Perencanaan Tambang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Perencanaan Tambang



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Perencanaan tambang merupakan suatu tahap penting dalam studi kelayakan dan rencana operasi penambangan. Perencanaan suatu tambang terbuka yang modern memerlukan model komputer dari sumberdaya yang akan ditambang, baik berupa ​block model untuk tambang bijih atau kuari, maupun ​gridded seam model untuk endapan tabular seperti batubara. Perencanaan tambang dapat dijelaskan dengan membuat suatu rancangan tambang untuk mencapai ​ultimate pit limit dalam jangka waktu tertentu secara aman dan menguntungkan. Dimana didalamnya berisikan juga perancangan batas akhir penambangan, tahapan ​ (​pushback), urutan penambangan, penjadwalan produksi, dll (hal yang berkaitan dengan geometri). Sementara aspek perencanaan tambang lainnya meliputi perhitungan kebutuhan alat dan tenaga kerja, perkiraan biaya modal dan ongkos operasi. Perencanaan tambang memiliki tujuan membuat suatu rencana produksi tambang untuk sebuah cebakan bijih yang akan menghasilkan aliran kas dan memaksimalkan kriteria ekonomi (NPV/ROR) dan menghasilkan tonase bijih pada tingkat produksi yang telah ditentukan dengan biaya serendah mungkin. Kegiatan perencanaan tambang berawal dari diperolehnya data utama sebagai masukan berupa data geologi, kualitas bijih, geoteknik, infrastruktur, metalurgi, pemasaran (​marketing). Berikutnya dengan petunjuk dan batasan dari bagian manajemen perusahaan tambang dikembangkan desain penambangan kemudian rancangan penambangan (geometri tambang) dimana didalamnya terdapat produksi alat dan penjadwalan produksi. Sementara aspek yang tidak berkaitan dengan geometri tambang berupa perkiraan pembiayaan baik itu ongkos modal maupun ongkos operasi juga ikut diestimasi. Penggabungan dari seluruh aspek tersebut akan menghasilkan keluaran berupa alternatif alternatif tambang dan dapat dijadikan acuan untuk fase berikutnya.



1



Makalah Perencanaan Tambang



1.2 Tujuan ● Untuk mengetahui kaitan cadangan dalam perencanaan tambang ● Untuk mengetahui pertimbangan ekonomis dalam perencanaan tambang ● Untuk mengetahui pertimbangan teknis dalam perencanaan tambang



1.3 Manfaat ● Mahasiswa mengetahui kaitan cadangan dalam perencanaan tambang ● Mahasiswa mengetahui pertimbangan ekonomis dalam perencanaan tambang ● Mahasiswa mengetahui pertimbangan teknis dalam perencanaan tambang



2



Makalah Perencanaan Tambang



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Cadangan Menurut Mc. Kelvey (1973) yang dimaksud dengan cadangan adalah bagian dari sumber daya terindikasi dari suatu komoditas mineral yang dapat diperoleh secara ekonomis dan tidak bertentangan dengan hukum dan kebijaksanaan pemerintah pada saat itu. Suatu cadangan mineral biasanya digolongkan berdasarkan ketelitian dari eksplorasinya. Klasifikasi cadangan​ di Indonesia menurut SNI sebagai berikut : Cadangan Terkira ​(Probable Reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik. Cadangan Terbukti ​(Proved Reserve) adalah sumber daya mineral terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.



