Perencanaan Tambang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERENCANAAN TAMBANG



OLEH DANIEL MAMBAYA 2001 31 007



FAKULTAS TEKNIK JRUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA MAKASSAR 2006



PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMBANG I. PENGERTIAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMBANG I. 1. Perencanaan Tambang Ditinjau dari dari segi teknik, perencanaan berarti penentuan persyaratan teknik dalam mencapai sasaran kegiatan yang sangat penting serta ururtan teknis pelaksanaannya. Oleh sebab itu perencanaan merupakan gagasan pada saat awal kegiatan untuk menetapkan apa dan mengapaharus dikerjakan, oleh siapa, kapan, dimana, dan bagaimana melaksanakannya. Perencanaan



tambang



adalah



mencakup



kegiatan-kegiatan



prospeksi,



eksplorasi,study kelayakan dan dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan, persiapan penambangan dan konstruksi prasarana/infrastukture serta sarana/facilitas penambangan, K3, pengelolaan dan pemanfaatan lingkunagan hidup. Bila industri pertambangan yang bersangkutan melakukan kegiatan terpadu maka akan



mencakup



pula



pengolahan(mineral



dressing/benefication),



Peleburan



(smelting), pemurnian (refining) dan pemasaran (marketing). Ada berbagai macam perencanaan : - Perencanaan jangka panjang adalah suatu perncanaan kegiatan yang jangka waktunya lebih dari 5 tahun secara berkesinambungan - Perencanaan jangka menengah adalah suatu perencanaan kegiatan yang jangka waktunya 1 sampai 5 tahun.



- Perencanaan jangka pendek adalah suatu perencanaan kegiatan untuk jangka waktu kurang dari setahundengan tujuan untuk kelancaran perencanaan jangka menengah dan jangka panjang. - Perencanaan alternative adalah bagaimanapun baiknya suatu perencanaan yang telah disusun, kadang-kadang karma kemudian terjadi hal-hal tak terduga ata ada perubahan kata dan imformasi ata timbul hambatan atau keadaan yasng sulit dihindari sehingga dapat menyebabkan kegagalan maka solusinya diadakan perubahan dalam perencanaan.



I. 2 Perancangan tambangtambang adalah mencakup kegiatan – kegiatan seperti pada perencanaan tambang tetapi s Adalah penentuan persyaratan spesifikasi dan criteria teknik yang rinci dan pasti untk mencapai tujan dan sasaran kegiatan serta urutan teknis pelaksanaaanya. Rancangan emua data dan imformasi sdah rinci. Ada 2 tingkat rancangan : - Rancangan konsep ( conceptual design ) adalah suat rancangan awal/titik tolak rancangan yang dibuat atas dasar analisis dan perhitungan secara garis besar, dipandan dari beberapa segi yang terpenting kemudian dikembangkan agar sesuai dengan keadaan nyata di lapangan. - Rancangan rekayasa ( rekacipta/engineering design ) adalah suatu rancangan lanjutan dari rancangan konsep yang disusun dengan rinci dan lengkap berdasarkan data dan imformasi hasil penelitian laboratorium serata



literature yang dilengkapi dengan hasil pemeriksaan data lapangan. Rancangan konsep pada umumnya digunakan untuk perhitungan teknis dan penentuan urutan kegiatan sampai tahap study kelayakan/feasibility study. Sedangakan rancangan rekayasa dipakai sebagai dasar acuan atau pegangan dari pelaksanaan kegiatan sebenarnya di lapanagan yang meliputi rancangan batas akhir penambangan dan tahapan penambangan ( mining stages )



II. TAHAPAN PERENCANAAN TAMBANG Tujan utama perencanaan tambang adalah mendapatkan suatu rencana penambangan



yang



optimum



yang



dapat



memaksimumkan



produksi



dan



meminimumkan biaya. Pengertian teknis : - Perhitungan metalurgi Data mentah dari lubang bor, percontoh lain atau data kadar dari tes metalurgi diolah lewat computer dalam bentuk perhitungan seperti analisiss sreen ″ Metelurgicall balance ″ dan rangkum membentuk hole data ( untuk bedded deposit ) dan blok data ( untuk massive deposite ) - Perhitngan cadangan bijih Untuk setiap blok atau lubang di dalam badan bijih mak kuantitas dan kualitasnya harus dihitung baik dengan metode polygon, triangular, statistic,irisan



penampang



atau



metode



daerah



pengaruh.Dengan



menggunakan koefisien perolehan produksi data yang dihasilkan dapat



diperkirakan.



Jenis



–jenis



imformasi



berikut



dapat



dihitung



dan



rirangkumkan pada setiap blok yaitu : a. Tonase waste, bijih dan produkta. b. Kadar waste, bijih dan produkta. c. Ketebalan, elevasi densitas dan sifat fisik lainnya. d. Yardage ratio dan concentration ratio - Economic pit limit Dengan menggunakan imformasi yang dikembangkan dari program cadangan bijih dan batasan-batasan ekonomi serta fisis, maka economic pit limit sekarang dan mendatang dapat dihitung. Tujuan mendefenisikan pit limit yaitu menghasilkan produk pada biaya minimum. Metode yang umum dipakai adalah menilai setiap blok atau lubang secara berurutan terhadap batasan-batasan nisbah dan biaya sampai suatu garis pit limit dapat ditentukan. - Rencana produksi Rencana produksi tambang yang sebenarnya disimulasikan untuk setiap unit produksi Urutan penggalian, kapasitas pabrik, dan batasan-batasan peralatan ( misalnya laju penggalian, factor-faktor operasi dan sebaginya ) dihitng dengan menggunakan computer. Untuk setiap blok dan interval waktu mak imformasi seperti tonase, kadar dan nisbah yang lain dihitung dan dirangkmkan. - Pencampuran ( Blending )



Untuk setiap unit produksi, maka laju produksi, kadar dan besaran-besaran lain harus dibandingkan dengan persyaratan pabrik dan pasar. Pencam,puran ini dapat disimulasikan dengan program linear. Jika pencampuran optimum atau produksi yang diperlukan tidak dapat tercapai, maka penjadwalan produksi, perencanaan tambang dan pencampuran harus diubah sampai rencana yang dapat diterima tercapai. - Ongkos penambangan Sekali rencana produksi telah dihasilkan maka ongkos penambangan dan pengolahan bijih dapat dihitung. Kebanyakan perusahaan telah memiliki standar yang menetapkan berapa banyak pekerja, tenaga perawatan dan overhead cost yang diperlukan untuk memindahkan satu yard lapisan penutup badan bijih.



Gambar II.a. Kedudukan kegiatan penambangan dalam jalur proses industri Tambang. INDUSTRI TAMBANG



PENYELIDIKAN GEOLOGI



PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGAWASAN PENILAIAN



KEGIATAN EKSPLORASI



KEGIATAN PENAMBANGAN



BIJIH



PENINGKATAN KADAR



KONSENTRAT PENGOLAHAN METAL



PEMASARAN



PENELITIAN LAPANGAN



Catan : Peningkatan kadar masih dapat dimasukkan dalam kegiatan penambangan bila hal tersebut dilakukan di dalam daerah tambang dan kadar yang dicapai masih dibawah kadar yang ditetapkan untuk pengolahan atau pasar, jadi proses yang dilakukan lebih mendekati pada proses pencucian bijih saja.



III. PERTIMBANGAN DASAR PERENCANAAN TAMBANG Terdapat 3 ( tiga ) pertimbangan dasar yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu tambang terbuka ( Soderberg & Rausch 1968, Atkinson 1983 ) yaitu : i.



Pertimbangan Ekonomis Kadar bijih tonase, bijih " break srtipping ratio ", cut off grade, ongkos operasi biaya investasi, keuntungan/frofit yang diharapkan dan kondisi pasar.



ii.



Pertimbangan Teknis Meliputi kemiringan kemiringan



iii.



pit ( pit slope ), tinggi jenjang, ultimate pit limit, jalan , peralatan yang digunakan.



Pertimbangan Geologis Kondisi geologi, tipe bijih, kondisi hidrologi, topografi dan karasteristik metalurgi. Barangkali pertimbangan yang paling mendasar dari semuanya adalah penentuan



pit limit. Mathiesen (1982 ) juga menekankan pentingnya mengembangkan suatu tahapan penambangan yang optimal dan penjadwalan produksi yang tepat selama umur tambang. Alasannya bahwa cash flow yang didapatkan pada 5-10 tahun



penambangan akan beresiko lebih besar dibanding keuntungan ekonomis hasil pit limit yang diramalkan tahun kemudian.



III. i. Pertimbangan Ekonomis a. Cut Off Grade ( Kadar Batas ) Kadar batas merupakan parameter paling peka yang berpengaruh terhadap cash flow tambang . Perubahan dalam kadara batas, kadar rata-rata dan tonase bijih akan berpengaruh terhadap parameter lain seperti modal, replacement cost, perollehan tambang, umur tambang, dan ongkos operasi. Keputusan apakah suatu blok material akan ditambang kemudian diolah , ditambang lalu ditimbun ( stockpiled ), atau digali ( untuk menyingkap bijihnya ) kemudian dibuang atau tidak ditambang sama sekali, didasarkan pada penetapan kadar batasanya. Pengertian kadar batas Ada 2 ( dua ) pengertian tentang kadar batas yaitu : - Kadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan kauntungan apabila ditambang. - Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan tersenbut ditambang. Kadar batas inilah yang menentukan batas-batas atau besarnya cadangan, serta menentukan perlu tidaknya dilakukan pencampuran (mixing/blending)



Kadar suatu blok yang dapat mengembalikan ongkos penambangan, pengolahan dan pemasaran ( tanpa ongkos pengupasan tanah ) disebut break even mining cut off grade. Pengertian kadar batas kedua diperuntukkan bagi suatu blok material yang kadarnya di bawah mining cut off grade dan tidak akan ditambang atau ditambang sebagai buangan ( waste ). Ongkos penambangan blok ini ditutup oleh blok bijih dibawahya. Blok ini akan diolah jika nilainya dapat menutupi ongkos pengolahan dan pemasarannya saja. Karna blok tersebut tidak dapat menanggung ongkos penambangannya maka mining cut off grade selalu lebih rendah dari mining cut off grade.



b. Stripping Ratio ( Nisbah Pengupasan ) Nisbah pengupasan adalah perbandingan antara tonase waste yang harus dipindahkan terhadap satu ton bijih yang ditambang . Pada tambang bijih nisbah ini biasanya dinyatakan dalam ton waste/ton ore. Sedangkan pada tambang batu bara sering dipakai m3 waste/ton batu bara. Ton waste SR



= Ton ore



Menurut Jennings dan Black, ada 2 ( dua ) nisbah pengupasan yang harus dibedakan - Overall stripping ratio, R R menyatakan berapa volume waste yang harus dipindahkan untuk menyingkapkan satu volum unit bijih. Dengan :



V.waste x V.bijih R = V.bijih



- Instantaneous Stripping Ratio, R R menyatakan berapa volum waste tambahan yang harus ditambahkan untuk menyingkapkan satu volum unit bijih Jika diasumsikan seluruh kadar bijih kadarnya sama maka dapat dinyatakan : P ac = r. v. F – a – b - c



Dimana :



Pac



= keuntungan per volum unit bijih



r



= pendapatan dari mineral yang terkandung



v



= kadar bijih



a



= ongkos pengupasan per volum unit waste ( meliputi penggalian, pengangkutan, penimbunan )



b unit



= ongkos penambangan dan pengangkutan per volum bijih



c



= ongkos pengolahan per volum uint bijih dan ongkos penjualan atas mineral yang dikandungnya.



