Perencanaan Pendidikan Mikro Dan Ruang Lingkupnya [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Lutfi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya. Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi. Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.



Tasikmalaya, 04 oktober 2022



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................1 DAFTAR ISI............................................................................................................2 PENDAHULUAN...................................................................................................3 A. Latar Belakang..............................................................................................3 B. Rumusan Masalah.........................................................................................4 C. Tujuan penulisan...........................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5 A. Jenis Perencanaan Pendidikan......................................................................5 B. Manfaat Perencanaan..................................................................................11 C. Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan...................................................12 BAB III PENUTUP...............................................................................................14 A. Kesimpulan.................................................................................................14 B. Saran dan Kritik..........................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara tidak sadar, terkadang kita melakukan perencanaan yang mungkin hanya dipikiran kita misalnya memikirkan apa yang akan kita lakukan selanjutnya, hari ini, minggu ini atau bahkan tahun ini. Namun kita sangat jarang atau bahkan tidak pernah melakukan perencanaan secara rinci setiap kegiatan yang akan kita lakukan dengan cara tertulis dan terstruktur. Pada dasarnya perencanaan merupakan penentuan kegiatan yang hendak kita lakukan pada masa selanjutnya agar kegiatan yang dilaksanaan mandapat hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Fattah (2011: 49) “perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya”. Sedangkan menurut Koontz “perencanaan sebagai suatu proses intelektual yang menentukan secara sadar tindakan yang ditempuh dan mendasarkan keputusan-keputusan pada tujuan yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya, serta memperhatikan perkiraan keadaan yang akan datang” (dalam Fattah, 2011: 49).  Dari definisi atau pengertian tentang perencanaan tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa perencanaan tersebut disusun agar dapat menuju kearah yang lebih baik, walaupun demikian tidak semua perencanaan tersebut berjalan sesuai rencana, terkadang sesuatu yang telah kita perhitungkan dengan matang, tapi pada kenyataanya kadang kala terdapat masalah yang diluar perkiraan kita, oleh karena itulah perencanaan tersebut akan terus dievaluasi dalam kurun waktu tertentu agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud dan terlaksana dengan baik Sedangkan pendidikan menurut menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2013:2) “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.



Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian perencanaan pendidikan adalah proses intelektual dengan menetapkan suatu tindakan yang akan ditempuh dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar dapat tercapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan mikro? 2. Apa ruang lingkup perencanaan Pendidikan?



C. Tujuan penulisan 1. Mengetahui lebih jelas tentang perencanaan mikro dan kaitannya 2. Memahami ruang lingkup perencanaan Pendidikan sehingga dapat mengidentifikasikan perencanaan mikro dan penerapannya



BAB II PEMBAHASAN Pada bab ini sangat erat kaitannya dengan pengertian perencanaan itu sendiri, selain dari pada itu perencanaan Pendidikan mikro termasuk kedalam jenis-jenis perencanaan Pendidikan. oleh sebaba itu, penting bagi kita mengetahui hal-hal lain dari jenis Pendidikan. kemudian, perencanaaan Pendidikan tidak terlepas pada ruang lingkupnya yang dapat membantu kita memahami arti sebenarnya dari perencanaan Pendidikan. A. Jenis Perencanaan Pendidikan Jenis perencanaan pendidikan ada beberapa menurut Fattah (2011: 54-61) yang dibagi berdasarkan: 1. Menurut Besarannya (Magnitude) a. Perencanaan Makro Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakankebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional. Tujuan yang harus dicapai negara (khususnya dalam bidang peningkatan SDM) adalah pengembangan sistem pendidikan untuk menghasilkan tenaga pembangunan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif pendidikan harus menghasilkan tenaga yang cukup banyak sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Sedangkan secara kualitatif harus dapat menghasilkan tenaga pembangunan yang terampil dan sesuai dengan bidangnya dan memiliki jiwa Pancasila. Menurut Pidarta (1988: 58) “perencanaan makro pada umumnya ditangani oleh pemerintah pusat, atau dapat juga oleh kelompok tertentu tetapi mereka ditunjuk oleh pemerintah pusat pula”. Untuk melaksanakan fungsi perencanaan makro ini, strategi pendidikan hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut: 1) Tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan dengan jelas. Tujuan ini dijabarkan kembali menjadi tujuan-tujuan lebih spesifik 2) Pemerintah memegang peranan utama dalam pengambilan keputusan dan menciptakan mekanisme kerja yang efektif. 3) Sumber-sumber pembiayaan harus dimobilisasikan dari sektor yang ada