2.2 Pertimbangan Dasar Rencana Penambangan Ketika suatu tambang akan dibuka akan ada banyak faktor yang berperan dalam menentukan berjalan / tidaknya suatu tambang. Secara garis besar pertimbangan yang menjadi dasar rencana penambangan dibagi menjadi dua, yaitu : 3



Makalah Perencanaan Tambang



1. Pertimbangan Ekonomis ● Kadar Batas (​Cut Off Grade) Pengertian dari kadar batas itu sendiri yaitu kadar rata - rata terendah dari endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan tersebut ditambang. Kadar batas inilah yang akan menentukan batas - batas atau besarnya cadangan. ​Cut off grade secara umum digunakan untuk membedakan antara ​ore dan ​waste berdasarkan dari kadar / ​grade yang terkandung dalam suatu orebody yang telah ditentukan / ditetapkan. Dilihat dari definisi ​cut off grade sendiri, maka ​cutt of grade dapat berubah seiring dengan waktu bergantung pada perubahan berbagai faktor seperti misalnya harga komoditas, biaya operasi, dan pajak. Melihat hal tersebut diatas, maka sebaiknya nilai ​cut off grade harus di update secara rutin untuk membantu dalam perencanaan tambang.



Fungsi COG: -



Untuk menentukan batas penyelidikan dalam perhitungan cadangan (ekplorasi)



-



Untuk menentukan batas penambangan dan penjadwalan produksi sekaligus untuk menentukan pekerjaan ​mixing dan ​blending apabila diperlukan (eksploitasi).



Faktor yang menentukan COG: -



Harga ​ore atau bijih yang dihasilkan



-



Break Even Stripping Ratio (BESR)



-



Kemajuan Teknologi



-



Peralatan tambang / efisiensi dari peralatan



COG = (​μ​ + So + A + P + B) / (PsxR) Dimana : ​μ​ = Ongkos penambangan per ton 4



Makalah Perencanaan Tambang



So = Ongkos pengupasan per ton A = Faktor penyusutan alat mekanik yang digunakan B = Ongkos angkut + pemurnian / pengolahan + penimbunan P = Keuntungan yang dikehendaki Ps = Nilai / harga per ton ​ore R = ​Recovery



Hubungan COG dengan cadangan: 1. Bila harga metal untuk mendapatkan keuntungan yang tetap COG dapat diturunkan. 2. Penurunan COG = penurunan SR 3. Bila produksi per tahun tetap maka umur tambang bertambah. ●



Kadar Batas Pulang Pokok (​Break Even Cut Off Grade = BECOG)



a) Dalam teori ekonomi, analisis pulang pokok terdiri dari penentuan nilai parameter yang diinginkan (misalnya : berapa jumlah produk yang harus dijual) sedemikian rupa sehinga pendapatan tepat sama dengan ongkos atau biaya yang dikeluarkan (keuntungan = nol). b) Dalam pertambangan, yang ingin kita ketahui adalah berapa kadar bijih yang menghasilkan angka yang sama antara pendapatan yang diperoleh dari penjualan bijih tadi dengan biaya yang dikeluarkan untuk menambang serta memprosesnya. Kadar ini dikenal dengan nama kadar batas pulang pokok atau ​break even cut off grade.



BECOG =



c) Biasanya hanya biaya atau ongkos operasi langsung yang diperhitungkan dalam penentuan ​cut off grade. Ongkos - ongkos kapital dan biaya tak langsung seperti penyusutan (depresiasi) pada umumnya tidak dimasukkan.



5



Makalah Perencanaan Tambang



Untuk keperluan perancangan batas akhir penambangan (​pit design) asumsi yang diambil adalah bahwa umur tambang cukup panjang sehingga depresiasi tidak lagi merupakan faktor yang penting. Mengapa? Karena pada tahap terakhir dari penambangan dimana batas lereng akhir dari tambang telah dicapai, kapital dan peralatan telah terdepresiasi secara penuh. ● ​Break Even Stripping Ratio (BESR) Nisbah pengupasan ialah perbandingan ​waste yang harus dipindahkan untuk mendapatkan ​ore. Sementara untuk menganalisis kemungkinan sistem penambangan yang akan digunakan, apakah tambang terbuka ataukah tambang bawah tanah, maka dipelajari Break Even Stripping Ratio (BESR), yaitu perbandingan antara biaya penggalian endapan bijih (​ore) dengan biaya pengupasan tanah penutup (​overburden) atau merupakan perbandingan selisih biaya penambangan bawah tanah dan penambangan terbuka dengan biaya pengupasan secara tambang terbuka. BESR ini juga disebut ​over all strippig ratio. BESR = Pendapatan per tonne bijih – (Ongkos produksi per tonne bijih) Ongkos pengupasan per tonne ​waste Dimana pendapatan per ton bijih apabila dikurangi ongkos produksi per ton bijih akan menghasilkan pendapatan bersih. ​Batasan yang dipakai dalam BESR yaitu jika BESR > 1 maka dapat dilakukan penambangan dengan sisten tambang terbuka, sedangkan jika BESR < 1 lebih cocok dengan tambang bawah tanah.