F



= Persentase kandungan mineral berharga yang dapat diekstraksi.



c. Break Even Stripping Ratio Untuk menganalisa kemingkinan system penambangan yang digunakan, apakah tambang terbuka atau dalam maka digunakan konsep break even stripping ratio (BESR ) - BESR(1) ( Overall Stripping Ratio ) Yaitu perbandingan antara biaya penambangan bawah tanah dengan penambangan terbuka



Underground mining cost /ton ore – Open pit mining cost/ton ore BESR = Open pit stripping cost/ton waste



- BESR(2) (Economic Stripping Ratio ) Artinya berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh bila endapan bijih itu ditambang terbuka



Recoverable value/ton ore – Production cost/ton ore BESR = Striping cost/ton waste



- BESR(3) Biasanya keuntungan minimum dimasukkan dalam pertimbangan BESR sebagai berikut : E–(F+H) BESR(3)



= G



Dimana : E = pendapatan/ton bijih F = ongkos produksi/ton bijih H = keuntungan minimum/ton bijih yang diharapkan G = ongkos pengupasan/ton waste



Contoh perhitungan break even stripping ratio (BESR) Kadar bijih,% Cu



0,80



0,70



0,60



Smelter recovery,%



81,80



83,02



85,80



Recovery Cu/ton ore,lb



14,10



12,20



10,30



ONGKOS PRODUKSI



TIAP TON BIJIH



Penambangan



$ 0,45



$ 0,45



$ 0,45



Miling,Dpr, & Gen.cost



$ 1,25



$ 1,25



$ 1,25



Treatement



$ 0,85



$ 0,76



$ 0,65



Ongkos produksi total



$ 2,55



$ 2,46



$ 2,35



ONGKOS PENGUPASAN Ongkos pengupasan/ton wst $ 0,40



$ 0,40



$ 0,40



$ 3,53



$ 3,05



$ 2,58



2,5 : 1



1,5 : 1



0,6 : 1



$ 4,23



$ 4,23



$ 3,09



4,2 : 1



3,0 : 1



1,8 : 1



$ 4,94



$ 4,27



$ 3,61



6,0 : 1



4,5 : 1



3,2 : 1



RECOVERY VALUE Harga jual per ton bijih 1. untuk $ 0,25/lb Cu BESR 2. untuk $ 0,30/lb Cu BESR 3. untuk $ 0,36/lb cu BESR



Grafik BESR 6,1 5,1 4,1 3,1 2,1 1,1 0 0,1



0,2



0,3



0,4



0,5



0,6



0,7



0,8



Kadar bijih , % Cu $ 0,25/lb Cu



$ 0,33/lb Cu



$ 0,35/lb Cu



III. 2 Pertimbangan Teknis A. Dimensi jenjang Dimensi jenjang sangat dipengaruhi oleh penentuan " ultimate pit slope" nya. Penentuan dimensi jenjang ( lebar, panjang dan tinggi jenjang ) harus mempertimbangkan :  ukuran peralatan ( alat angkut, alat muat,dan alat bor )  kemantapan lereng  geometri peledakan



(i) . Lebar jenjang ( W ) Persamaan yang diturunkan oleh US Army engineers, dengan asumsi bahwa lebar minimum jenjang produksi setidak-tidaknya sama dengan penjumlahan lebar alat-alat yang digunakan , padahal tidak selamanya peralatan tambang tersebut dipakai secara bersama-sama. Wmin



= Wt + Ls + G + Wb



Dimana : Wmin = lebar jenjang produksi minimum Wt = lebar alat angkut Ls = lebar alat muat tanpa boom G



= floor cutting radius ( Jangkauan boom saat berada padalantai dasarnya



Wb = runtuhan hasil peledakan



(ii).Panjang jenjang (Lb ) Ditentukan berdasarkan sasaran produksi yang diinginkan  untuk tambang terbuka tanpa peledakan Panjang ditentukan oleh kemampuan alat gali untuk memenuhi target produksi/per hari



V



= Lb x W x H V



Lb = W. H Dimana



Lb = Panjang jenjang V = Pruduksi alat gali/per hari W = Lebar jenjang H = Tinggi alat gali



 Untuk tambang terbuka dengan peledakan



V Lb = (N – 1 ) S = r . B. H. m dimana :



N = jumlah lubang tembak tiap baris ( row ) asumsi 1 row r = jumlah baris m = berapa kali dilakukan peledakan/per hari B = burden H = jumlah lubang bor



(iii).Tinggi Jenjang Tinggi jenjang adalah jarak tegak antara masing-masing level dari pit. Tinggi jenjang berkisar 15 m untuk tambang tembaga dan 1 m pada tambang uranium. Tinggi jenjang dipengaruhi oleh daya jangkau. Terdapapat pengertian tinggi jenjang :



 Tinggi jenjang maksimum ( Hmax ) Yaitu tinggi maksimum yang dapat yang dapat dijangkau dipper alat muat Hmax = 1,2 Cd + 30 ( feet )  Tinggi jenjang optimum ( Hoptimum ) Yaitu tinggi yang bisa dicapai dipper dimana pada saat itu dipper bias penuh Hoptimum = 1,8 Cd + 18 ( feet ) * Menurut Pfleider " Surface Mining " H = Lm x SFx (meter ) Dimana: H



= tinggi jenjang ( meter )



Lm



= maximum cutting height dari alat muat



SF



= swell factor



x



= 1/3 untuk corner cut dan x = 0,50 untuk box cut



* Menurut Young " Elements off Mining" Tinggi jenjang untuk : - untuk tambang bijih besi antara 20 – 40 feet - untuk tambang bijih tembaga antara 30 -70 feet - untuk limestone dapat sampai 200 feet



B. Kemiringan Lereng ( Pit Slope ) Kemiringan dinding lereng akan mempengaruhi ukuran dan bentuk pit. Pit slope akan membantu menentukan berapa jumlah waste yang harus dipindahkan.



Kemiringan lereng tidak harus sama namun kemiringan lokalnya harus dikaji secara detail berdasarkan perubahan jenis batuan, lokasi per sector, ketinggian dan orientasi pit. Penentuan kemiringan memperhatikan sejauh mungkin :  kondisi dinding pit tetap stabil  dinding pit securam mungkin, namun harus masih dalam batas-batas keselamatan kerja  dapat menentukan sudut antara jalan dengan dinding pit * Menurut Popov, the working of mineral deposite Kemiringan jenjang tergantung dari kandungan air pada material. Material yang masih kering biasanya memungkinkan kemiringan jenjang yang lebih besar. Umumnya tinggi jenjang berkisar antara 12 – 15 meter dengan kemiringan : - untuk batuan beku 70o – 60o - untuk batuan sedimen 50o – 60o - untuk ledga dan pasir kering 40o – 50o - untuk batuan yang argillaceous 35o – 45o



C. Jalan Angkut a jenis-jenis jalan angkut Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang jalan angkut haruslah menjamin : - ongkos pengangkutan bijih dan wastenya minimum - kemacetan arus pengangkutan minimum,tetap aman dan selalu siap melayani



operasi - menghindari daerah-daerah yang kemantapanlerengnya rendah - jalan angkut dapat terus dipakai selama umur tambang. Jenis tipe jalan angkat tergantung dari metode diterapkan.



(i} Pada ’’strip mine’’ ’’Strip Mine umumnya digunakan untuk endapan batubara yang kemiringan (dip ) endapannya besar ( curam ), lapisan batubaranya tebal, serta lapisan tanah penutupnya juga tebal.



Pada Srtip Mine dicirikan oleh adanya persimpangan jalan berbentuk “I “ yang merupakan perpotongan jalan angkut (acces ramps) dengan area yang dikupas.



(ii) Open Pit Open pit diterapkan untuk menambang endapan bijih, dimana arah penggalian / penambangan dilakukan dari permukaan relative mendatar menuju ke arah bawah dimana endapan bijih tersebut berada Jalan masuk yang biasa diterapkan adalah bentuk spiral ( searah atau berlawanan dengan jarum jam ) serta bentuk zig-zag. Faktor-faktor yang mendasari pemilihan tata letak ini adalah : - jalan angkut diletekkan secara permanen rapat pada sisi pit ( misal pada "foot wall " ( cebakan mendatar )



- pada open pit yang besar, maka jika dugunakan pola spiral maka jarak angkutnya mungkin terlalu besar - daerah dengan kemantapan lereng berbahaya, sebaiknya dihindari, tetapi tentunya akan menghilangkan pola spiral Kemiringan pit mungkin akan terlalu curam untuk menyediakan lapisan yang sesuai bentukpola zig – zag tanpa meningkatkan stripping ratio.



(b) Geometri jalan Angkut



(i) Jumlah Jalur Angkutan(Lines) Jalan angkut di open pit biasanya dirancang satu jaluir satu arah dua jalur atau dua arah karena pertimbangan kepadatan tidak boleh padat serta masalah ruang yang terbatas. Jumlah jalur untuk angkutan satu arah dapat ditentukan dari rumus berikut: Tds n= 1000



Dimana : n = jumlah angkutan satu arah v = kecepatan kendaraan ( km/jam ) T= kepadatan lalu lintas (jumlah kendaraan /jam ) Ds= jarak aman antar truk



(ii) Jarak aman antar Truk Jarak aman antar Truk tergantung pada waktu reaksi supir ( biasanya 2 detik ) gradiennya teratur maka lebar minimum diikhtisarkan dari Tabel IV



TABEL IV LEBAR JALAN ANGKUT MINIMUM JUMLAH JALUR 1 2 3 4



X LEBAR KENDARAN MAKSIMUM 2 3,5 5 6,5



D. Super Elevasi Super Elevasi dapat pula ditentukan dari persamaan S2 e=



67 R



Dimana e = Super Elevasi ( mm/m) S = kecepatan kendaraan ( km/jam ) R= Jari- jari belokan dalam ( m) E. Gradien Kemiringan jalan maksimum hendaknya dijaga antara 6o- 8,5o. Namun untuk kepentingan keselamatan dan penirisan tambang, kemiringan jalan yang terlalu curam



diperkenankan hanya sepanjang 50 m saja. Jika kemiringannya tajam sampai sepanjang 500 – 600 m,lmaka gradient maksimumnya 2o.



