4 0 7 MB
PERENCANAAN TAMAN WISATA BUAYA SINARTANJUNG
DESA SINARTANJUNG
KECAMATAN PATARUMAN KOTA BANJAR PROVINSI JAWA BARAT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat karuniaNya kami telah menyelesaikan Rencana Pembangunan Taman Wisata Buaya Desa Sinartanjung. Shawalat beserta salam selalu kita curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Taman Wisata Buaya Desa Sinartanjung merupakan program yang diusulkan setiap tahun sejak Tahun 2010 melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes), dan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (Musrenbangdes) Desa Sinartanjung. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Desa Sinartanjung belum memenuhi dari perencanaan biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan Taman Wisata Buaya, maka diperlukan bantuan baik dari Pemerintah Kota, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat dan Investor. Keterwujudan pembangunan Taman Wisata Buaya merupakan salah satu dari pengembangan Visi dan Misi Desa Sinartanjung yang sejalan dengan Visi dan Misi Kota Banjar, sehingga Taman Wisata Buaya dapat menjadi ikon pariwisita terbaru baik di Kota Banjar maupun di Jawa Barat yang sangat mendukung dari visi dan misi tersebut yang berbasis alam, pertanian dan edukuasi serta sebagai sarana rekreasi masyakarat. Perencanaan Taman Wisata Buaya dalam pengembangannya, tidak hanya terfokus pada penangkaran buaya, tetapi di dukung dengan sarana wista lainnya seperti wisata kebun (agrowisata), kolam renang wisata, camp ground, outbond, wisata air dengan memanfaatkan sungai Citanduy, Wisata Budaya peninggalan kerajaan Galuh (Petilasan Situs Rajeg Wesi), Danau Buatan, Wisata kerajinan kulit buaya dan sebagainya sebagai suatu destinasi dan paket wisata. Dalam perencanaan ini disusun sebagai gambaran awal. Semua pihak yang berpentingan diharapkan dapat mendukung, mengkaji lebih lanjut, membantu dalam keterwujudan Taman Wisata Buaya sebagai Ikon Wisata Termaju di Provinsi Jawa Barat di Bagian Timur.
Penyusun
DAFTAR ISI
Hal KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………..
i
DAFTAR ISI …………….………………………………….…………………………..……………….
ii
DAFTAR GAMBAR …………………………….……………………………………………..….…..
iv
DAFTAR TABEL …………………….……………………………………………………..………….
v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang …………………………………………………….………………………..…
1
1.2 Tujuan ………………………………………………….………………………..……………..
1
1.3 Gambara Umum Desa Sinartanjung ……….………………………..…………………..
2
1.4 Letak Geografis …………………………………………………….…………………………
3
1.5 Capaian Visi Misi …………………………………………………….………………………
3
1.5.1 Visi Misi Desa Sinartanjung ………………………….………………………,……
3
1) Visi …………………………………………………….………………………..……
3
2) Misi …………………………………………………….……………………..……..
4
3) Tujuan dan Sasaran …………………………………………………….………
5
1.5.2 Visi Misi Kota Banjar ………………………….…………………………..………...
8
4) Visi ……………………………………………….…………………………………..
8
5) Misi …………………………………………………….…………………………….
9
6) Tujuan dan Sasaran …………………………………………………….……….
11
1.5.3 Kaitan Visi Misi Desa Sinartanjung dengan Visi Misi Kota Banjar …………..
13
BAB II DESKRIPSI DAN LANDASAN 2.1 Judul Kegiatan ………………………….…………………..………………………………...
15
2.2 Lokasi ………………………….…………………..………………………………….............
15
2.3 Waktu Kegiatan ………………………….…………………..………………………………
15
2.4 Latar Belakang Kegiatan ………………………….…………………..……………….……
16
2.5 Tujuan Kegiatan ………………………….…………………..………………………………
17
BAB III PROGRAM PEMBANGUNAN TAMAN WISATA BUAYA 3.1 Dasar Perencanaan Pembangunan Taman Wisata Buaya …………………………
18
3.2 Ruang Lingkup Lokasi dan Kegiatan ………………………….…………………..……
18
3.3 Perencanaan Jenis Buaya ………………………….…………………..…………………
21
3.4 Ruang Lingkup ………………………….…………………..………………………………
21
3.5 Dasar Pertimbangan Penentuan Letak ………………..………………………………
22
3.6 Dasar Rencana Tata Letak ………………..………………………………………………
23
3.7 Rencana Jaringan Jalan ………………..…………………………………………………
24
3.8 Rencana Sistem Penanggulangan Limbah ………………..……….…………………
25
3.9 Rencana Penyediaan Air Bersih ……………..……………………….…………………
25
3.10 Rencana Jaringan Listrik ……………..………………………………………………….
26
3.11 Rencana Sarana dan Prasarana ……………..………………………………………….
26
3.12 Petunjuk Arsitektural, Desain Landscape dan Security Teritorial ………………. 26 3.13 Kendala Operasional dan Usaha-Usaha Penanggulangannya ……………………
27
3.14 Manfaat Kegiatan ……………………………………………………………………………
28
3.15 Potensi Pengembangan Kegiatan ………………………………………………………..
29
3.16 Rencana Evaluasi dan Indikatornya …………………………………………………..
30
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………….…
34
4.2 Saran ……………………………………………………………………………………………
34
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1.1 Peta Desa Sinartanjung ……………………………………………………………..
2
Gambar 2.1 Peta Lokasi Taman Wisata Buaya …………….……………………………………
15
Gambar 3.1 Exiting Taman Wisata Buaya …….…………………………………………………
20
Gambar 3.2 Jenis Buaya di Taman Wisata Buaya Sinartanjung …….……………………..
21
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 1.1 Ketertaikan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ………………………………………
12
Tabel 3.1 Data Pencitraan Satelite Global Positioning System (GPS) dan Site Plan Taman Wisata Buaya Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar ………………………………………………………………………………………..
19
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dinamika
pembangunan
ekonomi
masyarakat
Desa
Sinartanjung
menunjukan pertumbuhan yang positif, ditandai keberhasilan pembangunan yang mengalami peningkatan tahun demi tahun sejak Desa Sinartanjung terbentuk
tahun
2010
lalu.
Memasuki
era
globalisasi
dan
seiring
meningkatnya pengetahuan masyarakat akan hak-haknya dan meningkatnya kebutuhan semakin kompleks merupakan tantangan bagi pemerintah untuk meningkatkan pencapaian pembangunan. Untuk mengantisifasi berbagai masalah, tantangan serta perkembangan dimasa kini dan dimasa yang akan datang diperlukan perencanaan yang terarah dan partisifatif. Sebagaimana penjabaran Visi dan Misi yang telah dirumuskan sejak tahun 2010 sejak pembentukan Desa Sinartanjung hingga saat ini telah terlihat kemajuan pembangunan infrastrukutr, prasarana dan prasaran serta aspek dalam berbagai bidang lain salah satunya adalah pertanian. Pencapaian visi dan misi Desa Sinartanjung yang diselaraskan denga Visi dan Misi Kota Banjar, yaitu mengembangkan kelembagaan dunia usaha pada sub system budidaya agro yang tidak lain merupakan aktivitas on farm. Pemerintah Desa Sinartanjung sejak terbentuk tahun 2010 menjadi inisiatif utama dalam pembangunan Agrowisata yang salah satunya pembangunan Taman Wisata Buaya yang sampai saat ini belum bias terwujud yang telah dirumuskan
dalam
setiap
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
Desa(Musrenbandes). 1.2 Tujuan Tujuan
yang
hendak
di
capai
dalam
penyusunan
perencanaan
pembangunan Taman Wisata Buaya sebagai berikut : a. Sebagai ikon pariwisata terbaru dan termaju Kota Banjar dan Provinsi Jawa Barat di bagian timur berbasis alam dan edukasi; b. Meujudkan visi dan misi Pemerintah Desa Sinartanjung dan Visi Misi Kota Banjar; c. Mewujudkan kota agropolitan termaju di priangan timur; d. Meningkatkan pendapatan masyarakan, Pendapatan Asli Desa (PADes) Desa Sinartanjung, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Banjar.