2. Pertimbangan Teknis ● Geoteknik Pertimbangan geoteknik disini (tambang terbuka) termasuk uji kekuatan batuan (uji kuat tekan, uji kuat tarik, uji geser, pemetaan bidang lemah, dll) yang diperlukan untuk menentukan kestabilan lereng. Dari sini lereng berikut sudutnya dapat didesain. Desain lereng melibatkan analisis tiga komponen penting pada lereng tambang (Kennedy, 1990) yaitu :



6



Makalah Perencanaan Tambang



1. Konfigurasi jenjang (​bench configuration). Didalamnya terdapat komponen : tinggi jenjang, lebar jenjang, beserta sudut muka (​face angle). 2 Sudut lereng antar jalan (​interramp angle). Sudut lereng gabungan beberapa jenjang diantara dua jalan angkut. 3. Sudut lereng keseluruhan (​overral slope angle). Sudut sebenarnya dari dinding pit keseluruhan. Penjelasan lebih lengkapnya dapat dilihat pada ​Gambar 2.1​ berikut ini :



Gambar 2.1 jenjang, sudut lereng antar jalan, sudut lereng keseluruhan ● Batas Akhir Pit (​Ultimate Pit Slope) Ultimate pit slope merupakan batas akhir atau paling luar dari suatu tambang terbuka yang masih diperbolehkan, dan pada kemiringan ini jenjang masih tetap mantap (stabil). Batas penambangan ditentukan dengan cara menentukan daerah yang layak untuk diproduksi. Cara penentuannya adalah dengan memisahkan daerah yang layak dalam masalah kadar, dimana kelayakan kadar adalah ​cut off grade (COG). Kemudian langkah selanjutnya adalah dengan menghitung ​stripping ratio (SR). Sehingga dengan mengetahui SR, maka dari daerah yang sudah memenuhi syarat COG dilihat lagi SR nya. Jika SR nya lebih 7



Makalah Perencanaan Tambang



besar dari SR yang ditentukan perusahaan, maka daerah tersebut tidak layak untuk diproduksi. ● Sistem Penirisan Pembagian sistem penirisan tambang (​drainage system) secara umum dibagi menjadi dua, yaitu : - Sistem Penirisan Langsung (Konvensional) Sistem penirisan ini dilakukan dengan cara mengeluarkan (memompa) air yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam tambang. - Sistem Penirisan Tidak Langsung (Inkonvensional) Sistem penirisan ini dilakukan dengan cara mencegah masuknya air ke dalam tambang (​preventive drainage system) artinya dengan cara membuat beberapa lubang bor dibagian luar daerah penambangan atau di jenjang kemudian dari lubang – lubang bor tersebut air dipompa ke luar tambang. 2.3



Penaksiran Cadangan Bijih Penaksiran cadangan merupakan salah satu tugas terpenting dan memiliki tanggung



jawab yang berat dalam mengevaluasi suatu proyek penambangan. Pentingnya penaksiran cadangan bijih yaitu dapat memberikan taksiran dari kuantitas (ton) dari cadangan bijih, memberikan perkiraan bentuk 3 – dimensi dari cadangan bijih serta distribusi ruang (​spatial) dari nilainya dimana hal ini penting untuk menentukan urutan / tahapan penambangan yang pada gilirannya akan mempengaruhi pemilihan peralatan dan NPV (​Net Present Value) dari tambang, jumlah cadangan yang akan menentukan umur tambang, serta batas – batas kegiatan penambangan (​pit limit) yang dibuat berdasarkan taksiran cadangan. Hasil dari penaksiran cadangan ini berupa suatu taksiran. Data utama yang diperlukan untuk menentukan taksiran cadangan bijih dapat berupa : ● Data Geologi -