III.3. Pertimbangan geologis Keadaan endapan bijih Hal- hal yang perlu diketahui tentang keadaan bijih, diantaranya :  Tipe bijih,apakah bentuknya massive,lensa, vein, serta proses pembentukan mineralisasinya  Kadar penyebarannya, apakah homogen atau tersebar, data ini diperoleh dari eksplorasi yang teliti.  Ukuran, bentuk dan posisi endapan bijih.  Sifat – sifat fisiknya, meliputi BJ, kekerasan, porositas dan sebagainya



IV. SISTEM PENIRISAN TAMBANG



a) Sistem Penirisan Langsung Yaitu upaya pengeringan yang dilakukan setelah air masuk kedalam tambang dengan cara pemompaan.cara konvensional ini hanya dapat dilakukan jika permebelitas tanah baik. i. Cara Open Sump



Semua genangan air yang ada di jenjang dialirkan ke parit – parit ke jenjang terbawah dan ditampung pada sumuran (sump).kemudian genangan tersebut dipompa untuk selanjutnya dibuang. Pemompaan biasa dilakukan dengan 3 cara: - Pompa- pompa dipasang seri dengan maksud untuk memperbesar pressure head. - Pompa- pompa dipasang parallel dengan tujuan untuk memperbesar debit. - Kombinasi seri – parallel. Jadi semua air yang tertampung pada open Sump dipompa keluar sehingga muka air tanah bias turun sesuai dengan permukaan air open sump.



ii. Cara Adit atau Tunnel Cara penirisan ini hanya bias diterapkan untuk tambang yang terletak di daerah pegunungan / perbukitan. Air yang masuk ke dalam tambang dikeluarkan dengan cara mengalirkan air dari dasar tambang keluar tambang melalui terowongan ( tunnel / adit).



b. Sistem Penirisan Tak Langsung Yaitu sistem penirisan dengan cara mencegah masuknya air kedalam tambang ( preventive drainage ) artinya dengan cara membuat beberapa lubang bor di bagian luar daerah penambangan atau jenjang kemudian dari lubang – lubang bor tersebut air dipompa keluar tambang.



i.Cara Siemesn Methods



Ialah suatu cara pengeringan dimana pada tiap- tiap jenjang dipasang satu seri lubang bor diameter 6 – 8 inch dengan kedalaman 1-2kalitinggi jenjang. Kedalam lubang bor ini dimasukkan pipa diametr 8 inch yang ujung bawahnya dilubangi agar air tanah bias masuk ke dalam pipa.Kedalam pipa 8 inch tersebut dimasukkan pipa dengan diameter lebih kecil ( 1-2 inch ). Pipa kecil ini dihubungkan dengan pompa untuk memompa air yang masuk ke dalam pipa 8 inch keatas permukaan beberapa imeter dari toe.Cara ini hanya cocok untuk lapisan yang permeabilitas air tanahnya tinggi.



ii.Cara SmallPipe With Vacuum Pump Metode ini diterapkan pada lapisan yang permeabilitas air tanahnya rendah. Merupakan cara pengeringan dimana tiap- tiap jenjang terdapat satu seri lubang bor diameter 6- 8 inch. Pada lubang ini tidak diberi casing. Kedalam lubang bor tersebut dimasukkan pipa diameter 2 inch dan pipa 2 inch diberi sand filter. Pada pipa 2 inch air disaring dengan ukuran lubang – 2mm ( meskipun sebelumnya telah disaring oleh sand filter). Pda lubang – lubang perforasi juga diselubungi plat baja yang juga berlubang. Sand filter digunakan bila derah tersebut mengandung lempung atau humus. Pompa bekerja pada waktu air banyak, sedangf pada waktu kering pompa tidak bekerja.



iii. Deep Well Pump System (Submercible Pump)



Sistem ini terutama diterapkan untuk tambang dengan - Jenjang yang berukuran tinggi -Permeabelitas materialnya rendah ( misalnya batuan beku, tanah berbutir halus . Disebut Submercible Pump karena pompa dipasangkan di bagian bawah pipa di dalam lubang bor dan tercelup air. Dasar kerja pompa ini dengan arus listrik.jika pompa tercelup air maka pompa akan bekerja dan sebaliknya. Panjang pompa ini bias 60 cm atau 10 cm. Diameter lubang bor minimal 6,5 inch. Ke dalamlubang bor ini diberi casing diameter 6 inch yang berperforasi. Ke dalam casing kemudian dimasukkan pipa yang dilengkapi pompa pada bagian bawahnya. Daya tekan pompa untuk menahan air dari bawah ke atas tergantung dari PK nya.Deep Well 0,5 PK mampu pada kedalaman 50 m,artinya bias menekan air dari bawah sampai ke permukaan tanah setinggi 50 m.



Iv. Electro Osmosis Sistem Cara ini dipakai di tempat – tempat yang permeabilitasnya kecil. Cara ini mampu memompa air tanah dengan hasil lebih banyak dari semua cara di atas Pada lubang bor 6 inch dimasukkan casing pipa yang satu berperforasi dan yang lain tidak. Pada lubang bor dengan casing tak berperforasi dipasang anoda elektrolisa ( muatan + ). Kemudian pada lubang bercasing perforasi dipasang katoda ( muatan - ). Kemudian dalam pipa diameter < 6 inch yang berperforasi dimasukkan pipa diameter 1 – 2 inch yang dihubungkan untuk memompa keluar air yanmg masuk ke dalampipa 6 inch yang berfungsi sebagai katoda.



ESTIMASI CADANGAN MINERAL Beberapa factor yang harus diketahui dalam melakukan EstimasiCadangan Mineral adalah : - Jenis endapan mineral - Eksplorasi mineral - Konsepperhitungan cadangan - Metode perhitungan cadangan



Klasifikasi Cadangan 1. Pengertian sumberdaya dan cadangan a. Sumberdaya ( Resource )adalah longgokan alamiah dari zat padat, zat cair atau gas yang terdapat di alam, mengandung satu atau lebih komoditas, diharapkan diperoleh nyata danbernilai ekonomis. b. Cadangan ( Reserves ) adalah bagian dari sumberdaya teridentifikasi dari komoditas mineral ekonomi dapat diperoleh dan tidak bertentangan dengan ketentuan



hokum dan kebijaksanaan pada saat itu atau



volume cebakan bahan galian yang



mempunyainilai



ekonomis,setelah dihitung berdasarkan metode tertentu



2. Ore reserves ( cadangan bijih )



Ore reserves adalah jumlah cebajkan bijih yang mempunyai nilai ekonomis untukditambang. Sedangkan untukmembedakan antara jumlah cadangan yang terhitung dari hasil kegiatan eksplorasi dengan cadangan yang layak tambang, maka perlu



diketahui dahulu mineable reserves.



 Mineable reserves adalah bagian cadangan bahan galian yanglayak tambang dengan teknologi penambangan pada saat ini.  Recoverable ore adalah bagian badan bijih yang dapat diperoleh dengan system penambangan tertentu.  Marketable dalah bagian badan bijih yang dapat diperoleh dengan system penambangan berdasarkan permintaan pasar.  Perhitungan cadangan pada ore reserves sama dengan metode perhitungan cadangan yang digunakan pada ore resource, tetapi cadangan yang dihitung pada metode ini hanya cadangan yang layak tambang. Klasifikasi cadangan di berbagai Negara berbeda –beda .Tetapi yang dikenal secara luas adalah 1. Klasifikasi cadangan di Inggris ( Institution of Mining & Metalurgi, London 1902 ) meliputi a. cadangan terukur ( proved ) b. cadangan boleh jadi ( probable ) c. cadangan terduga ( possible ) 2. Klasifikasi cadangan di Rusia Berdasarkan prosentase kesalahan yang diijinkan



Untuk kategori A



= 15 – 20 %



B



= 20 – 30 %



C–1



= 30 – 60 %



C–2



= 60 – 90 %



3. Klasifikasi cadangan di Amerika a. Bijih terukur ( measured ore ) Tonase dihitung berdasarkan dimensi singkapan, parit, penelitian danlubang bor. Kadar dihitung berdasarkan pengambilan conto secara detail. Kondisi geologi juga diperhitungkan ( struktur, ukuran, bentuk dari mineral ) kesalahan yang diperbolehkan tidak lebih dari 20% b. Bijih terindikasi ( indicated ore ) Tonase dan kadar dihitung sebagian berdasarkan pengukuran secara spesifik, pengambilan conto dan data produksi, lainnya dengan jarak proyeksi dan geologi. c. Bijih tereka ( inferred ) Tonase dan kadar dihitung berdasarkan perkiraan dan pengetahuan tentang karasteristik geologi secara umum,sebagian kecil dari pengambilan conto/hasil pengukuran. 4.Klasifikasi cadangan Mc Kelvey ( 1973 ) Indonesia menerapakan klasifikasi cadangan Mc Kelvey karna dianggap paling detail pertimbangan geologi dan ekonomi wawasannya luas tentang klasifikasi cadangan. Dasar klasifikasi cadangan yang diusulkan oleh Mc Kelvey ini adalah



a. Kenaikan tingkat kenaikan geologi b. Kenaikan tingkat kelaksanaan ekonomi. Klasifikasi endapan bahan galian dan analisis data lapangan Salah satu persoalan utama dalam pembahasan metode estimasi cadangan adalah, bahwa endapan bahan galian harus dipertimbangkan sebagai suatu gambaran cadangan yang utuh. Dalam hal ini factor penting dalam menggambarkan suatu endapan bahan galian adalah bagaimana pengelompokannya atau pengklasifikasiannya yang didasarkan atas: 1. keadaan geologi 2. bentuk geometri ( kecenderungan geometri, tonase,dilution ) 3. besarnya cut off grade 4. batas endapan 5. system penambangannya. Pengambilan conto pada suatu kegiatan eksplorasi memerlukan pola. Pola ini sangat berpengaruh terhadap keadaan mineralisasi suatu endapan. Pola umum yang sering digunakan adalah bujur sangkar, empat persegi panjang, segitiga dan bentuk sembarang. Secara umum pola dasar eksplorasi adalah bekerja dari yang sudah diketahui ( known area ) menuju lokasi yang belum diketahui ( unknown area ).



