Perencanaan Manajemen Keperawatan Sesuai Perencanaan Dan Standar Akreditasi PDF Free [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERENCANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN SESUAI PERENCANAAN DAN STANDAR AKREDITASI PELAYANAN



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 A. SRI WAHYUNI



1714201011



DAHNIAR



1714201039



NURFUZIAH



1714201023



ASMUNANDAR



1714201017



SYAHRIL ISSA MAHENDRA



1714201035



NURHAYATI



1714201009



MARIA BORLAK



1714201031



RAMLY



1714201024



FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN PRODI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG 2020



Kata Pengantar Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii



A. Jenis Perencanaan Yang Disusun Kepala Ruang Rawat ..................................................... 1 B. Proses Penyusunan Rencana Penyelesaian Masalah Manajemen ......................................... 3 C. Perencaaan Dalam Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Dan Puskesmas Yang Sesuai Dengan Standar Akreditas Nasional Dan Internasional .................................... 10



DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17



ii



PERENCANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN SESUAI PERENCANAAN DAN STANDAR AKREDITASI PELAYANAN



A. JENIS PERENCANAAN YANG DISUSUN KEPALA RUANG RAWAT Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat tergantung kepada jenis perencanaan yang disusun kepala ruangan diantaranya adalah : 1.



Menunjuk ketua tim yang bertugas didalam ruangan.



2.



Mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya.



3.



Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi dan persiapan pulang bersama ketua tim.



4.



Mengidentifikasijumlah



perawat



yang



dibutuhkanberdasarkan



aktivitasdan



kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan atau penjadwalan. 5.



Merencanakan strategis pelaksanaan keperawatan.



6.



Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan, medis yang dilakukan, progam pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter.



7.



Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.



8.



Membantu dan mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.



9.



Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.



10. Menjaga terwujudnya visi, misi keperawatan dan rumah sakit. (Syahputra, 2014). Menurut Asmuji (2014) jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat selain yang sudah disebutkan dan dijelaskan di atas, kegiatan perencanaan dalam manajemen keperawatan adalah membuat perencanaan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek atau disebut juga “perencanaan operasional” adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu jam sampai dengan satu tahun; perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu hingga lima tahun; sedangkan perencanaan jangka panjang atau sering disebut “perencanaan strategis” adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai dengan 20 tahun. Dalam ruang perawatan, perencanaan biasanya hanya dibuat untuk jangka pendek. Menurut Keliat, dkk (2006), rencana jangka yang dapat diterapkan di ruang perawatan adalah rencana harian, rencana bulanan, dan rencana tahunan. 1. Rencana harian



1



2



Rencana harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing perawat yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana harian ini dibuat oleh kepala ruang, ketua tim/ perawat primer, dan perawat pelaksana. 2. Rencana bulanan Rencana bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan. Rencana bulanan ini harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana bulanan dapat dibuat oleh kepala ruang dan ketua tim/ perawat primer. 3. Rencana tahunan Rencana tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali. Rencana tahunan disusun berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya. Rencana tahunan dibuat oleh kepala ruang. Ada dua jenis perencanaan, yaitu: a) Perencanaan strategi merupakan perencanaan yang sifatnya jangka panjang yang ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan umum suatu organisasi. Perencanaan jangka panjang digunakan untuk mengembangkan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juaga digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan masa kini. b) Perencanaan operasional menguraikan kativitas dan prosedur yang akan digunakan serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas, menetapkan prosedur serta menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan metode untuk mengevaluasi perawatan pasien. Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut: Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan. Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan Menurut depkes (1994), dengan melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi: merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan, merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan, merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.



3



B. PROSES



PENYUSUNAN



RENCANA



PENYELESAIAN



MASALAH



MANAJEMEN Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan banyak sisi yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini, langkah teknis yang dapat dipelajari adalah bagaimana keperawatan mampu memetakan masalah dengan suatu metode analisis tertentu seperti mengguanakan analisis SWOT dan TOWS. Langkahlangkah yang perlu dilakukan untuk membuat perencanaan adalah: 1.



Pengumpulan data.



2.