4) Prioritas harus disusun, baik yang berkenaan dengan bentuk, tingkat dan jenis pendidikan. 5) Alokasi biaya harus disediakan menurut prioritas yang telah ditetapkan. 6) Penilaian yang berkesinambungan harus selalu dilaksanakan dan program direvisi berdasarkan penilaian itu. 7) Pelaksanaan pendidikan mendapat latihan sesuai dengan tugas yang akan dikerjakannya. (dalam Fattah, 2011: 54-55) Contoh dari perencanaan makro adalah tentang model penerimaan siswa/mahasiswa baru karena berlaku di seluruh tanah air, begitu pula perencanaan tentang kurikulum inti untuk SMA. b. Perencanaan Meso Kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan ke dalam program-program yang berskala kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional disesuaikan dengan departemen atau unit-unit (intermediate unit). Menurut Pidarta (1988: 59) “perencanaan meso adalah perencanaan yang ruanng lingkupnya mencakup wilayah pendidikan tertentu, misalnya suatu propinsi dan dasar terjadinya perencanaan meso adalah akibat dari kondisi dan situasi daerah yang berbeda-beda”. Perencanaan meso di bidang pendidikan menengah dan dasar pada umumnya diprakarsai oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di daerah bersangkutan. Sedangkan untuk perencanaan lembaga pendidikan tinggi bisa diprakarsai tiap perguruan tinggi di wilayah itu dengan mengikut sertakan semua perguruan tinggiyang ada di daerah itu. c. Perencanaan Mikro Perencanaan



mikro



diartikan



sebagai



perencanaan



pada



tingkat



institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Kekhususan-kekhususan dari lembaga mendapat perhatian, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro maupun meso. Contoh perencanaan mikro, yaitu kegiatan belajar mengajar.



istilah lain dari perencanaan mikro yaitu Mikro Planning adalah perencanaan tingkat dasar, perencanaan itu dilakukan dengan mengidentifikasi aspek dasar atau kecil dan lebih terinci. 2. Menurut Tingkatannya a. Perencanaan Strategik (Renstra) Perencanaan strategic disebut juga perencanaan jangka panjang. Strategi itu menurut R.G Murdick J.E. Ross diartikan sebagai “konfigurasi tentang hasil yang diharapkan tercapai pada masa depan” (dalam Fattah, 2011: 55). Pengertian perencanaan strategic juga di ungkapkan oleh Johnson Kast Rozens-Weig (dalam Fattah, 2011: 56), yaitu “proses penentuan sasaran utama, kebijaksanaan yang mengatur pengadaan dan pendayagunaan sumber-sumber serta strategi yang mengatur sumber pengadaan dan pendayagunaan sumber untuk pencapaian tujuan, Dapat juga disebut konsepsi hari depan. Bentuk konfigurasi terungkap berdasarkan : 1) Ruang lingkup Ruang lingkup pendidikan menyangkut hasil-hasil pendidikan yang diharapkan, pemakai hasil pendidikan, pasaran hasil pendidikan, kualitas hasil pendidikan dan karakteristik yang ditentukan untuk hasil pendidikan. 2) Hasil persaingan Kemampuan hasil (produktifitas) pendidikan yang berkaitan dengan posisi suplai, pengelolaan yang spesifik dan kapasitas merespons terhadap gerak perubahan. 3) Target Spesifikasi target-target yang menegaskan pernyataan kuantitatif tujuan-tujuan yang akan dicapai, profitabilitas dan investasi beserta perkiraan resiko atau faktor penunjang lainnya. 4) Penataan sumber-sumber Penentuan sumber-sumber pendidikan menyangkut alokasi pengembangan sumber daya kependidikan, faktor geografik dan kecenderungan perubahan dengan perubahan yang berkenaan dengan sistem nilai. Sistem nilai itu akan memberi arah terhadap konsep, gagasan maupun praktik-praktik kependidikan.