Besaran yang menyatakan variabilitas endapan secara kuantitatif dapat dinyatakan koefisieen variasi ( coefficient of variation, CV )



Simpangan baku (standar deviation )



S



CV =



= Harga rata – rata



X



Eksplorasi Mineral  Pada dasarnya eksplorasi dilakukan apabila ada kebutuhan mineral tertentu, atau ada prospek kebutuhan dimasa datang.  Eksplorasi dilakukan untuk dapat menentukan jumlah, kualitas, dan kondisi keteknikan dari suatu endapan mineral.  Eksplorasi mineral biasanya merupakan pekerjaan lanjutan dari suatu urutan penyelidikan mineral sebagai berikut : 1) Study Pendahuluan 2) Survey Tinjau 3) Prospeksi Umum 4) Eksplorasi Pendahuluan Setiap tahap dievaluasi berdasarkan hasil yang diperoleh, kemudian diputuskan apakah program eksplorasi yang lebih detail perlu dilakukan. Ketelitian data yang dihasilkan dari suatu program eksplorasi akan menentukan tingkat cadangan yang diperoleh ( resource dan reserves )



Ketelitian data yang dihasilkan dari suatu program eksplorasi juga akan menentukan tingkat perencanaan tambang yang dapat dilakukan : 



Conceptual







Feasibility







Detail







Operating



Hubungan antara tingkat eksplorasi dengan tingkat cadangan mineral



EKSPLORASI



Untuk mendapatkan



Study pendahuluan



klasifikasi menurut tingkat



Survey tinjau Prospeksi umum Eksplorasi pendahuluan Eksplorasi detail



CADANGAN MINERAL



kepercayaan/ketelitian kaitannya



1. Mc. Kelvey 2. USGS



Konsep Perhitungan Cadangan Mineral



Perhitungan cadangan mineral ditujukan untuk : - Menentukan apakah endapan mineral tersebut cukup ekonomis atau tidak ( global rerserve estimation ) - Menentukan kuantitas dan kualitas cadangan mineral sebagi dasar perencanaan tambang. Konsep perhitungan cadangan merupakan suatu factor yang paling penting dalamsuatu proses perhitungan cadangan, sehingga konsep tersebut harus jelas dan dimengerti dengan baik sebelum melakukan perhitungan itu sendiri Beberapa konsep yang pernah dipikirkan oleh para ahli tentang cadangan mineral : 



Earth crust concept







Geological concept







Economic concept







Mining economic concept







Mineral deposit concept Tiga konsep terakhir sudah memperhitungkan cut off grade di dalam evaluasi



suatu cadangan



Complexity dari endapan mineral



Complexity ini menyangkut geometrid an kadar dari suatu endapan mineral . Biasanya kuantitasnya lebih mudah dihitung sedangkan kualiatas lebih sering kompleks. Di dalam suatu perhitungan cadangan mineral ada jenis – jenis endapan mineral yang mempunyai resiko kesalahn tinggi dan ada pula jenis endapan yang mempunyai resiko kesalahan rendah 1. Jenis endapan vein terbentuk setelah pembentukan batuan samping,mineral terdapat dalambentuk " spot " tersebar tidak merata, tidak memperlihatkan tendency geometric,sulit dievaluasi, ( memiliki resiko tinggi ) cadangan biasanya berskala kecil. 2. Jenis endapan strataform, terbentuk bersamaan (contemporaneous ) dengan pembentukan batuan samping, areal uniformity dan lateral precisistence lebih luas, lebih mudah dievaluasi, cadangan biasanya berskala besar. 3. Jenis endapan massive/disseminated/phorfiri, terbentuk bersamaan dengan pembentukan batuan pembawa mineral, penyebaran kadar komplek, kadar sulit dievaluasi ( resiko tinggi ) cadangan biasnya berskala besar. Jenis – jenis endapan lain seperti cadanagan surficial, evaporate dan batu bara,karna geometrid an kadarnya kurang komplek mempunyai resiko kesalahan lebih kecil dalam perhitungan cadangannya.Endapan elluvial/streaamchannel sering memperlihatkan geometri penyebaran mineral mineral yang komplek sehingga sulit dievaluasi.



SIMPLE GRADE



COMPLEX GDADE



Stataform, Cu, Lateritic, Ni, Fe, Bauksit, Coal, evaporate Phorfiri Cu Simple Geometri sand. Kebanyakan endapan logam Endapan







endapan



Complex Grade dasar



mineral berupa vein



METODE – METONE PERHITUNGAN CADANGAN Metode pergitungan cadangan harus disesuasikan dengan jenis dan complexity dari cadangan yang bersdangktan. Compllexity daru suatu endapan mineral tercermin dari coefisien of variation (CV ), histogram dan kurva probabilitas dari ketbalan dan kadar endapan tersebut. Makain rapat spasi dari data atau sam,ple yang diperoleh makin kurang penting perhitungan cadangan yang akan dipkai. Sebalaiknya makin jarang titik – titik imformkasi,maka pemilihan metode perhitungan cadangan ya ng telpat manjadi makin penting. Metode – metode yang digunakan dalam penentuan cadangan adalag : -



Daerah pengaruh ( Area of Influence )



Pengaruh ke dalam ( include area )



Pengaruh ke luiar ( exclude area ) Pengaru ke dalam 100



100



50 100



50



A



B



50



50



50



50



100 D



50



50



100



luas daearah pengaruh = 50 x 50 m = 2500 m volume pengaruh = luas daerah pengaruh x tebal bijih



C



100



100



100



= Axt Tonase = Volume X density =Vx 



Pengaruh ke luar 50



100 50



50



50



100



A



B



100



100



100



100



D



100



50



Luas = p x L Volume =Luas x tebal Tonese = Volume x Density



100



C



50



50



50



-



Triengular ( tiga TItik )



a



b



c



d



Luas segitiga ABC = D AB x D BC 2 Luas segitiga ACD = D ADx D DC 2 Luas segitiga BEC = D BE x D EC 2 Luas segitiga ECF = D EFx D FC 2 Volume ABC = L ABC ( Tebal A + T ebal B + Tebal C ) 3 Volume ACD = L ACD ( Tebal A + T ebal D + Tebal C )



3



e



f



Volume BEC = L BEC ( Tebal B + T ebal E + Tebal C )



3 Volume ECF = L ECF( Tebal E + T ebal C + Tebal F )



3 Luas total = V ABC + V ACD + V BEC + ECF



3



-



Poligon



G



B



F



A C



E



Segitiga ABC



Sisi = AB + BC + CA



2 L ABC = S ( S  AB )( S  BC )(CA)



Volume = Luas x Tebal Luas total = V ABC + V ACD+ V ADE + V AEF + V AFG + VAGB 2 DASAR PERENCANAAN PENAMBANGAN



Perencanaan suatu kegiatan kerja disusun setelah melalui proses pengambilan keputusan



yang



menetapkan



apakah



kegiatan



kerja



tersebut



layak



dan



menguntungkan untuk dilaksanakan. Pengambilan keputusan didasarkan pada proses studi kelayakan, usulan proyek dan penaksiran usulan proyek. Proses-proses ini merupakan tahap pertama perencanaan penambangan.



5.1



Tujuan Sebelum studi kelayakan dilakukan perlu terlebih dahulu ditentukan tujuan sebagai arah penyusunan studi kelayakan. Tujuan kegiatan penabangan dapat dilakukan berdasarkan tingkat hasil tambang yang akan dihasilkan, antara lain : 1.



bijih langsung dari tambang dengan kadar dan ukuran tertentu.



2.



bijih setelah mengalami proses peningkatan kadar (konsentrat).



3.



dalam bentuk metal. Pemilihan bentuk hasil tambang sebagai tujuan ditentukan antara lain



berdasarkan analisa : 1.



endapan. a.



jenis bijih.



b.



Kadar, jumlah endapan.



c.



Bentuk endapan



d.



Letak endapan



2.



3.



5.2



ekonomi. a.



Harga pasar dan nilai endapan



b.



Biaya produksi



teknologi. a.



perkembangan teknologi penambangan dan pengolahan



b.



kemajuan teknik peralatan.



Studi Kelayakan Ditinjau dari sifatnya, studi kelayakan dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu : 1.



bersifat komersial.



2.



bersifat tidak komersil seperti studi mengenai jalan raya, waduk dan studi proyek pemerintah. Pada dasarnya studi kelayakan adalah uraian penilaian suatu gagasan yang berupa pengamatan, penelitian dan perhitungan dengan meninjau semua masalah yang berkaitan guna mengambil keputusan, yaitu melaksanakan secara menguntungkan menurut perbandingan biaya-hasil dengan persyaratan, system kerja dan waktu yang telah ditentukan, atau membatalkan gagasan tersebut. Studi kelayakan harus ditunjang oleh system informasi yang tepat dan terpercaya.



Studi kelayakan harus mencakup tujuan, perkiraan dan perhitungan antara lain mengenai segi ekonomi, teknik, pengelolaan, organisasi, modal, hukum dan sosial. Studi kelayakan diperkukan jika ada gagasan untuk : 1. penanaman modal dalam suatu kegiatan kerja yang sifatnya prasarana atau yang menghasilkan pendapatan. 2. menamkan modal dalam kegioatan kerja yang baru akan dimulai, yang ditujuakan untuk dengan sengaja memperoleh keuntungan. 3. merubah dan memperbaiki cara kerja dalam segi kegiatan tertentu dalam organisasi yang sedang berjalan, agar mencapai tingkat daya guna yang lebih tinggi. Studi kelayakan merupakan salah satu pedoman dan alat mendidik dalam perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih rasional dan berhasil guna sebagai mana dikehendaki dalam system usaha. Studi kelayakan juga merupakan bahan pertimbangan dalam memeriksa, menganalisa dan menilai suatu kegiatan kerja. 5.2.1



studi kelayakan ekonomi pada umumnya studi kelayakan ekonomi terdiri dari tinjauan secara ekonomi, antara lain dalam hal-hal : 1.



perincian penanaman modal.



2.



perincian bioaya produksi atau modal kerja.



3.



penentuan harga pokok, harga jual dan harga pasar.



4.



perkiraan penerimaan per satuan waktu.



5.



aliran anggaran tunai (Cash Flow Budget) secara terperinci untuk sepanjang masa kegitan kerja, sehingga dapat ditentukan hal-hal berikut :



5.2.2



a.



perbandingan biaya hasil (Benefit Cost Ratio)



b.



laju pengambilan ( Rate Of Return)



c.



jadwal dan besar pengambilan modal



d.



bunga pinjaman penenaman modal dan modal kerja.



e.



