



Bila produk lolos prosedur penyaringan, maka analisis finansial yang lebih teliti terhadap karakteristik biaya dan penghasilannya perlu dilakukan dengan perhitungan return on investment, atau sering disebut project value index. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : RI =



PT x PC x AV x p x L TDC



10



Dengan keterangan RI



= return on investment.



PT



= probabilitas keberhasilan teknikan ( 0 ≤ PT ≤ 1 ).



PC



= probabilitas keberhasilan komersial dalam pasar ( 0 ≤ PC ≤ 1 ).



AV



= volume tahunan (penjualan produk total dalam unit).



P



= kontribusi laba per unit produk yang dijual dalam rupiah (yaitu, harga minus biaya).



L



= waktu kehidupan produk dalam tahun.



TDC = biaya pengembangan produk total dalam rupiah. RI secara sederhana merupakan marjin laba yang diproyeksikan dibagi dengan investasi total yang diperlukan bagi pengembangan produk.



Kedua metoda diatas harus digunakan dengan hati-hati karena estimasiestimasinya cenderung bersifat sangan subyektif. Manajemen senantiasa juga perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pengecekan atas keputusankeputusan penyaringan produk baru, karena semakin dikenalnya metoda diseluruh organisasi, maka hampir semua produk baru secara rutin akan lolos uji penyaringan ini. 3. Disain produk pendahuluan. Tahap proses disain produk ini bersangkutan dengan pengembangan disain terbaik bagi gagasan produk baru. Apakah hal ini merupakan tahap terpisah dalam urutan kegiatan-kegiatan disain atau tidak, disain pendahuluan biasanya dicurahkan untuk pengembangan beberapa alternatif disain yang memenuhi ciri-ciri konsepsual produk terpilih. Sebagai contoh, bila perusahaan manufaktur memutuskan untuk memproduksi lemari es, pertanyaan-pertanyaan tentang model, kapasitas penyimpanan, ukuran motor, dan sebagainya, akan dihadapinya. Selama disain pendauhuluan, perusahaan juga perlu menetapkan atribut-atribut kunci produk, yaitu reliabilitas (frekuensi kerusakan komponenkomponen), maintainability (kemudahan untuk reparasi dan pemeliharaan), dan umur kehidupan produk (antisipasi periode penggunaan). 11



Bila disain pendahuluan disetujui, bagian penelitian dan pengembangan produk perusahaan kemudian perlu membuat prototype-prototype untuk pengujian dan analisis selanjutnya. Dalam hal ini, perusahaan akan menghadapi “trade offs” antara biaya, kualitas dan nilai produk (lihat dibelakang). Hasilnya seharusnya berupa disain produk yang dapat bersaing di pasar dan dapat diproduksi melalui operasi-operasi perusahaan. 4. Pengujian (testing). Pengujian terhadap protoype-prototype ditujukan pada pengujian pemasaran dan kemampuan teknikal produk. Satu cara untuk menilai potensi pemasaran adalah dengan melakukan uji pasar. Protoype produk baru dilempar ke sekelompok konsumen untuk dicoba, guna mengetahui pendapat mereka. Maksud uji pasar ini adalah untuk mendapatkan data kuantitatif tentang pendapat konsumen terhadap suatu produk baru. Di samping itu, prototype juga harus diuji secara teknik untuk mengetahui kemampuan teknikal produk baru sebelum manajemen menyetujui disain produksi akhir. 5. Disain akhir (final). Dalam tahap disain akhir, spesifikasi-spesifikasi produk dan komponen-komponennya dan gambar-gambar perakitan disusun, yang memberikan basis bagi proses produksinya. Sebagai hasil pengujian prototype, perubahanperubahan tertentu mungkin perlu dimasukkan dalam disain akhir. Bila perubahanperubahan dilakukan, produk hendaknnya diuji kembali untuk menjamin nilai produk. Bagi perusahaan-perusahaan jasa, tahap disain akhir bersangkutan dengan penetapan standar-standar dan prosedur-prosdur pelayanan. Sebagai contoh, dalam kasus sebuah bank, standar waktu tunggu berbagai tipe pelayanan bank dapat ditentukan. Pengembangan produk baru ini bukanlah pekerjaan yang mudah, karena adanya berbagai hambatan, antara lain : 1. Kurangnya gagasan (ide) pengembangan produk baru yang baik. 2. Kondisi pasar yang semakin bersaing, karena banyaknya pesaing dan berbagai produk substitusi. 3. Batasan-batasan yang semakin bertambah dari masyarakat dan pemerintah. Sebagai contoh, perlindungan akan keselamatan lingkungan, dan keamanan pemakaian produk. 12



4. Biaya proses pengembangan produk yang sangat mahal ; karena untuk dapat menghasilkan beberapa produk baru, perusahaan harus mengembangkan sejumlah besar gagasan produk baru. Dan dari sejumlah besar gagasan ini hanya sedikit yang sukses diperkenalkan ke pasar sebagai produk. David Uman telah menggambarkan proses eliminasi ini secara grafik dalam gambar 2-3. Studinya tentang mortalitas (keguguran) gagasan-gagasan produk baru pada 51 perusahaan menunjukkan bahwa hanya ada satu dari 60 gagasan produk baru yang menghasilkan suatu produk yang sukses. Pengurangan gagasan terbesar terjadi sebelum disain pendahuluan mulai. Jadi, perusahaan harus lebih menitik beratkan perhatiannya pada tahap seleksi produk awal dan analisis yang berhubungan dengan tahap ini. 5. Tingginya tingkat kegagalan produk baru dalam pemasarannya, karena ternyata tidak memenuhi pengharapan konsumen atau tidak dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan kinsumen. 6. Jangka waktu kehidupan produk baru yang pendek, karena setelah produk baru secara komersial sukses, maka dalam waktu singkat banyak perusahaan lain meniru dan membanjiri pasar dengan produk mereka.