Langkah-langkah penyusunan rencana strategik menurut R.G. Murdick (dalam Fattah, 2011: 56) meliputi: a) Analisis keadaan sekarang dan yang akan dating b) Identefikasi kekuatan dan kelemahan lebaga/organisasi c) Mempertimbangkan norma-norma d) ndentifikasi kemungkinan dan resiko e) Menetukan ruang lingkup hasil dan kebutuhan masyarakat f) Menilai faktor-faktor penunjang g) Merumuskan tujuan dan criteria keberhasilan h) Menetapkan penataan distribusi, sumber-sumber     b. Perencanaan Koordinatif (managerial) Sesuai dengan namanya, “perencanaan koordinatif ditujukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien” (Fattah, 2011: 58). c. Perencanaan Operasional Pada umumnya “perencanaan operasional memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu rencana strategi” (Fattah, 2011: 58). Hal ini berarti bahwa setiap kegiatan dalam perencanaan operasional selalu bersifat spesifik dan selalu memberikan petunjuk yang kongkrit tentang bagaimana suatu kegiatan dilaksanakan menurut prosedur, aturan, dan ketentuan yang ditetapkan secara jelas karena langsung melihat kondisi di lapangan yang menyebabkan munculnya data yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur serta biasanya dipergunakan juga dimensi uang. 3. Menurut Jangka Waktunya a. Perencanaan Jangka Pendek Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan tahunan atau perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan dalam waktu kurang dari 5 tahun, sering disebut sebagai rencana operasional. Perencanaan ini merupakan penjabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang. b. Perencanaan Jangka Menengah



Perencanaan jangka menengah mencakup kurun waktu di atas 5-10 tahun. Perencanaan ini penjabaran dari rencana jangka panjang, tetapi sudah lebih bersifat operasional. c. Perencanaan Jangka Panjang Perencanaan jangka panjang meliputi cangkupan waktu di atas 10 tahun sampai dengan 25 tahun. Perencanaan ini mempunyai jangka menengah serta jangka pendek di dalamnya karena perencanaan jangka panjang ini juga memiliki pembabakan yang didapat dari perencanaan jangka pendek dan menengah yang fungsinya menyempurnakan perencanaan jangka panjang tersebut. Sedangkan menurut Nanang Fattah dan Djam’an Satori (dalam Fattah, 2013: 168-169) perencanaan pendidikan dibagi menjadi beberapa macam berikut: 1. Top-Down Planning Perencanaan jenis ini dibuat di tingkat atas kemudian disampaikan kepada perencanaa tingkat menengah dank e tingkat bawah. Biasanya dalam jenis ini perencanaan berbasis makro atao nasional. 2. Bottom-Up Planning Perencanaan jenis ini dibuat di tingkat bawah kemudian adisampaikan ke perencanaa tingkat yang lebih tinggi. Biasanya perencanaan yang demikian bersifat mikro, yaitu perencanaan yang dilakukan pada tingkat unit pelaksana teknis (UPT), atau pada tingkat kabupaten/kota. 3. Diagonal-Horizontal Planning Perencanaan jenis ini biasanya dilaksanakan pada waktu penyusunan perencanaan lintas sektoral. Biasanya oleh top level manajer, yang membicarakan kebijakan-kebijakan makro serta penentuan prioritas kebijakan dasar. 4. Rolling Plan Perencanaan menggelinding dilakukan terhadap perencanaan jangka menengah atau jangka panjang. Hal ini dilakukan setelah adanya pembahasan menjadi perencanaan tahunan. Apabila tahun pertama sasarannya tidak tercapai, maka akan digelindingkan kepada tahun berikutnya. Atau apabila ada suatu perencanaan lima tahun tudak tercapai, maka digulingkan pada sasaran lima tahun berikutnya.



5. Di Indonesia, ada lagi jenis perencanaan yang disusun secara gabungan antara Top-Down dan Bottom-Up Planning, yang dilakukan dalam Rakor, Rakerda, dan Rakernas. Dalam jenis perencanaan ini dilakukan penentuan sasaran prioritas yang disesuaikan dengan kemampuan penyediaan anggaran. 6. Dilihat dari posisi pengembangan kelembagaan, perencanaan dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu perencanaan strategis (Strategic Planning) dan perencanaan operasional (Operational Planning). Perencanaan Strategis dilakukan apabila dalam proses perencaan, perencana