Pajak



f.



Proyeksi laba rugi



6.



analisa titik pulang pokok (break even point).



7.



analisa penyusutan.



8.



analisa pemasaran.



9.



saingan usaha.



10.



system promosi dan distribusi.



11.



lindungan pemerintah terhadap barang jadi.



12.



penampilan barang jadi.



studi kelayakan teknis pada umumnya studi kelayakan teknis terdiri dari tinjauan pelaksanaan secara teknis, antara lain dalam hal-hal : 1.



system pengelolaan dan organisasi.



2.



system informasi.



5.2.3



3.



analisa tenaga kerja.



4.



analisa system operasi, terhadap kerja dan strategi.



5.



peralatan produksi, pembantu dan angkutan.



6.



system pemeliharaan.



7.



jadwal kegiatan.



8.



analisa penyediaan bahan baku, bahan kerja.



9.



analisa pergudangan.



10.



analisa jaringan angkutan.



11.



analisan lingkungan dan sumber.



12.



tata letak.



13.



rahasia proses, sejauh mana harus dirahasiakan.



14.



analisa pembuangan dan penanganan sisa proses.



15.



sumber tenaga penggerak.



studi kelayakan modal. Pada umumnya studi kelayakan terdiri dari tinjauan mengenai kemungkinan mendapat modal, antara lain dalam hal-hal : 1.



analisa kekuatan modal organisasi.



2.



jumlah dan nilai kelayakan yang dimiliki.



3.



pihak-pihak kreditur.



4.



laju perkembangan ekonomin organisasi.



5.



analisa persyaratan yang hasrus dipatuhi dan diminta pihak kreditur.



5.2.4



studi kelayakan hukum dan social. Pada umumnya studi kelayakan hukam dan social terdiri dari tinjauan mengenai segi hukum dan social yang dibutuhkan kegiatan kerja, antara lain hal-hal : 1.



kedudukan hukum organisasi.



2.



peraturan, kegiatan dan kebijaksanaan pemerintah yang berlaku.



3.



perincian perizinan yang diperlukan. a.



izin usaha, undang-undang gangguan (110) dan penggunaan tanah.



4.



b.



Izin departemen kehakiman.



c.



Ketetapan wajib pajak.



d.



Izin perdagangan.



e.



Izin perindustrian



f.



Izin depatemen tenaga kerja.



g.



Izin import dan eksport.



h.



Perizinan lain yang sifatnya khusus.



analisa adat istiadat, tradisi dan kebudayaan dan masyarakat sekitar kegiatan kerja.



5.



analisa kehidupan social dan ekonomi masyarakat sekitar kegiatan kerja.



6.



analisa mengenai manfaat kegiatan kerja bagi masyarakat.



5.2.4



Studi kelayakan kegiatan pembangunan. Studi kelayakan terhadap tiap jenis kegiatan kerja agak berbeda-beda, karna tiap kegiatan kerja memepunyai kekhususan tersendiri. Hal-hal penting yang harus dibahas dalam menyusun studi kelayakan kegiatan penambangan, selain hal-hal yang umum, juga harus mencakup hal-hal berikut : 1.



ukuran, bentuk, jenis dan kadar endapan bijih.



2.



jenis, ketebalan, sifat fisis, mekanis, dan sifat kimia dari tanah penutup, endapan bijih dan batuan sekitar endapan.



3.



jumlah dan letak air permukaan dan air tanah.



4.



jenis bahan dan cara penanggulangan dampak lingkungan.



5.



kenaikan temperature dan kebutuhan udara dalam tambang.



6.



jenis pengolahan yang diperlukan.



7.



system penyangga atap.



8.



iklim dan cuaca.



9.



topografi daerah endapan.



10.



Jenis tambang dan teknik penambangan



11.



Perijinan khusus, yaitu surat ijin usaha pertambangan, dan surat



ijin



pembelian,



pengangkutan,



penggunaan bahan peledak.



penyimpanan



dan



5.3. USULAN PROYEK ( PROJEK PROPOSAL ) Usulan proyek adalah usulan kegiatan kerja untuk diketahui dan disetujui pelaksanaannya oleh para pimpinaan organisasi, atau digunqakan untuk pencarian modal. Usulan proyek pada umumnya terdiri dari : 1.



Gambaran umum mengenai kegiatan kerja, antara lain : a.



Latar belakang dan tujuan kegiatan kerja.



b.



Sifat pekerjaan.



c.



Teknik pengerjaan dan peralatan.



d.



Penanaman modal dan modal kerja.



e.



Pemasaran.



f.



Proyeksi laba – rugi.



g.



Struktur organisasi.



2.



Perincian investasi dan modal kerja.



3.



Perkiraan pendapatan per satuan waktu.



4.



Aliran anggaran tunai. Untuk pengajuan kepada pihak kreditur, usulan proyek juga harus



dilengkapi dengan : 1.



Jangka waktu pinjaman yang dikehendaki.



2.



Waktu bebas pengembalian modal dan bunga.



3.



Jaminan atas pinjaman.



4.



Neraca laba – rugi terbaru.



5.



Rekening korang Bank.



6.



Akta pendirian organisasi.



7.



Perijinsn ysng dimiliki.



8.



Rrekomendasi dari instansi yang bersangkutan dengan kegiatan kerja.



9.



Penawaran tak mengikat ( proforma invoice ) peralatan, bahan baku, bahan kerja.



10.



Pengalaman kerja.



5.4.



PENAKSIRAN USULAN PROYEK ( PROJEK APIRASIAL ) Penaksiran usulan proyek adalah proses penaksiran nilai kegiatan kerja



untuk persetujuan pelaksanaan dan pemberian dana pelaksanaan. Penaksiran usulan proyek dilakukan oleh para pimpinan organissasi atau pihak kreditur. Penaksiran oleh pimpinan organisasi bertitik tolak pada pandangan kemungkinan perluasan organisasidan keuntungan yang akan didapat dipandang dari segi waktu, modal dan tingkat kegagalan terendah. Secaraa garis besar penaksiran usulan proyek yang umum dilakukan, terutama oleh pihak kreditur adalah dengan cara: 1.



Pemieriksaan awal secara administrasi.



2.



Pemeriksaan data dalam organisasi.



3.



Pemeriksaan data luar organisasi.



4.



Analisa kridit. a.



Segi hukum.



b.



Segi pegelolaan.



c.



Segi teknis.



d.



Segi ekonomi.



e.



Segi keuntungan.



f.



Segi keberhargaan kridit (credit worthiness )



5.



Keputusan, dasetujui penuh, sebagian atau ditolak.



5.5.



SISTEM PENAMBANGAN Proses pengambilan keputusan telah menetapkan bahwa penambangan



layak dan menguntungkan untuk dilaksanakan. Dasar san arah yang pasti perlu ditetapkan dalm penyusunan program dan rancangan sebagai bagian dari perencanaan, maka perlu terlebih dahulu ditetapkan system panambangan yang akan digunakan. Kegiatan penambangan mengenal 4 jenis tambang, yaitu : 1.



Tambang permukaan. a.



Tambang Alluvial atau tambang placer, yaitu dengan system dulang ( panning ), semprot ( hydraulicking ) dan pengerukan ( dredging ).



b.



Tanbang terbuka, yaitu dengan system jenjang tunggal ( single bench ), jenjang majemuk ( multiple bench ), pengupassan ( strip ) Quarry, peruntuhan lereng ( slope caving ).



2.



Tambang bawah permukaan.



a.



Tambang dengan bukaan tanpa penyangga, yaitu dengan system “open stope”, “Room and pillar”, “sublevel stoping”, “shrinkage stoping”, dan “stull stoping”.



b.



Tambang dengan bukaan berpenyangga, yaitu dengan system “cut and fill stoping”, “square set and fill stoping”, “long wall”,



c.



“shrot wall”, dan “ top slicing”.



Tambang metode runtuh ( caving ). Yaitu dengan system “sublevel caving” dan “blok caving”.



3.



Tambang paduan permukaan dan bawaah permukaan. Tambang jenis ini terbentuk bila keadaan endapan bijih sedemikian rupa sehingga memungkinkan atau terpaksa ditambang dengan menggunakan dua system penambangan secara berurutan atau bersamaan,



tetapi



tetap



menguntungkan.



Salah



satu



penambangan yang termasuk dalam jenis ini adalah



system “GLORY



HOLE”. 4.



Tambang pelarutan bawah tanah ( Underground solution ) Tambang jenis ini terbentuk karena endapan bijih dapat larut dalam media pelarut tertentu, dan lebih menguntungkan dari pada ditambang dengan system yang lain. Penambangan dilakukan dengan system proses “Frash”, “air panas” dan “leacing”,



Penentuan system penambangan antaralain didasarkan pada hasil analisa hal – hal berikut: 1.



2.



3.



4.



5.



Geologi. a.



Sruktur, formasi batuan dan tanah penutup.



b.



Genesa endapan.



c.



Topografi.



Endapan. a.



Bentuk, jenis, letak dan ukuran.



b.



Kadar, jumlah bahan galian.



c.



Batas ekonomis.



Hydrologi. a.



Letak dan jumlah air tanah dan permukaan.



b.



Cuaca dan iklim.



c.



Sistem penirisan.



Sifat fisis, mekanis dan kimia. a.



Bijih.



b.



Batuan dan tanah sekitar.



Ekonomi. a.



Harga pasar.



b.



BIaya produksi.



c.



Modal.



d.



Nilai endapan.



e. 6.



Kadar ekonomis.



Teknis. a.



Perbandingan pengupasan tanah atas ( striping ratio ) dan perbandingan pengupassan impas tanah atas ( Break even striping ratio ).



7.



8.



b.



Perkembangan teknologi peralatan.



c.



Prasarana penunjang operasi.



d.



Penggalian dan “recovery” tambang



e.



Pengangkutan.



f.



Penyanggan atap.



g.



Sirkulasi udara tambang.



Produksi. a.



Kecepatan produksi yang ditetapkan.



b.



Kecepatan pengupasan tanah penutup terhadap produksi.



c.



Kecepatan produksi terhadap bentuk dan ukuran endapan.



d.



Perijinan dan peraturan pemerintah.



Keselamatan kerja a.



Segi keruntuhan dan kemantapan lereng.



b.



Segi gas dan debu berbahaya.



c.



Segi keselamatan pekerja.