Hasil ​logging geologi dari data pemboran



-



Percontoh yang representatif dari program pemboran seperti, percontoh bor inti (​split / skeletal core) dan percontoh bor RC dengan tempatnya (​chip trays) 8



Makalah Perencanaan Tambang



-



Peta - peta geologi dari pemetaan permukaan, dll



● Data Kadar (​Assay Data) -



Sertifikat kadar (​assay certificates) dari laboratorium



-



Data a​ssay biasanya digabung menjadi data komposit untuk tinggi jenjang tertentu untuk keperluan penaksiran kadar blok



● Data Lokasi -



Data survei koordinat permukaan dari titik bor



-



Data survei bawah tanah dari kemiringan dan deviasi pemboran



● Peta Topografi Untuk mendapatkan hasil penaksiran bijih yang akurat juga diperlukan data hasil ​sampling (pengambilan contoh) yang dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan). Metoda - metoda penaksiran yang digunakan untuk menaksir cadangan dapat berupa penaksiran cadangan secara manual (​cross – section), metoda poligon, metoda segitiga, metoda jarak terbalik (​inverse distance method), dan metoda geostatistik dan kriging. 2.4



Sumberdaya dan Cadangan Konsep sumberdaya dan cadangan dibatasi oleh ​ultimate pit slope (lihat Gambar 2.2).



Peningkatan dari sumberdaya menjadi cadangan apabila telah dilakukan kajian ekonomi. Berdasarkan batasan kajian teknik dan kajian ekonomi maka estimasi cadangan khususnya pada tambang terbuka selain dibatasi oleh nilai ​ultimate pit slope, juga dibatasi oleh batas IUP dan ​Break Even Stripping Ratio (BESR).



9



Makalah Perencanaan Tambang



Gambar 2.2 Sumberdaya dan Cadangan



Salah satu metode untuk estimasi cadangan adalah bahwa :



Cadangan = A x Teb x Kadar x BJ Dimana : A



= Luas, m²



Teb



= Tebal, m



Kadar = % Al2O3 BJ



2.5



= berat jenis, kg/m³



Perancangan Batas Akhir Penambangan Perancangan tambang biasanya dimaksudkan sebagai bagian dari proses perencanaan



tambang yang berkaitan dengan masalah - masalah geometri. Di dalamnya termasuk perancangan batas akhir penambangan, tahapan (​pushback), urutan penambangan tahunan / bulanan, penjadwalan produksi, dan ​waste dump. Sementara bagian dari proses perencanaan tambang yang tidak memiliki hubungan dengan permasalahan geometri meliputi kebutuhan alat dan tenaga kerja, perkiraan biaya, dan biaya operasi. Dalam menentukan batas penambangan, terdapat tujuan yang hendak dicapai yaitu menentukan batas - batas penambangan pada suatu cebakan bijih (jumlah cadangan dan kadarnya) yang akan memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijih tersebut sebelum 10



Makalah Perencanaan Tambang



memasukkan faktor nilai waktu dan uang. Dimana tidak diperhitungkannya nilai waktu dari uang akan menghasilkan bentuk pit yang paling besar untuk suatu set parameter ekonomik tertentu. Dan dengan menambahkan faktor bunga (​interest) besar pit akan berkurang. Metoda yang sering digunakan dalam merancang batas akhir penambangan dan telah menjadi standar pada tambang terbuka yaitu metoda kerucut mengambang (​floating cone 3 – Dimensi) dan metoda ​Lerchs Grossman. Berikut ini contoh langkah pengambilan blok bijih :