Analisis lingkungan a) Analisis Situasi Jika keperawatan ingin berhasil, jangan takut untuk berpikir besar. Oleh karena itu, keperawatan harus memulai bertindak berdasarkan tujuan. Perawat sebagai manusia seringkali melewatkan hal-hal semestinya perawat lakukan dan melakukan hal-hal yang mestinya perawat lewatkan. Hal ini terjadi karena sebagian besar perawat lupa merumuskan tujuan dari setiap langkah yang diambilnya sehingga sering kali terjadi perawat tersesat ditengah jalan dan hanya berputar-putar. Selalu diperlukan upaya untuk memusatkan konsentrasi organisasi layanan keperawatan untuk melihat apa yang diinginkanya, bagaimana cara mencapainya dan melakukan evaluasi sejauh mana hal tersebut terlaksana. Proses manajemen merupakan proses yang holistik, melibatkan banyak sisi yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah, langkah teknis yang dapat dilaksanakan adalah bagaimana keperawatan dapat memetakan masalah dengan suatu metode analisis tertentu seperti SWOT< TOWS dan analisis “tulang ikan”. b) Analisis SWOT: Strenght, Weakness, Opportunities, Threats. Analisis SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai factor masukan, yang kemudian di kelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus di ingat baik – baik oleh para pengguna analisis SWOT bahwa analisis SWOT adalah semata – mata alat analisis yang di tujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang di hadapi atau yang mungkin akan di hadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisis “ajaib” yang mampu memberikan jalan keluar yang “ajaib” bagi



4



masalah – masalah yang di hadapi oleh organisasi layanan keperawatan. Analisis tersebut terbagi atas empat komponen dasar berikut: 1) Srength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari keperawatan pada saat ini. 2) Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari keperawatan atau program layanan asuhan keperawatan pada saat ini. 3) Opportunity (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang berkembang bagi layanan keperawatan di masa depan. 4) Threat (T). Tabel 2.1 contoh pasangan kekuatan dan kelemahan dalam analisis situasi. Komponen S



Subkomponen



Komponen



Subkomponen



Perawat di ruangan W



Jumlah



saat ini memiliki



yang



jumlah



menurunkan tingkat



anggota



yang sangat besar.



anggota besar



efektivitas koordinasi



dan



komunikasi antar – anggota Tabel 2.2 Contoh pasangan kesempatan dan ancaman dalam analisis situasi. Komponen



Subkomponen



Komponen



Subkomponen



O



Tersedianya



T



Lulusan



perawat



pendidikan



yang



hasilkan



keperawatan



tidak sesuai dengan



membuat banyak



makin



kompetensi yang di



perawat



yang



bersekolah



hingga



perguruan



di



harapkan



dari



seorang perawat.



tinggi. Tabel 2.3 Contoh analisis SWOT model kualitatif Komponen



Subkomponen



Komponen



Subkomponen



S



1. Organisasi



W



1. Budaya



memiliki anggota



organisasi



yang banyak.



adalah budaya



5



2. Organisasi



tradisional



memiliki cadangan



yang dana



menghambat



yang besar.



tercapainya



3. Organisasi



kondisi



memiliki peraturan



yang efisien. yang



2. Keinginan



lengkap.



anggota untuk



4. Organisasi



belajar



memiliki sekertariat



kerja



dari



kesalahan yang



sangat rendah.



representatif. S



5. Organisasi



W



3. Budaya



memiliki anggota



organisasi



yang banyak.



adalah budaya



6. Organisasi



tradisional



memiliki cadangan



yang dana



yang besar.



tercapainya



7. Organisasi



kondisi



memiliki peraturan



kerja



yang efisien. yang



lengkap.