PERANCANGAN PENAMBANGAN



Rencana produksi Semua perusahaan tambang merencanakan beroperasi dengan tingkat produksi batubara yang tinggi pertahun. Produksi tahun pertama bisanya lebih kecil dari tahun – tahun berikutnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada tahun awal penambangan selain kegiatan penambangan juga diperlukan berbagai kegiatan lainnya, seperti persiapan permuka kerja, pembuatan jalan ke outside dump, dan sebagainya. Rencana produksi untuk setiap tahun memperhatikan pengaruh curah hujan terhadap produksi batubara. Renacana produksi bertahap, seperti yang telah dibahas sebelumnya, dari rencana produksi tersebut dijadikan panduan untuk menentukan batas kemajuan penambangan setiap tahun.



Kriteria penambangan Kriteria panambang pada umumnya dapat dipengaruhi oleh beberapa factor berikut : 



Faktor struktur geologi







Faktor geoteknik







Faktor Hydrologi dan Hydrogeologi







Data dan asumsi dalam perhitungan : -



Waktu kerja



-



Sifat fisik material



-



Efesiensi kerja peralatan



Rancangan penambangan 1)



Permuka Kerja penambangan Permuka kerja penambangan adalah medan kerja dimana kegiatan penambangan / penggalian batubara sedang berlangsung. Satu permuka kerja membutuhkan satu armada peralatan tambang yang terdiri dari satu unit alat gali – muat dengan beberapa unit alat angkut dan satu unit alat garu – dorong. Dlam satu pit penambangan mungkin terdapat sastu atau lebih permuka kerja. Jika pit cukup luas dan dengan alas an kebutuhan produksi maka beberapa permukerja dapat beroprasi secara bersamaan. Banyaknya permuka kerja yangharus beroprasi dalam penambangan ditentukan oleh jumlah aarmada peralatan batubara yangdibutuhkan berdasarkan target produksi.



2)



Batas penambangan Faktor – factor yang mempengaruhi batas tambang terbuka adalah batas kuasa pertambangan ( KP ) eksplorasi, penyebaran lapisan batubara,



dimensi lereng yang aman, rencana produksi, nisba kupas, aliran sungai dan jalan Negara yang melewati tambang tersebut. Penentuan batas lereng akhir tambang juga mengacu pada nisba kupas dan dimensi mksimum lerng yang aman berdassarkan rekomendasi kajian geoteknik. Rencana produksi akan menentukan batas pit yang akan ditamaang setiap tahun dengan nisba kupas tertentu. Batas penambang setiap semester / tahun baik kearah lateral ( kuas bukaan tambang ) maupun vertical ( posisi lantai tambang )diwujudkan dalam peta kemajuan tambang tiap tahun. 3)



Arah dan urutan penambanagn Arah kemajuan penambangan adalah dari daerah singkapan kearah tegak lurus jurus lapisan batubara sampai lereng akhir penambangan, kemudian bergerak maju kedaerah penambangan tahun berikutnya mengikuti penyebaran lapisan batubara. Pemilihan urutan – urutan penambangan terutama didasarkan pada pertimbangan teknis operasional serta cadangan yang ada.



4)



Kegiatan penambangan Penambangan



batubara



biassanya



dilakukan



dengan



siklus



konvensional, yaitu menggunakan kombinakan kombinasi peralata Shovel / back hoe, dan truk jungkit serta Bull dozer. Metode ini mempunyai fleksibilitas dam selektifitas dalam penggalian, serta ketersediaan alat, baik jenis maupun ukuran dipasaran Operasi



penambangan



setiap



tahunnya



terdiri



dari



kegiatan



pembersihan lahan yang dilaksanakan terlebihdahula kemudian diikuti penggalian / pemberaian, pemuatan dan pengangkutan yang dilaksanakan dalam waktu bersamaan. Artinya, sementara kegiatan pembersihan lahan terus berlangsung dan lahan yang telah dibersikan cukup luas dan aman untuk tempat kerja alat gali maka kegiatan penggalian / pemberaiaan dapat segeras dimulai. Kegiatan ini diikuti dengan kegiatan pemuatan dan pengangkutan, baik untuk batubara maupun lapisan penutup. 5)



Pembersihan lahan Untuk menyediakan tempat kerja bagi alat gali – muat dan alat angkut perlu dilakukan pembersihan lahan. Pembersihan lahan ini dilakukan terhadap vegetasi ( pohon – pohon ) yang terdapat disekitar lokasi penambangan dengan menggunakan bulldozer.



6)



Penanganan tanah pucuk Pertimbangan penanaman kembali daerah bekas tambang untuk mengurangi kerusakan tambang ( reklamasi ) memerlukan suatu strategi untuk penanganan tanah pucuk. Tanah pucuk ini akan disebar pada lapisan teratas dari tumpukan lapisan penutup, baik dilokasi Outside dump maupun dilokasi backfilling. Tanah pucuk akan dikupas dan dimuat kedalam truk jungkit dengan menggunakan alat muat kemudian diangkut kelokasi penimbunan dan langsung disebar diatas timbunan lapisan penutup, kecuali pada awal penambangan karena belum ada timbunan lapisan penutup maka tanah pucuk akan ditumpuk dekat lokasi outside dump, sebelum disebar diatas timbunan lapisan penutup.



7)



Penggalian/pemberaian, pemuatan dan pengangkutan lapisan penutup Seperti



telah



diuraikan



sebelumnya,



teknik



penggalian



yang



direkomendasikan adalah : -



Penggalian bebas untuk tanah pucuk



-



Penggaruan untuk batubara, madstone, sebagian sandstone dan siltstone.



-



Peledakan unt7uk sebagian batuan keras, bila ada.



Oleh sebab itu penanganan lapisan penutup ( over burden dan inter burden ) akan dilakukan dengan cara sbb : -



pemggalian / pemberaian



-



pemuatan pemutan lapisan tanah penutup kedalam alat angkut baik dari hasil penggaruan maupun dari hasil peledakan adalah menggunakan alat muat



-



Pengangkutan Pengangkutan tanah penutup kelokasi penimbunan adalah menggunakan truk jungkit.



8.



Penggalian / pemberaian, pemuatanbatubara Pada umumnya penanganan lapisan batubara akan dilakukan dengan cara sbb : -



penggaruan



-



penggaruan batubara dengan menggunakan bulldozer yang dapat dilengkapi dengan single / double shank ripper.



-



Pemuatan



-



Pemuatan batubara kedalam alat angkut menggunakan alat muat.



-



Pengangkutan



-



Pengangkutan lapisan batubara ke ROM stockfile menggunakan truk jungkit ( rigid truk ).



9.



Jalan tambang Yang



dimaksud



dengan



jalan



tambang



adalah



jalan



yang



menghubungkan permuka kerja dengan lokasi ROM stockfile dan lokasi penimbunan lapisan penutup. Jalan tambang disiapkan untuk dua jalur pengangkutan truk jungkit. 10. Perencanaan penimbunan tanah penutup Dalam perencanaan penimbunan lapisan penutup, penimbunan dilakukan dilokasi outside dump hanya akan dilaksanakan sampai tersedianya daerah bekas penambangan yang cukup luas untuk dapat melaksanakan backfilling. Cara seperti ini selain mengurangi biaya produksi ( karena jarak uangkut lapisan penutup berkurang ) juga mengurangi kerusakan lingkungan akibat bekas penambangan. Dengan backfilling lubang – lubang bekas tambang diisi kembali sehingga persiapan pelaksanaan reklamasi dapat segera berjalan. Untuk keperluan pit ini telah dipilih lokasi timbunan.



Faktor – factor yang mempengaruhi lokasi penimbunan tanah adalah sbb : -



Jarak yang tidak terlalu jauh dari permuka kerja tambang



-



Tidak ada cadangan batubara yang dipilih



-



Tidak mengganggu daerah yang akan ditambang



-



Topografi permukaan berupa lembah. Untuk menjaga agar lereng timbunan tetap aman, perancangan



penimbunan tanah diluar pit maupun backfilling selalu mengikuti dimensi timbunan yang direkomendasikan oleh kajian geoteknik. 11.



Kebutuhan peralatan Kebutuhan alat – alat tanbang dihitung dengan cara membagi target produksi perjam dengan produktifitas alat perjam. Target produksi perjam didapatkan dengan cara membagi target produksi pertahun dengan jumlah jam kerja. Peralatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi peralatan tambang utama dan peralatan penunjang.



PERENCANAAN TAMBANG BATUBARA 1. Penaksiran Cadangan Penaksiran cadangan merupakan salah satu tugas terpenting dan berat tanggung jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan karena keputusan – keputusan teknis amat tergantng padanya. Model cadangan yang dibuat adalah pendekatan dari cadangan nyata berdasarkan data atau informasi yang tersedia dan masih mengandung ketidakpastian. Ada beberapa hal yang mendasari sehingga penaksiran cadangan dianggap penting , antara lain : a. Penaksiran cadangan memberikan taksiran dari kuantitas ( Tonase ) dan kualitas ( kadar dan lain – lain ) dari cadangan. b. Penaksiran cadangan memberikan perkiraan 3 dimensi dari cadangan serta distribusi ruang ( Spatial ) dari nilainya. Hali ini penting untuk menentukan urutan atau tahapan penambangannya yang pada gilirannya akan mempengaruhi pemilihan peralatan dan Net Present Value ( NPV ) dari tambang . c.Jumlah cadangan menentukan umur tambang. Hal ini penting dalam perancangan pabrik pengolahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya. d. Batas – batas kegiatan penambangan ( Pit Limit ) dibuat berdasarkan taksiran cadangan. Faktor ini harus duperhatikan dalam menentukan lokasi pembuangan tanah ( Lapisan Penutup ), dan tailing ( Waste Dump dan tailing impoundment ), pabrik pengolahan bijih bengkel dan fasilitas lainnya.



Syarat-syarat untuk dapat melaksanakan penaksiran cadangan suatu daerah penambangang , antara lain : 1. Suatu taksiran cadangan harus mencerminkan kondisi geologi dan karakter atau sifat dari minieralisasi. 2. Model cadangan yang akan digunakan untuk perencanaan tambang harus konsisten dengan metode penambangan dan teknik perencanaan tambang yang akan diterapkan. 3. Taksiran yang baik harus didasarkan pada data factual yang diolah atau diperlakukan secara objektif. 4. Metode penaksiran yang digunakan harus memberikan hasil yang dapat diuji ulang atau diverifikasi. Tahap pertama setelah penaksiran cadangan selesai



dilakukan pemeriksaan atau



mengecek taksiran kadar blok atau unit penambangan terkecil.Hal ini dilakukan dengan menggunakan data pemboran ( komposit data Assai ) yang disekitarnya .Setelah penambangan dimulai , taksiran kadar dari model cadangan harus dicek ulang dengan kadar dan tonase hasil penambangan yang sesungguhnya.