Gambar 3 Mortalitas gagasan-gagasan produk



13



BAB III LATIHAN SOAL DAN PENYELESAIAN Break Event Point: 1. Fixed Cost suatu Toko Sepatu MDA: Rp. 500.000,- Variable Cost Rp. 10.000,-/unit. Harga jual Rp. 20.000,-/unit. Maka BEP per unitnya adalah BEP =



¿Cost Harga Jual−Variabel cos



BEP =



50000 20000−10000



= 50 unit Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 51, maka toko itu mulai memperoleh keuntungan. 2. Perusahaan kursi ABC menghasilkan kursi dengan data sebagai berikut: Biaya tetap Rp 50.000/tahun Biaya variabel Rp 2.000/kursi Kapasitas 20.000 kursi/tahun Harga jual Rp 7.000/kursi a. Hitunglah BEP dalam jumlah kursi! b. Berapa jumlah kursi yang harus diproduksi untuk memperoleh laba Rp30.000/tahun? c. Berapa biaya tetap/kursi pada penggunaan kapasitas sebesar 75%?



Jawab: a. BEP dalam jumlah kursi: FC Q= P−V ¿



=



50.000 7.000−2.000 50.000 5.000



= 10.000 kursi b. Laba yang diinginkan Rp30.000/tahun: Q=



FC + Laba yang diinginkan P−V



14



=



=



c. Kapasitas 75%



50.000+30.000 5.000 80.000 5.000



= 16.000 kursi. = 0,75 X 20.000 kursi. = 15.000 kursi/tahun.



Liner Programing: Metode Grafik Perusahaan konveksi “Indah”. Memproduksi dua buah produk yaitu produk jaket dan kemeja. Beberapa persoalan yang perlu diperhatikan adalah: a. Untuk memproduksi kemeja, diperlukan 20 menit mesin I, 10 menit mesin II, 40 menit penghalusan dan 20 menit proses finishing. Sedangkan untuk memproduksi jaket diperlukan 50 menit mesin I, 30 menit mesin II, 10 menit penghalusan dan 20 menit finishing. b. Kapasitas maksimum masing-masing mesin adalah: - Mesin I 1000 menit - Meisn II 600 menit - Proses penghalusan 800 menit - Proses finishing 800 menit c. Potensi keuntungan yang akan diperoleh adalah Rp300 untuk kemeja dan Rp400 untuk jaket Pimpinan perusahaan tersebut minta tolong kepada saudara untuk mencari berapa kombinasi produksi yang paling optimal, dan jumlah keuntungan yang diperoleh. Jawab: Misal :



produksi kemeja = X, sedang Produksi jaket



= Y.



Fungsi batasan yang ada: -



Mesin I Mesin II Proses penghalusan Proses finishing



: 20X + 50Y = 1000 : 10X + 30Y = 600 : 40X + 10Y = 800 : 20X + 20Y = 800



Fungsi tujuan: Z = Rp300 (X) + Rp400 (Y)



Dari data di atas dapat digambarkan secara grafik sebagai berikut:



15



Dalam gambar diatas terlihat bahwa posisi keuntungan maksimum terdapat pada perpotongan antara fungsi : 40X + 10Y = 800 x (1) --------------- 40X + 10Y = 800 20X + 50Y = 1000 x (2) -------------- 40X + 100Y = 2000 _ -90Y = -1200 Y = 13,33 = 13 Unit 40X + 10Y = 800 40X + 130 = 800 40X = 670 X = 16,75 X = 17 Unit (dibulatkan ke atas) Kombinasi produksi yang optimal: Kemeja



=



17 Unit



Jaket



=



13 Unit



Keuntungan



=



17 (Rp300) + 13 (Rp400) 16



=



Rp5100 + Rp5200



=



Rp10300



17



Daftar Pustaka Sumber Internet: Iqbalhabibie.staff.gunadarma.ac.id ; diakses pada 9 Maret 2017 https://www.coursehero.com/file/p4km9vj/3-Antar-fungsional-InterfunctionalProduk-baru-memerlukan-kerjasama-diantara/ ; diakses pada 10 Maret 2017 http://lestachi.blogspot.co.id/2013/04/perencanaan-dan-perancangan-produk.html ; diakses pada 11 Maret 2017 Sumber Buku: Handoko T. Hani, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, edisi 1, BPFE Yogyakarta, 2012 Handoko T. Hani, Manajemen Produksi dan Operasi Latihan Pemecahan Soal, edisi 3, BPFE – Yogyakarta, 2012



18