4. Keinginan anggota untuk



8. Organisasi



belajar



memiliki sekertariat



menghambat



dari



kesalahan yang



sangat rendah.



representatif. Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi keperawatan yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi layanan keperawatan di masa depan. Selain empat komponen dasar analisis SWOT ini, berkembang pula beberapa subkomponen hasil proses analisis yang jumlahnya bergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing – masing subkomponen adalah pengejawatahan



6



dari masing – masing komponen, seperti komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, komponen weakness mungkin memiliki 8 subkomponen, dan seterusnya. Terdapat 2 model analisis SWOT yang umum di gunakan dalam melakukan analisis situasi antara lain model kuantitatif dan model kualitatif. a. Model kualitatif Suatu asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W serta O dan T. kondisi berpasangan ini terjadi karena di asumsikan bahwa dalam setiap kekuatan, selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka, selalu ada ancaman yang harus di waspadai. Ini berartibahwa setiap satu rumusan Srength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W), dan setiap satu rumusan Opprtunity (O) harus memiliki pasangan satu Threat (T). b. Model kualitatif,unit urutan dalam membuat analisis SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut – urutan model kuantitatif. Perbedaan besar di antara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing – masing komponen. Apabila pada model kuantitatif, setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen T. Akan tetapi, dalam model kualitatifhal tersebut tidak terjadi. Selain itu, subkomponen pada masing – masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Matriks TOWS



Strenghts



Weaknesses



Opportunities



Srategi SO



Srategi WO



Susun



daftar Gunakan



peluang



kekuatan Tanggulangi



untuk memanfaatkan kelemahan dengan peluang



memanfaatkan peluang



Threats Susun



Strategi ST daftar Gunakan



ancaman



untuk



Strategi WT kekuatan Perkecilan



menghindari kelemahan



ancaman



dan



hindari ancaman



Sebagai alat analisis, analisis SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta



7



dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat di temput jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah di tetapkan. Tujuan dapat di tetapkan dengan membangun visi – misi atau program dalam layanan keperawatan yang akan di bahas. (Simamora, 2012). Pada analisis SWOT ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1) Pengisian Item Internal Dactors (IFAS) dan External factors (EFAS) Cara pengisian IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang ada dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh pengumpulan data pada bagian lain di dalam buku ini).Data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu IFAS yang meliputi aspek kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength) dan EFAS yang meliputi aspek peluang (opportunity) dan ancaman (Threatened). 2) Bobot Beri bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap strategi perusahaan. 3) Peringkat (Rating) Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (kurang) berdasarkan pengaruh faktor tersebut. Data peringkat didapatkan berdasarkan hasil pengukuran baik secara observasi, wawancara, pengukuran langsung. Faktor kekuatan dan peluang menggambarkan nilai kinerja positif, sebaliknya faktor kelemahan dan ancaman menggambarkan nilai kinerja yang negatif. Kemudian, bobot dikali dengan peringkat untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor. 4) Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor, untuk mendapatkan nilai IFAS adalah: kekuatan dikurangi kelemahan (S – W) dan EFAS adalah peluang dikurangi ancaman (O – T). Hasil dari nilai IFAS dan EFAS kemudian dimasukkan di dalam diagram layang (Kit Kuadran) untuk mengetahui masalah dan strategi perencanaan berdasarkan letak kuadran. a)



Pada kuadran WO, strategi perencanaan bersifat progresif/turn around dengan tujuan meningkatkan kelemahan internal untuk mendapatkan kesempatan (peluang).



8



b) Pada kuadran SO, strategi perencanaan bersifat agresif dengan tujuan mengembangkan kekuatan internal yang ada untuk mendapatkan peluang yang lebih dalam menghadapi persaingan. c)



Pada kuadran ST, strategi perencanaan bersifat diversifikasi dengan tujuan merubah kekuatan internal yang ada untuk mengantisipasi faktor ancaman dari luar.



d) Pada kuadran WT, strategi perencanaan bersifat bertahan dnegan tujuan mempertahankan eksistensi supaya institusi/perusahaan tetap ada dan dapat menjalankan fungsinya secara minimal. c. Analisis TOWS Menurut Simamora (2012) model ini di kembangkan oleh david (1989) yang tidak menggunakan singkatan SWOT seperti yang lazimnya, namun menggunakan TOWS David tampaknya ingin mendahulukan analisis ancaman dan peluang, untuk kemudian melihat sejauh mana kapabilitas internal sesuai dan cocok dengan factor – factor eksternal tersebut. Terdapat empat strategi yang tampil dari hasil analisis TOWS tersebut. Strategi SO digunakan untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal. Para manager tidak akan meninggalkan kesempatan untuk memanfaatkan kekuatannya mengejar peluang yang di maksud . Sering di jumpai dilema bahwa ada peluang terlihat, namun organisasi tidak mampu mengejarnya. Strategi ST akan di gunakan organisasi untuk menghindari, setidaknya memperkecil dampak ancaman yang datang dari luar. Strategi WT adalah taktik pertahanan yang di arahkan pada usaha memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Dalam hal ini, aktivitas organisasi mungkin harus menghentikan sementara dan membubarkannya, lalu organisasi yang baru atau melebur masuk ke organisasi sejenis yang lain, mengadakan rasionalisasi, dan lain – lain Matriks TOWS Strenghts