2. METODE PENAKSIRAN CADANGAN Prinsip utama dalam penaksiran cadangan adalah bagaimana mendapatkan suatu nilai pengganti terbaik dari sejumlah percontoh yang diambil dari suatu badan mineral.Secara lebih spesifik kita ingin menaksir kadar pada suatu lokasi dimana kita



tidak memiliki data dengan menggunakan sejumlah percontoh yang letaknya dekat dengan lokasi tersebut. Ada berbagi metode untuk menghitung cadangan sesuai dengan kondisi geologi dan mineralogy endapan. Berbagai metode tersebut telah dikembangakan dari metode konfensioinal ( klasik ) yang manual sampai metode geostatistik dengan computer.Metode geostatistik penjelasan secara rinci tidak akan dibahas dalam kesempatan ini . Untuk memilih salah satu diantara metode diperlukan beberapa pertimbangan yaitu geologi analisis cadangan , tujuan perhitungan cadangan system penambangan prinsip –prinsip dari interpretasi dan eksplorasi yang dipakai.Metode tertentu lebih sesuai dipakai untuk endapan dengan bentuk geometrid an distribusi kadar yang tertentu pula.Endapan dengan bentuk geometri kompleks dan distribusi kadar yang tinggi akan lebih cocok bila dihitung dengan metode kriging.Untuk endapan dengan bentuk geometri dengan distribusi kadar atau koefisien fariasi rendah akan lebih efektif dihitung dengan metode penampang yang sederhana. Metode – metode konfensional yang digunakan untuk perhitungan cadangan adalah sbb: 1.Menurut G.Popov: Metode rata-rata factor dan luas a.Metode analog b.Metode blok-blok persegi Metode blok –blok penambangan



a.blok terbuka pada empat sisi pekerjaan bawah tanah b.blok terbuka pada tiga sisi pekerjaan bawah tanah c.blok terbuka pada dua sisi pekerjaan bawah tanah d. blok terbuka pada satu level dan perpotongan pada kedalaman pemboran. Metode Cross Section a.Metode standar b.Metode Linear c.Metode Isoline Metode Analitik a.Metode Triangle ( segitiga ) b.Metode Poligon - Penyebaran lubang bor tidak teratur - Penyebaran lubang bor teratur * Jaringan kerja bujur sangkar * Grid papan catur 2. Menurut Park adalah : Reguler a.Included Area b.Excluded Area c.Semi Reguler Irreguler a.Area offinfluence



b.Triangle Grouping c.Cross - section Berikut uraian mengenai beberapa metode yang biasa diaplikasikan:



1) Metode Penampang Melintang Penampang melintang disusun dari kombinasi antara peta garis singkapan ( Cropline ) batu-bara dengan data pemboran ( logbor ) . Penampang melintang per seam disusun dengan melakukan interpolasi antar data lapisan ( seam ) pada setiap titik bor yang berdekatan. Garis penampang melintang sebaiknya selalu diusahakan tegak lurus jurus garis singkapan batubara. Penampang seam berguna untuk memudahkan perhitungan sumberdaya sekaligus cadangan batubara salah satunya dengan menggunakan rumus mean area. Data tersebut juga dapat digunakan untuk menghitung cadangan tertambang dengan memasukkan asumsi sudut lereng ke dalamnya. Cadangan dihitung berdasarkan luas daerah batas seam penampang yang bersebelahan.Volume cadangan yang dihitung adalah volume antara dua penampang yang bersebelahan .Perhitungan dilakukan denga menggunakan rumus mean area. V = L / 2 (S1 + S2) Keterangan ; V = Volume darerah yang ditaksir ( m3 ) L = Jarak antara penampang ( m ) S = Luas daerah penampang batubara pertama dan kedua ( ton / m3 )



Selain menggunakan rumus mean area, perhitungan juga ini dapat dilakukan menggunakan rumus kerucut terpancung, rumus prismamoida dan rumus obelisk.



Faktor



tonase



biasanya



diperoleh



dari



masing-masing



material



secara



empiric.Kemudian tonase untuk masing-masing penampang dijumlahkan untuk memberikan gambaran total tonase ca jangan batubara .Pemakaian akhir untuk kualitas batubara diperoleh dengan menghitung nilai rata-rata tertimbang (weighted average) untuk masing-masing seam atau area perhitungan .



2) Metode Penampang Horizontal



Walaupun metode penampang vertical telah banyak digunakan untuk penaksiran cadangan biji pada masa lalu, sekarang metode ini telah banyak digantikan oleh teknik-teknik berdasar pada penggunaan penampang horizontal.



Metode penampang horizontal pada dasarnya melakukan perhitungan volume berdasarkan luas daerah juga. Nilai-nilai evaluasi yang diperoleh dari data pemboran dikorelasikan secara horizontal membentuk permukaan lapisan menggunakan prinsip tringulasi atau daerah pengaruh.Kemudian permukaan ini dihitung luasnya, dan luas permukaan dikalikan dengan reata-rata ketebalan lapisan untuk memperoleh volume seam yang diinginkan.



3) Metode Triangular Metode triangular adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mnghitung cadangan batubara. Di metode triangular,masing-masing titik batas material pada lubang



bor dijadikan ujung sebuah segitiga sehingga akan dihasilkan suatu



permukaan yang terdiri dari gabungan segitiga-segitiga dan dihasilkan seam barupa prisma-prisma segitiga yang terdiri dari dua buah segitiga yang sejajar dengan jarak vertikal sebesar ketebalan lapisan. Jika prisma segitiga yang terbentuk memiliki ketebalan yang tetap, maka volumenya akan sama dengan luas daerah dikalikan dengan ketebalan, dan untuk memperoleh tonnase, maka dikenakanlah factor tonase yang sesuai. 4) Metode Poligon Metode polygon merupakan metode penaksiran yang konversional. Metode ini umumnya diterapkan pada endapan-endapan yang relative homogen dan mempunyai geometri sederhana. Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai contoh yang berada ditengah-tengah polygon sehingga metode ini sering disebut metode polygon daerah pengaruh (area of influence).Dearah pengaruh dibuat dengan membagi yang selalu sama dengan jarak batas pusat polygon disebelahnya .Di dalam polygon, kadar di asumsikan konstan dan sama dengan kadar pada lubangbbor didalamnya,. Dalam



kerangka model blok,dikenal jenis penaksiran jarak titik terdekat (rule of nearest point ), yaitu nilai hasil penaksiran hanya dipengaruhi oleh nilai sample terdekat. 5) Menurut US Geologycal Survey ,1980 Perhitungan sumber daya batubara dilakukan berdasarkan berat batuan per unit volume ,luas daerah yang melingkupi sumber daya yang akan dihitung , dan rata-rata ketebalan seam. Metode ini dianggap sesuai untuk diterapkan dalam perhitungan sumberdaya batubara yang



berbentuk



tabular



dengan



ketebalan



dan



kemiringan



yang



relative



konsisten.Prosedur perhitungan dalam USGS adalah dengan membuat lingkaran – lingkaran ( setengah lingkaran ) pada setiap titik informasi endapan batubara ,yaitu singkapan batubara dari lokasi pemboran. Untuk batubara dengan kemiringan kurang dari 30 derajat , daerah dalam radius lingkaran 0-400 m adalah untuk perhitungan sumberdaya terukur dan daerah radius 400 – 1200 m adalah untuk sumberdaya terunjuk .sedangkan untuk batubara dengan kemiringan lebih dari 30 derajat , radius lingkaran –lingkaran dicari harga proyeksinya ke permukaan terlebih dahulu.Tonase batubara diperkirakan dengan rumus sebagai berikut : A X B X C = Tonase batubara Keterangan :



A = Rata –rata ketebalan seam (m) B = berat batu bara per unit volume yang sesuai (ton/m2) C = luas daerah dasar batubara (m2) 6) Model Grided Seam ( Model Blok Strstigrafi ) Dasar aplikasi teknik – teknik computer untuk penaksirandan kadar adalah membagibagi cebakan dan memvisualisasikan cebakan sebagai kumpulan blok – blok , kemudian blok – blok inilah yang akan diamati untuk memperkirakan tonase dan kadar. Untuk pemodelan batubara dan cebakan –cebakan berlapis yang memiliki penyebaran lateral biasanya digunakan model Grided Seam. Secara lateral endapan batubara dan daerah sekitarnya dibagi menjadi sel-sel yang teratur ,dengan lebar dan panjang tertentu Adapun dimensi vertikalnya tidak dikaitkan dengan tinggi jenjang tersebut,melainkan dengan unit stratigrafi dari cebakan yang bersangkutan. Pemodelan dilakukan dalam bentuk puncak,dasar ,dan ketebalan dari unit stratigrafi.Kadar dari berbagai bahan galian atau variable dimodelkan untuk setiap lapisan. Dalam melakukan perhitungan cadangan , parameter – parameter yang penting adalah a.Ketebalan dan luas b.Kadar dan bijih c.Berat jenis bijih.



3. KONSEP PENAMBANGAN Dalam merencanakan suatu tambang batubara perlu pemahaman mengenai konsep penambangan dan perancangan Penambangan yang benar mengenai suatu tambang terbuka batubaara.Hal ini menjadi penting karena penataan lahan bekas tambang seharusnya menjadi bagian perencanaan tambang. Pemilihan Daerah Penambangan Pemilihan Daerah Penambangan tentunya harus didasarkan pada hasil kajian geologi tambang akan diperoleh daerah penambangan tersebut.Beberapa factor yang menyebabkan suatu daerah dapat dikategorikan potensial adalah : -



Penyebaran batubara yang merata



-



Jumlah cadangan yang besar



-



Lapisan batubara yang tebal



-



Kualitas batubara yang baik



-



Perhitungan



cadangan



tertambang



pada



daerah



tambang



dapat



menghasilkan nisbah kupas yang bervariasi. Besarnya nisbah kupas pada tambang –tambagng lain disebabkan antara lain kondisi toipografi dan hilangnya lapisan batubara pada daerah tersebut



-



Oleh karena itu maka daerah yang mempunyai niosbah kupas > 12 : 1 dianggap tidak ekonomis untuk ditambang saat ini . Lapisan penutup diatas lapisan batubara maupun antara lain lapisan batubara pada ummnya terdiri dari siltstone , Mud stone kadang –kadang dengan sisipan Shally Coal dan sandstone



-



Kemiringan lapisan batubra berkisar antara 8 – 35 derajat.