memperhatikan



visi



dan



misi



lembaga



dikaitkan



dengan



kepentingan stakeholders, memperhatikan lingkungan internal dan eksternal lembaga, yang diikuti dengan kajian isu-isu strategis bagi pengembangan prioritas lembaga di masa depan. sedangkan perencanaan operasional merupakan perencanaan internal organisasi yang biasanya terbatas mengendalikan proses tranformasi sistem (Input-Proses-Output). Secara umum jenis perencanaan yang telah disebutkan di atas saling berhubungan satu sama lain, dari perencanaan menurut besarannya, yakni Makro, Meso, dan Mikro, menurut tingkatannya yaitu Strategik, Koordinatif, dan Operasinal, menurut jangka waktu pendek, menengah, dan panjang serta menurut arah perencanaananya yakni Top-Down, Bottom-Up dan Diagonal-Horizontal Planning. Perencanaan mikro tidak boleh lepas dari perencanaan meso dan perencanaan makro. Langkah dalam merancang perencanaan mikro tidak boleh keluar dari aturan yang telah dibuat dalam perencanaan meso dan perencanaan meso tidak boleh melanggar perencanaan makro. Seperti halnya perencanaan menurut jangka waktunya, mereka saling terkait satu sama lain. Untuk menentukan perencanaan jangka panjang pasti akan dimulai dari perencanaan jangka pendek, kemudian jangka menengah. Atau bisa menentukan perencanaan jangka panjang untuk merancang perencanaan jangka menengah, dan dari perencanaan jangka menengah dapat merancang perencanaan jangka pendek. Hal ini sesuai dengan pernyataan jika “Perencanaan jangka



panjang menjadi induk dari kedua tipe yang lain. Perencanaan jangka menengah menjadi sumber dari perencanaan jangka pendek.” (Pidarta, 1988: 57). Selain itu yang menjadi bukti bahwa jenis perencanaan di atas saling berkaitan adalah “perencanaan operasional dilakukan dalam jangka pendek yang mencakup perencanaan makro, meso, maupun mikro” (Pidarta, 1988: 63). Perencanaan jangka panjang berkaitan erat dengan perencanaan makro dan perencanaan strategi. Sedangkan perencanaan jangka pendek berkaitan dengan jenis-jenis perencanaan menurut besarannya terutama perencanaan mikro dan dengan perencanaan operasional. B. Manfaat Perencanaan Perencanaan memiliki urgensi yang sangat bermanfaat dalam hal antara lain; a) Standar pelaksanaan dan pengawasan b) Pemilihan berbagai alternatif terbaik c) Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan d) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi e) Membantu manager menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan f) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait g) Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti Manfaat yang lain dari perencanaan adalah; a) Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai b) Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. c) Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakan sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan. d) Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan. e) Memberikan batas wewenang dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana. f) Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif sehingga bisa menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.



g) Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal. h) Menghindari pemborosan Dengan adanya standar pelaksanaan (SOP) dan pengawasan, skala prioritas, tujuan, batasan wewenang, pedoman kerja dsb. memungkinkan seluruh personil yang terlibat dalam organisisasi atau tim akan dapat bekerja lebih transparan dan penuh tanggung jawab, efektif dan efisien. C. Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan Kegiatan perencanaan memiliki ruang lingkup yang sangat luas terkait demensi waktu, spasial, dan tingkatan dan teknis perencanaannya. Namun demikian ketiga demensi tersebut saling kait-terkait dan beriteraksi. Masingmasing demensi tersebut adalah sebagai berikut; 1. Perencanaan dari demensi waktu Dari demensi waktu perencanaan mencakup; a) Perencanaan jangka panjang (long term planning) berjangka 10 tahun keatas, bersifat prospektif, idealis dan belum ditampilkan sasaran-sarana yang bersifat kualitatif. b) Perencanaan jangka menengah (medium term planning) berjangka 3 sampai 8 tahun, merupakan penjabaran dan uraian rencana jangka panjang. Sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyksikan secara kuantitatif, meski masih bersifat umum. c) Perencanaan jangka pendek (sort term planning) berjangka 1 tahunan disebut juga perencanaan jangka pendek tahunan (annual plan) atau perencanaan operasional tahuanan (annual opperasional planning) 2. Perencaan dari demensi spasial Perencanaan ini terkait dengan ruang dan batas wilayah yang dikenal dengan perencanaan nasional (berskala nasional), regional (berskala daerah atau wilayah), perencanaan tata ruang dan tata tanah (pemanfaatan fungsi kawasan tertentu). 3. Perencanaan dari demensi tingkatan teknis perencanaan Dalam demensi ini kita mengenal istilah ;