11



Makalah Perencanaan Tambang



2.5.1 Metoda Kerucut Mengambang (​Floating Cone 3 – Dimensi)



Metoda kerucut mengambang ini umum digunakan untuk menentukan geometri batas akhir penambangan karena mudah dimengerti. Awal dikembangkannya metoda kerucut mengambang didasari fakta bahwa selama masih ditemukannya nilai blok yang positif pada blok model, maka nilai dari blok model tersebut masih mungkin untuk diperbaiki. Penjelasan secara umum dari metoda kerucut mengambang yaitu metoda ini akan mencari dan mengangkat produk berharga yaitu produk yang nilainya lebih tinggi dari ongkos untuk menambang berikut mengolah dengan terlebih dahulu mengangkat batuan yang menutupi produk berharga tesebut dan arah bergerak metode ini yaitu ​straight forward. Keuntungan dari metoda ini ialah metoda ini mudah untuk dimengerti dan mudah untuk diterapkan pada operasi penambangan sementara kekurangan dari metoda ini yaitu metoda ini tidak dapat mencoba semua kemungkinan kombinasi dari blok bijih.



2.5.2 Metoda ​Lerchs Grossman



12



Makalah Perencanaan Tambang



Metoda ​Lerchs Grossman pertama kali di kembangkan oleh Helmut Lerchs dan Ingo F. Grossman dengan papernya yang berjudul “​Optimum Design of Open Pit Mines”. Pertama kali dipublikasikan pada pertemuan asosiasi peneliti Amerika dan Kanada di Montreal (Mei, 1964). Dan kembali dipublikasikan pada bulletin CIMM (Januari,1965). Prosedur dasar dari penggunaan metoda ​Lerchs Grossman untuk mendesain batas akhir pit penambangan (​ultimate pit design) dengan terlebih dahulu menentukan bentuk ataupun sudut lereng sebesar satu blok ke kanan / kiri dan satu blok ke atas / bawah atau 45​0 dan asumsi nilai awal ekonomik blok (m ​ij​).



2.6



Analisis Investasi Tambang



Ciri atau karakteristik industri pertambangan itu sendiri dapat berupa : padat modal, masa pra-produksi yang panjang, risiko tinggi, dan sumber daya tak terbaharui. Suatu usaha bisnis termasuk pertambangan mempunyai tujuan yaitu memberikan pengembalian finansial kepada para pemilik usaha, konsisten dengan tujuan dari perusahaan. Tujuan dari evaluasi finansial sendiri adalah untuk menentukan apakah pengembalian finansial yang cukup dapat diperoleh dari suatu proyek. Berikut merupakan ukuran kinerja dalam menetukan layak / tidak layaknya suatu proyek : 1) Net Present Value (NPV)



Secara sederhana NPV dapat diartikan sebagai jumlah dari aliran kas hingga akhir proyek. Dimana umumnya ketika didapat NPV > 0, proyek dapat diterima. Tabel 2.12​ ​berikut merupakan contoh dari perhitungan NPV : Tabel 2.12 Contoh Aliran Kas Vs Tahun



Year



Aliran Kas ($) 13



Makalah Perencanaan Tambang



0



-30.000



1



-1.000



2



5.000



3



5.500



4



4.000



5



17.000



6



20.000



7



20.000



8



-2.000



9



10.000



Dengan mengambil laju bunga 10 %, maka :



NPV = - 30.000 – 1.000 (P/F,1,10%) + 5.000 (P/F,2,10%) + 5.500 (P/F,3,10%) + 4.000 (P/F,4,10%) + 17.000 (P/F,5,10%) + 20.000 (P/F,6,10%) + 20.000 (P/F,7,10%) – 2.000 (P/F,8,10%) + 10.000 (P/F,9,10%) NPV = - 30.000 – 1.000 * 0,9091 + 5.000 * 0,8264 + 5.500 * 0,7513 + 4.000 * 0,6830 + 17.000 * 0,6209 + 20.000 * 0,5645 + 20.000 * 0,5132 – 2.000 * 0,4665 + 10.000 * 0,4241