1.3 Gambaran Umum Desa Sinartanjung Desa Sinartanjung merupakan Desa Pemekaran dari Desa Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar yang diresmikan oleh Walikota Banjar Bapak DR. Dr. H. Herman Sutrisno, MM. pada tanggal 1 Oktober 2009 dan di atur dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Banjar Nomor 02 Tahun 2009. Kata “Sinartanjung” sendiri merupakan gabungan dari 2 Dusun yakni Dusun Sinargalih dan Dusun Pananjung yang sebelumnya kedua nama dusun tersebut bagian dusun ketika masih menginduk pada Desa Mulyasari. Secara orbitasi Pemerintah Desa Sinartanjung memiliki akses jarak antara Kecamatan, Pemerintah Kota tidak terlalu jauh sehingga memudahkan dengan akses waktu yang cepat untuk memudahkan masyarakat Desa Sinartanjung untuk mendapatkan pelayanan ke tingkat pemerintah atas berikut orbitasi tersebut : a. Jarak ke Pemerintah Kecamatan
:
6 km
b. Jarak ke Pemerintah Kota
:
6 km
c. Jarak ke Pemerintah Provinsi
: 148 km
d. Jarak ke Pemerintah Pusat
: 372 km
Ruang lingkup Desa Sinartanjung dalam peta Kota Banjar merupakan wilayah yang strategis dalam pengembangan sentral Agribisnis dan kawasan wisata terutama Taman Wisata Buaya dengan gambar sebagai berikut : Gambar 1.1 Peta Desa Sinartanjung
1.4 Letak Geografis a. Ketinggian tanah dari permukaan laut
: +32 meter
b. Banyaknya curah hujan
: 2.645 mm/th.
c.
: Dataran Rendah
Fotografi (dataran rendah/tinggi/pantai)
d. Iklim
: Tropis
e. Suhu rata-rata
: 32oC
(Sumber Profil Desa Sinartanjung) 1.5 Capaian Visi Misi 1.5.1 Visi Misi Desa Sinartanjung 1). Visi Visi merupakan gambaran mengenai tujuan dan cita-cita yang dicapai Desa Sinartanjung selama 5 tahun mendatang. Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Desa Sinartanjung saat ini dan terkait Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Sinartanjung Tahun 2010-2015 disusun visi sebagai berikut: “Dengan Kebersamaan Kita Wujudkan Sinartanjung menuju Desa Sentra Agribisnis Termaju di Pataruman” Adapun penjabaran Visi Desa Sinartanjung sebagaimana diatas adalah sebagai berikut: a. Kebersamaan mengandung pengertian bahwa dalam pencapaian pembangunan Desa Sinartanjung tidak hanya bertumpu pada aparat
pemerintah
desa
itu
sendiri,
akan
tetapi
dalam
mewujudkan pembangunan desa perlu adanya kerja sama yang sinergis dan berkelanjutan antara semua pihak. b. Agribisnis Termaju di Pataruman mengandung pengertian bahwa
Sumber
Daya
Alam
(SDA)
yang
terdapat
di
Desa
Sinartanjung merupakan lahan potensial dalam pengelolaan pertanian, produktif dan inovatif dalam pengembangan komoditas unggulan, sehingga dengan kebersamaan didukung Sumber Daya Manusia yang handal Desa Sinartanjung mampu menjadi Desa Sentra dibidang pertanian (Agribisnis) termaju di Kecamatan Pataruman. 2). Misi Untuk merealisasikan visi Desa Sinartanjung telah ditetapkan yang bertumpu pada potensi sumberdaya alam dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan semangat kebersamaan, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam pembangunan desa dalam mengelola Sumber Daya Alam yang melimpah.
Pendidikan
merupakan
modal
penting
dalam
meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sehingga dengan SDM yang handal mampu mempercepat cita-cita dan tujuan desa. b. Mengembangkan Sentra Industri Bidang Pertanian dan Rumah Tangga (pengrajin) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang perindustrian, industry adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku, bahan baku menjadi
barang
setengah
jadi
atau
barang
jadi
sehingga
mempunyai nilai bagi masyarakat, termasuk kegiatan rancangan bangun, dan perekayasaan industri. Sedangkan pertanian dalam arti yang luas meliputi pertanian rakyat, pertanian perkebunan, peterkananm dan perikanan. Industri pertanian mengandung suatu kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian dengan tujuan meningkatkan ekonomi bagi para pelaku didalamnya. Dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah di dukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, setiap warga masyarakat dapat mampu mengembangkan dan mengolah sumber pertanian sebagai industry agrobisnis serta mampu menciptakan peluang dengan kreatifitas disetiap rumah tangga. c. Mengolah
Sumber
Daya
Alam
(SDA)
secara
Arif
dan
Berkelanjutan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah dengan tingkat kesuburan tanah yang baik adalah aset yang tidak ternilai harganya, pengolahan SDA yang baik mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. SDA yang subur serta pemanfaat secara arif dan berkesinambungan akan mampu serta tetap menjaga kelestarian alam akan mampu meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat. d. Menghilangkan
Diskriminasi
dalam
Berbagai
Aspek
Keagamaan, Politik Ekonomi, Budaya dan Keagamaan Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Hak Asasi Manusia bahwa Diskrimanasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung atau tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku,
ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan, pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya. Dampak secara global dari dikriminasi akan terciptanya disintergrasi
antar
individu
dengan
individu
lain
ataupun
kelompok/komunitas dengan kelompok lain. Dalam Pancasila juga menyatukan perbedaan perbedaan yang ada demi kemajuan bangsa dan negara (Bhinneka Tunggal Ika) dimulai dari ruang lingkup terkecil. 3). Tujuan dan Sasaran Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi desa harus tersusun dalam kerangka pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan, akan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan desa baik itu urusan wajib atau pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. a. Untuk mencapai misi ke 1 yaitu “Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)”. Maka tujuan dan sasaran yang dicapai dalam Perencanaan Pembangunan tahun 2010-2015
adalah
sebagai berikut: a) Meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan, dengan sasaran antara lain : - Meningkatknya peranan Program Pendidikan
Dasar dan
Menengah; - Meningkatknya perananan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan TK; - Meningkatknya
pengadaan
kursus
keterampilan
dalam
berbagai bidang khususnya bidang pertanian, dan pelatihanpelatihan terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UMK); - Meningkatnya
peranan
masyarakat
untuk
melanjutkan
sekolah dengan mengikuti program Pendidikan Kesetaraan Paket B, dan C; - Meningkatknya kualitas tenaga pendidik.
b) Meningkatkan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat, dengan sasaran yaitu; - Meningkatkan kemudahan pemberian kredit usaha; - Tumbuhnya peranan koperasi masyarakat / kelompok; - Tercapainya pembinaan dan pemberdayaan pelaku UKM; - Tumbuhnya wirausahawan baru; - Terciptanya lapangan kerja yang memadai. c) Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat; - Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai; - Murahnya biaya pengobatan bagi warga miskin; - Tersedianya jaminan kesehatan warga miskin yang tetap sasaran; - Meningkatnya peranan POSKESDES dan PUSTU; - Meningkatknya peran RW Siaga Sehat; - Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam Ber Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); - Meningkatnya pengetahuan tentang bahaya penyakit menular maupun penyakit menular serta kewaspadaan dini terhadap penyakit yang disebabkan perubahan musim. b. Untuk mencapai misi ke 2 yaitu “Mengembangkan Sentra Industri Bidang Pertanian dan Rumah Tangga (pengrajin)” dengan misi ke 2 tersebut memiliki tujuan dan sasaran sebagi berikut: a) Meningkatkan Produktivitas Pertanian - Murahnya harga pupuk, dan obat-obatan pertanian; - Meningkatnya pengetahuan tentang pertanian; - Pengadaan mesin-mesin pertanian yang mudah didapatkan petani; - Meningkatnya peranan kelompok tani dalam penciptaan dan pengembangan komoditas pertanian unggulan; - Meningkatnya produktivitas hasil pertanian; - Terciptanya area wisata kebun; - Lancarnya saluran pengairan persawahan; - Mudahnya akses pemasaran hasil pertanian. - Meningkatnya kualitas produk pertanian. - Tercapainya Pataruman.