Weaknesses



Opportunities



Srategi WO



Susun peluang



Srategi SO



daftar Gunakan kekuatan Tanggulangi kelemahan untuk



dengan memanfaatkan



memanfaatkan



peluang



9



peluang Threats Susun



Strategi ST



Strategi WT



daftar Gunakan kekuatan Perkecilan



ancaman



kelemahan



untuk menghindari dan hindari ancaman ancaman



d. Analisis Tulang Ikan Analisis tulang ikan digunakan untuk mengategorikan berbagai sebab potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah dimengerti dan rapi. Cara ini juga membantu dalam menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses, yaitu dengan cara memecah proses menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan lain-lain. Menfaat analisis tulang ikan adalah memperjelas sebab-sebab suatu masalah atau persoalan. Langkah-langkah dalam membuat analisis tulang ikan: 1) Mengidentifikasi akibat atau masalah. Tulis akibat atau masalah yang akan ditangani pada kotak paling kanan diagram tulang ikan, misalnya laporan keperawatan akhir bulan terlambat 2) Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama. Dari garis horizontal utama, terdapat empat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Sebab tipa cabang mewaliki “sebab utama” dari masalah yang ditulis. 3) Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saram. Setiap kategori



memiliki



penyebab



yang



perlu



diuraikan



dengan



menggunanakan curah pendapat. Bila penyebab dikemukakan, tentukan bersama-sama karena penyebab tersebut harus ditempatkan pada diagram tulang ikan. Sebab-sebab dituliskan pada garis horizontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis horizontal utama. 4) Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. Setelah setiap kategori diisi, cari sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori. Sebab sebab inilah yang merupakan petunjuk :sebab yang tampaknya paling mungkin”. Catat jawabanya pada kertas flipchart terpisah 5) Mencapai kesepakatan atas sebab yang paling mungkin. Di antara sebab sebab harus dicari sebab yang paling mungkin. Kaji kembali sebab yang telah didaftarkan dan tanyakan, “mengapa ini sebabnya?”. Tanyakan



10



mengapa sampai pertanyaan itu tidak dapat dijawab lagi, dan pada tahap ini sebab pokok teridentifikasi.



Unsur manajemen atau sumber daya bagi manajemen adalah hal-hal yang merupakan modal bagi pelayanan anajemen, dengan modal itu akan lebih menjamin pencapaian tujuan yang terdiri dari 6M yaitu: a. M1 (Man)



: Ketenagaan/sumber daya manusia.



b. M2 (Material)



: Sarana dan prasarana.



c. M3 (Method)



: Metode asuhan keperawatan.



d. M4 (Money)



: Pemasukan.



e. M5 (Mutu)



: Keselamatan pasien, kepuasan pasien, kenyamanan, kecemasan,



perawatan diri, pengetahuan/perilaku pasien. f. M6 (Machine)



: Alat, mesin.



1) Pengorganisasian data: memilih data yang mendukung dan data yang menghambat. 2) Pembuatan rencana: tentukan objektif, uraian kegiatan, prosedur, target, waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya, peralatan, metode yang digunakan.



C. PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT DAN PUSKESMAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKREDITASI NASIONAL DAN INTERNASIONAL 1. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat inap a.



Pengorganisasian Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan pembagian tugas dari masing-masing personel. Sebagai contoh untuk



11



pengelolaan di ruang rawat inap, maka diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut : 1) Kepala Ruangan. 2) Perawat Primer. 3) Perawat Asosiet. Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi Rumah sakit atau Puskesmas, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan sebelumnya, bagaimana kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya. b.