NPV = - 30.000 – 909,1 + 4.132 + 4.132,15 + 2.732 + 10.555,3 + 11.290 + 10.264



– 933 + 4241



NPV = $ 15.504,35



14



Makalah Perencanaan Tambang



2) Rate of Return (ROR) Definisi ​rate of return yaitu : perbandingan antara uang masuk / keluar (​gain / ​loss) terhadap uang (​assets, ​capital) yang diinvestasikan yang dinyatakan dalam %. Tabel 2.13 berikut merupakan contoh dari perhitungan ROR :



Tabel 2.13 Contoh ​Rate Of Return Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4



Ratarata



Pendapatan bersih dari operasi



3.000



4.000



5.000



6.000



4.500



Depresiasi



2.000



2.000



2.000



2.000



2.000



Pendapatan yang akan dikenai pajak



1.000



2.000



3.000



4.000



2.500



pajak@50%



500



1.000



1.500



2.000



1.250



Keuntungan bersih



500



1.000



1.500



2.000



1.250



Total Investasi = 6000



Rate of return = (1250/6000) * 100%



=12.5% 3) Payback Period Definisi dari ​payback period yaitu : waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal dari suatu proyek investasi. Tabel 2.14​ ​berikut merupakan contoh dari perhitungan​ ​payback period ​: 15



Makalah Perencanaan Tambang



Tabel 2.14 Contoh ​Payback Period Aliran kas tahunan Proposa Proposal Proposal Proposal Proposal l A B C D E 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000



Inisiasi investasi ($) Tahun proyek 1 2 3 4 5 6 7 8 Payback period (Tahun)



2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 5



7.000 3.000 1.000 2.000



1.000 2.000 7.000 2.000



6.000 2.000 2.000



2



3



3



6.000 2.000 2.000 3.000 4.000 1.000 1.000 500 3



Ada beberapa alasan yang mendorong mengapa pemberi pinjaman perlu memberikan bunga kepada peminjam, alasan tersebut ialah : 1. Risiko Ketika



pemberi pinjaman memberikan pinjaman ia juga berhadapan dengan



kemungkinan jika peminjam tidak mampu membayar pinjaman. 2. Inflasi Uang yang dibayarkan dimasa depan akan memiliki nilai intrinsik lebih kecil akibat dari inflasi. 3. Biaya Transaksi Akan ada pengeluaran ketika mempersiapkan pinjaman, pencatatan pembayaran, penagihan hutang. 4. Biaya akibat kehilangan peluang



16



Makalah Perencanaan Tambang



Dengan memberi pinjaman maka, pemberi pinjaman tidak dapat menggunakan uang tersebut untuk dimanfaatkan. 5. Penundaan kepuasan Dengan memberi pinjaman, pemberi pinjaman telah menunda manfaat yang dapat memuaskan dari uang tersebut. Pada analisis investasi tambang sendiri dikenal istilah aliran kas (​cash flow). Secara singkat aliran kas dapat dijelaskan sebagai selisih uang masuk dengan uang yang keluar pada suatu kurun waktu tertentu. Penjelasan lebih lengkap dari aliran kas seperti yang telah dijelaskan di atas diuraikan seperti pada Tabel 2.15 berikut, yaitu komponen - komponen penyusun aliran kas (dimulai dari pendapatan produk yang dapat dijual * harga komoditas / unit hingga didapat aliran kas bersih) pada sisi kanan dan operasi (+/ -/=) yang hendak dilakukan pada sisi kiri.