sentral
Agribisnis
termaju
di
Kecamatan
b) Meningkatkan Industri Rumah Tangga (Pengrajin) - Meningkatnya kesejahteraan masyarakat khusunya para pelaku maupun kelompok dalam mengelola Industri Rumah Tangga (pengrajin); - Mampu menangkap peluang usaha dengan memanfaatkan sumber-sumber bahan baku yang tersedia; - Meningkatkan kemudahan dalam pemberian modal usaha dalam pengembangan usaha produktif; - Meningkatkan daya saing terhadap produk yang dihasilkan; - Meningkatnya kualitas produk industri; - Berkembangnya jiwa wirausaha dan kreatifitas masyarakat; - Mudahnya akses pemasaran produk industri Rumah Tangga. c. Untuk meningkatkan misi ke 3 yaitu “ Mengelola Sumber Daya Alam (SDA) secara Arif dan Bijaksana”. Misi ke 3 mempunyai tujuan sebagai berikut: a) Menciptakan dan mengembangkan SDA dengan sasaran: - Terciptanya kelestarian lingkungan; - Terjaganya habitat hewan liar; - Terjaganya ekosistem lingkungan; - Berkembangnya Sumber Daya Alam (SDA) produktif; - Mendukung pencegahan pemanasan global (Global Warming). b) Menciptakan Ekowisata / Wisata Kebun; - Meningkatnya ekonomi keluarga denga komoditas pertanian unggulan; - Terciptanya saran hiburan dan wisata berbasih lingkungan; - Terlaksanya dan terwujudnya sebagai pendukung visi Kota Banjar sebagai Kota Agropolitan termaju di Priangan Timur; d. Misi yang ke 4 adalah “ Menghilangkan Diskriminasi dalam Berbagai
Aspek
Keagamaan,
Politik,
Ekonomi,
Budaya
dan
Keagamaan” dengan tujuan dan sasaran yaitu: a) Menciptakan toleransi keagamaan; - Terciptanya keharmonisan dan kerukunan dalam perbedaan agama; - Terpeliharanya saling gotong royong dalam pembangunan; - Terciptanya saling menghargai dalam menjalankan ibadah; b) Bersama-sama dalam berpolitik; - Terwujudnya
pelaksanaan
aspirasi dan pendapat;
demokrasi
waloupun
berbeda
- Terwujudnya dukungan terhadap pemerintah dari mulai pemerintahan terkecil; - Meningkatnya
partisipasi
masyarakat
dalam
Pemilihan
Umum; c) Mengilangkan Diskriminasi Ekonomi; - Terwujudnya kesempatan dalam bekerja tanpa membedakan perbedaan asal-muasal; - Terciptanya kebersamaan dalam mencari penghidupan yang layak; d) Menghilangkan Diskrimanasi Budaya; - Terciptanya kebersamaan dalam pelestarian Budaya; - Meningkatkanya pengembangan budaya daerah; - Terciptanya dan berkembangnya berbagai budaya lokal; - Terpeliharanya perbedaan adat istiadat masyarakat yang damai; e) Menghilangkan Diskriminasi Bidang Keamanan - Terciptanya lingkungan Kondusif - Terciptanya kebersamaan dalam deteksi dini - Terwujudnya kebersamaan dalam kegiatan SISKAMLING 1.5.2 Visi dan Misi Kota Banjar 1). Visi Visi dan misi merupakan gambaran otentik Kota Banjar dalam 5 (lima) tahun mendatang pada kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk periode RPJMD Tahun 2014-2018. Gambaran nyata tentang visi dan misi dituangkan ke dalam tujuan dan sasaran merujuk pada arah kebijakan RPJPD Kota Banjar Tahun 2005-2025. Tujuan dan sasaran juga mengalami pengayaan mempertimbangkan berbagai isu strategis dan kebijakan nasional. Dengan
mempertimbangkan
pembangunan
dan
isu
potensi,
strategis
di
kondisi, Kota
permasalahan Banjar
serta
mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka visi Pemerintah Kota Banjar tahun 2014 – 2018 yang hendak dicapai adalah : “Dengan Iman dan Taqwa Kita Wujudkan Masyarakat Kota Banjar yang Agamis, Mandiri dan Sejahtera Menuju Banjar Agropolitan” Iman dan Takwa merupakan kata kunci atau landasan Pemerintah Kota Banjar dalam mencapai visi :
a. Agamis,
artinya
kondisi
dimana
masyarakatnya
memiliki
keberdayaan secara religius sehingga mampu mengembangkan budaya masyarakat dan kearipan lokal serta melangsungkan kehidupan keagamaan menuju keimanan, ketaqwaan serta ahlak mulia yang rukun dan saling menghormati. b. Mandiri, artinya kondisi dimana memiliki kekuatan sendiri untuk memberikan pelayanan kepada masyarakatnya dalam bidang pendidikan,
kesehatan,
ketenagakerjaan,
pelayanan
publik
berbasis e-government, infrastruktur, lingkungan dan sumber daya air. c. Sejahtera, artinya kondisi masyarakat yang memiliki keberdayaan secara sosial dan ekonomi sehingga mampu melangsungkan kehidupan individu maupun kemasyarakatan secara layak dan aman. d. Agropolitan, artinya Kota Banjar berpeluang dikembangkan lebih luas ke bidang bisnis berbasis pertanian (agrobisnis). Dengan berbagai
indikator
agropolitan
seperti
Banjar
menjadi
kota
agroindustri, jasa-jasa pertanian dan agrowisata, menjadi pusat distribusi produk-produk pertanian, ditambah pula sebagai kota jasa dan perdagangan dengan memanfaatkan letak strategis geografis Kota Banjar, berbagai indikator tersebut secara bersamasama
dan
saling
melengkapi
akan
mewujudkan
Banjar
Agropolitan. 2). Misi Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan yang bertumpu pada potensi sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan semangat kebersamaan, tanggung jawab yang optimal dan proposional dari seluruh pemangku kepentingan kota, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Mengingat pentingnya sumber daya manusia ini dalam pembangunan, maka sudah seharusnya peningkatan kualitas sumber
daya
manusia
menjadi
salah
satu
fokus
dalam
pembangunan. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai a process of enlarging people’s choice atau proses meningkatkan aspek kehidupan masyarakat. Aspek terpenting kehidupan ini dilihat dari (1) usia yang panjang dan hidup sehat; (2) tingkat pendidikan yang memadai; dan (3) standar hidup yang layak.
Tingkat keberhasilan dalam pembangunan manusia dapat diukur dengan indikator yang dinamakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sumber
Daya
Manusia
yang
agamis,
berbudi
luhur,
berpendidikan dan berperilaku hidup sehat merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan selama lima tahun kedepan. Dengan menekankan perhatian terhadap pendidikan, kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat maka diharapkan dapat memberikan
dampak
terhadap
peningkatan
produktivitas
masyarakat Kota Banjar agar menjadi masyarakat yang mau berpartisipasi, bekerja sama dan menjaga keharmonisan dan mampu memanfaatkan segala potensi untuk mewujudkan segala cita-cita. b. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas dengan tidak
mengesampingkan
pemerataan
pembangunannya
merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
Kota
Banjar.
Mengingat
laju
pertumbuhan ekonomi tertinggi selama 10 tahun terakhir berada di kisaran 5 persen tentunya masih memungkinkan bagi Kota Banjar untuk terus memacu laju pertumbuhan ekonominya yang berkualitas, mengingat keunggulan ekonomi kota terletak di sektor jasa khususnya jasa distribusi dan jasa kota transit (untuk orang dan barang), dengan tambahan faktor networking akan mampu menghasilkan bentukan nilai tambah ekonomi yang besar. Networking memanfaatkan
yang
dimaksudkan
potensi
ekonomi
terutama
daerah
sekitar
untuk untuk
memproduksi barang dan jasa lain yang nilai tambahnya meresap di Kota Banjar ditambah kebijakan ekonomi diarahkan pada
pemberdayaan
pedesaan
dengan
dan prinsip
penguatan
ekonomi
masyarakat
keadilan
dimana
pemerintah
memperlakukan setiap pelaku ekonomi dan pelaku usaha baik besar maupun kecil pada posisi yang sama. c. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha-usaha dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia dengan memperhatikan
faktor
lingkungan.
Istilah
berkelanjutan
digunakan
untuk
konsep
pembangunan.
Pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
secara
arif,
bijaksana,
efisien,
dan
memperhatikan
pemanfaatan untuk masa kini dan generasi yang akan datang. Untuk
menjaga
kelestarian
lingkungan
agar
kualitas
lingkungan tetap terjaga, maka pembangunan berkelanjutan harus
memperhatikan
pemanfaatan
lingkungan
hidup
dan
kelestariannya. d. Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good governance dan clean government Perbedaan pemahaman terhadap keanekaragaman budaya, kondisi sosial, kesenjangan kesejahteraan, tingkat kemiskinan dan
kepadatan
perkembangan
penduduk miras
dan
serta
ancaman
narkoba,
lain
prostitusi,
berupa
perjudian,
premanisme dan ancaman dari luar merupakan faktor korelatif timbulnya gangguan ketertiban dan ketentraman yang dapat diredam oleh sikap, perilaku dan tindakan masyarakat yang patuh dan disiplin terhadap hukum. Pembangunan bidang hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari
proses
penyelenggaraan
good
and
clean
governance. Oleh karena itu, pembangunan bidang hukum merupakan
salah
satu
kebijakan
pembangunan
untuk
mewujudkan pemantapan kinerja pemerintah daerah didukung dengan
pemberdayaan
aparatur
pemerintah
daerah
dalam
rangka peningkatan kompetensi dan profesionalismenya sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. 3) Tujuan dan Sasaran Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan akan
memberikan
arahan
bagi
pelaksanaan
setiap
urusan
pemerintahan daerah baik itu urusan wajib atau pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. Tujuan dan sasaran pada pelaksanaan masing-masing misi diuraikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Misi 1 : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) No 1.
Tujuan Meningkatkan rata-rata lama sekolah
1. 2. 3.
2.
3.
4.
Meningkatnya kualitas tenaga pendidik dan kependidikan Menumbuh kembangkan karakter dan kecerdasan sejak dini Meningkatkan angka harapan hidup
1.
1.
Meningkatnya cakupan layanan PAUD
1.
Meningkatnya pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat; Meningkatnya kuantitas, kualitas dan fungsi sarana prasarana kesehatan; Meningkatnya pemerataan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Meningkatnya cakupan akseptor KB
2. 3. 5.
Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk
Sasaran Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan pendidikan dasar; Meningkatnya cakupan dan kualitas layanan pendidikan menengah; Meningkatnya kualitas layanan pendidikan non formal dan informal; Meningkatnya kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi tenaga pendidik
1.
Misi 2 : Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) No Tujuan Sasaran 1. Meningkatnya laju 1. Berkembangnya jumlah UMKM dan koperasi; pertumbuhan ekonomi 2. Meningkatnya kontribusi dan pertumbuhan dan daya beli industri pengolahan; masyarakat; 3. Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan; 4. Meningkatnya realisasi investasi; 5. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan; 6. Meningkatnya ekonomi kota dengan aktivitas agrowisata; 7. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kota. 2. Meningkatkan 1. Meningkatan kemampuan ekonomi keluarga pra kemampuan ekonomi sejahtera; masyarakat miskin 2. Menurunannya populasi PMKS; 3. Meningkatan penempatan bagi pencari kerja. Misi 3 : Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup No Tujuan Sasaran 1. Meningkatnya 1. Meningkatnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pembangunan yang yang proporsional; ramah lingkungan dan 2. Meningkatnya pelayanan pengelolaan berkelanjutan persampahan kota; 3. Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman; 4. Meningkatnya mutu pengawasan lingkungan hidup; 5. Meningkatnya kualitas hutan dan lahan.
Misi 4 : Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good governance dan clean government No Tujuan Sasaran 1. Meningkatnya 1. Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap kesadaran hukum produk hukum daerah masyarakat dan 2. Meningkatnya Disiplin Pegawai; aparatur pemerintah. 2. Terwujudnya kinerja 1. Meningkatnya aparatur pemerintah daerah yang birokrasi yang semakin memiliki kompetensi dan mampu memberikan profesional dan layanan prima; akuntabel. 2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik; 3. Meningkatnya peran pengawasan; 4. Meningkatnya kinerja pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel; 5. Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan; 6. Tersedianya data, informasi dan statistik pembangunan daerah. 1.5.3 Kaitan Visi Misi Desa Sinartanjung dengan Visi Misi Kota Banjar 1). Keterkaitan Visi Desa Sinartanjung dengan Visi Kota Banjar yaitu : a. Visi Desa Sinartanjung “Dengan Kebersamaan Kita Wujudkan Sinartanjung
menuju
Desa
Sentra
Agribisnis
Termaju
di
Pataruman” b. Visi Kota Banjar “Dengan Iman dan Taqwa Kita Wujudkan Masyarakat
Kota Banjar yang Agamis,Mandiri dan Sejahtera
Menuju Banjar Agropolitan” Sebagai salah satu peranan yang diambil oleh Pemerintah Desa Sinartanjung dalam mewujudkan Visi Kota Banjar dan Visi Desa Sinartanjung
yaitu
dalam
bidang
Agro.
Desa
Sinartanjung
menekankan pada perwujudan pelaku usaha dalam bidang agro sedangkan Pemerintah Kota Banjar menekankan pada perwujudan sebagai daerah / kota sentral pertanian. 2). Keterkaitan Misi Desa Sinartanjung yaitu “ Mengelola Sumber Daya Alam (SDA) secara arif dan bijaksana” dengan pencapian Misi Kota Banjar “Meningkatkan laju pertumbuhan dan daya beli ” yaitu : a. Sasaran yang dimaksud pada misi Desa Sinartanjung adalah pada penciptaan Ekowisata / Wisata kebun dengan salah satu tujuannya yakni terciptanya sarana hiburan dan wisata berbasis lingkungan, terlaksananya dan terwujudnya sebagai pendukung visi Kota Banjar sebagai Kota Agropolitan termaju di Priangan Timur. b. Sasaran
yang
meningkatnya
dimaksud laju
pada
pertumbuhan
misi
Kota
ekonomi
Banjar dan
adalah
daya
beli
masyrakat
dengan
tujuan
salah
satu
tujuannya
yakni
meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi kota denga aktivtitas agrowisata. 3). Keterkaitan penjelasan misi Desa Sinartanjung yaitu menciptakan dan mengembangkan Sumber Daya Alam (SDA) dengan penjelasan misi Kota Banjar yaitu meningkatnya pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan : a. Terciptanya kelestarian lingungkan; b. Terjaganya habitat hewan liar; c. Terjaganya ekosistem lingkungan; d. Berkembangnya Sumber Daya Alam (SDA) produktif; e. Mendukung pencegahan pemanasan global (Global Warming); f. Meningkatnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang proporsional; g. Meningkatnya pelayanan pengelolaan persampahan kota; h. Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman; i. Meningkatnya mutu pengawasan lingkungan hidup.
BAB II DESKRIPSI DAN LANDASAN
2.1 Judul Kegiatan Judul kegiatan adalah “Pembangunan Taman Wisata Buaya” Desa Sinartanjung, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Provinsi Jawa Barat. 2.2 Lokasi Lokasi pembangunan Taman Wisata Buaya terletak di Blok Rancabogo berjarak kurang lebih 2 km ke sebelah utara dari Kantor Desa Sinartanjung dengan pemanfaatan lahan tanah milik desa, yang berbatasan dengan PTPN VIII Batulawang serta jauh dari pemukiman penduduk sehingga aman dan cocok untuk pembangunan Taman Wisata Buaya tersebut seperti pada gambar berikut : Gambar 2.1 Peta Lokasi Taman Wisata Buaya
U
2.3 Waktu Kegiatan Pelakasanaan pembangunan Taman Wisata Buaya direncanakan selesai dalam jangka waktu 1 tahun. Pembangunan sarana pendukung tambahan selesai dalam waktu 1 tahun berikutnya. Pembangunan area wisata lainnya akan dibangun secara berkelanjutan sampai semua area wisata terwujud.