Rencana Strategi Perencanaan Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan didalam Manajemen Keperawatan. Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek keperawatan yang professional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga perawat, mengatur tugas dan wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadwal kerja dari masing-masing perawat, bagaimana mensupervisi perawat, bagaimana system kepemimpinannya, instalasi instalasi yang menunjang idalam proses keperawatan seperti farmasi, radiologi, laboratorium, gizi (jalur opersional). Hubungan dengan bagian-bagian lain yang turut mendukung didalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan, non medis).



c.



Pengaturan dan Kegiatan Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai dilakukan penentuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya. Sebagai contoh dibawah ini akan diberikan rencana kegiataan kelompok dalam penerapan model asuhan keperawatan professional yang akan dilakukan dalam satu bulan Minggu



I



Uraian rencana kerja 1.



Pembuatan struktur organisasi kelompok



2.



Orientasi ruangan dan perkenalan



3.



Analisa situasi dan perumusan masalah



4.



Penyusunan progam kerja



5.



Penyusunan proposal pelaksanaan model asuhan



12



keperawatan professional 6.



Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran dalam penerapan model praktek keperawatan professional



7.



Penyusunan format pengkajian khusu dan sistim dokumentasi asuhan keperawatan.



8.



Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat dan kelengkapan administrasinya.



9.



Penyusunan format supervise



10. Penyusunan format penunjang kegiatan lainnyaa seperti format kegiatan harian 11. Uji coba peran 1.



Penerapan model asuhan keperawatan professional : aplikasi peran, pendelegasian tugas dan proses dokumentasi keperawatan



II



2.



Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi keperawatan



3.



Penyelengaraan supervise keperawatan



4.



Penyelenggaraan sentralisasi obat



5.



Persiapan penyelengaraan rotasi dinas 24 jam



1.



Penerapan model asuhan keperawatan professional : aplikasi peran, pendelegasian tugas, dan proses



III



dokumentasi keperawatan 2.



Penerapan semua progam



3.



Penyelengaraan rotasi 24 jam



2.



Evaluasi penerapan model asuhan keperawatan



IV



professional 3.



Penyusunan laporan



Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu pelaksanaanya, selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya. Inti dari tahap ini adalah mulai menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana



13



deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan kembali jadwal (pembagian tugas). d.



Persiapan Pendokumentasian Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain bentuk sistim dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Termasuk didalam pesiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang dipergunakan selama ini berdasarkan criteria : apakah sudah sesuai dengan standar dokumentasi keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua perawat yang ada di ruangan, apakah efisien dan efektif dalam pelaksanaannya. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian ditentukan tentang model pendokumentasian yang sesuai.



e.



Persiapan Evaluasi Evaluasi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum. Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang. Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan.



1) Lingkup Manajemen Keperawatan (Suyanto, 2008) terdiri dari: Manajemen pelayanan keperawatan dirumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu: a.



Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan)



b.



Manajemen menengah (kepala unit pelayanan/supervisor)



c.



Manajemen bawah (kepala ruang perawatan)



d.



Manajemen Asuhan Keperawatan Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan



proses keperawatan pada prinsipnya menggunakan konsep-konsep manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi. (Suyanto, 2008). 2) Proses manajemen keperawatan. Proses manajemen keperawatanmenurut Nursalam (2007) yaitu: a.



Pengkajian- pengumpulan data. Pada tahap ini seseorang manajer dituntut tidak hanya mengumpulkan informasi tentang keadaan pasien, melainkan



14



juga mengenai institusi (rumah sakit atau puskesmas):’’ tenaga keperawatan, administrasi, dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatn secara keseluruhan. Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses manajemen dalam mencapai suatu tujuan melalui usaha orang lain. b.



Perencanaan. Menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksud untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien,



menehgakkan



tujuan,



mengalokasikan



anggaran



belanja,



menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan. c.



Pelaksanaan. Manajemen keperawatan yang memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap implementasi dalam proses manajemen terdiri atas bagaimana manajer memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan.



d.