a) perencanaan makro b) perencaan mikro c) perencanaan sectoral d) perencaan kawasan dan e) perencaan proyek. Perencaan makro meliputi peningkatan pendapatan nasional, tingkat konsumsi, investasi pemerintah dan masyarakat, ekspor impor, pajak, perbankan dan sebagainya. Perencanaan mikro disusun dan disesuaikan dengan kondisi daerah. Perencanaan kawasan memperhatikan keadaan lingkungan kawasan tertentu sebagai pusat kegiatan dengan keunggulan komparatif dan kompetitif. Perencanaan proyek adalah perencanaan operasional kebijakan yang dapat menjawab siapa melakukan apa, dimana, bagaimana dan mengapa. 4. Perencanaan demensi jenis Menurut Anen (2000) sebagaimana dikutip Syaiful sagala meliputi ; a) Perencanaan dari atas ke bawah (top down planning), b) perencanaan dari bawah ke atas (botton up planning), c) perencanaan menyerong kesamping (diagonal planning), dibuat oleh pejabat bersama dengan pejabat bawah diluar struktur d) perencanaan mendatar (horizontal planning), yaitu perencanaan lintas sektoral oleh pejabat selevel e) perencanaan menggelinding (rolling planning) berkelanjutan mulai rencana jangka pendek,menengah dan panjang. f) perencanaan gabungan atas ke bawah dan bawah ke atas (top down and button up planning), untuk mengakomodasi kepentingan pusat dengan wilayah/daerah. Dalam kegitan pendidikan lingkup perencanaan meliputi semua komponen administrasi sekolah dalam hal kurikulum, supervisi, kemuridan, keuangan, sarana dan prasarana, personal, layanan khusus, hubungan masyarakat, media belajar, ketata usahaan sekolah dsb. Atau berupa penentuan sasaran, alat, tuntutantuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, pedoman, kesepakatan (commitment) yang menghasilkan program-program sekolah yang terus berkembang.



Ruang lingkup perencanaan dipengaruhi oleh dimensi waktu, spasial, dan tingkatan teknis perencanaan. Ketiga dimensi ini saling berinteraksi.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1) Perencanaan Mikro Perencanaan



mikro



diartikan



sebagai



perencanaan



pada



tingkat



institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Kekhususan-kekhususan dari lembaga mendapat perhatian, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro maupun meso. Contoh perencanaan mikro, yaitu kegiatan belajar mengajar. istilah lain dari perencanaan mikro yaitu Mikro Planning adalah perencanaan tingkat dasar, perencanaan itu dilakukan dengan mengidentifikasi aspek dasar atau kecil dan lebih terinci. Perencanaan mikro tidak boleh lepas dari perencanaan meso dan perencanaan makro. Langkah dalam merancang perencanaan mikro tidak boleh keluar dari aturan yang telah dibuat dalam perencanaan meso dan perencanaan meso tidak boleh melanggar perencanaan makro. Seperti halnya perencanaan menurut jangka waktunya, mereka saling terkait satu sama lain. Selain itu yang menjadi bukti bahwa jenis perencanaan di atas saling berkaitan adalah “perencanaan operasional dilakukan dalam jangka pendek yang mencakup perencanaan makro, meso, maupun mikro” (Pidarta, 1988: 63). 2) Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan Kegiatan perencanaan memiliki ruang lingkup yang sangat luas terkait demensi waktu, spasial, dan tingkatan dan teknis perencanaannya. Namun demikian ketiga demensi tersebut saling kait-terkait dan beriteraksi. B. Saran dan Kritik Catatan:



DAFTAR PUSTAKA Fattah, Nanang. 2011. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Fattah, Nanang. 2013. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Pidarta, Made. 1988. Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan Sistem. Jakarta: DEPDIKBUD DIRJEN DIKTI P2LPTK Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2013. Yogyakarta: Pustaka Yudistira Wijasa,



Atta.



2011. Jenis-Jenis



Perencanaan



Pendidikan, (Online),



(https://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/jenis-jenis-perencanaanpendidikan/), diakses 20 Januari 2015 Sumber Berita: http://perkimtaru.pemkomedan.go.id/artikel-984-pengertian-dan-ruanglingkup-perencanaan-.html#ixzz7gY7FlLLg Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.70-74. https://www.asikbelajar.com/ruang-lingkup-perencanaan/ http://silvyaeka12.blogspot.com/2016/04/jenis-jenis-perencanaan-pendidikan.html