2.4 Latar Belakang Kegiatan Mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam guna menunjang Kota Banjar sebagai kawasan Agropolitan di Jawa Barat. perencanaan
dan
penataaan
kawasan
sentra
pembangunan
yang
komprehensif sebagai upaya dalam pengembangan sektor-sektor ekonomi strategis dan wilayah potensial sangat diperlukan agar dapat terciptanya pencapaian hasil pembangunan yang oftimal dan menjadi ikon baru di wilayah Kota Banjar. Oleh karena itu tujuan Kota Banjar untuk menjadi Kota Agropolitan harus ditunjang dengan komoditi unggulan wilayah dan pemberdayaan potensi masyarakat, yang salah satunya terletak di wilayah Desa Sinartanjung Kecamatan
Pataruman
Kota
Banjar
Jawa
Barat,
adalah
memadukan
penggunaan ruang dan segenap sumberdayanya secara fungsional antar berbagai sektor ekonomi untuk mendorong
tercapainya
pertumbuhan
wilayah dan ekonomi masyarakat yang seimbang dan berkelanjutan. Kawasan Taman Wisata Buaya di Desa Sinartanjung merupakan kawasan yang potensial untuk dikembangkan, kawasan tersebut dikelilingi perkebunan rakyat yang potensial sebagai Ekowisata serta berdekatan dengan situs / cagar budaya Rajeg Wesi sebagai wisata cagar budaya yang merupakan bangunan sisa kerajaan Mataram. Dengan pembangunan dan pengembangan Balai konservasi penangkaran buaya tersebut akan menjadi wisata edukasi dalam satu area wisata yakni Ekowisata, Wisata Pendidikan dan Wisata Budaya. Konsep pengembangan Taman Wisata Buaya ini merupakan salah satu bentuk model perencanaan dan penataan pemanfaatan ruang untuk sektor strategis dan potensial yang diharapkan dapat mendorong percepatan peningkatan nilai tambah yang diikuti peningkatan pengetahuan tentang satwa langka (buaya)
yang didukung oleh fasilitas, sarana dan prasarana
fisik, termasuk sistem informasi teknologi dan informasi pasar
yang dapat
diandalkan. Kajian tentang pengembangan Taman Wisata Buaya berbasis Wisata Alam dan Wisata Pendidikan di wilayah Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar ini, mempunyai peran penting sebagai arahan dan peluang lokasi investasi bagi pemerintah maupun swasta dan masyarakat dalam mencapai efisiensi,
efektifitas dan nilai tambah dalam pemanfaatan
dan pengembangan penangkaran buaya.
2.5 Tujuan Kegiatan a. Tujuan Umum Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) di Desa Sinartanjung bertumpu pada pemanfaatan lahan desa untuk diwujudkan sebagai produk unggulan serta mampu meningkatkan ekonomi daerah sebagai ikon pariwisata yaitu Penangkaran Buaya. b. Tujuan Khusus Selain penangkaran buaya sebagai ikon pariwisata, juga dijadikan kawasan sentral industri kerajinan dengan bahan baku kulit buaya seperti Tas, Jaket, Sepatu, Dompet dan sebagainya. c. Tujuan Pendukung / Pengembangan Merancang dalam satu kawasan wisata alam di Desa Sinartanjung dengan komponen-komponen sebagai berikut : 1. Wisata Kebun / Taman Buah (Agrowisata); 2. Wisata Kuliner; 3. Wisata Pendidikan (edukasi); 4. Wisata Budaya (Situs Rajegwesi); 5. Wisata Kolam Renang; 6. Wisata Kerajinan dan anyaman kulit buaya; 7. Wisata Air Sungai Citanduy dan Danau Buatan; 8. Pesanggarahan 9. Taman Hiburan; 10. Area Out Bound; 11. Area Camp Ground; 12. Sarana Wisata Hiburan.
BAB III PROGRAM PEMBANGUNAN TAMAN WISATA BUAYA
3.1 Dasar Perencanaan Pembangunan Taman Wisata Buaya Dasar perencanaan pembangunan Taman Wisata Buaya mengacu pada lokasi yang strategis di sebelah utara desa yang jauh dari pemukiman serta konteks bentangan alam (struktur alam) yang cocok untuk konservasi pemanfaatan sumber daya alam sebagai sarana wisata berbasis alam yang edukatif. Pembangunan Taman Wisata Buaya Desa Sinartanjung sangat cocok dengan konteks diatas didukung dengan perencanaan pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Sinartanjung dengan akses jalan jalur selatan (Jalan Siliwangi). Pendukung lainnya adalah tahun 2012 didapatkan buaya yang berasal dari Sungai Citanduy berjenis Buaya Muara (Crocodilus Phorosus). Dasar pembangunan Taman Wisata Buaya mengacu pada tujuan dari visi misi
Kepala
Desa
dengan
dukungan
masyarakat
dalam
mewujudkan
agribisnis. Dalam pengembangan kedepan, tidak hanya pembangunan taman wisata buaya, tetapi mengembangkan area yang sudah ada seperti kebun rakyat dijadikan sebagai sentra wisata kebun (agrowisata) dan pemugaran Situs Rajeg Wesi sebagai sarana budaya yang tercantum dalam satu paket destinasi wisata alam. 3.2 Ruang Lingkup Lokasi dan Kegiatan Lokasi Pembangunan Taman Wisata Buaya terletak di Blog Rancabogo Desa Sinartanjung wilayah Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Berikut adalah kondisi exiting seperti terlihat pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 3.1 DATA PENCITRAAN SATELITE GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN SITE PLAN TAMAN WISATA BUAYA DESA SINARTANJUNG KECAMATAN PATARUMAN KOTA BANJAR
Num
Index Point
Coordinate Position
Elevation
1
Bale Desa Sinartanjung
S7 22 07.8 E108 35 05.8
34 m
2
Batas Kel. Pataruman 1
S7 22 08.1 E108 34 16.1
47 m
3
Batas Kel. Pataruman 2
S7 21 49.1 E108 34 16.7
47 m
4
Batas Kel. Pataruman 3
S7 21 49.7 E108 34 21.3
53 m
5
Situs Kokoplak
S7 21 49.8 E108 34 23.7
59 m
6
Situs Rajegwesi
S7 20 52.0 E108 35 31.1
51 m
7
Batas Desa Bojongkantong
S7 22 10.1 E108 35 52.8
35 m
8
Cadas Gantung
S7 21 45.7 E108 36 31.3
23 m
9
Batas Desa Rejasari 1
S7 22 10.1 E108 35 52.8
65 m
10
Batas Desa Rejasari 2
S7 21 45.7 E108 36 26.3
41 m
11
Batas Desa Rejasari 3
S7 21 36.0 E108 36 20.0
38 m
14
Batas Desa Rejasari 4
S7 21 03.3 E108 35 57.0
26 m
15
Sisi Selatan Kolam
S7 21 21.5 E108 35 15.5
38 m
16
Sisi Utara Kolam
S7 21 18.5 E108 35 16.5
39 m
17
Ki Bancet
S7 21 22.0 E108 35 18.3
41 m
18
Mata Air Cimanglid
S7 21 18.7 E108 35 36.3
46 m
INF
MAX ACCURACY / TOLERANCE = ±9
Gambar 3.1 Exiting Taman Wisata Buaya
Pinta Masuk / Keluar Wisata Air
Situs Rajeg Wesi
Out Bond & Camp Ground
U
Wisata Air Area Parkir & Wisaya Kuliner
Wisata Kerajinan Kulit Buaya
Peternakan Sapi
Taman Buaya
Pesanggrahan Danau Buatan
Jalan Siliwangi
Wisata Kebun
Pinta Masuk / Keluar Wisata Air Kolam Renang Wisata Area Parkir & Wisata Kuliner
KANTOR DESA SINARTANJUNG
Kegiatan yang akan dilakukan adalah Taman Wisata Buaya yang didalamnya mencakup : 1. Rekreasi sarana hiburan dengan pendakatan terhadap sumber daya alam. 2. Budidaya / penangkaran buaya. 3. Wisata pendidikan tentang konservasi buaya. 3.3 Perencanaan Jenis Buaya Jenis buaya pada pengembangan Taman Wisata Buaya di Desa Sinartanjung adalah jenis Buaya Muara atau Buaya Berkatak (Crocodilus phorosus) yang merupakan jenis buaya yang habitat aslinya hidup di sungai-sungai atau laut dekat muara. Pengembangan jenis buaya ini didasarkan pada kondisi lingkungan yang mendukung habitat Buaya Muara tersebut. Gambar 3.2 Jenis Buaya di Taman Wisata Buaya Sinartanjung
Sumber : Google 3.4 Ruang Lingkup Lokasi pembangunan Taman Wisata Buaya terletak di Blok Ranca Bogo Dusun Pananjung Desa Sinartanjung dengan jarak kurang lebih 2 km sebelah utara Kantor Pemerintah Desa Sinartanjung atau 6 km ke timur dari Pusat Pemerintah Kota Banjar dengan luas pembangunan area + 50Ha. 3.5 Dasar Pertimbangan Penentuan Letak Penentuan tata letak pembangunan konservasi buaya muara dengan sarana pendukungnua didasarkan atas 3 zonasi utama, yaitu :
a. Zona dengan tingkat kebisingan tinggi. b. Zona dengan tingkat kebisingan sedang. c. Zona dengan kebisingan rendah. a.