Evaluasi. Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya sesuai dengan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.



2. Penerapan Manajemen Keperawatan Pada Setting Pelayanan di Rumah Sakit Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi keperawatan dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen keperawatan yaitu: a.



Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan



b.



Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif



c.



Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan



d.



Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien



e.



Manajemen keperawatan harus terorganisir



f.



Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan



g.



Divisi keperawatan yang baik



h.



Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif



i.



Pengembangan staf



j.



Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawanan



15



Pada setting ruang rawat rumah sakit kita mengenal adanya kepala ruangan (karu). Kepala ruangan adalah tenaga perawat yang diberikan tugas memimpin satu ruang rawat danbertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan. Adapun hal-hal yang dikelola oleh kepala ruang yaitu: a.



SDM Keperawatan



b.



Sarana dan prasarana



c.



Biaya/anggaran



d.



Sistem informasi



e.



Karu secara terus menerus belajar dan menguasai pengetahuan manajemen yang digunakan untuk menyelesaikan masalah manajerial.



f.



Karu



berasumsi



bahwa



perawat



pelaksana



memerlukan



peningkatan



kompetensi. g.



Organisasi tetap eksis melalui upaya karu melakukan perubahan/pembaharuan.



Adapun lingkup kegiatan kepala ruangan (Huber, 2006) yaitu: a.



Mengelola praktik klinik keperawatan dan askep di ruang rawat



b.



Mengkoordinasikan pelayanan ruangan dengan dengan tim kesehatan.



c.



Mengelola keuangan



d.



Mengelola SDM keperawatan di ruangan



e.



Bertanggung jawab terhadap staf dan pengaturan shift.



f.



Mengevaluasi kualitas dan askep yang tepat.



g.



Mengorientasikan dan mengembangkan staf



h.



Menjamin terlaksananya standar dan aturan lain.



i.



Mempertahankan kenyaman/keamanan pasien



3. Ketenagaan keperawatan di ruang rawap inap Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam manajemen keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengaturan staf keperawatan merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis personel keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan pada standar yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab dalam mengatur sistem kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000). Ketenagaan adalah kegiatan manajer keperawatan untuk merekrut, memimpin, memberikan orientasi, dan meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 2010). Ketenagaan juga memastikan cukup atau tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat yang profesional, terampil, dan



16



kompeten. Kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan datang harus dapat diprediksi dan suatu rencana harus disusun secara proaktif untuk memenuhi kebutuhan. Manager harus merencanakan ketenagaan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan asupan pasien. Upaya harus dilakukan untuk menghindari kekurangan dan kelebihan personalia saat ada fluktuasi jumlah dan akuitas pasien. Kebijakan prosedur ketenagaan dan penjadwalan harus tertulis dan dikomunikasikan kepada semua staf. Kebijakan dan penjadwalan tidak boleh melanggar undang-undang ketenagakerjaan atau kontrak pekerja. Kebijakan ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara berkala untuk menentukan apakah memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya harus terus dilakukan agar dapat menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif dan kreatif (Marquis dan Huston, 2010). 4. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di puskesmas Menurut Menkes (2015) yaitu puskesmas merupakan garda depan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas, maka perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi. Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali, demikian juga akreditasi merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS. Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi. Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah keselamatan dan hak pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini ditegakkan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.



DAFTAR PUSTAKA



link : https://www.scribs.com/document/402986176/manajemen-askep-di-rs-sesuaistandar-nasional-akeditasi-di-rumah-sakit-.docx. tgl 20 februari Marquis dan husto (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori dan Aplikasi. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta. Edisi 4.EGC Okthafiani, dkk. makalah manajemen asuhan keperawatan di rumah sakit sesuai standar nasional akreditasi di rumah sakit. 2018-2019. cilacap. Prodi S1 keperawatan, okhtatiari. tgl 20 februari Renaldi, dkk. 2017. Makalah Kepemimpinan Dan Manajemen. Stikes Budi Luhur. Cimahi tgl 21 februari Windyastuti, dkk. MODUL KEPERAWATAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN. Semarang, Prodi Ners Stikes Widya Husada. Semarang, tgl 20 februari. link : stikeswh.ac.id



17