Tabel 2.15 Contoh Aliran Kas Operasi



Komponen Pendapatan dari produk yang dapat dijual * Harga komoditas/unit



(-)



Royalti



(=)



Pendapatan kotor dari tambang



(-)



Ongkos operasi



(=)



Pendapatan besih dari tambang



(-)



Depresiasi dan Amortisasi



(=)



Pendapatan yang akan dikenai pajak



(-)



Pajak



(=)



Pendapatan setelah dikenai pajak



(+)



Depresiasi dan Amortisasi



17



Makalah Perencanaan Tambang



(=)



Aliran kas operasi



(-)



Ongkos modal



(-)



Modal kerja



(=)



Aliran kas bersih



Aliran kas sendiri memiliki hubungan dengan formula bunga (​interest formulas) yang bermula dari lima variabel berikut :



F = Jumlah uang di masa yang akan datang P = Jumlah uang saat ini A = Seri pembayaran untuk n kali i



= Laju bunga efektif per periode



n = Banyaknya periode bunga



Adapun formula yang digunakan yaitu sebagai berikut :



1. 2.



3.



1



(3) (4)



(1 + i)​n (1 + i)​n​ – 1



(5)



F = P * (1 + i)​n P=F*



F=A*



I 4.



A=F*



I



(6)



(1 + i)​n​ - 1 5. P = A *



(7)



(1 + i)​n​ – 1 i (1 + i)​n



6. A = P *



(8)



i (1 + i)​n (1 + i)​n​ – 1



18



Makalah Perencanaan Tambang



Permasalahan bunga dapat disederhanakan dengan menggunakan salah satu dari dua langkah berikut :



(1) Meringkas masalah Meringkas masalah dengan menetukan variabel - variabel yang diketahui terlebih dahulu, dan mendefinisikan variabel yang hendak ditanya.



(2) Menjelaskan ke dalam diagram aliran kas Dengan mengkonstruksikan masalah ke dalam diagram aliran kas, yaitu plot diagram aliran kas vs waktu, dimana pemasukan diplot vertikal keatas dan pengeluaran diplot vertikal kebawah, seperti pada gambar berikut ini :



F



+



A1



A2



A 4



A3



Aliran Kas 0



1



2



P Gambar 2.8 Diagram Garis Aliran Kas 19



3



4



Time



Makalah Perencanaan Tambang



Ongkos modal merupakan biaya investasi yang diperlukan untuk melakukan persiapan umum kegiatan penambangan hingga mencapai tahap produksi. Ongkos modal sendiri masih dibedakan menjadi dua, yaitu :



● Modal Tetap Pengeluaran yang dibutuhkan untuk mendirikan ​site, membeli peralatan, persiapan fasilitas serta berbagai pengeluaran yang terkait dengan persiapan dimulainya proyek. Contoh : Akuisisi tanah, tahapan pra produksi maupun pembangunan sarana dan prasarana tambang, studi dan izin lingkungan, bangunan dan fasilitas penambangan dan pengolahan, fasilitas penunjang, pengeluaran ketika mendesain tambang. ● Modal Kerja Pengeluaran selain modal tetap yang dibutuhkan untuk memulai operasi penambangan pada bulan awal produksi. Contoh : Inventaris (bahan mentah, suku cadang, penyediaan material yang sedang diproses, produk akhir), dll.



Selain dari ongkos modal (modal tetap dan modal kerja) dikenal juga biaya operasi (​operating costs) yaitu semua biaya yang diperlukan untuk dapat melakukan kegiatan penambangan dan / pengolahan.



20



Makalah Perencanaan Tambang



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Perencanaan tambang merupakan suatu tahap penting dalam studi kelayakan dan rencana operasi penambangan. Perencanaan suatu tambang terbuka yang modern memerlukan model komputer dari sumberdaya yang akan ditambang, baik berupa ​block model untuk tambang bijih atau kuari, maupun ​gridded seam model untuk endapan tabular seperti batubara. Ketika suatu tambang akan dibuka akan ada banyak faktor yang berperan dalam menentukan berjalan / tidaknya suatu tambang. Secara garis besar pertimbangan yang menjadi dasar rencana penambangan dibagi menjadi dua, yaitu pertimbangan ekonomis 21



Makalah Perencanaan Tambang



dan pertimbangan teknis.



Antara pertimbangan ekonomis dan pertimbangan teknik



perlu adanya keselarasan agar semua keuntungan dapat dicapai.



22