Yang termasuk di dalam zona dengan tingkat kebisingan tinggi
adalah : 1). Daerah Parkir. Daerah Parkir ini dilengkapi dengan sarana-sarana : Outlet Souvenir dan Oleh-oleh. Shelter. Ruang Tunggu. WC Umum. Ruang Generator. Ruang Pompa Hydrant. Pertamanan. Pintu Gerbang. Pagar Tradisional. Bangunan Informasi. Pos Jaga. Area Parkir yang dapat menampung : - Mobil sedan dan minum bus + 200 s/d 300 unit. - Mobil bus + 20 s/d 30. - Sepeda motor + 400 s/d 500 unit. 2) Lobby dan bangunan informasi. b.
Yang termasuk didalam zona dengan tingkat kebisingan sedang
adalah : 1). Bangunan Penangkaran - Kolam Utama / Kolam Pertunjukan. - Kolam Pembuahan. - Kolam Pemijahan. - Kolam Pembesaran umur 0 sampai 1 tahun. - Kolam Pembesaran umur 1 sampai 4 tahun. - Kolam Pembesaran umur 4 sampai 6 tahun. - Kolam Utama / Pertunjukan (kolam wisata). - Ruang Penetasan / Ingkubator. 2). Bangunan penunjang, yang terdiri dari :
Ruang studi / laboratorium / ruang koleksi.
Gedung Karyawan / Mess Karyawan.
Gedung pertemuan.
Area seleksi pembuangan limbah sebelum di alirkan ke Sungai Citanduy.
Pengelompokan
daerah
konservasi,
penunjang, merupakan suatu
gedung
fasilitas
umum
dan
kelompok yang utuh dan menyatu
sehingga pencapaiannya mudah ditempuh dari arah masuk dan keluar lokasi. c. Yang termasuk di dalam zona dengan tingkat kebisingan rendah adalah : Area pemondokan dengan fasilitasnya yang terjadi dari : Gazebo Fasilitas Gazebo dimaksudkan sebagai area santai pengunjung disela-sela kunjungan di area Taman Penangkaran Buaya, serta menikmati udara pegunungan dan taman kebun. Rest Area Rest Area dimaksudkan sebagai area belanja setelah pengunjung mengakhiri wisata di taman wisata buaya dengan membeli souvenir, cendramata, serta wisata kuliner. 3.6 Dasar Rencana Tata Letak Areal zone pemanfaatan luas seluruhnya meliputi kawasan bukit, situs dan kebun pembibitan dengan tidak dibatasi secara spesifik, karena dalam
perkembangannya
diharapkan
dapat
membawa
peran
serta
masyarakat disekitarnya. Artinya kawasan ini merupakan stimulator bagi program yang lebih luas. Untuk itu dalam perencanaan kawasan wisata ini terprogram secara plastis dan fleksible serta terbagi menjadi beberapa sub zone luasan. Perencanaan tata letak bangunan lebih diutamakan pada zone pemanfaatan. Adapun Pengelompokan bangunan dimaksudkan dengan tujuan ; a. Sebagai pengembang biakan Buaya Muara - Kolam perkawinan - Ruang penetasan (Ruang Inkubator) - Kolam pembesaran untuk berbagai umur buaya b. Kolam utama / kolam pertunjukan buaya dengan ukuran besar c. Ruangan koleksi, laboratoruium dan ruangan studi. Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan Taman Wisata Buaya sebagai kawasan konservatif, edukatif, dan kaidah-kaidah landscape, arsitektur, kehutanan dan teknik sipil, tanpa menyampingkan
pertimbangan-pertimbangan
ekonomi.
Melihat
karakteristik
tentang
kawasan pendukung dengan fungsinya ada beberapa kegunaan seperti : 1. Ruang yang dipertahankan tata letaknya: a. Jalur hijau, kanal disebelah danau buatan, menara dengan bangunan fasilitasnya. b. Hutan
yang
terletak
dibelahan
kebun
dikembangkan menjadi wisata kebun dan
rakyat
nantinya
akan
dioptimalisasi dengan
system yang representative dan tidak dihilangkan begitu saja (system tumpang sari) atau pemanfaatan lain yang mendukung. c. Cagar Alam dan Situs Budaya Rajeg Wesi. 2. Taman buah akan diletakan di areal ekowisata, karena akan merupakan inti daya tarik wisatawan. 3. Letak bangunan fisik. Bangunan-bangunan utama (area Taman Wisata Buaya) akan didirikan di sekitar tanah milik Pemerintah Desa Sinartanjung (Area Penangkaran Buaya)
serta
pemanfaatan
tanah
masyarakat
yang
berada
disekelilingnya. 4. Rencana Tata Letak wilayah yang satu dengan lainnya dapat memiliki hubungan kegiatan, sehingga zone-zone dapat dipisahkan secara tegas, kegunaanya adalah : a. Wisata/rekreasi nuansa alam. b. IPTEK. c. Perlindungan. d. Penjaga/koleksi. Keempat
fungsi
diatas
erat
hubungannya
sehingga
dapat
direncanakan dalam zone yang berdampingan/ overlapping. Karena areal merupakan tanah datar dan berbukit yang sebagian besar berupa tanaman pelindung hutan, yang dapat dipertahankan keberadaannya. 3.7 Rencana Jaringan Jalan Jaringan
jalan
merupakan
sarana
yang
sangat
penting
untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan dan pelayanan serta arahan bagi pengunjung dan pengelola dalam menunjukan suatu objek didalam pembangunan serta akses bagi wisatawan yang berkunjung ke Taman Wisata Buaya. Berdasarkan fungsi dan karakternya jaringan jalan dikawasan ini dibedakan menjadi : Jalan utama (dihotmix) yang menghubungkan dengan daerah luar.
Jalan wisata yang menghubungkan satu kegiatan dengan kegiatan lain dalam satu zone dengan menggunakan jalan aspal dan paving. 3.8 Rencana Sistem Penganggulangan Limbah Untuk menunjang keberhasilan Taman Wisata Buaya diperlukan sistim penanggulangan limbah yang teratur. Penanggulangan ini dibagi 3 (tiga) kelompok antara lain : 1. Limbah Padat Limbah padat meliputi sampah sisa-sisa makanan yang dibuang pengunjung pada zone pemanfaatan. Penanggulangannya, perlu adanya petugas kebersihan yang akan mengumpulkan dan mengangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Dilokasi rawan sampah akan ditempatkan tong-tong sampah yang letaknya mudah dijangkau oleh pengunjung. 2) Pembuangan air kotor/ air buangan Pembuangan air kotor
dari toilet akan mengikuti aturan kesehatan
yang benar. Dari toilet harus melalui septictank sebelum dibuang kerembesan/ saluran pembuangan. 3) Pembuangan air hujan Pembuangan utama ini dilakukan dengan drainase dan pintu air, hingga sistim drainase tersebut akan direncanakan sebaik mungkin. Jalur pembuangan air kotor / air pembuangan menggunakan drainase saluran yang sudah ada dan berujung ke sungai Citanduy dengan dioptimalisasi serta dilakukan filter terlebih dahulu agar pembuangan akhir air kotor tidak mencemari sungai. 3.9 Rencana Penyediaan Air Bersih Untuk mencukupi air bersih pada setiap kolam adalah dari Mata Air Cimanglid di pegunungan area PTPN VIII sedangkan untuk penambahan sarana air bersih perlu adanya sumber air tanah ataupun melalui PDAM. 3.10 Rencana Jaringan Listrik Supply tenaga listrik diambil dari PLN dan sebagai cadangannya disediakan generator-set. Generator – set ini baru digunakan apabila PLN terputus. Sistim jaringan ke seluruh zone akan melalui kabel tanah dengan bak-bak
pengontrol,
mengganggu estetika.
dimaksudkan
agar
kabel-kabel
tersebut
tidak
3.11 Rencana Sarana dan Prasarana Yang dimaksud dalam hal ini adalah sarana/ prasarana fisik penunjang, misalnya tempat duduk/ meja makan, tempat sampah, gardu, pos jaga, menara pengamat dan lain-lain. Penempatan elemen-elemen penunjang disesuaikan dengan kebutuhan, bahan-bahan yang digunakan disesuaikan
bentuk
dengan
karakteristiknya
dengan
kawasan
penangkaran, selain itu perlu adanya pos penjagaan di pintu masuk areal dan plang / papan petunjuk arah lokasi. Dikarenakan selain objek utama penangkaran buaya, juga terdapat wisata kebun dan wisata cagar budaya Situs
Rajeg
Wesi.