Tahapan Penambangan Dua pendekatan perancangan tambang terbuka : -



Mempertimbangkan persoalan tahapan pemindahan material perblok untuk memenuhi produksi.



-



Mempertimbangkan material yang berhubungan sangat erat dengan peralatan yang digunakan



Pada tambang terbuka daerah penambangan cukup luas sehingga memungkinkan pemakaian alat – alat yang besar. Dalam pemilihan metode penambangan perlu duperhatikan pertimbangan teknis yang didasarkan atas : -



Faktor geografi dan geologi



-



Lokasi : Penentuan pemakaian alat pertambangan



-



Curah hujan , temperature , iklim , dan ketinggian akan berpengaruh produktivitas alat



-



Faktor geologi yang berpengaruh seperti : keadaan permukaan , jumlah lapisan batubara , kemiringan batubara , dan ketebalan tanah penutup



-



Ukuran dan distribusi lapisan batubara



-



Ketersediaan peralatan dan kesesuaian dengan peralatan yang lain.



-



Geoteknik



-



Umur tambang



-



Produksi



-



Sistem penambangan Batubara



Kegiatan –kegiatan dalam tambang batubara : -



Persiapan daerah penambangan



-



Pemboran dan peledakan atau penggaruan



-



Pengupasan dan pembuangan tanah penutup



-



Pemuatan dan pembuangan tanah penutup



-



Reklamasi



-



Teknik penambangan pada umumnya sangat dipengaruhi pada kondisi geologi dan topografi daerah yang akan ditambang



Kegiatan penambang selalu menumbulkan pengaruh terhadap lingkungan oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatan penambangan harus mengetahui / mengerti akibat – akibat yang mungkin akan ditimbuljkan dari kegiatan – kegiatan tersebut , sehingga dapat diusahakan dampak negative yang sekecil mungkin.contoh jenis peralatan tambang dan peralatan Bantu utama yang akan diguanakan dalam system penambangan seperti yang telah diuraiakn di atas adalah terlihat seperti pada table 12.1.



Cadangan tertambang



Seperti telah di jelaskan dalam kajian geologi tambang, perhitungan cadangan tertambang dilakukan dengan metode penampang atau metode lainnya. Strategi penambangan Perencanaan penambangan pada daerah tambang pada umumnya dilakukan dengan batasan nisba kupas.



PERANCANGAN PENAMBANGAN Rencana produksi Semua perusahaan tambang merencanakan beroperasi dengan tingkat produksi batubara yang tinggi pertahun. Produksi tahun pertama bisanya lebih kecil dari tahun – tahun berikutnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada tahun awal penambangan selain kegiatan penambangan juga diperlukan berbagai kegiatan lainnya, seperti persiapan permuka kerja, pembuatan jalan ke outside dump, dan sebagainya. Rencana produksi untuk setiap tahun memperhatikan pengaruh curah hujan terhadap produksi batubara. Renacana produksi bertahap, seperti yang telah dibahas sebelumnya, dari rencana produksi tersebut dijadikan panduan untuk menentukan batas kemajuan penambangan setiap tahun. Kriteria penambangan Kriteria panambang pada umumnya dapat dipengaruhi oleh beberapa factor berikut : 



Faktor struktur geologi







Faktor geoteknik







Faktor Hydrologi dan Hydrogeologi







Data dan asumsi dalam perhitungan :



-



Waktu kerja



-



Sifat fisik material



-



Efesiensi kerja peralatan



Rancangan penambangan 1)



Permuka Kerja penambangan



Permuka kerja penambangan adalah medan kerja dimana kegiatan penambangan / penggalian batubara sedang berlangsung. Satu permuka kerja membutuhkan satu armada peralatan tambang yang terdiri dari satu unit alat gali – muat dengan beberapa unit alat angkut dan satu unit alat garu – dorong. Dlam satu pit penambangan mungkin terdapat sastu atau lebih permuka kerja. Jika pit cukup luas dan dengan alas an kebutuhan produksi maka beberapa permukerja dapat beroprasi secara bersamaan. Banyaknya permuka kerja yangharus beroprasi dalam penambangan ditentukan oleh jumlah aarmada peralatan batubara yangdibutuhkan berdasarkan target produksi. 2)



Batas penambangan



Faktor – factor yang mempengaruhi batas tambang terbuka adalah batas kuasa pertambangan ( KP ) eksplorasi, penyebaran lapisan batubara, dimensi lereng yang



aman, rencana produksi, nisba kupas, aliran sungai dan jalan Negara yang melewati tambang tersebut. Penentuan batas lereng akhir tambang juga mengacu pada nisba kupas dan dimensi mksimum lerng yang aman berdassarkan rekomendasi kajian geoteknik. Rencana produksi akan menentukan batas pit yang akan ditamaang setiap tahun dengan nisba kupas tertentu. Batas penambang setiap semester / tahun baik kearah lateral ( kuas bukaan tambang ) maupun vertical ( posisi lantai tambang )diwujudkan dalam peta kemajuan tambang tiap tahun. 3)



Arah dan urutan penambanagn



Arah kemajuan penambangan adalah dari daerah singkapan kearah tegak lurus jurus lapisan batubara sampai lereng akhir penambangan, kemudian bergerak maju kedaerah penambangan tahun berikutnya mengikuti penyebaran lapisan batubara. Pemilihan urutan – urutan penambangan terutama didasarkan pada pertimbangan teknis operasional serta cadangan yang ada. 4)



Kegiatan penambangan



Penambangan batubara biassanya dilakukan dengan siklus konvensional, yaitu menggunakan kombinakan kombinasi peralata Shovel / back hoe, dan truk jungkit



serta Bull dozer. Metode ini mempunyai fleksibilitas dam selektifitas dalam penggalian, serta ketersediaan alat, baik jenis maupun ukuran dipasaran Operasi penambangan setiap tahunnya terdiri dari kegiatan pembersihan lahan yang dilaksanakan terlebihdahula kemudian diikuti penggalian / pemberaian, pemuatan dan pengangkutan yang dilaksanakan dalam waktu bersamaan. Artinya, sementara kegiatan pembersihan lahan terus berlangsung dan lahan yang telah dibersikan cukup luas dan aman untuk tempat kerja alat gali maka kegiatan penggalian / pemberaiaan dapat segeras dimulai. Kegiatan ini diikuti dengan kegiatan pemuatan dan pengangkutan, baik untuk batubara maupun lapisan penutup. 5)



Pembersihan lahan



Untuk menyediakan tempat kerja bagi alat gali – muat dan alat angkut perlu dilakukan pembersihan lahan. Pembersihan lahan ini dilakukan terhadap vegetasi ( pohon – pohon ) yang terdapat disekitar lokasi penambangan dengan menggunakan bulldozer. 6)



Penanganan tanah pucuk



Pertimbangan penanaman kembali daerah bekas tambang untuk mengurangi kerusakan tambang ( reklamasi ) memerlukan suatu strategi untuk penanganan tanah pucuk. Tanah pucuk ini akan disebar pada lapisan teratas dari tumpukan lapisan penutup, baik dilokasi Outside dump maupun dilokasi backfilling.



Tanah pucuk akan dikupas dan dimuat kedalam truk jungkit dengan menggunakan alat muat kemudian diangkut kelokasi penimbunan dan langsung disebar diatas timbunan lapisan penutup, kecuali pada awal penambangan karena belum ada timbunan lapisan penutup maka tanah pucuk akan ditumpuk dekat lokasi outside dump, sebelum disebar diatas timbunan lapisan penutup. 7)



Penggalian/pemberaian, pemuatan dan pengangkutan lapisan penutup



Seperti telah diuraikan sebelumnya, teknik penggalian yang direkomendasikan adalah : -



Penggalian bebas untuk tanah pucuk



-



Penggaruan untuk batubara, madstone, sebagian sandstone dan siltstone.



-



Peledakan unt7uk sebagian batuan keras, bila ada.



Oleh sebab itu penanganan lapisan penutup ( over burden dan inter burden ) akan dilakukan dengan cara sbb : -



pemggalian / pemberaian



-



pemuatan pemutan lapisan tanah penutup kedalam alat angkut baik dari hasil penggaruan maupun dari hasil peledakan adalah menggunakan alat muat



-



Pengangkutan Pengangkutan tanah penutup kelokasi penimbunan adalah menggunakan truk jungkit.



8.



Penggalian / pemberaian, pemuatanbatubara Pada umumnya penanganan lapisan batubara akan dilakukan dengan cara sbb: -



penggaruan



-



penggaruan batubara dengan menggunakan bulldozer yang dapat dilengkapi dengan single / double shank ripper.



-



Pemuatan



-



Pemuatan batubara kedalam alat angkut menggunakan alat muat.



-



Pengangkutan



-



Pengangkutan lapisan batubara ke ROM stockfile menggunakan truk jungkit ( rigid truk ).



11.



Jalan tambang



Yang dimaksud dengan jalan tambang adalah jalan yang menghubungkan permuka kerja dengan lokasi ROM stockfile dan lokasi penimbunan lapisan penutup. Jalan tambang disiapkan untuk dua jalur pengangkutan truk jungkit.



10.



Perencanaan penimbunan tanah penutup



Dalam perencanaan penimbunan lapisan penutup, penimbunan dilakukan dilokasi outside dump hanya akan dilaksanakan sampai tersedianya daerah bekas penambangan yang cukup luas untuk dapat melaksanakan backfilling. Cara seperti ini selain mengurangi biaya produksi ( karena jarak uangkut lapisan penutup berkurang ) juga mengurangi kerusakan lingkungan akibat bekas penambangan. Dengan backfilling lubang – lubang bekas tambang diisi kembali sehingga persiapan pelaksanaan reklamasi dapat segera berjalan. Untuk keperluan pit ini telah dipilih lokasi timbunan. Faktor – factor yang mempengaruhi lokasi penimbunan tanah adalah sbb : -



Jarak yang tidak terlalu jauh dari permuka kerja tambang



-



Tidak ada cadangan batubara yang dipilih



-



Tidak mengganggu daerah yang akan ditambang



-



Topografi permukaan berupa lembah.



Untuk menjaga agar lereng timbunan tetap aman, perancangan penimbunan tanah diluar



pit



maupun



backfilling



selalu



direkomendasikan oleh kajian geoteknik.



mengikuti



dimensi



timbunan



yang



11.



Kebutuhan peralatan



Kebutuhan alat – alat tanbang dihitung dengan cara membagi target produksi perjam dengan produktifitas alat perjam. Target produksi perjam didapatkan dengan cara membagi target produksi pertahun dengan jumlah jam kerja. Peralatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi peralatan tambang utama dan peralatan penunjang.