Pengaturan
tata
letak
elemen-elemen
tersebut
diharapkan dapat mendukung kelancaran kegiatan tanpa mengabaikan keharmonisannya dengan lingkungan. 3.12 Petunjuk Arsitektural, Desain Landscape, dan Securuty Teritorial. A. Arsitektural Arsitektur/bangunan utama, yakni penangkaran buaya diharapkan mempunyai
peranan
yang
penting
dalam
pemeliharaan
dan
pengembang biakan Buaya Muara : 1. Arsitektur/bangunan harus diciptakan senyaman mungkin sehingga tujuan dari penangkaran buaya tercapai optimal. 2. Penampilan bangunan pada zona inti tidak perlu menonjol. 3. Penampilan bangunan lainnya seperti Pos Penjaga, Pintu Masuk, dan lain-lain dibuat sebagaimana fungsinya. 4. Bangunan sarana/ prasarana yang ada di zone rekreasi diusahakan dengan bahan-bahan yang alami. 5. Ukuran ruang disesuaikan dengan penggunaan masing-masing bangunan dan kapasitas yang diharapkan. Bangunan yang dibuat terutama bangunan dan kolam penangkaran harus dibuat berdasarkan fungsi dan peran dari masing masing bangunan/kolam, sedangkan bangunan pendukung seperti gazebo, tempat rekreasi yang berada di luar area penangkaran dibuat secara alamiah / natural. B. Desain Landscape Rencana
Lanscape
akan
menentukan
karakteristik
kawasan
penangkaran dan akan disesuaikan dengan fungsi masing-masing zone/ sub zone. Secara terperinci konsep dasar petunjuk desain landscape adalah :
a. Pola perkerasan jalan harus mencerminkan sirkulasi kegiatan yang ditampungnya . b. Diantara unsur-unsur landscape dan unsur-unsur alam diusahakan agar terjalin susunan yang harmonis, seimbang dan berkesan alamiah. c. Pola pemilihan dan penanaman jenis vegetasi disesuaikan dengan fungsi masing-masing zone/ sub zone, kondisi fisik ekologisnya serta suasana lingkungan yang ingin diciptakan. d. Zone inti harus memberikan suasana tenang, damai dan terlindung. e. Sub zone rekreasi, memberikan suasana santai dan gembira. f.
Sub zone arboretum, taman buah harus memberikan suasana tenang serta memberikan kesan aman dan subur,
g. Zone pemanfaatan, penyangga, perlindungan secara umum harus menitik beratkan pada fungsi masing-masing. C. Pengamanan Kawasan (Security Teritorial) Pagar pengaman pada hakekatnya berfungsi sebagai batas kawasan atau batas-batas antar zonanya. Bentuk pagar dapat bersifat kedap pandang atau transparan sesuai dengan maksud/ tujuannya. Selain itu setiap kolam-kolam akan dibangun pos jaga agar dapat memantau keamanan masyarakat mengingat buaya adalah salah satu hewan liar. 3.13 Kendala Operasional dan Usaha-Usaha Penanggulanngnya Beberapa permasalahan yang mungkin akan dihadapi adalah : 1. Kurangnya ketersedian pakan buaya. 2. Sistem pengolahan limbah terutama limbah cair sehingga pada pembuangan akhir ke Sungai Cintanduy tidak mencemari sungai. 3. Dampak dari pembangunan dan adanya area wisata seperti akan munculnya pedagang asongan, pedagang kaki lima dan lain-lain. Usaha-usaha penganggulangan dari permasalahan-permasalahan yang ada di atas akan diusahakan semaksimal mungkin sehingga dapat mengatasi permasalahan yang ada atau paling tidak menekan seminimal mungkin dampak negatif yang akan terjadi. Usaha-usaha yang akan kami kerjakan adalah antara lain : 1. Daya listrik untuk kepentingan seluruh area wista ambil dari supply PLN dan sebagai cadangan kami memakai generator listrik yang dapat dipakai dalam keadaan-keadaan darurat. 2. Kebutuhan air bersih akan kami ambil dari PDAM Instalasi Langensari dan sebagai cadangan kami membuat sumur-sumur artesis. Air dari
kedua sumber tersebut ditampung dan dipompakan keseluruh arealareal kepentingan. 3. Pembuangan air limbah dari pondok wisata, gedung-gedung, dan seluruh areal wisata, akan kami buat suatu system pengolahan air limbah di mana air kotor akan dipisahkan dari partikel-partikel kotoran, kemudian air akan dinetralisir sehingga menjadi air jernih dan dialirkan keluar lokasi wisata. 4. Pedagang asongan, pedagang kaki lima yang sifatnya menjual kerajinan dan seni budaya akan diarahkan dengan menepati pondok-pondok seni dan seniman pengrajinnya di tempatkan di pondok-pondok pengrajin. Demi ketertiban, keamanan dan kenyamanan semua pihak, dalam mengatasi masalah-masalah ini kami akan bekerjasama dengan pihak kehutanan, pihak Pemerintah Kota dan seluruh Instansi yang berkaitan. 3.14 Manfaat dan Penerima Manfaat Kegiatan Beberapa manfaat yang diharapkan dengan adanya Pembangunan Penangkaran Buaya adalah sebagai berikut : 1. Sebagai Ikon Kota Banjar sebagai pusat wisata alam, budidaya dan pengembangbiakan Buaya Muara. 2. Menjadi salah satu objek wisata terbesar di Jawa Barat Bagian Timur. 3. Memacu pemahaman generasi muda akan pentingnya pelestarian hewan dan melestarikan sumber daya alam. 4. Memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar area penangkaran buaya dan masyarakat Kota Banjar pada umumnya. 5. Mempertahankan merupakan
satu
kelestarian komponen
alam, dasar
dimana dalam
keseimbangan upaya
alam
peningkatan
kenyamanan lingkungan yang sangat berdampak pada lingkungan masyarakat sekitar. 6. Membangun kemandirian desa dengan sistem multiplayer efek. 3.15 Potensi Pengembangan Kegiatan Kawasan Taman Penangkaran Buaya di Desa Sinartanjung berpotensi juga untuk dikembangkan berbagai wisata diantaranya: 1. Wisata Air : Komponen pendukung : a.Danau buatan sebagai wahana rekreasi air, diharapkan wisatawan dapat menikmati keindahan danau buatan yang didalamnya terdapat keanekaragaman jenis ikan dengan menggunakan fasilitas sepeda air. b.Melalui wahana danau buatan, para wisatawan dapat menikmati wisata pemancingan ikan secara langsung.
c. Dalam pemanfaatan Danau buatan, dibangun gubuk/villa yang dibuat dari bahan natural sehingga menjadikan wisatawan menikmati suasana alam yang sesungguhnya. d. Kolam Renang berbasis alam. e. Pemanfaat sungai Citanduy sebagai area wisata dalam menuju area wisata penangkatan buaya dan menuju area wisata alam (satu destinasi wisata) dengan menggunakan perahu wisata. 2. Wisata Pegunungan Komponen pendukung : Hutan
Lindung,
sebagai
wahana
rekreasi
alam
terbuka
yang
mengedepankan unsur kelestarian alam, yang dipadukan dengan sistem penataan dan pengelolaan hutan terpadu, sehingga diharapkan wisatawan dapat menikmati keindahan bukit yang ditata sedemikian rupa
yang
dapat dilalui dengan menggunakan kendaraan sepeda wisata, mobil wisata, ataupun kuda yang telah disediakan. Selain itu pembangunan Camp Ground, Out Bond dan Flying Fox juga akan dibuat dalam kompleks area Rancabogo / Area Wisata Taman Buaya. 3. Wisata Kebun Komponen pendukung : a. Kebun Buah, disamping sebagai tanaman pelindung, tanaman buah yang dikelola juga dapat dinikmati langsung oleh para wisatawan dengan memetik langsung hasilnya dari pohon. Kawasan Kebun buah terdiri dari : 1) Tanaman Rambutan Si Batulawang. 2) Tanaman Pepaya California. 3) Tanaman Lengkeng. 4) Tanaman Durian. 5) Tanaman Buah Naga. 6) Tanaman Mangga. 7) Tanaman Jeruk. 8) Tanaman Mangga. 9) Aneka Tanaman buah-buahan lainnya dengan konsep mirip dengan taman wisata Mekarsari di Bogor. Ekowisata Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar dengan prasarana pelayanan dasar meliputi:
(1). Fasilitas perkotaan: Air bersih dan energi listrik, pelayanan kesehatan,
pelayanan
pendidikan,
pelayanan
peribadatan,
pelayanan publik perkantoran, pusat perdagangan, dan lainnya . (2).Pusat Informasi Bisnis / Terminal Agribisnis yang mendukung pengembangan dan pemberdayaan Kawasan Industri milik Masyarakat. (3). Pusat Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis yang mempunyai networking sinergis dengan pusat-pusat inovasi dan informasi agribisnis regional, nasional dan global. (4).Taman
Teknologi
Tepat
Guna,
sebagai
pendukung
pengembangan Kawasan industri milik masyarakat berbasis agrokomplek – hortikultura, utamanya: a.Eksploitasi sumberdaya hutan yang berkelanjutan. b.Pengelolaan lingkungan hutan yang dapat diakses masyarakat c.Eco-labelling. d.Teknologi produksi yang berorientasi nilai-tambah. e.Teknologi
yang
berbasis
sumberdaya
lokal
dan
ramah
lingkungan. (5). Pusat Pengembangan Investasi Publik dan Modal Ventura: a. Pusat Informasi. b. Forum komunikasi. c. Asosiasi. 3.16 Rencana Evaluasi dan Indikatornya Kawasan ini berada di Wilayah Desa Sinartanjung Kecamatan Pataruman Kota Banjar Jawa Barat, dengan kontur tanah berbukit berjarak tiga km, dan berada pada ketinggian 20 Mdpl. Daya tarik utama selain penangkaran dan wisata pendidikan, kawasan ini juga menambah daya tarik tersendiri diantaranya adalah keindahan pemandangan alam, kebun sebagai ekowisata disebelah selatan sedangkan ke arah utara menambah daya tarik wisatawan yaitu dengan mengunjungi wisata budaya yaitu bangunan peninggalan masa lampau yakni Situs Budaya Rajeg Wesi. 1. Sasaran Sasaran kegiatan Pembangunan Taman Penangkaran Buaya adalah: a. Terciptanya ikon baru Kota Banjar berbasis konservasi, pendidikan, dan wisata alam . b. Pemanfaatan ruang kawasan hutan dan sekitarnya dengan segenap sumberdayanya sesuai dengan pengembangan agroforestri.
c. Tertatanya sarana jasa pelayanan investasi / permodalan dan sistem informasinya mengenai kendala dan persoalan dalam upaya pemberdayaan kegiatan usaha produktif masyarakat d. Tertatanya fasilitas-sarana-prasarana penunjang Kawasan Industri , seperti tersedianya jaringan irigasi, listrik, air bersih, transportasi dan telekomunikasi di setiap Kawasan Sentra Produksi dalam upaya pengembangan komoditi unggulan daerah. e. Tertatanya sistem transportasi dan pola aliran barang dari sentra produksi ke penyimpanan sementara/gudang, ke tempat distribusi barang hingga sampai ke tempat tujuan (pengolahan, pedagang) maupun pasar eksternal. 2. Ruang Lingkup Pengembangan Taman Penangkaran Buaya wilayah Kecamatan Pataruman Kota Banjar diarahkan pada wilayah-wilayah yang memiliki potensi pengembangan hortikultura (wisata kebun buah), sungai Citanduy, kolam renang, danau wisata air, areal camp ground, wisata budaya (Situs Rajeg Wesi). 3. Lingkup Materi Ruang lingkup materi pekerjaan ini disusun sebagai berikut: 1). Kebijakan pengembangan tata ruang. Kebijaksanaan ketata-ruangan berkaitan
dengan
pengembangan
struktur
sektoral
yang
pengembangan dijabarkan
wilayah
dalam
dan
pokok-pokok
reformasi. 2). Identifikasi Sumberdaya wilayah dan sumberdaya agrokompleks komoditi unggulan daerah. 3). Kondisi kawasan dan kecenderungan perkembangannya, dapat diidentifikasi yang meliputi : a. Potensi yang terkandung, baik yang sudah dimanfaatkan, belum dimanfaatkan dan diperkirakan ada, termasuk di dalamnya identifikasi komoditas unggulan kawasan. b. Prospek dan kemungkinan pengembangan komoditas pertanian di masa mendatang, baik menyangkut produksi peningkatan nilai
tambah
maupun
pemasarannya,
menuntut
kawasan pengembangan sentra produksi. Karena
perlunya peluang di
masa mendatang menghadapi era globalisasi paling tidak dapat meng-antisipasi kemampuan daya saing produksi , pemasaran dan pangsa pasar yang dapat diraih.
4). Penyusunan Skenario Pengembangan Taman Wisata Buaya Desa Sinartanjung di Wilayah Kecamatan Pataruman Kota Banjar, Jawa Barat. Skenario pengembangan kawasan ditempuh melalui skala prioritas pemanfaatan ruang dan segenap sumberdaya wilayahnya dengan skala priontas kegiatan pengembangan komoditas unggulan. Skenario
pengembangan
berisi
pola
pemanfaatan
ruang
dan
struktur ruang, yaitu pengembangan komoditas tanaman buah serta sistem
prasarana
penunjangnya
dan
merupakan
acuan
pengembangan kawasan. 5). Perumusan program pengembangan sektor, komoditas unggulan dan sistem prasarana. Rumusan program pengembangan berisi program-program pengembangan sektor, komoditas dan sistem sarana dan prasarana pertanian tanaman holtikultura. Programprogram dirumuskan dalam mendukung pencapaian skenarioskenario tersebut. 6). Perumusan program-program pengembangan yang terpilih. program ini merupakan interaktif antara kondisi, kemampuan pembiayaan dan kelembagaan dengan pengembangan kawasan serta kebutuhan sarana dan prasarana pendukungnya, dimana proses ini dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga menghasilkan suatu tatanan program yang terarah. Rumusan program ini berisi rencana program
pengembangan
penyediaan,
lokasi
kawasan
spesifiknya,
yang aspek
meliputi:
besaran
pembiayaan
dan
pelaksanaannya serta tahapan pengembangan. Dalam perumusan program tersebut diharapkan dapat tercapai suatu komitmen pelaksanaan dari pelaku pembangunan. 7). Perumusan strategi peningkatan sistem pemasaran hasil produksi yang terintegrasi dengan akses Jalan yang memadai. Sebagai upaya untuk menarik minat dunia usaha dan dapat melakukan investasi di
kawasan
sentra
produksi,
informasi
mengenai
peluang
pengembangannya perlu di sebarluaskan. Media informasi yang digunakan
berupa
peta
dan
leaflet
yang
berisi
potensi
pengembangan kawasan, dukungan yang ada dan rencana-rencana investasi.
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Pembangunan kawasan Taman Wisata Buaya merupakan perwujudan dari industri pariwisata berbasis edukatif dan rekreasi alam dan menjadi ikon pariwisata terbaru Kota Banjar dan menjadi salah satu daya tarik wisatawan dengan konsep destinasi yang ditawarkan dengan lokasi serta kawasan yang strategis dari bentangan alam dan perbatasan antar provinsi. Perwujudan Taman Wisata Buaya akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat menjadi sumber Pendatapan Asli Daerah (PAD) dalam bidang kepariwisataan. 4.2 Saran Perencanaan Taman Wisata Buaya di Desa Sinartanjung telah di rumuskan dan diusulkan sejak terbentuknya Desa Sinartanjung tahun 2010 yang selalu tertuang dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Pembangunan
Desa
Sinartanjung
Jangka
Menengah
dan
di
Desa
susun
dalam
(RPJMDesa)
Rencana
Sinartanjung.
Pembangunan Taman Wisata Buaya dalam perencaan ini diharapakan dapat di tela’ah, di kaji dan diwujudkan
sehingga Taman Wisata Buaya
menjadi komoditas wisata unggulan dan terbaik sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat, Pendapatan Asli Desa (PADes) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Banjar.
***
LAMPIRAN – LAMPIRAN
AREA KOMPLEKS WISATA PENANGKARAN BUAYA
AREA KOMPLEKS WISATA PENANGKARAN BUAYA
AREA KOMPLEKS WISATA PENANGKARAN BUAYA
AREA KOMPLEKS WISATA PENANGKARAN BUAYA
AKSES JALAN MENUJU TAMAN WISATA BUAYA
JALUR MASUK DARI JALAN SILIWANGI
PENGEMBANGAN WISATA TAMAN BUAYA SELAIN WISATA PENANGKARAN BUAYA
PESANGGRAHAN
TAMAN BUAH (WISATA KEBUN)
SITUS BUDAYA RAJEGWESI
CAMP GROUND DAN OUTBOND
DANAU WISATA (DANAU BUATAN)
WISATA AIR (SUNGAI CITANDUY)
SWIMMING POOL